Anda di halaman 1dari 21

TUGAS ASUHAN GIZI III

KASUS 3
“PAGT PADA PASIEN HIV DENGAN KOMPLIKASI STOMATITIS DAN
SUSPECT TB PARU”

Dosen Pengampu :

Choirun Nissa, S.Gz, M.Gz


Deny Yudi Fitranti, S.Gz, M.Si
dr. Etisa Adi Murbawani, M.Si, Sp,GK

Disusun oleh :

Disusun Oleh :

Zahrotin Nisa’ (22030116120040)

PROGRAM STUDI S-1 ILMU GIZI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2018
BAB I
LATAR BELAKANG

Gambaran Kasus
Nama Pasien : Ny. SU
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 39 Tahun
Tinggi Badan : 156 cm
Berat Badan : 55 kg
Nadi : 75 x/menit
Tekanan Darah : 76/52 mmHg
Respiratory Rate : 111 x/menit
Suhu : 36,60 C
Keluhan : Batuk , nyeri telan dan sesak nafas, sariawan di
seluruh mulut dan tenggorokan, dengan kondisi lemah sejak 1 bulan yang lalu
Diagnosa medis : Penyakit HIV (Human Imumunideficiency Virus)
dengan stomatitis dan suspect TB paru.

Ketika awal masuk rumah sakit Ny. SU didiagnosis medis TB paru,


kemudian setelah dilakukan pemeriksaan laboratorium lebih lanjut diketahui
hasil laboratorium sebagai berikut:
Data Nilai Data Nilai
BUN (Ureum) 13,1 mg/dL HCV Negatif
Kreatinin 0,5 mg/dL CD4 Absolut 3 sel/µL
Hemoglobin 10,7 g/dL CD4 % 1,2 %
Hematokrit 31,1 % CD8 Absolut 152 sel/µL
MCV 90,9 fL CD8 % 56,6 %
HbsAg Negatif Rasio CDD4:CD8 0,02
Anti HIV VCT
Gambaran asupan makan sebelum dan sesudah masuk RS :

No Energi Asupan SMRS Asupan MRS


1 Energi 1160,3 kkal 282,3 kkal
2 Lemak 61,2 g 8,4 g
3 Protein 72,5 g 20,2 g
4 Karbohidrat 84,2 g 32 g
5 Serat 14,2 g 2,7 g

Kebiasaan makan Ny. SU 3x sehari dengan komposisi nasi, lauk


nabati (tahu dan tempe), lauk hewani (telur, ayam, daging sapi/kerbau, ikan),
buah (apel, pir, pepaya), sayur (ca brokoli, oseng-oseng sawi, sop), gemar
mengonsumsi susu kental manis dan minum air putih sebanyak 1 liter setiap
harinya, serta membatasi mengonsumsi melon dan semangka karena ada
riwayat tekanan darah rendah. Ny. SU mengalami penurunan nafsu makan
yang mengakibatkan berat badan berkurang 10 kg dalam kurun waktu 1
bulan. Ny. SU mendapat terapi ARV serta infuse RL 20 tpm, dan terapi
oksigen.
B A B II
SKRINING (DATA UMUM)

A. Pemilihan Metode Skrining


Metode skrining yang digunakan adalah NRS (Nutritional Risk
Screening) dikarenakan alat ini memiliki tingkat validasi yang baik dan
cara penggunaan yang sederhana.
B. Pengisian Form Skrining

Skrining gizi awal dengan NRS (Nutritional Risk Screening)


No. Kriteria Jawaban
Apakah IMT < 18,5 atau LLA < 23,5 cm untuk
1. Tidak
wanita dan LLA < 26,1 cm untuk pria ?
Apakah pasien mengalami kehilangan BB dalam
2. Ya
3 bulan terakhir
Apakah asupan makan pasien menurun 1
3. Ya
minggu terakhir ?
Apakah pasien dengan penyakit berat ? (ICU
4. Ya
atau terapi intensif)
Skrining Gizi Lanjut
Skor Status Gizi Keterangan
Absen
(Skor = Status Gizi Normal
0)
Ringan BB turun > 5% dalam 3 bulan terakhir atau
(Skor = asupan makan 50 – 75 % dari kebutuhan normal √
1) seminggu terakhir.
Sedang BB turun > 5% dalam 2 bulan terakhir atau IMT
(Skor = 18,5 – 20,5 atau asupan makan 25 – 50 % dari
2) kebutuhan normal seminggu terakhir.
Berat BB turun > 5% dalam 1 bulan ( > 15 % dalam 3
(Skor = bulan) atau IMT < 18,5 + keadaan umum
3) memburuk atau asupan 0 – 25 % dari kebutuhan
Skrining Lanjut 2
Skor Penyakit Berat ( = Peningkatan Kebutuhan) Keterangan
Absen
(Skor = Kebutuhan Gizi Normal
0)
Ringan Fraktur pinggang, pasien kronis dengan
(Skor = komplikasi akut (sirosis hati, CAPD,
1) hemodialisa kronik, diabetes, kanker).
Sedang
Bedah perut mayor, stroke, pneumonia berat,
(Skor = √
kanker darah.
2)
Berat
Cedera kepala, transplantasi sumsum tulang
(Skor =
belakang, pasien rawat intensif ( APACHE > 10)
3)
Skor Akhir
Skrining Skrining Usia ≥ 70 Total Kesimpulan :
lanjut 1 lanjut 2 Tahun Skor membutuhkan
1 2 - 3 asuhan gizi lebih
Jika usia ≥ 70 Tahun ditambahkan skor 1 Skor ≥ 3 : pasien lanjut karena
berisiko malnutrisi ; skor < 3 : pasien tidak berisiko beresiko
malnutrisi malnutrisi

C. Kesimpulan :
Berdasarkan hasil skrining didapatkan skor skrining Ny.SU adalah 3
sehingga ia memiliki kemungkinan gizi kurang/malnutrisi dan
kemungkinan mengalami penyakit tertentu sehingga membutuhkan
pengkajian lebih lanjut serta membutuhkan terapi gizi segera.
BAB III

ASSESMENT GIZI

A. Pengkajian Antropometri (AD)

Domain Data Keterangan


AD 1.1.1 Tinggi Badan 156 cm -
AD 1.1.2 Berat Badan 55 kg -

Perubahan Berat Badan 10 kg dalam 1 bulan

% Perubahan BB 15% Wasting

AD 1.1.5 IMT 22,6 kg/m2 Normal


Kesimpulan: Berdasarkan data antropometri, Tn. S mengalami wasting.

B. Pengkajian Data Biokimia (BD)

Domain Data Keterangan


BD-1.2.2 Kreatinin 0,5 mg/dL Rendah (0,6-1,1 mg/dL)
BD-1.10.1 Hb 10,7 g/dL Rendah (12-16 g/dL)
BD-1.10.2 Ht 31,1 % Rendah (35-45 %)
BUN (Ureum) 13,1 mg/dL Normal (10 – 50 mg/dL)
MCV 90,9 fL Normal (80-100 fL)
HbsAg Negatif Normal
Anti HIV VCT -
HCV Negatif Normal
CD4 Absolut 3 sel/µL Rendah (493 - 1191 sel/uL)
CD4 % 1,2 % Rendah (36 - 42%)
CD8 Absolut 152 sel/µL Rendah (182 – 785 sel/uL)
CD8 % 56,6 % Tinggi (20 – 43%)
Rasio CDD4:CD8 0,02 Rendah (N>1)
Kesimpulan :
Berdasarkan data biokimia, Ny. SU mengalami gangguan pada imunitas tubuh.
D. Pengkajian Data Klinis/Fisik (PD)

Domain Data Keterangan


PD 1.1.5 Sistem Nyeri telan, Menurunkan nafsu makan
pencernaan sariawan di mulut
dan tenggorokan
Pernapasan Sesak nafas dan Menurunkan nafsu makan
batuk
Ekstrimitas, otot, dan Kondisi lemah Menurunkan nafsu makan
tulang sejak 1 bulan lalu
PD 1.1.9 Tanda-tanda vital

 Nadi  75 x/menit  Normal (60 –80x/mnt)


 Suhu  36,6 0C  Normal (36,5 – 37,5 oC)
 Reapiratory Rate  111 x/menit  Tinggi (16-20 x/menit)
 Tekanan darah  76/52 mmHg  Rendah (120/80 –
150/90 mmHg)
Kesimpulan : Ny. SU mengalami sesak nafas dilihar dari tingginya nilai RR,
dan juga mengalami hipotensi sehingga keadaanya menjadi lemah.

E. Pengkajian Terkait Riwayat Gizi/Makanan (FH)


 Asupan Sebelum Masuk Rumah Sakit

Domain Data Keterangan


FH 1.1.1.1 Total 1160,3 kkal Kurang (44,9 % dari
Asupan Energi kebutuhan energi)
Jenis makanan - Nasi putih
- Tahu dan tempe
- Telur
- Ayam
- Daging sapi/kerbau
- Ikan
- Apel
- Pir
- Pepaya
- Cah brokoli
- Oseng-oseng sawi
- Sop
- Susu kental manis
FH 1.5.1.1 Total 61,2 gram Kurang (53,3 % dari
Lemak kebutuhan energi)
FH 1.5.2.1 Total 72,5 gram Kurang (56,2 % dari
Protein kebutuhan energi)
FH 1.5.3.1 Total 84,2 gram Kurang (32,6 % dari
Karbohidrat kebutuhan energi)
FH 1.5.4.1 Total 14,2 gram Kurang (47,3 % dari
serat kebutuhan energi)
Kesimpulan : Ny. SU mengalami kekurangan asupan total.

 Asupan setelah masuk Rumah Sakit


Domain Data Keterangan
FH 1.1.1.1 Total Kurang (11,8 % dari
282,3 kkal
Energi kebutuhan energi)
FH 1.5.1.1 Total Kurang (7,9% dari kebutuhan
8,4 gram
Lemak energi)
FH 1.5.2.1 Total Kurang (17% dari kebutuhan
20,2 gram
Protein energi)
FH 1.5.3.1 Total Kurang (13,4 % dari
32 gram
Karbohidrat kebutuhan energi)
FH 1.5.4.1 Total
2,7 mg Kurang (9% terpenuhi)
Serat
Kesimpulan : Ny. SU mengalami kekurangan asupan total setelah masuk RS
E. Pengkajian Data Riwayat Pasien (CH)

Domain Data
CH 1.1.1 Usia 39 Tahun
CH 1.1.2 Jenis Kelamin Perempuan
Pekerjaan Buruh tani
Penyakit Penyakit HIV (Human Imumunideficiency
Virus) dengan stomatitis dan suspect TB paru
Pengobatan 1. Riger laktat 20 tpm
2. Terapi ARV
3. Terapi oksigen
Kesimpulan : Ny SU didiagnosis pernyakit HIV dengan komplikasi, keadaan Ny.
SU saat ini masih lemas.

F. Standard Komparasi (CS)

 Rumus yang dipakai : Mifflin


 PERHITUNGAN KEBUTUHAN
 BMR : (10 x BB + 6,25 x TB) – 5 x U – 161
: (10 x 55 + 6,25 x 156) – 5 x 39 – 161
: (550 + 975) – (195 – 161)
: 1525 – 356
: 1.169 kkal
 TEE : BMR x Faktor aktivitas x Faktor stress
: 1.169 x 1,2 x 1,3
: 2.384,8 kkal
 Total KH : (40 % x TEE) : 4
: (40% x 2.384,8) : 4
: 235,5 g
 Total Protein : (20% x TEE) : 4
: (20% x 2.384,8) : 4
: 119,2 g
 Total Lemak : ( 40% x TEE) : 9
: (40% x 2.384,8) : 9
: 106 g
 Perbandingan kecukupan asupan sebelum masuk rumah sakit :
1160,3
1. Total Energi : 2.384,8 𝑥 100

: 44,9%
84,2
2. Total KH : 235,5 𝑥 100

: 32,6%
72,5
3. Total Protein : 𝑥 100
119,2

: 56,1%
61,2
4. Total Lemak : 𝑥 100
106

: 53,3%
 Perbandungan kecukupan asupan setelah masuk rumah sakit :
282,3
1. Total Energi : 2.384,8 𝑥 100

: 11,8%
32
2. Total KH : 235,5 𝑥 100

: 13,4%
20,2
3. Total Protein : 119,2 𝑥 100

: 17%
8,4
4. Total Lemak : 106 𝑥 100 ∶ 7,9 %
BAB IV

DIAGNOSIS GIZI

1. Ketidakcukupan asupan oral ( NI 2.1 ) berkaitan dengan adanya penurunan


nafsu makan akibat nyeri telan, sariawan di seluruh mulut dan tenggorokan,
kondisi tubuh yang lemas pada pasien ditandai dengan adanya penurunan
berat badan pasien sebanyak 10 kg dalam 1 bulan.
2. Peningkatan kebutuhan gizi (NI-5.1) berkaitan dengan adanya infeksi kronis
berupa HIV ditandai dengan penurunan berat badan yang tidak diinginkan ≥
5% dalam 1 bulan.
3. Kesulitan menelan (NC 1.1) berkaitan dengan adanya rasa sesak dan
sariawan di seluruh mulut dan tenggorokan ditandai dengan penurunan nafsu
makan sehingga terjadi penurunan asupan setelah masuk rumah sakit.
4. Perubahan nilai laboratorium terkait gizi (NC-2.2) berkaitan dengan adanya
penyakit HIV dengan komplikasi anemia dan wasting ditandai dengan nilai
hemoglobin, hematokrit, kreatinin, CD4 Absolut, CD4%, CD8 Absolut, CD4 :
CD8 yang tidak normal.
BAB V
INTERVENSI GIZI

A. PERENCANAAN

1. Tujuan
a. Meningkatkan asupan oral (energi, karbohidrat, dan protein)
hingga sesuai dengan kebutuhan dan daya terima pasien.
b. Menjaga status gizi pasien agar tidak semakin memburuk
c. Mengurangi keluhan pasien seperti sesak nafas, nyeri telan, dan
sariawan.
d. Memperbaiki nilai biokimia pasien (hemoglobin, hematokrit,
kreatinin, CD4 Absolut, CD4%, CD8 Absolut, CD4 : CD8)
e. Meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga mengenai diet
yang berhubungan dengan penyakit pasien

2. Peskripsi Diet
a. Rekomendasi kebutuhan energi 1250 kkal, karbohidrat 125
gram, protein 62 gram, lemak 56 gram, cairan sebanyak 2300
ml dan serat 20-30 gram yang diberikan secara bertahap.
b. Jenis Diet : Diet Cair
c. Bentuk makanan : Cair penuh
d. Rute : Oral
e. Frekuensi : 5x/hari
B. IMPLEMENTASI

1. Pemberian diet
 Rekomendasi energi kebutuhan energi 1250 kkal, karbohidrat
125 gram, protein 62 gram, lemak 56 gram, cairan sebanyak
2300 ml dan serat 20-30 gram yang diberikan secara bertahap
 Asupan diberikan dalam bentuk cair penuh sebanyak 5x/hari
 Makananan diberikan secara oral
 Pemberian diet cair penuh :
Waktu Menu Berat
Bubuk Peptamen Dewasa 55 gram
07.00
Air Hangat 250 ml
Bubuk Peptamen Dewasa 55 gram
09.00
Air Hangat 250 ml
Bubuk Peptamen Dewasa 55 gram
11.00 Air Hangat 250 ml

Bubuk Peptamen Dewasa 55 gram


15.00
Air Hangat 250 ml
Bubuk Peptamen Dewasa 55 gram
19.00
Air Hangat 250 ml

Takaran per sajian (55 gram bubuk peptamen dewasa)


Zat Gizi Nilai
Energi 250 kkal
Karbohidrat 31 gram
Protein 8 gram
Lemak 10 gram
Densitas 1 kkal/ml
Osmolaritas 315 mOsm/L
Nilai gizi rekomendasi menu:
Energi Protein Lemak KH
Waktu
(kkal) (gram) (gram (gram)
Kebutuhan (Plan) 1250 62,5 56 125
Rekomendasi Diet 1250 40 40 124
% Rekomendasi 100% 64% 71,43% 99,2%

2. Edukasi
 Memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarga pasien
tentang tujuan, prinsip, dan syarat diet.
 Memberikan penjelasan tentang makanan yang harus dihindari
terkait keluhan yang dialami pasien
 Memberikan informasi mengenai pola makan yang baik untuk
meningkatkan asupan hingga mencukupi kebutuhan pasien.
 Memberikan informasi terkait jenis makanan yang perlu
diberikan dan dihindari pasien terkait penyakit yang diderita
pasien.

3. Konseling
 Pelaksanaan konseling gizi dilakukan dengan melibatkan
keluarga pasien.
 Materi konseling mengenai jenis jenis makanan yang perlu
diberikan dan dihindari terkait keluhan yang dialami pasien.
 Materi konseling terkait cara pengolahan makanan agar mampu
diterima pasien sesuai dengan keadaanya saat ini
 Konseling dilakukan seminggu sekali dengan durasi ± 60
menit.
4. Koordinasi dengan tim kesehatan lain
Ahli gizi berkoordinasi dengan tim kesehatan lain yang ada
di rumah sakit, dengan dokter agar memberikan obat untuk
mengurangi dan menyembukan komplikasi keluhan yang dialami
pasien seperti sesak nafas, dan anemia. Kemudian berkoordinasi
dengan perawat agar membantu pasien dalam mengkonsumsi
makanan yang diberikan oleh pihak RS serta melakukan
pengecekan berkala untuk kondisi pasien, serta berkoordinasi
dengan tim kesehatan yang ada di daerahnya seperti tenaga
kesehatan dari puskesmas dan posyandu beserta kader kesehatan
untuk memberikan penyuluhan dan pendidikan tentang pola hidup
sehat pada penderita HIV/AIDS.
BAB VI

MONITORING DAN EVALUASI

Indikator Target Pelaksanaan Waktu


pemeriksaan
Fisik Keluhan Pembrian zat gizi kepada 1-2 x dalam 1
pasien(nyeri telan, pasien yang dapat hari
sesak nafas, mengurangi sariawan dan
sariawan) sesak nafas pasien.
berkurang
Asupan Peningkatan nafsu Pemberian jenis makanan Setiap kali habis
makan sehingga dengan porsi dan tekstur makan untuk
terjadi peningkatan yang sesuai dengan metode
asupan oral. kondisi pasien kemudian Comstock
dilakukan
Pengukuran asupan
dengan metode comstock
Biokimia Menormalkan nilai Pengecekan lab terjadwal 2x dalam 1
Profil hemoglobin, pada pasien minggu
hematokrit,
kreatinin, CD4
Absolut, CD4%,
CD8 Absolut, CD4
: CD8 pasien
BAB VII
PEMBAHASAAN KASUS

Dari hasil data dan analisis yang diperoleh, diketahui bahwa Ny. SU
berusia 39 tahun di diagnosis medis HIV (Human Imumunideficiency Virus)
dengan stomatitis dan suspect TB paru. Ny. SU mengeluh sesak nafas,
sariaawan, nyeri telan dan kondisinya lemas. Ny SU mengalami penurunan
nafsu makan sehingga menyebabkan penurunan asupan secara drastis dan
mengalami penurunan BB yang tidak diinginkan sejak 1 bulan yang lalu.
Jika ditinjau dari aspek asupan sebelum masuk rumah sakit, pasien
sudah memiliki asupan energi total yang kurang dari kebutuhan, kemudian
setelah masuk rumah sakit terjadi penurunan yang sangat drastis pada
asupan pasien. Pasien mengalami penurunan nafsu makan ditambah keadaan
pasien yang susah menelan, sariawan serta sesak nafas sehingga berakibat
pada penurunan nafsu makan pasien sehingga asupan pada pasien juga
menurun hingga terjadi penurunan BB yang tidak diinginkan pada pasien.
Pasien didiagnosa HIV (Human Imumunideficiency Virus) dengan stomatitis
dan suspect TB paru.
HIV (Human Immunodeficiency Virus) merupakan suatu keadaan
yang mengakibatkan penurunanan fungsi imunitas tubuh, dimana virus HIV
menyerang pusat genetik dari CD4 + atau sel limfosit T-helper yang
merupakan agens utama yang terlibat dalam fungsi perlindungan terhadap
infeksi. Infeksi HIV menyebabkan penuruanan progrseif dari sel CD4 + yang
pada akhirnya mengarah pada imunodefisiensi, penyakit konstitusional,
komplikasi neurologi. Penyebaran virus HIV dapat melalui; darah, sperma,
cairan vagina, ASI, dan cairan tubuh lain yang mengandung darah.
Perkembangan HIV berbeda antar-individu, sebagian besar akibat interaksi
kompleks antara virus dan faktor genetik pejamu.(2)
Pada data biokimia Ny. SU terlihat pada nilai CD4 dan CD8 rendah
yang menandakan adanya masalah berkaitan dengan infeksi virus HIV yang
telah merusak pusat genetik dari CD4.(2)
Rendahnya nilai biokimia hemoglobin dan hematokrit dikaitkan
dengan HIV karena infeksi virus HIV yang bersifat kompleks dan
multifactorial. Pertama infeksi oportunistik atau keganasan yang terjadi
dapat meyebabkan anemia akibat malnutrisi, koinfeksi, neoplasma, dan
penuruanan produksi eritropoietin yang mengakibatkkan hematopoiesis.(3)
Keadaan lemas yang dialami oleh pasien disebabkan kareena adanya
keadaan wasting akibat TB paru. Selain itu, keadaan wasting yang dialami
Ny. SU karena perubahan metabolisme energi yang menjadi besar akibat
adanya infeksi virus HIV. (4)
Tanda dan gejala yang dapat terlihat oleh penderita HIV adalah
mudahnya tubuh terserang oleh jenis-jenis jamur, salah satunya adalah
keluhan yang dialami Ny.SU yaitu sariawan di mulut dan tenggorokan yang
disebabkan jamur atau candidiasis.(5)
Kemudian terkait dengan sesak nafas yang dialami pasien maka
sebaiknya ahli gizi membuatkan menu dengan pemilihan jenis yang sesuai,
dengan porsi kecil diberikan sering dan dengan tekstur lunak, agar makanan
dapat diterima oleh pasien. Pasien dengan keadaan sesak nafas juga harus
menjaga asupan agar tidak banyak mengandung kolesterol hal ini karena
apabila pasien mengkonsumsi makanan tinggi kolesterol bisa menyebabkan
pasien mudah tersedak, sehingga makanan bisa dikeluarkan kembali.
Intervensi pada pasien bertujuan untuk meningkatkan asupan pasien
agar sesuai dengan kebutuhan, menjaga status gizi pasien agar tidak
semakin memburuk, menjadikan pola makan pasien mengandung semua zat
gizi yang dibutuhkan dengan tetap memperhatikan kondisi pasien. Jenis diet
yang diberikan berupa diet cair. Diet diberikan secara oral dengan bentuk
makanan cair penuh. Frekuensi pemberian makanan adalah 5x dalam sehari.
Pemberian diet berdasarkan preskripsi diet yang sudah direncanakan.
Memberikan edukasi dan konseling kepada pasien dan keluarga pasien
mengenai beberapa materi yang dibutuhkan pasien dan keluarga. Kemudian
dilakukan monev untuk memantau perkembangan pasien terhadap
kesembuhan penyakitnya, dengan beberapa indikator, perlakuan, dan waktu
pengukuran sehingga ahli gizi dapat memantau sejauh mana pasien
berkembang.
BAB VIII
KESIMPULAN

Keadaan yang dialami oleh pasien merupakan penyakit HIV


dengan komplikasi TB paru dan stomatits. Dalam pelaksanaan
penatalaksaaan diet dilakukan proses PAGT (proses asuhan gizi terstandar)
untuk mempertahankan keadaan pasien untuk tidak semakin memburuk.

Langkah pertama bagi seorang ahli gizi untuk menangani keadaan


Ny. SU adalah merekomendasikan diet cair untuk memenuhi kebutuhan
pasien selama dirumah sakit. Namun ketika keadaan pasien sudah
membaik, akan diberikan diet peralihan sesuai keadaan pasien. Pemberian
diet bertujuan untuk memenuhi kebutuhan asupan pasien, menjaga status
gizi pasien agar tidak semakin memburuk, menjadikan pola makan pasien
semakin bervariasi dan mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan.

Intervensi yang di lakukan bertujuan untuk menambah asupan zat


gizi pasien dengan memperhatikan kondisi fisik/klinis, komplikasi
penyakit yang ada komplikasi penyakit yang ada, mencapai status gizi
yang optimal. Selain itu juga diberikan edukasi dan konseling untuk
meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga pasien terkait makanan
yang dapat menunjang kesembuhan pasien, serta memberikan konseling
dan edukasi terkait jenis makanan dan cara pengolahan yang sesuai dengan
keadaan pasien.

Monitoring dan evaluasi bertujuan untuk mengetahui dan


mengontrol sejauh mana perkembangan kondisi pasien dengan beberapa
parameter. Untuk tahap akhir, ketika pasien sudah membaik kondisi
tubuhnya, maka akan dilakukan skrining ulang untuk mengetahui status
gizi pasien, setelah diketahui status gizinya normal, maka akan diberikan
edukasi kepada keluarga untuk menjaga status gizi pada pasien agar tetap
normal dan tidak mengalami masalah gizi yang sama.
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA

1. Academy of Nutrition and Dietetics. International Dietetics And Nutrition


Terminology (IDNT) Reference Manual: Standardize Language for the
Nutrition Care Process. 4th ed. Chicago: Academy of Nutrition and
Dietetics;2013.
2. Ngardita IR. Penatalaksanaan diet HIV-AIDS. Editor: Hardinsyah,
Supariasa N D I. Ilmu gizi teori dan aplikasi. Jakarta :Buku Kedokteran
EGC. 2017
3. Fransiska YY, Kurniawaty E. Anemia pada infeksi hiv. FK Unila. 2015;
4(9):123.
4. Rahardja FM. Nutrisi pada tuberculosis paru dengan malnutrisi. Journal of
Medicine. 2015; 14(1): 80-88.
5. Siregar ML. Kandidiasis orofaring pada hiv/aids. Cakradonya Dent J.
2015; 7(2):807-868.

Anda mungkin juga menyukai