Laporan studi kasus Pra Praktek Kerja Lapangan Manajemen Asuhan Gizi Klinik
yang telah dilakukan di RSUD Dr. Soedarso pada Ruang Anak dengan diagnosa
Dengue Fever
Clinical Instructure
NIP : 197301051994032003
Mengetahui,
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT, atas berkat dan rahmat-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan laporan studi kasus Pra Praktek Kerja Lapangan
Manajemen Asuhan Gizi Klinik Penatalaksanaan Diet Tinggi Energi Tinggi
Protein pada pasien Dengue Fever Ruang Anak RSUD Dr. Soedarso Pontianak
dengan tepat waktu .
Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan mata
kuliah Manajemen Asuhan Gizi Klinik. Dalam penyelesaian laporan ini telah
banyak berbagai pihak yang membantu baik arahan dan bimbingan. Oleh karena
itu dalam kesempatan ini saya ucapkan terima kasih kepada:
2. Ibu Sri Murdianti A.Md. Gizi, RD selaku Kepala Instalasi Gizi di RSUD
Dr.Soedarso Pontianak.
3. Seluruh Ahli Gizi di RSUD Dr. Soedarso Pontianak yang telah banyak
membantu dalam melaksanakan Pra Praktek Kerja Lapangan Manajemen
Asuhan Gizi Klinik.
4. Bapak Edy Waliyo, S.Gz, M.Gizi selaku Ketua Jurusan Gizi Poltekkes
Kemenkes Pontianak.
5. Ibu Nopriantini, SP, M.Pd selaku Ka.Prodi D-IV Gizi Jurusan Gizi
Poltekkes Kemenkes Pontianak.
b. No. RM : 07963318
g. Agama : Islam
h. Pendidikan : SMP
2. Riwayat Penyakit
An.A dengan keluhan demam 5 hari sebelum masuk RS, 2 hari masuk RS
An.A merasa nafsu makannya berkurang, mual dan pusing. Sebelum masuk RS
ia juga sempat mimisan dan BAB berwarna hitam. Berdasarkan diagnosa medis
An.A menderita Obs. Obs. Febris H-5 et causa, DF.
3. Riwayat Gizi
An.A merupakan seorang anak laki – laki berusia 13 tahun dan juga seorang
anak tunggal. Ayahnya bekerja sebagai satpam dan ibunya sebagai ibu rumah
tangga. An.A saat ini masih bersekolah di SMP, saat ini ia sedang libur sekolah
sehingga ia lebih banyak menghabiskan waktu diluar untuk bermain seperti
bermain futsal dan pulang larut malam. Ini kali ketiganya masuk RS.
B. Data Objektif
5. Antropometri
Menurut grafik CDC An.A memiliki status gizi kurang dengan nilai 88,89 %.
Tabel 1. Kriteria Menurut Waterlow (1972)
Kriteria Nilai
Obesitas >120 %
Overwight 110-120%
Buruk <70%
6. Biokimia
Tabel 2. Hasil Pemeriksaan Laboratorium An. A pada Tanggal 5 Juli 2018 Pukul
06:07
7. Fisik/ Klinik
a. Pemeriksaan Fisik
Tabel 3. Hasil Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Keterangan
Mual +
Muntah -
Demam +
Pusing +
Mimisan +
BAB Hitam +
Respirasi 40 X 18 – 30 X/memit
Tabel 5. Hasil recall 3x24 jam An. A pada tanggal 2,3 dan 4 Juli 2018
Kriteria Nilai
(WNPG, 2004)
A. Diagnosis Medis
B. Keluhan Utama
An.A demam 5 hari sebelum masuk RS, 2 hari masuk RS An.A merasa nafsu
makannya berkurang, mual dan pusing. Sebelum masuk RS ia juga sempat
mimisan dan BAB berwarna hitam.
C. Identifikasi Masalah
1. Asupan
2. Antropometri
a. BB Kurang
b. Gizi Kurang
3. Biokimia
a. MCV rendah
b. Leukosit rendah
c. Eritrosit tinggi
d. Trombosit rendah
e. P-LCR tinggi
4. Fisik
b. Respirasi Cepat
5. Klinis
a. An.A demam 5 hari sebelum masuk RS, 2 hari masuk RS An.A merasa
nafsu makannya berkurang, mual dan pusing. Sebelum masuk RS ia juga
sempat mimisan dan BAB berwarna hitam.
D. Diagnosa Gizi
1. NI. 1.4
Kekurangan intake energi berkaitan dengan mual dan nafsu makan yang
menurun ditandai dengan hasil recal :
Energi : 1530,77 Kkal
Protein : 90 g
Lemak : 33,75 g
Karbohidrat : 340,3 g
2. NB. 1.5
3. NC. 3.1
4. NC. 2.2
1. Tujuan Diet
2. Prinsip Diet
3. Syarat Diet
a. Energi
= 40 – 45 Kkal /KgBBI
= 45 X 45
= 2025 Kkal
b. Protein
= 2 - 2,5 g/KgBBI
= 2 X 45
=90 gram X 4
= 17,78%
c. Lemak
= 303,75 Kkal/9
= 33,75 gram
d. Karbohidrat
= 1361,21Kkal / 4
= 340,30 gram
a. Antropometri
b. Biokimia
Eritrosit
Trombosit
MCV
P-LCR
normal/mendekati normal
c. Klinis :
d. Dietary
a. Tujuan :
c. Waktu : 15 menit
d. Tempat : Ruang rawat pasien (bangsal anak)
e. Metode : Lisan
g. Materi
B. Implementasi
1) Demam tinggi berlangsung dalam waktu singkat, yakni antara 2-7 hari, yang
dapat mencapai 40 derajat celcius. Demam sering disertai gejala tidak spesifik,
seperti tidak nafsu makan (anoreksia), lemah badan (malaise), nyeri sendi dan
tulang, serta rasa sakit di daerah belakang bola mata (retro orbita), dan wajah
yang kemerah-merahan (flushing) .
4) Kegagalan sirkulasi darah, yang ditandai dengan denyut nadi yang teraba
lemah dan cepat, ujung-ujung jari terasa dingin serta dapat disertai penurunan
kesadaran dan renjatan (syok) yang dapat menyebabkan kematian.
Pada waktu transisi yaitu dari fase demam menjadi tidak demam, pasien
yang tidak diikuti dengan peningkatan pemeabilitas kapiler tidak akan berlanjut
menjadi fase kritis. Ketika terjadi penurunan demam tinggi, pasien dengan
peningkatan permeabilitas mungkin menunjukan tanda bahaya yaitu yang
terbanyak adalah kebocoran plasma. Pada fase kritis terjadi penurunan suhu
menjadi 37.5-38°C atau kurang pada hari ke 3-8 dari penyakit. Progresivitas
leukopenia yang diikuti oleh penurunan jumlah platelet mendahului kebocoran
plasma. Peningkatan hematokrit merupakan tanda awal terjadinya perubahan
pada tekanan darah dan denyut nadi. Terapi cairan digunakan untuk mengatasi
plasma leakage. Efusi pleura dan asites secara klinis dapat dideteksi setelah
terapi cairan intravena.
Fase terakhir adalah fase penyembuhan. Setelah pasien bertahan selama
24-48 jam fase kritis, reabsorbsi kompartemen ekstravaskuler bertahap terjadi
selama 48-72 jam. Fase ini ditandai dengan keadaan umum membaik, nafsu
makan kembali normal, gejala gastrointestinal membaik dan status hemodinamik
stabil.
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
a. Leukosit
Dapat normal atau menurun. Mulai hari ke-3 dapat ditemui limfositosis
relatif (>45% dari total leukosit) disertai adanya limfosit plasma biru (>15% dari
jumlah total leukosit) yang pada fase syok meningkat.
Leukosit 5.000-11.000/μl
(Hillman, 2005)
b. Trombosit
c. Hematokrit
Saat lahir 17 52
Anak-anak 12 36
Remaja 13 40
(Hillman, 2005)
d. Hemostasis
Fibrinogen
(Hillman, 2005)
e. Protein/albumin
g. Elektrolit
i. Imunoserologi
2. Radiologis
Pada foto dada didapatkan efusi pleura, terutama pada hemitoraks kanan.
Tetapi apabila terjadi perembesan plasma hebat, efusi pleura dapat dijumpai
pada kedua hemitoraks. Asites dan efusi pleura dapat pula dideteksi dengan
pemeriksaan USG.
G. Komplikasi
1. Ensefalopati Dengue
2. Kelainan ginjal
Gagal ginjal akut pada umumnya terjadi pada fase terminal, sebagai akibat
dari syok yang tidak teratasi dengan baik. Dapat dijumpai sindrom uremik
hemolitik walaupun jarang. Untuk mencegah gagal ginjal maka setelah syok
diobati dengan menggantikan volume intravaskular, penting diperhatikan apakah
benar syok telah teratasi dengan baik. Diuresis merupakan parameter yang
penting dan mudah dikerjakan untuk mengetahui apakah syok telah teratasi.
Diuresis diusahakan > 1 ml / kg berat badan/jam. Oleh karena bila syok belum
teratasi dengan baik, sedangkan volume cairan telah dikurangi dapat terjadi syok
berulang. Pada keadaan syok berat sering kali dijumpai akute tubular necrosis,
ditandai penurunan jumlah urin dan peningkatan kadar ureum dan kreatinin.
3. Udema Paru
Udem paru adalah komplikasi yang mungkin terjadi sebagai akibat pemberian
cairan yang berlebihan. Pemberian cairan pada hari sakit ketiga sampai kelima
sesuai panduan yang diberikan, biasanya tidak akan menyebabkan udem paru
oleh karena perembesan plasma masih terjadi. Tetapi pada saat terjadi
reabsorbsi plasma dari ruang ekstravaskuler, apabila cairan diberikan berlebih
(kesalahan terjadi bila hanya melihat penurunan hemoglobin dan hematokrit
tanpa memperhatikan hari sakit), pasien akan mengalami distress pernafasan,
disertai sembab pada kelopak mata, dan ditunjang dengan gambaran udem paru
pada foto rontgen dada.
a. Dehidrasi
b. Pendarahan
d. Hipotensi
e. Bradikardi
f. Kerusakan hati
BAB VI
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari data rekam medis tanggal 4,5 dan 6 Juli 2018 tekanan darah, denyut
nadi dan suhu An.A masih naik turun. Tetapi untuk respirasinya terus meningkat
hingga 90 kali permenit pada tanggal 6 Juli.
Untuk mengetahui kebutuhan An.A digunakan grafik CDC. Berat badan
aktual An. A adalah 40 Kg, sehingga didapat tinggi badan ideal 149 Cm dan
berat badan ideal 45 Kg. Didapatkan total kebutuan An.A 2025 Kkal, protein 90
gram, lemak 56,25 gram dan karbohidrat 289,68 gram.
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penyakit Dengue Fever (DF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus
dengue yang tergolong Arthropod - Borne Virus. Demam Dengue (Dengue Fever,
selanjutnya disingkat DF) adalah penyakit yang terutama terdapat pada anak
remaja atau orang dewasa, dengan tanda – tanda klinis demam, nyeri otot
dan/atau nyeri sendi yang disertai leucopenia, dengan/tanpa ruam (rush) dan
limfadenopati.
B. Saran
Madani
Surabaya.
Kedokteran, EGC.
EGC.
Lampiran 1. Hasil Pemeriksaan Biokimia
Hasil Pemeriksaan Laboratorium An. A pada tanggal 4 Juli 2018
pukul 14:00 adalah sebagai berikut
(gram) (gram)
Asupan 1304 1304 1984 24, 24, 27, 14, 14, 27, 48, 48, 120,
,1 ,1 ,1 3 3 3 5 5 5 6 6 6
asupan
Tepung
Kue Talam Beras 30 108.3 2 0.2 23.9
Lobak 50 6.5 0.3 0.1 1.4
Sub Total 114.7 2.4 0.2 25.3