Anoreksia Nervosa
DISUSUN OLEH :
Dwita Ria Syuhadah
P07131219029
1
KASUS
Nn. ZC, umur 19 tahun, seorang mahasiswi di PTN dan berprofesi sebagai model. MRS
dengan keluhan utama pusing merasa berputar-putar, mual muntah, demam, stomatitis, dan
lemas. Diagnosis medis yaitu anoreksia nervosa. Memiliki riwayat penyakit Maag. Semenjak
masuk ke PTN dan karier modelnya semakin baik, pasien merasa tidak percaya diri dengan
berat badannya. Sudah pernah konsultasi dengan ahli gizi, mendapatkan data status gizi
normal, tetapi bersikeras ingin menurunkan berat badan. Berusaha diet menurunkan berat
badan, berdasarkan data wawancara dengan ibu sekaligus manajer, pasien berusaha keras
dalam berdiet menurunkan berat badan, konsumsi makanan hanya seperempat dari
biasanya dan olahraga berat (gym). Puasa seharian penuh secara selang-seling selama 3
bulan terakhir. Pola makan jika tidak puasa yaitu 2x/hari, makanan pokok oat 2 sdm, kadang
roti tawar 1 lembar, lauk hewani yaitu daging ayam tanpa kulit 50 g 2 hari sekali, lauk nabati
yaitu kacang edamame ½ mangkok kecil 2 hari sekali, sayuran brokoli, wortel, asparagus,
daun bayam 100 gram 2 hari sekali. Konsumsi susu rendah lemak (skim) 15 gram tanpa
gula pasir, minum air putih, minum jus buah tanpa gula, jus yang sering dikonsumsi jus jeruk
lemon, mandarin, apel, pear (1 buah jadi 1 gelas).
Hasil recall 24 jam RS (TETP) yaitu :
Energi (kkal) Protein (g) Lemak (g) KH (g)
Asupan oral 490,081 19,9626 14,1375 71,2926
Makanan diberikan dalam bentuk saring, tetapi pasien selalu menolak, karena menganggap
tidak sesuai dengan prinsipnya. BB=48 kg, TB=170 cm (3 bulan yang lalu berat badan
pasien 60 kg). Kondisi umum lemah, masih pusing, mual, muntah 3x. Tekanan darah=90/70
mmHg, Nadi=48x/menit, RR=16x/menit, Suhu=38,20C. Kepala normal, rambut rontok, ubun-
ubun besar datar, mata cekung, konjungtiva anemis, sklera ikterik, asianosis. Pada
pemeriksaan thorak, paru dan jantung dalam batas normal. Pada pemeriksaan abdomen
terlihat cembung, bising usus normal. Genitalia tidak tampak kelainan. Pemeriksaan
neurologis kesan dalam batas normal. Hemoglobin=9,9 g/dl, Albumin=2,9 g/dl,
Hematokrit=28%, Trombosit=70 rb/UL, Eritrosit 4jt/UL, Bilirubin 1,68 mg/dl, Na darah=120
mmol/l, K darah 2 mmol/l, dan Ca Ion 1,01 mmol/l. Terapi medis yang diberikan Inj
Metoclopramide 1 amp/12 jam, PCT 500 mg/8 jam, Nacl 0.9% 20 tpm, infused dektrose 5%
500 ml. Susunlah asuhan gizi dengan metode IDNT dan rencana konseling untuk pasien Nn.
ZC!
2
A. Identitas Pasien
1. Data Personal (CH)
Kode IDNT Jenis Data Data Personal
CH.1.1 Nama Nn. ZC
CH.1.1.1 Umur 19 tahun
CH.1.1.2 Jenis Kelamin Perempuan
CH.1.1.5 Suku/etnik -
CH.1.1.9 Peran dalam Anak
keluarga
Diagnosis medis Anoreksia nervosa
3
jantung, nacl)
CH.3.1.1 Seorang mahasiswi di PTN dan
Riwayat sosial
berprofesi sebagai model
CH.3.1.7 Agama -
Kesimpulan :
Berdasarkan identitas pasien pada data personal Nn. ZC berusia 19 tahun
terdiagnosis medis Anoreksia nervosa. Memiliki keluhan utama pusing merasa
berputar-putar, mual muntah, demam, stomatitis, dan lemas dengan Riwayat
penyakit dahulu maag. Pasien Nn. ZC merupakan seorang mahasiswi di PTN dan
berprofesi sebagai model. Riwayat klien yang lain mengalami masalah
gastrointestinal mual muntah, metabolisme demam, tidak memiliki alergi makanan,
dan diberikan perawatan terapi medis berupa obat Metoclopramide 1 amp/12 jam,
PCT 500 mg/8 jam, Nacl 0.9% 20 tpm, infused dektrose 5% 500 ml.
Skrining lanjut I
RISIKO GIZI KRITERIA
Absen (Skor=0) Status gizi normal
Ringan (skor=1) Kehilangan BB >5% dalam 3 bulan atau asupan 50-75% dari
kebutuhan
Sedang (skor=2) Kehilangan BB >5% dalam 2 bulan atau IMT 18,5-20,5 atau
asupan 25-50% dari kebutuhan
Berat (skor=3) Kehilangan BB >5% dalam 1 bulan (>15% dalam 3 bulan) atau
IMT 18,5 atau asupan 0-25% dari kebutuhan
4
Skrining lanjut II
RISIKO GIZI KRITERIA
Absen (skor=0) Kebutuhan gizi normal
Ringan (skor=1) Fraktur, pasien kronik (sirosis hati, COPD, HD rutin, diabetes,
kanker)
Sedang (skor=2) Bedah mayor, stroke, pneumonia berat, kanker darah
Berat (skor=3) Cidera kepala, transplantasi sumsum, pasien ICU
KESIMPULAN
Skrining lanjut I Skrining lanjut II Usia >65 tahun TOTAL SKOR
SKOR 2 1 0 3
RISIKO MALNUTRISI/TIDAK RISIKO
5
FH.2.1.1 Pemesanan Diet Diet TETP 1900 kkal
FH.2.1.2 Pengalaman diet Diet TETP
FH.2.1.3 Lingkungan makan -
FH.4.1 Pengetahuan tentang Sudah pernah konsultasi dengan ahli gizi,
makanan dan gizi mendapatkan data status gizi normal, tetapi
bersikeras ingin menurunkan berat badan
Kesimpulan :
Berdasarkan riwayat makanan pasiean Nn. ZC yakni kurang baik, karena
konsumsi lauk hewani dan nabati kurang beragam serta porsi makan belum sesuai
dengan anjuran gizi seimbang. Pemesanan diet yang dijalani pasien Nn. ZC yakni
diet TETP 1900 kkal dengan riwayat pengalaman diet TETP. Data lingkungan makan
tidak diketahui datanya. Pasien pernah konsultasi dengan mendapatkan ststus gizi
normal terkait pengetahuan tentang makanan serta gizi.
SQFFQ :
Energi (kkal) Protein Lemak KH Na
(gram) (gram) (gram) (mg)
Asupan Oral 574,3 38,4 23,5 57,9 -
Kesimpulan :
Berdasarkan perhitungan SQFFQ pasien memiliki interpretasi kurang pada
keseluruhan asupan baik energi, protein, lemak, dan karbohidrat.
6
Energi (kkal) Protein Lemak KH Na
(gram) (gram) (gram) (mg)
Asupan oral 490,081 19,9626 14,1375 71,2926 -
Kebutuhan 1918,8 72 42,64 311,76 -
% asupan 25,54% 27,72% 33,15% 22,86% -
Kategori Kurang Kurang Kurang Kurang -
Klasifikasi tingkat kecukupan energi, protein, lemak, dan karbohidrat sebagai berikut
(WNPG, 2004) :
d. Kurang : < 80%
e. Baik : 80 – 110%
f. Lebih : > 110%
Kesimpulan :
Berdasarkan hasil recall 24 jam pasien Nn. ZC yakni kurang baik dari asupan energi,
protein, lemak, dan karbohidrat. Hal ini berdasarkan recall asupan oral dibandingkan
dengan kebutuhan pasien saat dirawat di rumah sakit.
7
Karbohidrat = 1247,04 kkal : 4 = 311,76 gram
CS.3.1 Estimasi Holiday Segar
Kebutuhan = 10 kg pertama × 1000 ml/kgBB
Cairan = 10 kg kedua × 500 ml/kgBB
= 28 kg × 20 ml/kgBB
= 2060 ml
CS.5.1.1 Rekomendas BBI = (TB-100) × 90%
i BB/ IMT/ = (170-100) × 90%
pertumbuhan = 70 × 90%
= 63 kg
BB adj = {(BBA – BBI) x 0,25} + BBI --> bila obesitas
Pasian Nn. ZC tidak mengalami obesitas
E. Antropometri (AD.1.1)
Kode IDNT Jenis Data Keterangan
AD.1.1.1 Tinggi Badan 170 cm
AD 1.1.2 Berat Badan 48 kg
AD 1.1.4 Perubahan Berat Badan Penurunan berat badan 12 kg dalam 3 bulan
terakhir
AD.1.1.5 IMT 16,60 kg/m2 → Berat badan kurang
(underweight)
LILA -
Perhitungan :
BB 48
IMT = 2 = = 16,60 kg/m2
( TB ) ( 1,70 )2
Klasifikasi IMT berdasarkan WHO Western Pasific Region, 2000 :
Klasifikasi IMT
Berat badan kurang (underweight) < 18,5
Berat badan normal 18,5 – 22,9
Kelebihan berat badan (overweight) 23 – 24,9
dengan risiko
Obesitas I 25 – 29,9
Obesitas II ≥ 30
Kesimpulan :
8
Berdasarkan data antropometri pasien Nn. ZC memiliki berat badan aktual 48 kg
dengan tinggi badan 170 cm, diketahui penurunan berat badan selama 3 bulan terakhir
12 kg. Berdasarkan perhitungan IMT diperoleh bahwa Nn. ZC memiliki IMT berat badan
kurang (underweight).
G. Biokimia (BD)
Tanggal :
Kode
Data Biokimia Hasil Nilai Rujukan Ket.
IDNT
BD.1.10.1 Hemoglobin 9,9 g/dl 12,0-14,0 g/dl Rendah
BD.1.11.1 Albumin 2,9 g/dl 3,5-5,9 g/dl Rendah
BD.1.10.2 Hematokrit 28% 40-50% Rendah
Trombosit 70 rb/uL 150-400×103/uL Rendah
9
Eritrosit 4jt/uL 4,0-5,0 juta/uL Normal
BD.1.4.6 Bilirubin 1,68 mg/dl 0,25-1,0 mg/dl Tinggi
BD.1.2.5 Na 120 mmol/l 135-145 mmol/l Rendah
BD.1.2.7 K darah 2 mmol/l 3,5-5,0 mmol/l Rendah
Ca Ion 1,01 mmol/l 2,2-2,6 mmol/l Rendah
Kesimpulan :
Berdasarkan hasil pemeriksaan biokimia pasien Nn. ZC didapatkan bahwa kadar
hemoglobin, trombosit, albumin, hematokrit, Na, K darah, dan Ca Ion rendah.
Sedangkan kadar bilirubin tinggi.
Kesimpulan :
10
Terapi medis yang diberikan kepada pasien berfungsi untuk menurunkan demam dan
mengatasi keseimbangan cairan dalam tubuh. Penggunaan obat harus menghindari
interaksi obat dan makanan yang dapat menurunkan absorbsi obat.
I. Diagnosis Gizi
1. Domain Intake
NI – 2.1 Asupan oral inadekuat berkaitan dengan pasien mengalami mual, muntah
dan stomatitis ditunjukkan dengan hasil recall 24 jam pasien yakni kurang dengan
persen asupan energi 25,54%, protein 27,72%, lemak 33,15%, dan karbohidrat
22,86%.
DIAGNOSIS GIZI INTERVENSI
P NI – 2.1 Asupan oral inadekuat Pemberian makan secara bertahap
E Pasien mengalami mual, muntah, ND.1.2.1 Modifikasi/pemberian bentuk
dan stomatitis makanan, bentuk makanan saring
Pemberian makan tapi sering
S Hasil recall 24 jam pasien yakni Asupan dan daya terima pasien
kurang dengan persen asupan membaik secara bertahap hingga
energi 25,54%, protein 27,72%, minimal 50% kebutuhan terpenuhi.
lemak 33,15%, dan karbohidrat
22,86%
2. Domain Klinik
NC – 2.2 Perubahan nilai laboratorium terkait dengan zat gizi khusus berupa
(protein, zat besi, vit b12 dan vit c) berkaitan dengan diagnosis medis anoreksia
nervosa ditunjukkan dengan nilai pemeriksaan biokimia pada hemoglobin rendah
yakni 9,9 g/dL dan hematokrit rendah yakni 28%
DIAGNOSIS GIZI INTERVENSI
P NC – 2.2 Perubahan nilai Membantu mengontrol kadar hemoglobin
laboratorium dan eritrosit pasien.
E Diagnosis medis anoreksia ND.1.2.3 Modifikasi/pemberian protein,
nervosa protein ditingkatkan.
11
Hematokrit = 40-50%
3. Domain Behavior
Ketidakpatuhan diet
NB – 1.5 Gangguan pola makan berkaitan dengan merasa tidak percaya diri dengan
berat badannya ditunjukkan dengan konsumsi makanan hanya seperempat dari
biasanya dan olahraga berat (gym) menjalani puasa seharian penuh secara selang-
seling selama 3 bulan terakhir dengan pola makan jika tidak puasa yaitu 2x/hari
DIAGNOSIS GIZI INTERVENSI
P NB – 1.5 Gangguan pola makan
E Merasa tidak percaya diri dengan E.1 Tujuan Edukasi, untuk memperbaiki
berat badannya, pola makan pasien
S Konsumsi makanan hanya
seperempat dari biasanya dan
olahraga berat (gym), menjalani
puasa seharian penuh secara
selang-seling selama 3 bulan
terakhir dengan pola makan jika
tidak puasa yaitu 2x/hari –-
penurunan bb/IMT Kurang
J. Intervensi Gizi
1. Tujuan
12
a. Menyeimbangkan asupan gizi pasien dengan memberikan makanan dalam
bentuk lunak dan pemberian energi disesuaikan dengan kondisi dan daya
terima pasien.
b. Mencegah penurunan berat badan / meningkatkan berat badan sesuai
dengan kondisi pasien
c. Membantu mengontrol kadar hemoglobin dan hematokrit pada pasien.
2. Preskripsi Diet
Pemberian Makanan dan Selingan (ND.1)
a. ND.1.1 : Jenis DIIT : Diet TETP 1900 kkal
b. ND.1.2.1 : Bentuk Makanan : Lunak--saring
c. ND.1.5 : Route : Oral
d. ND.1.3 : Jadwal/Frekuensi Pemberian : 3 kali makanan utama dengan
3 kali makanan selingan
e. Energi : 1918,8 kkal (1818,8 kkal melalui asupan oral dan 55 kkal
melalui infused dextrose 5% 500 ml)
f. Protein : 72 gram (1,5gr/kg BB. Atau 15% dari kebutuhan energi total)
g. Lemak : 42,64 gram (20% dari kebutuhan energi total)
h. Karbohidrat : 311,76 gram (65% dari kebutuhan energi total – 284,26 gram
melalui asupan oral dan 27,5 gram melalui infused dextrose
5% 500 ml)
i. Cairan : 2060 ml
13
Perencanaan Menu dengan Kebutuhan (Planning)
Jenis Diet : Diet Tinggi Energi Tinggi Protein
Energi Protein Lemak KH Na
(kcal) (g) (g) (g) (mg)
Perencanaan Menu 1899,2 72,35 41,25 322,05 -
Kebutuhan (Planning) 1918,8 72 42,64 311,76 -
% Standar /Kebutuhan 98,98% 100,49% 96,74% 103,30% -
Kesimpulan :
Berdasarkan perencanaan menu dengan asupan kebutuhan dapat diketahui bahwa
asupan energi, protein, lemak, karbohidrat, dan serat yakni baik, sudah melebihi 80%
kebutuhan asupan dalam sehari dengan toleransi ± 5%.
4. Rekomendasi Diet
Waktu Golongan Bahan
Standar Diet RS Rekomendasi
Makan Makanan
Diisi dengan
standar diet dari
buku dulu
Makan Pagi Makanan Pokok (MP) MP = 1 porsi = 50 gram
Lauk Hewani (LH) LH = 1 porsi = 100 gram
Lauk Nabati (LN) LN = 1 porsi = 50 gam
Sayur (S) S = 1 porsi = 100 gram
Buah (B) B = 1 porsi = 100 gram
Selingan MP = 1 porsi = 20 gram
pagi B = 1 porsi = 50 gram
Makan MP = 1 porsi = 50 gram
Siang LH = 1 porsi = 50 gram
LN = 1 porsi = 25 gam
S = 1 porsi = 100 gram
B = 1 porsi = 150 gram
Selingan MP = 1 porsi = 100 gram
sore
Makan MP = 1 porsi = 50 gram
malam LH = 1 porsi = 80 gram
LN = 1 porsi = 50 gram
14
S = 1 porsi = 100 gram
B = 1 porsi = 150 gram
Selingan LH = 1 porsi = 20 gram
malam B = 1 porsi = 40 gram
Nilai Gizi Energi : kkal Energi : 1899,2 kkal
Protein : gram Protein :72,35 gram
Lemak : gram Lemak : 41,25 gram
Karbohidrat : Karbohidrat : 322,05 gram
gram
b. Preskripsi
1) Sasaran : Pasien dan keluarga.
2) Tempat : Kamar rawat inap pasien.
3) Waktu : 30 menit.
4) Permasalahan gizi : Pengetahuan yang kurang mengenai makanan dan gizi
5) Metode : Konseling gizi dengan sesi tanya jawab.
6) Media : leaflet diet TETP 1900 kkal, daftar penukar bahan makanan dan buku
makanan beserta contoh makanan diet.
7) Materi : masalah sesuai tujuan
a) Tujuan diet yakni :
i. Diet tinggi energi untuk meningkatkan berat badan pasien disesuaikan
status gizi dan kondisi pasien dengan peningkatan asupan konsumsi
makan secara bertahap.
ii. Mencegah penurunan berat badan / meningkatkan berat badan sesuai
dengan kondisi pasien
iii. Diet tinggi protein bertujuan menstabilkan kadar hemoglobin dan
hemotokrit pada pasien
15
b) Pemilihan bahan makanan yang dianjurkan untuk diet yang sedang
dijalani.
c) Pemberian contoh bahan makanan yang dihindari untuk diet yang sedang
dijalani.
d) Pemberian contoh menu sehari terkait diet yang dijalani.
e) Pentingnya peran keluarga pada pasien dalam menjalani diet.
K. Kolaborasi (RC)----dikolaborasi
No Tenaga Kesehatan Koordinasi
Memberikan rencana asuhan gizi terhadap
pasien sebagai proses penyembuhan,
Menyusun rencana terapi gizi, monitoring
asupan zat gizi, cairan, dan status gizi.
1 Ahli gizi --bernegosiasi dengan dokter terkait porsi
atau asupan makanan, menjelaskan alasan
rencana terapi gizi dengan dokter atau
perawat= ahli gizi memberikan 50% asupan
kebutuhan dengan alasan….
2 Perawat Berkoordinasi dengan ahli gizi mengenai
keadaan pasien—gumoh dan data vital sign
pasien berupa suhu, respirasi, tekanan
darah, nadi, waktu pemberian makan, waktu
16
pemberian obat, dan mengenai pemberian
infused.
Diagnosa medis penyakit pasien terkait
patologi penyakit dan bekerja sama dengan
3 Dokter
ahli gizi agar memudahkan proses
penyembuhan.
Diagnosa pasoen lebih lanjut dan
melakukan kerja sama dengan ahli gizi
4 Dokter spesialis
terkait asupan konsumsi yang diberikan
untuk memudahkan proses penyembuhan.
Meminta persetujuan keluarga pasien untuk
melakukan intervensi selama perawatan,
menanyakan kondisi pasien setiap hari,
pemberian konseling dan edukasi terkait
5 Pasien dan keluarga pasien
gizi.
Memberikan makan pelan-pelan(porsi kecil
tapi sering), tidak membawa makanan dari
luar
Menyimpan rekam medik dan menanyakan
6 Perawat ruangan
perkembangan pasien.
Pemeriksaan biokimia pasien agar tetap
dalam keadaan normal dan bekerja sama
7 Analis kesehatan
untuk makanan yang dapat menormalkan
nilai biokimia.
Pemberian obat sesuai dengan diagnosa
8 Farmasi penyakit pasien dan bekerja sama dengan
ahli gizi terkait interaksi obat dan makanan.
Melihat ketepatan jenis diet dan
mengonfirmasi terkait jadwal makan.---
9 Pramusaji
memberikan makan sesuai jadwalnya
jangan terlambat,
L. Rencana Monitoring
Waktu
Anamnesis Hal Yang diukur Evaluasi/Target
Pengukuran
Antropometri Berat badan Setiap hari Meningkatkan berat badan
17
sesuai dengan keadaan
pasien / mempertahankan /
mencegah penurunan berat
badan pada pasein
Hemoglobin Waktu paruh
60 hari. Mendekati normal 12,0-
Sebelum dan 14,0 g/dl
sesudah
Albumin 3,5-5,9 g/dl
Hematokrit 40-50%
Biokimia
Trombosit 150-400×103/uL
Pengukuran
Eritrosit 4,0-5,0 juta/uL
dilakukan
Bilirubin 0,25-1,0 mg/dl
setiap hari
Na 135-145 mmol/l
K darah 3,5-5,0 mmol/l
Ca Ion 2,2-2,6 mmol/l
Vital Sign
rambut rontok, ubun-ubun besar datar, mata cekung, konjungtiva
anemis, sklera ikterik, asianosis
Nadi 80-100x/menit
Respirasi 20-30x/menit
Klinis/fisik
Suhu Setiap hari 36-37˚C
Tekanan darah 120/80 mmHg
Keadaan umum Composmentis
Mual, muntah Frekuensi berkurang
Stomatitis Tidak mengalami stomatitis
Asupan makan dan daya
Asupan Makan dan
terima minimal 50%.
daya terima terkait zat
peningkatan asupan
gizi energi,
Dietary Setiap hari makanan dan daya terima
protein,
secara bertahap
lemak,
disesuaikan dengan kondisi
dan karbohidrat
pasien.
Memenuhi cairan yang
Cairan Asupan cairan Setiap hari dibutuhkan tubuh pada
batas daya terima 80-110%
18
19
1