Disusun untuk memenuhi mata kuliah Manajemen Sistem Penyelenggaraan Makanan Institusi Non-
Komersial
Disusun oleh:
Tutor 4 - Kelompok 4
1
DAFTAR ISI
2
2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan
hidayah-Nya penulis mampu menyelesaikan penyusunan Proposal Rencana Penyelenggaraan
Makanan Institusi ini dengan baik. Adapun penulisan laporan yang berjudul “PROPOSAL
RENCANA PENYELENGGARAAN MAKANAN KANTIN ASRAMA SEKOLAH ATLET
DI JAKARTA” dilakukan sebagai salah satu syarat kelulusan modul Manajemen Sistem
Penyelenggaraan Makanan Institusi (MSPMI) Program Studi Gizi, Fakultas Kesehatan
Masyarakat, Universitas Indonesia.
Proposal ini bertujuan untuk menyusun rencana penyelenggaraan makanan di katering
asrama sekolah atlet. Adapun perencanaan yang kami susun berdasarkan dari hasil penelusuran
literatur penyelenggaraan makanan di sekolah atlet terkait, pada proposal ini kami pilih Sekolah
Atlet Ragunan Jakarta sebagai institusi yang akan bekerja sama dengan katering kami.
Tanpa dukungan dari berbagai pihak, tentu penulis tidak akan mampu menyelesaikan
laporan ini. Untuk itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Orang tua tim penulis yang selalu mendoakan dan mendukung penulis secara moril dan
materiil dalam mengerjakan tugas-tugas akademik.
2. Prof. Dr. dra. Ratu Ayu Dewi Sartika, Apt., M.Sc selaku Kepala Departemen Gizi
Universitas Indonesia sekaligus dosen pengampu modul MSPMI, dan Prof. Dr. drg, Sandra
Fikawati, M.P.H. selaku fasilitator kelas tutorial yang telah mendukung penulis dalam melalui
modul Manajemen Sistem Penyelenggaraan Makanan Institusi.
3. Berbagai penulis yang jurnal/penelitiannya kami gunakan sebagai dasar literatur penulis
makalah kami.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu kritik dan saran membangun sangat penulis harapkan.
3
3
BAB I
PENDAHULUAN
Deskripsi Sekolah
Lokasi : SMA Negeri Ragunan, JL. Harsono RM Kompleks GOR Ragunan, Kec. Pasar
Minggu, Jakarta Selatan, 12550.
Jumlah siswa : Total siswa yakni 240 orang dengan spesifikasi seperti berikut:
1. Siswa Asrama: 200 orang
2. Pelatih: 40 Orang
4
BAB II
ISI
5
pemeliharaan sarana dan prasarana. Penanggung jawab ini membawahi staff kebersihan
dan pendistribusian makanan.
Aspek input meliputi seluruh sumber daya yang dibutuhkan oleh sistem
penyelenggaraan makanan sebuah institusi untuk menghasilkan produknya Aspek input
meliputi seluruh sumber daya yang dibutuhkan oleh sistem penyelenggaraan makanan
sebuah institusi untuk menghasilkan produknya (Payne-Palacio & Theis, 2016).
Sumber daya yang dibutuhkan untuk sistem penyelenggaraan makanan institusi (SPMI)
terdiri dari 5M, yaitu: man, money, material, method, dan machine (Supiasih, 2019).
Aspek input dalam penyelenggaraan makanan di Sekolah Atlet di Jakarta adalah
sebagai berikut :
Man
6
8. Staff kebersihan (2 orang) bertanggung jawab terhadap kebersihan peralatan
makan dan peralatan memasak.
Money
Sumber daya keuangan pada SPMI dapat diuraikan menjadi biaya langsung
(untuk bahan makanan mentah) dan biaya tidak langsung (untuk upah tenaga kerja dan
biaya overhead – meliputi biaya operasional pemeliharaan dan penyusutan alat dan
bangunan, ongkos air dan bahan bakar, kebutuhan alat tulis kantor, dan lain sebagainya)
(Supiasih, 2019).
Biaya Investasi
7
Nama Barang Jumlah Harga satuan (Rp) Total
8
Pisau 1 lusin 120.000 120.000
Lemari penyimpanan
piring dan alat dapur 2 buah 1.751.000 3.502.000
9
Sapu lantai 10 buah 15.000 150.000
Total 59.000.000
Modal awal
Total 314.260.000
10
Gaji SDM 3.600.000 3.600.000
Penjamin mutu
Total 45.260.000
11
Bihun 100 gr 2 48.000 gr = Rp912.000
48 kg
12
Jagung 100 gr 4 96 kg Rp1.000.000
Apel 85 gr 2 41 kg Rp1.800.000
Pear 85 gr 2 41 kg Rp700.000
13
(60 gr)
Pisang 55 gr 3 40 kg Rp900.000
panggang
Garam 1 kg Rp15.000
(10
hari)
Gula 5 kg Rp60.000
(10
hari)
Bawang 50 kg Rp2.400.000
merah (10
hari)
14
Bawang putih 50 kg Rp2.250.000
(10
har)
Kunyit 10 kg Rp500.000
Jahe 10 kg Rp150.000
Lengkuas 10 kg Rp200.000
Tomat 30 kg Rp480.000
Pembulatan Rp210.000.0
00
Material
Aspek input material terdiri dari sumber daya bahan makanan dan energi yang
digunakan dalam sistem penyelenggaraan makanan institusi. Bahan makanan
disediakan oleh pemasok/rekanan yang terpilih melalui sistem lelang. Saat ini bahan
makanan catering Sekolah Atlet di Jakarta ini disediakan oleh sebuah CV. Setiap pagi
sebelum pukul 06.00 WIB, pemasok mengirimkan bahan makanan basah (sayur, buah,
lauk nabati, daging) yang dipesan satu hari sebelumnya oleh petugas dapur, sementara
itu untuk bahan makanan kering (beras dan umbi- umbian, spaghetti dan mie)
dikirimkan tiga kali dalam satu bulan. Contoh bahan makanan basah yang dominan
dipakai adalah daging sapi, daging ayam,ikan (tongkol, bandeng, tuna, kembung),
tempe, tahu, sayur (bayam, kangkung, buncis, kacang panjang, wortel, jagung, brokoli,
kacang merah, labu, tauge, jamur kuping), dan buah ( pisang, apel, jeruk, semangka,
15
melon, pepaya, jambu, buah naga, anggur, pear). Sumber energi dapur katering di
sekolah atlet ini adalah gas LPG dan listrik. Tabung gas LPG 12 kg dikirimkan bersama
bahan makanan makanan, sesuai pesanan petugas dapur sehari sebelumnya. Listrik
bukanlah sumber energi utama dalam proses penyelenggaraan makanan, karena
sebagian besar alat persiapan dan alat masak besar menggunakan sumber tenaga gas
LPG. Penggunaan listrik terbatas pada alat persiapan yaitu blender, dan fasilitas
pendukung seperti penerangan dan kipas angin, sehingga penggunaan tenaga listrik di
dapur catering sekolah atlet relatif tidak besar. Untuk sumber air, catering di sekolah
atlet ini memanfaatkan sumber air PAM untuk kegiatan mencuci dan memasak.
Method
1. Standar resep
Standar resep diberlakukan untuk catering sekolah atlet di Jakarta ini sehingga
akan menciptakan kualitas atau mutu dengan porsi yang relatif dan sama citarasanya
untuk setiap hidangan. Karena diberlakukannya standar resep, maka juru masak beserta
asistennya diberi arahan terkait resep pada minggu pertama training dan mereka
diharuskan untuk mengingat untuk proses masak selanjutnya.
Standar resep merupakan resep yang sudah dimodifikasi dan dibakukan dengan
fungsinya sebagai alat promosi dari quality assurance yakni makanan yang seragam,
konsisten, dan tidak mengalami kegagalan, menghemat waktu produksi dan tenaga
kerja, penyederhanaan penetapan harga makanan, serta fasilitas pelatihan tenaga
produksi.
2. Standar Porsi
Standar porsi adalah rincian macam dan jumlah bahan makanan dalam jumlah
bersih setiap hidangan. Porsi standar harus ditentukan untuk semua jenis makanan dan
penggunaan peralatan seperti sendok sayur, centong, sendok pembagi harus
distandarkan. Standar porsi digunakan untuk proses pembelian bahan makanan dan
pada saat makan. Pada saat makan siswa-siswa atlet diminta untuk mengantri ketika
makan dan petugas catering akan memporsikan untuk siswa-siswa atlet tersebut. Karena
sistem makan pada sekolah atlet ini adalah makanan disediakan secara prasmanan
namun diambilkan oleh petugas kantin.
16
3. Standar Waste
Menerapkan standar waste dengan maksimal sisa makanan 20% lalu sisa
makanan nantinya dikumpulkan menjadi satu dan dimasukkan kedalam paper bag
(bentuk semacam kantong semen) untuk kemudian dibuang.
4. Standar Bumbu
Standar bumbu diterapkan dengan baik oleh juru masak di dapur catering
sekolah atlet Jakarta. Mereka membuat bumbu dari bahan segar sendiri sesuai dengan
standar yang diberikan.
5. Standar Kualitas
6. Teknik Memasak
Machine
17
- Tempat Penyajian Makanan yang siap di distribusi
- Tempat pencucian
Luas ruang makan minimal 0,5m² untuk setiap siswa sehingga dengan jumlah
yang dilayani sebanyak 240 orang maka luas ruang makan yang diperlukan minimal
sebesar 150m² (termasuk meja dan bangku). Jumlah bangku dapat mencukupi jumlah
siswa yang dilayani sehingga minimal 250 bangku. Ruang makan terdiri dari meja dan
bangku tempat makan, area penyajian (prasmanan), dan area penempatan piring kotor yang
berdekatan dengan tempat sampah dan tempat cuci piring sehingga setelah siswa selesai
makan, alat makan dapat segera dibersihkan.
18
Kompor gas 1 Sendok
Blender 3 Garpu
Freezer 1 Mangkok
Kulkas 1 Piring
Tampah 2
Talenan plastik 3
Trolley 4
1. Penyusunan Menu:
19
Penyusunan menu dilakukan oleh seorang ahli gizi yang bertanggung jawab menyusun
menu untuk satu siklus penyelenggaraan makanan. Penyusunan menu untuk makanan
di Sekolah Atlet Ragunan Jakarta didasarkan pada rata-rata kebutuhan kalori per
harinya untuk mendukung aktivitas harian siswa yaitu latihan berbagai cabang
olahraga. Berikut dasar penyusunan menu:
Jenis Jumlah Keterangan
Rata-rata Usia 16-18 tahun
Rerata Kebutuhan Rata-rata kebutuhan energi
Energi siswa asrama atlet berdasarkan
jurnal penelitian (Febrianti,
2009) yaitu 3000 - 3800 kkal per
harinya
Kebutuhan 60-70% = 1800 - 2600 kkal =
Karbohidrat 450 - 650 gr
Kebutuhan Protein 10-20% = 300 - 760 kkal = 75 -
190 gr
20
Contoh Menu dalam Sehari:
21
(50 gr) kkal
22
m Jagung 12,5 2,5 gr 0,5 gr - Rp190
jagun (50 gr) kkal
g
23
penggunaan goreng (5 kkal
sdm)
Bawang Rp1000
merah (3
siung/20
gram)
Bawang Rp1000
putih(3
siung/20
gram)
Daftar Bahan Makanan yang Digunakan dalam Satu Siklus Menu (10 hari):
24
pokok 276 kg
25
Kacang 100 gr 3 72 kg Rp1.400.000
panjang
Apel 85 gr 2 41 kg Rp1.800.000
Pear 85 gr 2 41 kg Rp700.000
26
Sirup 200 ml 10 480 L Rp800.000
Pisang 55 gr 3 40 kg Rp900.000
panggang
27
Kunyit 10 kg Rp500.000
Jahe 10 kg Rp150.000
Lengkuas 10 kg Rp200.000
Tomat 30 kg Rp480.000
28
sesuai dengan pemesanan dan dalam kondisi yang baik. Penerimaan ini juga diawasi
oleh kepala dapur. Bahan makanan yang akan segera diolah langsung dimasukkan ke
ruang persiapan bahan makanan.
8. Penyajian Makanan
Makanan disajikan dalam satu wadah besar sesuai jenis hidangan masing-masing untuk
kemudian diantar ke ruang makan oleh petugas.
9. Pendistribusian Makanan
Makanan didistribusikan secara desentralisasi yaitu makanan dari wadah besar
dipindahkan ke masing-masing piring siswa sesuai porsinya. Pada saat pendistribusian
29
di ruang makan, siswa mengantri kemudian petugas membagikan makanan ke piring
siswa.
2.2.3 Output
Output sebagai suatu bentuk produk yang dihasilkan dari transformasi input
pada suatu sistem, disini yakni dalam Sistem Penyelenggaraan Makanan Institusi,
Elemen output merupakan hasil akhir dari penyelenggaraan makanan yakni berupa
makanan yang bermutu dan sistem pelayanan makanan yang tepat dan efisien serta
sesuai dengan kondisi dan harapan konsumennya. Aspek output pada Sekolah Atlet
Ragunan Jakarta meliputi jumlah dan kualitas menu/hidangan yang dihasilkan,
kepuasan konsumen, perhitungan biaya dan kepuasan tenaga kerja.
2.2.3.1 Jumlah dan Kualitas Menu
Jumlah makanan yang disediakan untuk satu kali penyediaan makanan yakni
sebesar 240 porsi, dengan spesifikasi yaitu 200 porsi untuk atlet dan 40 porsi untuk
pelatih setiap cabang olahraga. Hal ini telah sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan, menurut Depkes 1993, sebaiknya katering tidak melayani lebih dari 200
orang atau ± 600 porsi sehari karena hal ini akan mengurangi cita rasa makanan.
Kualitas menu di dalam pengukurannya, menurut Essinger dan Wylie (2003)
membagi produk, khususnya makanan dalam beberapa kategori seperti kualitas
dalam hal rasa, kuantitas atau porsi, variasi menu yang ditawarkan, cita rasa,
kebersihan, dan inovasi. Penyedia makanan yang mampu memberikan makanan
yang berkualitas akan memberikan kepuasan bagi konsumen.
1. Kualitas rasa
Kualitas rasa yang dijaga dengan baik sesuai cita rasa yang diinginkan
konsumen. Penilaian akan kualitas rasa selalu diperhatikan dengan melakukan
survey terhadap siswa dan juga melalui uji organoleptik pada tenaga pengolah,
nantinya hasil survey akan dijadikan bahan evaluasi dalam penyelenggaraan
makanan selanjutnya.
TB KB CB B SB
1 Warna
30
Warna makanan
2 Aroma
Aroma Masakan
3 Rasa
Rasa Masakan
4 Tekstur
Tekstur Masakan
5 Porsi
Porsi Makanan
31
Higienitas makanan yang selalu dijaga dan disupervisi oleh bagian terkait,
sehingga mengurangi angka kontaminasi kepada makanan.
6. Inovasi
Inovasi masakan baru yang ditawarkan membuat konsumen tidak bosan dengan
produk yang monoton sehingga konsumen memiliki banyak pilihan.
32
Total Fixed Cost
Total Biaya Pengeluaran Bulanan (Variable cost) untuk Sekolah Atlet Ragunan
Total Cost
Dengan jumlah biaya (TC) yang diperlukan untuk membangun usaha Katering
perbulan mencapai Rp 314.260.000, maka rumusan rencana permodalan katering
adalah sebagai berikut:
2. Pemasukan
33
1 Pinjaman investor Rp 300.000.000 95,5%
Total Rp 306.312.000
34
5. bulan -5 306.312.000 255.260.000 204.208.000
Dari model keuangan diatas, dapat dikatakan bahwa modal usaha dapat dibayarkan saat
memasuki bulan kedelapan, dengan pemasukan stagnan setiap bulannya yakni Rp
51.052.000 rupiah.
35
BAB III
KESIMPULAN
36
DAFTAR PUSTAKA
Essinger, James & Wylie, Helen. 2003. Customer loyalty: Devising successful
strategies in food and drink.
Febrianti, D. 2009. Penyelenggaraan Makanan, Tingkat Konsumsi dan Analisis
Preferensi Atlet di SMA Negeri Ragunan Jakarta. Available at:
https://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/11519
Kusharto CM, Sa’diyyah NY. 2007. Penilaian Konsumsi Pangan. Bogor : Departemen
Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor.
37