Anda di halaman 1dari 28

KASUS DIABETES MELLITUS

A. Gambaran Umum Pasien


Nama :Ny. S S No RM :2. 37. 23. 97
Umur :51 th Ruang :Boegenvile C1 K2
Sex :PerempuanTanggal Masuk :18 Oktober 2008
Pekerjaan :Guru Sd Tanggal Kasus :20 Oktober 2008
Pendidikan:S1 Alamat :Larangan Gayam RT 61/63 Sukoharjo
Diagnosa Obs. Ikterik e.c. hydrops vesica felea dd cholelithiasis DM
Agama :Islam Medis :II

B. Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT)


1. Pengkajian Gizi
Riwayat Gizi/Makanan :
Riwayat Nutrisi Dahulu :
Pasien menjalani diit rendah lemak sejak keluar dari RS Dr. Oen atas anjuran dokter yang merawat.
Pasien tidak mengkonsumsi makanan yang digoreng dan bersantan. Pasien belum pernah
mendapatkan konsultasi gizi mengenai diet penyakit yang dialaminya. Pola makan pasien sebelum
MRS : pasien suka mengkonsumsi glukosa sederhana (sirup) dalam jumlah yang berlebih.
Riwayat Nutrisi Sekarang :
Pasien suka mengkonsumsi makanan dalam porsi yang berlebih, nafsu makan normal. Hasil recall
konsumsi makan 24 jam terakhir saat di RS didapatkan Energi 1430 kal, Protein : 53,97 gram,
lemak : 30,57 gram, dan KH 272.05 gram.
Tabel 1. Tingkat Konsumsi Makan Pasien 24 Jam Terakhir
Implementasi Energi (kal)Protein (gr)Lemak (gr)KH (gr)
Asupan oral 1130 28,97 30,57 222,05
Infus D 10% 200 – – -50
Aminofusin Hepar 5%100 25 – –
Total asupan 1430 53,97 30,57 272,05
Standar RS 1582 59,8 46,2 255
% Asupan 90,5 90,2 66 106,7
Penilaian :
Asupan makan dibandingkan dengan standart makanan RS : Energi : 90,5%, Protein :90,2 %,
Lemak 66% dan KH : 106,7%. Asupan makan : Baik, rujukan berdasarkan SK Kemenkes
No:129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit, (point 11, Sub Gizi
dengan indikator sisa makanan yang tidak termakan oleh pasien menggunakan nilai standar <20%,
artinya bahwa pasien dinilai memiliki asupan yang normal apabila mampu menghabiskan makanan
sebesar ≥ 80% dari standar makanan RS, dan jika mengkonsumsi makanan < 80% dari standar
makanan RS, pasien dinilai memiliki asupan makan yang kurang).
Berdasarkan riwayat pola makan pasien, pasien masih sering mengkonsumsi glukosa sederhana
(sirup), hal ini dikarenakan pasien tidak mengetahui efek konsumsi gula yang berlebihan.
Konsumsi gula sederhana yang berlebihan akan menyebabkan kadar gula darah tinggi.
Meningkatnya kadar gula dalam darah tersebut sebagai akibat adanya gangguan sistem
metabolisme dalam tubuh. Organ tubuh yang terganggu adalah pankreas, jika Pankreas terganggu,
maka kemampuan untuk memproduksi hormon insulin juga terganggu. Insulin adalah sejenis
hormon jenis polipeptida yang dihasilkan oleh kelenjar pankreas. Fungsi utama insulin ialah untuk
menjaga keseimbangan glukosa dalam darah dan bertindak meningkatkan pengambilan glukosa
oleh sel tubuh. Kegagalan tubuh untuk menghasilkan insulin, atau jumlah insulin yang tidak
mencukupi akan menyebabkan glukosa tidak dapat masuk ke dalam tubuh dan digunakan oleh sel-
sel dalam tubuh (tidak terserap oleh sel-sel dalam tubuh). Dengan demikian glukosa meningkat di
dalam darah, dan menyebabkan penyakit Diabetes Melitus.
Aktifitas Fisik : Sebagai seorang guru pasien bekerja sekitar 7 – 8 jam. Pasien rutin melakukan
senam pagi di sekolah dan sesekali melakukan jalan pagi. Jumlah jam tidur pasien sekitar 6 – 8
jam sehari.
Biokimia
Tabel 2. Hasil Pemeriksaan Biokimia Pasien
Pemeriksaan Satuan/Nilai Awal Masuk RS18- Awal Kasus20-10-
urin/darah Normal 10-2008 2008 Keterangan
Na (serum) 136 – 145 mmol 138,8 Normal
K (serum) 3,10 – 5,00 mmol 3,10 Normal
Cl (serum) 98 – 107 mmol 109,5 Tinggi
TP 6,40 – 8,30 g/dL 6,98 Normal
Albumin 3,50 – 5,00 g/dL 2,10 Rendah
AST 10 -42 U/L 377 Tinggi
ALT 10 – 40 U/L 180 Tinggi
BUN 7,0 – 18,0 mg/dL 11,1 Normal
Creatinin 0,6 – 1,30 mg/dL 1,16 Normal
Uric Acid 2,6- 7,2 mg/dL 5,9 Normal
GDS 70 -120 mg/dL 211 140 Tinggi
GD 2 JPP 80 – 140 mg/dL 241 Tinggi
HBA1C <6,5 10,8 Tinggi
T BIL 0,20- 1,00 mg/dL 11,21 Tinggi
D TIL 0,00 – 0,30 mg/dL 4,89 Tinggi
3
WBC 4,8 -10,8 /UL 5,5 Normal
RBC 4,2 – 5.4 106/UL 3,69 Rendah
Pemeriksaan Satuan/Nilai Awal Masuk RS18- Awal Kasus20-10-
urin/darah Normal 10-2008 2008 Keterangan
HGB 12 – 16 g/dL 12,0 Normal
HCT 37 – 47 % 34,9 Rendah
MCV 81 – 99 fL 94,4 Rendah
MCH 27,0 – 31,0 pg 32,4 Tinggi
RDW 11,5 – 15,5 % 23,4 Tinggi
PLT 130 – 400 10 /UL 150
3
Normal
MPV 7,4 – 10,4 fL 8,6 Normal
PCT 0,000 – 0,990 % 0,128 Normal
Prot +
Bil +2
Uro +2
Blod +2
Pemeriksaan penunjang : USG tanggal 17 Oktober 2008, Kesan : Hepatosplenomegali dengan
multiple cholelithiasis dan obstruksi pada CBD.
Penilaian :
Hipoalbuminemia (albumin rendah), proteinuria (+), DM (GDS, GD 2 JPP, HBA1C meningkat)
Antropometri
BB = 64 kg, TB = 155 cm, BBI = 49,5 kg, LLA = 30 cm
Riwayat perubahan BB,. Terjadi peningkatan BB sebanyak 7 Kg dalam waktu 3 bulan.
BB yang disesuaikan (adjusted body weight) = {(BBA-BBI) x 0,25} + BBI
= {(64 kg – 49,5 kg) x 0,25} + 49,5 kg = 53,12 kg
Perhitungan IMT : BB/(TB)2 = 64/(1,55)2 = 26,64 kg/m2
Penilaian :
Berdasarkan IMT, pasien memiliki status gizi Obes I (26,64 kg/m2), karena batasan Obese I yaitu
25-29,9 kg/m2, menggunakan WHO WPR/IASO/IOTF dalam the Asia Pacific Perspective :
Redefining Obesity and its Treatment, dengan kategori :
<18,5 kg/m2 : BB kurang
2
18,5-22,9 kg/m : normal,
≥ 23 : BB lebih
23-24,9 kg/m2 : at risk (dengan resiko)
2
25-29,9 kg/m : obese I,
≥30 kg/m 2
: obese II
Fisik Klinis
Tabel 3. Hasil Pemeriksaan Fisik dan Klinis
Pemeriksaan Satuan / nilai normalAwal kasus
Keadaan Umum Lemah, Mata kuning, badan kuning, BAK seperti teh
Tensi 120/80 mmHg 110/70 mmHg
Nadi 60 – 100 x/mnt 70 x/menit
Suhu 36 – 37 C Afebris
Respirasi 20 – 24 x/mnt 16 x/menit
Keluhan Utama : Ikterik yang telah berlangsung selama 5 bulan
Penilaian :
Keadaan umum pasien : lemah, mata kuning badan kuning, BAK seperti teh, hipotensi, keadaan
umum terdapat ikterik yang telah berlangsung selama 5 bulan.
Riwayat Personal :
Data Sosio Ekonomi: Pasien adalah suku Jawa, bekerja sebagai seorang Guru SD, tinggal bersama
suami, 2 orang anak, 1 menantu, dan 1 orang cucu.
Riwayat Penyakit Sekarang :
Bulan Mei 2008 pasien mengeluh badan terasa lemas, mual (+), muntah (-), BAK berwarna seperti
teh, nyeri ulu hati (+), periksa ke dokter dikatakan sakit maag, mendapat terapi obat, tetapi tidak
nama obat. 2 minggu kemudian keluhan tidak berkurang, mual (+), muntah (-), nyeri perut (+),
BAK warna seperi teh pesien periksa lagi ke dokter. Oleh dokter dirujuk ke RS Dr. Oen Solo.
Pasien dirawat selama 26 hari dengan keluhan mata kuning (+), badan kuning (+), mual (+),
muntah (-), BAK seperti teh, dikatakan SGOT/SGPT > 1000, mendapat obat dan terapi tapi pasien
tidak tahu. Dilakukan USG hasil tidak ditemukan batu. Keluhan membaik, SGOT/SGPT hamper
mendekati normal. Pasien boleh pulang dan diberi obat urdafalk 2×1 tablet (Pasien minum selama
1 bulan).
Pasien kontrol rutin setiap minggu di dr. JK,SpPD diberikan obat lesichol dan Hp Pro . Pasien
menjalani USG lagi hasil menunjukkan tidak ada batu pada kandung empedu. Badan masih kuning
(+), mual (-), muntah (-), nafsu makan tidak ada kelainan, BAB tidak ada kelainan, BAK seperti
the, Pasien tetap minum obat dan kontrol rutin.
Dua hari SMRS karena badan masih kuning, pasien periksa ke dokter SM, SpPD KGEH, oleh
dokter dilakukan USG Abdomen ulang. Hasil USG menunjukkan kesan : Hepatosplenomegali
dengan Multiple Cholelithiasis dan obstruksi pada CBD. Pasien disarankan melakukan periksa
ulang laboratorium. Hasil menunjukkan SGOT 958/SGPT 324, Gamma GT 95 dan Fosfatase
Alkali 176, Pasien disarankan menjalani rawat inap untuk menurunkan kadar GOT/GPT pro
cholecystectomy.
Keluhan pasien saat masuk mata kuning (+), badan kuning (+), mual (-), muntah (-), pusing (-),
BAK seperti teh, BAB tidak ada keluhan, nafsu makan dan minum baik.
Riwayat Penyakit Dahulu : Tidak ada, Riwayat penyakit keluarga: Orang tua laki-laki pernah
menderita sakit kuning
Terapi Medis :
Interaksi dengan zat
Jenis Obat/ tindakan Fungsi gizi
Inf. D10%Aminufusin– Tambahan asupan
Hepar (1:1 20tpm) karbohidrat- Tambahan asupan asam amino
Sebagai terapi jangka pendek ulkus duodenalGangguan GI, sakit
– Inj. OMZ 1A/12j dan lambung, refluks esofagitis kepala, ruam kulit
– Inj. SNMC 2A(hari I–
III)1A(hari IV-V) Antiinflamasi hati
– HP Pro 2 x 1 Suplemen untuk hati
2. DIAGNOSIS GIZI
NI.5.8.2 Asupan karbohidrat yang berlebihan (P) berkaitan dengan kurangnya pengetahuan
(E) ditandai dengan pola konsumsi glukosa murni (syrup) yang berlebihan, GDP tinggi, G2JPP
tinggi, HBA1c tinggi, peningkatan BB 7 kg slm 3 bulan (S/S).
NI.5.4 Penurunan kebutuhan lemak (P) berkaitan dengan adanya sumbatan pada saluran
empedu (E) ditandai dengan hasil USG, T Bil tinggi, AST tinggi, ALT tinggi, ikterik, telah
menjalani diet rendah lemak (S/S).
NI.5.1 Peningkatan kebutuhan protein (P) berkaitan dengan gangguan sintesis albumin
(E) ditandai dengan kadar albumin yang rendah (S/S).
3. INTERVENSI GIZI
Tujuan :
1. Menurunkan konsumsi karbohidrat untuk membantu menormalkan kembali kadar glukosa
darah, dan mencegah kenaikan berat badan
2. Membatasi pemberian makanan tinggi lemak
3. Meningkatkan kadar albumin darah
Prinsip Diet : Rendah KH, 3 J (Tepat Jumlah, Jenis, Jadwal)
Macam Diet : Diet DM 1700 kalori.
Bentuk Makanan :
Makanan lunak (nasi tim), karena kondisi pasien yang masih lemah.
Syarat :
1. Energi dihitung berdasarkan rumus PERKENI (2006), dengan memperhitungkan basal, jenis
kelamin, usia, aktifitas dan faktor kegemukan. Energi diberikan untuk memenuhi kebutuhan
basal metabolisme, aktifitas pada saat sakit, mengurangi berat badan pasien dan mempercepat
proses penyembuhan pasien, karena saat ini pasien dalam keadaan lemah. Contoh Sumber
Bahan Makanan : beras giling, kentang, jagung.
2. Protein tinggi, diberikan sebesar 1,3 g/kgBB/hari untuk membantu meningkatkan kadar
albumin. Contoh Sumber Bahan Makanan: ayam, daging, ikan.
3. Lemak rendah diberikan 20% dari kebutuhan energi total untuk membantu menurunkan BB
pasien. Contoh Sumber Bahan Makanan : minyak.
4. Karbohidrat diberikan rendah untuk membantu menurunkan KGD, serta menurunkan BB
pasien. Contoh Sumber Bahan Makanan : beras giling, kentang, roti.
5. Serat diberikan sebesar 25-30 gram/hari, terutama untuk membantu memperlambat waktu
pengosongan lambung, meningkatkan waktu transit dengan memperlambat pergerakan di usus
halus, sehingga sangat membantu juga di dalam menurunkan BB pasien.
6. Makanan diberikan dengan porsi kecil tapi sering, dengan frekuensi makan : 3 x makan utama,
2X selingan dengan mematuhi prinsip 3J (tepat jumlah, jadwal dan jenis).
Perhitungan Kebutuhan Energi dan Zat-zat Gizi
Perhitungan kebutuhan penyakit DM, bisa menggunakan alternatif rumus, yaitu dengan rumus
PERKENI (2006), rumus dari praktisi Endokrinologi RSUD dr. Soetomo (Prof. Dr. Dr. H.
Askandar Tjokroprawiro), Harris Benedict, perhitungan cepat, dan berbagai alternatif rumus
lainnya. Dalam soal kasus ini akan kami uraikan bagaimana cara perhitungan kebutuhan energy
dan zat gizi dengan menggunakan rumus PERKENI 2006.
Catatan :
Syarat dan Ketentuan Perhitungan PERKENI (2006) :
1. Jenis Kelamin. Kebutuhan kalori basal pada wanita lebih kecil daripada pria. Kebutuhan basal
untuk wanita sebesar 25 kal/kg BB dan 30 kal/kg BB untuk pria.
2. Umur
Pada bayi dan anak-anak kebutuhan kalori jauh lebih tinggi daripada orang
dewasa, dalam tahun pertama bisa mencapai 112 kg/kg BB. Sedangkan Umur 1 tahun
membutuhkan lebih kurang 1000 kalori dan selanjutnya pada anak-anak
lebih daripada 1 tahun mendapat tambahan 100 kalori untuk tiap tahunnya. Penurunan kebutuhan
kalori diatas usia 40 tahun harus dikurangi 5% untuk tiap dekade antara 40 dan 59 tahun,
sedangkan antara usia 60 dan 69 tahun dikurangi 10%, diatas usia 70 tahun dikurangi 20%.
3. Aktifitas Fisik atau Pekerjaan.
Jenis aktifitas yang berbeda membutuhkan kalori yang berbeda pula. Jenis aktifitas dikelompokan
sebagai berikut :
ü Keadaan istirahat : kebutuhan kalori basal ditambah 10%.
ü Aktifitas Ringan : pegawai kantor, pegawai toko, guru, ahli hukum, ibu rumah tangga, dan lain-
lain kebutuhan harus ditambah 20% dari kebutuhan basal.
ü Sedang : pegawai di industri ringan, mahasiswa, militer yang sedang tidak perang, kebutuhan
dinaikkan menjadi 30% dari basal.
ü Berat : petani, militer dalam keadaan latihan, penari, atlit, kebutuhan ditambah 40%.
ü Sangat berat : tukang becak, tukang gali, pandai besi, kebutuhan harus ditambah
50% dari basal.
4. Kehamilan/Laktasi. Pada permulaan kehamilan diperlukan tambahan 150 kalori/hari dan pada
trimester II dan III 350 kalori/hari. Pada waktu laktasi diperlukan tambahan sebanyak 550
kalori/hari.
5. Adanya komplikasi.
Infeksi, trauma atau operasi yang menyebabkan kenaikan suhu memerlukan tambahan kalori
sebesar 13% untuk tiap kenaikkan 1 derajat celcius.
6. Berat Badan. Bila kegemukan/terlalu kurus, dikurangi/ditambah sekitar 20-30% bergantung
kepada tingkat kegemukan/kekurusannya.
Perhitungan Kebutuhan Energi dan Zat Gizi :

Kebutuhan Energi Basal ( ) = 25 Kal/kgBB/hari = 25 Kal x 64 kg = 1600 kalori


Koreksi Usia (51 th) = 1600 kalori x 5% = 80 kalori
Aktifitas (istirahat) = 1600 kalori x 10% = 160 kalori
Komplikasi (P. Hati) = 1600 kalori x 20% = 320 kalori
Koreksi Berat Badan = 1600 kalori x 20% = 320 kalori
Total kebutuhan energi =
= Energi basal – Koreksi usia + Aktifitas + Komplikasi – K. Berat Badan
= 1600 kalori – 80 kalori + 160 kalori + 320 kalori – 320 kalori
= 1680 kalori (dibulatkan menjadi 1700 kalori)
Protein (gram) = 1,3 g/Kg BB = 1,3 g x 64 kg = 83,2 gram
% Protein = (83,2 gram x 4 kal/g x 100%): 1700 kal = 19,6%
Lemak = 20% x total kebutuhan energi = 20% x 1700 kalori = 340 kalori
Lemak (gram) = 340 kal : 9kal/gram = 37,8 gram
% Karbohidrat = 100 % – (% protein + % lemak) = 100 % – (19,6% + 20%) = 60,4 %
Karbohidrat (kal) = 60,4%xtotal kebutuhan energy = 60,4%x1700 kalori = 1026,8kalori
Karbohidrat (g) = 1026,8 kalori : 4 kal/gram = 256,7 gram
Kebutuhan Vitamin dan Mineral : Lihat di Tabel AKG, 2004.
Kebutuhan Serat :
25g/1000kal/hari, maka kebutuhan serat pasien = (25 gx1700 kal)/1000kalori = 42,5 gram.
Penyusunan Menu
Makan pagi (06.30):
Nasi Tim
Telur Mata Sapi
Tempe bumbu Bali
Cah Sawi Hijau Wortel
Selingan (09.30)
Pepaya
Makan Siang (12.30)
Nasi Tim
Pepes Ikan
Tahu Bacem
Sayur Asem
Selingan II (15.30)
Bika Pisang
Makan Sore (18.30)
Nasi Tim
Basho Daging
Cap Cay Sayur
Selingan III ( 21.30)
Apel Hijau

4. RENCANA MONITORING DAN EVALUASI


Parameter Target Pelaksanaan
Asupan Makanasupan makan tetap normal Setiap hari
Antropometri BB normal dan status gizi normal akhir Perawatan
Biokimia Albumin, GDS, GD 2 JPP, HBA1Chari ketiga pengamatan kasus
Fisik Kljnis Lemah berkurang, Setiap hari
KASUS GOUT
Identitas pasien
Nama : Tn. M
No. CM : 88-53-90
Tanggal lahir : 1 Maret 1933
Umur : 73 tahun
Jenis kelamin : pria
Status : sudah menikah
Agama : islam
Pendidikan terakhir : SD
Pekerjaan : buruh
Alamat : Jl. Garuda No. 77 RT 12/01 Ps. Gunung Selatan, Cimanggis
Suku : Jawa
Tanggal masuk : 03 April 2006
Ruang kelas perawatan : Melati Kelas III kamar 702
Diagnose masuk :Gout Artritis
Diit yang diberikan RS : NTLC rendah purin RP 50 gr 1700 K

Pengkajian terapi gizi


Subjektif
a. Keluhan pasien sebelum masuk RS
±10 hari sebelum masuk RS seluruh badan pasien tidak dapat digerakkan, persendian bengkak-
bengkak, dan sakit bila digerakkan.
b. Keluhan pasien sekarang
Tidak nafsu makan, persendian bengkak-bengkak dan sakit bila digerakkan.
c. Pola hidup pasien
Tn. M dahulu bekerja sebagai buruh dan sekarang setelah tidak bekerja kesehariannya hanya
dirumah saja.
d. Pola makan pasien
3 kali makan utama dan pasien tidak suka ngemil dan suka makanan pedas dan berbumbu
tajam.
e. Kebiasaan makan sebelum masuk RS (1 bulan sebelum masuk RS)
Tn. M menyukai semua jenis makanan tetapi yang berbumbu tajam seperti masakan padang,
tetapi Tn. M tidak suka daging karna susah untuk mengunyahnya. Tn. M tidak memiliki
pantangan dalam mengkonsumsi makanan.
Makan pagi : bubur nasi ½ P
Snack : buah (apel) ½ P
Makan siang : bubur nasi ½ P
Snack : buah (jeruk) 1 P
Makan Malam : bubur nasi ½ P
Objektif
ASSESMENT
a. Data antropometri
1) Tinggi Badan : 158 cm
2) Berat badan : 45 kg
3) Umur :73 tahun
4) Jenis kelamin : Pria
5) BBI = (TB - 100) - 10%(TB - 100)
= (158 -100) – 10% (158 - 100)
= 58 – 5,8
= 52,2 kg
6) IMT = BB(kg) / (TB)2 m
= 45 / (1,58)2
= 18,02 (status gizi kurang / kurus )

b. Data laboratorium
Hasil
Data Batasan normal Keterangan
2-04-06 4-04-06
<200 dl="" mg="" 156 153 normal
span="">
ureum 10-50 140 175,3 tinggi
kreatinin >50 tahun <1 2,3 2,8 tinggi
span="">
asam urat 3,4-7,0 9,0 12,1 tinggi
SGOT <37 span="" u=""> 59 47 tinggi
SGPT <42 span="" u=""> 68 48 tinggi
Hemoglobin 12-14 g/dl 10 gr % 11 gr % rendah
hematokrit 40-48 % 30% 35 % rendah
3 3
trombosit 150.000-440.000UI 588.000/mm 794.000/mm normal
Kesimpulan : ureum tinggi, kreatinin tinggi, asam urat tinggi, ada gangguan di hati.

c. Data klinis
Pemeriksaan Tanggal pemeriksaan Normal Keterangan
4-04-06 5-04-06 6-04-06 7-04-06
Tekanan darah 160/100 150/90 170/110 160/100 <135 mmhg="" tinggi
span="">
Nadi 84 89 88 80

Pernafasan 20 20 24 20 12-20/mnt tinggi


Suhu 37 37 37 36 36-370C normal
Kesimpulan : hipertensi, pernafasannya cepat.
Kesimpulan : hipertensi, hipotermia,

Jenis obat dan infuse yang diberikan :


· Nimed : obat analgetik/anti nyeri
· Rekolpar :obat asam urat
· Kalmetason :anti inflamasi/radang
· Taradol DMP : pereda nyeri
· Ketosteril : gangguan ginjal
· Curliu plus
· RA

Diagnose masuk : gout arthritis


Diit yang diberikan RS:
Hari I : NTLC rendah purin RP 50 gr 1700K
Hari II pagi : NTLC rendah purin RP 50 gr 1700K
Siang : BB sum-sum rendah purin RP 50 gr 1700K
Malam : NTLC rendah purin RP 50 gr 1700K

d. Dietary history
Kebiasaan makan sebulan sebelum masuk RS
No Jenis Bahan Porsi Energy Protein Lemak Karbohidrat
Makanan (Kkal) (Gr) (Gr) (Gr)
1. Karbohidrat 1½ 262,5 6 - 60
2. Prot. Nabati - - - - -
3. Prot. Hewani - - - - -
4. Sayur - - - - -
5. Buah 1½ 75 - - 18
6. Gula - - - - -
7. Minyak - - - - -
porsi 337,5 6 - 78
Kesimpulan : kurang asupan protein hewani
Kurang asupan protein hewani
Kurang asupan sayur
Kurang asupan gula
Kurang asupan minyak
Dietary History : food recall 24 jam di RS
Tanggal Energy (kkal) Protein (gr) Lemak (gr) Karbohidrat
(gr)
05-04-06 376,85 9,58 10,312 60,21
06-04-06 502,37 12,38 18,46 69,69
07-04-06 192,89 6,1 1,93 37,05
Kesimpulan : energy, protein, lemak, dan karbohidrat belum mencukupi kebutuhan os.

Kebutuhan gizi :
Kebutuhan energy :
BEE (laki-laki) =66+(13,7xBBI)+(5xTB)-(6,8xU)
=66+(13,7x52,2)+(5x158)-(6,8x73)
=66+715,14+790-496,4
=1074,74 K
Kebutuhan energy total =faktor stress x faktor aktifitas x BEE
=1,3x1,2x1074,74
=1676,5944 K (1700 K)
Kebutuhan protein =15% x 1676,5944/4
=62,87 gr
Kebutuhan lemak =15% x 1676,5944/9
=27,94 gr
Kebutuhan karbohidrat =70% x 1676,5944/4
=293,40 gr
Bentuk dan jenis diit :NTLC rendah purin RP 50 gr 1700 K

Kuantitatif
Zat Gizi Kebutuhan Tn. Kebiasaan Makan %
Energy (Kkal) 1700 362,5 21,62
Protein (Gr) 62,87 6 9,54
Lemak (Gr) 27,94 - -
Karbohidrat (Gr) 293,40 78 26,58

Anamnesa diet selama di RS :


Tanggal
Kebutuhan
Jenis Kebutuhan 05-04-06 06-04-06 07-04-06
Gizi
Konsumsi % Konsumsi % Konsumsi %
Energy (kkal) 1700 376,85 22,48 502,37 29,96 192,89 11,34
Protein (gr) 62,87 9,58 15,24 12,38 19,69 6,1 9,70
Lemak (gr) 27,94 10,312 36,91 18,46 66,07 1,93 6,90
Karbohidrat (gr) 293,40 60,21 20,52 69,69 23,75 37,05 12,62

DIAGNOSA
• Domain asupan
NI 5.5 asupan zat gizi tidak sembang berkaitan dengan kurang asupan makanan (E,P, L,
KH) ditandai dengan presentasi energi 21,62 %, protein 9,54%, lemak 0%, KH 26,58.
• Domain klinis
NC 2.2 perubahan nilai lab terkait gizi berkaitan dengan terganggunya fungsi endokrin
(metabolisme purin, gangguan hati dsb.) ditandai dengan kadar asam urat 9-12
NC 3.1 BB kurang berkaitan dengan asupan makanan kurang ditandai dengan IMT 18,02
• Domain perilaku
NB 1.1 kurang pengetahuan tentang makanan dan gizi berkaitan dengan tidak
mengkonsumsi lauk hewani, lauk nabati ditandai dengan sumber zat gizi makro yang kurang.

INTERVENSI
 Tujuan diet :
1. Memperbaiki asupan gizI
2. Memperbaiki nilai lab yang terkait gizi
3. Menormalkan BB
4. Memberi pengetahuan tentang makanan dan gizi seimbang
 Syarat diet :
1. Energy sesuai dengan kebutuhan tubuh
2. Protein cukup, yaitu 1,0 – 1,92/kg BB atau 10-15% dari kebutuhan energy total
3. Hindari bahan makanan sumber protein yang mempunyai kandungan purin >150 mg
/100gr
4. Lemak sedang , yaitu 10-20% dari kebutuhan total
5. Karbohidrat dapat diberikan lebih banyak yaitu 65-75% dari kebutuhan energy total
6. Menggunakan sumber karbohidrat kompleks
7. Vitamin dan mineral cukup sesuai kebutuhan
8. Cairan disesuaikan dengan urin yang dikeluarkan setiap hari
9. Rata-rata asupan cairan yang dianjurkan adalah 2-2 ½ liter / hari.
 Rencana penyuluhan
1. Penjelasan kepada pasien dan keluarganya tentang diit yang diberikan kepada
pasien sehubungan dengan penyakitnya, meliputi :
- Bentuk dan jenis diet
- Tujuan dan syarat pemberian diet
- Makanan yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi
2. Karena pasien kurang nafsu makan maka diberitahukan kepada keluarga pasien
untuk memotifasi pasien agar mau makan dan menghabiskannya
3. Menganjurkan kepada pasien un tuk selalu mengkonsumsi habis makanan yang
disajikan, sehingga keadaan dan status gizi pasien baik

MONITORING
1. Keadaan umum pasien
2. Status gizi pasien
3. Data penunjang/ data hasil laboratorium
4. Data antropometri
5. Pantauan suhu tubuh pasien
6. Pantauan tekanan darah pasien
7. Pantauan keluhan pasien
8. Pantauan intake makanan pasien yang diberikan dari RS

EVALUASI
• Asupan makanan seimbang
• BB normal
• Nilai lab norma
KASUS HIPOTIROID

Seorang remaja putri tinggal di daerah gondok endemik, berumur 16 tahun, BB 40 kg. Anak
tersebut kelihatan sehat, namun pada waktu tengadah nampak ada pembesaran pada kelenjar tiroid.
Oleh petugas puskesmas anak tersebut dianjurka untuk konsultasi dengan petugas gizi. Susun
pelayanan gizinya.

I. Identitas Pasien
Nama : NN
Sex : Perempuan
Usia : 16 tahun
Diagnosa : GAKY ( Gangguan Akibat Kurang Yodium)

II. Screening
No Indikator

1 Perubahan berat badan -


2 Nafsu makan berkurang -
3 Kesulitan mengunyah atau menelan -
4 Mual muntah -
5 Diare / konstipasi -
6 Alergi / intoleran zat gizi -
7 Diet Khusus +
8 Enteral / parenteral -
9 Serum albumin darah -
Kesimpulan : Resiko

III. Nutrition Assesmen


Anthropometry - BB = 40 kg
- Usia = 16 tahun
Status Gizi = Normal
Biokimia -
Clinic - Nampak ada pembesaran pada kelenjar tiroid (Stadium
Gondok Tk.1)
Dietary History -
Ekonomi - NN tinggal di daerah gondok endemik
IV. Nutrition Diagnosis
Domain Problem Etiologi Sign
NI-55.1 Intake Mineral Lingkungan tempat · Data physical :
Tidak Adekuat tinggal di daerah - Pada waktu
gondok endemic. tengadah nampak
pembesaran
NI-5.5 Ketidakseimbangan kelenjar tiroid.
zat gizi. Asupan - (idem)
yodium kurang.
NB-1.5 Pola Gangguan
Makan. · Data physical :
Problem lingkungan - Adanya
dan biologi, yaitu pembesaran
gondok endemik kelenjar tiroid.
(kekurangan iodium di
daerah endemik akibat
rendahnya kadar
iodium dalam tanah,
sehingga air dan
tumbuhan yang hidup
di daerah tersebut
rendah kadar
iodiumnya).

V. Nutrition Intervention
Terapi Diet : Diet Tinggi Yodium
Bentuk Makanan : Biasa
Route : Oral
1. Tujuan Diet :
· Memberikan makanan yang tinggi yodium untuk memperbaiki / mencegah kekurangan
lebih berat.
2. Syarat Diet :
· Mengkonsumsi banyak bahan makanan tinggi iodium.
· Membatasi bahan makanan yang bersifat goitrogenik seperti bunga kol, kol, daun
singkong dan kacangan – kacangan).
· Diet seimbang, cukup mengandung semua zat gizi.
· Protein 15% dari kebutuhan energi total.
· Lemak sedang yaitu 25% dari kebutuhan energi total.
· Karbohidrat yaitu 60% dari kebutuhan energi total.
· Pilih bahan makanan tinggi iodium.
· Pengaturan makan tiga kali makan utama dan dua kali makan selingan.
· Banyak minum air putih yang matang dan bersih.

VI. Nutrition Internation


a. Perhitungan Energi
Kebutuhan zat gizi pasien menggunakan perhitungan Filiphinos :
1. Perhitungan kebutuhan gizi pasien
BMR = BBI x 24jam x 0,9
= 40 x 24 x 0,9
= 864
Koreksi Tidur = BBI x 8jam x 0,1
= 40 x 8 x 0,1
= 32
Aktivitas = 60% x 832
= 499,2
SDA = 10% x 1331,2
= 133,12

Total Energi = BMR – KT + AKTIVITAS + SDA


= 864 – 32 + 499,2 + 133,12
= 1464,32 kkal

Pembagian Zat Gizi Sehari :


 Protein = 15% x 1464,32 = 219,648 kal = 55 g
 Lemak = 25% x 1464,32 = 366,08 kal = 40,6 g
 Karbohidrat = 60% x 1464,32 = 878,592 kal = 219,6 g

b. Rencana Menu Sehari :


Pagi Siang Malam
Ø Nasi Ø Nasi Ø Nasi
Ø Teri bumbu balado Ø Udang tepung saus tomat Ø Bandeng bumbu kuning
Ø Sate tahu Ø Tomyang tahu campur Ø Tempe gurih bumbu
Ø Ca kangkung sayur rempah
Ø Pepaya Ø Jus semangka Ø Oseng pepaya muda
Ø Air putih
Ø Jeruk manis
Ø Air putih
Snack Snack Snack
Pisang bakar saus Samarinda
coklat Air putih -
Air putih

VII. Rencana Konseling Gizi


a. Sasaran : Pasien dan keluarga pasien.
b. Tempat : Di ruang Instalasi Gizi RS.
c. Waktu : Minggu, 10 April 2012
d. Media : Food Sample, leaflet, dan contoh menu serta daftar bahan makanan
penukar.
e. Metode : Konsultasi, diskusi dan tanya jawab dengan pasien dan keluarga
f. Materi : -Menjelaskan tentang pola hidup sehat.
-Menjelaskan mengenai GAKY.
-Menjelaskan tentang bahan makanan yang boleh untuk dikonsumsi
dan yang tidak boleh dikonsumsi.
-Bahan makanan yang dianjurkan untuk dikonsumsi.

VIII. Parameter yang dimonitor :


a. Asupan makan per hari.
b. Kondisi fisik setelah diet.
c. Perubahan ukuran kelenjar tiroid (pengecilan).

IX. Implementasi
a. Penyusunan menu sehari
b. Konsultasi dengan pasien dan keluarganya.

X. Rekomendasi
a. Kurangi makan – makanan yang mengandung zat goitrogenik seperti kacang – kacangan,
singkong, daun singkong, bunga kol, kol dan labu siam.
b. Perbanyak makan – makanan yang tinggi iodium seperti ikan asin, udang, kerang cumi –
cumi dan hasil laut lainnya.
c. Perlu ditekankan mengenai perilaku pasien dalam menjalankan diet agar tercapai tujuan diet
d. Perlu adanya pengawasan tentang pola makan pasien.

Bahan Berat Kandungan Gizi


Waktu Nama Makanan
Makanan Gr Urt E P L KH
Pagi Nasi Beras giling 50 1/2 gls 180 3,4 0,35 39,5
Teri bumbu balado Ikan teri 20 2 sdm 34 6,68 0,84 0

Cabai merah 5 2 bh 15,55 0,795 0,31 3,09


1 bh
Tomat masak 25 sdg 5 0,25 0,075 1,05
Minyak kelapa 1/2
sawit 5 sdm 45,1 0 5 0
1 ptg
Sate tahu Tahu putih 50 sdg 34 3,9 2,3 0,8

Kecap 25 2 sdm 4,6 0,57 0,13 0,9


1/4
Margarine 2,5 sdm 18 0,015 2,025 0,01
3/4 gls
Ca kangkung Kangkung 75 nasi 24 1,425 0,225 5,235
1 ptg
Pepaya Pepaya 100 sdg 43 0,5 0 12,2
Snack Pisang bakar saus 1 ptg
coklat Pisang raja 50 sdg 60 0,6 0,1 15,9
1/4
Margarine 2,5 sdm 18 0,015 2,025 0,01

SKM coklat 10 1 sdm 33,6 0,82 1 0,55


Sub Total 514,85 18,97 14,38 79,245
Siang Nasi Beras giling 50 1/2 gls 180 3,4 0,35 39,45
Udang tepung saus
tomat Udang segar 40 2 ekor 36,4 8,4 0,08 0,04
1 1/2
Tepung terigu 15 sdm 54,75 1,335 0,195 11,595

Saus tomat 10 1 sdm 14,7 0,3 0,06 3,68


Minyak kelapa 1/2
sawit 5 sdm 45,1 0 5 0
Tomyang tahu 1 ptg
campur sayur Tahu putih 50 sdg 34 3,9 2,3 0,8

Gambas (oyong) 75 3/4 gls 13,5 0,6 0,15 3,075

Daun bawang 5 1 btg 1,45 0,05 0,035 0,26


Minyak kelapa 1/4
sawit 2,5 sdm 22,5 0 2,5 0
1 ptg
Jus semangka Semangka 75 sdg 21 0,5 0,2 6,9
Gula pasir 10 1 sdm 36,4 0 0 4,7
Snack Samarinda Tepung terigu 10 1 sdm 36,5 0,89 0,13 7,73
Daging kelapa
muda 10 1 sdm 8,8 0,1 0,09 1,4
Minyak kelapa 1/2
sawit 2,5 sdm 22,5 0 2,5 0
Sub Total 527,6 19,475 13,59 79,63
Malam 1/2 gls
Nasi Beras giling 50 nasi 180 3,4 0,35 39,5
Bandeng bumbu 1 ekor
kuning Ikan bandeng 25 kcl 32,25 5 1,2 0

Santan 20 1/5 gls 24,5 0,4 2 1,52


1 ptg
Kunyit 5 kcl 3,45 0,1 0,135 0,45
Tempe gurih bumbu 1 ptg
rempah Tempe 25 sdg 37,25 4,575 1 3,175
Minyak kelapa 1/2
sawit 5 sdm 45,1 0 5 0
Oseng pepaya muda Pepaya muda 75 3/4 gls 19,5 1,575 0,1 3,85

Melinjo segar 25 1/4 gls 16,5 1,35 0,175 3,325


Minyak kelapa 1/4
sawit 2,5 sdm 22,5 0 2,5 0
Jeruk manis Jeruk manis 100 1 bh 45 0,9 0,2 11,2
Sub Total 426,05 17,3 12,66 63,02
Total Asupan 1468,5 55,7 40,63 221,9
Kebutuhan Total 1464,3 55 40,605 219,6
+ 0,2 + 0,7 + 0,6
Toleransi % % % +1%
KASUS HEMOROID

Tn. D, usia 58 th, masuk ke IGD dengan keluhan sulit BAB selama 4 hari, bila BAB, keluar
darah + Nyeri. Terdapat benjolan yang keluar pada anus. Diagnose dokter menunjukan bahwa
pasien menderita Hemoroid Internal Grade 4 (prolaps (+), inkarserata). Satu minggu sebelum
masuk RS pasien sangat takut untuk makan apabila makan akan BAB. Riwayat penyakit pasien :
pernah terkena stroke3 bulan yang lalu, namun selama 1 bulan terakhir keadaan semakin membaik,
hanya bicara masih belum jelas. Kebiasaan makan Tn. D terutama untuk sayuran hanya
dikonsumsi 1 x/ mggu @50 gr karena pasien tidak suka konsumsi sayuran (sayuran yang sering
dikonsumsi bayam, kol dan wortel). Buah-buahan yang sering dikonsumsi pisang dan papaya (2x/
mggu, sebanyak 1 ptg sdg). Konsumsi kopi tanpa gula 4 gelas / hri. Konsumsi air putih ± 500
ml/hri. Hasil perhitungan SQFFQ selama 3 bulan terakhir termasuk kedalam kategori deficit berat,
yaitu : E = 978,6 Kal, P = 39,7 gr, L = 11,2 gr, dan KH = 180,1 gr serta serat =4,7 gr. Saat
dilakukan pengukuran antropometri di peroleh hasil : TB = 155 cm dab BB = 40 kg. data fisik
klinis menunjukan :
 KU : cukup
 Kesadaran : CM
 Tekanan darah(mmHg) : 140/90 mmHg
 Suhu tubuh : 36°C
 RR : 20x/mnt
 Nadi (x/mnt) : 88
Untuk hasil pemeriksaan laboratorium diperoleh : WBC = 6,3 x 109/L, Hb = 11 g/dl, HCT =
38,9%, RBC = 3,98X102/L. obat yang diberikan di RS adl Inj Ketorolac 3 x 1 , Inj Ranitidin 2 x
1, Inj Ceftri 2 x 1, Inj Kalnex 3 x 1 dan Inf.RL 20 tpm.
Berdasarkan kasus di atas, lakukan asuhan gizi dan susun menu seharinya!

NUTRITION CARE PROCESS ( NCP )


Identitas Pasien/Klien
Nama : Tn. D BB : 40 Kg
Usia : 58 Tahun TB : 155 Cm
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Keluhan :-
Pekerjaan :- Diagnosa : Hemoroid Internal Grade 4
(prolaps (+), Inkarsereta)

A. SKRINNING GIZI
Has food intake declined over the past 3 months clue to loss of appetite, digestive problems,
chewing or swallowing drifficultures?
0= severe loss of appetite
2
1= moderate loss appetite
2= no loss of appatite
B. Mobilty
0
0= bed or chair boud
1= able to get out of bed/chair but does not go out
2= goes out
C.
2
Has suffered psychological strees or acute disease in the past 3 months
0= yes 2=no
D. Neuro psychological problems
0
0= severe dementia or the depression
1= mild dementia
2= no psychological problems
F1. Body Mass Index (BMI) (weight in kg)/ (height in m2)
0=BMI less than 19
0
1= BMI 19 to less than 21
2= BMI 21 to less than 23
3= BMI 23 or greater
F2. Calf circumferences (CC) in cm
0
0= CC less than 31
3= CC 31 or greater
Screening score (4)
(max. 14 points)
12-14 points : Normal nutrional status
8-11 Points : At risk of malnutrion
0-7 points : malnourished
Kesimpulan : dari skrinning gizi yang telah dilakukan terhadap pasien ditemukan bahwa
pasien mengalami malnutrisi.

B. NUTRITION ASSESSMENT
Antropometri Ø Berat Badan = 40 kg
Ø Tinggi Badan = 155 cm
Ø BBI = (155-100) – 10% (155-100)
= 55-5,5
= 49,5 kg
Ø IMT = 40 kg/1.55 m2 = 16,64 kg/m2 (Kurus Tingkat Berat)
Ø BBR = ( – 100 ) x 100%
= ( ) x 100%
= 0,73 x 100%
= 72% à Kurus
Biokimia Ø WBC : 6,3 x 109/L (Normal) à Normal: 3,8 – 9,8 109/L
Ø HB : 11 g/dl (Rendah) à Normal: 13,6 – 16 g/dl
Ø HCT : 38,9% (Rendah) à Normal: 40 – 48%
Ø RBC : 3,98 x 1012/L (Normal) à Normal: 4,3 – 5,91012/L
(Sumber : NCP (Adisty C.A))
Ø TD : 140/90 mmHg (Hipertensi) à Normal: <120/80 mmHg
Klinis
Ø Suhu : 360C (Normal) à Normal: 36-370C
Ø RR : 20x/mnt
Ø Nadi (x/mnt) : 88
(Sumber : NCP (Adisty C. A)

Fisik § KU : Cukup
§ Kesadaran : CM
Dietary History / Kebiasaan makan Tn. D terutama untuk sayuran hanya dikonsumsi
Riwayat Makan 1x/minggu @50 gr karena pasien tidak suka konsumsi sayuran (sayuran
yang sering dikonsumsi bayam, kol dan wortel). Buah-buahan yang
sering dikonsumsi pisang dan papaya (2x/minggu, sebanyak 1 potong
sedang). Konsumsi kopi tanpa gula 4 gelas / hari. Konsumsi air putih ±
500 ml/hari.

Audit Gizi
- E = (Baik)

- P = (Baik)

- L = (Buruk)

- KH = (Baik)

- Serat = (Buruk)
Aktivitas Fisik -
Kesimpulan : Dari data antropometri yang telah didapat , diketahui bahwa pasien
mengalami kurus tingkat berat dengan IMT 16,64 kg/m2 , nilai HB 11 g/dl (rendah) dan
HCT 38,9% (Rendah) serta mengalami hipertensi dengan TD 140/90 mmHg.
Pemberian Obat : Inj Ketorolac 3 x 1 , Inj Ranitidin 2 x 1, Inj Ceftri 2 x 1, Inj Kalnex 3 x 1 dan
Inf.RL 20 tpm.
Interaksi obat :

C. NUTRITION DIAGNOSIS
1. Domain Intake
- NI-51.1. Kekurangan Intake Lemak disebabkan oleh kurangnya pengetahuan yang
berhubungan dengan makanan dan nutrisi yang dibuktikan dengan hasil perhitungan audit gizi
pada lemak sebesar (Buruk).
- NI-53.5. Kekurangan Intake Serat disebabkan oleh kurangnya akses terhadap makanan
yang mengandung serat dibuktikan dengan hasil perhitungan audit gizi pada serat
sebesar (Buruk).
2. Domain Klinis
- NC-2.2. Perubahan Nilai Laboratorium Terkait Zat Khusus yang disebabkan oleh
gangguan fungsi organ lain akibat perubahan biokimia dibuktikan dengan hasil
laboratorium HB : 11 g/dl (Rendah) dan HCT : 38,9% (Rendah) serta TD :
140/90 mmHg (Hipertensi).
- NC-3.1. Berat Badan Kurang disebabkan oleh pola makan salah dibuktikan dengan IMT
=16,64 kg/m2 (Kurus Tingkat Berat)
3. Domain Perilaku
- NB-1.1. Kurangnya Pengetahuan Berhubungan dengan makanan/zat gizi disebabkan oleh
kurangnya informasi yang dibuktikan dengan kebiasaan makan Tn. D terutama untuk sayuran
hanya dikonsumsi 1 x/ mggu @50 gr karena pasien tidak suka konsumsi sayuran (sayuran
yang sering dikonsumsi bayam, kol dan wortel).
Prioritas : Domain Perilaku

D. NUTRITON INTERVENTION
1. Tujuan Diet
a. Jangka Panjang
- Memperbaiki pola makan dengan asupan gizi seimbang
- Meningkatkan kadar Hb hingga menjadi normal
- Meningkatkan BB mencapai BBI secara bertahap.
- Mengubah makanan dan cairan secukupnya yang tidak memberatkan lambung
serta mencegah dan menetralkan sekresi lambung
b. Jangka Pendek
- Mengubah asupan makanan agar mengkonsumsi makanan sesuai dengan yang di
anjurkan dalam gizi seimbang.
- Mengatasi terjadinya penyakit Haemorroid
2. Jenis diet : Rendah sisa I
3. Perhitungan Zat Gizi Dan Cairan
a. BBI= (155-100) – 10% (155-100)
= 55-5,5
= 49,5 kg
b. IMT = 40 kg/1.55 m2 = 16,64 kg/m2 (Kurus Tingkat Berat)
c. BBR = ( – 100 ) x 100%
= ( ) x 100%
= 0,73 x 100%
= 72% à Kurus
d. Energi :
BMR : 1 kkal x 40 kg x 24 jam
= 960 kkal
Koreksi Tidur : 10% x 40 kg x 8 jam = 32 kkal -
928 kkal
Koreksi Umur : 7,5% x 928 kkal = 69,60 kkal -
858,40 kkal
Aktivitas : 20% x 858,40 kkal = 171,68 kkal +
1030,08 kkal
SDA : 10 % x 1030,08 kkal = 103,008 kkal +
KEBUTUHAN ENERGI = 1133,088 kkal
(±5% 1133,088 = 1076,38 kkal – 1189,78 kkal)
e. Kebutuhan Protein
Protein = = 42,49 gram (±5% = 2,12 à 40,37– 44,61 gr)

f. Kebutuhan Lemak
Lemak = = 25,18 gram ( + 5 % = 1,26 à 23,92 gr – 26,44 gr )

g. Kebutuhan Karbohidrat
Karbohidrat = = 184,12 gram ( + 5 % = 9,21 à 174,9 gr – 193,33 gr )

h. Kebutuhan Cairan = 30 ml/kg BB x BB


= 30 x 40
= 1200 ml / 1,2 L
i. Kebutuhan Fe
Fe = x 13 = 8,96 mg ( +5 % = 0,45 à 8,51 mg – 9,41 mg)

j. Kebutuhan Vitamin C
Vit. C = x 90 = 62,1 mg ( +5 % = 3,1 à 59 mg – 65,2 mg)

k. Kebutuhan Vitamin B12


Vit.B12 = x 2,4 = 1,66 ug ( +5 % = 0,1 à 1,56 ug – 1,76 ug)

l. Kebutuhan Asam Folat


Asam folat = x 400 = 275,86 ug ( +5 % = 13,79 à 262,1 ug – 289,65 ug)

m. Kebutuhan Serat
Serat = x 33 = 22,76 gr ( +5 % = 1,14 à 21,62 gr – 23,9 gr)

4. Prinsip diet :
- Energy sesuai kebutuhan
- Protein sesuai kebutuhan
- Lemak sesuai kebutuhan
- Karbohidrat sesuai kebutuhan
- Serat tinggi
- Cairan tinggi
- Vitamin dan mineral cukup

5. Syarat Diet
- Energy diberikan sesuai kebutuhan sebesar 1133,088 kkal untuk sesuai kemampuan
pasien untuk menerimanya sebagai sumber energi dan menunjang aktifitas sehari-hari
- Protein diberikan sesuai kebutuhan sebesar 42,49 gram untuk memenuhi kebutuhan
dan memelihara jaringan tubuh.
- Lemak diberikan sesuai kebutuhan sebesar 25,18 gram untuk menyediakan alat
transpor vitamin larut lemak dan sebagai insulator untuk menjaga
- Karbohidrat diberikan sesuai kebutuhan sebesar 184,12 gram sebagai sumber energi
untuk menunjang aktivitas sehari-hari.
- Serat diberikan tinggi sebesar
- Cairan diberikan tinggi sebesar 1200 ml / 1,2 L
- Setelah operasi diberikan makanan rendah serat dan bentuk makanan lunak. Jika
kondisi pasien sudah membaik dapat diberikan serat 25 – 35 gr/hari.
- Hindari laktosa dan baham makanan yang merangsang GIT

Bahan
Yang Dianjurkan Yang Tidak Dianjurkan
Makanan
Sumber KH Bubur disaring, roti bakar,kentang Beras tumbuk, beras ketan, roti whole
pure, macaroni, mie, bihun, wheat, jagung, ibi, singkong, talas,
biscuit,krackers, tepung-tepungan cake, tardis, dodol, tepung-tepungan
dipuding/bubur. yang dibuat kue manis.
Sumber Daging empuk, hati, ayam, ikan Daging berserat kasar, ayam, dan ikan
Protein giling, telur rebus+tim+ceplok air yang diawetkan, digoreng kering, telur
Hewani atau dicampur/minuman. ceplok, udang kerang, susu sapi dan
produknya
Sumber Tahu tim dan direbus, susu kedelai. Seperti kacang tanah, kacang merah,
Protein Nabati kacang tolo, kacang hijau, kacang
kedelai, tempe, oncom.
Sayuran Sari sayuran Sayuran dalam bentuk utuh.
Buah Sari buah Buah dalam bentuk utuh.
Minuman The, sirup, kopi encer The dan kopi kental, minuman
beralkohol dan bersoda.
Bumbu- Gula, garam Bawang, cabe, jahe, merica, ketumbar,
Bumbu cuka, bumbu tajam.

6. Rute : pemberian makanan/minuman melalui oral/mulut


7. Frekuensi : 3 kali makanan utama dan 2 kali makanan selingan serta PKTS.
8. Bentuk makanan : makanan saring
9. Edukasi :
Topik : Asuhan gizi untuk penderita Haemorroid
Sasaran : Ny. Tr dan keluarga
Waktu : ±30 menit
Peraga : food model dan leaflet
Materi : penatalaksanaan diet pada penderita Haemorroid
10. Monitoring dan Evaluasi

Anjuran menu sehari


Nama bahan Berat Energi Protein Lemak Kh Serat
Waktu Menu
makanan (gr) (gr) (gr) (gr) (gr) (gr)
07.00 Beras 30 108,3 2,0 0,2 23,9 0,2
Bubur sayur 0,7
wortel 20 9,0 0,2 0 2,1
saring telur
Bayam 10 3,7 0,4 0 0,7 0,1
ayam
Telur ayam 50 77,6 6,3 5,3 0,6 0
Pepes tahu Tahu 60 45,6 4,9 2,9 1,1 0,7
Mangga harum 1,0
Sari buah manis 100 65,0 0,5 0,3 17,0
Selingan biscuit biscuit 21 106,3 2,2 3,7 16,4 0,3
12.00 Bubur sayur beras 30 108,3 2,0 0,2 23,9 0,2
saring hati Hati ayam 30 47,1 7,3 1,6 0,3 0
ayam Kangkung 30 4,5 0,7 0,1 0,6 0,6
Soup bola-bola 0,7
tahu Tahu 60 45,6 4,9 2,9 1,1
Sari buah Jeruk manis 100 47,1 7,3 1,6 0,3 2,4
Selingan
Setrup Sirup/setrup 10 21,4 0 0 5,6 0
Gula pasir 13 50,3 0 0 13,0 0
Roti bakar 0,5
messes Roti bakar messes 20 56,8 1,7 0,9 10,5
18.00 Beras 30 108,3 2,0 0,2 23,9 0,2
Bubur sayur
Kangkung 10 1,5 0,2 0 0,2 0,2
saring
wortel 20 9,0 0,2 0 2,1 0,1
Pepes ikan 0
gabus Ikan gabus segar 30 25,2 5,5 0,3 0
Pindang Tahu 30 22,8 2,4 1,4 0,6 0,4
Papaya 100 39,0 0,6 0,1 1,8 1,5
Sari buah
Gula pasir 13 50,3 0 0 13,0 0
11,5
Total 1052,6 44,3 22,1 270,6

Anda mungkin juga menyukai