Dosen Pembimbing:
Oleh:
T.A. 2021/2022
Kasus 1
Seorang ibu umur 52 tahun, BB 48 kg, TB 160 cm, pekerjaan ibu RT, suaminya
seorang pegawai Bank dirawat di RS pemerintah dengan keluhan waktu masuk RS
anoreksia, dan sering buang air kecil pada malam hari . Sejak 1 tahun terakhir beliau
merasa demam dan sakit kepala, untuk menghilangkan demam dan rasa sakit kepala
ibu sering membeli obat di warung. Dari hasil pemeriksaan fisik TD 180/95 mmHg.
Hasil pemeriksaan laboratorium Hb 10 gr%, Ca rendah, proteinuria 2,5 gr/ 24 jam,
ureum tinggi, kreatinin tinggi. Dari diagnosa medis ibu tsb dinyatakan menderita
penyakit Glomerulonefritis kronik. Dokter menyarankan untuk konsultasi dengan ahli
gizi. Hasil anamnesa gizi sebelum dirawat didapat konsumsi energy 70 % kebutuhan,
protein 115 %, lemak 50 % kebutuhan. Beliau biasanya makan 3 kali sehari, kurang
suka sayur dan buah,pagi hanya minum segelas susu dan sepotong roti. Buatlah terapi
gizi dengan menggunakan metoda NCP.
PROSES ASUHAN NUTRISI
NAMA PASIEN : Ibu NAMA MAHASISWA : Ahlia Ryanti Putri
JENIS KELAMIN: Perempuan NIM : 192210689
UMUR : 52 Tahun TANGGAL : 12/10/2021
A. Asesmen Gizi
a. Antropometri
- BB 48 kg
- Tinggi badan = 160 cm
- IMT : BB/(TB)2 = 48 /(1,6)2 kg/m2 = 18,75 kg/m2
BBI : (TB-100)-10% (TB-100)
: (160 - 100) – 10% (160 - 100)
: 60-6,0 = 54 kg
Penilaian : Dari data antropometri dapat kita ketahui dari IMT pasien status gizi
pasien normal.
b. Biokimia
Penilaian : dari data Biokimia pasien dapat kita ketahui pasien menderita anemia,
disertai GNK.
Penilaian : Berdasarkan riwayat makan pasien dapat diketahui bahwa pola makan
baik namun kebiasaan makan pasien kurang baik. Serta asupan protein melebihi
kebutuhan.
e. Riwayat Personal
- Ibu rumah tangga
- Suami bekerja di bank
B. Diagnosa Gizi
Domain Intake
- NI 1.2 Asupan energi inadekuat (P) berkaitan dengan pasien mengalami
anoreksia (E) ditandai dengan asupan energi 70% dari kebutuhan (S)
- NI 5.7.2 Kelebihan asupan protein (P) berkaitan dengan pasien kurang suka
sayur dan buah,pagi hanya minum segelas susu dan sepotong roti (E) ditandai
dengan asupan protein 115% dari kebutuhan (S)
Domain Klinis
- NC 2.2 = Perubahan nilai lab terkait gizi (P) berkaitan dengan gangguan
fungsi ginjal (E) ditandai dengan Hb 10 gr%, Ca rendah, proteinuria 2,5 gr/ 24
jam, ureum tinggi, kreatinin tinggi. (S)
Domain Behavior
- NB. 1.1 Kurang pengetahuan terkait makanan dan gizi(P) berkaitan dengan
kurangnya edukasi terkait gizi(E) ditandai dengan pasien kurang suka sayur
dan buah,pagi hanya minum segelas susu dan sepotong roti(S)
C. Intervensi Gizi
a. Tujuan
1. Memenuhi asupan energi pasien sesuai kebutuhan
2. Memenuhi asupan lemak pasien sesuai kebutuhannya
c. Perhitungan kebutuhan
= 35 X 54 = 1.890 kkal
Protein = ¾ x BBA
= 0,75 x 48
= 36 gr x 4 = 144 kal
= 472,5 / 9 = 52,5 gr
KH = E – (P+L)
= 1273,5/ 4 = 318,375 gr
d. Preskripsi diet
Diet : Rendah protein
Bentuk makanan : Makanan lunak
Frekuensi : 5 Kali sehari (3 Pokok dan 2 selingan)
Rute Pemberian : Oral
e. Implementasi
Memberikan makanan sesuai dengan kebutuhan pasien dari segi jenis jumlah
dan waktu secara bertahap sesuai dengan kemampuan pasien minimal
kebutuhan BMR terpenuhi dan di komunikasikan kepada pasien,keluarga
pasien dan tenaga medis.
f. Rencana edukasi
Memberikan konseling mengenai gizi seimbang pada pasien GNK dan
penatalaksanaanya
Tujuan : Menambah pengetahuan pasien untuk mencapai gizi yang optimal
Metode : Konseling dan edukasi
Sasaran : Pasien dan keluarga pasien
Materi : Tentang penyakit GNK dan kaitanya dengan makanan
Tempat : Ruang rawat inap
Waktu :30-60 menit
Protein : 25% x 36 gr = 9 gr
Makan Siang
Energi : 30% x 1.890 kal = 567 kal
Kasus 2
Ny. R, berusia 56 tahun, MRS dengan keluhan utama pinggang kanan dan kiri terasa
nyeri panas, badan demam, selalu gerah. Riwayat penyakit keluarga yaitu asma dan
asam urat. Diagnosis medis yaitu Nefrolithiasis, BB 65 kg, TB 150 cm. Hasil
pemeriksaan laboratorium yaitu Hb 11 g/dl, Ht 33,6%, Cl 109 mmol/L, Ca 9,9, Mg
1,7 mEq/L, cholesterol 456 mg/dl, basophil 0,5%. Pemeriksaan fisik klinis yaitu TD
130/90 mmHg, suhu 36°C, nadi 74x/menit, frekuensi BAK 4-5x/hari terasa agak
nyeri. Sejak 3 bulan SMRS pasien mengatakan sudah mulai mengatur pola dan
kebiasaan makan. Sebelumnya gemar konsumsi jerohan sapi, setiap hari konsumsi teh
kental, sate kambing hampir 2x/hari (@1 ctg). Lauh hewani : ikan laut (2x/hari, 50
gram), lauk nabati : tempe (1-2/hari, 40 gram, sayur : sawi, jembak (semangkok tiap
makan), buah : pisang, snack : pisang rebus, nasi kuning (3x/mgg), minuman : air
putih (10 gls/hari). Hasil recall diet RS yaitu Energi = 1475,5 kkal, protein 53.8 gr,
lemak 41.2 gr, KH 240,4 gr. Susunlah asuhann gizi untuk pasien tersebut beserta
perencanaan konseling gizi yang akan diberikan.
A. Asesmen Gizi
a. Antropometri
- Barat badan = 65 kg
- Tinggi badan = 150cm
- IMT : BB/(TB)2 = 65 /(1,5)2 kg/m2 = 28,8 kg/m2
- BBI : (TB-100)-10% (TB-100) =
: (150 - 100) – 10% (150 - 100)
: 50- 5 = 45 kg
Penilaian : Dari data antropometri dapat kita ketahui dari IMT pasien status gizi
pasien overweight.
b. Biokimia
Data Hasil Normal Keterangan
Laboratorium
Ht 33,6% 38 – 46 % Rendah
Cl 109 mmol/L 96 – 106 mmol/L Tinggi
Hb 11 mg% 12-14 gr/dL Rendah
Ca 9,9 9 – 11 mg/dL Normal
Mg 1,7 mEq/L 1,7 – 2,3 mg/dL Normal
Cholesterol 456 mg/dl < 200 mg/dL Tinggi
Basophil 0,5% 0–2% Normal
Penilaian : Dari data biokimia dapat kita ketahui pasien mengalami tanda – tanda
penyakit Nefrolithiasis dan Anemia
B. Diagnosa Gizi
Domain Intake
- NI.2.1 Asupan oral tidak adekuat (P) berkaitan dengan kebiasaan makan
kurang baik (E) ditandai dengan Energi 81,9 %, Protein 89,6 %, Lemak 82,4
%, KH 85,9 % (S)
Domain Klinis
- NC.3.3 Kelebihan BB (P) berkaitan dengan gemar konsumsi jerohan sapi,
setiap hari konsumsi teh kental, sate kambing hampir 2x/hari (E) ditandai
dengan IMT 28,8 Kg/m2 (S)
- NC.2.2 Perubahan nilai lab terkait gizi (P) berkaitan dengan Nefrolithiasis (E)
ditandai dengan Ht 33,6 % (rendah), Cl 109 mmol/L (Tinggi), Hb 11 mg%
(rendah), cholesterol 456 mg/dl (tinggi) (S)
Domain Behavior
- NB.1.1 Kurang pengetahuan terkait makanan dan zat gizi (P) berkaitan
dengan kurang terpaparnya informasi tentang gizi (E) ditandai dengan gemar
konsumsi jerohan sapi, setiap hari konsumsi teh kental, sate kambing hampir
2x/hari (S)
C. Intervensi Gizi
a. Tujuan
1. Memenuhi asupan energi sesuai kebutuhan pasien
2. Menurunkan berat badan mencapai berat badan normal
3. Menormalkan nilai lab
4. Memberi edukasi terkait gizi
c. Perhitungan kebutuhan
d. Preskripsi diet
Diet : Diet Rendah Purin Tinggi Sisa Basa
Bentuk makanan : Makanan biasa
Frekuensi : 5 Kali sehari (3 Pokok dan 2 selingan)
Rute Pemberian = Oral
e. Implementasi
Memberikan makanan sesuai dengan kebutuhan pasien dari segi jenis jumlah
dan waktu secara bertahap sesuai dengan kemampuan pasien minimal
kebutuhan BMR menjadi normal dan di komunikasikan kepada pasien,keluarga
pasien dan tenaga medis.
f. Rencana edukasi
Memberikan konseling mengenai gizi seimbang dan Diet Rendah Purin Tinggi
Sisa Basa dan penatalaksanaan
Metode : Konseling dan edukasi
Sasaran : Pasien dan keluarga pasien
Materi : Tentang penyakit Nefrolithiasis dan penatalaksanaan
Tempat : Ruang rawat inap
Waktu :30-60 menit