OLEH :
KELOMPOK
ISTIQOMAH (181341114)
JIHAAN SHOOFIYAH (181341115)
MONICA ANJANI (181341120)
RAGA DIRGANTARA ANUGRAH (181341125)
OLEH :
KELOMPOK
ISTIQOMAH (181341114)
JIHAAN SHOOFIYAH (181341115)
MONICA ANJANI (181341120)
RAGA DIRGANTARA ANUGRAH (181341125)
Disetujui di :
Pada tanggal :
Mengetahui,
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................ii
KATA PENGANTAR........................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................4
B. Rumusan Masalah...................................................................................4
C. Tujuan.....................................................................................................4
D. Manfaat...................................................................................................4
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................69
LAMPIRAN........................................................................................................72
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji bagi ALLAH SWT atas segala rahmat dan hidayah yang tiada
henti diberikan pada hamba-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan pelaporan Praktik
Belajar Lapangan “Perencanaan Program Gizi di kabupaten Bangka Barat 2020”. Laporan ini
disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan program Diploma III Jurusan
Gizi di Potekkes Kemenkes Pangkalpinang.
Pada kesempatan ini penyusun ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Drg. Harindra, MKM selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang.
2. Ibu Ori Pertami Enardi, S.Gz., MPH selaku Kepala Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes
Pangkalpinang.
3. Bapak Eri Virmando S.Gz. M.Gz selaku pembimbing lapangan Muntok (Air belo dan
Muntok), Bapak Sutyawan, S.Gz, M.Si selaku pembimbing lapangan Kundi, dan Ibu Ade
Devriany, M.kes selaku pembimbing lapangan Rukam dan Mislak.
4. Teman-teman yang bersama-sama melakukan Praktik Belajar Lapangan dalam
merencanakan program gizi ini, terima kasih atas bantuan dan kerja samanya.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa penelitian ini jauh dari sempurna, untuk itu kami
mengharapkan masukan dan saran. Dengan laporan ini penulis berharap dapat memberikan
manfaat bagi ilmu pengetahuan dan yang memerlukan.
Kelompok 5
iv
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perubahan gizi pada lanjut usia merupakan salah satu masalah yang harus
dihadapi, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain perubahan pola
makan, faktor ekonomi keluarga, dan perubahan fisik yang dialami oleh lansia
itu sendiri. Penuaan yang terjadipun menyebabkan keterbatasan lansia untuk
mencerna makanan,oleh karena itu kita harus memperhatikan cara
pengolahan makanan untuk lansia. Pola makan sehat pada lansia sangat
menunjang kesehatannya. Pola makan yang tidak baik dapat menimbulkan
penyakit degeneratife. Hal ini disebabkan pemilihan jenis makanan yang
kurang tepat, jumlah yang tidak proporsional, dan ada bahan makanan yang
berbahaya bagi tubuh yang terdapat dalam makanan. Lansia termasuk dalam
kelompok rentan gizi, konsumsi nutrisi yang baik sebaiknya tidak hanya
dilakukan pada saat masa tua agar tidak menimbul kan beberapa penyakit
degeneratif. Pemenuhan kebutuhan gizi yang diberikan dengan baik dapat
membantu dalam proses beradaptasi atau penyesuaian diri dengan perubahan-
perubahan yang dialaminya, selain itu dapat menjaga kelangsungan
pergantian sel-sel tubuh sehingga dapat memperpanjang usia. Semua proses
pertumbuhan memerlukan zat gizi yang terkandung dalam makanan.
Kecukupan makanan sehat sangat penting bagi para lansia. Orang yang
berusia 70 tahun, kebutuhan gizinya sama dengan saat berusia 50 tahun,
namun nafsu makan mereka cenderung terus menurun, karena itu harus terus
diupayakan konsumsi makanan penuh gizi (Ketut Sudiantara, dkk 2015).
Konsumsi energi dan zat gizi yang tidak sesuai dengan anjuran akan
menimbulkan masalah gizi ganda pada lansia yang berdampak pada status
kesehatan lansia. Lansia merupakan salah satu kelompok yang rawan
menderita kekurangan gizi dan kelebihan gizi. Kekurangan gizi disebabkan
oleh penurunan selera makan, penurunan pada indra perasa. Sedangkan
kelebihan gizi disbabkan oleh perubahan gaya hidup (Ibrahim, 2012). Oleh
karena itu, kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui gambaran masalah gizi
serta penyebabnya di Kabupaten Bangka Barat secara langsung di kelompok
usia rawan, agar kita mengambil langkah yang tepat dalam perencanaan
program gizi untuk masyarakat.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
b. Bagi InstitusiKesehatan
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Gizi
Gizi mempunyai peranan besar untuk kesehatan optimal seorang
individu. Gizi yang cukup dan seimbang dibutuhkan untuk dapat melakukan
kegiatan dengan optimal tanpa mengalami kelelahan. Jika gizi tidak terpenuhi
secara cukup dan seimbang maka akan menganggu proses metabolisme dan
berakibat pada masalah gizi. Namun jika gizi diasup secara berlebihan akan
menimbulkan masalah kesehatan seperti peningkatan yang tidak normal pada
berat badan, tekanan darah, glukosa darah dan profil lipida darah (kolesterol,
trigliserida, LDL, HDL, VLDL).
Kecukupan gizi ibu di masa kehamilan banyak disorot sebab
berpengaruh sangat besar terhadap tumbuh-kembang anak. Masa kehamilan
merupakan salah satu masa kritis tumbuh- kembang manusia yang singkat
(window of opportunity); masa lainnya adalah masa sebelum konsepsi (calon
ibu, remaja putri), masa menyusui (ibu menyusui), dan masa bayi/anak 0—2
tahun. Pada ibu hamil, jika janin dalam kandungannya mengalami kekurangan
gizi, maka anaknya kelak pada usia dewasa akan berisiko lebih tinggi untuk
menderita penyakit degeneratif (diabetes, hipertensi, penyakit jantung, stroke)
dibandingkan dengan yang tidak mengalami kekurangan gizi.
B. BALITA
Anak balita adalah anak yang telah menginjak usia di atas satu tahun
atau usia anak di bawah lima tahun. Masa ini juga dapatdikelompokkan
dalam 2 kelompok besar yaitu anak usia 1−3 tahun (batita) dan anak
prasekolah (3−5 tahun). Saat usia 1–3 tahun (batita) kita sering menyebutnya
kelompok pasif dimana anak masih tergantung penuh kepada orang tua atau
orang lain yang mengasuhnya untuk melakukan kegiatan penting, seperti
mandi, buang air dan makan.
a. Masalah Gizi Pada Balita
2. Obesitas
4. Kurang vitaminA
5. Anemia
Masa balita adalah masa transisi terutama padausia 1 – 2 tahun dimana anak
akan mulai memakan makanan yang padat dan menerima rasa sertatekstur
makanan yang baru.
Kebutuhan nutrisi pada balita sebenarnya juga dipengaruhi oleh usia,
besar tubuh, dan tingkat aktivitas yang dilakukannya.
1) Energi : biasanya balita membutuhkan sekitar 1.000 samapi 1.400 kalori
perhari.
4) Vitamin C dan D.
C. REMAJA
1) Gangguan Makan
Ada dua macam gangguan makan yang biasa terjadi pada remaja yaitu
bulimia nervosa dan anoreksia. Kedua gangguan ini biasanya terjadi karena obsesi
untuk membentuk tubuh angsing dengan cara menguruskan badan
2) Obesitas
Aktif berolah raga dan melakukan pengaturan makan adalah cara untuk
menurunkan berat badan. Diet tinggi serat sangat sesuai untuk para remaja yang
sedang melakukan penurunan berat badan. Pada umumnya makanan yang serat
tinggi mengandung sedikit energi,dengan demikian dapat membantu menurunkan
berat badan, di samping itu serat dapat menimbulkan rasa kenyang sehingga dapat
menghindari ngemil.
3) Kurang Energi Kronis
Anemia karena kurang zat besi adalah masalah yang paling umum
dijumpai terutama pada perempuan. Zat besi diperlukan untuk membentuk sel-sel
darah merah, dikonversi menjadi hemoglobin, beredar ke seluruh jaringan tubuh,
berfungsi sebagai pembawa oksigen. Diperlukan bahan makanan yang berkualitas
tinggi. Seperti pada daging, hati, ikan, ayam, selain itu bahan makanan yang tinggi
vitamin C membantu penyerapan zat besi.
1) Aktivitas fisik.
2) Lingkungan.
3) Pengobatan.
6) Stres.
1) Membantu konsentrasibelajar.
2) Beraktivitas.
3) Bersosialisasi.
4) Untuk kesempurnaanfisik
6) Tercapainya bentukdewasa.
Jumlah kebutuhan zat gizi untuk masa remaja ini ditetapkan dalam
Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi (2013), untuk anak laki-laki usia 13-15
th dengan berat badan 46 kg, tinggi badan 158 cm dan usia 16 – 18 th dengan
berat badan 56 kg dan tinggi 165 cm,sementara untuk perempuan usia 13 – 15 th
dengan berat 46 kg, tinggi badan 155 cm dan usia 16 – 18 th dengan berat badan
50 kg dan tinggi 158cm.
1) Energi
2) Karbohidrat
Kebutuhan protein bagi remaja masih cukup tinggi karena proses pertumbuhan cepat
sedang terjadi. Anjuran kebutuhan protein pada kelompok remaja laki-laki
adalah 66 – 72 g/hr, sedang untuk remaja perempuan 59 - 69 g/hari atau 14 -
16% dari kalori total.
4) Lemak
Lemak merupakan sumber energi yang dapat di simpan di dalam tubuh sebagai
cadangan energi.
5) Serat
Pada manusia usia remaja serat di perlukan untuk memungkinkan proses buang air
besar menjadi teratur dan menghindari penyakit. Serat dapat memberi rasa kenyang
pada waktu lama.
6) Mineral
7) Vitamin
Vitamin dibutuhkan untuk mengatur berbagai proses metabolisme dalam
tubuh, mempertahankan fungsi berbagai jaringan serta mempengaruhi dalam
pembentukan sel-selbaru :
1) Vitamin A : 600mg/org/hr
2) Vitamin B1 : 1,0-1,2mg/hr
3) Vitamin B6 : 2,0-2,2mg/org/hr
5) Vitamin C : 60 – 75mg/hr
6) Vitamin D : 15mcg/hr
7) Vitamin E 11 - 15mg/org/hr
d. Prinsip Pemberian Makanan Remaja
Menjaga nafsu makan relatif lebih baik daripada balita, Mulai tidak bergantung
pada orang tua sehingga pengetahuan gizi sangat diperlukan, makanan yang kaya akan
nutrisi sangat mempengaruhi tumbuh kembang otak dan organ-organ lain yang
dibutuhkan untuk mencapai hasil yang optimal, untuk itu keluarga adalah pihak pertama
yang harus memperhatikan asupan gizinya.
D. IBU HAMIL
Konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya hamil normal 280 hari (40 minggu / 9
bulan 7 hari) di hitung dari triwulan/ trimester pertama dimulai dari konsepsi sampai 3
bulan, 11 trimester/ trimester ke-2 dari bulan ke- 4 sampai 6 bulan, triwulan/ trimester
ke- 3 dari bulan ke-7 sampai ke-9 (Agustin, 2012: 12).
5) Tekanan darah Normal (Sistol < 120 mmHg dan Diastol < 80mmHg).
7) Protein urinenegatif.
1. Gizi Kurang
Timbulnya KEK pada ibu hamil disebabkan karena dalam jangka waktu
yang lama asupan energi (karbohidrat dan lemak) tidak mencukupi kebutuhan
tubuh. Penapisan ibu hamil risiko KEK dilakukan dengan pengukuran Lingkar
Lengan Atas (LiLA). Apabila LiLA < 23,5 cm maka ibu hamil berisiko KEK.
Untuk memastikan KEK pada ibu hamil digunakan Indeks Massa Tubuh (IMT)
pada Trimester I. Jika IMT pada Trimester I < 18,5 maka ibu hamil didiagnosa
KEK. Apabila IMT trimester I tidak diketahui karena ibu hamil melakukan ANC di
Trimester II atau III, serta diketahui data BB dan TB sebelum hamil
(3.) Risiko bayi lahir dengan kelainan kongenital (Defect Neural Tube, bibir
sumbing, celah langit- langitdll)
(4.) Risiko bayi lahir stunting sehingga meningkatkan risiko terjadinya penyakit
tidak menular (PTM) pada usia dewasa seperti Diabetes Melitus, Hipertensi,
JantungKoroner.
(5.) Gangguan Pertumbuhan dan perkembangan sel otak yang akan berpengaruh
pada kecerdasan anak
b) Anemia
(1.) Makanan yang dikonsumsi kurang mengandung protein, zat besi, vitamin B12
dan asam folat.
(2.) Meningkatnya kebutuhan tubuh selama hamil akan zat-zat gizi karena
perubahan fisiologis ibu hamil dan pertumbuhan serta perkembangan janin.
(3.) Meningkatnya pengeluaran zat besi dari tubuh karena perdarahan akut dan
kronis. Perdarahan akut dapat disebabkan misalnya kecelakaan. Perdarahan
kronis, yaitu pendarahan yang berlangsung lama karena infeksi penyakit,
kecacingan, dan malaria.
(4.) Ibu hamil KEK (kurang energi kronik). (5.) Jarak persalinan terlalu dekat.
Bila kebutuhan energi perempuan sebelum hamil sekitar 1.900 kkal/hari untuk
usia 19—29 tahun dan 1.800 kkal untuk usia 30—49 tahun, maka kebutuhan ini
akan bertambah sekitar 180 kkal/hari pada trimester I dan 300 kkal/hari pada
trimester II dan III. Demikian juga dengan kebutuhan protein, lemak, vitamin dan
mineral, akan meningkat selama kehamilan.
Mencegah terjadinya beban ganda masalah gizi (kurus dan pendek karena
kekurangan gizi atau kegemukan karena kelebihan gizi) yang dapat berdampak
buruk pada kesehatan dan kualitas hidup.
1 Variasi Makanan
Prinsip PGS (Pedoman Gizi Seimbang), asupan zat gizi yang dibutuhkan ibu
hamil sebagaiberikut.
a) Karbohidrat
Karbohidrat adalah zat gizi makro yang meliputi gula, pati, dan serat. Gula dan
pati merupakan sumber energi berupa glukosa untuk sel-sel darah merah, otak,
system saraf pusat, plasenta, dan janin. Pemenuhan kebutuhan energi yang berasal
dari karbohidrat dianjurkan sebesar 50—60% dari total energi yang dibutuhkan.
b) Protein
Lemak merupakan zat gizi yang berperan meyakinkan pada perkembangan janin
dan pertumbuhan awal pascalahir.Asam lemak omega-3 DHA penting untuk
perkembangan dan fungsi saraf janin selama kehamilan. Konsumsi PUFA selama
kehamilan memengaruhi transfer PUFA ke plasenta dan ASI. Kebutuhan energi yang
berasal dari lemak saat hamil sebaiknya tidak lebih dari 25% dari kebutuhan energi total
per hari. Selain memperhatikan proporsi energi yang berasal dari lemak, penting juga
memerhatikan proporsi asam lemaknya. Misalnya, proporsi asam lemak jenuh (lemak
hewani) adalah 8% dari kebutuhan energi total, sedangkan sisanya (12%) berasal dari
asam lemak tak jenuh. Perbandingan kandungan asam lemak omega 6 dan omega 3 ,
EPA, dan DHA sebaiknya lebih banyak.
Asam linoleat banyak terdapat pada minyak kedelai, minyak jagung, minyak
bunga matahari, minyak biji kapas. DHA dan ALA banyak terdapat dalam minyak ikan
(ikan laut seperti lemuru, tuna, salmon), selain juga terdapat dalam sayuran berdaun
hijau tua seperti bayam dan brokoli, minyak kanola, biji labu kuning, dan minyak
flaxseed. Kebutuhan minyak dalam pedoman gizi seimbang dinyatakan dalam 4 porsi,
di mana satu porsi minyak adalah 5 gram.
b) Vitamin danMineral
c) Air
Ibu hamil disarankan untuk menambah asupan cairannya sebanyak 500 ml/hari
darikebutuhan orang dewasa umumnya minimal 2 liter/hari atau setara 8 gelas/hari.
Kebutuhan pada ibu hamil lebih banyak lagi karena perlu memperhitungkan kebutuhan
janin dan metabolisme yang lebih tinggi menjadi 10—13 gelas/hari.
a) Zat Besi
Kekurangan zat besi dapat mengganggu pembentukan sel darah merah, sehingga
terjadi penurunan hemoglobin. Dapa menyebabkan penurunan kadar oksigen di
jaringan. Akibatnya, jaringan tubuh Ibu hamil dan janin mengalami kekurangan oksigen,
sehingga menurunkan kemampuan kerja organ-organ tubuhnya. Akibat pada janin antara
lain bayi lahir dengan simpanan besi yang rendah sehingga berisiko menderita anemia,
mempunyaiberat badan lahir lebih rendah dari yang seharusnya.
b) Cukup tidur
c) Pemberian imunisasi.
2 Aktivitas Fisik
a) Jalan Santai
Ibu hamil disarankan banyak berjalan santai di pagi hari. Jalan santai
akan membuat tubuh bugar dan relaks.Jalan bisa dilakukan selama sekitar 30
menit, 2—3 kali per minggu.
b) Senam Hamil
Senam hamil sangat dianjurkan diikuti oleh ibu hamil. Olahraga ini
bermanfaat menjaga kelenturan sendi-sendi dan mempertahankan fleksibilitas.
Senam hamil juga akan memperkuat sistem otot, merangsang peredaran darah,
memperlancar proses persalinan, serta membuat perasaan tenang dan relaks
selamapersalinan
c) Berenang
Bila ibu hamilsudah lama tidak berenang, maka mulailah pelan-pelan dan
sebentar, misalnya hanya 5—10 menit pada kali pertama atau kedua berenang.
Bila ibu hamil merasa beratmelakukannya, bisa diganti dengan berendam atau
berjalan- jalan di dalam kolam air,karena ini pun akan menimbulkan perasaan
santai.
3 Pemantauan Berat Badan Sehat
Ketika hamil, kebutuhan zat gizi janin akan terus meningkat seiring
dengan pertumbuhannya di dalam rahim. Karena itu, BB ibu hamil seharusnya
terus mengalami kenaikan. Jika BB ibu hamil tidak mengalami kenaikan,
menandakan bahwa terjadi ketidakseimbangan antara asupan makanan dan
kebutuhan tubuh, yaitu asupan makanan lebih kecil dari kebutuhannya.
8 Cara Menghindarkan Penurunan Dan Kenaikan Lambat BB
Hal ini dapat dicoba dengan frekuensi makan lebih sering tetapi dalam
porsi yang sedikit, tidak menunggu sampai lapar, serta bentuk makanannya
kering dan tidak berkuah. Pastikan setiap suapan yang masuk ke mulut adalah
yang bergizi baik dan beraneka ragam.
a. Kondisi Khas Dan Permasalahan
1) Hiperemesis Gravidarum
Anemia adalah kondisi di mana kadar hemoglobin (Hb) ibu hamil berada
< 11 g/dl. Anemia sering terjadi pada ibu hamil karena kebutuhan zat besi yang
diperlukan untuk membentuk
hemoglobin tidak terpenuhi. Kebutuhan zat besi pada ibu hamil meningkat
sangat tajam, lebih kurang sebanyak 1.000 mg selama kehamilannya.
Meningkatnya kebutuhan zat besi pada ibu hamil disebabkan oleh meningkatnya
volume darah, pertambahan massa jaringan tubuh ibu dan pertumbuhan janin.
Ibu hamil sering kali mengalami sembelit. Hal ini disebabkan adanya
penurunan gerak peristaltik pada saluran cerna yang jadi lebih lambat dari
biasanya. Gerak usus melambat ini disebabkan oleh peningkatan kadar hormon
progesteron pada ibu hamil. Selain itu, konstipasi bisa terjadi karena pola makan
yang kurang baik, seperti rendahnya asupan makanan berserat, meningkatnya
makanan yang banyak mengandung lemak, dan kurang minum.
4) Diabetes Gestational
5) Hipertensi
E. IBUMENYUSUI
a. Pengertian
Menyusui merupakan cara normal memberikan bayi nutrisi yang mereka
butuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan. Hampir semua ibu dapat
menyusui, asalkan mereka memiliki informasi yang akurat, dan dukungan dari
keluarga mereka, sistem perawatan kesehatan dan masyarakat pada umumnya.
ASI eksklusif diberikan kepada bayi sejak dilahirkan selama enam bulan, tanpa
menambahkan dan atau mengganti dengan makanan atau minuman. Saran
pemberian ASI adalah 8-12 kali per hari. Saran memberikan ASI yaitu 10-15
menit setiap sisi payudara (20-30 menit secara kumulatif). (Kementerian Tenaga
Kerja dan Transmigrasi RI, 2012)
Lanjut usia adalah seseorang yang memiliki usia lebih dari atau sama
dengan 55 tahun. Lansia dapat juga diartikan sebagai menurunnya kemampuan
jaringan untuk memperbaiki diri dan mempertahankan struktur serta fungsi
normalnya. klasifikasi lansia adalah sebagai berikut :
1. Usia pertengahan (middle age), yaitu kelompok usia 45-54tahun.
5. Lansia sangat tua (very old), yaitu kelompok usia lebih dari 90tahun.
c. Kondisi Khas dan Permasalahannya
1) Organ Pengindera
Rambut menjadi beruban dan lebih cepat rontok, sedangkan kulit menjadi
keriput, kering, dan muncul bintik-bintik hitam (pigmentasi).
5) Jantung dan Pembuluh Darah
Menurunnya aktivitas fisik dan kebutuhan energi sering kali tidak disadari
lansia sehingga pola makannya tidak berubah, yang menjadi faktor utama
kegemukan padalansia.
2) Terlalu Kurus
Berkurang nafsu makan pada manula membuat makan lebih rendah dari yang
seharusnya sehingga mereka tampak kurus atau kurang gizi.
3) Anemia Gizi
Lansia sering sembelit (sulit BAB) karena berkurangnya aktivitas fisik, kurang
asupan serat, kurang minum, stres, dan sering mengonsumsi
obat-obatan tertentu.
5) Penyakit Degeneratif
Menurunnya fungsi dan kualitas jantung, pembuluh darah serta organ penting
lainnya (ginjal, hati, pankreas, lambung, otak) dapat menurunkan imunitas dan
meningkatkan oksidan (racun), yang akhirnya menimbulkan berbagai penyakit
atau gangguan metabolik, terutama hipertensi, hiperkolesterol, diabetes, asam
urat (gout), gangguan ginjal, dan kanker. Penurunan fungsi sistem saraf yang
berkaitan dengan daya ingat berisiko menimbulkan dimensia (cepatlupa).
6) Osteoporosis
1) Variasi Makanan
Lansia berisiko mengalami gout (tinggi asam urat). Oleh karena itu
berbagai makanan sumber purin tinggi perlu dibatasi. Contohnya, jeroan (usus,
hati, paru, ginjal, lidah, otak), ikan dan makananan hasil laut (seafood), jamur,
kacang-kacangan, daun melinjo, emping melinjo, kangkung, bayam, durian.
Ikan merupakan salah satu lauk yang baik bagi lansia karena
mengandung lemak dan kolesterol rendah serta mengandung protein dan
mineral tinggi yang mudah digunakan tubuh. Namun, bagi lansia yang berisiko
terkena gout, batasi konsumsi ikan laut dan seafood.
Buah dan sayuran merupakan sumber vitamin, mineral, dan serat alami.
Selain itu mengandung banyak zat bermanfaat alami (antioksidan dan
fitokimia), seperti karetonoid, polifenol (flavonoid, isoflavon), klorofil. Bila
gigi geligi sudah tidak memungkinkan mengonsumsi buah segar, bisa diganti
dengan jus buah segar tanpa penambahan gula. Dianjurkan makan buah dan
sayuran 5 porsi per hari.
1. Tempat Kegiatan
4) IbuMenyusui
1. Kuesioner
2. Microtoise
3. Infantometer
4. BabyScale
5. TimbanganJarum/Digital
7. FoodPhotograph
8. PitaLILA
9. Meteran
E. Definisi Operasion
Tabel 1
Definisi Operasional
1. Primer
Sumber data primer merupakan sumber data yang diperoleh oleh peneliti secara langsung. Data
primer data yang didapatkan melalui wawancara, observasi, quisioner dan pengukuran fisik.
2. Skunder
Sumber data skunder meupakan sumber data yang diperoleh peneliti dari sumber yang sudah
ada. Data skunder data yang didapatkan dari Riskesdas, profil kesehan babel.
G. Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan aplikasi komputer. Adapun langkah- langkah
untuk pengolahan data adalah sebagai berikut:
1. Pengumpulan data
Pada tahap ini data yang telah dikumpulkan kemudian dicek kelengkapan data dengan memeriksa
kelengkapan data dengan mengecek instrumen pengumpulan data apakah sudah lengkap atau masih ada
yang kurang. Pengecekan data dilakukan pada saatpenelitian agar mempermudah dalam
pengecekandata.
3. Pemberian kode (Coding)
Coding merupakan kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk bilangan atau angka.
Kegunaan dari coding adalah untuk mempermudah pada saat analisis data dan juga untuk mempercepat
pada saat entrydata.
4. Memasukan data (Entry)
Data yang sudah diberikan kode, selanjutnya dimasukan kedalam sistem pengolahan data yang ada pada
softwere computer.
1. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Tugang dan Desa Air Nyatoh
2. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Berang dan Desa Pangkal Beras
3. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Tugang , Desa Terentang, dan Desa Pangkal Beras
4. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Berang, Desa Air Nyatoh, dan Desa Peradong
B. Hasil
1. Ibu Hamil
Distribusi usia ibu hamil di Desa Mislak,Rukem,Kundi,Belo Laut,Menjelang di Kabupaten Bangka
Barat dapat dilihat di tabel 2
Tabel 2
Usia ibu hamil
Usia Responden %
n
16-18 2 8
19-29 14 56
30-39 6 24
40-45 3 12
Total 25 100
Sumber data primer 2020
Dari tabel 3 dapat diketahui bahwa usia ibu hamil yang banyak berkontribusi tertinggi 56% usia 19-29
tahun dan yang terendah 8% usia 16-18tahun,
Distribusi usia kehamilan ibu hamil di Desa Mislak,Rukem,Kundi,Belo Laut,dan Menjelang di Kabupten
Bangka Barat dapat dilihat di table 3
Tabel 3
Usia Kahmilan ibu
Distribusi status gizi ibu hamil di Desa Mislak,Rukem,Kundi,Belo Laut dan Menjelang di Kabupaten
Bangka Barat dapat di dilihat di tabel 4
Tabel 4
Status Gizi ibu hamil di desa Mislak,Rukem,Kundi ,Belo Laut dan Menjelang di Kabupaten Bangka
Barat
Status Gizi %
n
KEK 5 20
NORMAL 20 80
Total 25 100
Sumber data primer 2020
Berdasarkan tabel 4 diketahui jika nilai tertinggi yaitu sebesar 80% dengan status gizi ibu hamil normal
dan nilai terendah yaitu 20% dengan status gizi ibu hamil KEK
Distribusi pengetahuan ibu hamil tentang Gizi di Desa Mislak,Rukem,Kundi,Belo Laut, dan
Menjelang di Kabupaten Bangka Barat dapat dilihat di tabel 5
Tabel 5
Pengetahuan ibu hamil tentang Gizi di Desa Mislak,Rukem,Kundi,BeloLaut dan Menjelang di
Kabupateng Bangka Barat
Asupan Energi n %
KURANG 18 72
CUKUP 4 16
Pengetahuan Tentang izi n %
LEBIH 3 12
BAIK 10 40
Total 25 100
KURANG BAIK 15 60
Sumber data Total 25 100 primer 2020
Berdasarkan tabel 5 didapatkan bahwa nilai tertinggi sebesar 60% ibu Hamil dengan pengetahuan
tentang gizi kurang baik dan nilai terendah sebesar 40% ibu hamil dengan tingkat pengetahuan baik
Distribusi pemenuhan asupan zat gizi ibu hamil di Desa Mislak,Rukem,Kundi,Belo Laut dan Menjelang
di Kabupaten bangka Barat dapat di lihat di 40able6
Tabel 6
Pemenuhan Asupan Zat Gizi Ibu Hamil di Desa Mislak,Rukem,Kundi,Belo Laut danMenjelang di
Kabupaten Bangka Barat
Asupan Protein n %
KURANG 13 52
CUKUP 7 28
LEBIH 5 20
Total 25 100
Asupan Lemak % 41
n
KURANG 19 76
Usia Ibu Menyusui
CUKUP %
n5 20
LEBIH
19-29 141 4
56
Total
30-39 25
9 100
36
Asupan40-49
Karbohidrat 2n %
8
KURANG
Total 19
25 76
100
CUKUP 3 12
LEBIH 3 12
Total 25 100
Sumber data primer 2020
Berdasrkan tabel 6 didapatkan nilai tertinggi untuk asupan energi sebesar 72% dengan pemenuhan
asupan energi ibu hamil kurang dan nilai terendah 12% dengan pemenuhan asupan energi ibu hamil
lebih,untuk protein didapatkan nilai tertinggi sebesar 52% dengan pemenuhan asupan Protein ibu hamil
kurang dan nilai terendah 20% dengan pemenuhan asupan protein ibu hamil rendah,untuk lemak didapatkan
nilai tertinggi sebesar 76% dengan pemeuhan asupan lemak pada ibu hamil kurang nilai terendah
Usia Ibu Menyusui % sebesar 4%
n
pemenuhan 19-29 14 56 asupan lemak
pada ibu hamil 30-39 9 36 kurang, dan nilai
tertinggi untuk 40-49 2 8 karbohidrat
sebesar76% Total 25 100 dengan
pemenuhan asupan karbohidrat pada ibu hamil kurang dan nilai terendah sebesar 12% dengan
pemenuhan asupan karbohidrat pada ibu hamil berlebih
2. Ibu Menyusui
Distribusi usia ibu Menyusui di Desa Mislak,Rukem,Kundi,Belo Laut,Menjelang di Kabupaten Bangka
Barat dapat dilihat di tabel 7
Tabel 7
Distribusi usia ibu menyusui di Desa Mislak,Rukem,kundi,Belo Laut,dan Menjelang di Kabupaten
Bangka Barat
Berdasrkan Tabel 7 didapatkan nilai tertinggi sebesar 56% ibu menyusui dengan usia 19-29 tahun dan
nilai terendah 8% ibu menyusui dengan usia 40-49 tahun
42
Tabel 8
Status Gizi Ibu Menyusui di Desa Mislak,Rukem,Kundi,Belo Laut,dan Menjelang di Kabupaten
Bangka Barat
Distribusi Pengetahuan Asupan Zat Gizi Ibu Menyusui Mengenai Asupan Zat Gizi ibu selama
Menyusui di Desa Mislak,Rukem,Kundi,Belo Laut,dan Menjelang di Kabupaten Bangka Barat dapat
dilihat di Tabel 9
Tabel 9
Pengetahuan Asupan Zat Gizi Ibu Menyusui Mengenai Asupan Zat Gizi selama menyusui di desa
Mislak,Rukem,Kundi,Belo Laut,daMenjelang di Kabupaten Bangka Barat
Berdasarkan Tabel 9 didapatkan nilai tertinggi 100% ibu Menyusui dengan pengetahuan baik
Distribusi Pemenuhan Asupan Zat gizi Ibu menyusui di Desa Mislak, Rukam, Kundi, Belo
Laut, dan Kp. Menjelang Baru di Kabupaten Bangka Barat dapat dilihat di Tabel 10
Berdasarkan tabel 10.3 didapatkan nilai tertinggi 60% ibu menyusui dengan asupan lemak
kurang dan nilai terednah 16% ibu menyusui dengan asupan lemak lebih
Tabel 11
Usia bayi balita di Desa Mislak,Rukem,Kundi,Belo Laut,dan Menjelang
diKabupaten Bangka Barat
Berdasarkan Tabel 11 didapatkan nilai tertinggi 52% bayi balita dengan usia 12-36 bulan dan
nilai terendah 22% bayi balita dengan usia 37-59%
Distribusi Status Gizi Bayi balita di Desa Mislak, Rukem, Kundi, Belo Laut, dan Kp.
Menjelang Baru di Kabupaten Bangka Barat dapat dilihat di tabel 12.
Tabel 12.1
BB/TB
BB/TB n %
SANGAT KURUS 7 14
KURUS 7 14
NORMAL 33 66
GEMUK 3 6
Total 50 100
Sumber data primer 2020
Berdasarkan Tabel 12.1 didapatkan nilai tertinggi 66% bayi balita dengan BB/TB normal dan
nilai terendah 6% bayi balita dengan BB/TB gemuk
Tabel 12.2
BB/U
BB/U n %
GIZI BURUK 2 4
GIZI KURANG 13 26
GIZI BAIK 33 66
GIZI LEBIH 2 4
Total 50 100
Sumber data primer 2020
Berdasarkan tabel 12.2 didapatkan nilai tertinggi 66% bayi balita dengan BB/U Gizi baik dan
nilai terendah 4% bayi balita dengan BB/u Gizi buruk dan Gizi lebih
Tabel 12.3
TB/U
TB/U n %
SANGAT PENDEK 13 26
PENDEK 10 20
NORMAL 25 50
TINGGI 2 4
Total 50 100
Sumber data primer 2020
Berdasarkan Tabel 12.3 didapatkan nilai tertinggi 50% bayi balita dengan TB/U normal dan
nilai terendah 4% bayi balita dengan TB/U tinggi.
Distribusi Pendidikan Ayah Bayi balita di Desa Mislak, Rukam, Kundi, Belo Laut, dan Kp.
Menjelang Baru di Kabupaten Bangka Barat dapat dilihat di tabel 13.
Tabel 13
Pendidikan Ayah Bayi balita di Desa Mislak,Rukem,Kundi,Belo Laut, dan Menjelang di Kabupaten
Bangka Barat
Pendidikan Ayah n %
TIDAK TAMAT SD 1 2
SD 8 16
SMP 10 20
SMA 25 50
PT 6 12
Total 50 100
Sumber data primer 2020
Berdasarkan Tabel 13 didapatkan nilai tertinggi 50% bayi balita dengan Pendidikan ayah tamat
SMA dan nilai terendah 2% bayi balita dengan Pendidikan terakhir ayah tidak tamat SD
Distribusi Pendidikan Ayah Bayi balita di Desa Mislak, Rukam, Kundi, Belo Laut, dan Kp.
Menjelang Baru di Kabupaten Bangka Barat dapat dilihat di tabel 14.
Tabel 14
Pendidikan Ibu Bayi balita di Desa Mislak,Rukem,Kundi,Belo Laut, dan Menjelang di Kabupaten
Bangka Barat
Pendidikan Ibu n %
TIDAK TAMAT SD 2 4
SD 8 16
SMP 8 16
SMA 19 38
PT 13 26
Total 50 100
Sumber data primer 2020
Berdasarkan Tabel 14 didapatkan nilai tertinggi Pendidikan ibu sebesar 38% dengan Pendidikan
terakhir ibu SMA dan nilai terendah 4% bayi balita dengan Pendidikan terakhir ibu tidak SD
Distribusi Pekerjaan Ayah Bayi balita di Desa Mislak, Rukem, Kundi, Belo Laut, dan Kp.
Menjelang Baru di Kabupaten Bangka Barat dapat dilihat di tabel 15.
Tabel 15
Pekerjaan ayah Bayi balita di Desa Mislak,Rukem,Kundi,Belo Laut, dan Menjelang di Kabupaten
Bangka Barat
Pekerjaan Ayah n %
TIDAK BEKERJA 1 2.0
PNS/TNI/POLRI 5 10.0
PETANI 13 26.0
WIRASWASTA 12 24.0
SWASTA 19 38.0
Total 50 100.0
Sumber data primer 2020
Berdasarkan Tabel 15 didapatkan pekerjaan ayah bayi balita tertinggi 38% bayi balita dengan
pekerjaan ayah wiraswasta dan nilai terendah 2% bayi balita dengan ayah yang tidak bekerja.
Distribusi Pekerjaan ibu Bayi balita di Desa Mislak, Rukam, Kundi, Belo Laut, dan Kp.
Menjelang Baru di Kabupaten Bangka Barat dapat dilihat di tabel 16.
Tabel 16
Pekerjaan ibu Bayi balita di Desa Mislak,Rukem,Kundi,Belo Laut, dan Menjelang di Kabupaten
Bangka Barat
Pekerjaan Ibu n %
PNS/TNI/POLRI 2 4
WIRASWASTA 1 2
SWASTA 2 4
IRT 45 90
Total 50 100.0
Sumber datat primer 2020
Berdasarkan Tabel 16 pekerjaan ibu bayi balita didapatkan nilai tertinggi 90% bayi balita
dengan ibu yang bekerja sebagai IRT dan nilai terendah 2% bayi balita dengan ibu yang bekerja
sebagai wiraswasta.
Distribusi Pemberian kolostrum pada Bayi balita di Desa Mislak, Rukam, Kundi, Belo Laut,
dan Kp. Menjelang Baru di Kabupaten Bangka Barat dapat dilihat di tabel 17.
Tabel 17
Pemberian kolostrum pada Bayi balita di Desa Mislak,Rukem,Kundi,Belo Laut, dan Menjelang di
Kabupaten Bangka Barat
Kolostrum n %
YA 46 92
TIDAK 4 8
Total 50 100
Sumber data primer 2020
Berdasarkan Tabel 17 pemberian kolostrum pada bayi didapatkan hasil tertinggi 92% bayi
diberikan kolostrum dan nilai terendah 8% bayi tidak diberikan kolostrum.
Distribusi Pemberian Asi eksklusif pada Bayi balita di Desa Mislak,Rukem,Kundi,Belo Laut,
dan Menjelang di Kabupaten Bangka Barat dapat dilihat di tabel 18.
Tabel 18
Pemberian Asi eksklusif pada Bayi balita di Desa Mislak,Rukem,Kundi,Belo Laut, dan Menjelang di
Kabupaten Bangka Barat
Asi Eksklusif n %
YA 37 74
TIDAK 13 26
Total 50 100
sumber data primer 2020
Berdasarkan Tabel 18 Pemberian Asi Eksklusif didapatkan hasil tertinggi 74% bayi balita
diberikan Asi Eksklusif dan nilai terendah 26% tidak diberikan Asi Eksklusif.
Distribusi Pemberian sarapan pagi pada Bayi balita di Desa Mislak,Rukem,Kundi,Belo Laut,
dan Menjelang di Kabupaten Bangka Barat dapat dilihat di tabel 19.
Tabel 19
Pemberian sarapan pagi pada Bayi balita di Desa Mislak, Rukem, Kundi,
Belo Laut, dan Menjelang di Kabupaten Bangka Barat
Sarapan Pagi n %
YA 42 84
TIDAK 8 16
Total 50 100
Sumber data primer 2020
Berdasarkan Tabel 19 pemberian sarapan pagi pada bayi balita didapatkan hasil tertinggi 84%
bayi balita di berikan sarapan pagi dan hasil terendah 16% tidak di berikan sarapan pagi.
Distribusi Pemberian sarapan pagi pada Bayi balita di Desa Mislak,Rukem,Kundi,Belo Laut, dan
Menjelang di Kabupaten Bangka Barat dapat dilihat di tabel 20.
Tabel 20
Pemberian sarapan pagi pada Bayi balita di Desa Mislak,Rukem,Kundi,
Belo Laut, dan Menjelang di Kabupaten Bangka Barat
Pola Asuh n %
BAIK 33 66
KURANG BAIK 17 34
Total 50 100
Sumber datat primer 2020
Berdasarkan Tabel 20 didapatkan hasil tertinggi 66% bayi balita dengan pola asuh yang baik
dan nilai terendah 34% bayi balita dengan polsa asuh kurang baik.
Distribusi Pemenuhan Asupan Zat Gizi Bayi balita di Desa Mislak,Rukem,Kundi,Belo Laut,
dan Menjelang di Kabupaten Bangka Barat dapat dilihat di tabel 21.
Tabel 21.1
Asupan Energi
Asupan Energi n %
KURANG 26 52
CUKUP 14 28
LEBIH 10 20
Total 50 100
Sumber data primer 2020
Berdasarkan Tabel 21.1 Asupan energi didapatkan hasil tertinggi 52% bayi balita dengan
asupan energi kurang dan nilai terendah 20% bayi balita dengan asupan energi lebih
Tabel 21.2
Asupan Protein
Asupan Protein n %
KURANG 7 14
CUKUP 10 20
LEBIH 33 66
Total 50 100
Sumber data primer 2020
Berdasarkan Tabel 21.2 didapatkan hasil tertinggi 66% bayi balita dengan Asupan Protein lebih dan
nilai terendah 14% bayi balita dengan asupun Protein kurang.
Tabel 21.3
Asupan Lemak
Asupan Lemak n %
KURANG 21 42.0
CUKUP 6 12.0
LEBIH 23 46.0
Total 50 100.0
Sumber data primer 2020
Berdasarkan Tabel 21.3 asupan lemak didapatkan nilai tertinggi 46% bayi balita dengan asupan
lemak lebih dan nilai terendah 12% bayi balita dengan asupan cukup
Tabel 21.4
Asupan Karbohidrat
Asupan Karbohidrat n %
KURANG 36 72
CUKUP 7 14
LEBIH 6 12
Total 49 98
Sumber datat primer 2020
Berdasarkan Tabel 21.4 asupan karbohidrat didapatkan nilai tertinggi 72% bayi balita dengan
asupan karbohidrat kurang dan nilai terendah 12% bayi balita dengan asupan karbohidrat lebih.
4. Remaja
Distribusi Usia Remaja di Desa Mislak,Rukam,Kundi,Belo Laut, dan Kp. Menjelang Baru di
Kabupaten Bangka Barat dapat dilihat di tabel 22.
Tabel 22
Usia Remaja di Desa Mislak,Rukam,Kundi,Belo Laut, dan
Kp. Menjelang Baru di Kabupaten Bangka Barat
Usia Remaja n %
11-19 remaja akhir 25 100
Sumber data primer 2020
Berdasarkan Tabel 22 didapatkan hasil tertinggi sebesar 100% remaja dengan usia 11-19tahun.
Distribusi Status Gizi Remaja di Desa Mislak,Rukam,Kundi,Belo Laut, dan Kp. Menjelang
Baru di Kabupaten Bangka Barat dapat dilihat di tabel 23.
Tabel 23
Status Gizi di Desa Mislak,Rukam,Kundi,Belo Laut, dan
Kp. Menjelang Baru di Kabupaten Bangka Barat
Status Gizi n %
SANGAT KURUS 2 8
KURUS 6 24
NORMAL 15 60
GEMUK 1 4
OBESITAS 1 4
Total 25 100
Sumber datat primer 2020
Berdasarkan Tabel 23 Status Gizi Remaja didapatkan hasil tertinggi sebesar 60% Remaja
dengan status gizi normal dan nilai terendah 4% Remaja dengan status gizi gemuk dan obesitas.
Distribusi Status Gizi Remaja di Desa Mislak,Rukam,Kundi,Belo Laut, dan Kp. Menjelang
Baru di Kabupaten Bangka Barat dapat dilihat di tabel 24.
Tabel 24
Pengetahuan Anemia Remaja di Desa Mislak,Rukam,Kundi,Belo Laut,
dan Kp. Menjelang Baru di Kabupaten Bangka Barat
Pengetahuan Anemia n %
BAIK 17 68
KURANG BAIK 8 32
Total 25 100
Sumber data primer 2020
Berdasarkan tabel 24 pengetahuan Anemia Remaja didapatkan hasil tertinggi sebesar 68%
remaja tahu dengan anemi dengan baik dan nilai terendah 32% remaja tahu anemia dengan kurang
baik
Distribusi Status Anemia Remaja di Desa Mislak,Rukam,Kundi,Belo Laut, dan Kp. Menjelang
Baru di Kabupaten Bangka Barat dapat dilihat di tabel 25.
Tabel 25
Status Anemia Remaja di Desa Mislak,Rukam,Kundi,Belo Laut,
dan Kp. Menjelang Baru di Kabupaten Bangka Barat
Status Anemia n %
YA 13 52
TIDAK 12 48
Total 25 100.
Sumber data primer 2020
Berdasarkan Tabel 25 status Anemia Remaja didapatkan hasil tertinggi 52% remaja dengan
status anemia mengalami anemia dan nilai terendah 48% remaja dengan status anemia tidak
mengalami anemia
Tabel 26
sarapan pagi Remaja di Desa Mislak,Rukam,Kundi,Belo Laut, dan
Kp. Menjelang Baru di Kabupaten Bangka Barat
Sarapan Pagi n %
YA 18 72
TIDAK 7 28
Total 25 100
Sumber data primer 2020
Berdasarkan Tabel 26 Sarapan pagi Remaja didapatkan hasil tertinggi 72% remaja dengan
sarapan pagi dan nilai terendah 28% remaja dengan tidak sarapan pagi.
Distribusi Pengetahuan Zat Gizi Remaja di Desa Mislak,Rukam,Kundi,Belo Laut, dan
Menjelang di Kabupaten Bangka Barat dapat dilihat di tabel 27.
Tabel 27.
Pengetahuan Zat Gizi Remaja di Desa Mislak,Rukam,Kundi,Belo Laut,
dan Kp. Menjelang Baru di Kabupaten Bangka Barat
Tabel 28
Pengetahuan Aktivitas Fisik Remaja di Desa Mislak,Rukam,Kundi,
Belo Laut, dan Kp. Menjelang Baru di Kabupaten Bangka Barat
Berdasarkan Tabel 28 Aktivitas Fisik Remaja didapatkan hasil tertinggi 56% remaja tidak
melakukan aktivitas fisik dan nilai terendah 44% remaja melalukan aktivitas fisik
Distribusi Pemenuhan Asupan Zat Gizi Remaja di Desa Mislak,Rukam,Kundi,Belo Laut, dan
Kp. Menjelang Baru di Kabupaten Bangka Barat dapat dilihat di tabel 29.
Tabel 29
Pemenuhan Asupan Zat Gizi Remaja di Desa Mislak, Rukam, Kundi,
Belo Laut, dan Kp. Menjelang Baru di Kabupaten Bangka Barat
Tabel 29.1
Asupan Energi
Asupan Energi n %
KURANG 18 72
CUKUP 2 8
LEBIH 5 20
Total 25 100
Sumber data primer 2020
Berdasarkan Tabel 29.1 Asupan Energi remaja di dapatkan nilai tertinggi sebesar 72% Remaja
dengan Asupan Kurang dan nilai terendah 8% remaja dengan Asupan energi cukup.
Tabel 29.2
Asupan Protein
Asupan Protein n %
KURANG 15 60
CUKUP 6 24
LEBIH 4 16
Total 25 100
Sumber data primer 2020
Berdasrkan tabel 29.2Asupan Protein Remaja didapatkan Hasil tertinggi sebesar 60% remaja
dengan asupan kurang dan hasil terendah 16% remaja dengan asupan protein lebih.
Tabel 29.3
Asupan Lemak
Asupan Lemak n %
KURANG 15 60
CUKUP 9 36
LEBIH 1 4
Total 25 100
Sumber datat primer 2020
Berdasarkan Tabel 29.2Asupan Lemak Remaja didapatkan hasil sebesar 60% remaja dengan
Asupan lemak jurang dan nilai terendah 4% remaja dengan asupan lemak lebih.
Tabel 29.4
Asupan Karbohidrat
Asupan Karbohidrat n %
KURANG 13 52.0
CUKUP 7 28.0
LEBIH 5 20.0
Total 25 100.0
Sumber data primer 2020
Berdasarkan Tabel 29.4 asupan karbohidrat remaja didapatkan nilai tertinggi sebesar 52%
remaja dengan asupan krbohidrat kurang dan nilai terendah 20% remaja dengan asupan karbohidrat
lebih
5. Lansia
Distribusi usia lansia di desa mislak,Rukem,Kundi,Belo Laut,dan Kp. Menjelang Baru di
Kabupaten Bangka Barat dapat dilihat di Tabel 30.
Tabel 30
Usia lansia di Desa Mislak,Rukem,Kundi,Belo Laut,dan
Kp. Menjelang Baru di Kabupaten Bangka Barat
Usia n %
50-64 8 32.0
65-80 15 60.0
81-100 2 8.0
Total 25 100.0
Tabel 31
Jenis kelamin lansia di Desa Mislak,Rukem,Kundi,Belo Laut,dan
Kp. Menjelang Baru di Kabupaten Bangka Barat.
Jenis Kelamin n %
Laki-laki 4 16.0
Perempuan 21 84.0
Total 25 100.0
Berdasarkan Tabel 31 didapatkan jenis kelamin lansia didominasi dengan perempuan sebanyak
21 dengan persentasi 84%.
Distribusi status gizi lansia di desa Mislak,Rukem,Kundi,Belo Laut,dan Menjelang di
Kabupaten Bangka Barat dapat dilihat di Tabel 32.
Tabel 32
Status gizi lansia di Desa Mislak,Rukem,Kundi,Belo Laut,dan
Kp. Menjelang Baru di Kabupaten Bangka Barat.
Status Gizi N %
Sangat Kurus 3 12.0
Kurus 1 4.0
Normal 13 52.0
Gemuk 1 4.0
Obesitas 7 28.0
Total 25 100.0
Tabel 33
Asupan energi lansia di Desa Mislak,Rukem,Kundi,Belo Laut,dan
Kp. Menjelang Baru di Kabupaten Bangka Barat.
Asupan Energi n %
Kurang 15 60.0
Cukup 8 32.0
Lebih 2 8.0
Total 25 100.0
Berdasarkan Tabel asupan energi kurang pada lansia sebanyak 15 dengan persentasi 60%, gizi
cukup sebanyak 8 dengan persentasi 32%, dan sisanya ada 2 persentasi 8% dengan asupan energi
kurang.
Distribusi asupan energi lansia di desa mislak,Rukem,Kundi,Belo Laut,dan Menjelang di
Kabupaten Bangka Barat dapat dilihat di Tabel 34
Tabel 34
Asupan karbohidrat lansia di Desa Mislak,Rukem,Kundi,Belo Laut,
dan Kp. Menjelang Baru di Kabupaten Bangka Barat.
Asupan Karbohidrat n %
Kurang 13 52.0
Cukup 10 40.0
Lebih 2 8.0
Total 25 100.0
Sumber datat primer 2020
Berdasarkan Tabel asupan karbohidrat kurang pada lansia sebanyak 13 dengan persentasi
52%, dan karbohidrat cukup sebanyak 10 dengan persentasi 40%.
Distribusi asupan energi lansia di desa mislak,Rukem,Kundi,Belo Laut,dan Kp. Menjelang Baru
di Kabupaten Bangka Barat dapat dilihat di tabel 35.
Tabel 35
Asupan protein lansia di Desa Mislak,Rukem,Kundi,Belo Laut,dan
Kp. Menjelang Baru di Kabupaten Bangka Barat.
Asupan Protein n %
Kurang 15 60.0
Cukup 6 24.0
Lebih 4 16.0
Total 25 100.0
Sumber datat primer 2020
Berdasarkan Tabel asupan protein kurang pada lansia sebanyak 15 dengan persentasi 60%,
protein cukup sebanyak 6 dengan persentasi 24%, dan sisanya ada 4 persentasi 16% dengan asupan
protein berlebih.
Distribusi lemak lansia di desa mislak,Rukem,Kundi,Belo Laut,dan Menjelang di Kabupaten
Bangka Barat dapat dilihat di Tabel 36
Tabel 36
Asupan lemak lansia di Desa Mislak,Rukem,Kundi,Belo Laut,dan
Kp. Menjelang Baru di Kabupaten Bangka Barat.
Asupan lemak n %
Kurang 19 76.0
Cukup 5 20.0
Lebih 1 4.0
Total 25 100.0
Tidak 19 76.0
Total 25 100.0
Sumber datat primer 2020
Berdasarkan Tabel penyakit degeratif pada lansia sebanyak 6 orang dengan persentasi 24 %, dan yang
tidak memiliki penyakit degeneratif sebanyak 19 dengan persentase 76%.
Distribusi aktifitas fisik lansia di desa mislak,Rukem,Kundi,Belo Laut,dan Menjelang di
Kabupaten Bangka Barat dapat dilihat di Tabel 38
Tabel 38
Aktifitas fisik lansia di Desa Mislak,Rukem,Kundi,Belo Laut,dan
Kp. Menjelang Baru di Kabupaten Bangka Barat.
Aktifitas fisik n %
Ya 6 24.0
Tidak 19 76.0
Total 25 100.0
Sumber datat primer 2020
Berdasarkan Tabel lansia tidak beraktifitas fisik sebanyak 19 dengan persenatasi 76%.
Distribusi olahraga pada lansia di desa mislak,Rukem,Kundi,Belo Laut,dan Kp. Menjelang
Baru di Kabupaten Bangka Barat dapat dilihat di Tabel 39
Tabel 39
Olahraga pada lansia di Desa Mislak,Rukem,Kundi,Belo Laut,dan
Kp. Menjelang Baru di Kabupaten Bangka Barat.
Olahraga n %
Tidak berolahraga 19 76.0
PEMBAHASAN
1. Ibu Hamil
Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa distribusi usia ibu hamil di Desa Mislak,
Rukam, Kundi, Belo Laut dan Kp. Menjelang Baru yaitu pada usia 16-18 tahun sebesar
8%; usia 19-29 tahun 56%; usia 30-39 tahun 24%; usia 40-45 tahun 12%. Yang artinya
bahwa masih ada ibu hamil yang berusia remaja yang dibawah usia 19 tahun. Seperti
teori yang mengemukakan bahwa usia reproduksi sehat adalah umur 20- 35 tahun,
dimana pada usia ini organ reproduksi wanita sudah mencapai kematangan sehingga
siap untuk hamil, melahirkan dan nifas. dan semakin muda umur ibu maka semakin
kurang perhatian serta pengalaman yang dimiliki ibu hamil karena ketidaksiapan ibu
dalam menerima sebuah kehamilan, selain itu usia yang masih muda sistem reproduksi
yang belum matang, sehingga akan berisiko terjadi gangguan selama kehamilan.
Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa usia kehamilan ibu pada trimester
1sebesar 20%, pada trimester 2 sebesar 40%, dan pada trimester 3 sebesar 40%.
Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa jumlah ibu dengan status gizi normal sebesar 80%
dan yang mengalami Kekurangan Energi Kronik (KEK) sebesar 20%. Artinya, masih
terdapat beberapa ibu hamil yang mengalami Kekurangan Energi Kronik (KEK). Ibu
hamil dengan status gizi kurang akan beresiko melahirkan bayi berat badan lahir rendah
2-3 kali lebih besar dibandingkan yang berstatus gizi baik, disamping kemungkinan bayi
meninggal sebesar 1,5 kali (Marlenywati, 2010). Ibu hamil dengan status gizi normal
yang mempunyai LILA ˃23,5 yang berarti ibu hamil tidak beresiko Kekurangan Energi
Kronik (KEK). Kurang Energi Kronik (KEK) pada ibu hamil dapat disebabkan karena
ketidakseimbangan asupan gizi dan penyakit infeksi. Ibu hamil yang mengalami KEK
akan bereskio melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR), kematian, gizi kurang,
gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak.
Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui bahwa ibu hamil yang memiliki pengetahuan
yang baik sebesar 40% sedangkan ibu hamil yang mempunyai pengetahuan kurang baik
lebih besar yaitu 60%. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan tentang gizi
ibu hamil. Tingkat pendidikan ibu sangat berpengaruh terhadap pengetahuan, semakin
tinggi ilmu pengetahuan maka semakin tinggi pula tingkat pemahaman tentang gizi.
Pengetahuan responden dapat dipengaruhi oleh faktor informasi yang didapat baik
secara langsung maupun tidak langsung, penerimaan/pemahaman serta pengalaman.
Tingkat pendidikan ibu yang rendah dapat menyebabkan kurangnya pengetahuan ibu
tentang kesehatan termasuk di dalamnya tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan.
Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui bahwa asupan energi ibu hamil yang kurang
sebesar 72%, asupan energi yang cukup sebesar 16%, dan asupan energi lebih sebesar
12%. Artinya, masih banyak ibu hamil yang memiliki tingkat asupan kurang
dibandingkan asupan lebih dan cukup. Masa kehamilan merupakan masa dimana ibu
membutuhkan berbagai unsur gizi (Karbohidrat, protein, vitamin, mineral, lemak) yang
lebih banyak daripada yang diperlukan dari keadaan tidak hamil. Gizi tersebut selain
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan sendiri diperlukan juga untuk pertumbuhan dan
perkembangan janin yang ada didalam kandungan (Moehji, 2013). Asupan kebutuhan
ibu hamil yang tidak tercukupi, dapat berakibat buruk bagi ibu dan janin. Janin dapat
mengalami kecatatan lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR), anemia pada bayi,
keguguran dan kematian neonatal.
2. Ibu Menyusui
Berdasarkan hasil analisis pada tabel 8 status gizi ibu menyusui didapatkan nilai
tertinggi sebesar 64% ibu menyusui degan kategori status gizi normal, 12% dengan
kategori status gizi kurus, dan 20% degan kategori status gizi obesitas. Status gizi ibu
menyusui sangat berpengaruh terhadap produksi ASI yang dihasilkan. Status gizi ibu
menyusui memegang peranan penting untuk keberhasilan menyusui yang indikatornya
diukur dari durasi Air Susu Ibu (ASI) eksklusif, pertumbuhan bayi dan status gizi ibu
pasca menyusui (Fikawati dkk, 2015).
Adapun dari hasil analisa distribusi pengetahuan asupan zat gizi ibu menyusui
dikategorikan baik dengan persentase 100%. Berdasarkan tabel 10 distribusi asupan zat
gizi ibu menyusui di Desa Mislak, Rukam, Kundi, Belo Laut dan Manjelang di
Kabupaten Bangka Barat diketahui bahwa, terdapat asupan energi kurang yaitu
berjumlah 20 responden denga persentase 80%, protein 10 responden dengan persentase
40%, Lemak 15 responden dengan persentase 60%, karbohidrat 20 responden dengan
persentase 80%. Ibu menyusui harus cermat dalam menyusun pola makan. Selain pola
makan yang seimbang, ibu menyusui juga harus cermat dalam memilih bahan makanan
yang dapat memperlancar produksi ASI. Ibu menyusui sebaiknya memperbanyak
konsumsi sayuran dan buah-buahan (Sutomo, 2010).
3. Bayi Balita
ASI yang dihasilkan. Status gizi ibu menyusui memegang peranan penting untuk
keberhasilan menyusui yang indikatornya diukur dari durasi Air Susu Ibu (ASI)
eksklusif, pertumbuhan bayi dan status gizi ibu pasca menyusui (Fikawati dkk, 2015).
Adapun dari hasil analisa distribusi pengetahuan asupan zat gizi ibu menyusui
dikategorikan baik dengan persentase 100%. Berdasarkan tabel 10 distribusi asupan zat
gizi ibu menyusui di Desa Mislak, Rukam, Kundi, Belo Laut dan Manjelang di
Kabupaten Bangka Barat diketahui bahwa, terdapat asupan energi kurang yaitu
berjumlah 20 responden denga persentase 80%, protein 10 responden dengan persentase
40%, Lemak 15 responden dengan persentase 60%, karbohidrat 20 responden dengan
persentase 80%. Ibu menyusui harus cermat dalam menyusun pola makan. Selain pola
makan yang seimbang, ibu menyusui juga harus cermat dalam memilih bahan makanan
yang dapat memperlancar produksi ASI. Ibu menyusui sebaiknya memperbanyak
konsumsi sayuran dan buah-buahan (Sutomo, 2010).
4. Remaja
Menurut Menteri Kesehatan RI tahun 2010, batas usia remaja adalah antara 10
sampai 19 tahun dan belum kawin.hasil analisis menunjukkan bahwa 100% responden
termasuk kedalam remaja, untuk mengetahui status Gizi remaja diperlukan Perhitungan
IMT MT adalah nilai yang diambil dari perhitungan antara berat badan (BB) dan tinggi
badan (TB) seseorang.
Pada analisis data yang didapatkan dari segi pengetahuan anemia remaja di Desa
Mislak,Rukam,Kundi,Belo laut,dan Menjelang di Kabupaten Bangka Barat remaja
mengetahui tentang anemia sebanyak 17 responden (78%) dan tidak mengetahui tentang
anemia sebanyak 8 responden (32%) .untuk remaja yang mengalami anemia sebanyak
13 remaja (52%) tidak mengalami anemia 12 remaja (48%) artinya dari remaja yang
menjadi responden lebih banyak 1% mengalami anemia dari pada yang tidak
mengalami anemia. Fase remaja ditandai dengan kematangan fisiologis seperti
pembesaran jaringan sampai organ tubuh. Hal ini membuat remaja memerlukan asupan
nutrisi yang cukup. Nutrisi yang cukup di awali dengan sarapan pagi untuk mengisi
stamina energi di pagi hari sampai siang hari. Berdasarkan analisis kebiasaaan sarapan
pagi yang dilakukan remaja sebanyak 18 remaja (72%) membiasakan diri untuk sarapan
pagi dan sebanyak 7 remaja(28%) masih belum melakukan sarapan pagi.
Tingkat pengetahuan zat gizi remaja kebiasaan makan remaja yang tidak
seimbang. yang jarang mengkonsumsi sayursayuran dan memakan makanan yang
mengandung karbohidrat dan lemak saja tidak diimbangi dengan mengkonsumsi
makanan yang mengandung mineral, protein dan vitamin.
Remaja saat ini sering sekali kurang memperhatikan konsumsi makanan remaja,
remaja lebih sering mengkonsumsi makanan yang kurang sehat seperti junk food,
gorengan, pentol dan lain-lain. Padahal kecukupan gizi sangatlah penting karena
kekurangan gizi dapat menyebabkan berkurangnya sel darah merah dalam tubuh dan
menyebakan anemia. Hal ini juga berpengaruh dengan yang memiliki status gizi sangat
gemuk atau bisa disebut obesitas. Remaja lebih sering mengkonsumsi makanan yang
tinggi lemak dan karbohidrat dibandingkan dengan yang mengandung mineral, protein
dan vitamin. Pada tabel 27 tingkat pengetahuan remaja sebanyak 19 orang (76%)
memliki pengetahuan gizi yang baik dan 6 orang (64%) kurang mengetahui zat gizi.
Seperti yang diekathui selain asupan IMT dapat di karenakan faktor aktivitas
fisik. Banyak remaja yang tidak melakukan iaktivitas fisik 14 orang (56%) dan
sebanyak 11 orang (44%) melakukan aktivtias fisik seperti mengikuti ekstra
kulikuler,membantu orang tua dan belajar.
Untuk asupan pada remaja asupan energi kurang sebanyak 18 orang (72%) dan
asupan energi lebih sebanyak 5 orang remaja (20%) dan asupan energi cukup sebanyak
2 remaja (8%). Asupan protein kurang 15 remaja (60%) sebanyak 4 orang (6%) dan
asupan
protein 9 orang (24%). Asupan lemak kurang sebanyak 15 remaja (60%) asupan lemak
lebih sebanyak 1 remaja (4%), asupan lemak cukup 9 orang (36%).asupan karbohidrat
kurang sebanyak 13 orang (52%) asupan lebih sebanyak 5 orang (20%) asupan cukup
sebanyak 7 orang (28%).
5. Lansia
Berdasarkan data yang telah diambil didapatlah lansia dengan status gizi
berlebihan namun memiliki tingkat asupan gizi yang kurang. Berdasarkan
status gizi lansia dengan obesitas sebanyak 7 orang namun pada hasil asupan
energy yang berlebih hanya 2 orang, hal ini menandakan tidak ada pengaruh
pola asupan terhadap status gizi lansia.
A. Kesimpulan
Berdasarkan data responden dan hasil analisis kami bahwa permasalahan gizi
paling bermasalah adalah obesitas pada lansia, KEK pada ibu hamil, Tidak asi
eksklusif pada ibu menyusui, Gizi buruk, gizi kurang dan gizi lebih pada
bayi/balita.dan anemia pada remaja.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Arisman. 2010. Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
Dahlan, A., Mubin, F., Mustika, D. 2013. Hubungan Status Pekerjaan dengan
Pemberian Asi Eksklusif di Kelurahan Palebon Kecamatan Pedurungan
Kota Semarang. Jurnal Unimus.
Istiany, Ari dan Rusilanti. 2013. Gizi Terapan. Bandung: PT Remaja Kementerian
Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI. 2012. Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 33 Tahun 2012 Tentang Pemberian Air Susu Ibu
Eksklusif
Puskesmas Sei Pancur Kota Batam Tahun 2017. Kebidanan. Volume 09, Nomor
02, April 2019 |Issn 2087-7239
Profil Dinkes Jateng, 2011. Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan.
(online), www.depkes.go.id diakses 26 Mei 2015.
Rosdakarya. Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) (2018). Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Kementrian Ri Tahun 2018.
Saraswati, 2010. Hubungan Antara Status Gizi Dengan Perkembangan Balita.
(online) http://www.acadenia.edu diakses 26 Mei 2015
Sjahriani, Tessa. Yulianti, Tita. 2018. Hubungan Pola Makan Dengan Status Gizi
Pada Lansia Di Uptd Pelayanan Sosial Tresna Werdha Natar Lampung
Selatan. Universitas Malahayati. Vol 5(2): 154-155
72
Lampiran
POA
Dira S
Desa Rukam
DESA KUNDI
Pembukaan
Kata sambutan
Pembacaan doa
Menyampaikan
tujuan pelaksanaan
PPG
Melakukan
musyawarah
bersama
Menyampaikan
seluruh kegiatan
yang telah
direncanakan
3. Evaluasi
Kegiatan disetujui
Melakukan Untuk memudahkan 1. Menghubungi Hari/Tanggal:
perizinan pengambilan data di kades, bides, ahli 6 okt 2020
2. desa kundi gizi, dan kader Lokasi: rumah
Kegiatan pembukaan
dillakukan secara
virtual (Zoom)
2.Pelaksanaan
Pembukaan
Kata sambutan
Pembacaan doa
Menyampaikan
tujuan pelaksanaan
PPG
Melakukan
musyawarah
bersama
Menyampaikan
seluruh kegiatan
yang telah
direncanakan
3.Evaluasi
1. Kegiatan disetujui
Kegiatan Untuk Persiapan material Hari/Tanggal: Kuisioner dan Sutyawan,
pengumpulan mendapatkan data Pelaksanaan PPG 08 okt 2020 alat S.Gz, M.Si
data ibu responden Lokasi: rumah pengukuran
3.
menyusui, responden ( timbangan,
balita, lansia, microtois,
dan remaja (6 infantometer,
responden) metline), alat
tulis
pembagian Untuk mendapatkan Pembagian Jumat,09 Alat tulis Sutyawan,
sebagian pengarahan terkait kuesioner Oktober 2020 S.Gz, M.Si
4. kuesioner pengambilan data Di Puskesmas
Kundi
Kegiatan Untuk Persiapan material Hari/Tanggal: Kuisioner dan Sutyawan,
pengumpulan mendapatkan data Pelaksanaan PPG 09 okt 2020 alat S.Gz, M.Si
data ibu responden Lokasi: rumah pengukuran
5.
menyusui, responden ( timbangan,
balita, lansia, microtois,
dan remaja (5 infantometer,
responden) metline), alat
tulis
Kegiatan Untuk Persiapan material Hari/Tanggal: Kuisioner dan Sutyawan,
pengumpulan mendapatkan data Pelaksanaan PPG 10 okt 2020 alat S.Gz, M.Si
data ibu hamil, responden Lokasi: rumah pengukuran
ibu menyusui, responden ( timbangan,
6.
balita, lansia, microtois, pita
dan remaja (6 lila,
responden) infantometer,
metline), alat
tulis
Bimbingan Untuk mendapat Menanyakan terkait Senin, 12 Alat tulis Sutyawan,
pertama pengarahan terkait pengambilan data Oktober 2020 S.Gz, M.Si
7. dengan dosen pengambilan data Puskesmas
pembimbing Kundi
lapangan
Raga D A
Desa Mislak
PAGT MASYARAKAT
Bayi/Balita
No Pengkajian Gizi Identifikasi Diagnosa Gizi Intervensi Monitoring Evaluasi
Masalah
1. Underweight: Kurus N.I. 1.1 Asupan Energi Tujuan : Memperbaiki - Status gizi
Kurus : 14 % Sangat Kurus Inadekuat status gizi bayi/balita - Pola Asuh Makan
Sangat Kurus : 14 % dengan meningkatkan
pengetahuan ibu.
Intervensi :
Penyuluhan “Pemberian
makanan bergizi untuk
bayi/balita”
Strategi :
Materi penyuluhan
“Pemberian makana
bergizi untuk bayi/balita”
2. Stunting : Sangat Pendek NB.3.3. Berkaitan dengan Tujuan : Mengurangi - Pemenuhan asupan
Sangat pendek : 26% askses supalai makanan dampak stunting pada makanan sesuai
Pendek : 20% terbatas berkaitan dengan bayi/balita dengan kebutuhan
26% bayi/balita sangat meningkatan asupan
pendek. makanan sesuai dengan
kebutuhan.
Intervensi :
Penyuluhan terhadap ibu
bayi/balita “Pentingnya
memenuhi asupan
makanan dari sejak bayi
didalam kandungan hingga
lahir dan Pemberian ASI
Eksklusif dan MP-ASI”
Strategi :
Materi penyuluhan
“Asupan makanan yang
baik, Pemberian ASI
Eksklusif dan MP-ASI”
3. Penyakit Infeksi : - - - -
4. Pelayanan Kesehatan : - - - -
5. Pola Asuh Makan :
Cukup baik : 55.4% - - - -
Kurang baik : 8.2%
6. Asupan Energi: Asupan energi NI.1.2. Berkaitan dengan Tujuan : meningkatkan - Asupan makanan
Kurang : 52% kurang asupan energi inadekuat asupan energi sesuai
ditandai dengan asupan kebutuhan.
energi sebesar 36.4%.
Intervensi :
Penyuluhan “Pemberian
makanan sehat bergizi
untuk bayi/balita”
Strategi :
Materi penyuluhan
“Pemberian makana sehat
bergizi untuk bayi/balita
7. Asupan Protein: Asupan protein NI.5.6.2 Berkaitan dengan Tujuan : meningkatkan - Asupan makanan
Lebih : 66% lebih kelebihan asupan protein asupan energi sesuai
ditandai dengan asupan kebutuhan.
protein sebesar 66%
Intervensi :
Penyuluhan “Pemberian
makanan sehat bergizi
untuk bayi/balita”
Strategi :
Materi penyuluhan
“Pemberian makana sehat
bergizi untuk bayi/balita
8. Asupan Lemak: Asupan lemak NI.5.5.2 Berkaitan dengan Tujuan : Mengurangi - Asupan Makanan
Lebih :46% lebih kelebihan asupan lemak asupan lemak sesuai
ditandai dengan asupan lemak kebutuhan
sebesar 46%
Intervensi :
Penyuluhan “Pemberian
makanan sehat bergizi
untuk bayi/balita”
Strategi :
Materi penyuluhan
“Pemberian makana sehat
bergizi untuk bayi/balita”
9. Asupan Karbohidrat: Asupan NI.5.8.1. Berkaitan dengan Tujuan : meningkatkan - Asupan makanan
Kurang :72% karbohidrat asupan karbohidrat inadekuat asupan energi sesuai
kurang ditandai dengan asupan kebutuhan.
karbohidrat sebesar 72%
Intervensi :
Penyuluhan “Pemberian
makanan sehat bergizi
untuk bayi/balita”
Strategi :
Materi penyuluhan
“Pemberian makana sehat
bergizi untuk bayi/balita”
PAGT MASYARAKAT
Ibu hamil
No Pengkajian Gizi Identifikasi Diagnosa Gizi Intervensi Monitoring Evaluasi
Masalah
1. Status Gizi: KEK NC.3.1. Berat badan Tujuan : Meningkatkan - Status gizi
KEK : 20% kurang/underweight ditandai BB ibu hamil dengan - Pola makan
dengan 20% ibu hamil memberikan pengetahuan
mengalami KEK tentang makanan yyang
bergizi seimbang.
Intervensi :
Penyuluhan “ Tentang
pengetahuan terkait gizi
seimbang untuk
meningkatkan BB”
Strategi :
Materi penyuluhan “
Pengetahuan tentang
makanan dan bergizi untuk
ibu hamil”
2. Pengetahuan ibu hamil Kurang baik NB.1.1. Kurang pengetahuan Tujuan : untuk menambah Pengetahuan yang baik
terkait gizi : terkait makanan dan gizi pengetahuan ibu hamil
Kurang baik : 60% ditandai dengan pengetahuan terkait makanan dan gizi.
ibu hamil 60% kurang baik.
Intervensi : “memberikan
penyuluhan kepada ibu
hamil terkait makanan dan
gizi.
Strategi :
Materi penyuluhan “
pengetahuan terkait gizi
dan makanan.
3 Asupan zat gizi Energi Asupan energi NI.1.2. Berkaitan dengan Tujuan : meningkatkan - Asupan makanan
Kurang : 70% kurang asupan energi inadekuat asupan energi sesuai
ditandai dengan asupan kebutuhan dan
energi sebesar 70% pengetahuan ibu hamil
Intervensi :
Penyuluhan “ tentang
asupan energi.
Strategi :
Materi penyuluhan “
pemberian asupan energi
sesuai kebutuhan ”
7. Asupan Protein: Asupan protein Ni. 5.6.1. Asupan Protein Tujuan : meningkatkan - Asupan protein
Kurang : 52% kurang tidak adekuat asupan protein mencapai
normal sesuai kebutuhan
Intervensi :
Penyuluhan “pencapaian
asupan protein hingga
normal
Strategi :
Materi penyuluhan
“pemberian asupan protein
sesuai kebutuhan.
8. Asupan Lemak: Asupan lemak NI.1.5.5.1. Asupan lemak Tujuan : meningkatkan - Asupan lemak
Kurang : 76% kurang inadekuat asupan lemak sesuai
kebutuhan.
Intervensi :
Penyuluhan “ tentang
pemberian asupan lemak
seesuai kebutuhan.
Strategi :
Materi penyuluhan
“Pemberian asupan lemak
yang adekuat.
9. Asupan Karbohidrat: Asupan NI.5.8.1. Berkaitan dengan Tujuan : meningkatkan - Asupan karbohidrat
Kurang : 76 % karbohidrat asupan karbohidrat inadekuat asupan energi sesuai
kurang ditandai dengan asupan kebutuhan
karbohidrat sebesar 76%
Intervensi :
Penyuluhan “ pemberian
asupan karbohidrat sesuai
kebutuhan”
Strategi :
Materi penyuluhan “
meningkatkan asupan
karbohidrat”
PAG MASYARAKAT
Ibu Menyusui
No Pengkajian Gizi Identifikasi Diagnosa Gizi Intervensi Monitoring Evaluasi
Masalah
1. Status Gizi : Kurus NC.3.1. Berkaitan dengan Tujuan : Memperbaiki - Status gizi
Kurus 12.0 % Obesitas BB kurang/ underweight status gizi ibu menyusui
Normal 64.0 % dibuktikan dengan status
Gemuk 4.0 % gizi kurus 12% Intervensi :
Obesitas 20.0 % NC.3.3. Berkaitan dengan Penyuluhan “pola makan
kelebihan BB/Obesitas seimbang ”
dibuktikan dengan status Strategi :
gizi obesitas 20% Materi penyuluhan “pola
makan seimbang”
2. Pengetahuan
Baik 100% - - - -
3. Asupan Energi: Asupan energi NI.1.2. Berkaitan dengan Tujuan : meningkatkan - Asupan makanan
Kurang 80% kurang asupan energi inadekuat asupan energi sesuai
Cukup 16% dibuktikan dengan asupan kebutuhan dan
Lebih 4% energi sebesar 80%. meningkatkan
pengetahuan ibu tentang
pola makan yang
seimbang
Intervensi :
Penyuluhan “pola makan
seimbang”
Strategi :
Materi penyuluhan “pola
makan seimbang”
4. Asupan Protein: Asupan protein NI.5.6.1 Berkaitan dengan Tujuan : asupan protein - Asupan makanan
Kurang 40% kurang asupan protein tidak adekuat sesuai kebutuhan dan
Cukup 40% dibuktikan dengan asupan meningkatkan
Lebih 20% protein sebesar 40% pengetahuan ibu tentang
pola makan yang
seimbang.
Intervensi :
Penyuluhan “pola makan
seimbang”
Strategi :
Materi penyuluhan “pola
makan seimbang”
5. Asupan Lemak: Asupan lemak NI.5.5.1 Berkaitan asupan Tujuan : asupan lemak - Asupan Makanan
Kurang 60% kurang lemak inadekuat dibuktikan sesuai kebutuhan
Cukup 24% dengan asupan lemak 60%
lebih 16% Intervensi :
Penyuluhan “pola makan
seimbang”
Strategi :
Materi penyuluhan “pola
makan seimbang”
9. Asupan Karbohidrat: Asupan NI.5.8.1. Berkaitan dengan Tujuan : asupan - Asupan makanan
Kurang 80% karbohidrat asupan karbohidrat inadekuat karbohidrat sesuai
Cukup 16% kurang ditandai dengan asupan kebutuhan
Lebih 4 % karbohidrat 80%
Intervensi :
Penyuluhan “pola makan
seimbang”
Strategi :
Materi penyuluhan “pola
makan seimbang”
PAGT MASYARAKAT
Remaja
No Pengkajian Gizi Identifikasi Diagnosa Gizi Intervensi Monitoring Evaluasi
Masalah
1. Status Gizi Kurus NC.3.1 berat badan Tujuan : Memperbaiki - Status gizi
Sangat kurus :8% kurang/underweight status gizi remaja -
Kurus :24%
Gemuk :4% Intervensi :
Obesitas :4% Penyuluhan “mengenai
makanan gizi seimbang
pola makan sesuai gizi
seimbang”
Strategi :
Materi penyuluhan “menu
makanan seimbang”
2. Pengetahuan anemia Pengetahuan NB.1.1 kurang mengetauhui Tujuan : memberikan - Pengetahuan
Kurang baik 38% anemia kurang makanan dan zat gizi informasi mengenai mengenai anemia
anemia penyebab anemi
dan faktor anemia
Intervensi :
Game dan ttd spanduk
”seputar anemia”
Strategi :
Materi “pengertian
anemia,penyebab
anemi,cara mencegah
anemia digame”
3. Tujuan : membantu
mengurangi anemia serta
edukasi mengenai
makanan dan zat gizi
untuk anemia
Status anemia
Ya 52% Intervensi :
NI.5.10.1 asupan zat besi Mengurangi tanda dan
Anemia Penyuluhan &pembagian
inadekuat gejala anemia
susu dan keripik bayam
Strategi :
Materi penyuluhan seputar
gizi untuk anemia
makanan yang
,mengandung zat besi
4. Aktivitas fisik Tujuan :agar remaja
Tidak 56% semangat beraktivitas fisik
-tidak beraktivitas
NB 2.1 aktivtas fisik kurang Aktif aktivitas fisik
fisik
Intervensi :
Penyluhan &Game estafet
seputar gizi
Strategi :
Penyluhan dengan materi
gizi dan aktivtias fisik
untuk remaja di lanjutkan
dengan permainan game
estafet soal soal tentang
materi yang di berikan
sebelumnya
6. Asupan Energi: Asupan energi NI.1.2. asupan energi Tujuan : meningkatkan - Asupan makanan
Kurang : 72% kurang inadekuat asupan energi sesuai
kebutuhan dan
pengetahuan ibu/pengasuh
tentang pola asuh makan.
Intervensi :
Penyuluhan “Pemberian
makanan dan pemilihan
bahan makanan seimbang”
Strategi :
Materi penyuluhan
“Pemberian makana dan
pemilihan bahan makanan
gizi seimbang
7. Asupan Protein: Asupan Protein: NI.5.1 peningkatan Tujuan : meningkatkan - Asupan makanan
Kurang 60% Kurang kebutuhan zat gizi protein asupan protein lemak
lemak,dan Karbohidrat karbohidrat
Asupan lemak Asupan lemak Mengedukasi makanan
kurang 60% kurang tinggi protein lemak dan
kh
Asupan Lemak Asupan Lemak
Kurang 52% Kurang Intervensi :
Penyuluhan makana
ndegan zat gizi seimbang
serta demo masak”
Strategi :
Materi penyuluhan
“makanan gizi seimbang
fungsi protein lemak kh
dan zat gizi bagi tubuh
disusul dengan demo
masak”
PAGT MASYARAKAT
Lansia
Intervensi :
Demo masak mengenai
kudapan kaya gizi
Strategi :
Masak kudapan sederhana
kaya gizi yang mudah
2. - Obesitas 28 % - Obesitas NI.1.3. kelebihan asupan Tujuan : memberitahukan - Status gizi
- Gemuk 4% - Gemuk gizi makanan yang seimbang - Pengetahuan
dan aktifitas fisik/olahraga
NB. 1.1. Kurang
pengetahuan terkait Intervensi :
makanan dan gizi Penyuluhan dengan media
nyata contoh makann
seimbang dengan porsi
sesuai kebutuhan dan
mengajarkan tentang
aktifitas harian serta
olehraga ringan
Strategi :
Materi penyuluhan “pola
asupan seimbang dan pola
aktifitas untuk lebih
produktif di usia lansia”
3. Penyakit degenarif Tujuan : menjelaskan
penyebab dari penyakit
degenartif yang berasal
dari gaya hidup dan pola
makan
Hasil biokimia/dianogsis
Menderita Intervensi :
dokter yang telah
penyakit (Dianogsa dokter) Penjelasan dengan video
dilakukan lansia secara
degenerative singkat mengenai
berkala
penyebab penyakit
degenerative
Strategi
Menonton video
sederhana mengenai
penyakit degenerative dan
melakukan Tanya jawab
4. Aktifitas fisik Tujuan : meningkatkan
aktifitas fisik dengan
kegiatan sehari-hari
Intervensi :
memperagakan denagn
NB. 2.1 aktifitas fisik kurang gerak tubuh mengenai
Aktifitas fisik Kurang aktifitas fisik ?
ditandai dengan aktifitas kegiaan, naik tangga,
kurang 24% sendentary
fisik yang kurang 24% menyapu, berkebun dll.-
Strategi :
memperkenalkan kegiatan
sehari-hari sebagai bentuk
kegiatan yang
menyenangkan sekaligus
menyehatkan
5. Olahraga Tujuan : meningkatkan
kegiatan olahraga dengan
NB. 2.1 aktifitas fisik kurang memperkenalkan 10.000
Tidak olahraga Intensitas, lama, dan
ditandai dengan tidak langkah (jika tidak
76% frekuensi olahraga
olahraga sebesar 76% snaggup dnegan berjalan
sehari 10menit)
Intervensi :
Memberikan opsi yang
menyenangkan utnuk
melakuakn olahrag a
intensitas ringan
Strategi : memberikan
leaflet bergambar
mengenai olahrag ringan
dan memberikan buku
jadwal dengan variasi
berbeda untuk melakukan
olahrag min 3x dalam
seminggu
6. Asupan Energi: Asupan energi NI.1.2. Berkaitan dengan Tujuan : meningkatkan - Asupan makanan
Kurang ( <80% dari kurang 60% asupan energi inadekuat asupan energi sesuai
AKG) ditandai dengan asupan kebutuhan
energi sebesar 60%.
Intervensi :
Penyuluhan “Pemberian
makanan seimbang untuk
usia ”
Strategi :
Materi penyuluhan
“Pemberian makana
seimabng untuk lansia”
7. Asupan Protein: Asupan protein NI.5.6.1 asupan protein Tujuan : meningkatkan - Asupan makanan
Kurang ( <80% dari kurang 60% inadekuat asupan energi sesuai
AKG) kebutuhan
Intervensi :
Penyuluhan “Pemberian
makanan seimbang untuk
usia ”
Strategi :
Materi penyuluhan
“Pemberian makana
seimabng untuk lansia”
8. Asupan Lemak Asupan lemak NI.5.5.2 Berkaitan dengan Tujuan : meningkatkan - Asupan Makanan
Kurang kurang 76% kelebihan asupan lemak asupan energi sesuai
( <80% dari AKG) ditandai dengan asupan kebutuhan
lemak sebesar 76%
Intervensi :
Penyuluhan “Pemberian
makanan seimbang untuk
usia ”
Strategi :
Materi penyuluhan
“Pemberian makana
seimabng untuk lansia”
9. Asupan Asupan NI.5.8.1. Berkaitan dengan Tujuan : meningkatkan - Asupan makanan
Karbohidrat: karbohidrat asupan karbohidrat asupan energi sesuai
Kurang kurang 52 % inadekuat ditandai dengan kebutuhan
asupan karbohidrat sebesar
52.2% Intervensi :
Penyuluhan “Pemberian
makanan seimbang untuk
usia ”
Strategi :
Materi penyuluhan
“Pemberian makana
seimabng untuk lansia”
BALITA
Proses Tanya Jawab Recall Asupan Proses Tanya Jawab Dengan Ibu
Makan Balita Balita
Proses Penimbangan
Berat Badan Balita
IBU MENYUSUI
IBU HAMIL
LANSIA
Proses Penimbangan Berat Proses Tanya Jawab Pada Proses Tanya Jawab Pada
Badan Pada Responden Lansia Responden Lansia Responden Lansia