DISUSUN OLEH
NAMA: ADILA FAUZIAH
NIM: 22030116120021
KELAS: GANJIL
UNIVERSITAS DIPONEGORO
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI ILMU GIZI
2018
I. LATAR BELAKANG
Tn A 65 tahun mengeluh nyeri bagian perut kanan atas seperti ditusuk sejak
5 bulan lalu dan makin parah pada 3 hari terakhir. Pasien merasa perut mbeseseg,
mual hebat namun tidak muntah. Keluhan makin hebat bila pasien terlalu banyak
makan. Karena rasa sakit, akhirnya nafsu makan pasien menurun. Perut Tn A juga
membesar dan mengeras sejak 1 bulan lalu. Saat ditekan, nyeri perut kian
bertambah. BAB lancar dan BAK warna kuning pekt, kadang seperti teh. Dokter
mendiagnosis Tn A menderita sirosis hati dan Hepatocellular Carcinoma BCLC C
disertai dyspepsia.
BB Tn A menurun 14 kg dalam 5 bulan. BB awal 63 kg, dan TB 160 cm.
Hasil Laboratorium menunjukkan BUN 10 mg/dl, kreatinin 0,5 mg/dl, Hb 9,1 g/dl,
hematokrit 30%, leukosit 14,3 ribu/uL, trombosit 309 µl, eritrosit 3,71 jt/uL,
albumin 2,6 g/dl, globulin 4,7 g/dl, alkalin fosfatase 340 u/L, SGOT 53 U/L, SGPT
15 U/L, GGT 192 u/L, protein total 7,4 g/dl, natrium darah 130 mmol/L, kalium 4,5
mmol/L, MCV 77,8 /um, MCH 24,2 Pg, MCHC 31,1 g/dl. Tekanan darah 130/80
mmHg, nadi 84 x/menit, RR 20 x/menit, suhu 36,7 oC. Pasien mendapat terapi
medis RL, folaxin, dan omeprazol.
Sehari hari Tn A makan 3x sehari. Ketika di RS nafsu makan Tn.A menurun.
Sehari sehari sebelum sakit, Tn A bekerja sebagai petani, namun saat ini sudah tidak
bekerja semenjak sakit. Tn A adalah lulusan SD dan tinggal bersama istrinya. Tn A
sangat antusias terhadap informasi dari tenaga kesehatan agar cepat sembuh.
C. Kesimpulan Kuesioner
Berdasarkan hasil skrining didapatkan skor skrining Tn.A yaitu 4 sehingga
ia memiliki kemungkinan gizi kurang/malnutrisi dan kemungkinan mengalami
penyakit tertentu sehingga membutuhkan pengkajian lebih lanjut serta
membutuhkan terapi gizi segera.
Rumusan PES :
1. Inadequate oral intake (NI-2.1) berkaitan dengan pasien mengalami nyeri perut
kanan atas seperti ditusuk, mbeseseg, dan mual hebat ditandai dengan total asupan
energi sebesar 397,5 kkal yaitu 18,4 % dari total kebutuhan.
2. Altered nutrition-related laboratory values (NC-2.2) berkaitan dengan gangguan
fungsi hati dan anemia mikrositik ditandai dengan kadar SGOT 53 u/L, GGT 192
u/L, Hb 9,1 g/dL, Hematocrit 30%, MCV 77,8, Albumin 2,6 g/dL, Eritrosit 3,71
juta, MCH 24,3 pg/sel, Globulin 4,7 g/dl, MCHC 31,1 g/Dl, dan Alkaline
phosphatase 340 u/L.
3. Self-feeding difficulty (NB-2.6) berkaitan dengan penyakit yang diderita oleh
Tn.A ditandai dengan asupan makan yang kurang dari kebutuhan.
V. INTERVENSI
A. Perencanaan (Planning)
1. Kebutuhan energi
Meningkatkan asupan energi Tn.A hingga sesuai dengan kebutuhannya yaitu
sebanyak 2160 kkal. Peningkatan asupan energi dilakukan secara bertahap yaitu
sebanyak 1300 kkal pada tahap pertama, 1800 kkal pada tahap ke-2 dan 2160 kkal
pada tahap ke-3 selama 1 minggu.
C. Implementasi (Implementation)
a. Pemberian Diet
Diberikan diet hati dalam bentuk makanan lunak melalui oral agar makanan dapat
diterima dengan baik oleh Tn.A. Untuk mengatasi anemia yang dialaminya Tn.A
harus mengkonsumsi makanan yang kaya akan zat besi seperti bayam, daging,
tiram dan hati. Setelah kondisi Tn.A membaik dan ia bisa mengkonsumsi
makanan biasa maka ia diberikan makanan biasa.
b. Pendidikan Gizi
Memberikan edukasi gizi kepada Tn.A dan keluarga selama ±30 menit pada saat
melakukan konseling. Edukasi dilakukan dengan memberikan beberapa penjelasan
mengenai bagaimana diet yang sehat untuk pasien dengan gangguan hati dan
anemia agar kondisi Tn.A membaik, seperti mengkonsumsi makanan yang kaya
akan zat besi terutama dari sumber hewani dan vitamin. Selain itu juga diberikan
edukasi kepada keluarga Tn.A untuk selalu membantu Tn.A dalam mengkonsumsi
makanannya yaitu seperti disuapi, juga untuk menanamkan perilaku hidup sehat
kepada Tn.A dan keluarga Tn.A. serta memberikan motivasi agar Tn.A dapat
sembuh dari penyakitnya.
c. Konseling Gizi
Melakukan konseling gizi setiap 1 minggu sekali agar dapat memantau
perkembangan penyakit Tn.A setelah diberikannya intervensi terkait penyakit yang
dialaminya. Konseling akan dilakukan untuk menanamkan perilaku hidup sehat
kepada Tn.A serta untuk mendiskusikan dan menetapkan asupan makanan apa saja
dan seperti apa yang boleh dikonsumsi dan tidak boleh dikonsumsi Tn.A, mengatur
jadwal makan yang tepat untuk Tn.A. selain itu juga dilakukan program untuk
meningkatkan kebutuhan berbagai zat gizi lainnya seperti vitamin dan mineral
sesuai kebutuhan dan kondisi kesehatan.
Sehari sehari sebelum sakit, Tn A bekerja sebagai petani, namun saat ini sudah
tidak bekerja semenjak sakit. Tn A adalah lulusan SD dan tinggal bersama istrinya. Tn
A sangat antusias terhadap informasi dari tenaga kesehatan agar cepat sembuh.
Dilihat dari tanda klinis Tn.A memiliki Tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 84
x/menit, RR 20 x/menit, suhu 36,7 oC. Pasien mendapat terai medis RL, folaxin, dan
omeprazol.
Setelah dilakukan skrining didapatkan skor skrining Tn.A yaitu 4 sehingga ia
memiliki kemungkinan gizi kurang/malnutrisi dan membutuhkan pengkajian lebih
lanjut. Dari data antropometri diketahui bahwa IMT Tn.A sebesar 19,14 kg/m2
sehingga ia tergolong Normal. Berdasarkan asupan makanannya, asupan makan Tn.A
sebelum dan setelah masuk rumah sakit kurang dari kebutuhannya, Tn.A memiliki
asupan makanan yang cukup bervariasi dan pola makan yang kurang teratur.
Setelah dilakukan asesmen maka dilanjutkan dengan diagnosis gizi, dari hasil
diagnosis gizi didapatkan hasil bahwa Tn.A mengalami kekurangan asupan energi.
Dari data biokimia diketahui bahwa Tn.A mengalami gangguan fungsi hati dan anemia
mikrositik.
VIII. PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
1. Skates, J.J & Anthony, P.S. 2012. Identifying Geriatric Malnutrition in Nursing
Practice: The Mini Nutritional Assessment (MNA)-An Evidence-Based Screening
Tool. Journal of Gerontological Nursing., 38(3): 18-27.
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2014 Tentang
Pedoman Gizi Seimbang.
3. Mansjoer Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : FKUI.
4. Di Bisceglie AM. Hepatitis C and hepatocellular carcinoma. Hepatoloy 1997;
26:S34-S8.
LAMPIRAN
= 60 – 6
= 54 kg
= 19,14 kg/m2
= 43 kg
3. Perhitungan Kebutuhan :
SMRS :
= 1170
= 2129,4
Protein = 1 gr/kgBB
= 1 gr/49 kg
= 25% x 2129,4/9
MRS :
Energi = 40 kkal/kgBB
= 40 kkal x 43 kg
= 1720 kkal
= 1,6 gr/43 kg
Perhitungan Cairan = 30 x BB
= 30 x 49
= 1470 ml/hari
SMRS : MRS :