Anda di halaman 1dari 37

UNIVERSITAS INDONESIA

PROPOSAL RENCANA PENYELENGGARAAN MAKANAN KANTIN ASRAMA


SEKOLAH ATLET DI JAKARTA

Disusun untuk memenuhi mata kuliah Manajemen Sistem Penyelenggaraan Makanan Institusi Non-
Komersial

Disusun oleh:
Tutor 4 - Kelompok 4

Dyah Ayu Puspitaningsih 1706045070


Nadhifa Zahira Isfania 1706045221
Jihan Nadira 1706045240

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


PROGRAM STUDI GIZI
DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
DEPOK
MARET 2020

1
DAFTAR ISI

Daftar Isi …………………………………………………………………………………

Kata Pengantar ………………………………………………………………………….

SKENARIO 1: INPUT ………………………………………………………………….

BAB I: PENDAHULUAN ……………………………………………………………….

BAB II: ISI ……………………………………………………………………………

2.1 Struktur Organisasi ……………………………………………………………

2.2 Sistem Penyelenggaraan Makanan ……………………………………………

2.2.1 Input ………………………………………………………………...

2.2.2 Proses ……………………………………………………………….

2.2.3 Output ……………………………………………………………...

BAB III: KESIMPULAN ……………………………………………………………...

Daftar Pustaka ………………………………………………………………………….

2
2
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan
hidayah-Nya penulis mampu menyelesaikan penyusunan Proposal Rencana Penyelenggaraan
Makanan Institusi ini dengan baik. Adapun penulisan laporan yang berjudul “PROPOSAL
RENCANA PENYELENGGARAAN MAKANAN KANTIN ASRAMA SEKOLAH ATLET
DI JAKARTA” dilakukan sebagai salah satu syarat kelulusan modul Manajemen Sistem
Penyelenggaraan Makanan Institusi (MSPMI) Program Studi Gizi, Fakultas Kesehatan
Masyarakat, Universitas Indonesia.
Proposal ini bertujuan untuk menyusun rencana penyelenggaraan makanan di katering
asrama sekolah atlet. Adapun perencanaan yang kami susun berdasarkan dari hasil penelusuran
literatur penyelenggaraan makanan di sekolah atlet terkait, pada proposal ini kami pilih Sekolah
Atlet Ragunan Jakarta sebagai institusi yang akan bekerja sama dengan katering kami.
Tanpa dukungan dari berbagai pihak, tentu penulis tidak akan mampu menyelesaikan
laporan ini. Untuk itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Orang tua tim penulis yang selalu mendoakan dan mendukung penulis secara moril dan
materiil dalam mengerjakan tugas-tugas akademik.
2. Prof. Dr. dra. Ratu Ayu Dewi Sartika, Apt., M.Sc selaku Kepala Departemen Gizi
Universitas Indonesia sekaligus dosen pengampu modul MSPMI, dan Prof. Dr. drg, Sandra
Fikawati, M.P.H. selaku fasilitator kelas tutorial yang telah mendukung penulis dalam melalui
modul Manajemen Sistem Penyelenggaraan Makanan Institusi.
3. Berbagai penulis yang jurnal/penelitiannya kami gunakan sebagai dasar literatur penulis
makalah kami.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu kritik dan saran membangun sangat penulis harapkan.

3
3
BAB I
PENDAHULUAN

Seiring berkembangnya zaman, manusia kini semakin menyadari akan pentingnya


memperhatikan aspek kualitas makanan bagi peningkatan produktivitas dan kualitas sumber
daya manusia didalamnya. Kini, banyak pelaku usaha yang bergerak dalam penyedia makanan
baik dalam segi kesehatan, jasa boga, industri, pendidikan dan lain sebagainya. Salah satu
institusi yang memerlukan penyelenggaraan makanan dalam jumlah besar yaitu kantin asrama
sekolah atlet, yang pada proposal ini kami pilih sebagai institusi sasaran kami yaitu Sekolah
Atlet Ragunan Jakarta.
Sekolah Atlet Ragunan adalah sebuah lembaga pendidikan atlet yang didirikan pada
1976 dan diresmikan pada 15 Januari 1977 oleh Wakil Presiden Republik Indonesia saat itu Sri
Sultan Hamengkubuwono IX, pada era Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin. Sekolah ini berada
di dalam kompleks Gelanggang Olahraga Ragunan. Ali Sadikin mendapatkan ide untuk
mendirikan sekolah ini setelah berkunjung ke Sports Centre di Mexico City, Mexico pada 1972.
Jenjang pendidikan yang diselenggarakan yaitu Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan
Sekolah Menengah Atas (SMA). Siswa Sekolah SMP/SMA Negeri Ragunan Berasal dari:
KEMENPORA, PPOP DKI Jakarta dan Pengurus Besar Olahraga di Indonesia.
Karakteristik siswa Sekolah Atlet Ragunan dari segi usia menurut penelitian yakni rata-
rata usia siswanya ialah 16.825 tahun. rata-rata usia terbanyak memiliki usia 16 dan 18 tahun
(35% dan 22.5%), sedangkan contoh terkecil yaitu pada usia 19 tahun (7.5%). Selain itu, status
gizi siswa Sekolah Atlet Ragunan 72,5% memiliki Indeks Massa Tubuh yang normal, 15%
dikategori beresiko untuk obesitas, 10% dikategori obesitas I, dan 2,5% lainnya dikategori
obesitas II.

Deskripsi Sekolah
Lokasi : SMA Negeri Ragunan, JL. Harsono RM Kompleks GOR Ragunan, Kec. Pasar
Minggu, Jakarta Selatan, 12550.
Jumlah siswa : Total siswa yakni 240 orang dengan spesifikasi seperti berikut:
1. Siswa Asrama: 200 orang
2. Pelatih: 40 Orang

4
BAB II
ISI

2.1 Struktur Organisasi

Gambar 1. Bagan ketenagakerjaan


Pembagian ketenagakerjaan ini didasarkan atas fungsinya masing-masing,
Pemilik dari katering menduduki posisi teratas dimana perannya ialah sebagai
pemimpin dan bertugas memberi keputusan, melakukan koordinator, sebagai
komunikator serta menjadi pengelola. Selanjutnya, pemilik akan bertanggung jawab
kepada penjamin mutu, dimana penjamin mutu memastikan aspek gizi telah sesuai
dengan pedoman gizi seimbang, serta kebersihan dan kesehatan sesuai dengan standar
yang sudah ditetapkan. Penjamin mutu memastikan standar kesesuaian makanan dalam
aspek gizi salah satunya dalam menyusun resep berpedoman gizi seimbang, kebersihan
dan kesehatan. Penjamin mutu akan berkoordinasi dengan para penanggung jawab di
bidangnya. Penanggung jawab operasional dan keuangan berfungsi menyusun konsep
rencana bulanan untuk pemasukan dan pengeluaran, mengaudit pengadaan bahan
makanan, bersama dengan penjamin mutu melakukan perencanaan menu dan
menganalisis pasar. Penanggung jawab operasional akan membawahi juru masak serta
asistennya dalam proses pemasakan makanan. Lalu, penanggung jawab administrasi,
sarana, dan prasana bertugas untuk menyusun konsep kantin serta melakukan

5
pemeliharaan sarana dan prasarana. Penanggung jawab ini membawahi staff kebersihan
dan pendistribusian makanan.

2.2 Sistem Penyelenggaraan Makanan

2.2.1 Aspek Input

Aspek input meliputi seluruh sumber daya yang dibutuhkan oleh sistem
penyelenggaraan makanan sebuah institusi untuk menghasilkan produknya Aspek input
meliputi seluruh sumber daya yang dibutuhkan oleh sistem penyelenggaraan makanan
sebuah institusi untuk menghasilkan produknya (Payne-Palacio & Theis, 2016).
Sumber daya yang dibutuhkan untuk sistem penyelenggaraan makanan institusi (SPMI)
terdiri dari 5M, yaitu: man, money, material, method, dan machine (Supiasih, 2019).
Aspek input dalam penyelenggaraan makanan di Sekolah Atlet di Jakarta adalah
sebagai berikut :

Man

Ketenagakerjaan di dapur sekolah atlet kurang lebih :

1. Pemilik (3 orang) sebagai pemimpin, pengambil keputusan, koordinator,


komunikator dan pengelola.
2. Penjamin mutu (1 orang) sebagai penanggung jawab dalam aspek gizi, aspek
kebersihan dan aspek kesehatan serta menyusun resep yang sesuai dengan
pedoman gizi seimbang.
3. Penanggung jawab operasional dan keuangan (1 orang) sebagai konseptor
rencana bulanan untuk pemasukan dan pengeluaran, pengadaan bahan
makanan, merancang menu, dan menganalisis pasar.
4. Penanggung jawab administrasi, sarana dan prasarana (1 orang) sebagai
konseptor kantin, pengadaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana
5. Juru Masak ( 1 orang) bertanggung jawab dalam mengolah makanan
6. Asisten juru masak ( 2 orang ) bertanggung jawab membantu juru masak selama
proses pengolahan makanan dan juga merangkap membantu dalam
pendistribusian makanan
7. Pendistribusi makanan (2 orang) bertanggung jawab dalam menyajikan
makanan siswa

6
8. Staff kebersihan (2 orang) bertanggung jawab terhadap kebersihan peralatan
makan dan peralatan memasak.

Untuk rekrutmen dan kompetensi kualifikasi tenaga kerja harus memenuhi


persyaratan sebagai:
● Pemilik merupakan pejabat struktural yang telah mendapat pelatihan tata boga
dan pertimbangan berdasarkan kompetensi yang bersangkutan.
● Penjamin mutu & gizi dan keamanan pangan merupakan tenaga dengan
Pendidikan minimal D3 atau S1 gizi yang telah mendapat pelatihan tata boga &
gizi dan keamanan pangan
● Penanggung jawab operasional dan keuangan merupakan tenaga pembantu
catering dengan pendidikan minimal SMK/SMA
● Penanggung jawab administrasi, sarana dan prasarana merupakan tenaga
administrasi katering dengan Pendidikan minimal SMK / SMA
● Juru masak dan Asisten Juru masak merupakan tenaga dalam proses pengolahan
makanan dengan syarat minimal lulusan SMA/SMK tata boga atau jurusan lain
yang telah mendapatkan pelatihan tata boga & gizi dan keamanan pangan
● Staff Pendistribusi makanan merupakan tenaga dalam proses pendistribusian
makanan untuk siswa dengan syarat minimal lulusan SMA/SMK.
● Staff Kebersihan sebagai penanggung jawab kebersihan dan minimal
berpendidikan SMA/SMK
Dari segi jumlah tenaga dapur, Katering sekolah atlet di Jakarta ini memiliki
jumlah tenaga kerja yang mencukupi. Jika hal-hal ini sudah terpenuhi, maka proses
pengadaan makanan di sekolah atlet akan berjalan dengan baik dan memenuhi kriteria
serta kebutuhan makanan di sekolah atlet tersebut.

Money

Sumber daya keuangan pada SPMI dapat diuraikan menjadi biaya langsung
(untuk bahan makanan mentah) dan biaya tidak langsung (untuk upah tenaga kerja dan
biaya overhead – meliputi biaya operasional pemeliharaan dan penyusutan alat dan
bangunan, ongkos air dan bahan bakar, kebutuhan alat tulis kantor, dan lain sebagainya)
(Supiasih, 2019).

Biaya Investasi

7
Nama Barang Jumlah Harga satuan (Rp) Total

Mesin pencuci piring 1 buah 23.500.000 23.500.000

Wastafel dapur 2 unit 700.000 1.400.000

Kompor gas besar 3 unit 800.000 2.400.000

Kompor gas kecil 1 unit 400.000 400.000

Panci besar 5 unit 200.000 1.000.000

Wajan besar 2 unit 100.000 200.000

Wajan kecil 2 unit 80.000 160.000

Blender 3 unit 450.000 1.350.000

Freezer 1 unit 2.600.000 2.600.000

Kulkas besar 1 unit 3.650.000 3.650.000

Termos besar 10 unit 87.000 870.000

Tampah 2 unit 50.000 100.000

Talenan plastik 3 unit 25.000 25.000

Trolley 4 unit 1.250.000 5.000.000

Piring makan 21 lusin 200.000 4.200.000

8
Pisau 1 lusin 120.000 120.000

Sendok 21 lusin 12.500 262.500

Loyang 5 unit 43.000 215.000

Spatula 5 unit 20.000 100.000

baskom 2 set 60.000 120.000

Garpu 21 lusin 12.500 262.500

Mangkok 21 lusin 37.000 777.000

stopless 2 set 12.500 35.000

Rak alumunium 1 set 1.750.000 1.750.000

Lemari penyimpanan
piring dan alat dapur 2 buah 1.751.000 3.502.000

Meja kayu ruang


kerja 1 buah 380.000 380.000

Kursi 10 buah 100.000 1.000.000

Lemari tertutup 2 buah 700.000 1.400.000

Kotak P3K 1 buah 45.000 45.000

Perlengkapan pel 1 set 20.000 20.000

9
Sapu lantai 10 buah 15.000 150.000

Celemek 4 set 65.000 260.000

Seragam 19 set 90.000 1.710.000

Total 59.000.000

Modal awal

Sumber dana Jumlah Dana yang Jumlah dana yang


pemberi diinvestasikan (Rp) diberikan ( Rp)
dana

Investor 1 300.000.000 300.000.000

Modal Sendiri 3 14.260.000 14.260.000

Total 314.260.000

Biaya Operasional Bulanan

Operasional Biaya Satuan Biaya yang Keterangan


Restoran (Rp) Dikeluarkan (Rp)

Gaji SDM ( kecuali 3.000.000 27.000.000


penjamin mutu)

10
Gaji SDM 3.600.000 3.600.000
Penjamin mutu

Leasing peralatan 2.000.000 2.000.000 Biaya cicilan


dapur disesuaikan dengan
pihak supplier

Biaya listrik 900.000 900.000

Biaya telepon 400.000 400.000

Biaya 200.000 200.000


pemeliharaan

Pembelian 2 gas 139.000 278.000


tabung elpiji 12 kg

Total 45.260.000

Biaya Bahan baku

Jenis Bahan Ukuran Frekuensi Total Bahan Biaya yang


Makanan Makanan Porsi Pemberian yang Dibutuhkan
(per 10 hari) Dibutuhkan
(240 porsi)

Makanan Beras putih 100 gr 24 276.000 gr = Rp6.900.000


pokok 276 kg

Mi telur 100 gr 2 48.000 gr = Rp840.000


48 kg

11
Bihun 100 gr 2 48.000 gr = Rp912.000
48 kg

Spaghetti 100 gr 2 48.000 gr = Rp1.488.000


48 kg

Lauk Daging sapi 70 gr 7 117.600 gr = Rp14.000.00


hewani 118 kg 0

Daging ayam 70 gr 8 134,4 kg Rp4.700.000

Ikan bandeng 80 gr 2 38.400 gr = Rp1.100.000


38,4 kg

Ikan tongkol 80 gr 4 76,8 kg Rp2.000.000

Ikan tuna 80 gr 2 38,4 kg Rp2.800.000

Ikan kembung 80 gr 2 38,4 kg Rp1.300.000

Udang 70 gr 1 16,8 kg Rp1.100.000

Cumi 90 gr 1 21,6 kg Rp1.300.000

Telur ayam 110 gr 3 79,2 kg Rp2.000.000

Lauk Tempe 50 gr 15 180 kg Rp2.000.000


nabati

Tahu 110 gr 15 396 kg Rp2.700.000

Sayur Bayam 100 gr 3 72 kg Rp1.400.000

Kangkung 100 gr 3 72 kg Rp1.100.000

Buncis 100 gr 4 96 kg Rp1.800.000

Kacang 100 gr 3 72 kg Rp1.400.000


panjang

Wortel 100 gr 4 96 kg Rp1.900.000

12
Jagung 100 gr 4 96 kg Rp1.000.000

Brokoli 100 gr 4 96 kg Rp2.400.000

Kacang merah 100 gr 1 24 kg Rp400.000

Labu 100 gr 1 24 kg Rp400.000

Tauge 100 gr 2 48 kg Rp450.000

Jamur kuping 100 gr 1 24 kg Rp700.000

Buah Pisang 100 gr 3 72 kg Rp1.800.000

Apel 85 gr 2 41 kg Rp1.800.000

Jeruk 110 gr 3 80 kg Rp1.400.000

Semangka 180 gr 2 87 kg Rp870.000

Melon 190 gr 2 91,2 kg Rp1.350.000

Pepaya 110 gr 2 53 kg Rp350.000

Jambu 100 gr 1 24 kg Rp700.000

Buah naga 200 gr 2 96 kg Rp1.900.000

Anggur 165 gr 1 40 kg Rp2.400.000

Pear 85 gr 2 41 kg Rp700.000

Susu Susu low fat 200 ml 10 720 L Rp9.600.000

Snack Teh 200 ml 10 480 L Rp120.000

Sirup 200 ml 10 480 L Rp800.000

Roti tawar 70 gr 4 67,2 kg Rp1.800.000

Risoles 1 3 43,2 kg Rp1.200.000


potong

13
(60 gr)

Bolu 60 gr 3 43,2 kg Rp1.200.000

Donat 60 gr 4 57,6 kg Rp500.000

Pisang 55 gr 3 40 kg Rp900.000
panggang

Kue lapis 60 gr 3 43,2 kg Rp800.000

Bubur kacang 50 gr 4 57,6 kg Rp5.000.000


hijau (kacan
g
hijau)

Bubur ketan 125 gr 3 90 kg Rp4.000.000


hitam (ketan
hitam)

Kolak 100 gr 3 72 kg Rp4.000.000

Sembako Minyak 120 L Rp1.300.000


dan goreng (10
bumbu hari)

Garam 1 kg Rp15.000
(10
hari)

Gula 5 kg Rp60.000
(10
hari)

Bawang 50 kg Rp2.400.000
merah (10
hari)

14
Bawang putih 50 kg Rp2.250.000
(10
har)

Kunyit 10 kg Rp500.000

Jahe 10 kg Rp150.000

Lengkuas 10 kg Rp200.000

Cabai merah 30 kg Rp1.200.000

Tomat 30 kg Rp480.000

TOTAL BIAYA (satu siklus menu) Rp103.100.0


00

TOTAL BIAYA (satu bulan) Rp206.200.0


00

Pembulatan Rp210.000.0
00

Material

Aspek input material terdiri dari sumber daya bahan makanan dan energi yang
digunakan dalam sistem penyelenggaraan makanan institusi. Bahan makanan
disediakan oleh pemasok/rekanan yang terpilih melalui sistem lelang. Saat ini bahan
makanan catering Sekolah Atlet di Jakarta ini disediakan oleh sebuah CV. Setiap pagi
sebelum pukul 06.00 WIB, pemasok mengirimkan bahan makanan basah (sayur, buah,
lauk nabati, daging) yang dipesan satu hari sebelumnya oleh petugas dapur, sementara
itu untuk bahan makanan kering (beras dan umbi- umbian, spaghetti dan mie)
dikirimkan tiga kali dalam satu bulan. Contoh bahan makanan basah yang dominan
dipakai adalah daging sapi, daging ayam,ikan (tongkol, bandeng, tuna, kembung),
tempe, tahu, sayur (bayam, kangkung, buncis, kacang panjang, wortel, jagung, brokoli,
kacang merah, labu, tauge, jamur kuping), dan buah ( pisang, apel, jeruk, semangka,

15
melon, pepaya, jambu, buah naga, anggur, pear). Sumber energi dapur katering di
sekolah atlet ini adalah gas LPG dan listrik. Tabung gas LPG 12 kg dikirimkan bersama
bahan makanan makanan, sesuai pesanan petugas dapur sehari sebelumnya. Listrik
bukanlah sumber energi utama dalam proses penyelenggaraan makanan, karena
sebagian besar alat persiapan dan alat masak besar menggunakan sumber tenaga gas
LPG. Penggunaan listrik terbatas pada alat persiapan yaitu blender, dan fasilitas
pendukung seperti penerangan dan kipas angin, sehingga penggunaan tenaga listrik di
dapur catering sekolah atlet relatif tidak besar. Untuk sumber air, catering di sekolah
atlet ini memanfaatkan sumber air PAM untuk kegiatan mencuci dan memasak.

Method

1. Standar resep

Standar resep diberlakukan untuk catering sekolah atlet di Jakarta ini sehingga
akan menciptakan kualitas atau mutu dengan porsi yang relatif dan sama citarasanya
untuk setiap hidangan. Karena diberlakukannya standar resep, maka juru masak beserta
asistennya diberi arahan terkait resep pada minggu pertama training dan mereka
diharuskan untuk mengingat untuk proses masak selanjutnya.

Standar resep merupakan resep yang sudah dimodifikasi dan dibakukan dengan
fungsinya sebagai alat promosi dari quality assurance yakni makanan yang seragam,
konsisten, dan tidak mengalami kegagalan, menghemat waktu produksi dan tenaga
kerja, penyederhanaan penetapan harga makanan, serta fasilitas pelatihan tenaga
produksi.

2. Standar Porsi

Standar porsi adalah rincian macam dan jumlah bahan makanan dalam jumlah
bersih setiap hidangan. Porsi standar harus ditentukan untuk semua jenis makanan dan
penggunaan peralatan seperti sendok sayur, centong, sendok pembagi harus
distandarkan. Standar porsi digunakan untuk proses pembelian bahan makanan dan
pada saat makan. Pada saat makan siswa-siswa atlet diminta untuk mengantri ketika
makan dan petugas catering akan memporsikan untuk siswa-siswa atlet tersebut. Karena
sistem makan pada sekolah atlet ini adalah makanan disediakan secara prasmanan
namun diambilkan oleh petugas kantin.

16
3. Standar Waste

Menerapkan standar waste dengan maksimal sisa makanan 20% lalu sisa
makanan nantinya dikumpulkan menjadi satu dan dimasukkan kedalam paper bag
(bentuk semacam kantong semen) untuk kemudian dibuang.

4. Standar Bumbu

Standar bumbu diterapkan dengan baik oleh juru masak di dapur catering
sekolah atlet Jakarta. Mereka membuat bumbu dari bahan segar sendiri sesuai dengan
standar yang diberikan.

5. Standar Kualitas

Standar kualitas diterapkan pada penyelenggaraan makanan di catering sekolah


atlet Jakarta. Dengan adanya food model yang diletakkan di klinik dan di ruang kalapas
untuk selalu dipantau kualitas makanannya.

6. Teknik Memasak

Teknik memasak yang digunakan adalah semua Teknik memasak pada


umumnya seperti menggoreng, menumis, merebus, mengukus, membakar.

Syarat Alur Kerja


· Pekerjaan sedapat mungkin dilakukan searah atau satu jurusan
· Pekerjaan dapat berjalan lancar sehingga hemat energi dan waktu
· Bahan makanan tidak dibiarkan lama sebelum diproses
· Jarak yang ditempuh pekerja sependek mungkin dan tidak bolak-balik
· Ruang dan alat dapat dipakai seefektif mungkin
· Menekan biaya produksi

Machine

- Tempat penerimaan bahan


- Tempat Penyimpanan Bahan Baku Makanan
- Area utama dapur dengan ketentuan:
- Dapur Sehat dengan luas 14m2
- Layout : parallel face to face kitchen

17
- Tempat Penyajian Makanan yang siap di distribusi
- Tempat pencucian

Ruangan dari penyimpanan bahan makan sampai ruang penyajian memiliki


tinggi yang cukup tinggi, sehingga udara dapat bersirkulasi dan tidak terasa pengap. Lantai
dan dinding dilapisi keramik (tahan air). Ventilasi di ruangan cukup banyak sehingga udara
luar dapat masuk. Dapur juga dilengkapi dengan exhaust fan tepat diatas kompor besar,
sehingga uap-uap hasil proses memasak langsung dapat dibuang keluar. Pada catering
sekolah atlet ini dapur yang digunakan sesuai dengan ketentuan (PMK No.1096 tentang
Higiene Sanitasi Jasaboga), luas lantai dapur yang bebas dari peralatan minimal 2m² untuk
setiap pekerja di dapur. Maka luas minimal lantai yang bebas dari peralatan jika pekerja di
dapur berjumlah 6 orang adalah 12m². Tipe dapur menggunakan layout parallel face to
face dimana para pekerja dapur saling berhadapan di satu meja pengolahan. Bagian unit
penyelenggaraan makanan terdiri dari area penerimaan bahan, area penyimpanan bahan,
area utama/dapur, area penyajian makanan yang siap di distribusi, dan area pencucian.
Bangunan dilengkapi dengan ventilasi untuk sirkulasi udara dengan luas ventilasi 20% dari
luas lantai. Jika luas bangunan 30m² maka besar ventilasi 6m². Pencahayaan harus
memadai agar dapat melakukan pekerjaan dengan efektif. Tinggi langit-langit minimal 2,4
m dari atas lantai.

Luas ruang makan minimal 0,5m² untuk setiap siswa sehingga dengan jumlah
yang dilayani sebanyak 240 orang maka luas ruang makan yang diperlukan minimal
sebesar 150m² (termasuk meja dan bangku). Jumlah bangku dapat mencukupi jumlah
siswa yang dilayani sehingga minimal 250 bangku. Ruang makan terdiri dari meja dan
bangku tempat makan, area penyajian (prasmanan), dan area penempatan piring kotor yang
berdekatan dengan tempat sampah dan tempat cuci piring sehingga setelah siswa selesai
makan, alat makan dapat segera dibersihkan.

Peralatan Memasak dan Makan

Alat Masak Kuantitas Alat Masak dalam Jumlah


Banyak

Kompor gas besar 3 Pisau

18
Kompor gas 1 Sendok

Panci besar 5 Loyang

Wajan besar 2 Spatula

Wajan kecil 2 baskom

Blender 3 Garpu

Freezer 1 Mangkok

Kulkas 1 Piring

Termos besar 10 Stopless

Tampah 2

Talenan plastik 3

Trolley 4

2.2.2 Sistem Penyelenggaraan Makanan: Proses


Alur proses:
Penyusunan menu → permintaan → pembelian bahan makanan → penerimaan bahan
makanan → penyimpanan bahan makanan → persiapan bahan makanan →
pengolahan bahan makanan → penyajian makanan → pendistribusian ke ruang makan

1. Penyusunan Menu:

19
Penyusunan menu dilakukan oleh seorang ahli gizi yang bertanggung jawab menyusun
menu untuk satu siklus penyelenggaraan makanan. Penyusunan menu untuk makanan
di Sekolah Atlet Ragunan Jakarta didasarkan pada rata-rata kebutuhan kalori per
harinya untuk mendukung aktivitas harian siswa yaitu latihan berbagai cabang
olahraga. Berikut dasar penyusunan menu:
Jenis Jumlah Keterangan
Rata-rata Usia 16-18 tahun
Rerata Kebutuhan Rata-rata kebutuhan energi
Energi siswa asrama atlet berdasarkan
jurnal penelitian (Febrianti,
2009) yaitu 3000 - 3800 kkal per
harinya
Kebutuhan 60-70% = 1800 - 2600 kkal =
Karbohidrat 450 - 650 gr
Kebutuhan Protein 10-20% = 300 - 760 kkal = 75 -
190 gr

Kebutuhan Lemak 20-30% = 760 kkal - 1100 kkal


= 80 - 120 gr
Frekuensi makan Tiga kali sehari snack pagi sebelum
Kudapan dua kali sehari sarapan (05.00-05.30),
sarapan (06.30-08.30),
snack pagi (10.00),
makan siang (11.30-
14.00), snack sore
(15.30), makan malam
(18.00-20.00), snack
malam (18.00-20.00).
Siklus menu 10 hari (2 minggu)

Pemberian makan 5 hari dalam


seminggu (hari kerja)

20
Contoh Menu dalam Sehari:

Waktu Menu Bahan Energi Karbohidrat Protein Lemak Harga


Makan Makanan
(Ukuran)

Snack Roti Roti (70 175 40 gr 4 gr - Rp2.000


pagi selai gr) kkal
sebelum
Selai (10 80 kkal 7 gr 1 gr 6 gr Rp750
sarapan
gr)

Susu Susu low 120 18 gr 6 gr 2 gr Rp4.000


fat (200 kkal
ml)

Sarapan Nasi Beras 350 80 gr 8 gr - Rp1.200


putih putih kkal
(100 gr)

Tuna Ikan tuna 100 14 gr - 4 gr Rp4.400


fillet (80 gr) kkal

Temp Tempe 75 kkal 7 gr 5 gr 3 gr Rp600


e (50 gr)
goren
g

Capca Brokoli 12,5 2,5 gr 0,5 gr - Rp750


y (50 gr) kkal

Wortel 12,5 2,5 gr 0,5 gr - Rp250


(50 gr) kkal

Jagung 12,5 2,5 gr 0,5 gr - Rp190

21
(50 gr) kkal

Sawi (50 12,5 2,5 gr 0,5 gr - Rp350


gr) kkal

Snack Bubur Kacang 210 21 gr 15 gr 9 gr Rp1000


pagi kacan hijau (50 kkal
g gr)
hijau
Gula 30 kkal 10 gr - - Rp1500
merah (10
gr)

Gula 16 kkal 4,2 gr - - Rp40


pasir (½
sdm)

Santan 50 kkal - - 9 gr Rp3.000


(100 ml)

Makan Nasi Beras 175 40 gr 4 gr - Rp600


siang putih putih (50 kkal
gr)

Bihun Bihun (50 175 40 gr 4 gr - Rp1.900


goren gr) kkal
g

Ayam Ayam (70 300 - 14 gr 26 gr Rp2.450


bakar gr) kkal

Tahu Tahu 75 kkal 7 gr 5 gr 3 gr Rp750


goren (110 gr)
g

Sayur Bayam 12,5 2,5 gr 0,5 gr - Rp200


baya (50 gr) kkal

22
m Jagung 12,5 2,5 gr 0,5 gr - Rp190
jagun (50 gr) kkal
g

Jus Semangk 90 kkal 18 gr 3,6 gr - Rp3000


sema a (360 gr)
ngka

Snack Pisan Pisang 25 kkal 5 gr 1 gr - Rp1.250


sore g (50 gr)
pangg
ang

Teh Teh - - - - Rp30


manis
Gula (1 16 kkal 4,2 gr - - Rp40
sdt)

Makan Nasi Beras 350 80 gr 8 gr - Rp1.200


malam putih (100 gr) kkal

Telur Telur 150 - 14 gr 10 gr Rp2.000


dadar (110 gr) kkal

Tumi Tempe 75 kkal 7 gr 5 gr 3 gr Rp500


s (50 gr)
bunci
Buncis 25 kkal 5 gr 1 gr - Rp1.500
s
(100 gr)
tempe

Apel Apel (85 21 kkal 4,3 gr 0,85 gr - Rp3.000


gr)

Snack Susu Susu low 120 18 gr 6 gr 2 gr Rp5.000


malam fat kkal

Perkiraan Minyak 150 - - 26 gr Rp900

23
penggunaan goreng (5 kkal
sdm)

Bawang Rp1000
merah (3
siung/20
gram)

Bawang Rp1000
putih(3
siung/20
gram)

TOTAL 3100 450 gram 109 103 Rp47.540


kkal gram gram koresi
10%
Rp52.294

Keseluruhan 240 porsi Rp12.550


.000
pembulat
an
Rp13.000
.000

Daftar Bahan Makanan yang Digunakan dalam Satu Siklus Menu (10 hari):

Jenis Bahan Ukuran Porsi Frekuensi Total Bahan Biaya yang


Makanan Makanan Pemberian yang Dibutuhkan
(per 10 hari) Dibutuhkan
(240 porsi)

Makanan Beras putih 100 gr 24 276.000 gr = Rp6.900.000

24
pokok 276 kg

Mi telur 100 gr 2 48.000 gr = Rp840.000


48 kg

Bihun 100 gr 2 48.000 gr = Rp912.000


48 kg

Spaghetti 100 gr 2 48.000 gr = Rp1.488.000


48 kg

Lauk hewani Daging sapi 70 gr 7 117.600 gr = Rp14.000.00


118 kg 0

Daging ayam 70 gr 8 134,4 kg Rp4.700.000

Ikan bandeng 80 gr 2 38.400 gr = Rp1.100.000


38,4 kg

Ikan tongkol 80 gr 4 76,8 kg Rp2.000.000

Ikan tuna 80 gr 2 38,4 kg Rp2.800.000

Ikan 80 gr 2 38,4 kg Rp1.300.000


kembung

Udang 70 gr 1 16,8 kg Rp1.100.000

Cumi 90 gr 1 21,6 kg Rp1.300.000

Telur ayam 110 gr 3 79,2 kg Rp2.000.000

Lauk nabati Tempe 50 gr 15 180 kg Rp2.000.000

Tahu 110 gr 15 396 kg Rp2.700.000

Sayur Bayam 100 gr 3 72 kg Rp1.400.000

Kangkung 100 gr 3 72 kg Rp1.100.000

Buncis 100 gr 4 96 kg Rp1.800.000

25
Kacang 100 gr 3 72 kg Rp1.400.000
panjang

Wortel 100 gr 4 96 kg Rp1.900.000

Jagung 100 gr 4 96 kg Rp1.000.000

Brokoli 100 gr 4 96 kg Rp2.400.000

Kacang 100 gr 1 24 kg Rp400.000


merah

Labu 100 gr 1 24 kg Rp400.000

Tauge 100 gr 2 48 kg Rp450.000

Jamur 100 gr 1 24 kg Rp700.000


kuping

Buah Pisang 100 gr 3 72 kg Rp1.800.000

Apel 85 gr 2 41 kg Rp1.800.000

Jeruk 110 gr 3 80 kg Rp1.400.000

Semangka 180 gr 2 87 kg Rp870.000

Melon 190 gr 2 91,2 kg Rp1.350.000

Pepaya 110 gr 2 53 kg Rp350.000

Jambu 100 gr 1 24 kg Rp700.000

Buah naga 200 gr 2 96 kg Rp1.900.000

Anggur 165 gr 1 40 kg Rp2.400.000

Pear 85 gr 2 41 kg Rp700.000

Susu Susu low fat 200 ml 10 720 L Rp9.600.000

Snack Teh 200 ml 10 480 L Rp120.000

26
Sirup 200 ml 10 480 L Rp800.000

Roti tawar 70 gr 4 67,2 kg Rp1.800.000

Risoles 1 potong (60 3 43,2 kg Rp1.200.000


gr)

Bolu 60 gr 3 43,2 kg Rp1.200.000

Donat 60 gr 4 57,6 kg Rp500.000

Pisang 55 gr 3 40 kg Rp900.000
panggang

Kue lapis 60 gr 3 43,2 kg Rp800.000

Bubur 50 gr 4 57,6 kg Rp5.000.000


kacang hijau (kacang
hijau)

Bubur ketan 125 gr (ketan 3 90 kg Rp4.000.000


hitam hitam)

Kolak 100 gr 3 72 kg Rp4.000.000

Sembako dan Minyak 120 L (10 Rp1.300.000


bumbu goreng hari)

Garam 1 kg (10 Rp15.000


hari)

Gula 5 kg (10 Rp60.000


hari)

Bawang 50 kg (10 Rp2.400.000


merah hari)

Bawang 50 kg (10 Rp2.250.000


putih har)

27
Kunyit 10 kg Rp500.000

Jahe 10 kg Rp150.000

Lengkuas 10 kg Rp200.000

Cabai merah 30 kg Rp1.200.000

Tomat 30 kg Rp480.000

TOTAL BIAYA (satu siklus menu) Rp103.100.0


00

2. Permintaan Bahan Makanan


Setelah penyusunan menu dibuat kemudian diberikan kepada pihak sekolah yang
bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan makanan untuk disetujui. Kemudian
kepala dapur mengecek rencana pemesanan bahan makanan dan membuat daftar
permintaan bahan makanan. Permintaan bahan makanan dilakukan setiap sebelum awal
siklus menu dimulai yaitu pada awal minggu. Untuk bahan makanan yang memiliki
daya tahan lebih rendah seperti sayuran atau roti, permintaan dilakukan setiap minggu
untuk mencegah kerusakan bahan sebelum diolah. Untuk bahan makanan yang
memiliki daya tahan lebih lama seperti daging, telur, kacang-kacangan dan sebagainya
dilakukan setiap 2 minggu sekali (satu kali setiap siklusnya).

3. Pembelian Bahan Makanan


Pembelian bahan makanan dilakukan melalui institusi pemasok (supplier) bahan
makanan. Pembelian dengan future contract (perjanjian) kepada pemasok sehingga
pada tanggal yang sudah ditentukan barang yang dipesan akan datang.

4. Penerimaan Bahan Makanan


Kepala atau penanggung jawab gudang penyimpanan bertugas menerima dan
mengecek setiap bahan makanan yang datang dari pemasok. Untuk setiap institusi
pemasok (supplier) memiliki jadwal pengiriman bahan makanan yang berbeda, hal ini
agar petugas gudang lebih mudah dalam melakukan pengecekan bahan makanan.
Petugas yang bertanggung jawab memastikan bahan makanan yang diterima telah

28
sesuai dengan pemesanan dan dalam kondisi yang baik. Penerimaan ini juga diawasi
oleh kepala dapur. Bahan makanan yang akan segera diolah langsung dimasukkan ke
ruang persiapan bahan makanan.

5. Penyimpanan Bahan Makanan


Bahan makanan disimpan sesuai jenisnya. Dry store berisi bahan-bahan makanan yang
kering seperti beras, gula, susu bubuk, kecap, telur dan lain-lain. Chiller digunakan
untuk menyimpan sayuran, tahu, tempe, bakso dan lain-lain, sedangkan cool store
untuk daging-dagingan, ikan, nugget dan lain-lain. Hal ini bertujuan agar kualitas bahan
makanan tetap terjaga dan menghindari kerusakan. Bahan makanan yang rusak
mengakibatkan kerugian karena harus membeli bahan makanan pengganti.

6. Persiapan Bahan Makanan


Untuk mempermudah pengolahan/pemasakan, bahan makanan dipersiapkan terlebih
dahulu. Hal ini termasuk persiapan bumbu (bumbu kuning, bumbu putih bumbu merah,
dsb) yang dapat disimpan dan digunakan untuk pemasakan selanjutnya, pencucian dan
pemotongan bahan makanan, serta persiapan lainnya sebelum pemasakan. Persiapan
dilakukan oleh asisten juru masak.

7. Pengolahan Bahan Makanan


Proses pengolahan bahan makanan setiap harinya dibagi menjadi 3 waktu, yaitu
pemasakan makan pagi dan snack pada pukul 04.00 - 06.00, pemasakan makan siang
dan snack sore pada pukul 09.00 - 11.00 dan 14.00 untuk snack, pemasakan makan
malam dan snack malam pada pukul 15.30-17.30. Jumlah porsi yang disiapkan
sejumlah 240 porsi.

8. Penyajian Makanan
Makanan disajikan dalam satu wadah besar sesuai jenis hidangan masing-masing untuk
kemudian diantar ke ruang makan oleh petugas.

9. Pendistribusian Makanan
Makanan didistribusikan secara desentralisasi yaitu makanan dari wadah besar
dipindahkan ke masing-masing piring siswa sesuai porsinya. Pada saat pendistribusian

29
di ruang makan, siswa mengantri kemudian petugas membagikan makanan ke piring
siswa.

2.2.3 Output
Output sebagai suatu bentuk produk yang dihasilkan dari transformasi input
pada suatu sistem, disini yakni dalam Sistem Penyelenggaraan Makanan Institusi,
Elemen output merupakan hasil akhir dari penyelenggaraan makanan yakni berupa
makanan yang bermutu dan sistem pelayanan makanan yang tepat dan efisien serta
sesuai dengan kondisi dan harapan konsumennya. Aspek output pada Sekolah Atlet
Ragunan Jakarta meliputi jumlah dan kualitas menu/hidangan yang dihasilkan,
kepuasan konsumen, perhitungan biaya dan kepuasan tenaga kerja.
2.2.3.1 Jumlah dan Kualitas Menu
Jumlah makanan yang disediakan untuk satu kali penyediaan makanan yakni
sebesar 240 porsi, dengan spesifikasi yaitu 200 porsi untuk atlet dan 40 porsi untuk
pelatih setiap cabang olahraga. Hal ini telah sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan, menurut Depkes 1993, sebaiknya katering tidak melayani lebih dari 200
orang atau ± 600 porsi sehari karena hal ini akan mengurangi cita rasa makanan.
Kualitas menu di dalam pengukurannya, menurut Essinger dan Wylie (2003)
membagi produk, khususnya makanan dalam beberapa kategori seperti kualitas
dalam hal rasa, kuantitas atau porsi, variasi menu yang ditawarkan, cita rasa,
kebersihan, dan inovasi. Penyedia makanan yang mampu memberikan makanan
yang berkualitas akan memberikan kepuasan bagi konsumen.
1. Kualitas rasa
Kualitas rasa yang dijaga dengan baik sesuai cita rasa yang diinginkan
konsumen. Penilaian akan kualitas rasa selalu diperhatikan dengan melakukan
survey terhadap siswa dan juga melalui uji organoleptik pada tenaga pengolah,
nantinya hasil survey akan dijadikan bahan evaluasi dalam penyelenggaraan
makanan selanjutnya.

no Item Penilaian Hasil Penilaian

TB KB CB B SB

1 Warna

30
Warna makanan

2 Aroma
Aroma Masakan

3 Rasa
Rasa Masakan

4 Tekstur
Tekstur Masakan

5 Porsi
Porsi Makanan

Tabel 1. Contoh formulir Uji Organoleptik Makanan


Keterangan:
TB: Tidak Baik
KB: Kurang Baik
CB: Cukup Baik
B: Baik
SB: Sangat Baik
2. Kuantitas atau porsi
Kuantitas atau porsi masakan yang sesuai dengan keinginan konsumen dan
standar yang ada. Jumlah Porsi yang diolah oleh katering kami disesuaikan dengan
standar Departemen kesehatan RI yakni ± 600 porsi dalam sehari untuk menjaga
kualitas dari makanan itu sendiri.
3. Variasi menu dan variasi jenis masakan yang ditawarkan
Variasi menu masakan yang disajikan dari bermacam macam jenis masakan dan
variasi jenis masakan yang beraneka ragam. Hal ini sudah diterapkan melalui
pemilihan rancangan menu yang bervariasi dan pemberlakuan siklus menu selama
10 hari.
4. Cita rasa yang baik
Cita rasa yang baik yang selalu dijaga dengan menerapkan standar resep serta
monitoring proses pengolahan makanan secara berkala.
5. Higienitas atau kebersihan

31
Higienitas makanan yang selalu dijaga dan disupervisi oleh bagian terkait,
sehingga mengurangi angka kontaminasi kepada makanan.
6. Inovasi
Inovasi masakan baru yang ditawarkan membuat konsumen tidak bosan dengan
produk yang monoton sehingga konsumen memiliki banyak pilihan.

2.2.3.2 Kepuasan Konsumen


Tingkat kepuasan konsumen terhadap penyelenggaraan makanan dinilai
dengan penilaian melalui kuisioner kepada konsumen secara langsung, kuisioner ini
akan diberikan dua kali dalam setahun atau dalam satu periode perjanjian kerjasama
dengan institusi. Jawaban diakumulasi melalui empat skala, yaitu sangat setuju,
setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Hasil penilaian kepuasan konsumen akan
digunakan sebagai bentuk pengembangan katering kami. Komponen yang mendasari
yakni:
1. Kesesuaian Menu dengan Selera
2. Variasi Menu
3. Rasa dan Aroma
4. Warna dan Kombinasi
5. Ukuran dan Bentuk Potongan Hidangan
6. Porsi yang Tepat
7. Suhu Hidangan
8. Pembagian Waktu Makan
9. Kebersihan Hidangan
10. Perhatian pada Tingkat Kebosanan
11. Jumlah Pegawai yang memadai
12. Keterampilan kerja pegawai
13. Kecepatan respon atas keluhan
14. Sikap pegawai
15. Ketersediaan peralatan serta perlengkapan
16. Kebersihan dan kenyamanan kantin
17. Penataan ruangan kantin

2.2.3.3 Perhitungan Biaya


1. Pengeluaran

32
Total Fixed Cost

no Jenis Alokasi Dana Alokasi Dana

1 Biaya peralatan Rp 59.000.000

Total Fixed Cost (TFC) Rp 59.000.000

Total Biaya Pengeluaran Bulanan (Variable cost) untuk Sekolah Atlet Ragunan

no Jenis Alokasi Dana waktu jumlah

1. Biaya Operasional 30 hari Rp 45.260.000


● Listrik
● Gas
● Gaji SDM
● Telephone
● Leasing peralatan

2. Biaya Bahan Baku Makanan 3 x 10 hari Rp 210.000.000


untuk 240 porsi

Total Variable Cost (TVC) Rp 255.260.000/bulan

Biaya per orang Rp 1.063.083


Pembulatan
Rp. 1.100.000

Total Cost

no Alokasi Dana Jumlah

1 Total Fixed Cost (TFC) Rp 59.000.000

2 Total Variable Cost (TVC) Rp 255.260.000

Total Cost Rp 314.260.000

Dengan jumlah biaya (TC) yang diperlukan untuk membangun usaha Katering
perbulan mencapai Rp 314.260.000, maka rumusan rencana permodalan katering
adalah sebagai berikut:
2. Pemasukan

no Pemasukan Jumlah Persentase

33
1 Pinjaman investor Rp 300.000.000 95,5%

2 Modal sendiri Rp 14.260.000 4,5%

Total Rp 300.000.000 100%

Kapasitas Produksi dan Penerimaan

no Komponen Jumlah Keterangan

1 Produksi Total (Y) 4800 produksi Perkiraan produksi


(240x20 hari) total

2 Harga Penjualan (P) Rp 52.000 Harga penjualan


makanan untuk satu
orang dalam satu hari

3 Penerimaan (R= Y x P) Rp 62.400.000 Total pendapatan


Kotor

Total Pemasukan Bulanan (Variable cost) untuk Sekolah Atlet Ragunan

no Pemasukan waktu jumlah

1. Profit (20% x Total Biaya Bahan 30 hari Rp 51.052.000


Baku + operasional)

2. Biaya Bahan Baku 30 hari Rp 255.260.000

Total Rp 306.312.000

Biaya per orang Rp 1.277.000/orang/bulan

Analisis Pemasukan, Pengeluaran, dan Saldo

no Bulan Pemasukan Pengeluaran Saldo

1. bulan-1 314.260.000 314.260.000 0

2. bulan-2 306.312.000 255.260.000 51.052.000

3. Bulan-3 306.312.000 255.260.000 102.104.000

4. bulan-4 306.312.000 255.260.000 153.156.000

34
5. bulan -5 306.312.000 255.260.000 204.208.000

6. bulan-6 306.312.000 255.260.000 255.260.000

7. Bulan-7 306.312.000 255.260.000 306.312.000

8. Bulan-8 306.312.000 255.260.000 357.364.000

Dari model keuangan diatas, dapat dikatakan bahwa modal usaha dapat dibayarkan saat
memasuki bulan kedelapan, dengan pemasukan stagnan setiap bulannya yakni Rp
51.052.000 rupiah.

35
BAB III
KESIMPULAN

Sistem penyelenggaraan makanan di SMA Negeri Ragunan Jakarta telah memenuhi


syarat pengelolaan makanan dan pelayanan makanan yang baik. Arus kerja dalam
penyelenggaraan makanan telah disesuaikan dengan baik. Siklus menu yang disusun untuk
Sekolah Atlit Ragunan Jakarta yakni siklus 10 hari untuk mencegah kebosanan dengan asupan
gizi yang disesuaikan dengan kebutuhan siswanya yakni, Kebutuhan energi: 3000-3800 kkal,
Kebutuhan karbohidrat: 60-70% = 1800 - 2600 kkal = 450 - 650 gr, Kebutuhan protein: 10-
20% = 300 - 760 kkal = 75 - 190 gr, dan Kebutuhan lemak: 20-30% = 760 kkal - 1100 kkal =
80 - 120 gr. Frekuensi makan yang diberikan terbagi menjadi tujuh bagian yakni, snack pagi
sebelum sarapan (05.00-05.30), sarapan (06.30-08.30), snack pagi (10.00), makan siang
(11.30-14.00), snack sore (15.30), makan malam (18.00-20.00), snack malam (18.00-20.00)
dengan pemberian makan 5 hari dalam seminggu (weekday).
Dari segi pembiayaan, Anggaran yang dibuat telah disesuaikan dengan biaya kebutuhan
bahan baku dan biaya operasional, dan dengan dana modal sebesar Rp 300.000.000, estimasi
mencapai break even point ada pada bulan ke-delapan dengan pemasukan bulanan sebesar Rp
51.052.000.

36
DAFTAR PUSTAKA

Essinger, James & Wylie, Helen. 2003. Customer loyalty: Devising successful
strategies in food and drink.
Febrianti, D. 2009. Penyelenggaraan Makanan, Tingkat Konsumsi dan Analisis
Preferensi Atlet di SMA Negeri Ragunan Jakarta. Available at:
https://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/11519
Kusharto CM, Sa’diyyah NY. 2007. Penilaian Konsumsi Pangan. Bogor : Departemen
Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor.

37

Anda mungkin juga menyukai