Anda di halaman 1dari 20

NCP PENYAKIT TIDAK MENULAR

Anoreksia Nervosa

DISUSUN OLEH :
Dwita Ria Syuhadah
P07131219029

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES YOGYAKARTA
JURUSAN GIZI
2021

1
KASUS
Nn. ZC, umur 19 tahun, seorang mahasiswi di PTN dan berprofesi sebagai model. MRS
dengan keluhan utama pusing merasa berputar-putar, mual muntah, demam, stomatitis, dan
lemas. Diagnosis medis yaitu anoreksia nervosa. Memiliki riwayat penyakit Maag. Semenjak
masuk ke PTN dan karier modelnya semakin baik, pasien merasa tidak percaya diri dengan
berat badannya. Sudah pernah konsultasi dengan ahli gizi, mendapatkan data status gizi
normal, tetapi bersikeras ingin menurunkan berat badan. Berusaha diet menurunkan berat
badan, berdasarkan data wawancara dengan ibu sekaligus manajer, pasien berusaha keras
dalam berdiet menurunkan berat badan, konsumsi makanan hanya seperempat dari
biasanya dan olahraga berat (gym). Puasa seharian penuh secara selang-seling selama 3
bulan terakhir. Pola makan jika tidak puasa yaitu 2x/hari, makanan pokok oat 2 sdm, kadang
roti tawar 1 lembar, lauk hewani yaitu daging ayam tanpa kulit 50 g 2 hari sekali, lauk nabati
yaitu kacang edamame ½ mangkok kecil 2 hari sekali, sayuran brokoli, wortel, asparagus,
daun bayam 100 gram 2 hari sekali. Konsumsi susu rendah lemak (skim) 15 gram tanpa
gula pasir, minum air putih, minum jus buah tanpa gula, jus yang sering dikonsumsi jus jeruk
lemon, mandarin, apel, pear (1 buah jadi 1 gelas).
Hasil recall 24 jam RS (TETP) yaitu :
Energi (kkal) Protein (g) Lemak (g) KH (g)
Asupan oral 490,081 19,9626 14,1375 71,2926
Makanan diberikan dalam bentuk saring, tetapi pasien selalu menolak, karena menganggap
tidak sesuai dengan prinsipnya. BB=48 kg, TB=170 cm (3 bulan yang lalu berat badan
pasien 60 kg). Kondisi umum lemah, masih pusing, mual, muntah 3x. Tekanan darah=90/70
mmHg, Nadi=48x/menit, RR=16x/menit, Suhu=38,20C. Kepala normal, rambut rontok, ubun-
ubun besar datar, mata cekung, konjungtiva anemis, sklera ikterik, asianosis. Pada
pemeriksaan thorak, paru dan jantung dalam batas normal. Pada pemeriksaan abdomen
terlihat cembung, bising usus normal. Genitalia tidak tampak kelainan. Pemeriksaan
neurologis kesan dalam batas normal. Hemoglobin=9,9 g/dl, Albumin=2,9 g/dl,
Hematokrit=28%, Trombosit=70 rb/UL, Eritrosit 4jt/UL, Bilirubin 1,68 mg/dl, Na darah=120
mmol/l, K darah 2 mmol/l, dan Ca Ion 1,01 mmol/l. Terapi medis yang diberikan Inj
Metoclopramide 1 amp/12 jam, PCT 500 mg/8 jam, Nacl 0.9% 20 tpm, infused dektrose 5%
500 ml. Susunlah asuhan gizi dengan metode IDNT dan rencana konseling untuk pasien Nn.
ZC!

2
A. Identitas Pasien
1. Data Personal (CH)
Kode IDNT Jenis Data Data Personal
CH.1.1 Nama Nn. ZC
CH.1.1.1 Umur 19 tahun
CH.1.1.2 Jenis Kelamin Perempuan
CH.1.1.5 Suku/etnik -
CH.1.1.9 Peran dalam Anak
keluarga
Diagnosis medis Anoreksia nervosa

2. Riwayat Penyakit (CH)


Kode IDNT Jenis Data Keterangan
CH.2.1 Keluhan utama Pusing merasa berputar-putar, mual
muntah, demam, stomatitis, dan lemas
Riwayat penyakit Riwayat penyakit sekarang :
sekarang dan Anoreksia nervosa
dahulu Riwayat penyakit dulu :
Maag
Riwayat pengobatan Terapi medis yang diberikan
(diberikan benda Metoclopramide 1 amp/12 jam, PCT 500
jamu herbal obat) mg/8 jam, Nacl 0.9% 20 tpm, infused
dektrose 5% 500 ml
Nomor RM :
Ruang Perawatan :
Tanggal MRS :
Tanggal pengambilan kasus :

3. Riwayat Klien yang Lain


Kode IDNT Jenis Data Keterangan
CH.2.1.5 Gastrointestinal Mual, muntah,stomatitis
CH.2.1.8 Imun Tidak ada alergi makanan, Demam
CH.1.2.1.3 Endokrin/metabolisme (terkait hormonal)
CH.2.2.1 Perawatan Pemasangan infused ,
Menunjang daya
hidup (infuse, O2,

3
jantung, nacl)
CH.3.1.1 Seorang mahasiswi di PTN dan
Riwayat sosial
berprofesi sebagai model
CH.3.1.7 Agama -
Kesimpulan :
Berdasarkan identitas pasien pada data personal Nn. ZC berusia 19 tahun
terdiagnosis medis Anoreksia nervosa. Memiliki keluhan utama pusing merasa
berputar-putar, mual muntah, demam, stomatitis, dan lemas dengan Riwayat
penyakit dahulu maag. Pasien Nn. ZC merupakan seorang mahasiswi di PTN dan
berprofesi sebagai model. Riwayat klien yang lain mengalami masalah
gastrointestinal mual muntah, metabolisme demam, tidak memiliki alergi makanan,
dan diberikan perawatan terapi medis berupa obat Metoclopramide 1 amp/12 jam,
PCT 500 mg/8 jam, Nacl 0.9% 20 tpm, infused dektrose 5% 500 ml.

B. Hasil Skrinning Gizi


Metode Skrining yang dipakai :
Form Skrining Dewasa NRS-2002
Skrining Awal
JAWABAN
No KRITERIA
YA TIDAK
1. Apakah IMT < 20,5 ? √
2. Apakah pasien kehilangan BB dalam 3 bulan terakhir ? √
3. Apakah asupan makanan menurun seminggu terakhir ? √
4. Apakah pasien dengan penyakit berat ? √
Jika tidak untuk semua criteria skrening (Ulang seminggu kemudian)
Jika ada 1/lebih criteria dengan jawaban ya (skrening lanjut)

Skrining lanjut I
RISIKO GIZI KRITERIA
Absen (Skor=0) Status gizi normal
Ringan (skor=1) Kehilangan BB >5% dalam 3 bulan atau asupan 50-75% dari
kebutuhan
Sedang (skor=2) Kehilangan BB >5% dalam 2 bulan atau IMT 18,5-20,5 atau
asupan 25-50% dari kebutuhan
Berat (skor=3) Kehilangan BB >5% dalam 1 bulan (>15% dalam 3 bulan) atau
IMT 18,5 atau asupan 0-25% dari kebutuhan

4
Skrining lanjut II
RISIKO GIZI KRITERIA
Absen (skor=0) Kebutuhan gizi normal
Ringan (skor=1) Fraktur, pasien kronik (sirosis hati, COPD, HD rutin, diabetes,
kanker)
Sedang (skor=2) Bedah mayor, stroke, pneumonia berat, kanker darah
Berat (skor=3) Cidera kepala, transplantasi sumsum, pasien ICU

KESIMPULAN
Skrining lanjut I Skrining lanjut II Usia >65 tahun TOTAL SKOR
SKOR 2 1 0 3
RISIKO MALNUTRISI/TIDAK RISIKO

Kesimpulan Hasil Skrining :


Berdasarkan hasil skrining, pasien Nn. ZC mendapatkan total skor 3 hal tersebut
memiliki interpretasi berisiko malnutrisi sehingga perlu dilakukan asuhan gizi.

C. Riwayat Makan (FH)


1. SQFFQ
Kode
Jenis Data Keterangan
IDNT
FH.2.1 Riwayat Diet (pola Pola makan jika tidak puasa yaitu 2x/hari
makan) 1. Makanan pokok oat 2 sdm, kadang roti
tawar 1 lembar
2. Lauk hewani yaitu daging ayam tanpa kulit
50 g 2 hari sekali
3. Lauk nabati yaitu kacang edamame ½
mangkok kecil 2 hari sekali
4. Sayuran brokoli, wortel, asparagus, daun
bayam 100 gram 2 hari sekali
5. Minuman susu rendah lemak (skim) 15
gram tanpa gula pasir, minum air putih,
minum jus buah tanpa gula, jus yang sering
dikonsumsi jus jeruk lemon, mandarin, apel,
pear (1 buah jadi 1 gelas).

5
FH.2.1.1 Pemesanan Diet Diet TETP 1900 kkal
FH.2.1.2 Pengalaman diet Diet TETP
FH.2.1.3 Lingkungan makan -
FH.4.1 Pengetahuan tentang Sudah pernah konsultasi dengan ahli gizi,
makanan dan gizi mendapatkan data status gizi normal, tetapi
bersikeras ingin menurunkan berat badan

Kesimpulan :
Berdasarkan riwayat makanan pasiean Nn. ZC yakni kurang baik, karena
konsumsi lauk hewani dan nabati kurang beragam serta porsi makan belum sesuai
dengan anjuran gizi seimbang. Pemesanan diet yang dijalani pasien Nn. ZC yakni
diet TETP 1900 kkal dengan riwayat pengalaman diet TETP. Data lingkungan makan
tidak diketahui datanya. Pasien pernah konsultasi dengan mendapatkan ststus gizi
normal terkait pengetahuan tentang makanan serta gizi.

SQFFQ :
Energi (kkal) Protein Lemak KH Na
(gram) (gram) (gram) (mg)
Asupan Oral 574,3 38,4 23,5 57,9 -

Kebutuhan 1918,8 72 42,64 311,76 -


% Asupan 29,93% 53,33% 55,11% 18,57% -
Interpretasi Kurang Kurang Kurang Kurang -
Klasifikasi tingkat kecukupan energi, protein, lemak, dan karbohidrat sebagai berikut
(WNPG, 2004) :
a. Kurang : < 80%
b. Baik : 80 – 110%
c. Lebih : > 110%

Kesimpulan :
Berdasarkan perhitungan SQFFQ pasien memiliki interpretasi kurang pada
keseluruhan asupan baik energi, protein, lemak, dan karbohidrat.

2. Recall 24 jam (FH.7.2.8)


Tanggal :
Makanan dari RS : Diet TETP
Makanan dari luar RS : -

6
Energi (kkal) Protein Lemak KH Na
(gram) (gram) (gram) (mg)
Asupan oral 490,081 19,9626 14,1375 71,2926 -
Kebutuhan 1918,8 72 42,64 311,76 -
% asupan 25,54% 27,72% 33,15% 22,86% -
Kategori Kurang Kurang Kurang Kurang -
Klasifikasi tingkat kecukupan energi, protein, lemak, dan karbohidrat sebagai berikut
(WNPG, 2004) :
d. Kurang : < 80%
e. Baik : 80 – 110%
f. Lebih : > 110%

Kesimpulan :
Berdasarkan hasil recall 24 jam pasien Nn. ZC yakni kurang baik dari asupan energi,
protein, lemak, dan karbohidrat. Hal ini berdasarkan recall asupan oral dibandingkan
dengan kebutuhan pasien saat dirawat di rumah sakit.

D. Standar Pembanding (CS)


Kode
Jenis Data Keterangan
IDNT
CS.1.1.1 Estimasi Harris Benedict
Kebutuhan BMR = 655 + (9,6 × BB) + (1,8 × TB) + (4,7 × U)
Energi = 655 + (9,6 × 48) + (1,8 × 170) + (4,7 × 19)
= 1.332,5 kkal
Energi = BMR × faktor aktivitas × faktor stress
= 1.332,5 × 1,2 × 1,2
= 1.918,8 kkal
CS.2.1.1 Estimasi = 1,5 gram/kg bb
Kebutuhan = 1,5 × 48
Protein = 72 gram × 4 = 288 kkal
CS.2.2.1 Estimasi = 20% × total energi
Kebutuhan = 20% × 1.918,8
Lemak = 383,76 kkal : 9
= 42,64 gram
CS.2.3.1 Estimasi = Energi – (Protein + Lemak)
Kebutuhan = 1918,8 – (288 + 383,76)

7
Karbohidrat = 1247,04 kkal : 4 = 311,76 gram
CS.3.1 Estimasi Holiday Segar
Kebutuhan = 10 kg pertama × 1000 ml/kgBB
Cairan = 10 kg kedua × 500 ml/kgBB
= 28 kg × 20 ml/kgBB
= 2060 ml
CS.5.1.1 Rekomendas BBI = (TB-100) × 90%
i BB/ IMT/ = (170-100) × 90%
pertumbuhan = 70 × 90%
= 63 kg
BB adj = {(BBA – BBI) x 0,25} + BBI --> bila obesitas
Pasian Nn. ZC tidak mengalami obesitas

E. Antropometri (AD.1.1)
Kode IDNT Jenis Data Keterangan
AD.1.1.1 Tinggi Badan 170 cm
AD 1.1.2 Berat Badan 48 kg
AD 1.1.4 Perubahan Berat Badan Penurunan berat badan 12 kg dalam 3 bulan
terakhir
AD.1.1.5 IMT 16,60 kg/m2 → Berat badan kurang
(underweight)
LILA -
Perhitungan :
BB 48
IMT = 2 = = 16,60 kg/m2
( TB ) ( 1,70 )2
Klasifikasi IMT berdasarkan WHO Western Pasific Region, 2000 :
Klasifikasi IMT
Berat badan kurang (underweight) < 18,5
Berat badan normal 18,5 – 22,9
Kelebihan berat badan (overweight) 23 – 24,9
dengan risiko
Obesitas I 25 – 29,9
Obesitas II ≥ 30

Kesimpulan :

8
Berdasarkan data antropometri pasien Nn. ZC memiliki berat badan aktual 48 kg
dengan tinggi badan 170 cm, diketahui penurunan berat badan selama 3 bulan terakhir
12 kg. Berdasarkan perhitungan IMT diperoleh bahwa Nn. ZC memiliki IMT berat badan
kurang (underweight).

F. Pemeriksaan Fisik/Klinis (PD.1.1)


Kode IDNT Data Biokimia Hasil
PD.1.1.1 Penampilan Keseluruhan Lemah
PD.1.1.2 Bahasa Tubuh
PD.1.1.6 Kepala dan mata Kepala normal, rambut rontok, ubun-ubun
besar datar, mata cekung, konjungtiva
anemis, sklera ikterik, asianosis
PD.1.1.9 Vital sign
Nadi 48 x/menit – Rendah (80-100x/menit)
Suhu 38,2ºC – Tinggi (36-37 ºC)
Respirasi 16 x/menit – Lambat (20-30x/menit)
Tekanan darah 90/70 mmHg – Rendah (120/80 mmHg)
PD 1 Sistem Pencernaan Mual, muntah
Pemeriksaan Penunjang :
Pada pemeriksaan abdomen terlihat cembung, bising usus normal. Genitalia tidak
tampak kelainan. Pemeriksaan neurologis kesan dalam batas normal.
Kesimpulan :
Berdasarkan pemeriksaan fisik pasien Nn. ZC diketahui bahwa penampilan keseluruhan
lemah, kepala normal, rambut rontok, ubun-ubun besar datar, mata cekung, konjungtiva
anemis, sklera ikterik, asianosis. Vital sign nadi dan tekanan darah rendah, respirasi
lambat, dan suhu tinggi. Pemeriksaan penunjang abdomen terlihat cembung, bising usus
normal.

G. Biokimia (BD)
Tanggal :
Kode
Data Biokimia Hasil Nilai Rujukan Ket.
IDNT
BD.1.10.1 Hemoglobin 9,9 g/dl 12,0-14,0 g/dl Rendah
BD.1.11.1 Albumin 2,9 g/dl 3,5-5,9 g/dl Rendah
BD.1.10.2 Hematokrit 28% 40-50% Rendah
Trombosit 70 rb/uL 150-400×103/uL Rendah

9
Eritrosit 4jt/uL 4,0-5,0 juta/uL Normal
BD.1.4.6 Bilirubin 1,68 mg/dl 0,25-1,0 mg/dl Tinggi
BD.1.2.5 Na 120 mmol/l 135-145 mmol/l Rendah
BD.1.2.7 K darah 2 mmol/l 3,5-5,0 mmol/l Rendah
Ca Ion 1,01 mmol/l 2,2-2,6 mmol/l Rendah
Kesimpulan :
Berdasarkan hasil pemeriksaan biokimia pasien Nn. ZC didapatkan bahwa kadar
hemoglobin, trombosit, albumin, hematokrit, Na, K darah, dan Ca Ion rendah.
Sedangkan kadar bilirubin tinggi.

H. Terapi Medis dan Fungsi


Kode Jenis Terapi
Fungsi Interaksi dengan makanan
IDNT Medis
FH.3.1 Metoclopramide Obat ini digunakan untuk Dikonsumsi 30 menit
1 amp/12 jam meredakan mual dan sebelum makan atau
muntah, untuk mengatasi sebelum tidur
maag
PCT 500 mg/8 Obat ini berfungsi untuk Dikonsumsi sebelum makan
jam menurunkan demam dan kemudian diikuti dengan
pereda nyeri makan.
Nacl 0.9% 20 Cairan ini berfungsi Jangan gunakan obat
tpm sebagai pemelihara atau ini melebihi dosis yang
resustasi. Infus NaCl dianjurkan, lebih sedikit,
0,9% merupakan larutan lebih lama dari yang
steril untuk injeksi disarankan, dapat diminum
intravena. Obat ini dengan atau tanpa makan
digunakan untuk
pengobatan dehidrasi
isotonik ekstraseluler,
deplesi natrium dan juga
dapat digunakan sebagai
pelarut sediaan injeksi.
Infused Digunakan untuk Mengandung energi dan
dektrose 5% meningkatkan kadar gula karbohidrat.

500 ml darah dalam darah

Kesimpulan :

10
Terapi medis yang diberikan kepada pasien berfungsi untuk menurunkan demam dan
mengatasi keseimbangan cairan dalam tubuh. Penggunaan obat harus menghindari
interaksi obat dan makanan yang dapat menurunkan absorbsi obat.

I. Diagnosis Gizi
1. Domain Intake
NI – 2.1 Asupan oral inadekuat berkaitan dengan pasien mengalami mual, muntah
dan stomatitis ditunjukkan dengan hasil recall 24 jam pasien yakni kurang dengan
persen asupan energi 25,54%, protein 27,72%, lemak 33,15%, dan karbohidrat
22,86%.
DIAGNOSIS GIZI INTERVENSI
P NI – 2.1 Asupan oral inadekuat Pemberian makan secara bertahap
E Pasien mengalami mual, muntah, ND.1.2.1 Modifikasi/pemberian bentuk
dan stomatitis makanan, bentuk makanan saring
Pemberian makan tapi sering
S Hasil recall 24 jam pasien yakni Asupan dan daya terima pasien
kurang dengan persen asupan membaik secara bertahap hingga
energi 25,54%, protein 27,72%, minimal 50% kebutuhan terpenuhi.
lemak 33,15%, dan karbohidrat
22,86%

2. Domain Klinik
NC – 2.2 Perubahan nilai laboratorium terkait dengan zat gizi khusus berupa
(protein, zat besi, vit b12 dan vit c) berkaitan dengan diagnosis medis anoreksia
nervosa ditunjukkan dengan nilai pemeriksaan biokimia pada hemoglobin rendah
yakni 9,9 g/dL dan hematokrit rendah yakni 28%
DIAGNOSIS GIZI INTERVENSI
P NC – 2.2 Perubahan nilai Membantu mengontrol kadar hemoglobin
laboratorium dan eritrosit pasien.
E Diagnosis medis anoreksia ND.1.2.3 Modifikasi/pemberian protein,
nervosa protein ditingkatkan.

S Nilai pemeriksaan biokimia pada Kadar hemoglobin dan hematokrit dalam


hemoglobin rendah yakni 9,9 g/dL keadaan normal.
dan hematokrit rendah yakni 28% Hemoglobin = 12,0-14,0 g/dL

11
Hematokrit = 40-50%

NC – 3.1 Berat badan kurang/underweight berkaitan dengan diagnosis medis


anoreksia nervosa ditunjukkan dengan status gizi berdasarkan indeks massa tubuh
(IMT) yakni 16,65
DIAGNOSIS GIZI INTERVENSI
P NC – 3.1 Berat badan Mencegah penurunan / meningkatkan
kurang /underweight berat badan sesuai dengan kondisi
pasien
E Diagnosis medis anoreksia ND.1.2.2 Modifikasi/pemberian energi,
nervosa energi ditingkatkan.

S Status gizi berdasarkan indeks


massa tubuh (IMT) yakni 16,65

3. Domain Behavior
Ketidakpatuhan diet
NB – 1.5 Gangguan pola makan berkaitan dengan merasa tidak percaya diri dengan
berat badannya ditunjukkan dengan konsumsi makanan hanya seperempat dari
biasanya dan olahraga berat (gym) menjalani puasa seharian penuh secara selang-
seling selama 3 bulan terakhir dengan pola makan jika tidak puasa yaitu 2x/hari
DIAGNOSIS GIZI INTERVENSI
P NB – 1.5 Gangguan pola makan
E Merasa tidak percaya diri dengan E.1 Tujuan Edukasi, untuk memperbaiki
berat badannya, pola makan pasien
S Konsumsi makanan hanya
seperempat dari biasanya dan
olahraga berat (gym), menjalani
puasa seharian penuh secara
selang-seling selama 3 bulan
terakhir dengan pola makan jika
tidak puasa yaitu 2x/hari –-
penurunan bb/IMT Kurang

J. Intervensi Gizi
1. Tujuan

12
a. Menyeimbangkan asupan gizi pasien dengan memberikan makanan dalam
bentuk lunak dan pemberian energi disesuaikan dengan kondisi dan daya
terima pasien.
b. Mencegah penurunan berat badan / meningkatkan berat badan sesuai
dengan kondisi pasien
c. Membantu mengontrol kadar hemoglobin dan hematokrit pada pasien.

2. Preskripsi Diet
Pemberian Makanan dan Selingan (ND.1)
a. ND.1.1 : Jenis DIIT : Diet TETP 1900 kkal
b. ND.1.2.1 : Bentuk Makanan : Lunak--saring
c. ND.1.5 : Route : Oral
d. ND.1.3 : Jadwal/Frekuensi Pemberian : 3 kali makanan utama dengan
3 kali makanan selingan
e. Energi : 1918,8 kkal (1818,8 kkal melalui asupan oral dan 55 kkal
melalui infused dextrose 5% 500 ml)
f. Protein : 72 gram (1,5gr/kg BB. Atau 15% dari kebutuhan energi total)
g. Lemak : 42,64 gram (20% dari kebutuhan energi total)
h. Karbohidrat : 311,76 gram (65% dari kebutuhan energi total – 284,26 gram
melalui asupan oral dan 27,5 gram melalui infused dextrose
5% 500 ml)
i. Cairan : 2060 ml

3. Implementasi Diet Rumah Sakit (Standar diet : TETP bentuk saring)


Energi Protein Lemak KH Na
(kcal) (g) (g) (g) (mg)
Standar Diet Tim RS - - - - -
Extra Enteral - - - - -
Infus 100 0 0 27,5 -
Total 100 0 0 27,5 -
Kebutuhan (Planning) 1918,8 72 42,64 311,76 -
% Standar /Kebutuhan - - - - -
Kesimpulan :
Berdasarkan implementasi diet Rumah Sakit yakni selama MRS pemberian diet
disesuaikan dengan kondisi pasien yakni dengan didiagnosis medis anoreksia
nervosa.

13
Perencanaan Menu dengan Kebutuhan (Planning)
Jenis Diet : Diet Tinggi Energi Tinggi Protein
Energi Protein Lemak KH Na
(kcal) (g) (g) (g) (mg)
Perencanaan Menu 1899,2 72,35 41,25 322,05 -
Kebutuhan (Planning) 1918,8 72 42,64 311,76 -
% Standar /Kebutuhan 98,98% 100,49% 96,74% 103,30% -
Kesimpulan :
Berdasarkan perencanaan menu dengan asupan kebutuhan dapat diketahui bahwa
asupan energi, protein, lemak, karbohidrat, dan serat yakni baik, sudah melebihi 80%
kebutuhan asupan dalam sehari dengan toleransi ± 5%.

4. Rekomendasi Diet
Waktu Golongan Bahan
Standar Diet RS Rekomendasi
Makan Makanan
Diisi dengan
standar diet dari
buku dulu
Makan Pagi Makanan Pokok (MP) MP = 1 porsi = 50 gram
Lauk Hewani (LH) LH = 1 porsi = 100 gram
Lauk Nabati (LN) LN = 1 porsi = 50 gam
Sayur (S) S = 1 porsi = 100 gram
Buah (B) B = 1 porsi = 100 gram
Selingan MP = 1 porsi = 20 gram
pagi B = 1 porsi = 50 gram
Makan MP = 1 porsi = 50 gram
Siang LH = 1 porsi = 50 gram
LN = 1 porsi = 25 gam
S = 1 porsi = 100 gram
B = 1 porsi = 150 gram
Selingan MP = 1 porsi = 100 gram
sore
Makan MP = 1 porsi = 50 gram
malam LH = 1 porsi = 80 gram
LN = 1 porsi = 50 gram

14
S = 1 porsi = 100 gram
B = 1 porsi = 150 gram
Selingan LH = 1 porsi = 20 gram
malam B = 1 porsi = 40 gram
Nilai Gizi Energi : kkal Energi : 1899,2 kkal
Protein : gram Protein :72,35 gram
Lemak : gram Lemak : 41,25 gram
Karbohidrat : Karbohidrat : 322,05 gram
gram

5. Domain Konseling (C)—disesuaikan dg behaviour


a. Tujuan
1) Menambah pengetahuan pasien dan keluarga pasien mengenai makanan
dan gizi yang berkaitan dengan penyakit pasien.
2) Dapat mengubah--nanti kebiasaan terhadap pemilihan bahan makanan baik
secara jenis dan jumlahnya dengan cara meperbaiki pola makan seharai-hari
3) Keluarga paham--mengetahui mengenai pentingnya dukungan anggota
keluarga terhadap diet yang dijalani pasien.

b. Preskripsi
1) Sasaran : Pasien dan keluarga.
2) Tempat : Kamar rawat inap pasien.
3) Waktu : 30 menit.
4) Permasalahan gizi : Pengetahuan yang kurang mengenai makanan dan gizi
5) Metode : Konseling gizi dengan sesi tanya jawab.
6) Media : leaflet diet TETP 1900 kkal, daftar penukar bahan makanan dan buku
makanan beserta contoh makanan diet.
7) Materi : masalah sesuai tujuan
a) Tujuan diet yakni :
i. Diet tinggi energi untuk meningkatkan berat badan pasien disesuaikan
status gizi dan kondisi pasien dengan peningkatan asupan konsumsi
makan secara bertahap.
ii. Mencegah penurunan berat badan / meningkatkan berat badan sesuai
dengan kondisi pasien
iii. Diet tinggi protein bertujuan menstabilkan kadar hemoglobin dan
hemotokrit pada pasien

15
b) Pemilihan bahan makanan yang dianjurkan untuk diet yang sedang
dijalani.
c) Pemberian contoh bahan makanan yang dihindari untuk diet yang sedang
dijalani.
d) Pemberian contoh menu sehari terkait diet yang dijalani.
e) Pentingnya peran keluarga pada pasien dalam menjalani diet.

6. Domain Edukasi Gizi (E.1)


E.1.1. Tujuan Edukasi
a. Pemilihan bahan makanan yang tepat.
b. Memperbaiki pola makanan sehari-hari.
c. Pemberian konseling tentang pedoman gizi seimbang dan konseling tentang
lingkungan dan perilaku.

E. 1.2. Prioritas Modifikasi


a. Pemberian asupan energi sesuai kebutuhan dan kondisi pasien.
b. Pemberian asupan tinggi protein
c. Pemberian asupan lemak cukup
d. Pemberian asupan karbohidrat cukup
e. Pemberian bentuk makanan lunak.
f. Pemberian makanan secara oral.

K. Kolaborasi (RC)----dikolaborasi
No Tenaga Kesehatan Koordinasi
Memberikan rencana asuhan gizi terhadap
pasien sebagai proses penyembuhan,
Menyusun rencana terapi gizi, monitoring
asupan zat gizi, cairan, dan status gizi.
1 Ahli gizi --bernegosiasi dengan dokter terkait porsi
atau asupan makanan, menjelaskan alasan
rencana terapi gizi dengan dokter atau
perawat= ahli gizi memberikan 50% asupan
kebutuhan dengan alasan….
2 Perawat Berkoordinasi dengan ahli gizi mengenai
keadaan pasien—gumoh dan data vital sign
pasien berupa suhu, respirasi, tekanan
darah, nadi, waktu pemberian makan, waktu

16
pemberian obat, dan mengenai pemberian
infused.
Diagnosa medis penyakit pasien terkait
patologi penyakit dan bekerja sama dengan
3 Dokter
ahli gizi agar memudahkan proses
penyembuhan.
Diagnosa pasoen lebih lanjut dan
melakukan kerja sama dengan ahli gizi
4 Dokter spesialis
terkait asupan konsumsi yang diberikan
untuk memudahkan proses penyembuhan.
Meminta persetujuan keluarga pasien untuk
melakukan intervensi selama perawatan,
menanyakan kondisi pasien setiap hari,
pemberian konseling dan edukasi terkait
5 Pasien dan keluarga pasien
gizi.
Memberikan makan pelan-pelan(porsi kecil
tapi sering), tidak membawa makanan dari
luar
Menyimpan rekam medik dan menanyakan
6 Perawat ruangan
perkembangan pasien.
Pemeriksaan biokimia pasien agar tetap
dalam keadaan normal dan bekerja sama
7 Analis kesehatan
untuk makanan yang dapat menormalkan
nilai biokimia.
Pemberian obat sesuai dengan diagnosa
8 Farmasi penyakit pasien dan bekerja sama dengan
ahli gizi terkait interaksi obat dan makanan.
Melihat ketepatan jenis diet dan
mengonfirmasi terkait jadwal makan.---
9 Pramusaji
memberikan makan sesuai jadwalnya
jangan terlambat,

L. Rencana Monitoring
Waktu
Anamnesis Hal Yang diukur Evaluasi/Target
Pengukuran
Antropometri Berat badan Setiap hari Meningkatkan berat badan

17
sesuai dengan keadaan
pasien / mempertahankan /
mencegah penurunan berat
badan pada pasein
Hemoglobin Waktu paruh
60 hari. Mendekati normal 12,0-
Sebelum dan 14,0 g/dl
sesudah
Albumin 3,5-5,9 g/dl
Hematokrit 40-50%
Biokimia
Trombosit 150-400×103/uL
Pengukuran
Eritrosit 4,0-5,0 juta/uL
dilakukan
Bilirubin 0,25-1,0 mg/dl
setiap hari
Na 135-145 mmol/l
K darah 3,5-5,0 mmol/l
Ca Ion 2,2-2,6 mmol/l
Vital Sign
rambut rontok, ubun-ubun besar datar, mata cekung, konjungtiva
anemis, sklera ikterik, asianosis
Nadi 80-100x/menit
Respirasi 20-30x/menit
Klinis/fisik
Suhu Setiap hari 36-37˚C
Tekanan darah 120/80 mmHg
Keadaan umum Composmentis
Mual, muntah Frekuensi berkurang
Stomatitis Tidak mengalami stomatitis
Asupan makan dan daya
Asupan Makan dan
terima minimal 50%.
daya terima terkait zat
peningkatan asupan
gizi energi,
Dietary Setiap hari makanan dan daya terima
protein,
secara bertahap
lemak,
disesuaikan dengan kondisi
dan karbohidrat
pasien.
Memenuhi cairan yang
Cairan Asupan cairan Setiap hari dibutuhkan tubuh pada
batas daya terima 80-110%

18
19
1

Anda mungkin juga menyukai