Anda di halaman 1dari 89

STUDI KASUS PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR (PAGT)

PADA ANAK BALITA STUNTING DI DESA KABBA


KECAMATAN MINASA TE’NE
KABUPATEN PANGKEP

DISUSUN

SITI FATIMAH
PO.71.3.231.16.1.041

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


JURUSAN GIZI POLITEKNIK KESEHATAN
PROGRAM STUDI DIPLOMA III GIZI
MAKASSAR
2019
STUDI KASUS PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR (PAGT)
PADA ANAK BALITA STUNTING DI DESA KABBA
KECAMATAN MINASA TE’NE
KABUPATEN PANGKEP

DISUSUN

SITI FATIMAH
PO.71.3.231.16.1.041

TUGAS AKHIR

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat


untuk Menyelesaikan Pendidikan Program Studi Diploma III Gizi
Tahun Akademik 2018/2019

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


JURUSAN GIZI POLITEKNIK KESEHATAN
PROGRAM STUDI DIPLOMA III GIZI
MAKASSAR
2019
ii
RINGKASAN

SITI FATIMAH, “Studi Kasus Asuhan Gizi Pada Anak Balita Stunting di
Desa Kabba Kecamatan Minasa Te’ne Kabupaten Pangkep”. (dibimbing
oleh Sitti Sahariah Rowa dan Aswita Amir).
Stunting merupakan kondisi gagal pertumbuhan pada anak
pertumbuhan tubuh dan otak) akibat kekurangan gizi dalam waktu yang
lama. Sehingga, anak lebih pendek dari anak normal seusianya dan
memiliki keterbatasan dalam berpikir.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Asuhan Gizi pada Anak
Balita Stunting di Desa Kabba Kecamatan Minasa Te’ne Kabupaten
Pangkep. Penelitian ini merupakan deskriptif. Sampel adalah balita
stunting dengan berjumlah 3 orang. Asuhan Gizi Pada Anak Balita
Stunting diperoleh melalui recall 4x24 jam kemudian menggunakan
nutrisurvey. Data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan
narasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa balita stunting disebabkan
oleh social ekonomi yang rendah, kesehatan dan penyakit infeksi. Pada
kasus 1 balita stunting gizi kurang tingkat rata-rata asupan energi 400,31
gram (58,86%), protein 24,76 gram (7,11%), lemak 5,45 gram (20,66%)
dan karbohidrat 60,87 gram (71,61%) masih dibawah nilai kebutuhan.
Pada kasus 2 balita stunting gizi baik tingkat rata-rata asupan energi
882,26 gram (119%), protein 33,22 gram (120%), lemak 14,35 gram
(50,17%) dan karbohidrat 114,75 gram (157,16%). Dan pada kasus 3
balita stunting gizi baik tingkat rata-rata asupan energi 967,24 gram
(125,66%) masih dibawah nilai kebutuhan, protein 44,88 gram (155,51%)
sudah normal, lemak 26,5 gram (79,19%) dan karbohidrat 133,65 gram
(138,92%) masih dibawah nilai kebutuhan.
Disarankan untuk penelitian lebih lanjut sebaiknya meneliti
mengenai faktor lain yang berkaitan dengan masalah kejadian stunting
pada anak balita.
Kata Kunci : Asuhan Gizi, Anak Balita, Stunting
Sumber Pustaka : (2006-2018)

iii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu.

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat

dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyusun Karya Tulis Ilmiah ini

dengan judul “Studi Kasus Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) Pada

Anak Balita Stunting di Desa Kabba Kecamatan Minasa Te’ne Kabupaten

Pangkep”. Ungkapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. Ir. H. Agustian Ipa, M.Kes. Selaku Direktur Poltekkes Kemenkes

Makassar.

2. Dr. Nadimin, SKM, M.Kes. Selaku Ketua Jurusan Gizi Poltekkes

Kemenkes Makassar.

3. Suriani Rauf, S.SiT, M.Si selaku Ketua Prodi Diploma III Jurusan Gizi

Poltekkes Kemenkes Makassar.

4. Sitti Sahariah Rowa, S.SiT, M.Kes. dan Aswita Amir, DCN, M.Si.

masing-masing sebagai pembimbing I dan II yang telah banyak

membantu dalam penyusunan tugas akhir ini.

5. Thresia Dewi Kartini B, SKM, M.Si selaku penguji tugas akhir ini.

6. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi Jurusan Gizi yang telah

memberikan bantuan moril bagi penulis, baik selama proses

pendidikan maupun dalam penyusunan tugas akhir ini.

7. Teristimewa untuk keluarga besarku, terutama orangtuaku tercinta

ayahanda Samsang dan ibunda Samsia atas segala doa dan

pengorbanannya yang luar biasa, baik berupa moril maupun materil,

iv
beserta seluruh saudara-saudara terhebatku yang tidak pernah lelah

untuk memberiku nasehat dan motivasi hingga persembahan luar

biasa ini dapat terwujud.

8. Sahabat seperjuangan angkatan 2016 di Jurusan Gizi Poltekkes

Kemenkes Makassar terkhusus untuk Hasmila Sari, Sri Adryati Pratiwi,

Khusnul Khatimah, Andi Asmaul Husna, Suriyani, Nurul Arfiah,

Khaerunnisai, Fitriani, Mawanda Ulfah, Frischa Graciela Amalia Tiku

dan Rizki Awalia yang telah banyak memberikan doa dan motivasi

bagi penulis dalam penyusunan tugas akhir ini.

9. Sahabat, kakak, teman terbaik, yang tidak pernah bosan menjadi

pendengar, pemberi masukan, penyedia referensi, dan penyemangat

luar biasa dalam penyelesaian tugas akhir ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tugas akhir ini masih sangat

jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran

dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan tugas akhir ini.

Semoga dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis.

Makassar, Juni 2019

Peulis

v
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN ....................................................................... ii

RINGKASAN ............................................................................................ iii

KATA PENGANTAR ............................................................................... iv

DAFTAR ISI ............................................................................................ vi

DAFTAR TABEL .................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. ix

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian ................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang MP-ASI ........................................................ 6

B. Tinjauan Tentang Stunting ....................................................... 7

C. Tinjauan Tentang Asuhan Gizi ............................................... 15

BAB III KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pemikiran Variabel ...................................................... 21

vi
B. Kerangka Konsep ................................................................... 22

C. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif ................................ 22

BAB IV METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ...................................................................... 23

B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................ 23

C. Kasus ..................................................................................... 23

D. Cara Pengambilan Sampel ..................................................... 24

E. Pengolahan Data dan Analisis Data ....................................... 29

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil ....................................................................................... 30

B. Pembahasan ........................................................................... 50

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................ 57

B. Saran ..................................................................................... 58

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 59

LAMPIRAN ............................................................................................. 61

vii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 01 Jumlah Bahan Makanan Untuk Anak Setiap Kali Makan .......... 6

Tabel 02 Klasifikasi status gizi ............................................................... 14

Tabel 03 Identitas kasus ........................................................................ 31

Tabel 04 Pengukuran Antropometri ....................................................... 31

Tabel 05 Status Gizi Kasus .................................................................... 32

Tabel 06 Riwayat Gizi Dahulu ................................................................ 33

Tabel 07 Asupan Kasus ! Sebelum Intervensi ........................................ 35

Tabel 08 Asupan Kasus II Sebelum Intervensi ....................................... 36

Tabel 09 Asupan Kasus III Sebelum Intervensi ...................................... 36

Tabel 10 Waktu dan Materi Konseling ................................................... 43

Tabel 11 Pengukuran Berat Badan Kasus ............................................. 44

viii
DAFTAR GAMBAR

Grafik Halaman

Grafik 01 Tingkat Konsumsi Energi Balita Stunting Gizi Kurang ............. 44

Grafik 02 Tingkat Konsumsi Energi Balita Stunting Gizi Baik .................. 45

Grafik 03 Tingkat Konsumsi Energi Balita Stunting Gizi Baik .................. 45

Grafik 04 Tingkat Konsumsi Protein Balita Stunting Gizi Kurang ............ 46

Grafik 05 Tingkat Konsumsi Protein Balita Stunting Gizi Baik ................. 46

Grafik 06 Tingkat Konsumsi Protein Balita Stunting Gizi Baik ................. 47

Grafik 07 Tingkat Konsumsi Lemak Balita Stunting Gizi Kurang ............. 47

Grafik 08 Tingkat Konsumsi Lemak Balita Stunting Gizi Baik ................. 48

Grafik 09 Tingkat Konsumsi Lemak Balita Stunting Gizi Baik ................. 48

Grafik 10 Tingkat Konsumsi Karbohidrat Balita Stunting Gizi Kurang ..... 49

Grafik 11 Tingkat Konsumsi Karbohidrat Balita Stunting Gizi Baik.......... 49

Grafik 12 Tingkat Konsumsi Karbohidrat Balita Stunting Gizi Baik.......... 50

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
Lampiran 1.1 Koesioner penelitian anak balita stunting .......................... 64
Lampiran 1.2 Koesioner penelitian anak balita stunting ......................... 65
Lampiran 1.3 Koesioner Penelitian anak balita stunting ......................... 66
Lampiran 2.1 Format Asuhan Gizi Kasus 1 ............................................. 67
Lampiran 2.2 Format Asuhan Gizi Kasus 2 ............................................ 68
Lampiran 2.3 Format Asuhan Gizi Kasus 3 ............................................ 70
Lampiran 3.1 Formulir Food Frequensi Kasus 1 ..................................... 72
Lampiran 3.2 Formulir Food Frequensi Kasus 2 .................................... 74
Lampiran 3.3 Formulir Food Frequensi Kasus 3 .................................... 75
Lampiran 4.1 Recall 24 Jam Kasus 1 ...................................................... 76
Lampiran 4.2 Recall 24 Jam Kasus 2 .................................................... 77
Lampiran 4.3 Recall 24 Jam Kasus 3 ..................................................... 81
Lampiran 4.1 Menu Sehari Kasus 1 ........................................................ 84
Lampiran 4.2 Menu Sehari Kasus 2 ....................................................... 88
Lampiran 4.3 Menu Sehari Kasus 3 ....................................................... 89

x
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah kesehatan dan pertumbuhan anak dipengaruhi oleh

dua faktor utama yaitu keadaan gizi yang tidak baik dan tingginya

penyakit infeksi. Kekurangan gizi yang terjadi pada anak dapat

mengganggu pertumbuhan fisik, perkembangan mental dan

kecerdasan anak sehingga menurunkan kualitas sumber daya

manusia, selain itu berimplikasi pada daya tahan tubuh terhadap

penyakit. Anak yang menderita stunting berarti tidak hanya

berdampak pada fisik yang lebih pendek saja, tetapi juga

berdampak pada fungsi kognitifnya (Gibney, 2008).

Stunting merupakan kondisi gagal pertumbuhan pada anak

(pertumbuhan tubuh dan otak) akibat kekurangan gizi dalam waktu

yang lama. Sehingga anak lebih pendek dari anak normal

seusianya dan memiliki keterlambatan dalam berpikir. Kekurangan

gizi dalam waktu lama itu terjadi sejak janin dalam kandungan

sampai awal kehidupan anak (1000 Hari Pertama Kehidupan).

Penyebabnya karena rendahnya akses terhadap makanan bergizi,

rendanya asupan karbohidrat, protein, lemak, mineral, vitamin, dan

buruknya keragaman pangan(Depkes, 2018).

1
Balita merupakan masa pertumbuhan tubuh dan otak yang

sangat pesat dalam pencapaian keoptimalan fungsinya. Periode

tumbuh kembang anak adalah masa pertumbuhan dasar balita

yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan

kemampuan berbahasa, kreativitas, kesadaran sosial, emosional,

dan intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan landasan

perkembangan berikutnya (Susilowati, 2016).

Makanan dengan nilai gizi tinggi berperan penting untuk

mendukung tumbuh kembang anak seperti pada makanan sumber

energi-protein, vitamin (B kompleks, C, dan A) serta mineral (Ca,

Fe, Yodium, Fosfor, dan Zn). Ketidakcukupan zat gizi

mengakibatkan penurunan status gizi sehingga anak menjadi

kurang gizi. Hal tersebut mempengaruhi pertumbuhan fisik, kualitas

kecerdasan, dan perkembangan masa depan. Pada masa balita

perlu diberikan secara tepat dengan kualitas terbaik karena

gangguan zat gizi pada masa ini dapat memengaruhi kualitas

kehidupan masa selanjutnya (AIPGI, 2017).

Asupan gizi yang tepat sangat diperlukan untuk tumbuh

kembang anak yang optimal. Setiap hari anak membutuhkan gizi

seimbang yang terdiri dari asupan karbohidrat, protein, lemak,

vitamin, dan mineral. Asupan kandungan gizi tersebut dapat

diperoleh dari variasi makanan yang dikonsumsi (Fardiaz, 2009).

2
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas, 2018), di

Indonesia prevalensi pendek dan sangat pendek pada anak balita

tahun 2013 sebanyak 37,2% (sangat pendek 18,0% dan pendek

19,2%), sedangkan prevalensi pendek dan sangat pendek pada

anak balita tahun 2018 sebanyak 30,8% (sangat pendek 11,5% dan

pendek 19,3%).

Hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) tahun 2017

menunjukkan prevalensi anak balita di Indonesia masih sangat

tinggi, yakni 29,6% (sangat pendek 9,8%, pendek 19,8%) diatas

batasan yang telah ditetapkan WHO (20%). Sedangkan Di Provinsi

Sulawesi Selatan, berdasarkan hasil PSG prevalensi stunting anak

balita pada tahun 2017 sebanyak 34,8% (sangat pendek 10,2%

dan pendek 24,6%). Sedangkan di Kabupaten Pangkep

berdasarkan hasil PSG pada tahun 2017 prevalensi anak balita

stunting adalah 41,9% (Depkes, 2018).

Hasil survei dasar gizi yang dilakukan dilokasi Praktek

Belajar Lapangan Perencanaa Program Gizi (PBL-PPG) Jurusan

Gizi Politeknik Kesehatan Makassar pada bulan Oktober –

November 2018 di Desa Kabba Kecamatan Minasa Te’ne

Kabupaten Pangkep prevalensi anak balita stunting sebanyak 27%

berada diatas standar WHO ynag telah di tetapkan (20%).

Pentingnya peranan asuhan gizi dalam meningkatkan status gizi

dan mempercepat penyembuhan suatu penyakit yaitu dengan

3
melakukan pelayanan gizi di masyarakat dengan menentukan

PAGT/NCP dan memberikan konseling gizi.

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “studi kasus proses asuhan gizi

terstandar (PAGT) pada anak balita stunting di Desa Kabba

Kecamatan Minasa Te’ne Kabupaten Pangkep”.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana proses asuhan gizi terstandar (PAGT) pada

anak balita stunting di Desa Kabba Kecamatan Minasa Te’ne

Kabupaten Pangkep ?

C. Tujuan

1. Tujuan umum

Melakukan proses asuhan gizi terstandar (PAGT) pada

anak balita stunting di Desa Kabba Kecamatan Minasa Te’ne

Kabupaten Pangkep.

2. Tujuan khusus

a. Melakukan assesment gizi pada anak balita stunting di

Desa Kabba Kecamatan Minasa Te’ne Kabupaten

Pangkep.

b. Melakukan diagnosa gizi pada anak balita stunting di Desa

Kabba Kecamatan Minasa Te’ne Kabupaten Pangkep.

4
c. Melakukan intevensi gizi pada anak balita stunting berupa

asuhan gizi di Desa Kabba Kecamatan Minasa Te’ne

Kabupaten Pangkep.

d. Melakukan monitoring dan evaluasi pada anak balita

stunting di Desa Kabba Kecamatan Minasa Te’ne

Kabupaten Pangkep.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti

Menambah wawasan peneliti dalam mengaplikasikan ilmu gizi

yang didapat selama perkuliahan.

2. Bagi peneliti lain

Sebagai bahan masukan informasi dan referensi untuk

penelitian selanjutnya.

3. Bagi pelaksana program

Sebagai bahan pertimbangan dalam penyusunan program

kesehatan khusunya dalam perbaikan gizi di tingkat anak balita

terhadap asuhan gizi pada anak balita stunting.

5
BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pemikiran Variabel

Stunting adalah sebuah kondisi diamana seseorang mengalami

gagal tumbuh atau tinggi badannya jauh dari tinggi badan orang

seusianya. Faktor yang menyebabkan stunting yaitu disebabkan oleh

asupan zat gizi yang kurang dalam waktu lama dan atau penyakit

infeksi yang berulang. Adapun penyebab utama stunting adalah

kekurangan gizi kronis sejak bayi dalam kandungan higga masa awal

anak lahir yang biasanya tampak setelah anak berusia 2 tahun

(Depkes, 2018).

Asuhan gizi yang aman dan efektif dengan membuat keputusan

secara sistematis, menggunakan keterampilan berpikir kritis, spesifik

dalam tiap langkah proses asuhan gizi, menggunakan terminologiyang

seragam untuk mendokumentasikan dan berkomunikasi di setiap

langkah PAGT yang berdasarkan ilmu gizi yang berkualitas tinggi.

Tujuan pemberian asuhan gizi mengembalikan pada status gizi baik

dengan mengintervensi berbagai faktor penyebab (Kemenkes, 2014).

21
B. Kerangka Konsep

ASSESMENT

DIAGNOSA GIZI
PAGT

INTERVENSI GIZI

MONITORING &

EVALUASI GIZI
Keterangan :

Variabel yang diteliti :

C. Definisi Operasional Objektif

NO. Defini Operasional


1. Proses asuhan gizi terstandar (PAGT), harus dilaksanakan secara
berurutan dimulai dari langkah assesment, diagnosa, intervensi,
monitoring dan evaluasi gizi (ADIME).
2. Assesment gizi adalah identifikasi problem gizi dan faktor penyebab
melalui pengumpulan, vertifikasi, interpretasi data secara sistemaris,
terdiri dari data antropometri, bokimia, fisik/klinis, riwayat gizi, dan
riwayat personal.
3. Diagnosa gizi merupakan identifikasi adanya problem gizi, faktor
penyebab yang mendasarinya, dan menjelaskan tanda dan gejala
yang medasari adanya problem gizi, dinilai dari aspek NI(Domain
Intake), NC(Domain Clinic), dan NB(Domain
Behavior/Environmental).
4. Intervensi gizi adalah suatu tindakan yang terencana ditujukan untuk
merubah perilaku gizi, kondisi lingkungan, atau aspek status
kesehatan individu.
5. Monitoring dan evaluasi adalah mengetahui tingkat kemajuan pasien
dan apakah tujuan atau hasil yang diharapkan telah tercapai.

22
BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan

studi kasus yaitu melakukan proses asuhan gizi terstandar (PAGT)

pada balita stunting di Desa Kabba Kecamatan Minasa Te’ne

Kabupaten Pangkep.

B. Tempat dan waktu penelitian

1. Tempat

Lokasi penelitian dilaksanakan di Desa Kabba Kecamatan

Minasa Te’ne Kabupaten Pangkep.

2. Waktu

Penelitian telah dilaksanakan pada Desember 2018 - Juni

2019

C. Kasus

Sampel yang akan dijadikan sebagai kasus penelitian ini anak

balita stunting sebanyak 3 orang berusia 6-24 bulan di Desa Kabba

Kecamatan Minasa Te’ne Kabupaten Pangkep dan dipilih secara acak

dengan kriteria sebagai berikut :

1. Merupakan anak balita stunting.

2. Bersedia menjadi sampel.

3. Anak balita berusia 6-24 bulan

23
D. Pelaksanaan Studi Kasus

Pelaksanaan studi kasus ini dilakukan melalui asuhan gizi pada

balita stunting dengan tahapan yang meliputi : Assesment, Diagnosa,

Intervensi, Monitoring dan Evaluasi (ADIME).

Cara pengambilan data yaitu dengan melakukan studi kasus

asuhan gizi pada balita stunting.

1. Assesment

a. Pengukuran Antropometri

Pengukuran antropometri yang akan dilakukan yaitu :

1) Berat Badan

Pengukuran berat badan dengan menggunakan alat

timbangan injak digital. Langkah-langkah pengukuran berat

badan dengan menggunakan timbangan injak digital, sebagai

berikut :

a) Letakkan alat ukur (timbangan digital) pada permukaan

yang rata, keras dan pada tempat yang terang untuk

memudahkan pembacaan hasil pengukuran.

b) Periksa apakah baterai timbangan masih berfungsi baik,

dengan cara diinjak. Jika pada layar petunjuk terbaca

angka 00 artinya baterai masih berfungsi baik, tetapi jika

terbaca “Error” atau “Batt” berarti baterai harus diganti.

24
c) Pengukuran berdiri disamping kanandepan timbangan,

meminta klien atau pasien untuk melesapas sepatu atau

alas kaki, topi, jaket dan atau pakaian ditanggalkan.

d) Nyalakan timbangan dengan menginjak timbangan dan

tunggu angka menunjukkan 00.

e) Persilahkan klien atau pasien nai ke atas timbangan tepat

dibagian tengah tempat injakan. Atur posisi agar berdiri

tegak lurus dengan mata menghadap kedepan dan tidak

bergerak-gerak.

f) Pastikan klien atau pasien tidak menyentuh atau

tersentuh sebelum pembacaan hasil penimbangan.

g) Baca hasil penimbangan setelah angka tidak berubah

atau OK pada layar dan kemudian catat dengan teliti.

h) Persilahkan klien untuk turun dari timbangan.

i) Ucapkan terima kasih kepada klien atau pasien, dan

sampaikan bahwa pengukuran telah selesai.

2) Tinggi Badan

Pengukuran tinggi badan untuk anak yang sudah

dapat berdiri dilakukan dengan alat pengukuran tinggi badan

microtoice yang mempunyai ketelitian 0.1 cm. Sebelum

dilakukan pengukuran pastikan sepatu atau alas kaki dan

hiasan rambut sudah dilepas. Langkah-langkah pengukuran

tinggi badan, senagai berikut :

25
a) Persiapan menggunakan microtoise

1) Letakkan microtoice di lantai yang rata dan

menempel pada dinding yang rata dan tegak lurus.

2) Tarik pita meteran tegak lurus ke atas sampai angka

pada jendela baca menunjukkan angka nol.

3) Paku atau tempel ujung pita meteran pada dinding.

4) Geser kepala microtoise ke atas.

b) Cara pengukuran tinggi badan dengan microtoise

1) Pastika sepatu atau alas kaki, kaos kaki atau yang

dapat menggangu pengukuran sudah dilepaskan.

2) Posisikan klien atau pasien tegak lurus dibawah

microroise membelakangi dinding.

3) Posisikan kepala klien atau pasien berada dibawah

alat geser microtoise, pandangan lurus kedepan.

4) Posisikan klien atau pasien tegak bebas, bagian

belakang kepala, tulang belikat, pantat, betis, dan

tumit menempel ke dinding.

5) Posisikan kedua lutut dan tumit rapat.

6) Pastikan posisi kepala sudah benar dengan

mengecek garis frankfort (lubang telinga dan sudut

mata).

7) Tarik kepala microtoise sampai puncak kepala klien

atau pasien(kepala microtoise menempel ke dinding).

26
8) Baca angka pada jendela baca dan mata pembeca

harus sejajar dengan garis merah.

9) Angka yang dibaca adalah yang berada pada garis

merah dari angka kecil kearah angka besar.

10) Catat hasil pengukuran tinggi badan (Mustamin dkk,

2016).

a. Pemeriksaan biokimia

Data biokimia diperoleh dengan melihat buku atau

catatan recam medik jika tersedia.

b. Pemeriksaan Fisik/Klinis

Data fisik/klinis diperoleh melalui wawancara kepada ibu

atau pengasuh anak dan melihat secara langsung keadaan

anak seperti kondisi fisik anak, dan nafsu makan anak.

c. Riwayat Makan/Riwayat Gizi

Data konsumsi makanan (MP-ASI) diperoleh melalui

wawancara langsung kepada pasien dengan menggunakan

food recall 24 jam.

2. Diagnosa Gizi

Cara penentuan diagnosa gizi

a. Melakukan integrasi dan analisa data assesment dan tentukan

indikator asupan protein dan zink.

b. Menentukan domain dan problem/masalah gizi berdasarkan

indikator asuhan gizi (anda dan gejala).

27
c. Menentukan etiologi (penyebab problem)

d. Menulis pernyataan diagnosa gizi dengan format PES

(Problem, Etiologi, Symptoms signs).

Diagnosa gizi ditetapkan berdasarkan hasil assement

yang meliputi (secara umum) :

1) Domain intake meliputi :

a) Nutrition intake (NI-1.4 kekurangan intake energi).

b) Nutrition intake (NI-2.1 kekurangan intake makanan dan

minuman oral).

2) Domain klinis meliputi :

a) Nutrition klinis (NC-3.1 Berat badan kurang).

b) Nutrition klinis (NC-3.2 penurunan berat badan yamg

tidak diharapkan).

3) Domain perilaku meliputi :

a) Nutrition behavior (NB-1.1 pengetahuan yang kurang

dikaitkan dengan makanan dan gizi.

b) Nutrition behavior (NB-1.6 keterbatasan pemahaman

kebutuhan zat gizi).

3. Intervensi Gizi

Kategori intervensi gizi adalah memberikan konseling

kepada ibu atau pengasuh anak balita stunting mengenai asupan

makanan untuk anak balita stunting.

28
4. Monitoring dan Evaluasi

a. Status Gizi

Dilakukan selama 4 kali dalam 2 minggu dengan jangka

selingan waktu 3 hari. Dengan melakukan pengukuran

antropometri untuk mengetahui berat badan dan tinggi badan.

b. Asupan

Dilakukan selama 4 kali dalam waktu 2 minggu dengan

jangka selingan waktu 3 hari dengan menggunakan food recall

24 jam.

E. Pengolahan Data dan Analisis Data

1. Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan menghitung hasil recall

asupan makanan yang terdiri energy, protein, lemak dan

karbohidrat menggunakan nutrisurvey, kemudian dibandingkan

dengan kebutuhan individu yang diperoleh dari perhitungan

kebutuhan. Untuk melihat kebiasaan makan dengan menggunakan

FFQ. Data antropometri diolah dengan menggunakan WHO-Antro.

2. Analisis Data

Analisis data dilakukan secara deskriptif dengan cara

membandingkan hasil-hasil yang diperoleh dengan standar atau

hasil-hasil penelitian lain. Disajikan dalam bentuk tabel dan disertai

dengan narasi.

29
BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Pada penelitian ini, sebanyak 3 anak balita yang mengalami

kejadian gizi stunting dipilih secara acak dari data yang ada di Desa

Kabba dan memenuhi kriteria yaitu mengalami kejadian stunting,

berusia 6-24 bulan, bersedia menjadi sampel. Ketiga kasus yang telah

terpilih secara acak akan diberikan asuhan gizi.

Asuhan gizi merupakan serangkaian kegiatan yang diawali

dengan assessment yaitu pengumpulan data dasar anak balita gizi

stunting dengan cara melakukan penimbangan berat badan dan recall

24 jam untuk mengetahui asupan balita sebelum intervensi,

selanjutnya data dasar tersebut kemudian dibuatkan diagnosa untuk

rencana intervensi yaitu perhitungan kebutuhan zat gizi dan diberikan

konseling untuk menambah pengetahuan pengasuh anak, langkah

selanjutnya adalah proses monitoring asupan dan tinggi badan dengan

cara pemantauan asupan menggunakan metode food recall 24 jam.

30
1. Hasil Assessment

a. Identitas Kasus

Identitas kasus pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel

berikut ini:

Tabel 03
Identitas Kasus
Identitas Kasus 1 Kasus 2 Kasus 3
Kasus
Nama balita MS MZ AG
Tanggal lahir 18-04-2018 07-12-2017 13-09-2017
Umur 12 bulan 17 bulan 20 buan
Jenis kelamin Laki-laki Laki-laki Perempuan
Nama ibu NH RA RW
Umur ibu 33 Tahun 25 Tahun 37 Tahun
Pendidikan SMP
SMP SMA
ibu
Ibu Rumah Ibu Rumah Ibu Rumah
Pekerjaan ibu
Tangga Tangga Tangga
Agama ibu Islam Islam Islam
Nama ayah SY NR AF
Umur ayah 31 Tahun 30 Tahun 37
Pendidikan SMA
SD SMA
ayah
Pekerjaan Buruh
Ojek Wiraswasta
ayah Bangunan
Agama ayah Islam Islam Islam
Sumber : Data primer, 2019

b. Antropometri

Hasil pengukuran antropometri dan status gizi pada

kedua kasus dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 04
Pengukuran Antropometri
Kasus 1 Kasus 2 Kasus 3
BB (Kg) 6,8 8.7 9,3
TB (cm) 67,3 73 75,4
Sumber: Data primer, 2019

31
Tabel 05
Status Gizi Kasus
Kasus 1 Indeks Z-Score Keterangan
BB/U -3,32 SD Status gizi kurang
TB/U -3,61 SD Status gizi
stunting
BB/TB -1,98 SD Status gizi normal
IMT/U -1,61 SD Status gizi normal
Kasus 2 Indeks Z-Score Keterangan
BB/U -1,92 SD Status gizi normal
TB/U -2,92 SD Status gizi
stunting
BB/TB -0,73 SD Status gizi normal
IMT/U -0,16 SD Status gizi normal
Kasus 3 Indeks Z-Score Keterangan
BB/U -1,11 SD Status gizi normal
TB/U -2,19 SD Status gizi
stunting
BB/TB -0,06 SD Status gizi normal
IMT/U -0,34 SD Status gizi normal
Sumber: Data primer, 2019

Hasil pengukuruan antropometri menunjukkan bahwa

berdasarkan z-score BB/U salah satu kasus mengalami gizi

kurang dan berdasarkan z-score TB/U ketiga kasus mengalami

gizi stunting.

c. Fisik

Dari hasil pemantauan dari segi fisik anak, didapatkan

bahwa ketiga kasus sering mengalami sakit berupa demam,

muntah, flu dan batuk, pada kasus 1 sering rewel minta

digendong dan belum mampu berjalan sendiri.

32
d. Riwayat Gizi

Riwayat gizi juga merupakan aspek yang dilihat pada

proses assessment. Riwayat gizi pada ketiga kasus

diperhatikan baik itu riwayat gizi dahulu maupun riwayat gizi

saat ini. Adapun riwayat gizi pada ketiga kasus dapat dilihat

pada tabel berikut :

1) Dahulu

Tabel 06
Riwayat Gizi Dahulu
Kasus 1 Kasus 2 Kasus 3
1. Berat badan lahir 1. Sering flu 1. Sering demam
rendah dan lahir 2. Nafsu makan 2. Nafsu makan
prematur kurang kurang
2. Nafsu makan 3. Mendapatkan ASI 3. Mendapatkan ASI
kurang Eksklusif sampai Eksklusif sampai
3. Riwayat sering flu usia 6 bulan dan usia 6 bulan dan
4. Mendapatkan ASI masih menyusu masih menyusu
Eksklusif sampai sampai sekarang sampai sekarang
usia 4 bulan dan 4. Mulai diberikan 4. Mulai diberikan MP-
masih menyusui MP-ASI sejak usia ASI sejak usia 6
5. Mulai diberi MP- 6 bulan bulan
ASI sejak usia 4 5. Bentuk MP-ASI 5. Bentuk MP-ASI
bulan yang pertama kali yang pertama kali
6. Bentuk MP-ASI diberikan adalah diberikan adalah
yang pertama kali makanan cair makanan cair kental
diberikan adalah kental 6. MP-ASI yang
makanan cair 6. MP-ASI yang pertama kali
kental pertama kali diberikan adalah
7. MP-ASI yang diberikan adalah makanan buatan
pertama kali makanan buatan sendiri
diberikan adalah sendiri 7. Frekuansi makan 3x
makanan pabrikan 7. Frekuansi makan sehari
8. Frekuansi makan 2-3x sehari. 8. Konsumsi makanan
2-3x sehari. 8. Konsumsi pokok berupa nasi
9. Konsumsi makanan pokok 3x/hari @ 1 centong
makanan pokok berupa nasi 2- nasi (60 gram).
berupa nasi 2- 3x/hari @ 1 9. Lauk hewani berupa
3x/hari @ 1 centong nasi (60 ayam 1x/minggu @
centong nasi (60 gram). 1 potong (50 gram),
gram). 9. Lauk hewani telur 1x/hari @1
10. Lauk hewani berupa telur ayam butir (60 gram), ikan
berupa ayam 2x/minggu @ 1 cakalang 2-
3x/minggu @ 1 butir (60 gram), 3x/minggu @ 1

33
potong (50 gram), ikan bandeng potong sedang (60
ikan bandeng 1x/hari @ 1 gram), ikan kering
1x/minggu @ 1 potong sedang (60 teri 1x/bulan @ 1
potong sedang (60 gram). sdm (15 gram).
gram). 10. Lauk nabati 10. Lauk nabati berupa
11. Lauk nabati berupa tempe tempe 2x/minggu @
berupa tempe 2x/minggu @ ½ ½ potong (25 gram),
1x/minggu @ ½ potong (25 gram), tahu 3x/minggu @ 1
potong (25 gram), tahu 2x/minggu @ potong (50 gram),
tahu 1x/minggu @ 1 potong (50 kacang-kacangan
1 potong (50 gram), kacang- 1x bulan @ 3 sdm
gram). kacangan (30 gram).
12. Sayuran berupa 1x/bulan @ 5 sdm 11. Sayuran berupa
bayam 2- (50 gram). bayam 2x/minggu
3x/minggu @ 1 11. Sayuran berupa @ 1 sds (30 gram),
sds (30 gram), wortel 1x/minggu kangkung
sawi 1x/hari @ 1 @ 1 sds (30 2x/minggu @ 1 sds
sds (60 gram), gram), kol 3x/ (30 gram), daun
kacang panjang minggu @ 1 sds kelor 1x/minggu @
1x/hari @ 1 sdm (30 gram). 1 sdm (30 gram),
(20 gram), wortel 12. Buah berupa kacang panjang
1x/minggu @ 1 semangka 2x/hari @ 1 sdm (30
sds (30 gram). 1x/bulan @ 1 gram), wortel
13. Buah berupa potong (50 gram), 1x/minggu @ 1 sds
pisang 3x/minggu manggis 2x/bulan (30 gram), touge
(75 gram), papaya @ 2 buah. 1x/minggu @ 2 sdm
4x/minggu @ 1 (20 gram), jagung
potong sedang 1x/bulan @ 2 sdm
(50 gram). (30 gram).
12. Buah berupa
pisang 2x/minggu (75
gram), papaya
2x/minggu @ 1 potong
sedang (50 gram).
13. Selingan berupa
roti 1x/bulan @ ½
buah (25 gram).
Sumber: Data primer, 2019

2) Sekarang

Tabel 07
Asupan Kasus I sebelum Intervensi
Asupan Tingkat
Zat Gizi Kebutuhan
Makanan Konsumsi
Energi (kkal) 367,1 680 53,98%
Protein (g) 22,81 25,5 89,45%
Lemak (g) 5,45 26,4 20,6%
Karbohidrat (g) 54 85 63,5%
Sumber: Data primer, 2019

34
Hasil pengamatan asupan makanan sebelum

intervensi pada kasus 1 menunjukkan bahwa, presentasi

asupan energi 53,98% (defisit tingkat berat), protein 89,45%

(defisit tingkat ringan) lemak 20,6% (defisit tingkat berat), dan

karbohidrat 63,5% (defisit tingkat berat).

Tabel 08
Asupan Kasus II sebelum Intervensi
Zat Gizi Asupan Kebutuhan Tingkat
Makanan Konsumsi
Energi (kkal) 887,1 736,44 27,61 %
Protein (gr) 22,49 27,61 81,48 %
Lemak (gr) 12,2 28,6 42,8 %
Karbohidrat(gr) 150 92,1 163 %
Sumber: Data primer, 2019

Hasil pengamatan asupan makanan sebelum

intervensi pada kasus 2 menunjukkan bahwa, presentasi

asupan energi 27,61 (defisit tingkat berat), lemak 42,8%

(defisit tingkat berat), protein 81,48% (deficit tingkat ringan),

dan karbohidrat 163% (lebih).

Tabel 09
Asupan Kasus III sebelum Intervensi
Asupan Tingkat
Zat Gizi Kebutuhan
Makanan Konsumsi
Energi (kkal) 829,25 769,67 107,74 %
Protein (gr) 32,67 28,86 113,2 %
Lemak (gr) 19,8 29,9 66,2 %
Karbohidrat (gr) 125 96,1 130 %
Sumber: Data primer, 2019

Hasil pengamatan asupan makanan sebelum

intervensi pada kasus 3 menunjukkan bahwa, presentasi

35
asupan energy 107,74% (normal), protein 113,2 (normal),

lemak 66,2% (defisit tingkat berat), dan karbohidrat 130%

(lebih).

e. Riwayat Personal

Kasus 1

1) Sosial ekonomi

Balita merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara.

Tinggal bersama orang tua. Ayah merupakan seorang ojek

sedangkan ibunya merupakan seorang IRT. Tinggal

dirumah pribadi yang dihuni oleh ayah, ibu, dan

saudaranya.

2) Ketersediaan pangan di rumah tidak selalu ada.

3) Sanitasi lingkungan rumah dan sekitar rumah bersih.

4) Riwayat penyakit dahulu: sering demam, batuk, flu.

5) Riwayat penyakit keluarga: tidak mempunyai riwayat

penyakit keluarga.

6) Status gizi : Stunting

Kasus 2

1) Sosial ekonomi

Anak balita merupakan anak kedua dari dua

bersaudara. Ayahnya merupakan seorang wiraswasta,

sedangkan ibunya merupakan seorang ibu rumah tangga.

36
Tinggal dirumah pribadi yang dihuni oleh ayah, ibu, dan

saudaranya.

2) Ketersediaan pangan di rumah tidak selalu ada.

3) Sanitasi lingkungan rumah dan sekitar rumah bersih.

4) Riwayat penyakit dahulu : flu.

5) Riwayat penyakit keluarga : Tidak mempunyai riwayat

penyakit keluarga.

6) Status Gizi : Stunting

Kasus 3

1) Sosial ekonomi

Anak balita merupakan anak ketiga dari tiga

bersaudara. Ayahnya merupakan seorang buruh

bangunan, sedangkan ibunya merupakan seorang ibu

rumah tangga. Tinggal dirumah pribadi yang dihuni oleh

ayah, ibu, dan saudaranya.

2) Ketersediaan pangan di rumah tidak selalu ada.

3) Sanitasi lingkungan rumah dan sekitar rumah bersih.

4) Riwayat penyakit dahulu : demam.

5) Riwayat penyakit keluarga : Tidak mempunyai riwayat

penyakit keluarga.

6) Status Gizi : Stunting

37
2. Diagnosa Gizi

Kasus 1

a. (NI-1.2) kekurangan intake makanan dan minuman oral

disebabkan karena kurangnya pengetahuan ibu balita terhadap

kecukupan makanan dan minuman oral pada anak yang

ditandai asupan zat gizi kurang, Asupan zat gizi kurang Energi

367,1 kkal (53,98%), Protein 22,81 gram (89,45%), Lemak 5,45

gram (20,6%), Karbohidrat 54 gram (63,5%).

b. (NC-3.1) Berat badan kurang dari normal disebabkan karena

penyakit infeksi yang ditandai dengan BB/U : -3,3 SD.

c. (NB-1.1) Pengetahuan yang kurang mengenai makanan dan zat

gizi disebabkan karena kurangnya kemampuan untuk belajar

yang ditandai dengan menyakini informasi yang tidak tepat dari

orang lain.

Kasus 2

a. (NI-1.5) Kelebihan intake energi desebabkan karena pola

makan salah seperti suka konsumsi jajanan ditandai dengan

hasil recall Energy : 641,4 kkal (87,09%).

b. (NI-5.7.1) Kekurangan intake protein disebabkan karena pola

makan salah seperti jarang mengkonsumsi makanan sumber

protein ditandai dengan hasil recall protein : 16,15 gram

(58,50%)

38
c. (NI-5.6.1) Kekurangan intake lemak disebabkan karena pola

makan salah seperti jarang mengkonsumsi makanan sumber

lemak ditandai dengan hasil recall lemak 11,7 gram (40,9%).

d. (NI-1.5) Kelebihan intake karbohidrat disebabkan karena pola

makan karena suka mengkonsumsi jajanan ditandai dengan

hasil recall karbohidrat 98,6 gram (107%).

e. (NB-1.2) Kepercayaan yang salah mengenai makanan

disebabkan karena social ekonomi yang rendah ditandai

dengan intake makanan menunjukkan ketidak seimbangan zat

gizi/jenis makanan tertentu.

Kasus 3

a. (NI-5.6.1) Kekurangan intake lemak yang disebabkan karena

pemilihan makanan yang tidak tepat ditandai dengan lemak :

19,8 gram (66,2%).

b. (NI-5.8.1) kelebihan intake karbohidrat yang disebabkan

karena kurangnya pengetahuan ibu mengenai makanan da

nutrisi ditandai dengan hasil recall karbohidrat 125 gram

(130%).

c. (NB-1.2) Kepercayaan yang salah mengenai makanan

disebabkan karena social ekonomi yang rendah ditandai

dengan intake makanan menunjukkan ketidak seimbangan zat

gizi/jenis makanan tertentu.

39
3. Rencana Intervensi

a. Perhitungan kebutuhan

Kasus 1

Energi = RDA x BBI = 102 x 10 = 1020 x 2/3 = 680 kkal

Protein =1020 x 15% / 4 = 38,25 x 2/3 = 25,5 gram

Lemak = 1020 x 35% / 9 =39,66 x 2/3 = 26,44 gram

Karbohidrat = 1020 x 50% / 4 = 127,5 x 2/3 = 85 gram

Kasus 2

Energi = RDA x BBI = 102 x 10 = 1104,66 x 2/3

= 736,44 kkal

Protein =1104,66 x 15% / 4 = 41,42 x 2/3 = 27,61gram

Lemak = 1104,66 x 35% / 9 = 42,95 x 2/3 = 28,63 gram

Karbohidrat = 1104,66 x 50% / 4 = 138,08 x 2/3 = 92,1 gram

Kasus 3

Energi = RDA x BBI = 102 x 11,32 = 1154,64 x 2/3

= 769,67 kkal

Protein = 1154,64 x 15% / 4 = 43,29 x 2/3 = 28,86 gram

Lemak = 1154,64 x 35% / 9 = 44,90 x 2/3 = 29,93 gram

Karbohidrat = 1154,64 x 50% / 4= 144,33 x 2/3 = 96,22 gram

b. Tujuan

Menambah berat badan dan tinggi badan hingga mencapai

berat badan normal.

40
c. Syarat diet

1) Energi RDA x BBI

2) Protein 15% dari total energi

3) Lemak 35% dari total energi

4) Karbohidrat 50% dari total energi

d. Diet yang diberikan

1) Jenis diet : Diet TKTP

2) Bentuk makanan : Makanan biasa

e. Bentuk Intervensi dan Edukasi / Konseling

1) Tujuan :

a) Memahami tentang makanan untuk balita stunting

b) Mengerti tentang faktor-faktor yang dapat menyebabkan

anak stunting

c) Mengetahui dengan benar tentang praktek pemberian

makan anak.

2) Sasaran : Keluarga balita

3) Metode : Diskusi

4) Waktu : ±15 menit

5) Media : Leaflet diet TKTP, leaflet gizi seimbang untuk

anak 1-3 tahun, dan leaflet bahan penukar.

4. Intervensi

Setelah diberikan berupa konseling kepada keluarga balita,

ibu sudah mulai memahami pemberian makan anak yang baik.

41
Pada kasus 1, anak mulai mengkonsumsi lauk hewani walaupun

cuman 1-2x dalam sehari. Pada kasus 2, anak sudah lebih sering

mengonsumsi sayuran dan mengurangi makanan jajanannya.

Sedangkan pada kasus 3 sudah lebih sering mengkonsumsi

sayuran dan sudah mulai mengkonsumsi lauk nabati. Tetapi ketiga

kasus masih kurang mengonsumsi lauk nabati dan buah.

Tabel 10
Waktu dan Materi Konseling
Waktu Materi Konseling

17 Mei 2019 1. Memberikan penjelasan mengenai diet tinggi


kalori tinggi protein
2. Memberi informasi makanan apa saja yang
dianjurkan dan dibatasi/dihindari untuk anak
balita
3. Memberi contoh menu sehari untuk anak balita
4. Memberikan motivasi untuk mengikuti diet
yang diberikan
21 mei 2019 1. Memberikan informasi tentang bahan makanan
yang baik untuk dikonsumsi anak balita
2. Memberikan informasi mengenai faktor-faktor
penyebab balita stunting
3. Memberikan motivasi untuk mengikuti diet yang
diberikan
24 Mei 2019 1. Memberikan informasi tentang bahan makanan
yang baik untuk dikonsumsi anak balita
2. Memberikan informasi mengenai faktor-faktor
penyebab balita stunting
3. Memberikan motivasi untuk mengikuti diet yang
diberikan
Sumber: Data primer, 2019

5. Monitoring dan Evaluasi

Langkah terakhir dari proses asuhan gizi terstandar yaitu

monitoring dan evaluasi. Monitoring dan evaluasi bertujuan untuk

42
mengetahui tingkat kemajuan kasus dan apakah tujuan atau hasil

yang diharapkan telah tercapai. Pada penelitian ini ada dua objek

yang dimonitoring dan evaluasi yaitu berat badan dan asupan dari

ketiga kasus.

a. Pengukuran antropometri

Hasil monitoring dan evaluasi berat badan ketiga kasus

dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 11
Pengukuran Berat Badan Kasus
Waktu Tinggi Badan(cm) Z-Score
Kasus 1 17 Mei 2019 67,3 -2,72 SD
21 Mei 2019 67,3 -2,77 SD
24 Mei 2019 67,3 -2,81 SD
Kasus 2 17 Maret 2019 73 -2,19 SD
21 Mei 2019 73,1 -2,19 SD
24 Mei 2019 73,1 -2,23 SD
Kasus 3 17 Mei 2019 75,5 -2,18 SD
21 Mei 2019 75,5 -2,22 Sd
24 Mei 2019 75,5 -2,24 SD
Sumber: Data primer, 2019

b. Asupan makanan

Hasil monitoring dan evaluasi asupan makan pada kedua kasus

dapat dilihat pada tabel berikut ini :

43
1) Asupan energi

a) Kasus 1

800
700
600
500
400 Asupan
300 Kebutuhan
200
100
0
17/5/2019 21/5/2019 24/5/2019

Grafik 01. Tingkat Konsumsi Energi Balita Stunting Gizi


Kurang

b) Kasus 2

1200

1000

800

600 Asupan
400 Kebutuhan

200

0
17/5/2091 21/5/2019 24/5/2019

Grafik 02. Tingkat Konsumsi Energi Balita Stunting Gizi Baik

44
c) Kasus 3

1600
1400
1200
1000
800 Asupan
600 Kebutuhan
400
200
0
17/5/2019 21/5/2019 24/5/2019

Grafik 03. Tingkat Konsumsi Energi Balita Stunting Gizi Baik

2) Asupan protein

a) Kasus 1

26.2
26
25.8
25.6
25.4
Asupan
25.2
25 Kebutuhan
24.8
24.6
24.4
17/5/2019 21/5/2019 24/5/2019

Grafik 04. Tingkat Konsumsi Protein Balita Stunting Gizi

Kurang

45
b) Kasus 2

45
40
35
30
25
Asupan
20
15 Kebutuhan
10
5
0
17/5/2019 21/5/2019 24/5/2019

Grafik 05. Tingkat Konsumsi Protein Balita Stunting Gizi Baik

c) Kasus 3

70
60
50
40
Asupan
30
Kebutuhan
20
10
0
17/5/2019 21/5/2019 24/5/2019

Grafik 06. Tingkat Konsumsi Protein Balita Stunting Gizi Baik

46
3) Asupan lemak

a) Kasus 1

30

25

20

15 Asupan

10 Kebutuhan

0
17/5/2019 21/5/2019 24/5/2019

Grafik 07. Tingkat Konsumsi Lemka Balita Stunting Gizi

Kurang

b) Kasus 2

35
30
25
20
15.6
15
Kebutuhan
10
5
0
17/5/2019 21/5/2019 24/5/2019

Grafik 08. Tingkat Konsumsi Lemak Baliat Stunting Gizi Baik

47
c) Kasus 3

45
40
35
30
25
Asupan
20
15 Kebutuhan
10
5
0
17/5/2019 21/5/2019 24/5/2019

Grafik 09. Tingkat Konsumsi Lemak Balita Sunting Gizi Baik

4) Asupan karbohidrat

a) Kasus 1

90
80
70
60
50
Asupan
40
30 Kebutuhan
20
10
0
17/5/2019 21/5/2019 24/5/2019

Grafik 10. Tingkat Konsumsi Karbohidrat Balita Stunting Gizi

Kurang

48
b) Kasus 2

200
180
160
140
120
100 Asupan
80
Kebutuhan
60
40
20
0
17/5/2019 21/5/2019 24/5/2019

Grafik 11. Tingkat konsumsi Karbohidrat Balita Stunting Gizi

Baik

c) Kasus 3

200
180
160
140
120
100 Asupan
80 Kebutuhan
60
40
20
0
17/5/2019 21/5/2019 24/5/2019

Grafik 12. Tingkat Konsumsi Karbohidrat Balita Sunting Gizi

Baik

49
B. Pembahasan

1. Assesment Gizi

Hasil Assesment kasus 1 status gizi balita stunting gizi

kurang mengalami sangat pendek, dan pilek. Riwayat gizi Hasil

Recall Tanggal 14 Mei 2019 menunjukkan asupan kurang. Pada

hasil Assesment kasus 2 status gizi baik mengalami fisik/klinis

pendek, dan pilek. Hasil Recall Tanggal 14 April 2019

menunjukkan asupan ada yang lebih dan kurang. Sedangkan pada

hasil Assesment kasus 3 status gizi balita stunting gizi baik

mengalami fisik/klinis pendek, dan demam. Hasil Recall Tanggal 14

April menunjukkan asupan ada yang lebih dan kurang.

Penelitian oleh Risa, dkk (2015) konsumsi makanan dengan

menggunakan food recall 1x24 jam yang dilakukan pada ibu balita,

di dapatkan 96,7% balita dengan gizi kurang, 3,3% balita dengan

gizi cukup. Sampel yang termasuk kategori gizi kurang disebabkan

karena jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi tidak sesuai

dengan kebutuhan.

2. Diagnosa Gizi

Hasil diagnosa dari ketiga kasus balita stunting disebabkan

oleh faktor social ekonomi, pengetahuan yang kurang, kesehatan

dan penyakit infeksi.

Penelitian oleh Risa, dkk (2015) konsumsi makanan dengan

menggunakan food recall 1x24 jam yang dilakukan pada ibu balita,

50
di dapatkan 96,7% balita dengan gizi kurang, 3,3% balita dengan

gizi cukup. Sampel yang termasuk kategori gizi kurang disebabkan

karena jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi tidak sesuai

dengan kebutuhan.

3. Intervesnsi Gizi berupa asuhan gizi

Hasil intervensi dapat diketahui sanitasi lingkungan rumah

bersih, ketersediaan pangan dirumah tidak selalu ada, asupan

makan mulai berubah, pada balita kasus 1 masih ASI, pada balita

kasus 2 masih ASI, dan balita kasus 3 masih ASI.

Malina (2012) menjelaskan bahwa pertumbuhan manusia

merupakan hasil interaksi antar factor genetic, hormone, zat gizi,

dan energi. Penelitian Daningrat (2015) menunjukkan adanya efek

terbaik ASI eksklusif dengan kejadian stunting pada anak usia 6- 23

bulan. Anak yang tidak diberi ASI eksklusif memiliki resiko lebih

besar untuk stunting dibandingkan anak yang diberi ASi eksklusif.

4. Monitoring dan Evaluasi

a. Antropometri

Hasil data monitoring dan evaluasi antropometri dapat

diketahui bahwa pada kasus 1 balita stunting gizi kurang

mengalami peningkatan berat badan dilihat dari pengukuran

berat badan yaitu 6,8 kg menjadi 6,9 kg, dan pada kasus 2

balita stunting gizi baik mengalami peningkatan berat badan

yaitu 8,7 kg menjadi 8,8 kg, sedangkan pada kasus 3 balita

51
stunting gizi baik berat badannya tetap yaitu 8,5 kg. Pada

antropometri pengukuran tinggi badan kasus 1 balita stunting

gizi kurang tinggi badannya tetap yaitu 67,3 cm, dan pada

kasus 2 balita stunting gizi baik mengalami peningkatan tinggi

badan yaitu 73 cm menjadi 73,1 cm, sedangkan pada kasus 3

balita stunting gizi baik mengalami peningkatan tinggi badan

yaitu 74,4 cm menjkadi 74,5 cm.

Penelitian Dubois (2012) menunjukkan bahwa pengaruh

faktor genetic untuk berat badan dan tinggi badan, serta IMT

terlihat rendah saat akan memengaruhi sekitar 6,4 – 8,7% anak

laki-laki dan sekitar 4,8 – 7,9% pada anak perempuan.

b. Konsumsi Energi dan Zat Gizi

1) Tingkat Konsumsi Energi

Hasil monitoring dan evaluasi menunjukkan bahwa

adanya perubahan konsumsi energi pada balita. Kasus 1

balita stunting gizi kurang sebelum intervensi didapatkan

asupan kurang dari kebutuhan, setelah intervensi mulai naik

pada hari pertama pengamatan, setelah itu pada hari kedua

pengamatan meningkat, dan pada hari ketiga pengamatan

juga meningkat, namun masih dibawah nilai kebutuhan.

Kasus 2 balita stunting gizi baik sebelum intervensi

didapatkan asupan energy lebih dari kebutuhan, setelah

intervensi pada hari pertama pengamatan asupan energi

52
menurun, pada hari kedua pengamatan asupan energy

meningkat, dan pada hari ketiga pengamatan menurun,

sudah mencapai nilai normal kebutuhan. Sedangkan kasus

3 balita stunting gizi baik sebelum intervensi didapatkan

asupan normal dari kebutuhan, pada hari pertama

pengamatan meningkat, pada hari kedua pengamatan juga

menurun, dan pada hari ketiga pengamatan juga meningkat,

namun berada diatas nilai kebutuhan.

Penelitian Hendrayati, dkk (2014) menyatakan bahwa

asupan energi yang baik sebanyak 32 orang (86,5%)

menjadi menurun.

2) Tingkat Konsumsi Protein

Hasil monitoring dan evaluasi menunjukkan bahwa

tingkat konsumsi protein kasus 1 balita stunting gizi kurang

sebelum intervensi mengalami asupan kurang dari

kebutuhan, pada hari pertama pengamatan meningkat, pada

hari kedua pengamatan meningkat dan pada hari ketiga

pengamatan meningkat, sudah mencapai nilai kebutuhan.

Kasus 2 balita stunting gizi baik sebelum intervensi

mengalami asupan kurang dari kebutuhan, hari pertama

pengamatan meningkat, hari ketiga pengamatan meningkat

dan hari keempat pengamatan juga meningkat, namun

berada diatas nilai kebutuhan. Sedangkan kasus 3 balita

53
stunting gizi baik hari pertama pengamatan mengalami

asupan kurang dari kebutuhan, hari kedua pengamatan

meningkat, hari ketiga pengamatan meningkat dan hari

keempat pengamatan juga meningkat, diatas nilai

kebutuhan.

Penelitian Hedrayati, dkk (2014) menyatakan bahwa

protein yang baik sebanyak 23 orang (62,2%) menjadi

menurun.

3) Tingkat Konsumsi Lemak

Hasil monitoring dan evaluasi menunjukkan bahwa

tingkat konsumsi lemak kasus 1 balita stunting gizi kurang

sebelum intervensi mengalami asupan kurang dari

kebutuhan, hari pertama pengamatan menurun, hari kedua

pengamatan juga meningkat, hari keempat pengamatan

meningkat, namun masih dibawah nilai kebutuhan.

Kasus 2 balita stunting gizi baik sebelum intervensi

mengalami asupan kurang dari kebutuhan, hari pertama

pengamatan menurunt, hari kedua pengamatan meningkat

dan hari ketiga pengamatan juga meningkat, namun masih

dibawah nilai kebutuhan. Sedangkan kasus 3 balita stunting

gizi baik sebelum intervesni mengalami asupan kurang dari

kebutuhan, hari pertama pengamatan menurun, hari kedua

54
pengamatan meningkat, dan hari ketiga pengamatan

meningkat, namun berada diatas nilai kebutuhan.

Penelitian Bredbenner (2009) dan WHO (2010)

kontribusi energi dari lemak sebaiknya sekita 35% pada

orang dewasa. Perbaikan menu dengan komposisi energi

lemak ini sangat penting agar upaya pencegahan penyakit

kronik degenerative sedini mungkin dapattercapai.

4) Tingkat Konsumsi Karbohidrat

Hasil monitoring dan evaluasi menunjukkan tingkat

konsumsi karbohidrat kasus 1 balita stunting gizi kurang

sebelum intervensi mengalami asupan kurang dari

kebutuhan, hari pertama pengamatan meningkat, hari ketiga

pengamatan meningkat, dan hari keempat pengamatan

menurun, namun masih dibawah nilai kebutuhan.

Kasus 2 balita stunting gizi baik sebelum intervensi

mengalami asupan lebih dari kebutuhan, hari pertama

pengamatan menurun, hari kedua pengamatan meningkat

dan hari keempat pengamatan menurunt, namun berada

diatas nilai kebutuhan. Sedangkan kasus 3 balita stunting

gizi baik sebelum intervensi mengalami asupan lebih dari

kebutuhan, hari pertama pengamatan meningkat, hari kedua

pengamatan menurun dan hari ketiga pengamatan

meningkat, namun berada diatas nilai kebutuhan.

55
Badan Ketahanan Pangan RI, kontribusi beras dalam

konsumsi kelompok padi-padian sebesar 996 kal/kap/hari

atau mencapai 80,6% terhhadap total energy padi-padian

(1.236 kal/kap/hari) pada 2011.

56
BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Assessment Gizi

Dari ketiga kasus tersebut menunjukkan salah satu balita

mengalami stunting gizi kurang dan dua diantaranya balita yang

stunting gizi baik.

2. Diagnosa Gizi

Dari ketiga kasus tersebut menunjukkan bahwa balita

stunting disebabkan oleh faktor social ekonomi, pengetahuan

yang kurang, kesehatan dan penyakit infeksi.

3. Intervensi Gizi

Intervensi yang diberikakn pada ketiga kasus yaitu

edukasi dalam hal ini dilakukan konseling sebanyak 3 kali

kepada keluarga pada kunjungan kedua, ketiga dan keempat

dengan menggunakan media leaflet diet tinggi kalori tinggi

protein.

4. Monitoring dan Evaluasi

Dari ketiga kasus yang telah diteliti menunjukkan bahwa

monitoring dan evaluasi balita stunting gizi kurang mengalami

peningkatan berat badan tapi tinggi badan tetap, sedangkan

57
balita stunting gizi baik mengalami peningkatan berat badan

dan tinggi badan.

B. Saran

1. Bagi petugas kesehatan yang ada di puskesmas khususnya di

bidang gizi untuk meningkatkan pemantauan stunting yaitu

melakukan kunjungan rumah tidak hanya saat hari posyandu

untuk melihat pertumbuhan dan perkembangan anak balita.

2. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian

tentang gizi stunting agar mengaitkannya dengan variabel-

variabel lain yang ada hubungannya dengan status gizi pada

balita, yang tidak sempat diteliti pada penelitian ini.

3. Bagi ibu balita dapat memberikan pola asuh yang baik untuk

pertumbuhan dan perkembangan anak baik berupa perawatan,

pemberian makan serta mengenai pola hidup bersih dan sehat.

58
DAFTAR PUSTAKA

AIPGI. (2017). ILMU GIZI Teori dan Aplikasi. Jakarta; Penerbit buku
Kedokteran EGC.
Almatsier S, (2004). Penuntuan Diet Edisi Baru. Instalasi Gizi Perjan
RS Dr. Cipto Mangunkusumo dan Asosiasi Dietisien Indonesia.
Jakarta.
Astriani E.S. (2018). Studi Kasus Asuha Gizi Anak Balita penderita
Stunting Di Posyandu Bougenvile 1 Kelurahan Paccerakkang.
Skripsi. Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Makassar.
Depkes. (2018). Ini Penyebab Stunting pada Anak - Kemenkes RI.
Diakses 24 Mei 2018; http://www.depkes.go.id/article/view/
18052800006/ini-penyebab-stunting-pada-anak.html.
DepSkes. (2018). Buku Saku Hasil Pemantauan Status Gizi PSG.
Diakses 25 Januari 2018;
Fardiaz, Dedi. (2009).Perhatikan Tumbuh Kembang Anak Anda.
Diakses 3 Juni 2009; http//www.perempuan.com/new/index.
Gibney M. J, dkk. (2009). Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta;
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Gibney. 2008. Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC
Kemenkes RI. (2010). Standar Antropometri Penilaian Status Gizi
Anak. Jakarta. Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu
dan Anak.
Kemenkes. (2010). Pelatihan Konseling Makanan Pendamping
AirSusu Ibu. Kementerian Kesehatan Jenderal Bina Kesehatan
Masyarakat Direktorat Bina Masyarakat. Kadarzi.
Kemenkes RI. (2014). Pedoman Proses Asuhan Gizi Terstandar.
Jakarta. Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan
Anak.
Leksananingrum S, dkk. (2014). Panduan Pengkajian dan Perhitungan
Kebutuhan Gizi. Instalasi Gizi RSU Dr. Saiful Anwar. Malang.
Mu’azizah, Nur. 2013. Gambaran Pola Asuh Pada Anak Balita Pendek
(stunting) Di Kelurahan Sudiang Raya Kecamatan Biringkanaya
Makassar. Makassar.
Mucthtadi, Dedi. 2009. Gizi Anti Penuaan Dini. Penerbit Alfabeta.
Bandung.
Mustamin, Pakhri. A, Manjilala, Rauf. S.(2016). Penilaian Status Gizi.
Makassar. Kemenkes RI Poltekkes Makassar Jurusan Gizi.

59
Ramli et al.2006. prevalence and Risk Factors for Stuntingand Severe
StuntingAm,ong Under-Five in Nort Maluku Province of Indonesia.
Diakses 24 Desember 2012. http://www.biomwdcentral.com/1471-
2431/9/64.
Rosnelly, dkk. (2014). Buku Pedoman Praktis Diagnosa Gizi dalam
Prosese Asuhan Gizi Terstandar. Instalasi Gizi RSU Dr. Saiful
Anwar. Malang.
Ruiana, dkk. (2012). Buku Pedoman Diet. Instalasi Gizi RSU Dr. Saiful
Anwar. Malang.
Susilowati,S.KM., M.KM. dkk. (2016). Gizi Dalam Daur
Kehidupan.EGC.

60
Lampiran 0.1

61
Lampiran 0.2

62
Lampiran 0.3

63
Lampiran 1.1

KUESIONER PENELITIAN

STUDI KASUS ASUHAN GIZI PADA ANAK BALITA STUNTING

A. IDENTITAS SAMPEL
1. Nama Responden : Muh. Zaid
2. Alamat : Taraweang Kabba Desa Kabba
3. Tanggal Lahir : 18 April 2019
4. Umur : 1 tahun
5. Jenis Kelamin : Laki-laki
6. Berat Badan (BB) : 6,8 kg
7. Tinggi Badan (TB) : 67,3 cm
B. IDENTITAS RESPONDEN
1. Ibu
a. Nama : NH
b. Umur : 33 tahun
c. Pendidikan : SMP
d. Pekerjaan : IRT
e. Agama : Islam
2. Ayah
a. Nama : Syaparuddin
b. Umur : 31 tahun
c. Pendidikan : SD
d. Pekerjaan : Bentor/Ojek
e. Agama : Islam

64
Lampiran 1.2

KUESIONER PENELITIAN

STUDI KASUS ASUHAN GIZI PADA ANAK BALITA STUNTING

A. IDENTITAS SAMPEL
1. Nama Responden : Muhammad Zaky
2. Alamat : Tareweang Kabba Desa Kabba
3. Tanggal Lahir : 07 desember 2017
4. Umur : 1 tahun 5 bulan
5. Jenis Kelamin : Laki-laki
6. Berat Badan (BB) : 8,7 kg
7. Tinggi Badan (TB) : 73 cm
B. IDENTITAS RESPONDEN
1. Ibu
a. Nama : RA
b. Umur : 25 tahun
c. Pendidikan : SMA
d. Pekerjaan : IRT
e. Agama : Islam
2. Ayah
a. Nama : NR
b. Umur : 30 tahun
c. Pendidikan : SMA
d. Pekerjaan : Wiraswasta
e. Agama : Islam

65
Lampiran 1.3

KUESIONER PENELITIAN

STUDI KASUS ASUHAN GIZI PADA ANAK BALITA STUNTING

A. IDENTITAS SAMPEL
1. Nama Responden : Andi Gadiz
2. Alamat : Taraweang Kabba
3. Tanggal Lahir : 13 September 2017
4. Umur : 1 tahun 8 bulan
5. Jenis Kelamin : Perempuan
6. Berat Badan (BB) : 9,3 kg
7. Tinggi Badan (TB) : 75,4 cm
B. IDENTITAS RESPONDEN
1. Ibu
a. Nama : Rahmawati
b. Umur : 37 tahun
c. Pendidikan : SMP
d. Pekerjaan : IRT
e. Agama : Islam
2. Ayah
a. Nama : Arif
b. Umur : 37
c. Pendidikan : SMA
d. Pekerjaan : Buruh Bangunan
e. Agama : Islam

66
Lampiran 2.1

Format Asuhan Gizi

Nama : Muh. Zaid

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 1 tahun

Diagnosa : balita Stunting Gizi Kurang

ASSESMENT/REASSESMENT KESIMPULAN
Antropometri BB : 6,8 kg Status gizi
TB : 67,3 cm kurang
BBI = (Umur x 2) + 8
= (1x 2) + 8
= 10 kg
Z-Scrore
- BB/U = -3.3 SD (kurang)
- TB/U = -3,7 SD (sangat pendek)
- BB/TB = -1,9 SD (normal)
Biokimia -
Fisik/Klinis - Sangat Pendek
- Muntah
- Pilek
- Batuk
Riwayat Gizi Dahulu :
- Frekuansi makan 2-3x sehari
- Konsumsi makanan pokok berupa nasi 2-
3x/hari @ 1 centong nasi (60 gram).
- Lauk hewani berupa ayam 3x/minggu @ 1
potong (50 gram), ikan bandeng 1x/minggu @ 1
potong sedang (60 gram).
- Lauk nabati berupa tempe 1x/minggu @ ½
potong (25 gram), tahu 1x/minggu @ 1 potong
(50 gram).
- Sayuran berupa bayam 2-3x/minggu @ 1 sds
(30 gram), sawi 1x/hari @ 1 sds (60 gram),
kacang panjang 1x/hari @ 1 sdm (20 gram),
wortel 1x/minggu @ 1 sds (30 gram).
- Buah berupa pisang 3x/minggu (75 gram),
papaya 4x/minggu @ 1 potong sedang (50
gram).

67
Sekarang :
- Nafsu makan kurang
Hasil recall tanggal 14 mei 2019
- Energi 367,1 kkal (53,98%)
- Protein 22,81 gram (89,45%)
- Lemak 5,45 gram (20,6%)
- Karbohidrat 54 gram (63,5%)
Riwayat Dahulu : Diagnosa
Personal Balita stunting gizi kurang Stunting gizi
S ekarang : kurang
Balita stunting gizi kurang
Keluarga :
-
Diagnosa Gizi
a. (NI-1.2) kekurangan intake makanan dan minuman oral disebabkan karena
kurangnya pengetahuan ibu balita terhadap kecukupan makanan dan minuman
oral pada anak yang ditandai asupan zat gizi kurang, Asupan zat gizi kurang
Energi 367,1 kkal (53,98%), Protein 22,81 gram (89,45%), Lemak 5,45 gram
(20,6%), Karbohidrat 54 gram (63,5%).
b. (NC-3.1) Berat badan kurang dari normal disebabkan karena penyakit infeksi
yang ditandai dengan BB/U : -3,3 SD.
c. (NB-1.1) Pengetahuan yang kurang mengenai makanan dan zat gizi
disebabkan karena kurangnya kemampuan untuk belajar yang ditandai
dengan menyakini informasi yang tidak tepat dari orang lain.
Rencana Intervensi
Energi = RDA x BBI = 102 x 10 = 1020 x 2/3 = 680 kkal
Protein =1020 x 15% / 4 = 38,25 x 2/3 = 25,5 gram
Lemak = 1020 x 35% / 9 =39,66 x 2/3 = 26,44 gram
Karbohidrat = 1020 x 50% / 4 = 127,5 x 2/3 = 85 gram
Intervensi Gizi Rencana Monitoring & Evaluasi
Antropometri :
Diet TKTP (AD.1.1.1) tinggi badan
Edukasi tentang pengaturan pola (AD.1.1.2) berat badan
makan dan cara pengolahan
makanan yang benar (E.1.1)
Konseling Gizi
Judul : diet TKTP
1. Tujuan
Memberikan pengetahuan tentang pengertian dan ytujuan diet TKTP.
2. Sasaran
Balita dan keluarga balita
3. Materi
- Pengertian dan tujuan diet TKTP dan makanan yang sehat.
- Bahan makanan yang sehat untuk dikonsumsi balita dan mengurangi
jajanan tidak sehat.
4. Metode
Konseling

68
Lampiran 2.2

Format Asuhan Gizi

Nama : Muhammad Zaky

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 1 tahun 5 bulan

Diagnosa : balita Stunting

ASSESMENT/REASSESMENT KESIMPULAN
Antropometri BB : 8,6 kg Status gizi
TB : 72 cm normal
BBI = (Umur x 2) + 8
= ((1+5/2)x 2) + 8
= 10,83 kg
Z-Scrore
- BB/U = -1,20 SD (normal)
- TB/U = -2,16 SD (pendek)
- BB/TB = -0.26 SD (normal)
- IMT/U = 0,16 SD (normal)
Biokimia -
Fisik/Klinis - Pendek
- Pilek
Riwayat Gizi Dahulu :
- Frekuansi makan 2-3x sehari
- Konsumsi makanan pokok berupa nasi 2-
3x/hari @ 1 centong nasi (60 gram).
- Lauk hewani berupa telur ayam 2x/minggu @ 1
butir (60 gram), ikan bandeng 1x/hari @ 1
potong sedang (60 gram).
- Lauk nabati berupa tempe 2x/minggu @ ½
potong (25 gram), tahu 2x/minggu @ 1 potong
(50 gram), kacang-kacangan 1x/bulan @ 5 sdm
(50 gram).
- Sayuran berupa wortel 1x/minggu @ 1 sds (30
gram), kol 3x/ minggu @ 1 sds (30 gram).
- Buah berupa semangka 1x/bulan @ 1 potong
(50 gram), manggis 2x/bulan @ 2 buah
Sekarang :
- Nafsu makan kurang
- Hasil recall tanggal 11 mei 2019
Energy : 641,4 kkal (87,09 %)
Protein : 16,15 gram (58,50 %)
Lemak : 11,7 gram (40,9%)
Karbohidrat : 98,6 gram (107 %)

69
Riwayat Dahulu : Balita stunting Diagnosa
Personal Sekarang : Balita stunting Stunting gizi
Keluarga : - normal
Diagnosa Gizi
a. (NI-1.5) Kelebihan intake energi desebabkan karena pola makan salah seperti
suka konsumsi jajanan ditandai dengan hasil recall Energy : 641,4 kkal
(87,09 %).
b. (NI-5.7.1) Kekurangan intake protein disebabkan karena pola makan salah
seperti jarang mengkonsumsi makanan sumber protein ditandai dengan hasil
recall protein : 16,15 gram (58,50 %)
c. (NI-5.6.1) Kekurangan intake lemak disebabkan karena pola makan salah
seperti jarang mengkonsumsi makanan sumber lemak ditandai dengan hasil
recall lemak 11,7 gram (40,9%).
d. (NI-1.5) Kelebihan intake karbohidrat disebabkan karena pola makan karena
suka mengkonsumsi jajanan ditandai dengan hasil recall karbohidrat 98,6 gram
(107 %).
e. (NB-1.2) Kepercayaan yang salah mengenai makanan disebabkan karena
social ekonomi yang rendah ditandai dengan intake makanan menunjukkan
ketidak seimbangan zat gizi/jenis makanan tertentu.
Rencana Intervensi
Energi = RDA x BBI = 102 x 10 = 1104,66 x 2/3 = 736,44 kkal
Protein =1104,66 x 15% / 4 = 41,42 x 2/3 = 27,61gram
Lemak = 1104,66 x 35% / 9 = 42,95 x 2/3 = 28,63 gram
Karbohidrat = 1104,66 x 50% / 4 = 138,08 x 2/3 = 92,1 gram
Intervensi Gizi Rencana Monitoring & Evaluasi
Antropometri :
Diet TKTP (AD.1.1.1) tinggi badan
Edukasi tentang pengaturan pola (AD.1.1.2) berat badan
makan dan cara pengolahan
makanan yang benar (E.1.1)
Konseling Gizi
Judul : diet TKTP
1. Tujuan
Memberikan pengetahuan tentang pengertian dan ytujuan diet TKTP.
2. Sasaran
Balita dan keluarga balita
3. Materi
- Pengertian dan tujuan diet TKTP dan makanan yang sehat.
- Bahan makanan yang sehat untuk dikonsumsi balita dan mengurangi
jajanan tidak sehat.
4. Metode
Konseling

70
Lampiran 2.3

Format Asuhan Gizi

Nama : Andi Gadiz

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 1 tahun 8 bulan

Diagnosa : balita Stunting

ASSESMENT/REASSESMENT KESIMPULAN
Antropometri BB :9,3 kg Status gizi
TB : 75,4 cm normal
BBI = (Umur x 2) + 8
= (1+8/12 x 2) + 8
= 11,32 KG
Z-Scroke
- BB/U = -1,11 SD (normal)
- TB/U = -2,19 SD (pendek)
- BB/TB = -1.06 SD (normal)
- IMT/U = 0,34 SD (normal)
Biokimia -
Fisik/Klinis - Pendek
- Demam
Riwayat Gizi Dahulu :
- Frekuansi makan 3x sehari
- Konsumsi makanan pokok berupa nasi 3x/hari
@ 1 centong nasi (60 gram).
- Lauk hewani berupa ayam 1x/minggu @ 1
potong (50 gram), telur 1x/hari @1 butir (60
gram), ikan cakalang 2-3x/minggu @ 1 potong
sedang (60 gram), ikan kering teri 1x/bulan @ 1
sdm (15 gram).
- Lauk nabati berupa tempe 2x/minggu @ ½
potong (25 gram), tahu 3x/minggu @ 1 potong
(50 gram), kacang-kacangan 1x bulan @ 3 sdm
(30 gram).
- Sayuran berupa bayam 2x/minggu @ 1 sds (30
gram), kangkung 2x/minggu @ 1 sds (30 gram),
daun kelor 1x/minggu @ 1 sdm (30 gram),
kacang panjang 2x/hari @ 1 sdm (30 gram),
wortel 1x/minggu @ 1 sds (30 gram), touge
1x/minggu @ 2 sdm (20 gram), jagung 1x/bulan
@ 2 sdm (30 gram).
- Buah berupa pisang 2x/minggu (75 gram),
papaya 2x/minggu @ 1 potong sedang (50

71
gram).
- Selingan berupa roti 1x/bulan @ ½ buah (25
gram).
Sekarang :
Hasil recall tanggal 14 mei 2019
- Energy : 829,25 kkal (107,74 %)
- Protein : 32,67 gram (113,2 %)
- Lemak : 19,8 gram (66,2%)
- Karbohidrat : 125 gram (130 %)
Riwayat Dahulu : Balita stunting Diagnosa
Personal Sekarang : Balita stunting Stunting
Keluarga : -
Diagnosa Gizi
a. (NI-5.6.1) Kekurangan intake lemak yang disebabkan karena pemilihan
makanan yang tidak tepat ditandai dengan lemak : 19,8 gram (66,2%).
b. (NI-5.8.1) kelebihan intake karbohidrat yang disebabkan karena kurangnya
pengetahuan ibu mengenai makanan da nutrisi ditandai dengan hasil recall
karbohidrat 125 gram (130 %).
c. (NB-1.2) Kepercayaan yang salah mengenai makanan disebabkan karena
social ekonomi yang rendah ditandai dengan intake makanan menunjukkan
ketidak seimbangan zat gizi/jenis makanan tertentu.
Rencana Intervensi
Energi = RDA x BBI = 102 x 11,32 = 1154,64 x2/3 = 769,67 kkal
Protein =1154,64 x 15% / 4 = 43,29 x 2/3 = 28,86 gram
Lemak = 1154,64 x 35% / 9 = 44,90 x 2/3 = 29,93 gram
Karbohidrat = 1154,64 x 50% / 4 = 144,33 x 2/3 = 96,22 gram
Intervensi Gizi Rencana Monitoring & Evaluasi
Antropometri :
Diet TKTP (AD.1.1.1) tinggi badan
Edukasi tentang pengaturan pola (AD.1.1.2) berat badan
makan dan cara pengolahan
makanan yang benar (E.1.1)
Konseling Gizi
Judul : diet TKTP
1. Tujuan
Memberikan pengetahuan tentang pengertian dan ytujuan diet TKTP.
2. Sasaran
Balita dan keluarga balita
3. Materi
- Pengertian dan tujuan diet TKTP dan makanan yang sehat.
- Bahan makanan yang sehat untuk dikonsumsi balita dan mengurangi
jajanan tidak sehat.
4. Metode
Konseling

72
Lampiran 3.1
Formulir Food Frekuensi

No. Frekuensi Makan


Bahan
>1x/ 1x/ 3-5x/ 1-2x/ 1-2x/ Tidak Total
Makanan
hari hari minggu minggu bulan pernah Skor
1. Zat Tenaga
Beras 
Roti 
Jagung 
Ubi kayu 
Ubi jalar 
Kentang 
Mie 
2. Zat Pembangun
Ayam 
Daging 
Telur 
Ikan segar 
Ikan kering 
Kerang- 
kerangan
Tahu 
Tempe 
Kacang- 
kacangan
3. Zat Pengatur
Bayam 
Sawi putih 
Daun kelor 
Daun 
singkong
Daun ubi 
jalar
Kacang  
panjang
Wortel 
Touge 
Jantung 
pisang
Rebung 
Pisang 
Jeruk 
Semangka 
Mangga 
Papaya 

73
Lampiran 3.2
Formulir Food Frekuensi

No. Frekuensi Makan


Bahan
>1x/ 1x/ 3-5x/ 1-2x/ 1-2x/ Tidak Total
Makanan
hari hari minggu minggu bulan pernah Skor
1. Zat Tenaga
Beras 
Roti 
Jagung 
Ubi kayu 
Ubi jalar 
Kentang 
Mie 
2. Zat Pembangun
Ayam 
Daging 
Telur 
Ikan segar 
Ikan kering 
Kerang- 
kerangan
Tahu 
Tempe 
Kacang- 
kacangan
3. Zat Pengatur
Bayam 
Kol 
Daun kelor 
Daun 
singkong
Daun ubi 
jalar
Kacang 
panjang
Wortel 
Touge 
Jantung 
pisang
Rebung 
Pisang 
Jeruk 
Semangka 
Mangga 
Papaya 

74
Lampiran 3.3

Formulir Food Frekuensi

No. Frekuensi Makan


Bahan
>1x/ 1x/ 3-5x/ 1-2x/ 1-2x/ Tidak Total
Makanan
hari hari minggu minggu bulan pernah Skor
1. Zat Tenaga
Beras 
Roti 
Jagung 
Ubi kayu 
Ubi jalar 
Kentang 
Mie 
2. Zat Pembangun
Ayam 
Daging 
Telur 
Ikan segar 
Ikan kering 
Kerang- 
kerangan
Tahu 
Tempe 
Kacang- 
kacangan
3. Zat Pengatur
Bayam
Kangkung 
Daun kelor 
Daun 
singkong
Daun ubi 
jalar
Kacang 
panjang
Wortel 
Touge 
Jantung 
pisang
Rebung 
Pisang 
Jeruk 
Semangka 
Mangga 
Papaya 

75
Lampiran 4.1
RECALL 24 JAM Kasus 1
Sebelum Intervensi

Waktu Menu Bahan Berat Energi Protein (gr) Lemak KH


(gr) Kal Hewani Nabati (gr) (gr)
bubur wortel
Pagi kentang Beras giling 20 72 0 1.36 0.14 15.8
Wortel 5 2.1 0 0.06 0.02 0.47
Kentang 5 4.15 0 0.1 0.01 0.96
ikan masak Bandeng 30 38.7 6 0 1.44 0
Sub Total 116.95 6 1.52 1.6 17.2
biskuit gery
Snack Biskuit salut 3.5 16.25 0 0.25 0.65 2.37
Sub Total 16.25 0 0.25 0.65 2.37
bubur wortel
Siang kentang Beras giling 20 72 0 1.36 0.14 15.8
Wortel 5 2.1 0 0.06 0.02 0.47
Kentang 5 4.15 0 0.1 0.01 0.96
ikan masak Bandeng 30 38.7 6 0 1.44 0
Sub Total 116.95 6 1.52 1.6 17.2
bubur wortel
Malam kentang Beras giling 20 72 0 1.36 0.14 15.8
Wortel 5 2.1 0 0.06 0.02 0.47
Kentang 5 4.15 0 0.1 0.01 0.96
ikan masak Bandeng 30 38.7 6 0 1.44 0
Sub Total 116.95 6 1.52 1.6 17.2
Total 367.1 22.81 5.45 54
Standar Kebutuhan 680 25.5 26.4 85
% Asupan 53.98 89.45 20.6 63.5

76
Setelah Intervensi Recall Hari I

Waktu Menu Bahan Berat Energi Protein (gr) Lemak KH


(gr) Kal Hewani Nabati (gr) (gr)
bubur kentang +
Pagi labu kuning Beras giling 20 72 0 1.36 0.14 15.8
Kentang 5 4.15 0 0.1 0.01 0.96
Labu waluh 5 1.45 0 0.06 0.02 0.33
ikan masak asam Bandeng 25 32.25 5 0 1.2 0
Sub Total 109.85 5 1.52 1.36 17.1
bubur kentang +
Siang labu kuning Beras giling 30 108 0 2.04 0.21 23.7
Kentang 5 4.15 0 0.1 0.01 0.96
Labu waluh 5 1.45 0 0.06 0.02 0.33
ikan masak asam Bandeng 50 64.5 10 0 2.4 0
Sub Total 178.1 10 2.2 2.63 25
bubur kentang +
Malam labu kuning Beras giling 20 72 0 1.36 0.14 15.8
Kentang 5 4.15 0 0.1 0.01 0.96
Labu waluh 5 1.45 0 0.06 0.02 0.33
ikan masak asam Bandeng 25 32.25 5 0 1.2 0
Sub Total 109.85 5 1.52 1.36 17.1
Total 397.8 25.22 5.35 59.1
Standar Kebutuhan 680 25.5 26.4 85
% Asupan 58.5 98.92 20.2 69.5

77
Setelah Intervensi Recall Hari II

Waktu Menu Bahan Berat Energi Protein (gr) Lemak KH


(gr) Kal Hewani Nabati (gr) (gr)
bubur kentang
Pagi wortel Beras giling 20 72 0 1.36 0.14 15.8
Kentang 5 4.15 0 0.1 0.01 0.96
Wortel 5 2.1 0 0.06 0.02 0.47
ikan masak Ikan segar 50 56.5 8.5 0 2.25 0
Sub Total 134.75 8.5 1.52 2.41 17.2
Snack Biscuit biskuit marie 5 20 0 4 0.6 3.8
Sub Total 20 0 4 0.6 3.8
bubur kentang
Siang wortel Beras giling 20 72 0 1.36 0.14 15.8
Kentang 5 4.15 0 0.1 0.01 0.96
Wortel 5 2.1 0 0.06 0.02 0.47
Sub Total 78.25 0 1.52 0.16 17.2
Snack Chitoos chitoos 15 60 0 7 2.07 1.08
Sub Total 60 0 7 2.07 1.08
bubur kentang
Malam wortel Beras giling 30 108 0 2.04 0.21 23.7
Kentang 10 8.3 0 0.2 0.01 1.91
Wortel 10 4.2 0 0.12 0.03 0.93
Sub Total 120.5 0.084 2.36 0.25 26.5
Total 413.5 24.98 5.49 65.8
Standar Kebutuhan 680 25.5 26.4 85
% Asupan 60.80 97.97 20.8 77.4

78
Setelah Intervensi Recall Hari III

Waktu Menu Bahan Berat Energi Protein (gr) Lemak KH


(gr) Kal Hewani Nabati (gr) (gr)
bubur wortel labu
Pagi siam Beras giling 25 90 0 1.7 0.18 19.7
Wortel 5 2.1 0 0.06 0.02 0.47
Labu waluh 5 1.45 0 0.06 0.02 0.33
Terong 5 1.2 0 0.06 0.01 0.28
ikan masak Bandeng 50 64.5 10 0 2.4 0
Sub Total 159.25 10 1.87 2.62 20.8
Siang bubur sayur Beras giling 15 54 0 1.02 0.11 11.8
Wortel 5 2.1 0 0.06 0.02 0.47
Labu waluh 5 1.45 0 0.06 0.02 0.33
Terong 5 1.2 0 0.06 0.01 0.28
ikan masak Bandeng 50 64.5 10 0 2.4 0
Sub Total 123.25 10 1.19 2.55 12.9
Malam bubur sayur Beras giling 35 126 0 2.38 0.25 27.6
Wortel 5 2.1 0 0.06 0.02 0.47
Labu waluh 5 1.45 0 0.06 0.02 0.33
Terong 5 1.2 0 0.06 0.01 0.28
ikan masak Ikan segar 40 9.6 0 0.44 0.08 2.2
Sub Total 140.35 0 2.99 0.37 30.9
Total 422.85 26.05 5.53 64.6
Standar Kebutuhan 680 25.5 26.4 85
% Asupan 62.18 102.15 20.9 76

79
Lampiran 4.2

RECALL 24 JAM Kasus 2


Sebelum Intervensi

Waktu Menu Bahan Bert Energi Protein (gr) Lemak KH


(gar) (Kal) Hewani Nabati (gr) (gr)
Pagi Nasi Beras giling 60 216 0 4.08 0.42 47.3
ikan goreng Bandeng 20 25.8 4 0 0.96 0
Minyak kelapa
sawit 2.5 22.55 0 0 2.5 0
telur asin Telur bebek, asin 18 34.125 2.38 0 2.38 0.25
sayur sop Kentang 15 12.45 0 0.3 0.02 2.87
Wortel 15 6.3 0 0.18 0.05 1.4
Sub Total 317.23 6.38 4.56 6.32 51.8
Snack wafer tango wafer tango 10 50 0 0.5 0.5 7.5
Sub Total 50 0 0.5 0.5 7.5
Siang Nasi Beras giling 30 108 0 2.04 0.21 23.7
Kecap Kecap 7.5 3.45 0 0.43 0.1 0.68
0 0 0 0 0
Sub Total 111.45 0 2.47 0.31 24.3
Snack wafer tango wafer tango 15 75 0 0.75 0.75 8
Sub Total 75 0 0.75 0.75 8
Malam Nasi Beras giling 45 162 0 3.06 0.32 35.5
telus asin Telur bebek, asin 18 34.125 2.38 0 2.38 0.25
perkedel
jagung perkedel jagung 40 91 0 1.87 5.4 9.45
sayur sop Wortel 15 6.3 0 0.18 0.05 1.4
Sub Total 293.43 2.38 5.11 4.37 46.6
Snack es buah es buah 30 40 0 0.35 0 12
Sub Total 40 0 0.35 0 12
Total 887.1 22.49 12.2 150
Standar Kebutuhan 736.44 27.61 28.6 92.1
% Asupan 120.46 81.48 42.8 163

80
Setelah Intervensi Recall Hari I

Waktu Menu Bahan Berat Energi Protein (gr) Lemak KH


(gr) (Kal) Hewani Nabati (gr) (gr)
Pagi nasi putih Beras giling 45 162 0 3.06 0.32 35.5
ikan bakar Ikan segar 30 33.9 5.1 0 1.35 0
Minyak kelapa
sawit 1 9.02 0 0 1 0
mie kuah Mie kering 15 50.55 0 1.19 1.77 7.5
Sub Total 255.47 5.1 4.25 4.44 43
Siang nasi putih Beras giling 60 216 0 4.08 0.42 47.3
ikan bakar Ikan segar 60 67.8 10.2 0 2.7 0
Minyak kelapa
sawit 1 9.02 0 0 1 0
sayur asem Kacang panjang 40 17.6 0 1.08 0.12 3.12
Tomat masak 20 4 0 0.2 0.06 0.84
Sub Total 314.42 10.2 5.36 4.3 51.3
Malam nasi putih Beras giling 60 216 0 4.08 0.42 47.3
ikan bakar Ikan segar 30 33.9 5.1 0 1.35 0
Minyak kelapa
sawit 1 9.02 0 0 1 0
sayur asem Kacang panjang 30 13.2 0 0.81 0.09 2.34
Tomat masak 20 4 0 0.2 0.06 0.84
Sub Total 276.12 5.1 5.09 2.92 50.5
Total 846.01 35.09 11.7 145
Standar Kebutuhan 736.44 27.61 28.6 92.1
% Asupan 114.88 127.10 40.7 157

Setelah Intervensi Recall Hari II

Waktu Menu Bahan Berat Energi Protein (gr) Lemak KH


(gr) (Kal) Hewani Nabati (gr) (gr)
Pagi nasi putih Beras giling 45 162 0 3.06 0.32 35.5
ikan masak kuning Bandeng 13 16.125 2.5 0 0.6 0
Sub Total 178.13 2.5 3.06 0.92 35.5
Siang Nasi putih Beras giling 45 162 0 3.06 0.32 35.5
ikan masak kuning Bandeng 13 16.125 2.5 0 0.6 0
Tempe kedele
tempe goreng kecap murni 75 111.75 0 13.7 3 9.53
Minyak kelapa
sawit 2.5 22.55 0 0 2.5 0
Kecap 5 2.3 0 0.29 0.07 0.45
Sub Total 314.73 2.5 17.1 6.48 45.5
Malam nasi putih Beras giling 120 432 0 8.16 0.84 94.7
ikan masak kuning Bandeng 10 12.9 2 0 0.48 0
tahu isi tahu isi 25 33 0 3 3.4 2.2
Pastel Pastel 25 90 0 2 3.5 2.5
Sub Total 567.9 2 13.2 8.22 99.4
Total 1060.8 40.29 15.6 180
Standar Kebutuhan 736.44 27.61 28.6 92.1
% Asupan 144.04 145.92 54.5 196

81
Setelah Intervensi Recall Hari III

Waktu Menu Bahan Berat Energi Protein (gr) Lemak KH


(gr) (Kal) Hewani Nabati (gr) (gr)
Pagi nasi putih Beras giling 90 160.2 0 1.89 0.09 36.5
telur dadar Telur ayam 60 97.2 7.68 0 6.9 0.42
Minyak kelapa
sawit 2.5 22.55 0 0 2.5 0
sayur bening Kacang panjang 20 8.8 0 0.54 0.06 1.56
Kelor ( daun ) 10 8.2 0 0.67 0.17 1.43
Sub Total 296.95 7.68 3.1 9.72 40
Siang nasi putih Beras giling 60 106.8 0 1.26 0.06 24.4
ikan goreng Ikan segar 60 67.8 10.2 0 2.7 0
Minyak kelapa
sawit 2.5 22.55 0 0 2.5 0
sayur bening Kangkung 10 2.9 0 0.3 0.03 0.54
Labu waluh 5 1.45 0 0.06 0.02 0.33
Sub Total 201.5 10.2 1.62 5.31 25.2
Malam nasi putih Beras giling 90 160.2 0 1.89 0.09 36.5
ikan masak Ikan segar 60 67.8 10.2 0 2.7 0
sayur santan Labu waluh 30 8.7 0 0.33 0.09 1.98
Sub Total 236.7 10.2 2.22 2.88 38.5
Total 735.15 35.015 17.9 104
Standar Kebutuhan 736.44 27.61 28.6 92.1
% Asupan 99.82 126.81 62.5 113

82
Lampiran 4.3
RECALL 24 JAM Kasus 3

Sebelum Intervensi

Waktu Menu Bahan Berat Energi Protein (gr) Lemak KH


(gr) (Kal) Hewani Nabati (gr) (gr)
Pagi nasi putih Beras giling 45 162 0 3.06 0.32 35.5
telur rebus Telur ayam 60 97.2 7.68 0 6.9 0.42
sayur sop Wortel 20 8.4 0 0.24 0.06 1.86
Kentang 20 16.6 0 0.4 0.02 3.82
Sub Total 284.2 7.68 3.7 7.3 41.6
Siang nasi putih Beras giling 45 162 0 3.06 0.32 35.5
telur rebus Telur ayam 60 97.2 7.68 0 6.9 0.42
mie kuah Mie kering 20 67.4 0 1.58 2.36 10
Sub Total 326.6 7.68 4.64 9.58 45.9
Malam nasi putih Beras giling 45 162 0 3.06 0.32 35.5
rempenyek Teri segar 30 23.1 4.8 0.3 0 0
Minyak
kelapa sawit 2.5 22.55 0 0 2.5 0
sayur tumis Sawi 30 6.6 0 0.69 0.09 1.2
Wortel 10 4.2 0 0.12 0.03 0.93
Sub Total 218.45 4.8 4.17 2.94 37.6
Total 829.25 32.67 19.8 125
Standar Kebutuhan 769.67 28.86 29.9 96.2
% Asupan 107.74 113.2 66.2 130

83
Setelah Intervensi Recall Hari I

Waktu Menu Bahan Berat ENERGI Protein (gr) Lemak KH


(gr) (Kal) Hewani Nabati (gr) (gr)
Pagi nasi putih Beras giling 60 216 0 4.08 0.42 47.3
ikan goreng Ikan segar 60 67.8 10.2 0 2.7 0
Minyak kelapa
sawit 3 27.06 0 0 3 0
sayur sop Wortel 15 6.3 0 0.18 0.05 1.4
Sawi 15 3.3 0 0.35 0.05 0.6
Minyak kelapa
sawit 2.5 22.55 0 0 2.5 0
Sub Total 343.01 10.2 4.61 8.71 49.3
Siang nasi puith Beras giling 60 216 0 4.08 0.42 47.3
ikan goreng Ikan segar 60 67.8 10.2 0 2.7 0
Minyak kelapa
sawit 2.5 22.55 0 0 2.5 0
sayur sop Wortel 15 6.3 0 0.18 0.05 1.4
Sawi 15 3.3 0 0.35 0.05 0.6
Minyak kelapa
sawit 2.5 22.55 0 0 2.5 0
Sub Total 338.5 10.2 4.61 8.21 49.3
Malam nasi putih Beras giling 65 234 0 4.42 0.46 51.3
ikan masak Bandeng 35 45.15 7 0 1.68 0
Kacang
sayur bening panjang 25 11 0 0.68 0.08 1.95
Bayam 20 7.2 0 0.7 0.1 1.3
Sub Total 297.35 7 5.8 2.31 54.5
Total 978.86 42.405 19.2 153
Standar Kebutuhan 769.67 28.86 29.9 96.2
% Asupan 127.18 146.93 64.2 159

84
Setelah Intervensi Recall Hari II

Waktu Menu Bahan Berat Energi Protein (gr) Lemak KH


(gr) (Kal) Hewani Nabati (gr) (gr)
Pagi nasi putih Beras giling 50 89 0 1.05 0.05 20.3
ikan masak Ikan segar 60 67.8 10.2 0 2.7 0
tahu goreng kecap Tahu 40 27.2 0 3.12 1.84 0.64
Kecap 10 4.6 0 0.57 0.13 0.9
Minyak kelapa
sawit 5 45.1 0 0 5 0
Sub Total 233.7 10.2 4.74 9.72 21.8
Siang nasi putih Beras giling 60 106.8 0 1.26 0.06 24.4
ikan masak Ikan segar 60 67.8 10.2 0 2.7 0
tahu goreng kecap Tahu 50 34 0 3.9 2.3 0.8
Kecap 10 4.6 0 0.57 0.13 0.9
Minyak kelapa
sawit 5 45.1 0 0 5 0
Sub Total 258.3 10.2 5.73 10.2 26.1
Malam nasi putih Beras giling 60 106.8 0 1.26 0.06 24.4
ikan goreng Bandeng 50 64.5 10 0 2.4 0
Minyak kelapa
sawit 2.5 22.55 0 0 2.5 0
Kacang
sayur asem panjang 25 11 0 0.68 0.08 1.95
Labu siam 20 5.2 0 0.12 0.02 1.34
Sub Total 210.05 10 2.06 5.06 27.7
Total 702.05 42.925 25 75.6
Standar Kebutuhan 769.67 28.86 29.9 96.2
% Asupan 91.21 148.73 83.4 78.5

85
Setelah Intervensi Recall Hari III

Waktu Menu Bahan Berat Energi Protein (gr) Lemak KH


(gr) (Kal) Hewani Nabati (gr) (gr)
Pagi Nasi Beras giling 60 216 0 4.08 0.42 47.3
telur rebus Telur ayam 85 137.7 10.88 0 9.78 0.6
Tempe kedele
tempe goreng murni 40 59.6 0 7.32 1.6 5.08
Minyak kelapa
sawit 2.5 22.55 0 0 2.5 0
sayur bening Bayam 40 14.4 0 1.4 0.2 2.6
Kacang panjang 30 13.2 0 0.81 0.09 2.34
Sub Total 463.45 10.88 13.6 14.6 58
Roti warna sawo
Snack roti coklat matang 15 37.35 0 1.19 0.23 7.46
Sub Total 37.35 0 1.19 0.23 7.46
Siang Nasi Beras giling 60 216 0 4.08 0.42 47.3
ikan masak Ikan segar 40 45.2 6.8 0 1.8 0
telur ceplok Telur ayam 30 48.6 3.84 0 3.45 0.21
Minyak kelapa
sawit 2.5 22.55 0 0 2.5 0
mie kuah Mie kering 30 101.1 0 2.37 3.54 15
Sub Total 433.45 10.64 6.45 11.7 62.6
Malam Nasi Beras giling 60 216 0 4.08 0.42 47.3
telur Ceplok Telur ayam 50 81 6.4 0 5.75 0.35
Minyak kelapa
sawit 2.5 22.55 0 0 2.5 0
Tempe kedele
tempe goreng murni 30 44.7 0 5.49 1.2 3.81
Minyak kelapa
sawit 2.5 22.55 0 0 2.5 0
sayur tumis Sawi 35 7.7 0 0.81 0.11 1.4
Sub Total 394.5 6.4 10.4 12.5 52.9
Snack Kue Pastel 20 30 0 2 3 0
Sub Total 30 0 2 3 0
Total 1358.8 61.54 42 181
Standar Kebutuhan 769.67 28.86 29.9 96.2
% Asupan 176.54 213.23 140 188

86
Lampiran 5.1
Menu Sehari Kasus 1

Waktu Menu Bahan Berat Energi Protein (gr) Lemak KH


(gr) Kal Hewani Nabati (gr) (gr)
Pagi nasi putih Beras giling 25 90 0 1.7 0.18 19.7
ikan masak Ikan segar 25 28.25 4.25 0 1.13 0
sayur bening Labu waluh 10 2.9 0 0.11 0.03 0.66
Kelor ( daun ) 15 12.3 0 1.01 0.26 2.15
Pisang raja
buah susu 20 23.6 0 0.24 0.04 6.22
Sub Total 157.05 4.25 3.06 1.63 28.8
Snack buah Pepaya 30 13.8 0 0.15 0 3.66
Sub Total 13.8 0 0.15 0 3.66
Siang nasi putih Beras giling 25 90 0 1.7 0.18 19.7
telur ceplok balado Telur ayam 30 48.6 3.84 0 3.45 0.21
Tomat masak 5 1 0 0.05 0.02 0.21
Minyak kelapa
sawit 5 45.1 0 0 5 0
pepes tahu Tahu 30 20.4 0 2.34 1.38 0.48
sayur sop Wortel 10 4.2 0 0.12 0.03 0.93
Sawi 15 3.3 0 0.35 0.05 0.6
buah Semangka 30 8.4 0 0.15 0.06 2.07
Sub Total 221 3.84 4.71 10.2 24.2
Pisang raja
Snack buah susu 25 29.5 0 0.3 0.05 7.78
Sub Total 29.5 0 0.3 0.05 7.78
Mlm nasi putih Beras giling 25 90 0 1.7 0.18 19.7
ikan goreng Ikan segar 25 28.25 4.25 0 1.13 0
Minyak kelapa
sawit 5 45.1 0 0 5 0
Tempe kedele
tempe bacem murni 20 29.8 0 3.66 0.8 2.54
Kecap 2 0.92 0 0.11 0.03 0.18
Minyak kelapa
sawit 5 45.1 0 0 5 0
sayur asem Buncis 10 3.5 0 0.24 0.02 0.77
Labu siam 15 3.9 0 0.09 0.02 1.01
Buah Jeruk manis 30 13.5 0 0.27 0.06 3.36
Sub Total 260.07 4.25 6.07 12.2 27.6
Total 681.42 26.62 24.1 92
Standar Kebutuhan 680 25.5 26.4 85
% Asupan 100.21 104.4 91 108

87
Lampiran 5.2
Menu Sehari Kasus 2

Waktu Menu Bahan Berat Energi Protein (gr) Lemak KH


( gr ) Kal Hewani Nabati (gr) (gr)
Pagi nasi Beras giling 50 180 0 3.4 0.35 39.5
telur dadar Telur ayam 50 81 6.4 0 5.75 0.35
Minyak kelapa
sawit 5 45.1 0 0 5 0
sayur sop Wortel 30 12.6 0 0.36 0.09 2.79
Sawi 20 4.4 0 0.46 0.06 0.8
Buah Pisang raja susu 50 59 0 0.6 0.1 15.6
Sub Total 382.1 6.4 4.82 11.4 58.9
Snack buah Jeruk manis 50 22.5 0 0.45 0.1 5.6
Sub Total 22.5 0 0.45 0.1 5.6
Siang nasi Beras giling 50 180 0 3.4 0.35 39.5
ikan goreng Ikan segar 40 45.2 6.8 0 1.8 0
Minyak kelapa
sawit 5 45.1 0 0 5 0
pepes tahu Tahu 50 34 0 3.9 2.3 0.8
sayur bening Bayam 40 14.4 0 1.4 0.2 2.6
Kacang panjang 30 13.2 0 0.81 0.09 2.34
buah Semangka 50 14 0 0.25 0.1 3.45
Sub Total 345.9 6.8 9.76 9.84 48.6
Snack buah Jeruk manis 50 22.5 0 0.45 0.1 5.6
Sub Total 22.5 0 0.45 0.1 5.6
Malam nasi Beras giling 50 180 0 3.4 0.35 39.5
ikan masak Teri segar 40 30.8 6.4 0.4 0 0
Tempe kedele
tempe goreng murni 30 44.7 0 5.49 1.2 3.81
Minyak kelapa
sawit 5 45.1 0 0 5 0
sayur santan Labu siam 40 10.4 0 0.24 0.04 2.68
Buncis 30 10.5 0 0.72 0.06 2.31
Santan peras,
dengan air 10 12.2 0 0.2 1 0.76
Buah Pisang raja susu 50 59 0 0.6 0.1 15.6
Asi Asi 6 4.02 0.08 0 0.22 0.43
Sub Total 396.72 6.48 11.1 7.97 65
Total 1169.7 46.21 29.4 184
Standar Kebutuhan 1154.6 43.29 32.1 173
% Asupan 101.31 106.75 91.6 106

88
Lampiran 5.3

Menu Sehari Kasus 3

Waktu Menu Bahan Berat Energi Protein (gr) Lemak KH


(gr) (Kal) Hewani Nabati (gr) (gr)
Pagi nasi putih Beras giling 25 90 0 1.7 0.18 19.7
telur dadar Telur ayam 40 64.8 5.12 0 4.6 0.28
Minyak kelapa
sawit 5 45.1 0 0 5 0
sayur sop Wortel 15 6.3 0 0.18 0.05 1.4
Sawi 10 2.2 0 0.23 0.03 0.4
Buah Pisang raja susu 25 29.5 0 0.3 0.05 7.78
Sub Total 237.9 5.12 2.41 9.9 29.6
Snack buah Jeruk manis 30 13.5 0 0.27 0.06 3.36
Sub Total 13.5 0 0.27 0.06 3.36
Siang nasi putih Beras giling 30 108 0 2.04 0.21 23.7
ikan goreng Ikan segar 35 39.55 5.95 0 1.58 0
Minyak kelapa
sawit 5 45.1 0 0 5 0
pepes tahu Tahu 40 27.2 0 3.12 1.84 0.64
sayur bening Bayam 15 5.4 0 0.53 0.08 0.98
Kacang panjang 10 4.4 0 0.27 0.03 0.78
buah Semangka 30 8.4 0 0.15 0.06 2.07
Sub Total 238.05 5.95 6.11 8.79 28.1
Snack buah Jeruk manis 30 13.5 0 0.27 0.06 3.36
Sub Total 13.5 0 0.27 0.06 3.36
Malam nasi putih Beras giling 30 108 0 2.04 0.21 23.7
ikan masak Ikan segar 30 33.9 5.1 0 1.35 0
Tempe kedele
tempe goreng murni 20 29.8 0 3.66 0.8 2.54
Minyak kelapa
sawit 5 45.1 0 0 5 0
sayur santan Labu siam 10 2.6 0 0.06 0.01 0.67
Buncis 15 5.25 0 0.36 0.03 1.16
Santan peras,
dengan air 7 8.54 0 0.14 0.7 0.53
buah Pisang raja susu 30 35.4 0 0.36 0.06 9.33
Sub Total 268.59 5.1 6.62 8.16 37.9
Total 771.54 31.84 27 102
Standar Kebutuhan 769.67 28.86 29.9 96.2
% Asupan 100.24 110.34 90.1 106

89
DOKUMENTASI
Sebelum intervensi

90
Setelah intervensi

91
92

Anda mungkin juga menyukai