Disusun oleh :
Puji syukur kehadirat Allah SWT, berkat rahmat, hidayah dan karunia-
Nya sehingga laporan Penerapan Hazard Analysis Critical Control Points
(HACCP) pada Penyelenggaraan Makanan Institusi (Tahu Loaf ) untuk Pasien
(Biasa, Lunak, dan Cair) Kelas II, dan III di Rumah Sakit Islam Sultan Agung
Semarangdapat diselesaikan. Penyusunan laporan ini tidak akan berjalan dengan
lancar tanpa keterlibatan banyak pihak, untuk itu pada kesempatan ini penyusun
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. dr. Santoso, MS, Sp. Ok selaku Rektor Universitas Respati
Yogyakarta.
2. Dr. H. Masyhudi AM, M. Kes selaku Direktur Utama RSI Sultan Agung
Semarang.
3. Mohamad Judha, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Respati Yogyakarta.
4. Harini Diestiana, S.Gz selaku Kepala Instalasi Gizi RSI Sultan Agung
Semarang.
5. Tri Nuryani, S.ST., RD selaku penanggung jawab pengolahan dan distribusi
makanan Instalasi Gizi RSI Sultan Agung Semarang.
6. Farissa Fatimah, S.Gz, M.Sc selaku selaku Ketua Program Studi S1-Ilmu Gizi
Universitas Respati Yogyakarta dan SupervisorI di RSI Sultan Agung
Semarang yang telah memberikan penjelasan mengenai kerangka acuan atau
pedoman pelaksanaan PKL, melakukan supervisi kelahan praktek,
memberikan usulan pemecahan masalah yang terjadi pada saat pelaksanaan
PKL baik secara teknis maupun administratif, dan memberikan penilaian
pada laporan kegiatan PKL dan ujian praktek yang dilakukan dikampus.
7. Metty, S.Si., MPHselaku selaku Supervisor II di RSI Sultan Agung Semarang
yang telah memberikan penjelasan mengenai kerangka acuan atau pedoman
pelaksanaan PKL, melakukan supervisi kelahan praktek, memberikan usulan
pemecahan masalah yang terjadi pada saat pelaksanaan PKL baik secara
1
teknis maupun administratif, dan memberikan penilaian pada laporan
kegiatan PKL dan ujian praktek yang dilakukan dikampus.
8. Devillya Puspita Dewi, S.Gz, MPH., selaku Ketua Pelaksana Praktek Kerja
Lapangan Kepaniteraan Gizi Klinik I.
9. Aprilia Kusuma Rahmawati, S.ST, selaku Clinical Instructur / Pembimbing
Lahan yang telah memberi banyak masukan, bimbingan, motivasi dan
bersedia meluangkan waktu kepada saya selama proses penyelesaian laporan
individu Manajemen Penyelenggaraan Makanan Rumah Sakit (MSPRS)
dapat terselesaikan.
10. Seluruh staf dan karyawan di Instalasi Gizi RSI Sultan Agung Semarang yang
telah memberikan bantuan selama Praktik Kepaniteraan Gizi Klinik 1 di RSI
Sultan Agung Semarang.
11. Teman-teman Praktek Kerja Lapangan (PKL) atas kerjasamanya dan
kekompakan sehingga timbul semangat untuk menyelesaikan laporan ini.
Akhir kata penulis mengucapkan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa,
semoga ilmu, pengalaman dan keterampilan yang didapatkan selama melakukan
Praktik Kerja Lapangan (PKL) serta penyusunan laporan ini akan memberikan
manfaat bagi semua pihak khususnya bagi pembaca. Untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dan sebagai bahan perbaikan
tulisan selanjutnya.
Penulis
2
I. TIM HACCP
Tabel 1. Tim HACCP
No Tim Nama Peran
1 Jaminan mutu Penanggung Jawab Menjaga mutu makanan (Quality
Admin (PA), control) dari proses penerimaan bahan
Penanggung Jawab makanan hingga makanan
(PJ),Ahli Gizi didistribusikan.
2 Perencanaan Ahli Gizi Merencanakan Standar Operasional
Prosedur (SOP) proses
penyelenggaraan makanan mulai dari
proses penerimaaan hingga
pendistribusian.
3 Keuangan / Bagian Keuangan RSI Merencanakan dan mengelola
anggaran keuangan dalam proses
penyelenggaraan makanan
4 Tenaga tehnis Ahli Gizi Mengawasi setiap proses
kesehatan / gizi / penyelenggaraan makanan secara
pangan menyeluruh
5 Pengolahan Penanggung Jawab Melaksanakan proses pengolahan
pangan (PJ) dan Tenaga makanan sesuai dengan Standar
Pengolahan Operasinal Prosedur (SOP).
6 Laboratorium Dinas Kesehatan, dan Melakukan uji terhadap bahan
Ahli Gizi makanan atau makanan yang berisiko
memiliki bahaya serta menjamin
keamanannya.
7 Distribusi Pramusaji Melakukan pendistribusian makanan
serta mastikan makanan tetap aman
hingga sampai ketangan konsumen
3
III. TARGET/TUJUAN HACCP
A. Tujuan Umum
Meningkatkan kesehatan masyarakat dengan cara mencegah atau
mengurangi kasus keracunan dan penyakit melalui makanan (“food born
disease”) dengan perantara menu Tahu Loaf.
B. Tujuan khusus
1. Mengevaluasi cara produksi dari Tahu Loaf.
2. Memperbaiki cara produksi Tahu Loaf.
3. Memantau dan mengevaluasi penanganan, pengolahan, sanitasi
pada produksi Tahu Loaf.
4. Meningkatkan inspeksi mandiri pada proses produksi Tahu Loaf.
4
IV. DESKRIPSI/GAMBARAN PRODUK
Nama Menu : Tahu Loaf
Konsumen :Pasien Kelas II,dan III
Institusi Produsen :RSI Sultan Agung Semarang
C Proses produksi 1. Campurkan tahu, telur ayam, wortel, daun bawang dan
bumbu halus. Aduk rata
2. Siapkan cetakan, oles cetakan dengan minyak
3. Masukan adonan kedalam cetakan
4. Kukus tahu selama 20 menit dengan api sedang
5. Keluarkan tahu dari cetakan, kemudian sajikan
D Penanganan setelah selesai Setelah matang Tahu Loaf dibawa ke ruang pemorsian dalam
pengolahan, sebelum keadaan panas atau hangat.
pengemasan atau sebelum
distribusi
5
V. BAHAN-BAHAN YANG DIPERLUKAN
1. Bahan Utama
Tabel 3. Bahan Utama untuk Pembuatan Tahu Loaf
No Nama Bahan Jumlah Supplier Spesifikasi
1 Tahu 50 g Ziza Makmur Warna putih, tidak memiliki bau
busuk, tidak berlendir/berjamur,
tekstur tidak mudah hancur,
berat @100 gram
2 Telur Ayam ¼ btr Genthong Telur baru, kulit bersih, tidak
terdapat kotoran yang
menempel baik dari tanah
maupun kotoran ayam, kulit
tidak retak, isi telur tidak rusak
dan telur berukuran sedang.
Dalam 1 kg telur berisi 16 butir.
Pengiriman telur menggunakan
krat telur dengan kapasitas 36
butir telur/krat. Krat yang akan
dipakai ditimbang dan dihitung
terlebih dulu beratnya
3 Wortel 10 g Boga Mas warna daging orange, bagian
tengah berwarna kuning (tidak
hijau), kulit bersih, tidak
bertangkai, muda, segar, tidak
ada gigitan serangga atau hewan
lainnya, tidak terdapat ulat,
tidak busuk, dan berukuran
besar.
6
2. Bahan Lainnya
Tabel 4. Bahan Lainnya untuk Pembuatan Tahu Loaf
No Nama Bahan Jumlah Supplier Spesifikasi
1 Bawang putih 1 siung Boga Mas Bawang putih kupas, ukuran
sedang, segar, tua, bersih dan tidak
busuk.
2 Merica ¾ sdt Boga Mas Merica gelondong utuh, tidak
terdapat kotoran, kering
3 Garam halus Secukupnya Irbi Jaya Merk dagang Garam Meja Refina,
produksi PT Unichem Candi
Industri, memiliki sertifikat
LPPOM MUI 07060026910615,
setiap bungkus memiliki berat
bersih 250 gram. Kemasan utuh dan
tidak rusak, memiliki tanggal
kadaluarsa
4 Gula pasir Secukupnya Irbi Jaya Produsen PT Kebon Agung Unit
Pabrik Gula Trangkil, memiliki no
LPPOM MUI 15220016170715,
kemasan tidak rusak, setiap
kemasan memiliki berat 1 kg,
merupakan produk lokal, gula pasir
kering dan bersih.
7
VI. IDENTIFIKASI BAHAYA DAN RISIKO BAHAYA FORM 1& FORM 2
FORMULIR 1 IDENTIFIKASI BAHAYA DAN CARA PENCEGAHANNYA
2 Telur Ayam Mikrobiologi Salmonella Cangkang telur terdapat 1) Penetapan spesifikasi dengan supplier
kotoran atau tanah 2) Telur dicuci terlebih dahulu sebelum digunakan
Fisik Retak, pecah Benturan dan tekanan Telur ditempatkan dan disusun rapi dalam krat
3 Wortel Biologi Ulat Masa sinpan terlalu lama Pengecekan kembali spesifikasi bahan dengan supplier
Fisik Layu, busuk, wortel Wortel sudah tua, masa 1) Penetapan spesifikasi dengan supplier
bagian dalam simpan yang terlalu lama, 2) Disimpan ditempat yang sejuk jauh dari sinar matahari
berwarna hijau dan dan cara penyimpanan 3) Penyimpanan atau masa simpan yang tidak terlalu lama
keras yang tidak benar
4 Daun Bawang Biologi Ulat, serangga Tidak dicuci dengan benar 1) Pengecekan kembali spesifikasi bahan dengan supplier
8
Fisik Terdapat tanah Tidak dicuci dengan benar Daun bawang yang akan digunakan dicuci kembali sebelum
proses pengoalahan
Kimia Pestisida Tidak dicuci dengan benar Daun bawang yang akan digunakan dicuci dengan air mengalir
sebelum proses pengoalahan
5 Bawang putih Mikrobiologi Aspergillus niger Tidak teliti pada saat Bawang putih dipilih dan dipisahkan dari bagian yang berjamur
(kupas) penyortiran (hitam) kemudian dicuci kembali dengan air yang mengalir
sebelum digunakan
6 Merica Mikrobiologi Jamur atau kapang Tempat penyimpanan 1) Disimpan ditempat yang kering, tidak terbuka atau pada
lembab wadah tertutup dan tidak lembab
2) Bahan makanan diterima sesuai spesifikasi
Fisik Debu, krikil Terkontaminasi 1) Disimpan ditempat yang kering terbuka dan tidak lembab
2) Bahan makanan diterima sesuai spesifikasi
7 Garam Fisik Kotoran, kerikil, Penyimpanan dalam 1) Penerimaan bahan makanan sesuai dengan spesifikasi
berair atau lembab tempat terbuka 2) Disimpan dalam wadah bersih dan tertutup
3) Pengecekan kembali spesifikasi bahan seperti kondisi
kemasan dan tanggal kadaluarsa
Kimia Pemutih Pemberian bahan 1) Penerimaan harus sesuai spesifikasi
tanmabahan yang tidak 2) Pemilihan garam yang tidak terlalu putih karena
diijinkan dikhawatirkan mengandung bahan pemutih
8 Gula pasir Fisik Kotoran, kerikil, Penyimpanan dalam 1) Penerimaan bahan makanan harus sesuai dengan spesifikasi
berair atau lembab tempat terbuka 2) Disimpan dalam wadah bersih dan tertutup
3) Pengecekan kembali spesifikasi bahan seperti kondisi
kemasan dan tanggal kadaluarsa
9
FORM. 2 ANALISIS RISIKO BAHAYA PADA PRODUK
10
Tabel 8. Pengelompokkan Produk Berdasarkan Bahaya
Produk – Produk Kategori I (Resiko Tinggi)
I Produk-produk yang mengandung ikan, telur, sayur, serealia dan atau berkomposisi
susu yang perlu direfrigrasi
II Daging segar, ikan mentah dan produk –produk olahan susu
III Produk – produk dengan nilai pH 4,6 atau lebih yang disterilisasi dalam wadah yang
ditutup secara hermetis
Produk – Produk Kategori II (Resiko Sedang)
I Produk – produk kering atau beku yang mengandung ikan, daging, telur, sayuran
atau serealia atau yang berkomposisi/penggantinya dan produk lain yang tidak
termasuk dalam regulasi hygiene pangan.
II Sandwich dan kue pie daging untuk konsumsi segar
III Produk – produk berbasis lemak misalnya coklat, margarin, spreads, mayones dan
dressing.
Produk – Produk Kategori III (Resiko Rendah)
I Produk asam (nilai pH <4,6) seperti acar, buah – buahan, konsentrat buah, sari buah
dan minuman asam.
II Sayuran mentah yang tidak diolah dan tidak dikemas
III Selai, marinade dan conserves
IV Produk – produk konfeksionari berbasis gula
V Minyak dan lemak makan.
Tabel 9. Daftar Tingkat Keakutan Bahaya dari Bakteri Patogen yang dapat
Menyebabkan Keracunan atau Wabah Penyakit.
Keakutan Tinggi Keakutan Sedang Keakutan Rendah
Salmonella enteritidis Listeria monocytogenes Bacillus cereus
Eschericia colli Salmonella spp, Shigella spp Taenia sagiinata
Salmonella typhi: Campylobacter jejuni
paratyphi A, B Enterovirulen Escherichia
Clostridiium
Trichinella spiralis coli (EEC) perfringes
Brucella melitensis, B. Streptococcus pyogenes Stapphylococcus
Suis Rotavirus, Norwalk virus Aereus
Vibrio cholerae 01 group, SRV.
Vibrio vulnificus Yersinia enterocolitica
Taenia solium Entamoeba histolytica
Clostridium botulinum Diphyllobothrium latum
tipe A, B, E dan F Ascaris lumbricoides
Shigella dysenteriae Cryptosporidium parvum
Hepatitis A dan E.
Aeromonas spp.
Brucella aborrus. Giardia
lambia
Plesiomonas shigelloides
Vibrio parahaemolyticus
11
*catatan : pengelompokkan tingkat bahaya dalam b beberapa kelompok populasi
sensitif mungkin tidak dapat diterapkan .
Pengelompokan lain yang perlu dipertimbangkan adalah terhadap bahaya
kimia dan fisik. Secara sederhana penentuan tingkat bahaya kimia dan fisik
dapat dikelompokkan sebagai berikut:
Tingkat Keakutan Bahaya Tinggi: Bahaya yang mengancam jiwa manusia.
Tingkat Keakutan Bahaya Sedang: Bahaya yang mempunyai potensi
mengancam jiwa manusia.
Tingkat Keakutan Bahaya Rendah: Bahaya yang mengakibatkan pangan tidak
layak konsumsi.
Dengan mengkombinasikan resiko dengan tingkat keakutan dengan
menggunakan matriks maka dapat ditentukan tingkat signifikan dari bahaya.
Satuan angka untuk gambaran tingkat signifikasi, tingkat kategori resiko dan
keakutan bahaya dapat dilihat pada tabel 10.
Tabel 10. Matriks Analisa Signifikan Bahaya
Resiko tinggi (1.000) Resiko tinggi (1.000) Resiko tinggi (1.000)
Keakutan rendah (10) Keakutan sedang (100) Keakutan tinggi (1.000)
R*K = 10.000 R*K = (100.000) R*K = 1.000.000
Resiko sedang (100) Resiko sedang (100) Resiko sedang (100)
Keakutan rendah (10) Keakutan sedang (100) Keakutan tinggi (1.000)
R*K = 1.000 R*K = 10.000 R*K = 100.000
Resiko rendah (10) Resiko rendah (10) Resiko rendah (10)
Keakutan rendah (10) Keakutan sedang (100) Keakutan tinggi (1.000)
R*K = 100 R*K = 1.000 R*K = 10.000
12
Nama Makanan / Produk : Tahu Loaf
Tabel 11. Formulir Analisis Resiko Bahaya
NO Bahan Mentah Bahaya
Keakutan( Signifikansi
Resiko (R) RxK
K)
1. Tahu 10 10 100 Rendah
2. Telur Ayam 1000 1000 1000000 Tinggi
3. Wortel 10 10 100 Rendah
4. Daun Bawang 10 10 100 Rendah
5. Bawang Putih 10 10 100 Rendah
6. Merica 10 10 100 Rendah
7. Garam 10 10 100 Rendah
8. Gula pasir 10 10 100 Rendah
Keterangan : 100 – 1000 : Signifikasi rendah
10.000 : Signifikasi sedang
100.000-1.000.000 : Signifikasi tinggi
13
14
VII. DIAGRAM ALIR PROSES PRODUKSI / PENGOLAHAN
PENERIMAAN PENYIMPANAN
Tahu Wortel Daun Bawang Bawang Putih Garam & Merica Gula Pasir Telur Ayam
Pemotongan sesuai
ketentuan
Pencampuran
Pengkukusan 20 menit
Pemorsian
Pendistribusian Penyajian
15
Gambar 1. Diagram Alur Pembuatan Tahu Loaf
VIII. PENETAPAN TITIK KENDALI KRITIS (TKK/CCP)
1. Penetapan CCP menggunakan Decission Tree(CCP Bahan Mentah)
a) Tahu
Ya (lanjut P.2)
Ya (Bukan CCP)
b) Telur Ayam
Ya (lanjut P.2)
Ya (Bukan CCP)
16
c) Wortel
Ya (lanjut P.2)
Ya (Bukan CCP)
d) Daun Bawang
Ya (lanjut P.2)
Ya (Bukan CCP)
17
e) Bawang Putih
P.1. Apakah bawang putihmungkin mengandung/ sensitif terhadap
bahan berbahaya?
Ya (lanjut P.2)
P.2. Apakah penanganan/pengolahan (termasuk cara mengkonsumsi)
dapat menghilangkan / mengurangi bahaya?
Ya (Bukan CCP)
f) Merica
P.1. Apakah mericamungkin mengandung/ sensitif terhadap bahan
berbahaya?
Ya (lanjut P.2)
Ya (Bukan CCP)
18
g) Garam
P.1 Apakah garam mungkin mengandung/ sensitif terhadap bahan
berbahaya?
Ya (lanjut P.2)
Ya ( Bukan CCP)
h) Gula pasir
P.1 Apakah gula pasirmungkin mengandung/ sensitif terhadap bahan
berbahaya?
Ya (lanjut P.2)
Ya ( Bukan CCP)
19
2. Penetapan CCP menggunakan Decission Tree (CCP Proses)
a. Penerimaan Tahu, Wortel,Bawang Daun
Ya (Lanjut P.5)
Ya ( Bukan CCP)
20
Ya (Lanjut P.5)
Ya (Bukan CCP)
Ya (Lanjut P.5)
Ya (Bukan CCP)
21
Ya (Lanjut P.5)
Ya (Bukan CCP)
Ya (lanjut P4)
Ya (lanjut P5)
Ya (Bukan CCP)
f. Proses Pengukusan
P.3 Apakah tahap ini khusus ditujukan untuk
menghilangkan/mengurangi bahaya sampai batas aman?
Ya (Lanjut P.4)
22
Tidak (Lanjut P.5)
Ya (Bukan CCP)
g. Proses Pemorsian
P.3 Apakah tahap ini khusus ditujukan untuk
menghilangkan/mengurangi bahaya sampai batas aman?
Tidak (CCP)
h. Proses Pendistribusian
P.3. Apakah tahap ini khusus ditujukan untuk
menghilangkan/mengurangi bahaya sampai batas aman?
23
Ya (Lanjut P.5)
Tidak (CCP)
i. Penyajian
P.3. Apakah tahap ini khusus ditujukan untuk
menghilangkan/mengurangi bahaya sampai batas aman?
Ya (Lanjut P.6)
Tidak (CCP)
24
2. Tiik Kendali Kritis (TTK) atau Critical Control Points (CCP) pada
tahappendistribusian Tahu Loaf kepada pasien.
3. Titik Kendali Kritis (TTK) atau Critical Control Points (CCP) pada
tahap penyajian Tahu Loaf kepada pasien.
25
IX. OPERASIONALISASI MATRIKS RENCANA TAHAP HACCP
FORM 3
Tabel 12. Operasionalisasi Matriks Rencana Tahap HACCP pada Tahu Loaf
CCP
(BAHAN / CARA TINDAKAN
BAHAYA PARAMETER BATAS KRITIS NILAI TARGET PEMANTAUAN
TAHAP PENGENDALI KOREKSI
PROSES AN
Pengolahan Fisik Hygiene sanitasi 1. Cuci tangan 2. Waktu simpan Petugas pengolahan Petugas memastikan Mengecek kembali
Biologis penjamah dan 3. Kesesuaian cuci bahan makanan yang apakah suhu dan
penggunaan tangan diolah benar-benar sudah APD telah sesuai.
masker 4. Monitoring matang dan
pemakaian APD mengingatkan untuk
mencuci tangan dan
menggunakan masker.
Pemorsian Fisik, Suhu, waktu dan 1. Suhu 1. Suhu Petugas pemorsian Petugas melakukan Mengecek kembali
Mikrobiogis hygiene sanitasi makanan 2. Waktu simpan pemorsian segera setelah apakah suhu dan
penjamah 60oC 3. Kesesuaian cuci matang namun makanan waktu sudah sesuai
2. Holding time tangan tidak dalam keadaan
max 10 menit panas.
3. Cuci tangan
Pengemasan Fisik, Hygiene sanitasi Cuci tangan Kesesuaian mencuci Petugas pemorsian Mengingatkan petugas Mengecek apakah
Mikrobiologis penjamah tangan untuk melaukan cuci petugas sudah
tangan sebelum mencuci tangan
mengemas makanan dengan benar
Pendistribusian Fisik Waktu dan 1. Holding time 1. Waktu simpan Petugas distribusi Mengingatkan petugas Mengecek kembali
Mikrobiologis hygiene sanitasi max 10 menit 2. Hygiene sanitasi untuk melakukan apakah waktu dan
penjamah 2. Kebersihan troli makanan. pendistribusian segera kebersihan troli
troli setelah pemorsian dan sesuai
pengecekan kebersihan
trolley.
26
X. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
Tabel 13. Standar Operasional Prosedur (SOP) Pengolahan Tahu Loaf
Nama Kegiatan Pengolahan Bahan Makanan untuk Masakan Tahu Loaf
Pengertian Suatu rangkaian kegiatan pengolahan melalui proses pengukusan hingga
matang.
Tujuan Meningkatkan cita arasa dan penampilan hidangan yang diolah dengan
prinsip higiene dan sanitasi pengolahan makanan.
Kebijakan 1. Tersedianya tenaga pengolah yang sehat dan menggunakan pakaian
kerja lengkap sesuai dengan pera turan yang telah ditetapkan
2. Dilaksanakannya teknis pengolahan makanan dengan baik dan
benar
3. Tersedianya tempat dan peralatan pengolahan makanan yang
memadai
4. Terlaksananya sistem pengawasan dan pengendalian cita rasa
makanan dengan baik
Prosedur 1. Siapkan semua bahan yang diperlukan
2. Campurkan tahu, telur ayam, wortel, daun bawang dan bumbu
halus. Aduk rata
3. Siapkan cetakan, oles cetakan dengan minyak
4. Masukan adonan kedalam cetakan
5. Kukus tahu selama 20 menit dengan api sedang
6. Keluarkan tahu dari cetakan, kemudian sajikan
Unit terkait 1. Bagian Persiapan Bahan Makanan
2. Bagian Pengolahan Bahan Makanan (Tenaga Pemasak)
3. Bagian Distribusi Makanan
4. Bagian Penyajian Makanan
5. Bagian Quality Control
27
LAMPIRAN
28
DOKUMENTASI
Bawang putih
29
Proses pencetakan tahu loaf
Tahu yang sudah dibumbui
Pemorsian
30