Anda di halaman 1dari 41

HALAMAN LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan studi kasus Pra Praktek Kerja Lapangan Manajemen Asuhan Gizi Klinik
yang telah dilakukan di RSUD Dr. Soedarso pada Ruang Anak dengan diagnosa
Dengue Fever

Pontianak, 6 Juli 2018

Clinical Instructure

Nyi Widaningsih, S.Tr Gz, RD

NIP : 197301051994032003

Mengetahui,

Kepala Instalasi Gizi RSUD Dr. Soedarso

Sri Murdianti, A.Md. Gizi


NIP : 198402182006042005

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT, atas berkat dan rahmat-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan laporan studi kasus Pra Praktek Kerja Lapangan
Manajemen Asuhan Gizi Klinik Penatalaksanaan Diet Tinggi Energi Tinggi
Protein pada pasien Dengue Fever Ruang Anak RSUD Dr. Soedarso Pontianak
dengan tepat waktu .

Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan mata
kuliah Manajemen Asuhan Gizi Klinik. Dalam penyelesaian laporan ini telah
banyak berbagai pihak yang membantu baik arahan dan bimbingan. Oleh karena
itu dalam kesempatan ini saya ucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Nyi Widaningsih, selaku CI saya di RSUD Dr.Soedarso Pontianak.

2. Ibu Sri Murdianti A.Md. Gizi, RD selaku Kepala Instalasi Gizi di RSUD
Dr.Soedarso Pontianak.

3. Seluruh Ahli Gizi di RSUD Dr. Soedarso Pontianak yang telah banyak
membantu dalam melaksanakan Pra Praktek Kerja Lapangan Manajemen
Asuhan Gizi Klinik.

4. Bapak Edy Waliyo, S.Gz, M.Gizi selaku Ketua Jurusan Gizi Poltekkes
Kemenkes Pontianak.

5. Ibu Nopriantini, SP, M.Pd selaku Ka.Prodi D-IV Gizi Jurusan Gizi
Poltekkes Kemenkes Pontianak.

Seluruh teman-teman mahasiswa gizi yang telah membantu secara materi


dan non materi demi terselesainya laporan Pra Praktek Kerja Lapangan
Manajemen Asuhan Gizi Klinik di RSUD Dr. Soedarso Pontianak.
Saya menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan laporan
Manajemen Asuhan Gizi Klinik dan dengan penuh harapan semoga laporan ini
dapat menambah pengetahuan dan memberi manfaat bagi saya dan pembaca.

Pontianak, 6 Juli 2018

Fany Shabika Utami


Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Lampiran
BAB I
GAMBARAN UMUM PASIEN
A. Data Subjektif
1. Identitas Pasien

a. Nama Pasien : An.A

b. No. RM : 07963318

c. Ruang Rawat : Kelas 1 A

d. Tanggal Masuk RS : 4 Juli 2018

e. Tanggal Lahir : 26 Januari 2005

f. Jenis Kelamin : Laki – laki

g. Agama : Islam

h. Pendidikan : SMP

i. Alamat : Jl. Kapuas 07/07

j. Diagnosa Medis : Obs. Febris H-5 et causa, DF

2. Riwayat Penyakit

a. Riwayat Penyakit Dahulu

An.A memiliki riwayat penyakit tifus sehingga mengharuskannya dirawat di RS.

b. Riwayat penyakit Sekarang

An.A dengan keluhan demam 5 hari sebelum masuk RS, 2 hari masuk RS
An.A merasa nafsu makannya berkurang, mual dan pusing. Sebelum masuk RS
ia juga sempat mimisan dan BAB berwarna hitam. Berdasarkan diagnosa medis
An.A menderita Obs. Obs. Febris H-5 et causa, DF.
3. Riwayat Gizi

Sebelum masuk RS pola makan An.A biasanya sehari 3x makan utama


dengan selingan yang tidak teratur, atau sehari 4 x makan utama. Saat ini An. A
sedang liburan sekolah sehingga ia lebih banyak menghabiskan waktu diluar
rumah daripada dirumah. Akibatnya, pola makan An.A menjadi tidak teratur. An.A
sering melewatkan makan paginya dan hanya makan siang dengan selingan di
sore hari, An.A juga tidak makan malam. An. A dalam sekali makan biasanya
terdiri dari nasi dengan lauk protein hewani 1 potong, tidak menyukai sayur dan
jarang mengkonsumsi buah. Namun setelah mengalami demam 5 hari yang lalu
nafsu makan An.A berkurang dikarenakan adanya rasa mual dan pusing.
Sebelum masuk RS An.A menyukai gorengan, An.A tidak memiliki alergi dan
pantangan terhadap makanan.

4. Riwayat Sosial Ekonomi

An.A merupakan seorang anak laki – laki berusia 13 tahun dan juga seorang
anak tunggal. Ayahnya bekerja sebagai satpam dan ibunya sebagai ibu rumah
tangga. An.A saat ini masih bersekolah di SMP, saat ini ia sedang libur sekolah
sehingga ia lebih banyak menghabiskan waktu diluar untuk bermain seperti
bermain futsal dan pulang larut malam. Ini kali ketiganya masuk RS.

B. Data Objektif
5. Antropometri

a. Berat Badan Aktual: 40 Kg

b. Berat Badan Ideal 45 Kg

c. Tinggi Badan Ideal 149 cm

Menurut grafik CDC An.A memiliki status gizi kurang dengan nilai 88,89 %.
Tabel 1. Kriteria Menurut Waterlow (1972)

Kriteria Nilai

Obesitas >120 %

Overwight 110-120%

Gizi Baik 90-110%

Gizi Kurang 70-90%

Buruk <70%

(Nutririon Growt – Development,2006)

6. Biokimia

Tabel 2. Hasil Pemeriksaan Laboratorium An. A pada Tanggal 5 Juli 2018 Pukul
06:07

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Keterangan

Leukosit 4,12 10^3/uL 4,5 – 11 10^3/uL Rendah

Eritrosit 5,47 10^6/uL 3,6 – 4,8 10^6/uL Tinggi

Hemoglobin 15,8 g/dL 14 – 18 g/dL Normal

Hematokrit 44,5 % 36 – 54 % Normal

MCV 81,36 fL 82 – 92 fL Normal

MCH 28,4 pg 27 – 31 pg Normal

MCHC 35,3 g/dL 32 – 37 g/dL Normal

Trombosit 85 10^3/µL 150 – 440 10^3/µL Rendah

RDW – CV 13,2 % 11,5 – 14,5 % Normal


RDW – SD 36,3 fL 35 – 47 fL Normal

PDW 12,7 fL 9 – 13 fL Normal

MPV 10,9 fL 7,2 – 11,1 fL Normal

P-LCR 25,6 % 15 – 25 % Tinggi

(Rekam Medis RS Dr. Soedarso)

7. Fisik/ Klinik

Keadaan Umum : Lemah

Kesadaran : Compos Mentis

a. Pemeriksaan Fisik
Tabel 3. Hasil Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Keterangan

Mual +

Muntah -

Demam +

Pusing +

Mimisan +

BAB Hitam +

(Rekam Medis RS Dr. Soedarso)


b. Pemeriksaan Klinis

Tabel 4. Hasil Pemeriksaan Klinis

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan

Tekanan Darah 100/70 mmHg 120/80 mmHg

Nadi 80 X 70 – 120 X/menit

Respirasi 40 X 18 – 30 X/memit

Suhu 36,5 ˚C 36-37 ˚C

(Rekam Medis RS Dr. Soedarso)

8. Asupan zat gizi

Tabel 5. Hasil recall 3x24 jam An. A pada tanggal 2,3 dan 4 Juli 2018

Kebutuhan Energi (Kkal) Protein Lemak (gram) Karbohidrat


(gram) (gram)
I II III I II III I II III I II III
Asupan 1304 1304 1984 24, 24, 27, 14, 14, 27, 48, 48, 120,
,1 ,1 ,1 3 3 3 5 5 5 6 6 6
Rata-rata 1530,77 25,3 18,83 72,6
asupan
Kebutuhan 2025 90 33,75 340,3

% Asupan 75,6% 28,1% 55,80% 21,35%

Kategori Defisit Defisit Defisit Defisit


Tabel 6. Kriteria Kecukupan Intake Energi

Kriteria Nilai

Baik 80-110% AKG

Kurang <80% AKG

Lebih >110% AKG

(WNPG, 2004)

9. Terapi Medis (Obat)

a. Inf RL 500 2 tpm

b. Ranitidin inf 2x ¾ ampul

c. PCT inf 3x 400mg

d. Pemeriksaan hematologi setian 12 jam sekali


BAB II
PENENTUAN MASALAH GIZI

A. Diagnosis Medis

An. A diagnosa medis menderita Obs. Febris H-5 et causa, DF.

B. Keluhan Utama
An.A demam 5 hari sebelum masuk RS, 2 hari masuk RS An.A merasa nafsu
makannya berkurang, mual dan pusing. Sebelum masuk RS ia juga sempat
mimisan dan BAB berwarna hitam.

C. Identifikasi Masalah

1. Asupan

a. Intake energi kurang.

b. An.A tidak menyukai sayuran, pola makan tidak teratur

c. Intake Lemak kurang

d. Intake protein kurang

e. Intake karbohidrat kurang

2. Antropometri

a. BB Kurang

b. Gizi Kurang
3. Biokimia

a. MCV rendah

b. Leukosit rendah

c. Eritrosit tinggi

d. Trombosit rendah

e. P-LCR tinggi

4. Fisik

a. An.A tampak lemas

b. Respirasi Cepat

5. Klinis

a. An.A demam 5 hari sebelum masuk RS, 2 hari masuk RS An.A merasa
nafsu makannya berkurang, mual dan pusing. Sebelum masuk RS ia juga
sempat mimisan dan BAB berwarna hitam.

b. An. A diagnosa medis menderita Obs. Febris H-5 et causa, DF

D. Diagnosa Gizi

1. NI. 1.4

Kekurangan intake energi berkaitan dengan mual dan nafsu makan yang
menurun ditandai dengan hasil recal :
Energi : 1530,77 Kkal
Protein : 90 g
Lemak : 33,75 g
Karbohidrat : 340,3 g
2. NB. 1.5

Kekeliruan pola makan berkaitan dengan An.A mulai memilih makanannya


sendiri ditandai dengan pola makan An.A tidak teratur saat sebelum sakit.

3. NC. 3.1

Berat badan kurang berkaitan dengan adanya peningkatan kebutuhan energi


ditandai dengan Indikator Pola Pertumbuhan 88,89% (Gizi Kurang)

4. NC. 2.2

Perubahan nilai laboratorium MCV rendah, leukosit rendah, eritrosit tinggi,


Trombosit rendah dan P-LCR tinggi berkaitan dengan diagnosa penyakit An.A
yaitu Obs. Febris H-5 et causa, DF ditandai hasil lab MCV 81,36 fL, leukosit 4,12
10^3/uL, eritrosit 5,47 10^6/uL, trombosit 85 10^3/µL dan P-LCR 26,6 %.
BAB III
INTERVENSI
A. Planning

1. Tujuan Diet

a. Meningkatkan asupan An.A sesuai kebutuhan

b. Mencapai/mendekati berat badan normal

c. Meningkatkan asupan cairan

d. Menerapkan pola makan yang baik

2. Prinsip Diet

a. Energi dan protein diberikan tinggi untuk memenuhi kebutuhan energi


karena terjadi peningkatan kebutuhan serta memcegah dan memperbaiki
kerusakan jaringan

b. Lemak dan Karbohidrat diberikan sedang memenuhi kebutuhan


pasien

3. Syarat Diet

a. Tinggi Energi 45 Kkal/KgBB yaitu 2025 Kkal

b. Tinggi Protein 2 g/KgBB yaitu 90 g

c. Lemak sedang 15% dari kebutuhan total yaitu 33,75 g

d. Karbohidrat sedang 67,22 % dari kebutuhan total yaitu 340,40

e. Pemberian makanan dalam porsi kecil tapi sering.

f. Cairan diberikan 30 ml x BB, yaitu 1350 ml

g. Cukup vitamin dan mineral


4. Kebutuhan Energi dan Zat Gizi

a. Energi

= 40 – 45 Kkal /KgBBI

= 45 X 45

= 2025 Kkal

b. Protein

= 2 - 2,5 g/KgBBI

= 2 X 45

=90 gram X 4

=360 Kkal / 2025 Kkal X 100

= 17,78%

c. Lemak

= 10 – 25% dari kebutuhan total

= 15% X 2025 Kkal

= 303,75 Kkal/9

= 33,75 gram

d. Karbohidrat

= 60 -70% dari sisa kebutuhan

= 100% - (%P + %L)

= 100% - (17,78% + 15%)


= 100% - 32,78%

= 67,22% X 2025 Kkal

= 1361,21Kkal / 4

= 340,30 gram

5. Terapi diet (Jenis, bentuk makanan, dan cara pemberian)

a. Jenis Diet : Diet TETP !

b. Bentuk makanan : Lunak

c. Rute Pemberian :Oral

d. Frekuensi : 3 x makan utama, 3 kali selingan

6. Rencana monitoring dan evaluasi

a. Antropometri

Yang diukur : Berat badan

Pengukuran : Diakhir perawatan

Target : Berat badan normal/mendekati normal

b. Biokimia

Yang diukur : Leukosit

Eritrosit

Trombosit
MCV

P-LCR

Pengukuran : Saat ada pemeriksaan

Target : Kadar Leukosit, eritrosit, trombosit, MCV dan P-LCR

normal/mendekati normal

c. Klinis :

Yang dilihat : Mual

Pengamatan : Setiap hari

Target : Mual berkurang, keluhan teratasi

d. Dietary

Yang diukur : Recall 24 jam

Pengukuran : Setiap hari

Target : Persentase kebutuhan energi 80 – 110%

7. Rencana konsultasi gizi

a. Tujuan :

1) Pasien mengetahui tentang diet yang dijalani serta pasien mau


menghabiskan makanannya

2) Menerapkan pola makan yang baik

b. Sasaran : Pasien dan keluarga pasien

c. Waktu : 15 menit
d. Tempat : Ruang rawat pasien (bangsal anak)

e. Metode : Lisan

f. Alat Bantu : Leaflet dan food model

g. Materi

1) Penjelasan singkat mengenai diet TETP

2) Penjelasan singkat mengenai pola makan yang baik

B. Implementasi

Di RSUD Soedarso kami tidak melakukan intervensi seperti pemberian menu


sehari secara langsung kepada pasien sehingga tidak ada implementasi.
BAB IV
MONITORING DAN EVALUASI

Di RSUD Soedarso kami tidak melakukan intervensi kepada pasien sehingga


tidak bisa melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pasien.
BAB V TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Dengue Fever (DF)
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan
oleh virus dengue yang tergolong Arthropod-Borne Virus, genus Flavivirus, dan
famili Flaviviridae. DBD ditularkan melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes,
terutama Aedes aegypti atau Aedes albopictus. (Sutarjo US, 2015)

Demam Dengue (Dengue Fever, selanjutnya disingkat DF) adalah penyakit


yang terutama terdapat pada anak remaja atau orang dewasa, dengan tanda –
tanda klinis demam, nyeri otot dan/atau nyeri sendi yang disertai
leucopenia,dengan/ tanpa ruam (rush) dan limfadenopati, demam bifasik, sakit
kepala yang hebat, nyeri pada pergerakan bola mata, rasa mengecap yang
terganggu, trombositopenia ringan dan bintik – bintik perdarahan (petekie)
spontan (Sugianto, S. 2013)

Demam berdarah dengue adalah penyakit demam akut yang disebabkan


oleh empat serotype virus dengue dan ditandai dengan empat gejala klinis
utama yaitu demam yang tinggi, manifestasi perdarahan, hepatomegali dan
tanda-tanda kegagalan sirkulasi sampai timbulnya renjatan (Sindrom Renjatan
Dengue) sebagai akibat dari kebocoran plasma yang dapat menyebabkan
kematian (Taddaga Kasse,. 2016)

B. Etiologi Dengue Fever (DF)


Demam berdarah dengue disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan oleh
nyamuk. Virus dengue ini termasuk kelompok B Arthropod Virus (Arbovirus) yang
sekarang dikenal sebagai genus Flavivirus, famili Flaviviride, dan mempunyai 4
jenis serotipe yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4. Infeksi dari salah satu
serotipe menimbulkan antibodi terhadap virus yang bersangkutan, sedangkan
antibodi yang terbentuk untuk serotipe lain sangat kurang, sehingga tidak dapat
memberikan perlindungan terhadap serotipe lain. Seorang yang tinggal di daerah
endemis dengue dapat terinfeksi oleh 3/4 serotipe yang berbeda selama
hidupnya. Serotipe DEN-3 merupakan serotipe yang dominan dan diasumsikan
banyak yang menunjukkan manifestasi klinik yang berat.
Beberapa pasien demam berdarah terus berkembang menjadi demam
berdarah dengue (DBD) yang berat. Biasanya demam mulai mereda pada 3-7
hari setelah onset gejala. Pada pasien juga bisa didapatkan tanda peringatan
(warning sign) yaitu sakit perut, muntah terus-menerus, perubahan suhu (demam
hipotermia), perdarahan, atau perubahan status mental (mudah marah,bingung).
Menurut WHO kriteria demam berdarah dengue ialah demam yang berlangsung
2-7 hari, terdapat manifestasi perdarahan, trombositopenia (jumlah trombosit
<100.000/mm3), dan peningkatan permeabilitas pembuluh darah.

C. Patofisiologi Dengue Fever (DF)


Penyakit Demam Berdarah Dengue adalah penyakit infeksi virus Dengue
yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan nyamuk Aedes albopictus. Virus
Dengue termasuk genus Flavivirus, famili Flaviviridae, yang dibedakan menjadi 4
serotipe yaitu DEN 1, DEN 2, DEN 3 dan DEN 4. Keempat serotipe virus ini
terdapat di Indonesia dan dilaporkan bahwa serotipe virus DEN 3 sering
menimbulkan wabah, sedang di Thailand penyebab wabah yang dominan adalah
virus DEN 2 (Syahrurahman A et al., 1995). Penyakit ini ditunjukkan dengan
adanya demam secara tiba-tiba 2-7 hari, disertai sakit kepala berat, sakit pada
sendi dan otot (myalgia dan arthralgia) dan ruam merah terang, petechie dan
biasanya muncul dulu pada bagian bawah badan menyebar hingga menyelimuti
hampir seluruh tubuh. Radang perut bisa juga muncul dengan kombinasi sakit di
perut, rasa mual, muntah-muntah atau diare (Soewandoyo E., 1998).

Manifestasi klinik terwujud sebagai akibat adanya kebocoran plasma dari


pembuluh darah perifer ke jaringan sekitar. Infeksi virus Dengue dapat bersifat
asimtomatik atau simtomatik yang meliputi panas tidak jelas penyebabnya
(Dengue Fever, DF), Demam Berdarah Dengue (DBD), dan demam berdarah
dengan renjatan (DSS) dengan manifestasi klinik demam bifasik disertai gejala
nyeri kepala, nyeri sendi, nyeri otot, dan timbulnya ruam pada kulit ( Soegijanto
S., 2004).
Virus Dengue masuk ke dalam tubuh manusia lewat gigitan nyamuk Aedes
aegypti dan nyamuk Aedes albopictus. Di dalam tubuh manusia, virus
berkembang biak dalam sistem retikuloendotelial, dengan target utama virus
Dengue adalah APC (Antigen Presenting Cells ) di mana pada umumnya berupa
monosit atau makrofag jaringan seperti sel Kupffer dari hepar dapat juga terkena
(Harikushartono et al., 2002). Segera terjadi viremia selama 2 hari sebelum
timbul gejala dan berakhir setelah lima hari gejala panas mulai. Makrofag akan
segera bereaksi dengan menangkap virus dan memprosesnya sehingga
makrofag menjadi APC (Antigen Precenting Cell). Antigen yang menempel di
makrofag ini akan mengaktifasi sel T-Helper dan menarik makrofag lain untuk
memfagosit lebih banyak virus. T-helper akan mengaktifasi sel T-sitotoksik yang
akan melisis makrofag yang sudah memfagosit virus juga mengaktifkan sel B
yang akan melepas antibodi. Ada 3 jenis antibodi yang telah dikenali yaitu
antibodi netralisasi, antibodi hemaglutinasi, antibodi fiksasi komplemen (Gubler
DJ., 1998).

Patofisiologi primer DBD dan Dengue Shock Syndrom (DSS) adalah


peningkatan akut permeabilitas vaskuler yang diikuti kebocoran plasma ke dalam
ruang ekstravaskuler, sehingga menimbulkan hemokonsentrasi dan penurunan
tekanan darah. Volume plasma menurun lebih dari 20% pada kasus-kasus berat,
yang didukung penemuan post mortem meliputi efusi serosa, efusi pleura,
hemokonsentrasi dan hipoproteinemi (Soedarmo, 2002).

D. Tanda dan Gelaja Dengue Fever (DF)


Menurut Ginanjar (2008), Kriteria klinis DF meliputi:

1) Demam tinggi berlangsung dalam waktu singkat, yakni antara 2-7 hari, yang
dapat mencapai 40 derajat celcius. Demam sering disertai gejala tidak spesifik,
seperti tidak nafsu makan (anoreksia), lemah badan (malaise), nyeri sendi dan
tulang, serta rasa sakit di daerah belakang bola mata (retro orbita), dan wajah
yang kemerah-merahan (flushing) .

2) Tanda-tanda perdarahan seperti mimisan (epistaksis), perdarahan gusi,


perdarahan pada kulit seperti tes Rumppleede(+), ptekiae dan ekimosis, serta
buang air besar berdarah berwarna merah kehitaman (melena) .
3) Adanya pembesaran organ hati (hepatomegali).

4) Kegagalan sirkulasi darah, yang ditandai dengan denyut nadi yang teraba
lemah dan cepat, ujung-ujung jari terasa dingin serta dapat disertai penurunan
kesadaran dan renjatan (syok) yang dapat menyebabkan kematian.

E. Fase pada Dengue Fever (DF)


Menurut WHO (2012) demam dengue memiliki tiga fase diantaranya fase
demam, fase kritis dan fase penyembuhan.

Pada fase demam, penderita akan mengalami demam tinggi secara


mendadak selama 2-7 hari yang sering dijumpai dengan wajah kemerahan,
eritema kulit, myalgia, arthralgia, nyeri retroorbital, rasa sakit di seluruh tubuh,
fotofobia dan sakit kepala serta gejala umum seperti anoreksia, mual dan
muntah. Tanda bahaya (warning sign) penyakit dengue meliputi nyeri perut,
muntah berkepanjangan, letargi, pembesaran hepar >2 cm, perdarahan mukosa,
trombositopeni dan penumpukan cairan di rongga tubuh karena terjadi
peningkatan permeabilitas pembuluh darah kapiler.

Pada waktu transisi yaitu dari fase demam menjadi tidak demam, pasien
yang tidak diikuti dengan peningkatan pemeabilitas kapiler tidak akan berlanjut
menjadi fase kritis. Ketika terjadi penurunan demam tinggi, pasien dengan
peningkatan permeabilitas mungkin menunjukan tanda bahaya yaitu yang
terbanyak adalah kebocoran plasma. Pada fase kritis terjadi penurunan suhu
menjadi 37.5-38°C atau kurang pada hari ke 3-8 dari penyakit. Progresivitas
leukopenia yang diikuti oleh penurunan jumlah platelet mendahului kebocoran
plasma. Peningkatan hematokrit merupakan tanda awal terjadinya perubahan
pada tekanan darah dan denyut nadi. Terapi cairan digunakan untuk mengatasi
plasma leakage. Efusi pleura dan asites secara klinis dapat dideteksi setelah
terapi cairan intravena.
Fase terakhir adalah fase penyembuhan. Setelah pasien bertahan selama
24-48 jam fase kritis, reabsorbsi kompartemen ekstravaskuler bertahap terjadi
selama 48-72 jam. Fase ini ditandai dengan keadaan umum membaik, nafsu
makan kembali normal, gejala gastrointestinal membaik dan status hemodinamik
stabil.

F. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium dilakukan terutama untuk mendeteksi perubahan


hematologis. Parameter laboratorium yang dapat diperiksa antara lain:

a. Leukosit

Dapat normal atau menurun. Mulai hari ke-3 dapat ditemui limfositosis
relatif (>45% dari total leukosit) disertai adanya limfosit plasma biru (>15% dari
jumlah total leukosit) yang pada fase syok meningkat.

Tabel 7. Hitung leukosit normal.

Tipe sel Persentase Hitung Absolut


Normal

Leukosit 5.000-11.000/μl

Neutrofil 45-75 4000-6000/μl

Monosit 5-10 500-1000/μl

Eosinofil 0-5 <450/μl

Basofil 0-1 <50/μl

Limfosit 10-45 2000-5000/μl

(Hillman, 2005)
b. Trombosit

Umumnya terdapat trombositopenia (jumlah trombosit < 100.000/μl) pada hari ke


3-8.

c. Hematokrit

Kebocoran plasma dibuktikan dengan ditemukannya peningkatan


hematokrit ≥20% dari hematokrit awal, umumnya dimulai pada hari ke-3 demam.

Tabel 8. Nilai normal hemoglobin/ hematokrit.

Usia/Jenis Kelamin Hemoglobin (g/dl) Hematokrit (%)

Saat lahir 17 52

Anak-anak 12 36

Remaja 13 40

Pria Dewasa 16 (±2) 47 (±6)

Wanita dewasa 13 (±2) 40 (±6)


(menstruasi)

Wanita dewasa 14 (±2) 42 (±6)


(postmenopause)

Selama Kehamilan 12 (±2) 37 (±6)

(Hillman, 2005)
d. Hemostasis

Dilakukan pemeriksaan prothrombin time (PT), partial thromboplastin time


(aPTT), thrombin time (TT) atau fibrinogen pada keadaan yang dicurigai terjadi
perdarahan atau kelainan pembekuan darah.

Tabel 9. Tes koagulasi rutin.

Tes Nilai Normal

Hitung trombosit 150.000-350.000/μl

Bleeding time (BT) 3-7 menit

Prothrombin time (PT) 10-14 detik

Partial thromboplastin time (aPTT) 25-38 detik

Fibrinogen

Orang sehat 200-400 mg/dl

Orang sakit 400-800 mg/dl

(Hillman, 2005)

e. Protein/albumin

Dapat terjadi hipoproteinemia akibat kebocoran plasma. Nilai normal


albumin adalah 3-5,5 g/dl, nilai normal protein total adalah 5-8 g/dl (Price, 2003).
f. SGOT/SGPT (serum alanin aminotransferase)

Dapat meningkat. Nilai normal alanin aminotransferase adalah 0-40 IU/l.


Menurut Kalayanarooj (1997) anak dengan level enzim hati yang meningkat
sepertinya lebih rentan mengalami dengue yang parah dibandingkan dengan
yang memiliki level enzim hati yang normal saat didiagnosis.

g. Elektrolit

Sebagai parameter pemantauan pemberian cairan. Jumlah kalium normal


serum adalah 3,5-5,2 mEq/l, sedangkan natrium 135-145 mEq/l.

h. Golongan darah dan cross match

Bila akan diberikan transfusi darah dan komponen darah.

i. Imunoserologi

Dilakukan pemeriksaan IgM dan IgG terhadap dengue. IgM terdeteksi


mulai hari ke 3-5, meningkat sampai minggu ke-3, menghilang setelah 60-90
hari. IgG pada infeksi primer mulai terdeteksi pada hari ke-14, pada infeksi
sekunder IgG mulai terdeteksi pada hari ke-2.

2. Radiologis

Pada foto dada didapatkan efusi pleura, terutama pada hemitoraks kanan.
Tetapi apabila terjadi perembesan plasma hebat, efusi pleura dapat dijumpai
pada kedua hemitoraks. Asites dan efusi pleura dapat pula dideteksi dengan
pemeriksaan USG.
G. Komplikasi

1. Ensefalopati Dengue

Pada umumnya ensefalopati terjadi sebagai komplikasi syok yang


berkepanjangan dengan pendarahan, tetapi dapat juga terjadi pada DBD yang
tidak disertai syok. Gangguan metabolik seperti hipoksemia, hiponatremia, atau
perdarahan, dapat menjadi penyebab terjadinya ensefalopati. Melihat
ensefalopati DBD bersifat sementara, maka kemungkinan dapat juga disebabkan
oleh trombosis pembuluh darah otak, sementara sebagai akibat dari koagulasi
intravaskular yang menyeluruh. Dilaporkan bahwa virus dengue dapat
menembus sawar darah otak. Dikatakan pula bahwa keadaan ensefalopati
berhubungan dengan kegagalan hati akut.

2. Kelainan ginjal

Gagal ginjal akut pada umumnya terjadi pada fase terminal, sebagai akibat
dari syok yang tidak teratasi dengan baik. Dapat dijumpai sindrom uremik
hemolitik walaupun jarang. Untuk mencegah gagal ginjal maka setelah syok
diobati dengan menggantikan volume intravaskular, penting diperhatikan apakah
benar syok telah teratasi dengan baik. Diuresis merupakan parameter yang
penting dan mudah dikerjakan untuk mengetahui apakah syok telah teratasi.
Diuresis diusahakan > 1 ml / kg berat badan/jam. Oleh karena bila syok belum
teratasi dengan baik, sedangkan volume cairan telah dikurangi dapat terjadi syok
berulang. Pada keadaan syok berat sering kali dijumpai akute tubular necrosis,
ditandai penurunan jumlah urin dan peningkatan kadar ureum dan kreatinin.

3. Udema Paru

Udem paru adalah komplikasi yang mungkin terjadi sebagai akibat pemberian
cairan yang berlebihan. Pemberian cairan pada hari sakit ketiga sampai kelima
sesuai panduan yang diberikan, biasanya tidak akan menyebabkan udem paru
oleh karena perembesan plasma masih terjadi. Tetapi pada saat terjadi
reabsorbsi plasma dari ruang ekstravaskuler, apabila cairan diberikan berlebih
(kesalahan terjadi bila hanya melihat penurunan hemoglobin dan hematokrit
tanpa memperhatikan hari sakit), pasien akan mengalami distress pernafasan,
disertai sembab pada kelopak mata, dan ditunjang dengan gambaran udem paru
pada foto rontgen dada.

Komplikasi demam berdarah biasanya berasosiasi dengan semakin


beratnya bentuk demam berdarah yang dialami, pendarahan, dan shock
syndrome. Komplikasi paling serius walaupun jarang terjadi adalah sebagai
berikut:

a. Dehidrasi

b. Pendarahan

c. Jumlah platelet yang rendah

d. Hipotensi

e. Bradikardi

f. Kerusakan hati
BAB VI
HASIL DAN PEMBAHASAN

An. A datang ke RS dengan keluhan demam sejak 5 hari yang lalu,


pusing, nafsu makan berkurang, petekie (adanya bercak merah pada kulit),
mimisan dan melena. Setelah dilakukan pemeriksaan hematologi ia didiagnosa
DF (Dengue Fever) oleh dokter. Saat tiba dirumah sakit suhu tubuh An. A 36,6˚C
dan tampak lemas, setelah masuk RS An.A mulai merasa mual tetapi tidak
muntah. Pemeriksaan hematologi terus dilakukan setiap 12 jam sekali untuk
menetahui perubahan kadar setiap komponen darah.

Abnormalitas hematologi yang sering muncul pada dengue fever (DF)


diantaranya leukopenia, trombositopenia, gangguan koagulasi juga penekanan
sumsum tulang. Eritrosit atau sel darah merah dihasilkan pada sumsum tulang,
mempunyai fungsi mengangkut hemoglobin. Bila terjadi hemolisis maka
hemoglobin akan terbebas ke dalam plasma manusia, dan kira-kira 3 persen dari
hemoglobin tersebut, akan melalui membran glomelurus ginjal masuk ke dalam
filtrat glomelurus. Oleh karena itu, agar hemoglobin tetap berada dalam aliran
darah manusia, hemoglobin harus tetap berada di dalam sel darah merah. Begitu
pula dengan peningkatan nilai hematokrit terjadi karena kebocoran plasma serta
banyaknya sel darah merah dalam pembuluh darah, hal inilah yang
mengindikasikan adanya infeksi dengue dengan tanda bahaya terjadinya SSD.

Pada tanggal 4 Juli An.A mengalamin leukopenia dan trombositopenia,


tetapi untuk nilai hematokritnya normal. Leukopenia terjadi karena depresi
sumsung tulang akibat proses infeksi virus secara langsung ataupun karena
mekanisme tidak langsung melalui produksi sitokin proinflamasi yang menekan
sumsum tulang.

Dari data rekam medis tanggal 4,5 dan 6 Juli 2018 tekanan darah, denyut
nadi dan suhu An.A masih naik turun. Tetapi untuk respirasinya terus meningkat
hingga 90 kali permenit pada tanggal 6 Juli.
Untuk mengetahui kebutuhan An.A digunakan grafik CDC. Berat badan
aktual An. A adalah 40 Kg, sehingga didapat tinggi badan ideal 149 Cm dan
berat badan ideal 45 Kg. Didapatkan total kebutuan An.A 2025 Kkal, protein 90
gram, lemak 56,25 gram dan karbohidrat 289,68 gram.
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penyakit Dengue Fever (DF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus
dengue yang tergolong Arthropod - Borne Virus. Demam Dengue (Dengue Fever,
selanjutnya disingkat DF) adalah penyakit yang terutama terdapat pada anak
remaja atau orang dewasa, dengan tanda – tanda klinis demam, nyeri otot
dan/atau nyeri sendi yang disertai leucopenia, dengan/tanpa ruam (rush) dan
limfadenopati.

Dalam menentukan diagnosa DF pemeriksaan hematologi sangat membantu


karena abnormalitas hematologi yang sering muncul pada dengue fever (DF)
diantaranya leukopenia, trombositopenia, gangguan koagulasi juga penekanan
sumsum tulang.

Untuk mengetahui kebutuhan An.A digunakan grafik CDC. Berat badan


aktual An. A adalah 40 Kg, sehingga didapat tinggi badan ideal 149 Cm dan
berat badan ideal 45 Kg. Didapatkan total kebutuan An.A 2025 Kkal, protein 90
gram, lemak 56,25 gram dan karbohidrat 289,68 gram.

B. Saran

Sebaiknya jika melihat hasil laboratorium jangan hanya nilai trombositnya


saja, tapi juga nilai hematokrit karena jika nilainya semakin tinggi maka butuh
cairan yang lebih banyak.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ginanjar, S.2008, Stop Demam Berdarah Dengue, Bogor, Cita Insan

Madani

2. Gubler DJ. Dengue and dengue haemorrhagic fever. Clinical Microbiology

Reviews 1998; 11: 480-496.

3. IDAI. 2009. Demam Berdarah Dengue. Indonesian Pediatric Society

4. Pedoman tatalaksana klinis infeksi dengue di sarana pelayanan

kesehatan. Jakarta: Departemen Kesehatan RI;

5. Sugianto, S. 2013. Demam Berdarah. Erlangga University Press.

Surabaya.

6. Sutarjo US, 2015. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2014. Jakarta :

Kementerian Kesehatan RI.

7. Taddaga, K. 2016.. Asuhan Keperawatan Anak. Penerbit Buku

Kedokteran, EGC.

8. WHO, 1999. Demam Berdarah Dengue. Diagnosis, Pengobatan,

Pencegahan, dan Pengendalian. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran

EGC.
Lampiran 1. Hasil Pemeriksaan Biokimia
 Hasil Pemeriksaan Laboratorium An. A pada tanggal 4 Juli 2018
pukul 14:00 adalah sebagai berikut

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Keterangan


Leukosit 1,88 10^3/uL 4,5 – 11 10^3/uL Rendah
Eritrosit 5,38 10^6/uL 3,6 – 4,8 10^6/uL Tinggi
Hemoglobin 15,4 g/dL 14 – 18 g/dL Normal
Hematokrit 43,7 % 36 – 54 % Normal
MCV 81,2 fL 82 – 92 fL Rendah
MCH 28,6 pg 27 – 31 pg Normal
MCHC 35,2 g/dL 32 – 37 g/dL Normal
Trombosit 106 10^3/uL 150 – 440 Rendah
10^3/uL
RDW – CV 12,3 % 11,5 – 14,5 % Normal
RDW – SD 35,7 fL 35 – 47 fL Normal
PDW 10,5 fL 9 – 13 fL Normal
MPV 10,2 fL 7,2 – 11,1 fL Normal
P-LCR 24,1 % 15 – 25 % Normal

 Hasil Pemeriksaan Laboratorium An. A pada tanggal 5 Juli 2018


pukul 06:07 adalah sebagai berikut

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Keterangan


Leukosit 4,12 10^3/uL 4,5 – 11 10^3/uL Rendah
Eritrosit 5,47 10^6/uL 3,6 – 4,8 10^6/uL Tinggi
Hemoglobin 15,8 g/dL 14 – 18 g/dL Normal
Hematokrit 44,5 % 36 – 54 % Normal
MCV 81,36 fL 82 – 92 fL Normal
MCH 28,4 pg 27 – 31 pg Normal
MCHC 35,3 g/dL 32 – 37 g/dL Normal
Trombosit 85 10^3/µL 150 – 440 Rendah
10^3/µL
RDW – CV 13,2 % 11,5 – 14,5 % Normal
RDW – SD 36,3 fL 35 – 47 fL Normal
PDW 12,7 fL 9 – 13 fL Normal
MPV 10,9 fL 7,2 – 11,1 fL Normal
P-LCR 25,6 % 15 – 25 % Tinggi
 Hasil Pemeriksaan Laboratorium An. A pada tanggal 5 Juli 2018
pukul 18.00 adalah sebagai berikut

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Keterangan


Leukosit 4,12 10^3/uL 4,5 – 11 10^3/uL Rendah
Eritrosit 5,2 10^6/uL 3,6 – 4,8 10^6/uL Tinggi
Hemoglobin 14,8 g/dL 14 – 18 g/dL Normal
Hematokrit 44,7 % 36 – 54 % Normal
MCV 82,6 fL 82 – 92 fL Normal
MCH 28,3 pg 27 – 31 pg Normal
MCHC 35,9 g/dL 32 – 37 g/dL Normal
Trombosit 91 10^3/µL 150 – 440 Rendah
10^3/µL
RDW – CV 13,8 % 11,5 – 14,5 % Normal
RDW – SD 36,1 fL 35 – 47 fL Normal
PDW 12,2 fL 9 – 13 fL Normal
MPV 10,3 fL 7,2 – 11,1 fL Normal
P-LCR 26,3 % 15 – 25 % Tinggi

 Hasil Pemeriksaan Laboratorium An. A pada tanggal 6 Juli 2018


pukul 06:03 adalah sebagai berikut

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Keterangan


Leukosit 4,77 10^3/uL 4,5 – 11 10^3/uL Normal
Eritrosit 5,36 10^6/uL 3,6 – 4,8 10^6/uL Tinggi
Hemoglobin 15,5 g/dL 14 – 18 g/dL Normal
Hematokrit 44,1 % 36 – 54 % Normal
MCV 82,3 fL 82 – 92 fL Normal
MCH 28,9 pg 27 – 31 pg Normal
MCHC 35,1 g/dL 32 – 37 g/dL Normal
Trombosit 80 10^3/µL 150 – 440 Rendah
10^3/µL
RDW – CV 13,7 % 11,5 – 14,5 % Normal
RDW – SD 36,4 fL 35 – 47 fL Normal
PDW 12,5 fL 9 – 13 fL Normal
MPV 10,5 fL 7,2 – 11,1 fL Normal
P-LCR 30,9 % 15 – 25 % Tinggi
Lampiran 2. Hasil Pemeriksaan Klinis

 Pemeriksaan klinis tanggal 4 Juli 2018

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan


Tekanan Darah 100/80 mmHg 120/80 mmHg
Nadi 88 X 70 – 120 X/menit
Respirasi 24 X 18 – 30 X/memit
Suhu 37,8 ˚C 36-37 ˚C

 Pemeriksaan klinis tanggal 5 Juli 2018

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan


Tekanan Darah 100/70 mmHg 120/80 mmHg
Nadi 80 X 70 – 120 X/menit
Respirasi 40 X 18 – 30 X/memit
Suhu 36,5 ˚C 36-37 ˚C

 Pemeriksaan klinis tanggal 6 Juli 2018

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan


Tekanan Darah 110/80 mmHg 120/80 mmHg
Nadi 90 X 70 – 120 X/menit
Respirasi 34 X 18 – 30 X/memit
Suhu 36,6 ˚C 36-37 ˚C
Lampiran 3. Hasil recall 3x24 jam An. A pada tanggal 2,3
dan 4 Juli 2018

Keebutuhan Energi (Kkal) Protein Lemak (gram) Karbohidrat

(gram) (gram)

I II III I II III I II III I II III

Asupan 1304 1304 1984 24, 24, 27, 14, 14, 27, 48, 48, 120,

,1 ,1 ,1 3 3 3 5 5 5 6 6 6

Rata-rata 1530,77 25,3 18,83 72,6

asupan

Kebutuhan 2025 90 33,75 340,3

% Asupan 75,6% 28,1% 55,80% 21,35%

Kategori Defisit Defisit Defisit Defisit


Lampiran 4. Menu Sehari

Menu Sehari Keterangan :


Diet TETP

Nama : An. A Umur :13 Th BB : 40 Kg TB: 149 Cm

Nama Berat Energi Protein Lemak KH


Hidangan Nama Bahan (g) (Kkal) (g) (g) (g)
Bubur Bubur nasi 100 72.9 1.3 0.1 16
Abon Sapi Abon 30 94.5 16.5 2.7 0

Sub Total 167.4 17.8 2.8 16

Biskuit Biskuit 50 253.5 5.2 8.8 39


Jus Mangga Mangga 100 65 0.5 0.3 17
Gula Pasir 20 77.4 0 0 20

Sub Total 395.9 5.7 9.1 76

Nasi Tim Nasi Tim 175 204.9 3.9 0.3 45


Ikan Pindang Ikan Tengiri 100 112.1 21.4 2.3 0
Tempe Tumis Tempe 50 99.5 9.5 3.8 8.5
Cah kangkung Kangkung 50 7.5 1.1 0.1 1
Wortel 50 12.9 0.5 0.1 2.4
Buah
Semangka Semangka 100 32 0.6 0.4 7.2

Sub Total 469 37 7.1 64.1

Tepung
Kue Talam Beras 30 108.3 2 0.2 23.9
Lobak 50 6.5 0.3 0.1 1.4
Sub Total 114.7 2.4 0.2 25.3

Nasi Tim NasiTtim 175 204.9 3.9 0.3 45


Ayam Semur Daging Ayam 45 128.2 12.1 8.5 0
Kecap 5 3 0.5 0 0.3
Tahu Bacem Tahu 50 38 4.1 2.4 0.9
Kecap 5 3 0.5 0 0.3
Gula Merah 20 73.8 0.1 0 18.8
Minyak 3 25.9 0 3 0
Soto Sayuran Kentang 40 37.2 0.8 0 8.6
Toge 30 18.3 2 1 1.4
Soun 30 114.3 0.1 0 27.4

Sub Total 646.6 24 15.4 102.8

Mash potato Kentang 100 93 2 0.1 21.6


Orange Jus Jeruk Manis 250 117.7 2.3 0.3 29.5

Sub Total 210.7 4.3 0.3 51.1

Total 2004.3 91.2 34.9 335.3


Kebutuhan 2025 90 33.75 340.3

% Kebutuhan 98.98 101.33 103.41 98.53

Anda mungkin juga menyukai