B1
01
LATAR BELAKANG
02
METODOLOGI
PENELITIAN e a
b
e
03
HASIL DAN
B1
PEMBAHASAN
LATAR
BELAKANG
1
HACCP
Pengidentifikasian bahaya (hazard) baik fisik, kimiawi dan mikrobiologis pada
proses pengolahan makanan dan melakukan pengendalian bahaya pada titik kritis,
keuntungan, yaitu mencegah terjadinya bahaya sebelum mencapai konsumen
untuk meningkatkan kepercayaan akan keamanan makanan olahan sehingga
secara tidak langsung mempromosikan perdagangan dan stabilitas usaha makanan.
Bagaimana penerapan
Rumusan HACCP pada lauk hewani
Fish Katsu di Instalasi Gizi
Masalah RSUP dr. Kariadi?
Mengetahui penerapan
HACCP pada pengolahan Tujuan
Fish Katsu di Instalasi Gizi
RSUP dr. Kariadi?
umum
Dapat mengetahui resiko bahaya
pada Fish Katsu di Instalasi Gizi
Tujuan Khusus RSUP dr. Kariadi?
Bagi Pasien
Menghindari kemungkinan bahaya yang dapat ditimbulkan
dari produk udang goreng tepung di di Instalasi Gizi RSUP
dr. Kariadi terhadap kesehatan pasien yang mempengaruhi
kesembuhan pasien
Bagi Peneliti
Menambah pengalaman dan pengetahuan peneliti
terutama dalam hal mengidentifikasi bahaya pada udang
goreng tepung di Fish Katsu di Instalasi Gizi RSUP dr.
Kariadi melalui penerapan HACCP secara langsung di
Instalasi Gizi Fish Katsu di Instalasi Gizi RSUP dr. Kariadi
✔ ✔
METODOLOGI
✔
2
TEMPAT DAN Jenis Data
WAKTU Data Primer
- Data penerimaan bahan mentah ikan kakap, telur
- Data persiapan bumbu yaitu bawang bombay,
Instalasi Gizi RSUP Dr. bawang putih, lada, minyak, saos tomat, garam,
✔
Kariadi, Pada Rabu, 04 gula pasir,
Febuari 2021, pukul - Data penyimpanan ikan, telur, bumbu
06.00 - 17.30 WIB - Data pengolahan Fish Katsu
- Data pemorsian Fish Katsu
✔
- Data pendistribusian Fish Katsu
Data Sekunder
Cara Pengumpulan Data
✔
- Data spesifikasi bahan
Data primer diperoleh dari hasil pengamatan
pengolahan Fish Katsu dan wawancara langsung
makanan.
kepada petugas. Pengamatan dilakukan mulai dari - Standar resep Fish Katsu
penerimaan bahan makanan, persiapan, pengolahan - Standar pengolahan Fish
hingga pendistribusian Fish Katsu Katsu
Data sekunder diperoleh dari sumber kepustakaan
yang ada di Instalasi Gizi RSUP Dr. Kariadi
15kcal
Gambaran situasi
Bagan alir
8k
12kcal
Bagan alir
8k
Analisis
Resiko
✔ ✔ ✔
kcal
15
PENETAPAN CCP MORNING
fringilla. Fusce ut
Bahan Mentah elit ligula. Nunc
gravida diam
LUNCH
fringilla. Fusce ut
✔
elit ligula. Nunc
✔
✔ gravida diam
PENETAPAN CCP
Bahan Proses
✔
✔
✔
PENETAPAN
BATAS KRITIS
✔
✔
✔
PENETAPAN
BATAS KRITIS
✔
✔
✔
PENETAPAN
BATAS KRITIS
✔
✔
✔
PENETAPAN
TINDAKAN KOREKSI
✔
✔
✔
✔ ✔ ✔
kcal
15
DOKUMENTASI
DINNER
fringilla. Fusce ut
elit ligula. Nunc
gravida diam
✔
✔
✔
WORK SHEET
WORKSHEET PENERAPAN HACCP
✔ ✔ ✔
kcal
15
WORK SHEET
WORKSHEET PENERAPAN HACCP
✔ ✔ ✔
kcal
15
WORK SHEET
WORKSHEET PENERAPAN HACCP
✔ ✔ ✔
kcal
15
12kcal
Kesimpulan
PEMBAHASAN
Dalam proses pengolahan fish katsu kami melakukan pengukuran suhu dan
waktu dengan rician sebagi berikut :
a. Saat fish katsu ditirsikan dari penggorengan : 76,8 oC (sekitar puku;
14.00)
b. Saat akan diransum / diporsikan : 31,6oC (sekitar pukul 16.30)
c. Waktu tunggu : 2 Jam 30 menit
d. Saat dipantri : 29,6 oC (Sekitar pukul 17.00)
e. Waktu distribusi pukul 17.30
f. Waktu produksi – distribusi : sekitar 3 jam. 30 menit
Maka, dapat disimpulkan suhu makanan fish katsu sampai pantri sudah sampai pada
dangerzone. Hal ini kemungkinan disebabkan karena selama holding time fish katsu tidak
al
disimpan pada foodheater cabinet . Bisa dikendalikan dengan menyimpan fish katsu pda
kc
15
freer terlebih dahulu dan digoreng mendekati waktu pemorisan
• Fish katsu merupakan menu sore kanker siklus ke 3.
Pembuatan fish katsu menggunakan bahan – bahan seperti
kakap fillet, telur, tepung terigu, bawang putih, jahe halus,
minyak goreng, kemudaian untuk saus demiglaze dari bawang
bombai, tepung maizena, saus tomat, saus tiram , garam, gula
dan lada bubuk.
• Ikan dan bumbu – bumbu setelah melalui proses persiapan
yaitu pencucian, pemotongan, mencelupkan di air jeruk nipis
kemudian disimpan di frezeer sebelum dipakai dengan suhu
dibawah 0 oC yaitu sebesar -14,4 oC. Selanjutnya untuk bumbu
yang dipersiapkan pagi disimpan di refrigerator dengan suhu 3
o
C. Hal ini untuk menghambat perkembangbiakan bakteri
selama penyimpanan bahan sebelum dipakai.
• Analisis resiko bahaya tertinggi yaitu terdapat pada ikan kakap
fillet dan telur. Sehingga diperlukan pemantauan suhu saat
proses pengolahan yaitu berupa penggorengan. Dimana perlu
diperhatikan suhu penggorengan 70 – 100oC untuk
membunuh bakteri patogen.
Pemasakan Saus : Proses pemasakan saus perlu pemantauan
Titik Kendali Kritis suhu untuk membunuh bakteri pantogen pada bahan –
bahan yaitu setidaknya dimasak paling sedikit pada suhu >
(CCP) 60oC.
Holding Time : Holding Time atau waktu Pemorsian : Selama proses pemorsian di
tunggu sebelum pemorsian perlu suhu ruang merupakan suhu danger zone
diperhatikan tempat penyimpanan di sehingga perlu pemantauan terutama pada
foodheater dan disimpan tidak lebih dari 4 pejamah . Pejamah sudah memakai sarung
jam. Namun untuk fish katsu tidak disimpan tangan namun saat pengukuran suhu
di foodheater melainkan di suhu ruang dan makanan sudah turun pada suhu 31,6 oC
berdasarkan pengukuran suhu saat holding
time menunjukkan suhu 31,6oC artinya
masuk pada danger zone
Sebaiknya lebih memperhatikan batas kritis dari
✔ tiap tahapan proses yang merupakan CCP
sehingga bahaya/ kontaminasi yang mungkin
muncul dapat dikendalikan
Saran
Meningkatkan pengawasan mengenai
penggunaan APD yang lengkap dan benar pada
✔ tenaga kerja yang menjamah makanan.
B1 e
THANK b
a
e
✔
YOU
✔ ✔
B1