Anda di halaman 1dari 117

LAPORAN PERENCANAAN PROGRAM GIZI

KABUPATEN BANGKA BARAT

OLEH :
KELOMPOK

DIRA SUTRIA (181341109)

ISTIQOMAH (181341114)
JIHAAN SHOOFIYAH (181341115)
MONICA ANJANI (181341120)
RAGA DIRGANTARA ANUGRAH (181341125)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PANGKALPINANG PRODI
GIZI
2020
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PERENCANAAN PROGRAM GIZI (PPG)

OLEH :
KELOMPOK

DIRA SUTRIA (181341109)

ISTIQOMAH (181341114)
JIHAAN SHOOFIYAH (181341115)
MONICA ANJANI (181341120)
RAGA DIRGANTARA ANUGRAH (181341125)

Disetujui di :
Pada tanggal :

Mengetahui,

Ketua Jurusan Gizi Dosen Pembimbing,


Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang,

Ori Pertami Enardi, S.Gz., MPH Eri Virmando, S.Gz, M.Gz

NIP. 19850542014022003 NIP.

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................ii
KATA PENGANTAR........................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................4
B. Rumusan Masalah...................................................................................4
C. Tujuan.....................................................................................................4
D. Manfaat...................................................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................6


A. Pengrtian Gizi..........................................................................................6
B. Balita.......................................................................................................6
C. Remaja.....................................................................................................7
D. Ibu Hamil................................................................................................11
E. Ibu Menyusui..........................................................................................23
F. Lansia......................................................................................................25

BAB III METODOLOGI KEGIATAN..............................................................31


A. Jenis Dan Rancangan Kegiatan...............................................................31
B. Tempat Dan Waktu.................................................................................31
C. Sasaran Kegiatan.....................................................................................31
D. Instrument Kegiatan................................................................................32
E. Defenisi Operasional...............................................................................33

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................38


A. Gambaran Umum Wilayah.....................................................................38
B. Hasil........................................................................................................38
C. Pembahasan.............................................................................................59
ii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................68
A. Kesimpulan.............................................................................................68
B. Saran........................................................................................................68

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................69
LAMPIRAN........................................................................................................72

iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji bagi ALLAH SWT atas segala rahmat dan hidayah yang tiada
henti diberikan pada hamba-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan pelaporan Praktik
Belajar Lapangan “Perencanaan Program Gizi di kabupaten Bangka Barat 2020”. Laporan ini
disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan program Diploma III Jurusan
Gizi di Potekkes Kemenkes Pangkalpinang.
Pada kesempatan ini penyusun ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Drg. Harindra, MKM selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang.
2. Ibu Ori Pertami Enardi, S.Gz., MPH selaku Kepala Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes
Pangkalpinang.
3. Bapak Eri Virmando S.Gz. M.Gz selaku pembimbing lapangan Muntok (Air belo dan
Muntok), Bapak Sutyawan, S.Gz, M.Si selaku pembimbing lapangan Kundi, dan Ibu Ade
Devriany, M.kes selaku pembimbing lapangan Rukam dan Mislak.
4. Teman-teman yang bersama-sama melakukan Praktik Belajar Lapangan dalam
merencanakan program gizi ini, terima kasih atas bantuan dan kerja samanya.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa penelitian ini jauh dari sempurna, untuk itu kami
mengharapkan masukan dan saran. Dengan laporan ini penulis berharap dapat memberikan
manfaat bagi ilmu pengetahuan dan yang memerlukan.

Pangkalpinang, 13 November 2020

Kelompok 5

iv
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah gizi merupakan masalah kesehatan masyarakat, dimana pada


periode dua tahun pertama kehidupan seorang anak berada dalam masa kritis.
Oleh karena itu, terjadinya gangguan gizi di masa tersebut dapat bersifat
permanen dan tidak dapat pulih walaupun kebutuhan gizi di masa selanjutnya
terpenuhi (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2013).
Stunting menurut WHO Child Growth Standart didasarkan pada
indeks panjang badan dibanding umur (PB/U) atau tinggi badan dibanding
umur (TB/U) dengan batas (z- score) kurang dari -2. Stunting pada balita
perlu menjadi perhatian khusus karena dapat menghambat perkembangan
fisik dan mental anak. Stunting berkaitan dengan peningkatan risiko
kesakitan dan kematian serta terhambatnya pertumbuhan kemampuan
motorik dan mental. Riset Kesehatan Dasar (2013) mencatat prevalensi
stunting nasional mencapai 37,2 persen, meningkat dari tahun 2010 (35,6%)
dan 2007 (36,8%). Artinya, pertumbuhan tak maksimal diderita oleh sekitar 8
juta anak Indonesia, atau satu dari tiga anak Indonesia. Prevalensi stunting di
Indonesia lebih tinggi daripada negara-negara lain di Asia Tenggara, seperti
Myanmar (35%), Vietnam (23%), dan Thailand (16%). Pertumbuhan tak
maksimal diderita oleh sekitar 8 juta anak Indonesia, atau satu dari tiga anak
Indonesia. Indonesia menduduki peringkat ke lima dunia untuk jumlah anak
kondisi stunting. Lebih dari sepertiga anak berusia di bawah lima tahun di
Indonesia tingginya berada di bawah rata-rata (MCA Indonesia,2015).
Angka stunting pada anak usia 0-59 bulandi Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung sebesar 27,3% dengan rincian 18% pendek dan 9,3% sangat
pendek. Pada Kabupaten Bangka Barat memiliki angka stunting yang lebih
tinggi dibandingkan angka Provinsi Bangka Belitung, yaitu sebesar 25%
dengan rincian 19,4% pendek dan 5,6% sangat pendek (Depkes Provinsi
Babel, 2017).
Gizi buruk atau malnutrisi adalah suatu bentuk terparah akibat kurang
gizi menahun. Selain akibat kurang konsumsi gizi seimbang, gizi buruk pada
anak juga bisa disebabkan oleh penyakit-penyakit tertentu yang menyebabkan
gangguan pencernaan atau gangguan penyerapan zat makanan yang penting
untuk tubuh. Gizi buruk merupakan salah satu kalsifikasi status gizi dimana
mengalami kurang gizi yang diketahui berdasarkan pengukuran antropometri
seperti pertambahan berat badan, tinggi badan/panjang badan, lingkar kepala,
lingkar lengan dan lain-lain
Menurut WHO sebanyak 54% penyebab kematian bayi dan balita
disebabkan karena keadaan gizi buruk pada anak. Anak yang mengalami gizi
buruk memiliki risiko meninggal 13 kali lebih besar dibanding anak yang
normal (Profil Kesehatan Babel, 2017).Prevalensi gizi buruk dan gizi kurang
di Indonesia adalah 17,7% dimana proporsi gizi buruk sebesar 3,9% dan gizi
kurang 13,8%. Prevalensi status gizi kurus dan sangat kurus pada balita tahun
2018 yaitu 10,2% dimana proporsi sangat kurus sebesar 3,5% dan kurus 6,7%
(Kemenkes, 2018). Kasus gizi buruk di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
pada tahun 2017 sebesar 71 kasus dimana pada Bangka Barat kasus gizi
buruk mengalami peningkatan dari tahun 2016 ke tahun 2017 yaitu dari 6
kasus menjadi 8 kasus (Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung,2017). Anemia merupakan masalah kesehatan masyarakat terbesar
di dunia terutama bagi kelompok wanita usia reproduksi. Anemia gizi adalah
keadaan dengan kadar hemoglobin, hematokrit dan sel darah merah yang
lebih rendah dari nilai normal, sebagai akibat dari defisiensi salah satu atau
beberapa unsur makanan esensial yang dapat mempengaruhi timbulnya
defisiensi tersebut (Arisman, 2010:173).
Anemia pada umumnya paling banyak terjadi di negara berkembang seperti
negara indonesia. Secara nasional berdasarkan hasil riskesdas 2013 prevalensi
anemia mencapai 21,7%, dimana 18,4% terjadi pada laki-laki dan 23,9%
terjadi pada perempuan. Pada kelompok usia 15-24 tahun prevalensi anemia
18,4% (Riskesdas, 2013:256). Salah satu kelompok yang rentan terhadap
anemia adalah remaja putri. Remaja membutuhkan lebih banyak zat besi
terutama wanita, karena setiap bulannya telah mengalami haid yang
berdampak kurangnya asupan zat besi dalam darah sebagai pemicu anemia
(Istiany dan Rusilanti, 2013:169). Masalah gizi pada remaja putri, Ibu Hamil
dan ibu menyusui juga masih tinggi. Masalah gizi yang sering terjadi adalah
anemia. Remaja putri berusia 15-24 tahun merupakan salah satu kelompok
penderita anemia dengan prevalensi sebesar 18,4% (Kemenkes, 2013).
Proporsi resiko KEK pada Ibu Hamil tahun 2017 di Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung sebesar 10% dan di Bangka Barat sebesar 8,8%.
Proporsi resiko KEK pada WUS tahun 2017 di Bangka Barat sebesar 7,5%
(Depkes Provinsi Babel, 2017).

Perubahan gizi pada lanjut usia merupakan salah satu masalah yang harus
dihadapi, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain perubahan pola
makan, faktor ekonomi keluarga, dan perubahan fisik yang dialami oleh lansia
itu sendiri. Penuaan yang terjadipun menyebabkan keterbatasan lansia untuk
mencerna makanan,oleh karena itu kita harus memperhatikan cara
pengolahan makanan untuk lansia. Pola makan sehat pada lansia sangat
menunjang kesehatannya. Pola makan yang tidak baik dapat menimbulkan
penyakit degeneratife. Hal ini disebabkan pemilihan jenis makanan yang
kurang tepat, jumlah yang tidak proporsional, dan ada bahan makanan yang
berbahaya bagi tubuh yang terdapat dalam makanan. Lansia termasuk dalam
kelompok rentan gizi, konsumsi nutrisi yang baik sebaiknya tidak hanya
dilakukan pada saat masa tua agar tidak menimbul kan beberapa penyakit
degeneratif. Pemenuhan kebutuhan gizi yang diberikan dengan baik dapat
membantu dalam proses beradaptasi atau penyesuaian diri dengan perubahan-
perubahan yang dialaminya, selain itu dapat menjaga kelangsungan
pergantian sel-sel tubuh sehingga dapat memperpanjang usia. Semua proses
pertumbuhan memerlukan zat gizi yang terkandung dalam makanan.
Kecukupan makanan sehat sangat penting bagi para lansia. Orang yang
berusia 70 tahun, kebutuhan gizinya sama dengan saat berusia 50 tahun,
namun nafsu makan mereka cenderung terus menurun, karena itu harus terus
diupayakan konsumsi makanan penuh gizi (Ketut Sudiantara, dkk 2015).
Konsumsi energi dan zat gizi yang tidak sesuai dengan anjuran akan
menimbulkan masalah gizi ganda pada lansia yang berdampak pada status
kesehatan lansia. Lansia merupakan salah satu kelompok yang rawan
menderita kekurangan gizi dan kelebihan gizi. Kekurangan gizi disebabkan
oleh penurunan selera makan, penurunan pada indra perasa. Sedangkan
kelebihan gizi disbabkan oleh perubahan gaya hidup (Ibrahim, 2012). Oleh
karena itu, kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui gambaran masalah gizi
serta penyebabnya di Kabupaten Bangka Barat secara langsung di kelompok
usia rawan, agar kita mengambil langkah yang tepat dalam perencanaan
program gizi untuk masyarakat.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya


adalah “Bagaimana gambaran masalah gizi yang terjadi pada kelompok
rawan gizi di Desa Mislak, Rukam, Kundi, Belo laut, Kp. Manjelang Baru
Kabupaten Bangka Barat? ”

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran masalah gizi yang terjadi pada


kelompok rawan gizi di Desa Mislak, Rukam, Kundi, Belo laut, Kp.
Manjelang Baru Kabupaten Bangka Barat.
2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui masalah gizi yang terjadi pada bayi-balita

b. Mengetahui masalah gizi yang terjadi pada remaja

c. Mengetahui masalah gizi yang terjadi pada ibu hamil

d. Mengetahui masalah gizi yang terjadi pada ibu menyusui

e. Mengetahui masalah gizi yang terjadi pada lansia

D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis

Menambah pengetahuan tentang masalah gizi pada kelompok rawan gizi


khususnya di desa Jebus, Kundi, Muntok Kabupaten Bangka Barat.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Institusi Pendidikan

Dapat memberikan informasi dan sebagai bahan masukan, dokumen


data ilmiah yang bermanfaat dalam pengembangan ilmu serta dapat
digunakan sebagai bahan perbandingan penelitian selanjutnya terutama
untuk penelitiserupa di daerahlain.

b. Bagi InstitusiKesehatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan informasi


dalam menyusun kebijakan dan strategi program-program kesehatan
terutama yang berhubungan dengan masalah gizi yang berada di daerah
Kabupaten Bangka Barat.
c. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan salah satu sarana untuk menumbuh
kembangkan pengetahuan, wawasan, keterampilan dan mempraktekkan ilmu
pengetahuan yang sudah dimiliki.
d. Bagi Masyarakat
Diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan masyarakat serta
diharapkan masyarakat mampu menerapkan apa yang telah diperoleh
masyarakat dari program yang telah dilakukan di beberapa kecamatan di
Kabupaten Bangka Barat.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Gizi
Gizi mempunyai peranan besar untuk kesehatan optimal seorang
individu. Gizi yang cukup dan seimbang dibutuhkan untuk dapat melakukan
kegiatan dengan optimal tanpa mengalami kelelahan. Jika gizi tidak terpenuhi
secara cukup dan seimbang maka akan menganggu proses metabolisme dan
berakibat pada masalah gizi. Namun jika gizi diasup secara berlebihan akan
menimbulkan masalah kesehatan seperti peningkatan yang tidak normal pada
berat badan, tekanan darah, glukosa darah dan profil lipida darah (kolesterol,
trigliserida, LDL, HDL, VLDL).
Kecukupan gizi ibu di masa kehamilan banyak disorot sebab
berpengaruh sangat besar terhadap tumbuh-kembang anak. Masa kehamilan
merupakan salah satu masa kritis tumbuh- kembang manusia yang singkat
(window of opportunity); masa lainnya adalah masa sebelum konsepsi (calon
ibu, remaja putri), masa menyusui (ibu menyusui), dan masa bayi/anak 0—2
tahun. Pada ibu hamil, jika janin dalam kandungannya mengalami kekurangan
gizi, maka anaknya kelak pada usia dewasa akan berisiko lebih tinggi untuk
menderita penyakit degeneratif (diabetes, hipertensi, penyakit jantung, stroke)
dibandingkan dengan yang tidak mengalami kekurangan gizi.

B. BALITA

Anak balita adalah anak yang telah menginjak usia di atas satu tahun
atau usia anak di bawah lima tahun. Masa ini juga dapatdikelompokkan
dalam 2 kelompok besar yaitu anak usia 1−3 tahun (batita) dan anak
prasekolah (3−5 tahun). Saat usia 1–3 tahun (batita) kita sering menyebutnya
kelompok pasif dimana anak masih tergantung penuh kepada orang tua atau
orang lain yang mengasuhnya untuk melakukan kegiatan penting, seperti
mandi, buang air dan makan.
a. Masalah Gizi Pada Balita

1. KEP (Kurang Energi Protein) atau Protein EnergyMalnutrition

2. Obesitas

3. Gangguan Akibat Kekurangan Iodium(GAKI)

4. Kurang vitaminA

5. Anemia

b. Kebutuhan Energi Dan Zat Gizi Pada Balita

Masa balita adalah masa transisi terutama padausia 1 – 2 tahun dimana anak
akan mulai memakan makanan yang padat dan menerima rasa sertatekstur
makanan yang baru.
Kebutuhan nutrisi pada balita sebenarnya juga dipengaruhi oleh usia,
besar tubuh, dan tingkat aktivitas yang dilakukannya.
1) Energi : biasanya balita membutuhkan sekitar 1.000 samapi 1.400 kalori
perhari.

2) Kalsium : dibutuhkan kurang lebih 500 mg perhari.

3) Zat besi : anak balita membutuhkan 7 mg perhari.

4) Vitamin C dan D.

C. REMAJA

Batasan usia remaja menurut WHO adalah 12 sampai 24 tahun.


Menurut Menteri Kesehatan RI tahun 2010, batas usia remaja adalah antara
10 sampai 19 tahun dan belum menikah. Masa remaja adalah peralihan dari
masa anak ke masa dewasa yang mengalami perkembangan di semua aspek
atau fungsi untuk memasuki masa dewasa
a. Masalah Gizi Remaja

1) Gangguan Makan

Ada dua macam gangguan makan yang biasa terjadi pada remaja yaitu
bulimia nervosa dan anoreksia. Kedua gangguan ini biasanya terjadi karena obsesi
untuk membentuk tubuh angsing dengan cara menguruskan badan
2) Obesitas

Aktif berolah raga dan melakukan pengaturan makan adalah cara untuk
menurunkan berat badan. Diet tinggi serat sangat sesuai untuk para remaja yang
sedang melakukan penurunan berat badan. Pada umumnya makanan yang serat
tinggi mengandung sedikit energi,dengan demikian dapat membantu menurunkan
berat badan, di samping itu serat dapat menimbulkan rasa kenyang sehingga dapat
menghindari ngemil.
3) Kurang Energi Kronis

Pada umumnya adalah karena makan terlalu sedikit. Remaja perempuan


yang menurunkan berat badan secara drastis erat hubungannya dengan faktor
emosional
4) Anemia

Anemia karena kurang zat besi adalah masalah yang paling umum
dijumpai terutama pada perempuan. Zat besi diperlukan untuk membentuk sel-sel
darah merah, dikonversi menjadi hemoglobin, beredar ke seluruh jaringan tubuh,
berfungsi sebagai pembawa oksigen. Diperlukan bahan makanan yang berkualitas
tinggi. Seperti pada daging, hati, ikan, ayam, selain itu bahan makanan yang tinggi
vitamin C membantu penyerapan zat besi.

b. Faktor Yang Mempengauhi Kebutuhan Gizi Remaja

1) Aktivitas fisik.

2) Lingkungan.

3) Pengobatan.

4) Depresi dan kondisimental.


5) Penyakit.

6) Stres.

Terpenuhinya kebutuhan gizi bagi remaja yaitu :

1) Membantu konsentrasibelajar.

2) Beraktivitas.

3) Bersosialisasi.

4) Untuk kesempurnaanfisik

5) Tercapai kematangan fungsiseksual

6) Tercapainya bentukdewasa.

c. Kebutuhan Energi Dan Zat Gizi Pada Remaja

Jumlah kebutuhan zat gizi untuk masa remaja ini ditetapkan dalam
Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi (2013), untuk anak laki-laki usia 13-15
th dengan berat badan 46 kg, tinggi badan 158 cm dan usia 16 – 18 th dengan
berat badan 56 kg dan tinggi 165 cm,sementara untuk perempuan usia 13 – 15 th
dengan berat 46 kg, tinggi badan 155 cm dan usia 16 – 18 th dengan berat badan
50 kg dan tinggi 158cm.

1) Energi

Remaja laki-laki memerlukan 2400 – 2800 Kkal/hari sementara perempuan


memerlukan energi sebesar 2000 – 2200 Kkal/hari. Angka tersebut dianjurkan
sebanyak 50 - 60% berasal dari karbohidrat kompleks.

2) Karbohidrat

Karbohidrat merupakan sumber energi utama untuk aktivitas tubuh sehingga


pemenuhannya dianjurkan sebesar 50 – 60% total kalori.
3) Protein

Kebutuhan protein bagi remaja masih cukup tinggi karena proses pertumbuhan cepat
sedang terjadi. Anjuran kebutuhan protein pada kelompok remaja laki-laki
adalah 66 – 72 g/hr, sedang untuk remaja perempuan 59 - 69 g/hari atau 14 -
16% dari kalori total.
4) Lemak

Lemak merupakan sumber energi yang dapat di simpan di dalam tubuh sebagai
cadangan energi.

5) Serat

Pada manusia usia remaja serat di perlukan untuk memungkinkan proses buang air
besar menjadi teratur dan menghindari penyakit. Serat dapat memberi rasa kenyang
pada waktu lama.
6) Mineral

a) Kalsium : 1000 - 1200 mg/hr (pria),1000-1500mg/hr(wanita).

b) Zat Besi : 13-19 mg/hr untuk laki-laki dan 26 mg/hr untukperempuan.

c) Na : 1200 -1500 mg/ org/ hr.

d) Air : 6-8 gls/ org/ hr

7) Vitamin
Vitamin dibutuhkan untuk mengatur berbagai proses metabolisme dalam
tubuh, mempertahankan fungsi berbagai jaringan serta mempengaruhi dalam
pembentukan sel-selbaru :

1) Vitamin A : 600mg/org/hr

2) Vitamin B1 : 1,0-1,2mg/hr

3) Vitamin B6 : 2,0-2,2mg/org/hr

4) Vitamin B12 : 1,8 -2,4mcg/org/hr

5) Vitamin C : 60 – 75mg/hr

6) Vitamin D : 15mcg/hr

7) Vitamin E 11 - 15mg/org/hr
d. Prinsip Pemberian Makanan Remaja

Menjaga nafsu makan relatif lebih baik daripada balita, Mulai tidak bergantung
pada orang tua sehingga pengetahuan gizi sangat diperlukan, makanan yang kaya akan
nutrisi sangat mempengaruhi tumbuh kembang otak dan organ-organ lain yang
dibutuhkan untuk mencapai hasil yang optimal, untuk itu keluarga adalah pihak pertama
yang harus memperhatikan asupan gizinya.

D. IBU HAMIL

Menurut Federasi Obstetri Ginekoloigi Internasional, kehamilan didefinisikan


sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan
nidasi atau implantasi (Yulistiana, 2015: 81). Menurut Departemen Kesehatan RI, 2007,
kehamilan adalah masa dimulaisaat

Konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya hamil normal 280 hari (40 minggu / 9
bulan 7 hari) di hitung dari triwulan/ trimester pertama dimulai dari konsepsi sampai 3
bulan, 11 trimester/ trimester ke-2 dari bulan ke- 4 sampai 6 bulan, triwulan/ trimester
ke- 3 dari bulan ke-7 sampai ke-9 (Agustin, 2012: 12).

a. Masalah Gizi Pada Ibu Hamil

Ibu hamil sehat dengan status gizi baik:

1) LiLA ≥ 23,5 cm.

2) IMT Pra hamil (18,5 -25,0).

3) Selama hamil, kenaikan BB sesuai usiakehamilan.

4) Kadar Hb normal > 11gr/dL

5) Tekanan darah Normal (Sistol < 120 mmHg dan Diastol < 80mmHg).

6) Gula darah urine negatif.

7) Protein urinenegatif.
1. Gizi Kurang

a) Kurang Energi Kronik (KEK)

Timbulnya KEK pada ibu hamil disebabkan karena dalam jangka waktu
yang lama asupan energi (karbohidrat dan lemak) tidak mencukupi kebutuhan
tubuh. Penapisan ibu hamil risiko KEK dilakukan dengan pengukuran Lingkar
Lengan Atas (LiLA). Apabila LiLA < 23,5 cm maka ibu hamil berisiko KEK.
Untuk memastikan KEK pada ibu hamil digunakan Indeks Massa Tubuh (IMT)
pada Trimester I. Jika IMT pada Trimester I < 18,5 maka ibu hamil didiagnosa
KEK. Apabila IMT trimester I tidak diketahui karena ibu hamil melakukan ANC di
Trimester II atau III, serta diketahui data BB dan TB sebelum hamil

Ibu hamil KEK, akan mengalami risiko keguguran, perdarahan pasca


persalinan, kematian ibu, kenaikan BB ibu hamil terganggu, tidak sesuai dengan
standar, malas tidak suka beraktivitas, payudara dan perut kurang membesar,
pergerakan janin terganggu, mudah terkena penyakit infeksi, persalinan akan sulit
dan lama. Ibu hamil KEK akan berdampak pada janin, dan anak yang akan
berlanjut sampai pada usia dewasa, antara lain:
(1.) Gangguan pertumbuhan janin (Intrauterine Growth Retardation) (2.) Risiko

bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR)

(3.) Risiko bayi lahir dengan kelainan kongenital (Defect Neural Tube, bibir
sumbing, celah langit- langitdll)
(4.) Risiko bayi lahir stunting sehingga meningkatkan risiko terjadinya penyakit
tidak menular (PTM) pada usia dewasa seperti Diabetes Melitus, Hipertensi,
JantungKoroner.
(5.) Gangguan Pertumbuhan dan perkembangan sel otak yang akan berpengaruh
pada kecerdasan anak
b) Anemia

(1.) Makanan yang dikonsumsi kurang mengandung protein, zat besi, vitamin B12
dan asam folat.
(2.) Meningkatnya kebutuhan tubuh selama hamil akan zat-zat gizi karena
perubahan fisiologis ibu hamil dan pertumbuhan serta perkembangan janin.
(3.) Meningkatnya pengeluaran zat besi dari tubuh karena perdarahan akut dan
kronis. Perdarahan akut dapat disebabkan misalnya kecelakaan. Perdarahan
kronis, yaitu pendarahan yang berlangsung lama karena infeksi penyakit,
kecacingan, dan malaria.

(4.) Ibu hamil KEK (kurang energi kronik). (5.) Jarak persalinan terlalu dekat.

b. Kebutuhan Zat Gizi Saat Hamil

Bila kebutuhan energi perempuan sebelum hamil sekitar 1.900 kkal/hari untuk
usia 19—29 tahun dan 1.800 kkal untuk usia 30—49 tahun, maka kebutuhan ini
akan bertambah sekitar 180 kkal/hari pada trimester I dan 300 kkal/hari pada
trimester II dan III. Demikian juga dengan kebutuhan protein, lemak, vitamin dan
mineral, akan meningkat selama kehamilan.

c. Prinsip Gizi Seimbang

Mencegah terjadinya beban ganda masalah gizi (kurus dan pendek karena
kekurangan gizi atau kegemukan karena kelebihan gizi) yang dapat berdampak
buruk pada kesehatan dan kualitas hidup.
1 Variasi Makanan

Prinsip PGS (Pedoman Gizi Seimbang), asupan zat gizi yang dibutuhkan ibu
hamil sebagaiberikut.
a) Karbohidrat

Karbohidrat adalah zat gizi makro yang meliputi gula, pati, dan serat. Gula dan
pati merupakan sumber energi berupa glukosa untuk sel-sel darah merah, otak,
system saraf pusat, plasenta, dan janin. Pemenuhan kebutuhan energi yang berasal
dari karbohidrat dianjurkan sebesar 50—60% dari total energi yang dibutuhkan.
b) Protein

Kebutuhan protein untuk ibu hamil sekitar 17 g/hari.


a) Lemak

Lemak merupakan zat gizi yang berperan meyakinkan pada perkembangan janin
dan pertumbuhan awal pascalahir.Asam lemak omega-3 DHA penting untuk
perkembangan dan fungsi saraf janin selama kehamilan. Konsumsi PUFA selama
kehamilan memengaruhi transfer PUFA ke plasenta dan ASI. Kebutuhan energi yang
berasal dari lemak saat hamil sebaiknya tidak lebih dari 25% dari kebutuhan energi total
per hari. Selain memperhatikan proporsi energi yang berasal dari lemak, penting juga
memerhatikan proporsi asam lemaknya. Misalnya, proporsi asam lemak jenuh (lemak
hewani) adalah 8% dari kebutuhan energi total, sedangkan sisanya (12%) berasal dari
asam lemak tak jenuh. Perbandingan kandungan asam lemak omega 6 dan omega 3 ,
EPA, dan DHA sebaiknya lebih banyak.
Asam linoleat banyak terdapat pada minyak kedelai, minyak jagung, minyak
bunga matahari, minyak biji kapas. DHA dan ALA banyak terdapat dalam minyak ikan
(ikan laut seperti lemuru, tuna, salmon), selain juga terdapat dalam sayuran berdaun
hijau tua seperti bayam dan brokoli, minyak kanola, biji labu kuning, dan minyak
flaxseed. Kebutuhan minyak dalam pedoman gizi seimbang dinyatakan dalam 4 porsi,
di mana satu porsi minyak adalah 5 gram.
b) Vitamin danMineral

Vitamin membantu berbagai proses dalam tubuh seperti pembelahan dan


pembentukan sel baru. Contohnya, vitamin A untuk meningkatkan pertumbuhan dan
kesehatan sel serta jaringan janin; vitamin B seperti tiamin, riboflavin, dan niasin untuk
membantu metabolisme energi, sedangkan vitamin B6 untuk membantu protein
membentuk sel-sel baru; vitamin C untuk membantu penyerapan zat besi yang berasal
dari bahan makanan nabati; dan vitamin D untuk membantu penyerapan kalsium.
Mineral berperan dalam berbagai tahap proses metabolisme dalam tubuh,
termasuk pembentukan sel darah merah (besi), dalam pertumbuhan (yodium dan seng),
serta pertumbuhan tulang dan gigi(kalsium).

c) Air

Ibu hamil disarankan untuk menambah asupan cairannya sebanyak 500 ml/hari
darikebutuhan orang dewasa umumnya minimal 2 liter/hari atau setara 8 gelas/hari.
Kebutuhan pada ibu hamil lebih banyak lagi karena perlu memperhitungkan kebutuhan
janin dan metabolisme yang lebih tinggi menjadi 10—13 gelas/hari.

2 Suplementasi Untuk Ibu Hamil

a) Zat Besi

Zat besi dibutuhkan untuk pembentukan komponen darah, yaitu hemoglobin,


yang terdapat dalam sel darah merah, yang beredar di dalam darah dan berfungsi antara
lain mengangkut oksigen ke seluruh jaringantubuh.

Pada ibuhamil, untuk meningkatkan massa hemoglobin karena adanya


penambahan massa tubuh ibu (plasenta, payudara, pembesaran uterus, dan lain-lain) dan
janin. Kebutuhan tambahan total selama kehamilannya, diperkirakan 1.000 mg.

Kekurangan zat besi dapat mengganggu pembentukan sel darah merah, sehingga
terjadi penurunan hemoglobin. Dapa menyebabkan penurunan kadar oksigen di
jaringan. Akibatnya, jaringan tubuh Ibu hamil dan janin mengalami kekurangan oksigen,
sehingga menurunkan kemampuan kerja organ-organ tubuhnya. Akibat pada janin antara
lain bayi lahir dengan simpanan besi yang rendah sehingga berisiko menderita anemia,
mempunyaiberat badan lahir lebih rendah dari yang seharusnya.

b). Asam Folat

Asam folat termasuk dalam kelompok vitamin B. Jumlah yang dibutuhkan


hingga trimester akhir kehamilan adalah 0, 4 mg/hari per orang. Idealnya, zat gizi ini
dikonsumsi sebelum ibu mengalami kehamilan. Asupan asam folat pada saat telah
hamil, biasanya sudah terlambat untuk mencegah terjadinya kelainan yang disebut
“neural tube defect” a.l. spina bifida (sumsum tulang belakang yang terbuka) dan
anencephalus (tidak memiliki batok kepala), mengingat perkembangan susunan saraf
pusat, terutama terjadi dalam 8 minggu pertama kehamilan. Sumber asam folat antara
lain sayuran berwarna hijau seperti brokoli dan bayam, telur, dan daging.
c). Kalsium

Jika kebutuhannya kurang terpenuhi, janin akan mengambil cadangan kalsium


dari tulang ibu. Kejadian ini tidak akan menimbulkan gejala pada ibu, karena jumlah
kalsium yang diambil hanya sedikit (2,5% dari kalsium yang ada).
Namun, kekurangan zat gizi ini pada saat kehamilan tetap menyimpan beberapa
risiko. Penelitian menunjukkan, peluang terjadinya tekanan darah tinggi dalam
kehamilan pada kelompok masyarakat tertentu (misalnya, kehamilan pada remaja, ibu
hamil yang defisiensi kalsium) akan meningkat bersamaan dengan kurangnya kalsium
pada ibu. Jumlah kebutuhan kalsium bagi ibu hamil sendiri sebesar 1.000 mg/hari
selama kehamilan. Sumber kalsium antara lain telur, susu, keju, mentega, daging, ikan,
dan bayam.

1 Pola Hidup Bersih danSehat

a) Menjaga kebersihan tubuh

b) Cukup tidur

c) Pemberian imunisasi.

Ibu hamil perlu mendapatkan imunisasi Tetanus Toksoid (TT) untuk


mencegah penyakit tetanus. Bakteri tetanus masuk melalui luka. Ibu yang baru
melahirkan bisa terpapar kuman tetanus pada waktu proses persalinan, sementara
bayi terpapar kuman tetanus melalui pemotongan pusar bayi. Imunisasi ini dapat
diberikan menjelang menikah.
Namun, bila terlewat, bisa diberikan saat hamil sebanyak dua kali dengan
jarak satu bulan dan harus sudah lengkap 2 bulan sebelum persalinan.
d) Tidak merokok, menggunakan narkoba, dan mengonsumsi alkohol

Merokok selama kehamilan akan menyebabkan pertumbuhan janin lambat


dan dapat meningkatkan risiko berat badan lahir rendah (kurang dari 2.500 gram).
Risiko keguguran pada perempuan perokok 2—3 kali lebih tinggi dibandingkan
Dengan perempuan yang tidak merokok. Karbon monoksida dalam asap rokok
dapat menurunkan kadar oksigen. Asupan alkohol selama kehamilan meningkatkan
risiko
kerusakan sistem otakpusat bayi yang dikenal dengan istilah fetal alcohol syndrome
(FAS).

2 Aktivitas Fisik

a) Jalan Santai

Ibu hamil disarankan banyak berjalan santai di pagi hari. Jalan santai
akan membuat tubuh bugar dan relaks.Jalan bisa dilakukan selama sekitar 30
menit, 2—3 kali per minggu.
b) Senam Hamil

Senam hamil sangat dianjurkan diikuti oleh ibu hamil. Olahraga ini
bermanfaat menjaga kelenturan sendi-sendi dan mempertahankan fleksibilitas.
Senam hamil juga akan memperkuat sistem otot, merangsang peredaran darah,
memperlancar proses persalinan, serta membuat perasaan tenang dan relaks
selamapersalinan
c) Berenang

Bila ibu hamilsudah lama tidak berenang, maka mulailah pelan-pelan dan
sebentar, misalnya hanya 5—10 menit pada kali pertama atau kedua berenang.
Bila ibu hamil merasa beratmelakukannya, bisa diganti dengan berendam atau
berjalan- jalan di dalam kolam air,karena ini pun akan menimbulkan perasaan
santai.
3 Pemantauan Berat Badan Sehat

Sedikitnya, pemeriksaan kehamilan dilakukan 4x selama kehamilan,


yaitu 1 kali pada trimester I, 1 kali pada trimester II, dan 2 kali pada trimester
III. Selama trimester I, pertambahan BB ibu merefleksikan perubahan cadangan
ibudan perubahan fisiologis tubuh ibu, serta pembentukan organ tubuh janin dan
pembentukan plasenta. Pada trimester II pertambahan BB ibu merupakan hasil
utama dari pertumbuhan dan perkembangan janin. Sementara pada trimester III,
pertambahan BB ibu selain karena perubahan tubuh ibu yang lebih besar, juga
disebabkan pertumbuhan dan perkembangan plasenta dan janin, serta
meningkatnya volume cairan.
4 Pertambahan Berat Badan (BB)

Rata-rata ibu hamil bertambah BBnya sebesar 10—12,5 kg selama


kehamilan, kebanyakan terjadi setelah minggu ke-20, yaitu pada trimester II dan
III kehamilan. Pada trimester I, terutama dalam 10 minggu pertama, kenaikan
BB hanya sedikit atau bahkan tidak naik. Rata-rata pertambahan BB ibu antara
usia kehamilan 0—10 minggu adalah sebesar 0,065 kg per minggu; pada usia
kehamilan 10—20 minggu 0,335 kg per minggu; pada usia kehamilan 20-30
minggu 0,45 kg per minggu; dan pada usia 30—40 minggu adalah 0,35 kg per
minggu. Untuk ibu hamil yang tergolong kurus sebelum hamil diharapkan
mempunyai kenaikan BB antara 12,5—18 kg; 11,5—12,5 kg untuk ibu hamil
dengan BB sehat; dan 7—11,5 kg untuk ibu hamil yang kelebihan BB saat
sebelum hamil.
Pada trimester II dan III dianjurkan untuk pertambahan BB setiap
minggu kira-kira sebesar 500 g. Adapun ibu hamil yang mempunyai status gizi
lebih (kegemukan) dianjurkan untuk menambah BB sebanyak 300 g/minggu.

5 Jika BB Terhadap Tinggi Badan Lebih

BB berlebihan pada ibuhamil dapat menimbulkan risiko penyempitan


pembuluh darah yang berbahaya bagi ibu dan janin, serta plasenta. Plasenta yang
berfungsi memasok oksigen mengalami penyempitan karena lemak dan ini dapat
menghambat pasok oksigen, sehingga merusak sel-sel otak janin, serta
berimplikasi terhadap kecerdasan anak yang berkurang.
Adapun bahaya bagi ibu, dapat meningkatkan risiko terjadinya
komplikasi kehamilan dan persalinan, seperti tekanan darah tinggi, diabetes, dan
preeklamsia/eklamsia. Peningkatan BB ibu yang sangat tajam pada minggu ke-
20 kehamilan, disertai dengan adanya edema yang berat, dapat merupakan
pertanda adanya retensi cairan yang abnormal sehingga dapat mengakibatkan
terjadinya peningkatan tekanan darah dan protein urine yang merupakan
pertanda dari preeklamsia.
6 Jika BB Terhadap Tinggi Badan Kurang

Jika BB ibu hamil kurang pada 3 bulan pertama kehamilannya dapat


menyebabkan terganggunya pertumbuhan otak dan sumsum tulang belakang
janin. Jika BB ibu hamil kurang sepanjang minggu terakhir kehamilan dapat
menimbulkan gangguan pertumbuhan janin yang dapat berakibat terjadinya
BBLR.
7 Jika BB Tidak Naik Atau Kenaikannya Lambat

Ketika hamil, kebutuhan zat gizi janin akan terus meningkat seiring
dengan pertumbuhannya di dalam rahim. Karena itu, BB ibu hamil seharusnya
terus mengalami kenaikan. Jika BB ibu hamil tidak mengalami kenaikan,
menandakan bahwa terjadi ketidakseimbangan antara asupan makanan dan
kebutuhan tubuh, yaitu asupan makanan lebih kecil dari kebutuhannya.
8 Cara Menghindarkan Penurunan Dan Kenaikan Lambat BB

Hal ini dapat dicoba dengan frekuensi makan lebih sering tetapi dalam
porsi yang sedikit, tidak menunggu sampai lapar, serta bentuk makanannya
kering dan tidak berkuah. Pastikan setiap suapan yang masuk ke mulut adalah
yang bergizi baik dan beraneka ragam.
a. Kondisi Khas Dan Permasalahan

1) Hiperemesis Gravidarum

Mual muntah, yang terutama terjadi pada usia kehamilan 8—12


minggu, umumnyamerupakan sesuatu yang wajar dialami oleh ibu hamil.
Seiring dengan bertambahnya usiakehamilan, mual muntah akan berkurang dan
berhenti di usia kehamilan sekitar 16 minggu. Namun, ada juga yang terus
berlanjut hingga trimester III dengan keluhan mual muntah yang dikategorikan
berat, di mana setiap kali minum atau makan ibu akan muntah.
Hiperemesis dapat diatasi dengan mengatur pola makan yang baik.
Perhatikan porsi makan dan jenis makanan yang sekiranya memancing rasa mual
muntah, kemudian hindari makanan tersebut. Makanlah dalam porsi kecil tetapi
sering. Makan makanan kering, seperti biskuit atau roti bakar, dapat membantu
menyerap asam lambung.
Makanan berkarbohidrat tinggi bisa dijadikan pilihan agar energi yang
terbuang akibat muntah bisa tergantikan. Jangan ragu untuk mengonsumsi
makanan dan minuman berkadar air tinggi seperti sayuran, jus buah, dan
sejenisnya untuk mengganti cairan yang terbuang lewat muntah.
Hindarimakanan berlemak dan berbumbu tajam serta merangsang; bila
bangun tidur jangan langsung duduk atau berdiri tetapi lakukan perlahan-lahan;
cobalah minum vitamin B6; sertahindari stres dan ketegangan.
2) Anemia

Anemia adalah kondisi di mana kadar hemoglobin (Hb) ibu hamil berada
< 11 g/dl. Anemia sering terjadi pada ibu hamil karena kebutuhan zat besi yang
diperlukan untuk membentuk
hemoglobin tidak terpenuhi. Kebutuhan zat besi pada ibu hamil meningkat
sangat tajam, lebih kurang sebanyak 1.000 mg selama kehamilannya.
Meningkatnya kebutuhan zat besi pada ibu hamil disebabkan oleh meningkatnya
volume darah, pertambahan massa jaringan tubuh ibu dan pertumbuhan janin.

Anemia dapat diatasi dan dicegah dengan memperbaiki pola


makan,yaitu mengonsumsi makanan kaya zat besi.Namun ibu hamil dianjurkan
minum suplemen yang berisi 250 mg zat besi dalam bentuk sulfas ferrosus (atau
setara dengan 60 mg besi elemental) dan 400 mikrogram asam folat. Sekarang
telah tersedia tablet yang mengandung kedua zat gizi tersebut. Ibu hamil
dianjurkan minum 1 tablet per hari selamakehamilannya.
Suplemen zat besi dan asam folat ini sering menimbulkan keluhan,
termasuk mual, perut perih, buang air berwarna hitam atau sembelit. Hal ini
tidak perlu dikhawatirkan karena tidak berbahaya. Untuk mengurangi gejala-
gejala ini, ibu hamil dapat meminum suplemen tersebut malam hari sebelum
tidur kira-kira 1 jam setelah makan malam, sehingga gejala mual dan perut perih
tidakdirasakan.
3) Sembelit (Konstipasi)

Ibu hamil sering kali mengalami sembelit. Hal ini disebabkan adanya
penurunan gerak peristaltik pada saluran cerna yang jadi lebih lambat dari
biasanya. Gerak usus melambat ini disebabkan oleh peningkatan kadar hormon
progesteron pada ibu hamil. Selain itu, konstipasi bisa terjadi karena pola makan
yang kurang baik, seperti rendahnya asupan makanan berserat, meningkatnya
makanan yang banyak mengandung lemak, dan kurang minum.
4) Diabetes Gestational

Diabetes gestasional adalah jenis diabetes yang terjadi selama


kehamilan dan biasanya akan normal kembali setelah melahirkan. Kadar glukosa
yang tidak terkendali dengan baik semasa kehamilan dapat menyebabkan
kelebihan tersebut masuk ke plasenta dan menimbulkan kenaikan kadar gula
darah pada janin. Kondisi ini akan mengaktifkan pancreas janin untuk
memproduksi insulin yang bertindak sebagai hormon pertumbuhan. Akibatnya,
janin lahir sebagai giant baby dengan berat lahir di atas 4.000 gram yang akan
mempersulit proses persalinan. Sementara bayi pun memiliki kecenderungan
berisiko mengalami kelainan bawaan dan menderita diabetes. Ibu penderita
diabetes juga berisiko terkena penyakit infeksi, perdarahan setelah melahirkan,
masalah jantung danparu-paru.
Selain itu juga berisiko lebih tinggi terkena preeklamsia dibandingkan
dengan ibu hamil yang tidak menderita diabetes.

5) Hipertensi

Tekanan darah dinyatakan normal bila 120/80 mmHg atau kurang.


Disebut hipertensi bila tekanan darah ibu mencapai 140/90 mmHg atau lebih,
sedangkan disebut pra-hipertensi bila ada di antara keduanya. Hipertensi pada
kehamilan akan meningkatkan risiko kematian janin, terlepasnya plasenta, serta
gangguan pertumbuhan. Gejala hipertensi antara lain adalah pusing (sakit
kepala), kadang disertai dengan bengkak di daerah tungkai, dan tes laboratorium
menunjukkan protein yang tinggi dalamurine.
Hipertensi yang muncul karena kehamilannya, disebut pregnancy
induced hypertension atau gestational hypertension,
muncul pada usia kehamilan sesudah 20 minggu, sedangkan hipertensi yang
muncul sebelumnya adalah hipertensi kronis. Apabila ibu hamil mengalami
hipertensi gestasional dan mempunyai salah satu atau kedua gejala lainnya, yaitu
kadar protein di urine yang tinggi dan oedem selain di tungkai, kemungkin.

E. IBUMENYUSUI

a. Pengertian
Menyusui merupakan cara normal memberikan bayi nutrisi yang mereka
butuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan. Hampir semua ibu dapat
menyusui, asalkan mereka memiliki informasi yang akurat, dan dukungan dari
keluarga mereka, sistem perawatan kesehatan dan masyarakat pada umumnya.
ASI eksklusif diberikan kepada bayi sejak dilahirkan selama enam bulan, tanpa
menambahkan dan atau mengganti dengan makanan atau minuman. Saran
pemberian ASI adalah 8-12 kali per hari. Saran memberikan ASI yaitu 10-15
menit setiap sisi payudara (20-30 menit secara kumulatif). (Kementerian Tenaga
Kerja dan Transmigrasi RI, 2012)

b. Faktor yang mempengaruhi


1) Usia Ibu
Usia 20-30 tahun merupakan usia reproduksi sehat, sehingga seorang
wanita sedikit mengalami komplikasi selama kehamilan dan persalinan. Usia ibu
saat melahirkan sangat berpengaruh pada kesehatan ibu, sehingga kondisi yang
sehat akan mempengaruhi pemberian ASI eksklusif. Wanita diatas 30 tahun
termasuk berisiko tinggi dan erat kaitannya dengan anemia gizi yang dapat
mempengaruhi produksi ASI yang dihasilkan (Utami, 2012).
2) Status Pekerjaan
Ibu bekerja adalah ibu yang mencari nafkah untuk menambah
pemasukan bagi keluarganya, banyak menghabiskan waktu dan terikat
pekerjaan di luar rumah, serta menjalankan fungsinya sebagai ibu rumah
tangga (Nursalam, 2003). Ibu bekerja kemungkinan tidak memberikan ASI
eksklusif karena kebanyakan 29 ibu bekerja mempunyai waktu merawat bayi
yang lebih sedikit, sedangkan ibu tidak bekerja besar kemungkinan
memberikan ASI eksklusif, sehingga ibutidak dapat memberikan ASI secara
eksklusif (Dahlan dkk., 2013).
3) Paritas (jumlah kelahiran)
Ibu dengan jumlah persalinan lebih dari satu kali akan mengalami
peningkatan jumlah ASI pada hari keempat postpartum jauh lebih tinggi
dibandingkan ibu yang baru melahirkan pertama kali (Proverawati dan
Rahmawati,2010).
4) Pendidikan Ibu
Pendidikan merupakan faktor predisposisi yang mempengaruhi orang
lain baik individu, kelompok, atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa
yang diharapkan oleh pelaku pendidikan, sedangkan pendidikan kesehatan
adalah aplikasi pendidikan di bidang kesehatan
.Pendidikan ibu yang rendah memungkinkan ia lambat dalam mengadopsi
pengetahuan baru. Pendidikan bertujuan mengubah pengetahuan, pendapat,
konsep-konsep, sikap, presepsi, serta menanamkan kebiasaan baru kepada
responden yang masih memakai adat istiadat kebiasaan lama (Notoatmodjo,
2012).
F. LANSIA

Lanjut usia adalah seseorang yang memiliki usia lebih dari atau sama
dengan 55 tahun. Lansia dapat juga diartikan sebagai menurunnya kemampuan
jaringan untuk memperbaiki diri dan mempertahankan struktur serta fungsi
normalnya. klasifikasi lansia adalah sebagai berikut :
1. Usia pertengahan (middle age), yaitu kelompok usia 45-54tahun.

2. Lansia (elderly), yaitu kelompok usia 55-65tahun.

3. Lansia muda (young old), yaitu kelompok usia 66-74tahun.

4. Lansia tua (old), yaitu kelompok usia 75-90tahun.

5. Lansia sangat tua (very old), yaitu kelompok usia lebih dari 90tahun.
c. Kondisi Khas dan Permasalahannya

1) Organ Pengindera

Dengan semakin bertambahnya umur, semua indera, seperti mata, hidung,


telinga, peraba, dan pengecap, mengalami penurunan fungsi.
2) Organ Pencernaan

Karena perubahan yang ditandai dengan melemahnya sistem enzim, hormon,


dan otot pencernaan, lansia membutuhkan makanan dengan tekstur yang lebih
lembut dan citarasa yang tidak terlalu tajam.
3) Tulang dan Gigi

Kepadatan tulang lansia mulai menurun sehingga berisiko mengalami


pengeroposan tulang (osteoporosis). Selain itu, sistem gigi geligi tidak
sempurna dan rapuh. Kondisi ini membuat lansia membutuhkan makanan
dengan tekstur yang lebih lembut.
4) Rambut dan Kulit

Rambut menjadi beruban dan lebih cepat rontok, sedangkan kulit menjadi
keriput, kering, dan muncul bintik-bintik hitam (pigmentasi).
5) Jantung dan Pembuluh Darah

Proses menua mengakibatkan melemahnya kerja otot jantung dan


berkurangnya elastisitas pembuluh darah. Kondisi ini bisa menyebabkan
gangguan kesehatan jantung dan pembuluh darah.
6) Pernapasan

Saat tua, elastisitas paru-paru berkurang. Paru-paru menjadi kaku dan


kemampuan untuk menyesuaikan dengan latihan fisik berkurang.

Beberapa perubahan tersebut menyebabkan lansia rentan terhadap masalah gizi


dan berbagai penyakit,seperti:
1) Kegemukan

Menurunnya aktivitas fisik dan kebutuhan energi sering kali tidak disadari
lansia sehingga pola makannya tidak berubah, yang menjadi faktor utama
kegemukan padalansia.
2) Terlalu Kurus

Berkurang nafsu makan pada manula membuat makan lebih rendah dari yang
seharusnya sehingga mereka tampak kurus atau kurang gizi.
3) Anemia Gizi

Sekitar 6 dari 10 lansia mengalami anemia gizi. Pada umumnya disebabkan


oleh rendahnya asupan zat besi dan beberapa vitamin, terutama vitamin B12,
C, dan asam folat.
4) Sembelit

Lansia sering sembelit (sulit BAB) karena berkurangnya aktivitas fisik, kurang
asupan serat, kurang minum, stres, dan sering mengonsumsi
obat-obatan tertentu.
5) Penyakit Degeneratif

Menurunnya fungsi dan kualitas jantung, pembuluh darah serta organ penting
lainnya (ginjal, hati, pankreas, lambung, otak) dapat menurunkan imunitas dan
meningkatkan oksidan (racun), yang akhirnya menimbulkan berbagai penyakit
atau gangguan metabolik, terutama hipertensi, hiperkolesterol, diabetes, asam
urat (gout), gangguan ginjal, dan kanker. Penurunan fungsi sistem saraf yang
berkaitan dengan daya ingat berisiko menimbulkan dimensia (cepatlupa).
6) Osteoporosis

Keadaan ini terkait dengan pertumbuhan di masa janin, kanak-kanak, dan


dewasa muda. Dengan perkataan lain, osteoporosis pada lansia adalah
gambaran pertumbuhan tulang dan keadaan ini tidak bisa diperbaiki dengan
hanya mengonsumsi satu bahan makanan atau satu zat gizi saja.
d. Prinsip Gizi Seimbang

1) Variasi Makanan

a) Batasi makanan berlemak dan manis sertatepung-tepungan.

Usia tua biasanya aktivitas fisik menurun. Setelah usia 50 tahun,


umumnya kebutuhan energi berkurang 5% untuk tiap 10 tahun. Makanan
berlemak dan manis serta tepung-tepungan tinggi telah terbukti meningkatkan
risiko terjadinya berbagai penyakit gangguan metabolik (hiperkolesterol,
hipertensi, diabetes, asam urat, gangguan ginjal). Makanan berlemak yang
perlu dibatasi adalah makanan yang mengandung asam lemak jenuh dan asam
lemak trans tinggi, seperti gajih, jeroan, minyak, makanan yang digoreng,
makanan yang dioles mentega, dan sebagainya.
b) Batasi makanan yang meningkatkan kadar asam urat.

Lansia berisiko mengalami gout (tinggi asam urat). Oleh karena itu
berbagai makanan sumber purin tinggi perlu dibatasi. Contohnya, jeroan (usus,
hati, paru, ginjal, lidah, otak), ikan dan makananan hasil laut (seafood), jamur,
kacang-kacangan, daun melinjo, emping melinjo, kangkung, bayam, durian.

Ikan merupakan salah satu lauk yang baik bagi lansia karena
mengandung lemak dan kolesterol rendah serta mengandung protein dan
mineral tinggi yang mudah digunakan tubuh. Namun, bagi lansia yang berisiko
terkena gout, batasi konsumsi ikan laut dan seafood.

c) Perbanyak makan buah dan sayuran segar.

Buah dan sayuran merupakan sumber vitamin, mineral, dan serat alami.
Selain itu mengandung banyak zat bermanfaat alami (antioksidan dan
fitokimia), seperti karetonoid, polifenol (flavonoid, isoflavon), klorofil. Bila
gigi geligi sudah tidak memungkinkan mengonsumsi buah segar, bisa diganti
dengan jus buah segar tanpa penambahan gula. Dianjurkan makan buah dan
sayuran 5 porsi per hari.

d) Minum air putih yang cukup dan aman.

Lansia banyak mengalami kehilangan air melalui keringat dan urine,


tetapi dengan meningkatnya usia, sensitivitas bibir dan lidah dalam merasakan
haus semakin menurun, sehingga sering terjadi kekurangan air (dehidrasi
ringan), yaitu penurunan cairan tubuh 2% dari berat badan.
Tanda sederhana dehidrasi ringan adalah haus, mulut kering, bibir
kering, yang sering kali terabaikan. Pada lansia, fungsi ginjal menurun sesuai
dengan usia sehingga kebutuhan air tubuh berkurang menjadi 1.600— 2.250
ml/hari bergantung pada jenis kelamin, kegiatan fisik dan usianya. Sebanyak
2/3 dari jumlah tersebut dipenuhi dari air minum, yakni 1—1,5 liter atau
setara dengan
5— 7 gelas/hari. Agar ginjal tidak bekerja keras, air minum yang disarankan
adalah air putih atau air bening yang telah diproses agar aman.
e) Batasi garam.

Asupan garam yang berlebihan dapat menyebabkan meningkatnya


risiko hipertensiyang berpotensi gagal ginjal dan gagal jantung. Asupan garam
(natrium) yang disarankan maksimal adalah 4 g/hari (satu sendok teh),
termasuk garam yang terselubung dalam makanan sehari-hari (bukan garam
meja saja), seperti kecap, saus sambal, saus tomat.
Baiknya lansia memahami makanan/minuman sumber garam (natrium),
seperti mi instan, makanan ringan yang asin dan gurih, serta minuman
bernatrium tinggi (minuman ringan bersoda, isotonik), makanan berpengawet
natrium benzoat dan natriumnitrat.

f) Pilih tekstur dan citarasa makanan/minuman yang netral.

Dengan mempertimbangkan fungsi dari sistem pencernaan lansia yang


telah menurun, dianjurkan mengonsumsi makanan dengan tekstur yang tidak
keras, tetapi mengandung serat. Hindari citarasa makanan/minuman yang
tajam, seperti terlalu pedas, asam, asin, manis, gurih, dingin, dan panas.

2) Pola Hidup Bersih Dan Sehat

Mengingat kondisi imunitas lansia cenderung menurun, maka


kebersihan diri dan lingkungan perlu menjadi perhatian.
3) Aktivitas Fisik

Aktivitas yang menyehatkan antara lain jalan di pagi hari, bersepeda


bila masih memungkinkan, berkebun. Lakukan kegiatan fisik 2x30 menit/hari,
minimal 3 hari dalam seminggu. Lakukan pemanasan ringan sebelum
berolahraga dan tutup dengan pendinginan. Olahraga seperti ini akan
memberikan manfaat status kardiovaskular yang baik, mengurangi risiko patah
tulang, dan menyehatkan mental.
Kebutuhan tidur lansia sekitar 6 jam/hari. Semakin tua usia seseorang,
semakin sedikit pula waktu tidur yang diperlukan. Ini karena dengan
bertambahnya usia, waktu tidur cenderung berkurang. Waktu tidur nyenyak
lansia semakin pendek sehingga mudah terjaga. Perubahan ini, walaupun
normal, sering membuat orang tua berpikir bahwa mereka tidak cukup tidur.
Pola terbangun pada dini hari lebih sering ditemukan pada usialanjut.
4) Pemantauan Berat Badan Sehat

Lansia berpotensi mengalami kegemukan, terutama karena


ketidakseimbangan pengeluaran dan masukan makanan (energi). Oleh karena
itu, setiap lansia dianjurkan untuk mengendalikan berat badannya agar
normal/sehat dengan mengatur pola makan bergizi seimbang dan cukup
beraktivitas fisi
BAB III
METODELOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Kegiatan

Kegiatan ini menggunakan jenis penelitian observasional dengan desain


cross sectional.
B. Tempat dan Waktu

1. Tempat Kegiatan

Tempat kegiatan ini dilaksanakan di Desa Mislak, Rukam, Kundi,


Muntok, Belo laut, Kp. Manjelang Baru Kabupaten Bangka Barat Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung.
2. Waktu Kegiatan

Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 8 Oktober 2020 – 14 Oktober 2020


C. Sasaran Kegiatan

Sasaran atau responden pada kegiatan ini adalah masyarakat, terutama


pada kelompok bayi balita, anak sekolah, remaja, ibu hamil, ibu menyusui dan
lansia di Desa Mislak, Rukam, Kundi, Muntok, Belo laut, Kp. Manjelang Baru
Kabupaten Bangka Barat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
1) Balita usia 0-59bulan

2) Remaja usia 12-16tahun

3) Ibu Hamil Trimester 1 – trimester3

4) IbuMenyusui

5) Lansia usia 56-70 tahun


D. Instrumen Kegiatan

Dalam kegiatan ini menggunakan beberapa instrumen diantaranya yaitu :

1. Kuesioner

Digunakan untuk mengukur tingkat pengetahuan dan informasi umum


responden

2. Microtoise

Digunakan untuk mengukur tinggi badan responden umur ≥ 2 tahun

3. Infantometer

Digunakan untuk mengukur tinggi badan responden umur ≤ 2 tahun

4. BabyScale

Digunakan untuk mengukur berat badan responden ≤ 1 tahun kapasitas 20 kg

5. TimbanganJarum/Digital

Digunakan untuk mengukur berat badan responden ≥ 2 tahun

6. Lembar Food Recall 1x24jam

Digunakan untuk mengukur asupan responden dalam sehari

7. FoodPhotograph

Digunakan untuk mengestimasi berat asupan makanan yang di konsumsi

8. PitaLILA

Digunakan untuk mengukur lingkar lengan atas pada ibu hamil

9. Meteran

Digunakan untuk mengukur lingkar kepala balita


10. Buku antropometri

Digunakan untuk melihat status gizi anak

E. Definisi Operasion

Tabel 1
Definisi Operasional

No Sasaran Definisi Operasional Kategori


Gizi Bayi-Balita
Anak usia 0-59 bulan dimana menjadi
masa yang rentan dikarenakan tingginya
kebutuhan zat gizi untuk menunjang
1. Bayi-Balita Anak usia 6-59 bulan
proses tumbuh kembang serta sistem
imunnya yang masih dalam proses
pematangan.
Status gizi adalah keadaan pada tubuh
manusia yang merupakan dampak dari BB/U, BB/TB dan
2. Status gizi
makanan dan penggunaan zat gizi yang TB/U
dikonsumsi seseorang.
Pengetahuan dan pemahaman ibu balita Dikatakan baik jika
Pengetahuan Ibu gizi
3. mengenai ilmu gizi dasar yang meliputi Dikatakan
balita
gizi seimbang. buruk jika <
Dikatakan kurang
Jumlah zat gizi yang masuk melalui
jika ≤80%, baik
konsumsi makanan sehari-hari untuk
4. Asupan 80%-110%,
memperolehenergi guna melakukan
kelebihan jika
aktifitas fisik sehari-hari.
≥110%
Remaja
34

Individu baik laki-laki maupun 1. Siswa SMP kelas 1


1. Remaja
perempuan berada pada masa/usia dan 2
antara anak-anak & dewasa yang 2. Seluruh siswa
berawal pada usia 9-10 th & berakhirdi SMA/MA (usia 15-
usia 18 tahun 18 tahun)
Pengetahuan dan pemahaman remaja Dikatakan baik
Pengetahuan Gizi
2. mengenai ilmu gizi yang meliputi jika≥80%, dikatakan
Remaja
makanan siapsaji buruk jika ≤80%
Keadaan kesehatan akibat interaksi
tubuh manusia, zat gizi dan makanan
3. Status Gizi IMT/U
diukur rmenggunakan indeks
antropometri
Dikatakan kurang
Jumlah persentase asupan yang
jika ≤80%, baik 80%-
4. Asupan dikonsumsi sehari dibagi jumlah
110%, kelebihan jika
responden
≥110%
Kegiatan dalam durasi waktu tertentu Sering atau tidak
5. Aktifitas Fisik yang membutuhkan energy dan melakukan aktifitas
pergerakan ototkerangka fisik
Ibu Hamil
Masa dimana kondisi seorang wanita
Wanita usia subur
yang sedang mengandung janin didalam
1. Bumil yang sedang hamil
rahimnya hingga 9bulan
dari trimester 1-3
(trimester 1 – trimester 3)
Menanyakan kepada
responden/pendampi
Makanan yang dihindari atau yang tidak
ng responden
2. Budaya Makan boleh dikonsumsi selama periode
mengenai makanan
tertentu
yang dihindari atau
tidak boleh dimakan
Pengetahuan dan pemahaman Dikatakan baik 35
Pengetahuan tentang
3. responden mengenai ilmu gizidasar jika≥80%, dikatakan
gizi ibu hamil
yang meliputi gizi seimbang buruk jika ≤80%
Keadaan kesehatan akibat interaksi
tubuh manusia, zat gizi dan makanan
4. Status Gizi LLA
diukur rmenggunakan indeks
antropometri
Ibu Menyusui
Seorang ibuyang memberikan susu
Ibu yang masih
1. Busui kepada bayi atauanaknyadengan air
menyusui anaknya
susu ibu dari payudara ibu
Menanyakan kepada
responden/pendampi
Makanan yang dihindari atau yang tidak
ng responden
2. Budaya Makan boleh dikonsumsi selama periode
mengenai makanan
tertentu
yang dihindari atau
tidak boleh dimakan
Pengetahuan tentang Pengetahuan dan pemahaman Dikatakan baik
3. asupan gizi saat responden mengenai ilmu gizidasar jika≥80%, dikatakan
menyusui yang meliputi gizi seimbang. buruk jika ≤80%
Lansia
Seorang lanjut usia yang berusia 50-100
tahun, yang merupakan tahap akhir
1. Lansia Lansia usia 50-100
kehidupan serta mengalami penurunan
fungsi organ-organ tubuh.
akibat dari berbagai faktor yangsaling
Diukur menggunakan
2. Masalah Gizi terkait atau keadaan kesehatan akibat
indeks antropomteri
interaksi tubuh manusia, zat gizi dan
makanan.

Kegiatan dalam durasi waktu tertentu Sering atau tidak


3. Aktifitas Fisik yang membutuhkan energy dan melakukanaktifitas
pergerakan otot kerangka fisik
Sering atau tidak
Kegiatan kesehatan dasar yang
melakukan
4. Posyandu Lansia diselenggarakan dari, oleh dan untuk
kunjungan ke
masyarakat
posyandu

F. Jenis dan Sumber Data

1. Primer

Sumber data primer merupakan sumber data yang diperoleh oleh peneliti secara langsung. Data
primer data yang didapatkan melalui wawancara, observasi, quisioner dan pengukuran fisik.
2. Skunder

Sumber data skunder meupakan sumber data yang diperoleh peneliti dari sumber yang sudah
ada. Data skunder data yang didapatkan dari Riskesdas, profil kesehan babel.

G. Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan aplikasi komputer. Adapun langkah- langkah
untuk pengolahan data adalah sebagai berikut:

1. Pengumpulan data

Masing-masing data dikumpukan langsung menggunakan istrumen yang telah ditentukan

2. Sunting data (Editing)

Pada tahap ini data yang telah dikumpulkan kemudian dicek kelengkapan data dengan memeriksa
kelengkapan data dengan mengecek instrumen pengumpulan data apakah sudah lengkap atau masih ada
yang kurang. Pengecekan data dilakukan pada saatpenelitian agar mempermudah dalam
pengecekandata.
3. Pemberian kode (Coding)

Coding merupakan kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk bilangan atau angka.
Kegunaan dari coding adalah untuk mempermudah pada saat analisis data dan juga untuk mempercepat
pada saat entrydata.
4. Memasukan data (Entry)
Data yang sudah diberikan kode, selanjutnya dimasukan kedalam sistem pengolahan data yang ada pada
softwere computer.

5. Pembersihan data (Cleaning)


Pembersihan data (Cleaning) merupakan proses pengecekan kembali data yang sudah di entry apakah ada
kesalahan atau tidak. pengetahuan baik
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Wilayah


Kegiatan ini dilakukan di Desa Mislak,Rukem,kundi,belo laut dan menjelang di Kabupaten
Bangka Barat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Desa Ibul terdiri dari 2 Dusun yaitu Dusun
Ibul dan Dusun Belardengan 10 Rukun Tetangga (RT).Masyarakat di Desa Ibul sebagaian besar
berprofesi sebagai buruh harian lepas, wiraswasta, petani sementara yang lainnya bekerja menjadi
PNS, dan aparat pemerintah lainnya.
Desa ini memiliki luas wilayah 5.33.700 ha dan memiliki jumlah penduduk sebanyak 2883
jiwa yang terdiri dari, laki-laki 1504 jiwa dan perempuan 1379 jiwa. Fasilitas kesehatan yang ada di
Desa Ibul yaitu Pustu dan Poskesdes. Kondisi umum Desa Ibul secara geografis:

1. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Tugang dan Desa Air Nyatoh
2. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Berang dan Desa Pangkal Beras
3. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Tugang , Desa Terentang, dan Desa Pangkal Beras
4. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Berang, Desa Air Nyatoh, dan Desa Peradong

B. Hasil

1. Ibu Hamil
Distribusi usia ibu hamil di Desa Mislak,Rukem,Kundi,Belo Laut,Menjelang di Kabupaten Bangka
Barat dapat dilihat di tabel 2

Tabel 2
Usia ibu hamil
Usia Responden %
n
16-18 2 8

19-29 14 56
30-39 6 24
40-45 3 12
Total 25 100
Sumber data primer 2020

Dari tabel 3 dapat diketahui bahwa usia ibu hamil yang banyak berkontribusi tertinggi 56% usia 19-29
tahun dan yang terendah 8% usia 16-18tahun,

Distribusi usia kehamilan ibu hamil di Desa Mislak,Rukem,Kundi,Belo Laut,dan Menjelang di Kabupten
Bangka Barat dapat dilihat di table 3

Tabel 3
Usia Kahmilan ibu

Sumber data TRIMESTER % primer


n
Dari tabel 3 TRISEMESTER I 5 20 dapat
diekatui nilai TIRMESTER II 10 40 tertinggi
sebesar 40% TRIMESTER III 10 40 dengan ibu
Total 25 100
hamil dengan usia
kandungan berada di trismester II&III dan nilai terendah 20% dengan ibu hamil dengan usia
kandungan berada di trimester I

Distribusi status gizi ibu hamil di Desa Mislak,Rukem,Kundi,Belo Laut dan Menjelang di Kabupaten
Bangka Barat dapat di dilihat di tabel 4
Tabel 4
Status Gizi ibu hamil di desa Mislak,Rukem,Kundi ,Belo Laut dan Menjelang di Kabupaten Bangka
Barat

Status Gizi %
n
KEK 5 20
NORMAL 20 80
Total 25 100
Sumber data primer 2020
Berdasarkan tabel 4 diketahui jika nilai tertinggi yaitu sebesar 80% dengan status gizi ibu hamil normal
dan nilai terendah yaitu 20% dengan status gizi ibu hamil KEK

Distribusi pengetahuan ibu hamil tentang Gizi di Desa Mislak,Rukem,Kundi,Belo Laut, dan
Menjelang di Kabupaten Bangka Barat dapat dilihat di tabel 5

Tabel 5
Pengetahuan ibu hamil tentang Gizi di Desa Mislak,Rukem,Kundi,BeloLaut dan Menjelang di
Kabupateng Bangka Barat
Asupan Energi n %
KURANG 18 72
CUKUP 4 16
Pengetahuan Tentang izi n %
LEBIH 3 12
BAIK 10 40
Total 25 100
KURANG BAIK 15 60
Sumber data Total 25 100 primer 2020

Berdasarkan tabel 5 didapatkan bahwa nilai tertinggi sebesar 60% ibu Hamil dengan pengetahuan
tentang gizi kurang baik dan nilai terendah sebesar 40% ibu hamil dengan tingkat pengetahuan baik

Distribusi pemenuhan asupan zat gizi ibu hamil di Desa Mislak,Rukem,Kundi,Belo Laut dan Menjelang
di Kabupaten bangka Barat dapat di lihat di 40able6

Tabel 6
Pemenuhan Asupan Zat Gizi Ibu Hamil di Desa Mislak,Rukem,Kundi,Belo Laut danMenjelang di
Kabupaten Bangka Barat

Asupan Protein n %
KURANG 13 52
CUKUP 7 28
LEBIH 5 20
Total 25 100
Asupan Lemak % 41
n
KURANG 19 76
Usia Ibu Menyusui
CUKUP %
n5 20
LEBIH
19-29 141 4
56
Total
30-39 25
9 100
36
Asupan40-49
Karbohidrat 2n %
8
KURANG
Total 19
25 76
100
CUKUP 3 12

LEBIH 3 12
Total 25 100
Sumber data primer 2020

Berdasrkan tabel 6 didapatkan nilai tertinggi untuk asupan energi sebesar 72% dengan pemenuhan
asupan energi ibu hamil kurang dan nilai terendah 12% dengan pemenuhan asupan energi ibu hamil
lebih,untuk protein didapatkan nilai tertinggi sebesar 52% dengan pemenuhan asupan Protein ibu hamil
kurang dan nilai terendah 20% dengan pemenuhan asupan protein ibu hamil rendah,untuk lemak didapatkan
nilai tertinggi sebesar 76% dengan pemeuhan asupan lemak pada ibu hamil kurang nilai terendah
Usia Ibu Menyusui % sebesar 4%
n
pemenuhan 19-29 14 56 asupan lemak
pada ibu hamil 30-39 9 36 kurang, dan nilai
tertinggi untuk 40-49 2 8 karbohidrat
sebesar76% Total 25 100 dengan
pemenuhan asupan karbohidrat pada ibu hamil kurang dan nilai terendah sebesar 12% dengan
pemenuhan asupan karbohidrat pada ibu hamil berlebih

2. Ibu Menyusui
Distribusi usia ibu Menyusui di Desa Mislak,Rukem,Kundi,Belo Laut,Menjelang di Kabupaten Bangka
Barat dapat dilihat di tabel 7

Tabel 7
Distribusi usia ibu menyusui di Desa Mislak,Rukem,kundi,Belo Laut,dan Menjelang di Kabupaten
Bangka Barat

Sumber data primer 2020

Berdasrkan Tabel 7 didapatkan nilai tertinggi sebesar 56% ibu menyusui dengan usia 19-29 tahun dan
nilai terendah 8% ibu menyusui dengan usia 40-49 tahun
42

Distribusi Status Gizi Ibu Menyusui di Desa Mislak,Rukem,Kundi,Belo Laut,dan Menjelang di


Kabupaten Bangka Barat dapat lihat di tabel 8

Tabel 8
Status Gizi Ibu Menyusui di Desa Mislak,Rukem,Kundi,Belo Laut,dan Menjelang di Kabupaten
Bangka Barat

Sumber datat Status Gizi n %


primer 2020 KURUS 3 12.0
NORMAL 16 64.0
Berdasarkan GEMUK 1 4.0 Tabel 8
didapatkan nilai OBESITAS 5 20.0 tertinggi sebesar
64% ibu menyusi dengan
Status Gizi Total 25 100.0 Normal dan
nilai terendah 4% ibu menyusui dengan Status Gizi Gemuk

Distribusi Pengetahuan Asupan Zat Gizi Ibu Menyusui Mengenai Asupan Zat Gizi ibu selama
Menyusui di Desa Mislak,Rukem,Kundi,Belo Laut,dan Menjelang di Kabupaten Bangka Barat dapat
dilihat di Tabel 9

Tabel 9
Pengetahuan Asupan Zat Gizi Ibu Menyusui Mengenai Asupan Zat Gizi selama menyusui di desa
Mislak,Rukem,Kundi,Belo Laut,daMenjelang di Kabupaten Bangka Barat

Pengetahuan Ibu Menyusui n %


Sumber
data primer 2020 BAIK 25 100.0

Berdasarkan Tabel 9 didapatkan nilai tertinggi 100% ibu Menyusui dengan pengetahuan baik

Distribusi Pemenuhan Asupan Zat gizi Ibu menyusui di Desa Mislak, Rukam, Kundi, Belo
Laut, dan Kp. Menjelang Baru di Kabupaten Bangka Barat dapat dilihat di Tabel 10

Tabel 10.1 Asupan Energi


Asupan Energi n %
KURANG 20 80
CUKUP 4 16
LEBIH 1 4
Total 25 100
Sumber data primer 2020
Berdasarkan Tabel didapatkan nilai tertinggi 80% ibu menyusui dengan asupan energi kurang
dan nilai terendah 4% dengan asupan energi lebih

Tabel 10.2 Asupan Protein


Asupan Protein n %
KURANG 10 40
CUKUP 10 40
LEBIH 5 20
Total 25 100
Sumber datat primer 2020
Berdasrkan tabel 10.2 didapatkan nilai tertinggi 40% ibu menyusuai dengan protein kurang dan
cukup dan nilai terendah 20% ibu meyusui dengan asupan protein lebih

Tabel 10.3 Asupan Lemak


Asupan Lemak n %
KURANG 15 60
CUKUP 6 24
BAIK 4 16
Total 25 100
Sumber data primer 2020

Berdasarkan tabel 10.3 didapatkan nilai tertinggi 60% ibu menyusui dengan asupan lemak
kurang dan nilai terednah 16% ibu menyusui dengan asupan lemak lebih

Tabel 10.4 Asupan Karbohidrat


Asupan Karbohidrat n %
KURANG 20 80
CUKUP 4 16
LEBIH 1 4
Total 25 100
Sumber datat primer 2020
Berdasarkan tabel 10.4 didapatkan nilai tertinggi 80% ibu menyusui dengan Asupan
Karbohidrat kurang dan nilai terendah 4%ibu menyusui dengan Asupan Karbohidrat lebih
3. Bayi Balita
Distribusi usia bayi balita di desa mislak, Rukam, Kundi, Belo Laut, dan Kp. Menjelang Baru di
Kabupaten Bangka Barat dapat dilihat di Tabel 11

Tabel 11
Usia bayi balita di Desa Mislak,Rukem,Kundi,Belo Laut,dan Menjelang
diKabupaten Bangka Barat

Usia bayi balita n %


6-11 bulan 13 26
12-36 bulan 26 52
37-59 bulan 11 22
Total 50 100
Sumber datat primer 2020

Berdasarkan Tabel 11 didapatkan nilai tertinggi 52% bayi balita dengan usia 12-36 bulan dan
nilai terendah 22% bayi balita dengan usia 37-59%

Distribusi Status Gizi Bayi balita di Desa Mislak, Rukem, Kundi, Belo Laut, dan Kp.
Menjelang Baru di Kabupaten Bangka Barat dapat dilihat di tabel 12.
Tabel 12.1
BB/TB
BB/TB n %
SANGAT KURUS 7 14
KURUS 7 14
NORMAL 33 66
GEMUK 3 6
Total 50 100
Sumber data primer 2020
Berdasarkan Tabel 12.1 didapatkan nilai tertinggi 66% bayi balita dengan BB/TB normal dan
nilai terendah 6% bayi balita dengan BB/TB gemuk

Tabel 12.2
BB/U
BB/U n %
GIZI BURUK 2 4
GIZI KURANG 13 26
GIZI BAIK 33 66
GIZI LEBIH 2 4
Total 50 100
Sumber data primer 2020
Berdasarkan tabel 12.2 didapatkan nilai tertinggi 66% bayi balita dengan BB/U Gizi baik dan
nilai terendah 4% bayi balita dengan BB/u Gizi buruk dan Gizi lebih

Tabel 12.3
TB/U
TB/U n %
SANGAT PENDEK 13 26
PENDEK 10 20
NORMAL 25 50
TINGGI 2 4
Total 50 100
Sumber data primer 2020
Berdasarkan Tabel 12.3 didapatkan nilai tertinggi 50% bayi balita dengan TB/U normal dan
nilai terendah 4% bayi balita dengan TB/U tinggi.
Distribusi Pendidikan Ayah Bayi balita di Desa Mislak, Rukam, Kundi, Belo Laut, dan Kp.
Menjelang Baru di Kabupaten Bangka Barat dapat dilihat di tabel 13.
Tabel 13
Pendidikan Ayah Bayi balita di Desa Mislak,Rukem,Kundi,Belo Laut, dan Menjelang di Kabupaten
Bangka Barat

Pendidikan Ayah n %
TIDAK TAMAT SD 1 2
SD 8 16
SMP 10 20
SMA 25 50
PT 6 12
Total 50 100
Sumber data primer 2020
Berdasarkan Tabel 13 didapatkan nilai tertinggi 50% bayi balita dengan Pendidikan ayah tamat
SMA dan nilai terendah 2% bayi balita dengan Pendidikan terakhir ayah tidak tamat SD

Distribusi Pendidikan Ayah Bayi balita di Desa Mislak, Rukam, Kundi, Belo Laut, dan Kp.
Menjelang Baru di Kabupaten Bangka Barat dapat dilihat di tabel 14.

Tabel 14
Pendidikan Ibu Bayi balita di Desa Mislak,Rukem,Kundi,Belo Laut, dan Menjelang di Kabupaten
Bangka Barat

Pendidikan Ibu n %

TIDAK TAMAT SD 2 4
SD 8 16
SMP 8 16
SMA 19 38
PT 13 26
Total 50 100
Sumber data primer 2020

Berdasarkan Tabel 14 didapatkan nilai tertinggi Pendidikan ibu sebesar 38% dengan Pendidikan
terakhir ibu SMA dan nilai terendah 4% bayi balita dengan Pendidikan terakhir ibu tidak SD

Distribusi Pekerjaan Ayah Bayi balita di Desa Mislak, Rukem, Kundi, Belo Laut, dan Kp.
Menjelang Baru di Kabupaten Bangka Barat dapat dilihat di tabel 15.

Tabel 15
Pekerjaan ayah Bayi balita di Desa Mislak,Rukem,Kundi,Belo Laut, dan Menjelang di Kabupaten
Bangka Barat

Pekerjaan Ayah n %
TIDAK BEKERJA 1 2.0
PNS/TNI/POLRI 5 10.0
PETANI 13 26.0
WIRASWASTA 12 24.0
SWASTA 19 38.0
Total 50 100.0
Sumber data primer 2020
Berdasarkan Tabel 15 didapatkan pekerjaan ayah bayi balita tertinggi 38% bayi balita dengan
pekerjaan ayah wiraswasta dan nilai terendah 2% bayi balita dengan ayah yang tidak bekerja.
Distribusi Pekerjaan ibu Bayi balita di Desa Mislak, Rukam, Kundi, Belo Laut, dan Kp.
Menjelang Baru di Kabupaten Bangka Barat dapat dilihat di tabel 16.

Tabel 16
Pekerjaan ibu Bayi balita di Desa Mislak,Rukem,Kundi,Belo Laut, dan Menjelang di Kabupaten
Bangka Barat

Pekerjaan Ibu n %
PNS/TNI/POLRI 2 4
WIRASWASTA 1 2
SWASTA 2 4
IRT 45 90
Total 50 100.0
Sumber datat primer 2020
Berdasarkan Tabel 16 pekerjaan ibu bayi balita didapatkan nilai tertinggi 90% bayi balita
dengan ibu yang bekerja sebagai IRT dan nilai terendah 2% bayi balita dengan ibu yang bekerja
sebagai wiraswasta.
Distribusi Pemberian kolostrum pada Bayi balita di Desa Mislak, Rukam, Kundi, Belo Laut,
dan Kp. Menjelang Baru di Kabupaten Bangka Barat dapat dilihat di tabel 17.

Tabel 17
Pemberian kolostrum pada Bayi balita di Desa Mislak,Rukem,Kundi,Belo Laut, dan Menjelang di
Kabupaten Bangka Barat

Kolostrum n %
YA 46 92
TIDAK 4 8
Total 50 100
Sumber data primer 2020
Berdasarkan Tabel 17 pemberian kolostrum pada bayi didapatkan hasil tertinggi 92% bayi
diberikan kolostrum dan nilai terendah 8% bayi tidak diberikan kolostrum.
Distribusi Pemberian Asi eksklusif pada Bayi balita di Desa Mislak,Rukem,Kundi,Belo Laut,
dan Menjelang di Kabupaten Bangka Barat dapat dilihat di tabel 18.

Tabel 18
Pemberian Asi eksklusif pada Bayi balita di Desa Mislak,Rukem,Kundi,Belo Laut, dan Menjelang di
Kabupaten Bangka Barat

Asi Eksklusif n %
YA 37 74
TIDAK 13 26
Total 50 100
sumber data primer 2020
Berdasarkan Tabel 18 Pemberian Asi Eksklusif didapatkan hasil tertinggi 74% bayi balita
diberikan Asi Eksklusif dan nilai terendah 26% tidak diberikan Asi Eksklusif.
Distribusi Pemberian sarapan pagi pada Bayi balita di Desa Mislak,Rukem,Kundi,Belo Laut,
dan Menjelang di Kabupaten Bangka Barat dapat dilihat di tabel 19.

Tabel 19
Pemberian sarapan pagi pada Bayi balita di Desa Mislak, Rukem, Kundi,
Belo Laut, dan Menjelang di Kabupaten Bangka Barat
Sarapan Pagi n %
YA 42 84
TIDAK 8 16
Total 50 100
Sumber data primer 2020
Berdasarkan Tabel 19 pemberian sarapan pagi pada bayi balita didapatkan hasil tertinggi 84%
bayi balita di berikan sarapan pagi dan hasil terendah 16% tidak di berikan sarapan pagi.
Distribusi Pemberian sarapan pagi pada Bayi balita di Desa Mislak,Rukem,Kundi,Belo Laut, dan
Menjelang di Kabupaten Bangka Barat dapat dilihat di tabel 20.

Tabel 20
Pemberian sarapan pagi pada Bayi balita di Desa Mislak,Rukem,Kundi,
Belo Laut, dan Menjelang di Kabupaten Bangka Barat

Pola Asuh n %
BAIK 33 66
KURANG BAIK 17 34
Total 50 100
Sumber datat primer 2020

Berdasarkan Tabel 20 didapatkan hasil tertinggi 66% bayi balita dengan pola asuh yang baik
dan nilai terendah 34% bayi balita dengan polsa asuh kurang baik.
Distribusi Pemenuhan Asupan Zat Gizi Bayi balita di Desa Mislak,Rukem,Kundi,Belo Laut,
dan Menjelang di Kabupaten Bangka Barat dapat dilihat di tabel 21.

Tabel 21.1
Asupan Energi
Asupan Energi n %
KURANG 26 52
CUKUP 14 28
LEBIH 10 20
Total 50 100
Sumber data primer 2020
Berdasarkan Tabel 21.1 Asupan energi didapatkan hasil tertinggi 52% bayi balita dengan
asupan energi kurang dan nilai terendah 20% bayi balita dengan asupan energi lebih

Tabel 21.2
Asupan Protein
Asupan Protein n %
KURANG 7 14
CUKUP 10 20
LEBIH 33 66
Total 50 100
Sumber data primer 2020
Berdasarkan Tabel 21.2 didapatkan hasil tertinggi 66% bayi balita dengan Asupan Protein lebih dan
nilai terendah 14% bayi balita dengan asupun Protein kurang.
Tabel 21.3
Asupan Lemak
Asupan Lemak n %
KURANG 21 42.0
CUKUP 6 12.0
LEBIH 23 46.0
Total 50 100.0
Sumber data primer 2020
Berdasarkan Tabel 21.3 asupan lemak didapatkan nilai tertinggi 46% bayi balita dengan asupan
lemak lebih dan nilai terendah 12% bayi balita dengan asupan cukup

Tabel 21.4
Asupan Karbohidrat
Asupan Karbohidrat n %
KURANG 36 72
CUKUP 7 14
LEBIH 6 12
Total 49 98
Sumber datat primer 2020
Berdasarkan Tabel 21.4 asupan karbohidrat didapatkan nilai tertinggi 72% bayi balita dengan
asupan karbohidrat kurang dan nilai terendah 12% bayi balita dengan asupan karbohidrat lebih.
4. Remaja
Distribusi Usia Remaja di Desa Mislak,Rukam,Kundi,Belo Laut, dan Kp. Menjelang Baru di
Kabupaten Bangka Barat dapat dilihat di tabel 22.

Tabel 22
Usia Remaja di Desa Mislak,Rukam,Kundi,Belo Laut, dan
Kp. Menjelang Baru di Kabupaten Bangka Barat

Usia Remaja n %
11-19 remaja akhir 25 100
Sumber data primer 2020
Berdasarkan Tabel 22 didapatkan hasil tertinggi sebesar 100% remaja dengan usia 11-19tahun.
Distribusi Status Gizi Remaja di Desa Mislak,Rukam,Kundi,Belo Laut, dan Kp. Menjelang
Baru di Kabupaten Bangka Barat dapat dilihat di tabel 23.

Tabel 23
Status Gizi di Desa Mislak,Rukam,Kundi,Belo Laut, dan
Kp. Menjelang Baru di Kabupaten Bangka Barat
Status Gizi n %
SANGAT KURUS 2 8
KURUS 6 24
NORMAL 15 60
GEMUK 1 4
OBESITAS 1 4
Total 25 100
Sumber datat primer 2020
Berdasarkan Tabel 23 Status Gizi Remaja didapatkan hasil tertinggi sebesar 60% Remaja
dengan status gizi normal dan nilai terendah 4% Remaja dengan status gizi gemuk dan obesitas.

Distribusi Status Gizi Remaja di Desa Mislak,Rukam,Kundi,Belo Laut, dan Kp. Menjelang
Baru di Kabupaten Bangka Barat dapat dilihat di tabel 24.

Tabel 24
Pengetahuan Anemia Remaja di Desa Mislak,Rukam,Kundi,Belo Laut,
dan Kp. Menjelang Baru di Kabupaten Bangka Barat

Pengetahuan Anemia n %
BAIK 17 68
KURANG BAIK 8 32
Total 25 100
Sumber data primer 2020
Berdasarkan tabel 24 pengetahuan Anemia Remaja didapatkan hasil tertinggi sebesar 68%
remaja tahu dengan anemi dengan baik dan nilai terendah 32% remaja tahu anemia dengan kurang
baik
Distribusi Status Anemia Remaja di Desa Mislak,Rukam,Kundi,Belo Laut, dan Kp. Menjelang
Baru di Kabupaten Bangka Barat dapat dilihat di tabel 25.

Tabel 25
Status Anemia Remaja di Desa Mislak,Rukam,Kundi,Belo Laut,
dan Kp. Menjelang Baru di Kabupaten Bangka Barat

Status Anemia n %
YA 13 52
TIDAK 12 48
Total 25 100.
Sumber data primer 2020
Berdasarkan Tabel 25 status Anemia Remaja didapatkan hasil tertinggi 52% remaja dengan
status anemia mengalami anemia dan nilai terendah 48% remaja dengan status anemia tidak
mengalami anemia

Distribusi sarapan pagi Remaja di Desa Mislak,Rukam,Kundi,Belo Laut, dan Menjelang di


Kabupaten Bangka Barat dapat dilihat di tabel 26.

Tabel 26
sarapan pagi Remaja di Desa Mislak,Rukam,Kundi,Belo Laut, dan
Kp. Menjelang Baru di Kabupaten Bangka Barat

Sarapan Pagi n %
YA 18 72
TIDAK 7 28
Total 25 100
Sumber data primer 2020
Berdasarkan Tabel 26 Sarapan pagi Remaja didapatkan hasil tertinggi 72% remaja dengan
sarapan pagi dan nilai terendah 28% remaja dengan tidak sarapan pagi.
Distribusi Pengetahuan Zat Gizi Remaja di Desa Mislak,Rukam,Kundi,Belo Laut, dan
Menjelang di Kabupaten Bangka Barat dapat dilihat di tabel 27.
Tabel 27.
Pengetahuan Zat Gizi Remaja di Desa Mislak,Rukam,Kundi,Belo Laut,
dan Kp. Menjelang Baru di Kabupaten Bangka Barat

Pengetahuan Zat Gizi n %


BAIK 19 76
TIDAK BAIK 6 24
Total 25 100
Sumber data primer 2020
Berdasarkan Tabel 27 pengetahuan zat gizi remaja didapatkan Hasil tertinggi sebesar 76%
remaja dengan pengetahuan baik dan nilai terendah 24% remaja dengan tidak tahu
Distribusi Aktivitas Fisik Remaja di Desa Mislak,Rukam,Kundi,Belo Laut, dan Menjelang di
Kabupaten Bangka Barat dapat dilihat di tabel 28.

Tabel 28
Pengetahuan Aktivitas Fisik Remaja di Desa Mislak,Rukam,Kundi,
Belo Laut, dan Kp. Menjelang Baru di Kabupaten Bangka Barat

Aktivitas Fisik Frequency Percent


YA 11 44
TIDAK 14 56
Total 25 100
Sumber data primer 2020

Berdasarkan Tabel 28 Aktivitas Fisik Remaja didapatkan hasil tertinggi 56% remaja tidak
melakukan aktivitas fisik dan nilai terendah 44% remaja melalukan aktivitas fisik
Distribusi Pemenuhan Asupan Zat Gizi Remaja di Desa Mislak,Rukam,Kundi,Belo Laut, dan
Kp. Menjelang Baru di Kabupaten Bangka Barat dapat dilihat di tabel 29.

Tabel 29
Pemenuhan Asupan Zat Gizi Remaja di Desa Mislak, Rukam, Kundi,
Belo Laut, dan Kp. Menjelang Baru di Kabupaten Bangka Barat

Tabel 29.1
Asupan Energi
Asupan Energi n %
KURANG 18 72
CUKUP 2 8
LEBIH 5 20
Total 25 100
Sumber data primer 2020
Berdasarkan Tabel 29.1 Asupan Energi remaja di dapatkan nilai tertinggi sebesar 72% Remaja
dengan Asupan Kurang dan nilai terendah 8% remaja dengan Asupan energi cukup.

Tabel 29.2
Asupan Protein
Asupan Protein n %
KURANG 15 60
CUKUP 6 24
LEBIH 4 16
Total 25 100
Sumber data primer 2020
Berdasrkan tabel 29.2Asupan Protein Remaja didapatkan Hasil tertinggi sebesar 60% remaja
dengan asupan kurang dan hasil terendah 16% remaja dengan asupan protein lebih.

Tabel 29.3
Asupan Lemak
Asupan Lemak n %
KURANG 15 60
CUKUP 9 36
LEBIH 1 4
Total 25 100
Sumber datat primer 2020
Berdasarkan Tabel 29.2Asupan Lemak Remaja didapatkan hasil sebesar 60% remaja dengan
Asupan lemak jurang dan nilai terendah 4% remaja dengan asupan lemak lebih.

Tabel 29.4
Asupan Karbohidrat
Asupan Karbohidrat n %
KURANG 13 52.0
CUKUP 7 28.0
LEBIH 5 20.0
Total 25 100.0
Sumber data primer 2020

Berdasarkan Tabel 29.4 asupan karbohidrat remaja didapatkan nilai tertinggi sebesar 52%
remaja dengan asupan krbohidrat kurang dan nilai terendah 20% remaja dengan asupan karbohidrat
lebih

5. Lansia
Distribusi usia lansia di desa mislak,Rukem,Kundi,Belo Laut,dan Kp. Menjelang Baru di
Kabupaten Bangka Barat dapat dilihat di Tabel 30.

Tabel 30
Usia lansia di Desa Mislak,Rukem,Kundi,Belo Laut,dan
Kp. Menjelang Baru di Kabupaten Bangka Barat
Usia n %
50-64 8 32.0
65-80 15 60.0
81-100 2 8.0
Total 25 100.0

Sumber datat primer 2020


Berdasarkan Tabel didapatkan usia lansia paling banyak dengan rentan usia 65- 80 tahun dengan
persentasi 60%.
Distribusi jenis kelamin lansia di desa mislak,Rukem,Kundi,Belo Laut,dan Kp. Menjelang
Baru di Kabupaten Bangka Barat dapat dilihat di Tabel 31.

Tabel 31
Jenis kelamin lansia di Desa Mislak,Rukem,Kundi,Belo Laut,dan
Kp. Menjelang Baru di Kabupaten Bangka Barat.
Jenis Kelamin n %
Laki-laki 4 16.0
Perempuan 21 84.0
Total 25 100.0

Sumber datat primer 2020

Berdasarkan Tabel 31 didapatkan jenis kelamin lansia didominasi dengan perempuan sebanyak
21 dengan persentasi 84%.
Distribusi status gizi lansia di desa Mislak,Rukem,Kundi,Belo Laut,dan Menjelang di
Kabupaten Bangka Barat dapat dilihat di Tabel 32.

Tabel 32
Status gizi lansia di Desa Mislak,Rukem,Kundi,Belo Laut,dan
Kp. Menjelang Baru di Kabupaten Bangka Barat.
Status Gizi N %
Sangat Kurus 3 12.0
Kurus 1 4.0
Normal 13 52.0
Gemuk 1 4.0
Obesitas 7 28.0
Total 25 100.0

Sumber datat primer 2020


Berdasarkan Tabel didapatkan status gizi lansia dengan status gizi normal sebanyak 13 dengan
persentasi 52 % dan sebanyak 28% obesitas pada 7 lansia.
Distribusi asupan energi lansia di desa mislak,Rukem,Kundi,Belo Laut,dan Menjelang di
Kabupaten Bangka Barat dapat dilihat di Tabel 33

Tabel 33
Asupan energi lansia di Desa Mislak,Rukem,Kundi,Belo Laut,dan
Kp. Menjelang Baru di Kabupaten Bangka Barat.
Asupan Energi n %
Kurang 15 60.0
Cukup 8 32.0
Lebih 2 8.0
Total 25 100.0

Sumber datat primer 2020

Berdasarkan Tabel asupan energi kurang pada lansia sebanyak 15 dengan persentasi 60%, gizi
cukup sebanyak 8 dengan persentasi 32%, dan sisanya ada 2 persentasi 8% dengan asupan energi
kurang.
Distribusi asupan energi lansia di desa mislak,Rukem,Kundi,Belo Laut,dan Menjelang di
Kabupaten Bangka Barat dapat dilihat di Tabel 34

Tabel 34
Asupan karbohidrat lansia di Desa Mislak,Rukem,Kundi,Belo Laut,
dan Kp. Menjelang Baru di Kabupaten Bangka Barat.
Asupan Karbohidrat n %
Kurang 13 52.0
Cukup 10 40.0
Lebih 2 8.0
Total 25 100.0
Sumber datat primer 2020
Berdasarkan Tabel asupan karbohidrat kurang pada lansia sebanyak 13 dengan persentasi
52%, dan karbohidrat cukup sebanyak 10 dengan persentasi 40%.
Distribusi asupan energi lansia di desa mislak,Rukem,Kundi,Belo Laut,dan Kp. Menjelang Baru
di Kabupaten Bangka Barat dapat dilihat di tabel 35.

Tabel 35
Asupan protein lansia di Desa Mislak,Rukem,Kundi,Belo Laut,dan
Kp. Menjelang Baru di Kabupaten Bangka Barat.
Asupan Protein n %
Kurang 15 60.0

Cukup 6 24.0

Lebih 4 16.0

Total 25 100.0
Sumber datat primer 2020

Berdasarkan Tabel asupan protein kurang pada lansia sebanyak 15 dengan persentasi 60%,
protein cukup sebanyak 6 dengan persentasi 24%, dan sisanya ada 4 persentasi 16% dengan asupan
protein berlebih.
Distribusi lemak lansia di desa mislak,Rukem,Kundi,Belo Laut,dan Menjelang di Kabupaten
Bangka Barat dapat dilihat di Tabel 36

Tabel 36
Asupan lemak lansia di Desa Mislak,Rukem,Kundi,Belo Laut,dan
Kp. Menjelang Baru di Kabupaten Bangka Barat.
Asupan lemak n %
Kurang 19 76.0
Cukup 5 20.0

Lebih 1 4.0

Total 25 100.0

Sumber datat primer 2020


Berdasarkan Tabel asupan lemak kurang pada lansia sebanyak 19 dengan persentasi 76%,
lemak cukup sebanyak 5 dengan persentasi 20%, dan sisanya ada 1 persentasi 4% dengan asupan
lemak berlebih.
Distribusi penyakit degeneratif lansia di desa mislak, Rukem, Kundi, Belo Laut, dan Kp.
Menjelang Baru di Kabupaten Bangka Barat dapat dilihat di Tabel 37
Tabel 37
Penyakit degeneratif lansia di Desa Mislak,Rukem,Kundi,Belo Laut,dan
Kp. Menjelang Baru di Kabupaten Bangka Barat.
Penyakit degeratif n %
Ya 6 24.0

Tidak 19 76.0
Total 25 100.0
Sumber datat primer 2020
Berdasarkan Tabel penyakit degeratif pada lansia sebanyak 6 orang dengan persentasi 24 %, dan yang
tidak memiliki penyakit degeneratif sebanyak 19 dengan persentase 76%.
Distribusi aktifitas fisik lansia di desa mislak,Rukem,Kundi,Belo Laut,dan Menjelang di
Kabupaten Bangka Barat dapat dilihat di Tabel 38

Tabel 38
Aktifitas fisik lansia di Desa Mislak,Rukem,Kundi,Belo Laut,dan
Kp. Menjelang Baru di Kabupaten Bangka Barat.
Aktifitas fisik n %
Ya 6 24.0

Tidak 19 76.0

Total 25 100.0
Sumber datat primer 2020
Berdasarkan Tabel lansia tidak beraktifitas fisik sebanyak 19 dengan persenatasi 76%.
Distribusi olahraga pada lansia di desa mislak,Rukem,Kundi,Belo Laut,dan Kp. Menjelang
Baru di Kabupaten Bangka Barat dapat dilihat di Tabel 39
Tabel 39
Olahraga pada lansia di Desa Mislak,Rukem,Kundi,Belo Laut,dan
Kp. Menjelang Baru di Kabupaten Bangka Barat.
Olahraga n %
Tidak berolahraga 19 76.0

jalan kaki 3 12.0


menyapu halaman 1 4.0
senam 2 8.0
Sumber datat primer 2020
Berdasarkan tabel39 lansia banyak yang tidak berolahraga yaitu sebanyak 19 dengan persentasi 76%.

PEMBAHASAN

1. Ibu Hamil

Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa distribusi usia ibu hamil di Desa Mislak,
Rukam, Kundi, Belo Laut dan Kp. Menjelang Baru yaitu pada usia 16-18 tahun sebesar
8%; usia 19-29 tahun 56%; usia 30-39 tahun 24%; usia 40-45 tahun 12%. Yang artinya
bahwa masih ada ibu hamil yang berusia remaja yang dibawah usia 19 tahun. Seperti
teori yang mengemukakan bahwa usia reproduksi sehat adalah umur 20- 35 tahun,
dimana pada usia ini organ reproduksi wanita sudah mencapai kematangan sehingga
siap untuk hamil, melahirkan dan nifas. dan semakin muda umur ibu maka semakin
kurang perhatian serta pengalaman yang dimiliki ibu hamil karena ketidaksiapan ibu
dalam menerima sebuah kehamilan, selain itu usia yang masih muda sistem reproduksi
yang belum matang, sehingga akan berisiko terjadi gangguan selama kehamilan.

Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa usia kehamilan ibu pada trimester
1sebesar 20%, pada trimester 2 sebesar 40%, dan pada trimester 3 sebesar 40%.
Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa jumlah ibu dengan status gizi normal sebesar 80%
dan yang mengalami Kekurangan Energi Kronik (KEK) sebesar 20%. Artinya, masih
terdapat beberapa ibu hamil yang mengalami Kekurangan Energi Kronik (KEK). Ibu
hamil dengan status gizi kurang akan beresiko melahirkan bayi berat badan lahir rendah
2-3 kali lebih besar dibandingkan yang berstatus gizi baik, disamping kemungkinan bayi
meninggal sebesar 1,5 kali (Marlenywati, 2010). Ibu hamil dengan status gizi normal
yang mempunyai LILA ˃23,5 yang berarti ibu hamil tidak beresiko Kekurangan Energi
Kronik (KEK). Kurang Energi Kronik (KEK) pada ibu hamil dapat disebabkan karena
ketidakseimbangan asupan gizi dan penyakit infeksi. Ibu hamil yang mengalami KEK
akan bereskio melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR), kematian, gizi kurang,
gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak.

Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui bahwa ibu hamil yang memiliki pengetahuan
yang baik sebesar 40% sedangkan ibu hamil yang mempunyai pengetahuan kurang baik
lebih besar yaitu 60%. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan tentang gizi
ibu hamil. Tingkat pendidikan ibu sangat berpengaruh terhadap pengetahuan, semakin
tinggi ilmu pengetahuan maka semakin tinggi pula tingkat pemahaman tentang gizi.
Pengetahuan responden dapat dipengaruhi oleh faktor informasi yang didapat baik
secara langsung maupun tidak langsung, penerimaan/pemahaman serta pengalaman.
Tingkat pendidikan ibu yang rendah dapat menyebabkan kurangnya pengetahuan ibu
tentang kesehatan termasuk di dalamnya tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan.

Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui bahwa asupan energi ibu hamil yang kurang
sebesar 72%, asupan energi yang cukup sebesar 16%, dan asupan energi lebih sebesar
12%. Artinya, masih banyak ibu hamil yang memiliki tingkat asupan kurang
dibandingkan asupan lebih dan cukup. Masa kehamilan merupakan masa dimana ibu
membutuhkan berbagai unsur gizi (Karbohidrat, protein, vitamin, mineral, lemak) yang
lebih banyak daripada yang diperlukan dari keadaan tidak hamil. Gizi tersebut selain
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan sendiri diperlukan juga untuk pertumbuhan dan
perkembangan janin yang ada didalam kandungan (Moehji, 2013). Asupan kebutuhan
ibu hamil yang tidak tercukupi, dapat berakibat buruk bagi ibu dan janin. Janin dapat
mengalami kecatatan lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR), anemia pada bayi,
keguguran dan kematian neonatal.

2. Ibu Menyusui

Berdasarkan tabel 7 menujukkan bahwa kelompok umur ibu menyusui di Desa


Mislak, Rukem, Kundi, Belo laut, dan Kp. Menjelang Baru di Kabupaten Bangka Barat
terdapat 56% usia 19-29 tahun, 36% usia 30-39 tahun, dan 8% usia 40- 49 tahun.
Bertambahnya usia seseorang dapat berpengaruh pada pertambahan pengetahuan yang
diperolehnya, pada umur-umur tertentu atau menjelang usia lanjut kemampuan
penerimaan atau mengingat sesuatu pengetahuan akan berkurang (Goni, 2013).

Berdasarkan hasil analisis pada tabel 8 status gizi ibu menyusui didapatkan nilai
tertinggi sebesar 64% ibu menyusui degan kategori status gizi normal, 12% dengan
kategori status gizi kurus, dan 20% degan kategori status gizi obesitas. Status gizi ibu
menyusui sangat berpengaruh terhadap produksi ASI yang dihasilkan. Status gizi ibu
menyusui memegang peranan penting untuk keberhasilan menyusui yang indikatornya
diukur dari durasi Air Susu Ibu (ASI) eksklusif, pertumbuhan bayi dan status gizi ibu
pasca menyusui (Fikawati dkk, 2015).

Adapun dari hasil analisa distribusi pengetahuan asupan zat gizi ibu menyusui
dikategorikan baik dengan persentase 100%. Berdasarkan tabel 10 distribusi asupan zat
gizi ibu menyusui di Desa Mislak, Rukam, Kundi, Belo Laut dan Manjelang di
Kabupaten Bangka Barat diketahui bahwa, terdapat asupan energi kurang yaitu
berjumlah 20 responden denga persentase 80%, protein 10 responden dengan persentase
40%, Lemak 15 responden dengan persentase 60%, karbohidrat 20 responden dengan
persentase 80%. Ibu menyusui harus cermat dalam menyusun pola makan. Selain pola
makan yang seimbang, ibu menyusui juga harus cermat dalam memilih bahan makanan
yang dapat memperlancar produksi ASI. Ibu menyusui sebaiknya memperbanyak
konsumsi sayuran dan buah-buahan (Sutomo, 2010).

3. Bayi Balita

Berdasarkan tabel 7 menujukkan bahwa kelompok umur ibu menyusui di Desa


Mislak, Rukem, Kundi, Belo laut, dan Kp. Menjelang Baru di Kabupaten Bangka Barat
terdapat 56% usia 19-29 tahun, 36% usia 30-39 tahun, dan 8% usia 40- 49 tahun.
Bertambahnya usia seseorang dapat berpengaruh pada pertambahan pengetahuan yang
diperolehnya, pada umur-umur tertentu atau menjelang usia lanjut kemampuan
penerimaan atau mengingat sesuatu pengetahuan akan berkurang (Goni, 2013).
Berdasarkan hasil analisis pada tabel 8 status gizi ibu menyusui didapatkan nilai
tertinggi sebesar 64% ibu menyusui degan kategori status gizi normal, 12% dengan
kategori status gizi kurus, dan 20% degan kategori status gizi obesitas. Status gizi ibu
menyusui sangat berpengaruh terhadap produksi

ASI yang dihasilkan. Status gizi ibu menyusui memegang peranan penting untuk
keberhasilan menyusui yang indikatornya diukur dari durasi Air Susu Ibu (ASI)
eksklusif, pertumbuhan bayi dan status gizi ibu pasca menyusui (Fikawati dkk, 2015).

Adapun dari hasil analisa distribusi pengetahuan asupan zat gizi ibu menyusui
dikategorikan baik dengan persentase 100%. Berdasarkan tabel 10 distribusi asupan zat
gizi ibu menyusui di Desa Mislak, Rukam, Kundi, Belo Laut dan Manjelang di
Kabupaten Bangka Barat diketahui bahwa, terdapat asupan energi kurang yaitu
berjumlah 20 responden denga persentase 80%, protein 10 responden dengan persentase
40%, Lemak 15 responden dengan persentase 60%, karbohidrat 20 responden dengan
persentase 80%. Ibu menyusui harus cermat dalam menyusun pola makan. Selain pola
makan yang seimbang, ibu menyusui juga harus cermat dalam memilih bahan makanan
yang dapat memperlancar produksi ASI. Ibu menyusui sebaiknya memperbanyak
konsumsi sayuran dan buah-buahan (Sutomo, 2010).

4. Remaja

Menurut Menteri Kesehatan RI tahun 2010, batas usia remaja adalah antara 10
sampai 19 tahun dan belum kawin.hasil analisis menunjukkan bahwa 100% responden
termasuk kedalam remaja, untuk mengetahui status Gizi remaja diperlukan Perhitungan
IMT MT adalah nilai yang diambil dari perhitungan antara berat badan (BB) dan tinggi
badan (TB) seseorang.

Di Indonesia IMT dikategorikan menjadi 5 tingkatan yaitu sangat kurus


(<17kg/m2),kurus (17-18.5kg/m2) normal (>18.5-25 kg/m2), gemuk (>25- 27kg/m2)
dan obesitas (>27kg/2) (Depkes RI,2010). Berdasarkan hasil diketahui nilai tertinggi 15
remaja(60%) dengan status gizi normal , 1 remaja (4%) mengalami gemuk,1 remaja
(4%) obesitas dan 6 remaja (28%) diaktegorikan kurus serta 2 remaja (8%)
dikategorikan sangat kurus.
IMT yang kurang atau berlebih dapat disebabkan banyak faktor seperti aktivitas
fisik,asupan. Terlebih banyak sekali sekarang kasus anemia yang di alami remaja
khususnya remaja putri .menurut Hillman RS 1995,Anemia adalah kadar hemoglobin
dalam darah kurang dari normal. Menurut WHO, kadar hemoglobin normal pada pria
adalah 13 gr/dl dan pada wanita 12 gr/dl. Kekurangan zat besi dan nutrisi (termasuk
asam folat, vitamin B12 dan vitamin A), peradangan akut dan kronis, faktor
genetika/keturunan berupa gangguan sintesis hemoglobin dan infeksi parasit merupakan
penyebab dari anemia. Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013,
prevalensi anemia di Indonesia yaitu 21,7%, dengan proporsi 20,6% di perkotaan dan
22,8% di pedesaan serta 18,4% laki-laki dan 23,9% perempuan. Berdasarkan kelompok
umur, penderita anemia berumur 5-14 tahun sebesar 26,4% dan sebesar 18,4% pada
kelompok umur 15- 24 tahun.

Pada analisis data yang didapatkan dari segi pengetahuan anemia remaja di Desa
Mislak,Rukam,Kundi,Belo laut,dan Menjelang di Kabupaten Bangka Barat remaja
mengetahui tentang anemia sebanyak 17 responden (78%) dan tidak mengetahui tentang
anemia sebanyak 8 responden (32%) .untuk remaja yang mengalami anemia sebanyak
13 remaja (52%) tidak mengalami anemia 12 remaja (48%) artinya dari remaja yang
menjadi responden lebih banyak 1% mengalami anemia dari pada yang tidak
mengalami anemia. Fase remaja ditandai dengan kematangan fisiologis seperti
pembesaran jaringan sampai organ tubuh. Hal ini membuat remaja memerlukan asupan
nutrisi yang cukup. Nutrisi yang cukup di awali dengan sarapan pagi untuk mengisi
stamina energi di pagi hari sampai siang hari. Berdasarkan analisis kebiasaaan sarapan
pagi yang dilakukan remaja sebanyak 18 remaja (72%) membiasakan diri untuk sarapan
pagi dan sebanyak 7 remaja(28%) masih belum melakukan sarapan pagi.

Tingkat pengetahuan zat gizi remaja kebiasaan makan remaja yang tidak
seimbang. yang jarang mengkonsumsi sayursayuran dan memakan makanan yang
mengandung karbohidrat dan lemak saja tidak diimbangi dengan mengkonsumsi
makanan yang mengandung mineral, protein dan vitamin.

Remaja saat ini sering sekali kurang memperhatikan konsumsi makanan remaja,
remaja lebih sering mengkonsumsi makanan yang kurang sehat seperti junk food,
gorengan, pentol dan lain-lain. Padahal kecukupan gizi sangatlah penting karena
kekurangan gizi dapat menyebabkan berkurangnya sel darah merah dalam tubuh dan
menyebakan anemia. Hal ini juga berpengaruh dengan yang memiliki status gizi sangat
gemuk atau bisa disebut obesitas. Remaja lebih sering mengkonsumsi makanan yang
tinggi lemak dan karbohidrat dibandingkan dengan yang mengandung mineral, protein
dan vitamin. Pada tabel 27 tingkat pengetahuan remaja sebanyak 19 orang (76%)
memliki pengetahuan gizi yang baik dan 6 orang (64%) kurang mengetahui zat gizi.

Seperti yang diekathui selain asupan IMT dapat di karenakan faktor aktivitas
fisik. Banyak remaja yang tidak melakukan iaktivitas fisik 14 orang (56%) dan
sebanyak 11 orang (44%) melakukan aktivtias fisik seperti mengikuti ekstra
kulikuler,membantu orang tua dan belajar.

Untuk asupan pada remaja asupan energi kurang sebanyak 18 orang (72%) dan
asupan energi lebih sebanyak 5 orang remaja (20%) dan asupan energi cukup sebanyak
2 remaja (8%). Asupan protein kurang 15 remaja (60%) sebanyak 4 orang (6%) dan
asupan
protein 9 orang (24%). Asupan lemak kurang sebanyak 15 remaja (60%) asupan lemak
lebih sebanyak 1 remaja (4%), asupan lemak cukup 9 orang (36%).asupan karbohidrat
kurang sebanyak 13 orang (52%) asupan lebih sebanyak 5 orang (20%) asupan cukup
sebanyak 7 orang (28%).

5. Lansia

Pada Lansia terjadi penurunan pola makan sehingga menimbulkan


penurunan kesehatan pada lansia. Pola makan pada lansia dapat
menggambarkan kebiasaan dalam mengkonsumsi makanan seperti jenis,
jumlah, dan frekuensi. Pola makan yang baik dapat meningkatkan status gizi
yang baik pada lansia, mengingat pada lansia terjadi penurunan pada system
pencernaan. Pola makan yang kurang akan berpengaruh pada status gizi lansia
(Tria Aulia, 2019)

Berdasarkan data yang telah diambil didapatlah lansia dengan status gizi
berlebihan namun memiliki tingkat asupan gizi yang kurang. Berdasarkan
status gizi lansia dengan obesitas sebanyak 7 orang namun pada hasil asupan
energy yang berlebih hanya 2 orang, hal ini menandakan tidak ada pengaruh
pola asupan terhadap status gizi lansia.

Status gizi merupakan hasil akhir dari keseimbangan antara makanan


yang masuk kedalam tubuh (nutrient input) dengan kebutuhan tubuh (nutrient
output) akan zat gizi tersebut. Salah satu yang mempengaruhi status gizi yaitu
pola makan. (Tessa Sjahriani,2018)

Berdasarkan data responden pada aktifas fisik dan olahraga


kebanyakan lansia kurang aktif dan tidak berolahraga. Hal ini padahal
merupakan hal yang sanggat penting karena dalam temuan Irma Hermelia
(2019), aktivitas fisik adalah keadaan manusia bergerak dimana usaha tersebut
membutuhkan energi untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.

Menurut WHO (2018), terdapat peningkatan risiko kematian sebesar


20%-30% pada orang dengan kurang melakukan aktivitas fisik dibandingkan
dengan aktif melakukan latihan fisik selama minimal 150 menit dengan
intensitas sedang per minggu secara rutin. Hal tersebut disebabkan oleh
beberapa faktor seperti populasi yang menua (lanjut usia) dan gaya hidup yang
kurang melakukan aktivitas fisik (Minh et al., 2015 dalam Irma Guspita, 2019).
Aktivitas fisik adalah pergerakan anggota tubuh yang menyebabkan
pengeluaran tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik dan
mental, serta mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar

sepanjang hari (Fatmah, 2010).

Berdasarkan hasil yang didapatkan dengan tidak ada pengaruh antara


pola asupan dengan status gizi, namun ada permasalahan yang lebih komplek
yaitu masalah yang sering terjadi adalah pola makan yang tidak sehat seperti
kurangnya perhatian terhadap mengkonsumsi makanan dan asupan zat gizi
yang belum seimbang sehingga akan berpengaruh terhadap status gizi lansia,
menurunya aktivitas fisik, serta gaya hidup yang tidak sehat. (Tria Aulia
2019).
Berdasarkan kutipan tersebut diketahui bahwa banyak lansia yang tidak
melakukan olahraga dan tidak beraktifitas aktif maka kemungkinan berat
badan naik, dikarena
tidak melakukan pembakaran dengan baik, sebab
tidak melakukan olahraga, diketahui bahwa olahraga dan aktifitas fisik dapat
mempertahankan otot, sebab otot yang ada pada lansia terus menyusut tanpa
ada upaya mempertahankannya dengan cara beraktifitas fisik dan olahraga,
membuat system metabolism makin melambat, maka terjadilah obesitas pada
lansia. Obesitas menjadi permasalah utama pada status gizi lansia. Obesitas
dapat lebih meningkatan resiko pnyakit degenerative pada usia lansia.

Umur dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas aktivitas fisik


seseorang yang terkait dengan aktivitas fisik sehari-hari. Hal ini disebabkan
karena bertambahnya umur akan disertai dengan penurunan kapasitas fisik
berupa penurunan masa dan kekuatan otot, laju denyut jantung maksimal,
peningkatan lemak tubuh, dan penurunan fungsi otak (Junaidi, 2011 dalam
Irma guspida, 2019)

Pada lansia terjadi proses penuaan yang mengakibatkan lansia akan


mengalami penurunan pada berbagai jaringan, organ dan sistem tubuh. Maka
penting sekali untuk mempertahakan komposisi otot tubuh dengan beraktifitas
fisik dan berolahraga ringan, untuk meningkatkan produktifitas harian lansia
serta dapat mencegah penyakit degenartif.

Diketahui pada responden lansia penyakit degenaratif jarang terjadi dengan


persentasi 24 %, namun perlu diberi pencegahan sedini mungkin untuk
pencegahan penyakit degenaratif pada lansia. Pada hasil Sensus Penduduk
tahun 2010 menunjukkan bahwa Indonesia saat ini termasuk lima besar negara
dengan jumlah penduduk lanjut usia terbanyak di dunia yakni, mencapai 18,1
juta jiwa atau 7,6 % dari jumlah penduduk. Peningkatan populasi lansia
tentunya akan diikuti dengan peningkatan risiko untuk menderita penyakit
degeneratif. Penyakit degeneratif merupakan masalah terbesar pada lansia.
Diperkirakan pada tahun 2050 sekitar 75 % lansia penderita penyakit
degeneratif tidak dapat beraktifitas.
Pencegahan penyakit degenarif agar tidak terjadi komplikasi akibat
sebab penyakit degenatif merupakan salah satu penyebab penurunan aktifitas
lansia, dan penyebab mortalitas. Makaberdasarkan paparan diatas pengawasan
terhadap asupan gizi penting untuk mempertahankan masa otot dengan
mengonsumsi makanan seimbang, pada responden asupan protein kurang
sebanyak 15 responden dengan persentasi 60%, protein penting sekali untuk
otot. Asupan dihitung berdasarkan hasil recall 24 jam, tentunya ini bukan
asupan actual karena banyak kemungkinan untuk responden mengurangi
asupan harian atau lupa dengan takaran yang telah dimakan sehingga
didapatlah hasil asupan yang kurang, berbanding terbalik dengan hasil data
pada status gizi yang obesitas. Dikemudian hari obesitas ini dapat
menyebabkan resiko penyakit degenerative yang lebih besar lagi, maka
penting untuk menjaga status gizi di normal. Dengan melakukan olahraga dan
aktifitas fisik secara berkala dengan memperhatikan kemampuan masing-
masing responden. Agar tercapai masa lansia dengan produktif dan tidak
terbaring sakit karena penyakit yang diderita akibat dari tabungan masa otot
yang kurang dan kelebihan berat badan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan data responden dan hasil analisis kami bahwa permasalahan gizi
paling bermasalah adalah obesitas pada lansia, KEK pada ibu hamil, Tidak asi
eksklusif pada ibu menyusui, Gizi buruk, gizi kurang dan gizi lebih pada
bayi/balita.dan anemia pada remaja.

B. Saran

Kepada masyarakat setempat untuk memperhatikan lagi kondisi


keluarganya,terutama bagi ibu hamil atau ibu menyusui.Apabila ibu sehat maka dapat
dipastikan anak dan keluarga ikut sehat.Dan bagi pihak pemerintah setempat terutama
pihak puskesmas untuk lebih dekat lagi dengan masyarakatnya agar dapat mengetahui
apa saja yang menjadi masalah Kesehatan di wilayahnya
69

DAFTAR PUSTAKA

Arisman. 2010. Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.

Auliya Maratus, Tria. 2019. Hubungan Pola Makan Dengan Status


Gizi Pada Lansia. U n i v e r s i t a s M u h a m m a d i y a h P
o n o r o g o. ISBN 978-602- 0791-41-8 : 2 1

Balitbang Kemenkes RI.

Dahlan, A., Mubin, F., Mustika, D. 2013. Hubungan Status Pekerjaan dengan
Pemberian Asi Eksklusif di Kelurahan Palebon Kecamatan Pedurungan
Kota Semarang. Jurnal Unimus.

Damayanti, D., Pritasari., T. L Nugrahaeni. 2017. Gizi dalam daur


kehidupan.Kemenkes.Diakses pada tanggal 30 Mei 2018

Dinas Kesehatan Provinsi Bangka Belitung, (2018). Profil Kesehatan

Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2018.

Dinas Kesehatan Provinsi Bangka Belitung, (2017). Profil Kesehatan Dinas


Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2017.

GuspitA Dewi, Irma.2019.Aktivitas Fisik Masyarakat Urban Di Jakarta Selatan.

Hasanuddin Journal Of Midwifery Vol 1 Issue 1 : 23 .Issn: 2654-3028, E- Issn:


2654-2730
Harahap,Juliandi. 2018. Pola Penyakit Degeneratif, Tingkat Kepuasan Kesehatan
Dan Kualitas Hidup Pada Lansia (Lanjut Usia) Di Kota Medan. Vol 1
Issue 1: Page : 142 - 149 .Doi : 10.32734/Tm.V1i1.35

Istiany, Ari dan Rusilanti. 2013. Gizi Terapan. Bandung: PT Remaja Kementerian
Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI. 2012. Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 33 Tahun 2012 Tentang Pemberian Air Susu Ibu
Eksklusif

Jakarta: Rineka Cipta Nursalam. 2003. Pedoman Praktis Penyusunan Riset


Keperawatan. Surabaya: MCA Indonesia. (2015). Stunting dan Masa
Depan Indonesia.Jakarta.

Notoatmodjo, S. 2012. Promosi Kesehatn dan Ilmu Perilaku.

Nursamsi. 2019. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi Balita Di

Puskesmas Sei Pancur Kota Batam Tahun 2017. Kebidanan. Volume 09, Nomor
02, April 2019 |Issn 2087-7239

Ningrum, Cahya. 2019. Analisis Kejadian Penyakit Degeneratif Melalui Deteksi


Dini Di Posbindu Ptm Kelurahan Candirejo .Indonesian Journal Of
Midwiver. Vol 2 (1)

Profil Dinkes Jateng, 2011. Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan.
(online), www.depkes.go.id diakses 26 Mei 2015.

Rosdakarya. Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) (2018). Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Kementrian Ri Tahun 2018.
Saraswati, 2010. Hubungan Antara Status Gizi Dengan Perkembangan Balita.
(online) http://www.acadenia.edu diakses 26 Mei 2015

Sjahriani, Tessa. Yulianti, Tita. 2018. Hubungan Pola Makan Dengan Status Gizi
Pada Lansia Di Uptd Pelayanan Sosial Tresna Werdha Natar Lampung
Selatan. Universitas Malahayati. Vol 5(2): 154-155
72

Lampiran

POA

Dira S
Desa Rukam

No Jenis Kegiatan Tujuan Tahapan Waktu Alat dan Penanggun Biaya


dan Bahan g Jawab
Tempat
1 Pembukaan PPG Untuk 1. Persiapan Senin, 05 Laptop, Sutyawan,
mempersiapkan  Mengundang semua Oktober Handphone, S.Gz, M.Si
segala hal tentang kepala/ perwakilan 2020 Di buku dan alat
praktek PPG serta puskesmas wilayah Tempat tulis
memberikan praktik lapangan di masing-
pengarahan terkait Bangka belitung masing
berjalannya yang terlibat
pengambilan data  Kegiatan
pembukaan
dillakukan secara
virtual (Zoom)
2. Pelaksanaan
 Pembukaan
 Kata sambutan
 Pembacaan doa
 Menyampaikan
tujuan
pelaksanaan PPG
 Melakukan
musyawarah
bersama
 Menyampaikan
seluruh kegiatan
yang telah
direncanakan
3. Evaluasi Kegiatan
disetujui

2 Melakukan Untuk 1. Persiapan alat Rabu , 07 Handphone Sutyawan,


perizinan memudahkan isntrumen Oktober 2020 S.Gz, M.Si
pengambilan data 2. Pelaksanaan di
di Desa Rukam pengambilan data Desa
Rukam
3 Kegiatan Untuk 1. Persiapan alat Kamis, 08 Handphone Sutyawan,
pengumpulan mendapatkan data isntrumen Oktober dan kuesioner. S.Gz, M.Si
data responden mengenai status 2. Pelaksanaan 2020 Di Alat
remaja gizi remaja, pengambilan data Desa Rukam, instrument
(sebanyak 5 pengetahuan Rumah yaitu
orang) tentang anemia, Responden timbangan,
asupan, dan microtoise
aktifitas fisik
remaja
4 Kegiatan Untuk 1. Persiapan alat Kamis, 08 Handphone Sutyawan,
pengumpulan mendapatkan isntrumen Oktober dan kuesioner. S.Gz, M.Si
data responden informasi terkait 2. Pelaksanaan 2020 Di Alat
ibu menyusui tentang status pengambilan data Desa Rukam, instrument
(sebanyak 5 gizi, budaya Rumah yaitu
orang) makan responden Responden timbangan,
microtoise
5 pembagian Untuk 1. Pembagian Jumat, 09 Alat tulis Sutyawan,
sebagian mendapatkan kuesioner Oktober S.Gz, M.Si
kuesioner pengarahan terkait 2020 Di
pengambilan data Puskesmas
Jebus
6 Kegiatan Untuk 1. Persiapan alat Jumat, 09 Handphone, Sutyawan,
pengumpulan mendapatkan isntrumen Oktober alat tulis dan S.Gz, M.Si
data responden informasi data 2. Pelaksanaan 2020 Di kuesioner.
bayi/balita terkait asupan pengambilan data Rumah Alat
(sebanyak 6 makan, kebiasaan responden instrument
orang ) sarapan, ASI yaitu
ekslusif, serta timbangan,
penimbangan microtoise

7 Kegiatan Untuk 1. Persiapan alat Sabtu, 10 Handphone, Sutyawan,


pengumpulan mendapatkan isntrumen Oktober alat tulis dan S.Gz, M.Si
data responden informasi data 2. Pelaksanaan 2020 Di kuesioner.
bayi/balita terkait asupan pengambilan data rumah Alat
(sebanyak 4 makan, kebiasaan responden instrument
orang ) sarapan, ASI yaitu
ekslusif, serta timbangan,
penimbangan microtoise
8 Bimbingan Untuk mendapat 1. Menanyakan terkait Senin, 12 Alat tulis Sutyawan,
pertama dengan pengarahan terkait pengambilan data Oktober 2020 S.Gz, M.Si
dosen pengambilan Di Masjid
pembimbing Al- Hidayah
lapangan Desa Rukam
9 Kegiatan Untuk 1. Persiapan alat Senin, 12 Handphone, Sutyawan,
pengambilan mendapatkan isntrumen Oktober alat tulis dan S.Gz, M.Si
data ibu hamil informasi terkait 2. Pelaksanaan 2020 Di kuesioner.
(sebanyak 5 status gizi, pengambilan data rumah Alat
orang) pengetahuan responden instrument
tentang gizi yaitu
timbangan,
microtoise,
LILA
10 Kegiatan Untuk mengetahui 1. Persiapan alat Senin, 12 Handphone, Sutyawan,
pengambilan status gizi, asupan isntrumen Oktober alat tulis dan S.Gz, M.Si
data lansia makan, penururan 2. Pelaksanaan 2020 Di kuesioner.
(sebanyak 5 BB,penyakit pengambilan data rumah Alat
orang) degenerative, responden instrument
serta aktifitas fisik yaitu
timbangan,
microtoise,
meteran
11 Bimbingan Untuk mengetahui 1. Pengecekan Rabu 13 Kuesioner Sutyawan,
kedua apakah kegiatan kuesioner Oktober 2020 S.Gz, M.Si
dengan berjalan dengan Di Kantor
dosen lancer atau tidak Desa Rukam
pembimbing
lapangan
Istiqomah
Muntok
Waktu Alat
NO Jenis Kegiatan Tujuan Tahapa Penanggung Biay
dan dan
n Jawab a
Tempat Bahan
1. Pembukaa Untuk 4. Persiapan Senin, 05 Laptop/LC Eri Virmando,M.Gz
n Praktik memusyawarahka  Mengundang semua Oktober 2020 D, alat tulis -
PPG n pendapat terkait kepala/ perwakilan Tempat kerja
kegiatan yang puskesmas wilayah masing-
akan dilakukan di praktik lapanagan di masing
Bangka belitung Bangka belitung yang (Virtual
terlibat zoom)
 Kegiatan
pembukaan dillakukan
secara virtual (Zoom)
5. Pelaksanaan
 Pembukaan
 Kata sambutan
 Pembacaan doa
 Menyampaikan
tujuan pelaksanaan
PPG
 Melakukan
musyawarah bersama
 Menyampaikan
seluruh kegiatan
yang telah
direncanakan
6. Evaluasi
 Kegiatan disetujui

2. Meminta Untuk 1. Mempersiapkan surat tugas Hari/tanggal : 1.surat Eri Virmando,M.Gz -


perizinan mendapatkan 2. Meminta nama calon Selasa 6 tugas 2.alat
kekantor perizinan dari responden pada ibu oktober tulis
desa dan kades dan bidan dan kader 2020 di kantor
mendatang memudahkan desa dan bidan
i bidan mencari responden desa
menanyaka
n calon
responden
3. Kegiatan Mendapatkan data 1. Persiapan Hari/Tanggal: Kuisioner, Eri Virmando,M.Gz -
pengumpul responden instrument(kuisioner,fo kamis/ 8 alat
an data ibu od fotograph,dan alat oktober 2020 pengukuran
hamil,ibu antropometri) Lokasi: Rumah (timbangan,
menyusui 2. Mendatangi responden microtoise,
dan rumah responden pita LILA)
lansia (6 alat tulis
responden)

4. Bimbingan Untuk 1. Persiapan instrumen Hari/Tanggal: Kuisioner, Sutyawan, S.Gz, -


dan mendapatkan data 2. Mendatangi jumat/ 9 alat M.Si
pembagian rumah responden oktober pengukuran
kuisioner 3. koordinasi 2020 (timbangan,
Kegiatan Lokasi: microtoise,
pengumpul puskesmas pita LILA),
an data muntok& alat tulis
lansia Rumah
balita/bayi responden
dan ibu
menyusi (5
reasponden
)
5 Kegiatan Untuk 1. Persiapan Hari/Tangga Kuisioner, Sutyawan, -
pengumpula mendapatkan data material l: sabtu/ 11 alat S.Gz, M.Si
n data ibu instrumen oktober 2020 pengukura
hamil dan 2. Mendatangi Lokasi: n
lansia (6 rumah responden Rumah (timbanga
responden) responden n,
microtoise,
pita
LILA),
alat tulis
6 Bimbingan Untuk 1. Persiapan material Hari/Tanggal: Kuisioner, Sutyawan, -
Kegiatan mendapatan data intrumen sabtu/12 alat S.Gz, M.Si
pengumpula evaluasi 2. Mendatangi rumah oktober 2020 pengukura
n data 3. evaluasi Lokasi: n
balita(7 masjid (timbanga
responden) Baitul hikmah n,
microtoise,
pita LILA),
alat tulis
7 Bimbingan Untuk 1. Persiapan material Hari/Tangga Kuisioner, Sutyawan, -
Kegiatan mendapatkan data instrumen l: minggu/ alat S.Gz, M.Si
pengumpula Mendatangi 13 pengukura
n data balita rumah oktober 2020 n
dan remaja responden Lokasi: (timbanga
(6 Rumah n,
responden) responden microtoise,
pita
LILA),
alat tulis
8 Bimbingan Untuk memberi 1. Pemeriksaan Hari/Tangga Kuisioner Sutyawan, -
pengolahan pemahaman kelengkapan data l: senin/ 14 , laptop, S.Gz, M.Si
data di spss terkait data yang kuisioner oktober 2020 dan alat
telah 2. Tanya jawab Lokasi: tulis
dikumpulkan dan Evaluasi Rumah
melanjutkan
tahap pengolahan
data
(laporan)
Jihaan S

DESA KUNDI

Jenis Waktu dan Alat Dan Penanggung


No Tujuan Tahapan Biaya
Kegiatan Tempat Bahan Jawab
1. Pembukaan Untuk 1. Persiapan Senin, 05 Laptop/LCD, Sutyawan,
Praktik PPG memusyawarahkan Oktober 2020 alat tulis S.Gz, M.Si
 Mengundang semua
pendapat terkait Tempat kerja
kepala/ perwakilan
kegiatan yang akan masing-masing
puskesmas wilayah
dilakukan di desa (Virtual zoom)
praktik lapanagan di
masing-masing
Bangka belitung
yang terlibat
 Kegiatan pembukaan
dillakukan secara
virtual (Zoom)
2. Pelaksanaan

 Pembukaan

 Kata sambutan

 Pembacaan doa

 Menyampaikan
tujuan pelaksanaan
PPG
 Melakukan
musyawarah
bersama
 Menyampaikan
seluruh kegiatan
yang telah
direncanakan
3. Evaluasi

 Kegiatan disetujui
Melakukan Untuk memudahkan 1. Menghubungi Hari/Tanggal:
perizinan pengambilan data di kades, bides, ahli 6 okt 2020
2. desa kundi gizi, dan kader Lokasi: rumah
 Kegiatan pembukaan
dillakukan secara
virtual (Zoom)
2.Pelaksanaan

 Pembukaan

 Kata sambutan

 Pembacaan doa

 Menyampaikan
tujuan pelaksanaan
PPG
 Melakukan
musyawarah
bersama
 Menyampaikan
seluruh kegiatan
yang telah
direncanakan
3.Evaluasi
1. Kegiatan disetujui
Kegiatan Untuk Persiapan material Hari/Tanggal: Kuisioner dan Sutyawan,
pengumpulan mendapatkan data Pelaksanaan PPG 08 okt 2020 alat S.Gz, M.Si
data ibu responden Lokasi: rumah pengukuran
3.
menyusui, responden ( timbangan,
balita, lansia, microtois,
dan remaja (6 infantometer,
responden) metline), alat
tulis
pembagian Untuk mendapatkan Pembagian Jumat,09 Alat tulis Sutyawan,
sebagian pengarahan terkait kuesioner Oktober 2020 S.Gz, M.Si
4. kuesioner pengambilan data Di Puskesmas
Kundi
Kegiatan Untuk Persiapan material Hari/Tanggal: Kuisioner dan Sutyawan,
pengumpulan mendapatkan data Pelaksanaan PPG 09 okt 2020 alat S.Gz, M.Si
data ibu responden Lokasi: rumah pengukuran
5.
menyusui, responden ( timbangan,
balita, lansia, microtois,
dan remaja (5 infantometer,
responden) metline), alat
tulis
Kegiatan Untuk Persiapan material Hari/Tanggal: Kuisioner dan Sutyawan,
pengumpulan mendapatkan data Pelaksanaan PPG 10 okt 2020 alat S.Gz, M.Si
data ibu hamil, responden Lokasi: rumah pengukuran
ibu menyusui, responden ( timbangan,
6.
balita, lansia, microtois, pita
dan remaja (6 lila,
responden) infantometer,
metline), alat
tulis
Bimbingan Untuk mendapat Menanyakan terkait Senin, 12 Alat tulis Sutyawan,
pertama pengarahan terkait pengambilan data Oktober 2020 S.Gz, M.Si
7. dengan dosen pengambilan data Puskesmas
pembimbing Kundi
lapangan

Kegiatan Untuk Persiapan material Hari/Tanggal: Kuisioner & Sutyawan,


pengumpulan mendapatkan data Pelaksanaan PPG 12 okt 2020 alat S.Gz, M.Si
data ibu hamil, responden Lokasi: rumah pengukuran (
8
ibu menyusui, responden timbangan,
balita, lansia, microtois,
dan remaja (8 infantometer,
responden) metline), alat
tulis

Kegiatan Untuk Persiapan material Hari/Tanggal: Kuisioner dan Sutyawan,


pengumpulan mendapatkan data Pelaksanaan PPG 13 okt 2020 alat S.Gz, M.Si
data ibu hamil, responden Lokasi: rumah pengukuran
9
ibu menyusui, responden ( timbangan,
balita, lansia, microtois,
dan remaja (5 infantometer,
responden) metline), alat
tulis
Bimbingan Untuk ngetahui Pengecekan kuesioner Rabu 13 Kuesioner Sutyawan,
kedua dengan apakah kegiatan Oktober 2020 S.Gz, M.Si
dosen berjalan dengan Di puskesmas
pembimbing lancer atau tidak Kundi
10
lapangan
Monica Anjani
Muntok
Planning Of Action (POA)
Waktu dan Alat dan Penanggung
NO Jenis Kegiatan Tujuan Tahapan Biaya
Tempat Bahan Jawab
1. Pembukaan Untuk 1. Persiapan Senin, 05 Laptop/LCD, Sutyawan,
Praktik PPG memusyawarahkan Oktober 2020 alat tulis S.Gz, M.Si -
 Mengundang semua pejabat
pendapat terkait Tempat kerja
kegiatan yang akan desa yang terlibat masing-
dilakukan di masing
Bangka belitung  Melakukan persiapan tempat (Virtual zoom)
dan alat
2. Pelaksanaan
 Pembukaan
 Kata sambutan Kepala Desa
Karimunting
 Pembacaan doa
 Menyampaikan
tujuanpelaksanaan PPG
 Melakukan musyawarah
bersama
 Menyampaikanseluruh
kegiatan yang telah
direncanakan
3. Evaluasi
Kegiatan disetujui
2. Kegiatan Untuk 1. Persiapan material instrument Hari/Tanggal: Kuisioner, Sutyawan, -
pengumpulan data mendapatkan data/ kamis/ 8 alat S.Gz, M.Si
(fotokopi koesioner)
bayi/balita (2 informasi terkait oktober 2020 pengukuran
responden), ibu tujuan PPG 2. Berkunjung kerumah kader Lokasi: (timbangan,
menyusui (1 Rumah microtoise,
- Tanya letak rumah
responden), dan responden pita LILA),
remaja (2 responden alat tulis
responden)
- Rekomendasi responden
yang bersangkutan
dengan data yang
diinginkan
3. Pelaksanaan PPG
Bimbingan Untuk memberi 1. Penerimaan koesioner Hari/Tanggal: Koesioner, Eri -
pertama/ pemahaman terkait Jumat,9 alat tulis Virmando
2. Pembagian tugas
koordinasi praktik Oktober 2020 S.Gz. M.Gz
sebelum turun pengumpulan data Lokasi:
lapanagn yang akan Puskesmas
dilakukan Muntok
3. Kegiatan Untuk 1. Persiapan material instrumen Hari/Tanggal: Kuisioner, Sutyawan, -
pengumpulan data mendapatkan data/ jumat/ 9 alat S.Gz, M.Si
2. Pelaksanaan PPG
remaja (1 informasi terkait oktober 2020 pengukuran
responden), dan tujuan PPG Lokasi: (timbangan,
lansia (3 Rumah microtoise,
responden) responden pita LILA),
alat tulis
Bimbingan/ Untuk memberi 1. Pemeriksaan kelengkapan Hari/Tanggal: Koesioner Eri -
koordinasi turun pemahaman terkait jumat /9 dan alat tulis Virmando,
data kuisioner
lapanagn praktik oktober 2020 S.Gz. M.Gz
pengumpulan data 2. Tanya jawab Lokasi:
yang akan puskesmas
3. Evaluasi
dilakukan muntok
4. Kegiatan Untuk 1. Janji temu via whatapps Hari/Tanggal: Kuisioner, Sutyawan, -
pengumpulan data mendapatkan data/ minggu/ 11 alat S.Gz, M.Si
bayi/ balita (1 informasi terkait 2. Persiapan material instrumen oktober 2020 pengukuran
responden), dan tujuan PPG Lokasi: (timbangan,
3. Pelaksanaan PPG
ibu menyusui (1 Rumah microtoise,
responden) responden pita LILA),
alat tulis
5. Kegiatan Untuk 1. Persiapan material instrument Hari/Tanggal: Kuisioner, Sutyawan, -
pengumpulan data mendapatkan data/ senin/ 12 alat S.Gz, M.Si
2. Pelaksanaan PPG
ibu hamil (1 informasi terkait oktober 2020 pengukuran
responden), ibu tujuan PPG Lokasi: (timbangan,
menyusui (1 Rumah microtoise,
responden), dan responden pita LILA),
bayi/balita (3 alat tulis
responden),
remaja (1
responden) dan
lansia (2
responden)
Bimbingan/ Untuk memberi 1. Pemeriksaan sejauh mana Hari/Tanggal: Koisioner Eri -
koordinasi turun pemahaman terkait pemenuhan pengambilan data senin /12 dan alat tulis Virmando,
lapanagn praktik 2. Tanya jawab oktober 2020 S.Gz. M.Gz
pengumpulan data Lokasi: Masjid
3. Evaluasi
yang akan baitul
dilakukan
6. Kegiatan 1. Persiapan material instrument Hari/Tanggal: Kuisioner, Sutyawan,
pengumpulan data selasa/ 13 alat S.Gz, M.Si
2. Pelaksanaan PPG
ibu hamil (4 oktober 2020 pengukuran
responden), ibu Lokasi: (timbangan,
menyusui (2 Rumah microtoise,
responden),remaja responden pita LILA),
(1 responden), alat tulis
dan bayi/balita
(4responden)
9. Bimbingan/ Untuk memberi 1. Pemeriksaan kelengkapan Hari/Tanggal: Koesioner Eri -
koordinasi turun pemahaman terkait rabu /14 dan alat tulis Virmando,
data kuisioner
lapanagn praktik oktober 2020 S.Gz. M.Gz
pengumpulan data Lokasi: Masjid
yang akan 2. Tanya jawab baitul
dilakukan
3. Evaluasi

Raga D A
Desa Mislak

No Jenis Kegiatan Tujuan Tahapan Waktu Alat Penanggun Biaya


dan dan g Jawab
Tempat Bahan
1 Pembukaan PPG Persuapan 1. Pembukaan melalui Senin, 05 Laptop, Sutyawan
kegiatan PPG via zoom di hadiri Oktober Handphone , S.Gz,
2020 oleh beberapa kepala 2020 Rumah M.Si
puskesmas tempat Masing-
praktik PPG masing
2 Meminta Izin Ke Untuk 1. Persiapan alat Rabu , 07 Handphone , Sutyawan
Pengurus Desa memudahkan 2. Pelaksanaan Oktober 2020 buu tulis , S.Gz,
Setempat pengambilan pengambilan data di M.Si
data Desa
Rukam
3 Kegiatan pengumpulan Untuk 1. Persiapan alat Kamis, 08 Kuesioner. Sutyawan
data responden pengambilan 2. Pelaksanaan Oktober Alat , S.Gz,
lansia(sebanyak 5 data Lansia pengambilan data 2020 Di instrument M.Si
orang) pada daerah Desa Mislak, yaitu
tersebut Rumah timbangan,
Responden microtoise
Buku Tulis

4 orang) dan ibu hamil Menyusui 4. Pelaksanaan Di yaitu Sutyawan


(sebanyak 5 orang) dan hamil pengambilan data Desa timbangan, , S.Gz,
Mislak microtoise M.Si
Buku Tulis
5 Pegumpulan data bayi Untuk 1. Persiapan Sabtu, 10 Kuesioner. Sutyawan
balita sebanyak 10 mendapatkan alat Oktober Alat , S.Gz,
responden data dan isntrumen 2020 Di instrument M.Si
informasi Desa Mislak yaitu
terkait bayi 2. Pelaksan timbangan,
aan
balita di desa microtoise
pengambilan
Buku Tulis
data
6 Kegiatan Untuk 3. Persiapan alat Minggu, Kuesioner. Sutyawan
pengumpulan data mendapatkan isntrumen Oktober Alat , S.Gz,
responden informasi data 2020 Di instrument M.Si
remaja(sebanyak 5 terkait asupan 4. Pelaksanaan Rumah yaitu
orang ) makan, pengambilan data responden timbangan,
kebiasaan microtoise
sarapan, dan Buku Tulis
lainnya
Intervensi

PAGT MASYARAKAT
Bayi/Balita
No Pengkajian Gizi Identifikasi Diagnosa Gizi Intervensi Monitoring Evaluasi
Masalah
1. Underweight: Kurus N.I. 1.1 Asupan Energi Tujuan : Memperbaiki - Status gizi
Kurus : 14 % Sangat Kurus Inadekuat status gizi bayi/balita - Pola Asuh Makan
Sangat Kurus : 14 % dengan meningkatkan
pengetahuan ibu.

Intervensi :
Penyuluhan “Pemberian
makanan bergizi untuk
bayi/balita”

Strategi :
Materi penyuluhan
“Pemberian makana
bergizi untuk bayi/balita”
2. Stunting : Sangat Pendek NB.3.3. Berkaitan dengan Tujuan : Mengurangi - Pemenuhan asupan
Sangat pendek : 26% askses supalai makanan dampak stunting pada makanan sesuai
Pendek : 20% terbatas berkaitan dengan bayi/balita dengan kebutuhan
26% bayi/balita sangat meningkatan asupan
pendek. makanan sesuai dengan
kebutuhan.
Intervensi :
Penyuluhan terhadap ibu
bayi/balita “Pentingnya
memenuhi asupan
makanan dari sejak bayi
didalam kandungan hingga
lahir dan Pemberian ASI
Eksklusif dan MP-ASI”

Strategi :
Materi penyuluhan
“Asupan makanan yang
baik, Pemberian ASI
Eksklusif dan MP-ASI”
3. Penyakit Infeksi : - - - -
4. Pelayanan Kesehatan : - - - -
5. Pola Asuh Makan :
Cukup baik : 55.4% - - - -
Kurang baik : 8.2%
6. Asupan Energi: Asupan energi NI.1.2. Berkaitan dengan Tujuan : meningkatkan - Asupan makanan
Kurang : 52% kurang asupan energi inadekuat asupan energi sesuai
ditandai dengan asupan kebutuhan.
energi sebesar 36.4%.
Intervensi :
Penyuluhan “Pemberian
makanan sehat bergizi
untuk bayi/balita”

Strategi :
Materi penyuluhan
“Pemberian makana sehat
bergizi untuk bayi/balita
7. Asupan Protein: Asupan protein NI.5.6.2 Berkaitan dengan Tujuan : meningkatkan - Asupan makanan
Lebih : 66% lebih kelebihan asupan protein asupan energi sesuai
ditandai dengan asupan kebutuhan.
protein sebesar 66%
Intervensi :
Penyuluhan “Pemberian
makanan sehat bergizi
untuk bayi/balita”

Strategi :
Materi penyuluhan
“Pemberian makana sehat
bergizi untuk bayi/balita
8. Asupan Lemak: Asupan lemak NI.5.5.2 Berkaitan dengan Tujuan : Mengurangi - Asupan Makanan
Lebih :46% lebih kelebihan asupan lemak asupan lemak sesuai
ditandai dengan asupan lemak kebutuhan
sebesar 46%
Intervensi :
Penyuluhan “Pemberian
makanan sehat bergizi
untuk bayi/balita”

Strategi :
Materi penyuluhan
“Pemberian makana sehat
bergizi untuk bayi/balita”
9. Asupan Karbohidrat: Asupan NI.5.8.1. Berkaitan dengan Tujuan : meningkatkan - Asupan makanan
Kurang :72% karbohidrat asupan karbohidrat inadekuat asupan energi sesuai
kurang ditandai dengan asupan kebutuhan.
karbohidrat sebesar 72%
Intervensi :
Penyuluhan “Pemberian
makanan sehat bergizi
untuk bayi/balita”

Strategi :
Materi penyuluhan
“Pemberian makana sehat
bergizi untuk bayi/balita”
PAGT MASYARAKAT
Ibu hamil
No Pengkajian Gizi Identifikasi Diagnosa Gizi Intervensi Monitoring Evaluasi
Masalah
1. Status Gizi: KEK NC.3.1. Berat badan Tujuan : Meningkatkan - Status gizi
KEK : 20% kurang/underweight ditandai BB ibu hamil dengan - Pola makan
dengan 20% ibu hamil memberikan pengetahuan
mengalami KEK tentang makanan yyang
bergizi seimbang.

Intervensi :
Penyuluhan “ Tentang
pengetahuan terkait gizi
seimbang untuk
meningkatkan BB”

Strategi :
Materi penyuluhan “
Pengetahuan tentang
makanan dan bergizi untuk
ibu hamil”
2. Pengetahuan ibu hamil Kurang baik NB.1.1. Kurang pengetahuan Tujuan : untuk menambah Pengetahuan yang baik
terkait gizi : terkait makanan dan gizi pengetahuan ibu hamil
Kurang baik : 60% ditandai dengan pengetahuan terkait makanan dan gizi.
ibu hamil 60% kurang baik.

Intervensi : “memberikan
penyuluhan kepada ibu
hamil terkait makanan dan
gizi.

Strategi :
Materi penyuluhan “
pengetahuan terkait gizi
dan makanan.
3 Asupan zat gizi Energi Asupan energi NI.1.2. Berkaitan dengan Tujuan : meningkatkan - Asupan makanan
Kurang : 70% kurang asupan energi inadekuat asupan energi sesuai
ditandai dengan asupan kebutuhan dan
energi sebesar 70% pengetahuan ibu hamil

Intervensi :
Penyuluhan “ tentang
asupan energi.

Strategi :
Materi penyuluhan “
pemberian asupan energi
sesuai kebutuhan ”
7. Asupan Protein: Asupan protein Ni. 5.6.1. Asupan Protein Tujuan : meningkatkan - Asupan protein
Kurang : 52% kurang tidak adekuat asupan protein mencapai
normal sesuai kebutuhan

Intervensi :
Penyuluhan “pencapaian
asupan protein hingga
normal
Strategi :
Materi penyuluhan
“pemberian asupan protein
sesuai kebutuhan.

8. Asupan Lemak: Asupan lemak NI.1.5.5.1. Asupan lemak Tujuan : meningkatkan - Asupan lemak
Kurang : 76% kurang inadekuat asupan lemak sesuai
kebutuhan.

Intervensi :
Penyuluhan “ tentang
pemberian asupan lemak
seesuai kebutuhan.

Strategi :
Materi penyuluhan
“Pemberian asupan lemak
yang adekuat.
9. Asupan Karbohidrat: Asupan NI.5.8.1. Berkaitan dengan Tujuan : meningkatkan - Asupan karbohidrat
Kurang : 76 % karbohidrat asupan karbohidrat inadekuat asupan energi sesuai
kurang ditandai dengan asupan kebutuhan
karbohidrat sebesar 76%
Intervensi :
Penyuluhan “ pemberian
asupan karbohidrat sesuai
kebutuhan”

Strategi :
Materi penyuluhan “
meningkatkan asupan
karbohidrat”

PAG MASYARAKAT
Ibu Menyusui
No Pengkajian Gizi Identifikasi Diagnosa Gizi Intervensi Monitoring Evaluasi
Masalah
1. Status Gizi :  Kurus  NC.3.1. Berkaitan dengan Tujuan : Memperbaiki - Status gizi
Kurus 12.0 %  Obesitas BB kurang/ underweight status gizi ibu menyusui
Normal 64.0 % dibuktikan dengan status
Gemuk 4.0 % gizi kurus 12% Intervensi :
Obesitas 20.0 %  NC.3.3. Berkaitan dengan Penyuluhan “pola makan
kelebihan BB/Obesitas seimbang ”
dibuktikan dengan status Strategi :
gizi obesitas 20% Materi penyuluhan “pola
makan seimbang”

2. Pengetahuan
Baik 100% - - - -
3. Asupan Energi: Asupan energi NI.1.2. Berkaitan dengan Tujuan : meningkatkan - Asupan makanan
Kurang 80% kurang asupan energi inadekuat asupan energi sesuai
Cukup 16% dibuktikan dengan asupan kebutuhan dan
Lebih 4% energi sebesar 80%. meningkatkan
pengetahuan ibu tentang
pola makan yang
seimbang

Intervensi :
Penyuluhan “pola makan
seimbang”

Strategi :
Materi penyuluhan “pola
makan seimbang”
4. Asupan Protein: Asupan protein NI.5.6.1 Berkaitan dengan Tujuan : asupan protein - Asupan makanan
Kurang 40% kurang asupan protein tidak adekuat sesuai kebutuhan dan
Cukup 40% dibuktikan dengan asupan meningkatkan
Lebih 20% protein sebesar 40% pengetahuan ibu tentang
pola makan yang
seimbang.

Intervensi :
Penyuluhan “pola makan
seimbang”

Strategi :
Materi penyuluhan “pola
makan seimbang”
5. Asupan Lemak: Asupan lemak NI.5.5.1 Berkaitan asupan Tujuan : asupan lemak - Asupan Makanan
Kurang 60% kurang lemak inadekuat dibuktikan sesuai kebutuhan
Cukup 24% dengan asupan lemak 60%
lebih 16% Intervensi :
Penyuluhan “pola makan
seimbang”

Strategi :
Materi penyuluhan “pola
makan seimbang”
9. Asupan Karbohidrat: Asupan NI.5.8.1. Berkaitan dengan Tujuan : asupan - Asupan makanan
Kurang 80% karbohidrat asupan karbohidrat inadekuat karbohidrat sesuai
Cukup 16% kurang ditandai dengan asupan kebutuhan
Lebih 4 % karbohidrat 80%
Intervensi :
Penyuluhan “pola makan
seimbang”

Strategi :
Materi penyuluhan “pola
makan seimbang”

PAGT MASYARAKAT
Remaja
No Pengkajian Gizi Identifikasi Diagnosa Gizi Intervensi Monitoring Evaluasi
Masalah
1. Status Gizi Kurus NC.3.1 berat badan Tujuan : Memperbaiki - Status gizi
Sangat kurus :8% kurang/underweight status gizi remaja -
Kurus :24%
Gemuk :4% Intervensi :
Obesitas :4% Penyuluhan “mengenai
makanan gizi seimbang
pola makan sesuai gizi
seimbang”

Strategi :
Materi penyuluhan “menu
makanan seimbang”
2. Pengetahuan anemia Pengetahuan NB.1.1 kurang mengetauhui Tujuan : memberikan - Pengetahuan
Kurang baik 38% anemia kurang makanan dan zat gizi informasi mengenai mengenai anemia
anemia penyebab anemi
dan faktor anemia

Intervensi :
Game dan ttd spanduk
”seputar anemia”

Strategi :
Materi “pengertian
anemia,penyebab
anemi,cara mencegah
anemia digame”
3. Tujuan : membantu
mengurangi anemia serta
edukasi mengenai
makanan dan zat gizi
untuk anemia
Status anemia
Ya 52% Intervensi :
NI.5.10.1 asupan zat besi Mengurangi tanda dan
Anemia Penyuluhan &pembagian
inadekuat gejala anemia
susu dan keripik bayam

Strategi :
Materi penyuluhan seputar
gizi untuk anemia
makanan yang
,mengandung zat besi
4. Aktivitas fisik Tujuan :agar remaja
Tidak 56% semangat beraktivitas fisik
-tidak beraktivitas
NB 2.1 aktivtas fisik kurang Aktif aktivitas fisik
fisik
Intervensi :
Penyluhan &Game estafet
seputar gizi

Strategi :
Penyluhan dengan materi
gizi dan aktivtias fisik
untuk remaja di lanjutkan
dengan permainan game
estafet soal soal tentang
materi yang di berikan
sebelumnya

6. Asupan Energi: Asupan energi NI.1.2. asupan energi Tujuan : meningkatkan - Asupan makanan
Kurang : 72% kurang inadekuat asupan energi sesuai
kebutuhan dan
pengetahuan ibu/pengasuh
tentang pola asuh makan.

Intervensi :
Penyuluhan “Pemberian
makanan dan pemilihan
bahan makanan seimbang”

Strategi :
Materi penyuluhan
“Pemberian makana dan
pemilihan bahan makanan
gizi seimbang
7. Asupan Protein: Asupan Protein: NI.5.1 peningkatan Tujuan : meningkatkan - Asupan makanan
Kurang 60% Kurang kebutuhan zat gizi protein asupan protein lemak
lemak,dan Karbohidrat karbohidrat
Asupan lemak Asupan lemak Mengedukasi makanan
kurang 60% kurang tinggi protein lemak dan
kh
Asupan Lemak Asupan Lemak
Kurang 52% Kurang Intervensi :
Penyuluhan makana
ndegan zat gizi seimbang
serta demo masak”

Strategi :
Materi penyuluhan
“makanan gizi seimbang
fungsi protein lemak kh
dan zat gizi bagi tubuh
disusul dengan demo
masak”

PAGT MASYARAKAT

Lansia

No Pengkajian Gizi Identifikasi Diagnosa Gizi Intervensi Monitoring Evaluasi


Masalah
1. - Sangat kurus - Sangat kurus NI. 1.2. asupan energy Tujuan : menaikan berat - Status gizi
12% - Kurus inadekuat badan secara bertahap
- Kurus 4% dengan memperkenalkan
makan seimbang dan
makanan yang mudah
ditemukan kaya akan
gizi..

Intervensi :
Demo masak mengenai
kudapan kaya gizi

Strategi :
Masak kudapan sederhana
kaya gizi yang mudah
2. - Obesitas 28 % - Obesitas NI.1.3. kelebihan asupan Tujuan : memberitahukan - Status gizi
- Gemuk 4% - Gemuk gizi makanan yang seimbang - Pengetahuan
dan aktifitas fisik/olahraga
NB. 1.1. Kurang
pengetahuan terkait Intervensi :
makanan dan gizi Penyuluhan dengan media
nyata contoh makann
seimbang dengan porsi
sesuai kebutuhan dan
mengajarkan tentang
aktifitas harian serta
olehraga ringan

Strategi :
Materi penyuluhan “pola
asupan seimbang dan pola
aktifitas untuk lebih
produktif di usia lansia”
3. Penyakit degenarif Tujuan : menjelaskan
penyebab dari penyakit
degenartif yang berasal
dari gaya hidup dan pola
makan

Hasil biokimia/dianogsis
Menderita Intervensi :
dokter yang telah
penyakit (Dianogsa dokter) Penjelasan dengan video
dilakukan lansia secara
degenerative singkat mengenai
berkala
penyebab penyakit
degenerative

Strategi
Menonton video
sederhana mengenai
penyakit degenerative dan
melakukan Tanya jawab
4. Aktifitas fisik Tujuan : meningkatkan
aktifitas fisik dengan
kegiatan sehari-hari

Intervensi :
memperagakan denagn
NB. 2.1 aktifitas fisik kurang gerak tubuh mengenai
Aktifitas fisik Kurang aktifitas fisik ?
ditandai dengan aktifitas kegiaan, naik tangga,
kurang 24% sendentary
fisik yang kurang 24% menyapu, berkebun dll.-
Strategi :
memperkenalkan kegiatan
sehari-hari sebagai bentuk
kegiatan yang
menyenangkan sekaligus
menyehatkan
5. Olahraga Tujuan : meningkatkan
kegiatan olahraga dengan
NB. 2.1 aktifitas fisik kurang memperkenalkan 10.000
Tidak olahraga Intensitas, lama, dan
ditandai dengan tidak langkah (jika tidak
76% frekuensi olahraga
olahraga sebesar 76% snaggup dnegan berjalan
sehari 10menit)
Intervensi :
Memberikan opsi yang
menyenangkan utnuk
melakuakn olahrag a
intensitas ringan

Strategi : memberikan
leaflet bergambar
mengenai olahrag ringan
dan memberikan buku
jadwal dengan variasi
berbeda untuk melakukan
olahrag min 3x dalam
seminggu
6. Asupan Energi: Asupan energi NI.1.2. Berkaitan dengan Tujuan : meningkatkan - Asupan makanan
Kurang ( <80% dari kurang 60% asupan energi inadekuat asupan energi sesuai
AKG) ditandai dengan asupan kebutuhan
energi sebesar 60%.
Intervensi :
Penyuluhan “Pemberian
makanan seimbang untuk
usia ”

Strategi :
Materi penyuluhan
“Pemberian makana
seimabng untuk lansia”
7. Asupan Protein: Asupan protein NI.5.6.1 asupan protein Tujuan : meningkatkan - Asupan makanan
Kurang ( <80% dari kurang 60% inadekuat asupan energi sesuai
AKG) kebutuhan

Intervensi :
Penyuluhan “Pemberian
makanan seimbang untuk
usia ”

Strategi :
Materi penyuluhan
“Pemberian makana
seimabng untuk lansia”
8. Asupan Lemak Asupan lemak NI.5.5.2 Berkaitan dengan Tujuan : meningkatkan - Asupan Makanan
Kurang kurang 76% kelebihan asupan lemak asupan energi sesuai
( <80% dari AKG) ditandai dengan asupan kebutuhan
lemak sebesar 76%
Intervensi :
Penyuluhan “Pemberian
makanan seimbang untuk
usia ”
Strategi :
Materi penyuluhan
“Pemberian makana
seimabng untuk lansia”
9. Asupan Asupan NI.5.8.1. Berkaitan dengan Tujuan : meningkatkan - Asupan makanan
Karbohidrat: karbohidrat asupan karbohidrat asupan energi sesuai
Kurang kurang 52 % inadekuat ditandai dengan kebutuhan
asupan karbohidrat sebesar
52.2% Intervensi :
Penyuluhan “Pemberian
makanan seimbang untuk
usia ”

Strategi :
Materi penyuluhan
“Pemberian makana
seimabng untuk lansia”
BALITA

Proses Tanya Jawab Recall Asupan Proses Tanya Jawab Dengan Ibu
Makan Balita Balita

Proses Penimbangan
Berat Badan Balita

IBU MENYUSUI

Proses Tanya Jawab


Identitas Ibu
Menyusui

Proses Pengukuran Tinggi Proses Tanya Jawab Recall


Badan Pada Ibu Menusui Asupan Makanan
111

IBU HAMIL

Proses Tanya Jawab Pada


Ibu Hamil

Proses Penimbangan Berat


Badan Ibu Hamil Proses Pengukuran Lingkar
Lengan Atas Pada Ibu
Hamil
REMAJA

Proses Tanya Jawab Pada


Remaja
Proses Tanya Jawab Pada
Remaja
Proses Penimbangan Berat
Badan Pada Remaja

LANSIA

Proses Penimbangan Berat Proses Tanya Jawab Pada Proses Tanya Jawab Pada
Badan Pada Responden Lansia Responden Lansia Responden Lansia

Anda mungkin juga menyukai