Di Susun Oleh :
2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini dengan judul SISTEM
PENYELENGGARAAN MAKANAN RUMAH SAKIT TENTARA TK.II dr. SOEPRAOEN
MALANG.
Selama proses penyusunan laporan ini tentunya tidak lepas dari bantuan dan kerjasama
tim. Ucapan terima kasih yang tak ternilai harganya kami persembahkan pada pembimbing / CI
yang telah sabar menuntun kami dalam pembuatan laporan ini. Kami menyadari sepenuhnya
bahwa Laporan Sistem Penyelenggraan Makanan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu dengan segala kerendahan hati kami sangat mengharapkan setiap koreksi, kritik dan
saran yang sifatnya membangun demi perbaikan penulisan laporan ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan gizi di rumah sakit sebagai salah satu komponen penunjang diselenggarakan
oleh instalasi gizi yang bertujuan untuk menyelenggarakan makanan bagi pasien.
Penyelenggaraan makanan di rumah sakit adalah suatu rangkaian mulai dari perencanaan
sampai dengan pendistribusian makanan kepada pasien. Penyelenggaraan makanan di rumah
sakit dilaksanakan dengan tujuan untuk menyediakan makanan yang kualitasnya baik, jumlah
sesuai kebutuhan serta pelayanan yang baik, dan layak sehingga memadai bagi klien atau
konsumen yang membutuhkan (Depkes RI, 2003).
Masalah keamanan pangan masih merupakan masalah penting dalam bidang pangan di
Indonesia, dan perlu mendapat perhatian khusus dalam program pengawasan pangan. Penyakit
dan kematian yang ditimbulkan melalui makanan di Indonesia sampai saat ini masih tinggi,
walaupun prinsip-prinsip pengendalian untuk berbagai penyakit tersebut pada umumnya telah
diketahui.Pengawasan pangan yang mengandalkan pada uji produk akhir tidak dapat
mengimbangi kemajuan yang pesat dalam industri pangan, dan tidak dapat menjamin keamanan
makanan yang beredar di pasaran.Pendekatan tradisional yang selama ini dilakukan dapat
dianggap telah gagal untuk mengatasi masalah tersebut.
Salah satu cara untuk menjaga keamanan pangan dengan menerapkan sistem GMP dan
HACCP. Good Manufacturing Practices (GMP) adalah sistem yang memuat persyaratan
minimum yang harus dipenuhi oleh rumah sakit ataupun industri makanan, terkait dengan
keamanan pangan, kualitas dan persyaratan hukum. Prinsip dasar GMP adalah mutu dan
keamanan produk tidak dapat dihasilkan hanya dengan pengujian ( Inspection/ testing), namun
harus menjadi satu kesatuan dari proses produksi. Sedangkan sistem HACCP merupakan sistem
manajemen keamanan makanan yang sudah terbukti dan didasarkan pada tindakan pencegahan.
Jika sistem ini dilakukan secara berkesinambungan maka akan dapat menurunkan
ketergantungan pada metode tradisional seperti inspeksi dan pengujian akhir produk
(Mortimore dan Caroll, 2005). Sebelum menerapkan sistem HACCP, dilakukan program
prasyarat HACCP yaitu GMP dan SSOP agar penerapan HACCP dapat berjalan dengan baik.
GMP merupakan suatu pedoman bagi industri terutama industri yang terkait dengan
pangan, kosmetik, armasi dan peralatan medis (medical devices) untuk meningkatkan mutu
hasil produksinya terutama terkait dengan keamanan dan keselamatan konsumen yang
mengkonsumsi atau menggunakan produk-produknya.
Dalam penerapannya, GMP sangat erat hubungannya dengan "HACCP (Hazard
Analysis & Critical Control Control Points). Dimana GMP merupakan persyaratan awal (pre-
requisite) dari "HACCP. GMP secara luas berfokus dan berakibat pada banyak aspek, baik
aspek proses produksi maupun proses operasi dari personelnya sendiri. Yang diutamakan dari
GMP adalah agar tidak terjadi kontaminasi terhadap produk selama proses produk sehingga
informasi produk ke konsumen sehingga produk aman dikonsumsi atau digunakan oleh
konsumen. termasuk dalam pengendalian GMP adalah faktor fisik (bangunan, mesin, peralatan,
transportasi, konstruksi pabrik, dll),faktor higienitas dari personel yang bekerja dan faktor
kontrol operasi termasuk pelatihan dan evaluasi GMP.
Penerapan sistem HACCP tidak hanya terbatas pada industri pangan modern tetapi juga
dapat diterapkan dalam pengelolaan makanan untuk pasien di rumah sakit, catering atau jasa
boga, makanan untuk hotel dan restaurant, bahkan dalam pembuatan jajanan makanan.
Penerapan sistem HACCP ini sangat penting karena pengawasan pangan yang mengandalkan
uji produk akhir (pengawasan mutu tradisional atau konvensional) tidak dapat menjami
keamanan pangan. Dengan penerapan sistem HACCP dapat dianalisis potential hazard yang
diakibatkan oleh suatu produk atau proses dan tahap penting lain untuk digunakan dalam
penetapan risiko.
Oleh karena itu dikembangkan suatu sistem jaminan keamanan pangan yang disebut
Analisis Bahaya dan Pengendalian Titik Kritis (Hazard Analysis Critical Control Point
/HACCP) yang merupakan suatu tindakan preventif yang efektif untuk menjamin keamanan
pangan. Sistem ini mencoba untuk mengidentifikasi berbagai bahaya yang berhubungan dengan
suatu keadaan pada saat pembuatan,pengolahan atau penyiapan makanan, menilai risiko-risiko
yang terkait danmenentukan kegiatan dimana prosedur pengendalian akan berdaya guna.
Sehingga, prosedur pengendalian lebih diarahkan pada kegiatan tertentu yang penting dalam
menjamin keamanan makanan.
HACCP adalah suatu alat (tools) yang digunakan untuk menilai tingkat bahaya,
menduga perkiraan risiko dan menetapkan ukuran yang tepat dalam pengawasan, dengan
menitikberatkan pada pencegahan dan pengendalian proses dari pada pengujian produk akhir
yang biasanya dilakukan dalam cara pengawasan tradisional (Suklan, 1998) Hazard Analysis,
adalah analisis bahaya atau kemungkinan adanya risiko bahaya yang tidak dapat diterima.
Bahaya disini adalah segala macam aspek mata rantai produksi pangan yang tidak dapat
diterima karena merupakan penyebab masalah keamanan pangan.
Pendekatan HACCP ini akan membantu dalam perencanaan berbagai kegiatan
keamanan makanan dan pendidikan kesehatan yang memusatkan perhatian pada berbagai
bahaya yang berhubungan dengan jenis makanan yang dikonsumsi dan makanan yang diolah, di
siapkan dan di distribusi.
Rumah Sakit TK II DR.SOEPRAOEN merupakan rumah sakit tipe B yang
penyelenggaran makanannya dikelola oleh Unit gizi, untuk itu perlu diterapkan HACCP dan
GMP dalam penyelenggaraan makanan yang bertujuan menjaga keamanan makanan yang akan
diberikan kepada pasien atau konsumen.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Sistem Manajemen Penyelenggaraan Makanan dan mengetahui
keamanan pangan dan sanitasi di Rumah Sakit Tentara Tk. II Dr. Soeproen Malang.
2. Tujuan Khusus
Setelah melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) mahasiswa mampu :
1. Menyusun standar makanan Rumah Sakit Tk II Dr. Soepraoen Malang
2. Merencanaan menu Rumah Sakit Tk II Dr. Soepraoen Malang
3. Memesanan bahan makanan Sakit Tk II Dr. Soepraoen Malang
4. Menganalisis penerimaan dan penyimpanan bahan makanan Rumah Sakit Tk II Dr.
Soepraoen Malang
5. Menganalisis persiapan dan pengolahan bahan makanan Rumah Sakit Tk II Dr.
Soepraoen Malang
6. Menganalisis penyajian dan distribusi makanan Rumah Sakit Tk II Dr. Soepraoen
Malang
7. Menganalisis menejemen sumber daya manusia dan pemeliharaan sarana dan
prasarana Rumah Sakit Tk II Dr. Soepraoen Malang
8. Mengetahui Good Manufacturing Practice/GMP dan Arus Kerja di Rumah Sakit
Tentara Tk. II Dr. Soeproen Malang
9. Untuk Mengetahui Hazard Analysis Critical Control Point /HACCP Pada Hidangan
Rolade telur isi wortel dan Bobor bayam labu siam di Rumah Sakit Tentara Tk. II Dr.
Soeproen Malang
C. Manfaat
1. Bagi instansi
Bagi institusi rumah sakit rumah Tk II Dr.soepraoen,khususnya pada instalasi
gizi dapat digunakan sebagai dasar acuan pengolahan untuk menerapkan konsep
hazard analysis critical control poin (HACCP) dalam proses pengolahan makanan
sehingga dapat meningkatkan mutu (quality control)
2. Bagi mahasiswa
Sebagai sarana mengaplikasikan ilmu yang telah di dapat dibangku kuliah
khususnya tentang HACCP dan GMP di instalasi gizi rumah sakit Tk .II
Dr.soepraoen.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Standar bahan makanan sehari adalah acuan/patokan macam dan jumlah bahan makanan
(berat kotor) seorang sehari, disusun berdasarkan kecukupan gizi pasien yang tercantum dalam
Penuntun Diet dan disesuaikan dengan kebijakan rumah sakit.
2. Tujuan :
Tersedianya acuan macam dan jumlah bahan makanan seorang sehari sebagai alat untuk
merancang kebutuhan macam dan jumlah bahan makanan dalam penyelenggaraan makanan.
Pada pelaksanaannya Instalasi Gizi/Unit Gizi mengelola kegiatan gizi sesuai fungsi
manajemen yang dianut dan mengacu pada Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit yang berlaku
dan menerapkan Standar Prosedur yang ditetapkan.
1. Menyiapkan snack dan buah sesuai dengan menu dan jadwal pembagian makanan yang
ditentukan
2. Mengkonsultasikan jumlah snack dan buah sebelum penyaluran dengan ahli gizi yang ada
di dapur
3. Membantu dalam mengawasi, melatih petugas baru
4. Menyalurkan snack dan buah sesuai menu untuk selingan pagi, sore serta malam (untuk
diet khusus) ke tempat yang telah disediakan oleh tiap ruangan, sesuai dengan
permintaan/dietnya
5. Membersihkan peralatan masak
6. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan
Turyan Pramusaji
Uraian tugas:
1. Mencatat diet pasien sesuai pemesanan ahli gizi ruangan ke dalam buku diet
2. Membuat bon permintaan makanan pasien sesuai buku diet pasien, menulis pasien pulang
(KRS) atau pergantian diet atau pasien baru (OB) ke dalam buku diet pasien
3. Melaksanakan kebersihan selesai kegiatan (lantai, dinding keramik, langit2, tempat samah,
saluran IPAL dan lingkungan sekitar unit gizi)
4. Membantu membersihkan trolly makandangan lap/serbet panas atau pencucian troly makan
5. Melaksanakan serah terima inventaris alat makan dengan petugas berikutnya (petugas piket
pramusaji)
6. Piket pramusaji mendisribusikan makan malam pasien baru (OB) ke ruangan
7. Mengambil alat makan kotor pasien yang masih tersisa di masing-masing ruangan
8. Melaksanakan pencucian dan pensterilan alat makan malam serta pembersihan/pencucian
trolley & mengecek jumlah alat makan (inventaris)
9. Melaksanakan tuas yang diberikan oleh pimpinan
Bagian Inventaris Alat Pramusaji/Piket Pramusaji
Uraian tugas:
1. Melaksanakan inventaris alat makan pasien
2. Menyiapkan alat makan dan alat snack pasien
3. Membantu membuat label diet pada alat makan pasien
C. Perencanaan menu dan siklus menu Rumah Sakit Tk II Dr. Soepraoen Malang
Perencanaan menu dan siklus menu adalah tersedianya beberapa buah susunan menu
yang dilengkapi dengan pedoman menurut klasifikasi pelayanan yang ada di rumah sakit atas
dasar kebijakan dan ketetapan rumah sakit.
Menu adalah susunan hidangan yang disajikan pada waktu makan atau daftar hidangan
yang disiapkan untuk disajikan sebagai makanan. Hal-hal yang mendasari penyusunan menu
yaitu nilai gizi, kebiasaan makan, keuangan, tujuan menu disusun, variasi dan keseimbangan
dan penyesuaian dengan iklim. Perencanaan menu dilakukan untuk beberapa hari atau yang
disebut siklus menu 10 hari. Penyusunan menu berdasarkan siklus menu berfungsi untuk variasi
dan kombinasi bahan makanan dapat diatur, sehingga menghindari kebosanan, karena terlalu
sering jenis makanan tertentu dihidangkan dan makanan yang disajikan dapat disusun sesuai
dengan kebutuhan gizi seluruh keluarga (Misalnya pada kondisi : sakit, hamil atau menyusui),
serta menu dapat disusun sesuai dengan biaya yang tersedia. Makanan yang disajikan dapat
disusun sesuai dengan kebutuhan gizi seluruh keluarga.
Pemesanan dan pembelian bahan makanan merupakan salah satu kewajiban pengelola
penyelenggaraan makanan. Bahan makanan yang di maksud adalah bahan makanan mentah
dan keadaan bahan makanan yang merupakan awal dari proses mendapatkan makanan jadi.
Bahan makanan harus dipilih kualitasnya yang baik dan tidak tercemar dan berdasarkan
spesifikasi yang telah di tetapkan Rumah Sakit. (Depkes RI, 2003), prasyarat pemesanan dan
pembelian bahan makanan Rumah Sakit:
Pengadaan bahan makanan dapat di tempuh dengan berbagai cara, seperti : membeli di
pasar atau pusat perbelanjaan, mengambil sendiri di kebun/sawah. Dalam pengadaan bahan
makanan sangat di perlukan kualitas bahan makanan dan harga makanan terlebih lagi jika
bahan makanan tersebut akan di sajikan di suatu perusahaan (Deden, 2010).
1. Tersedianya daftar pesanan bahan makanan berupa macam dan jumlah bahan makanan yang
akan di terima pada waktu tertentu
2. Tersedianya spesifikasi bahan makanan yang telah di tetapkan
Langkah-langkah penerimaan yaitu :
a. Bahan makanan di periksa, sesuai dengan pesanan dan ketentuan spesifikasi bahan
makanan yang di pesan
b. Bahan makanan di kirim ke gudang penyimpanan sesuai dengan jenis barang atau dapat
langsung ke tempat pengolahan makanan
Bahan makanan segar mudah sekali rusak baik oleh sinar maupun suhu. Bahan makanan
segar harus disimpan dalam tempat yang dingin yaitu lemari es atau pendingin. Ada
beberapa syarat ruang penyimpanan dingin, antara lain:
Penyimpanan bahan makanan adalah suatu tata cara menata, menyimpan, memelihara
keamanan makanan (kering atau basah), baik kualitas maupun kuantitas (termasuk standar mutu
gizi) padatempat yang sesuai dengan karakteristik bahan makananya. Bahanmakanan harus
segera disimpan di ruang penyimpanan, gudang atau ruang pendingin setelah bahan makanan
yang memenuhi syarat diterima. Apabila bahan makanan langsung akan digunakan, maka
bahan makan tersebut harus ditimbang dan dicek/diawasi oleh bagian penyimpanan bahan
makanan setempat kemudian langsung dibawa ke ruang persiapan pengolahan/pemasakan
makanan.
Ruang penyimpanan memiliki peran yang sangat penting untuk menjaga kondisi
kualitas dan keamanan makanan bahan makanan tetap terjaga. Ole karena itu instalasi gizi atau
unit gizi, harus mempunyai ruang penyimpanan untuk bahan makanan kering (gudang bahan
makanan) dan ruang pendingin, serta ruang pembeku(freezer).
Luasan dan bentuknya ruang penyimpanan disesuaikan menurut besar kecilnya rumah
makan/restoran/ jasa boga.Penyimpanan bahan makanan dapat berjalan dengan baik jika
sudah memiliki/memenuhi prasyarat penyimpanan yaitu
a. Bahan makanan harus ditempatkan secara teratur menurut macam golongan ataupun
urutan pemakaian bahan makanan.
b. Menggunakan bahan makanan yang diterima terlebih dahulu (FIFO = First In First Out).
Untuk mengetahui bahan makanan yang diterima diberi tanggal penerimaan.
c. Pemasukan dan pengeluaran bahan makanan serta berbagai pembukuan di bagian
penyimpanan bahan makanan ini, termasuk kartu stok bahan makanan harus segera
diisi tanpa ditunda, letakan pada tempatnya, diperiksa dan diteliti secara kontinyu
d. Kartu atau buku penerimaan, stok dan pengeluaran bahan makanan, harus segera di isi
dan diletakan pada tempatnya.
e. Gudang dibuka pada waktu yang telah ditentukan.
f. Semua bahan makanan ditempatkan dalam tempat tertutup,terbungkus rapat dan tidak
berlobang. Diletakan di atas rak bertingkat yang cukup kuat dan tidak menempel pada
dinding.
g. Pintu harus terkunci pada saat tidak ada kegiatan serta dibuka pada waktuwaktu yang
ditentukan. Pegawai yang keluar masuk gudang juga hanya pegawai yang ditentukan.
h. Suhu ruangan harus kering hendaknya berkisar antara 19 21C.
i. Pembersihan ruangan secara periodik 2 kali seminggu.
j. Penyemprotan ruangan dengan insektisida hendaknya dilakukan secara periodik
dengan mempertimbangkan keadaan ruangan.
k. Semua lubang yang ada di gudang harus berkasa, serta bila terjadi perusakan oleh
binatang pengerat, harus segera diperbaiki.
G. Persiapan Bahan Makanan
Prasyarat :
H. Pengolahan Makanan
Cara pengolahan makanan yang baik dan benar dapat menjaga mutu dan keamanan hasil
olahan makanan. Sedangkan cara pengolahan yang salah dapat menyebabkan kandungan gizi
dalam makanan hilang secara berlebihan. Pengolahan makan yang baik adalah pengolahan
makanan yang mengikuti kaidah prinsip-prinsip higiene dan sanitasi atau cara produksi
makanan yang baik yaitu :
1. Tempat pengolahan makanan atau dapur harus memenuhi persyaratan teknis higiene
sanitasi untuk mencegah risiko pencemaran terhadap makanan dan dapat mencegah
masuknya lalat, kecoa, tikus dan hewan lainnya.
2. Menu disusun dengan memperhatikan pemesanan dari konsumen, ketersediaan bahan,
jenis dan jumlahnya, keragaman variasi dari setiap menu, proses dan lama waktu
pengolahannya, keahlian dalam mengolah makanan dari menu terkait.
3. Pemilihan bahan (sortir) untuk memisahkan/membuang bagian bahan yang rusak dan
untuk menjaga mutu dan keawetan makanan serta mengurangi risiko pencemaran
makanan.
4. Peracikan bahan, persiapan bumbu, persiapan pengolahan dan prioritas dalam memasak
harus dilakukan sesuai tahapan dan harus higienis dan semua bahan yang siap dimasak
harus dicuci dengan air mengalir.
5. Peralatan
a. Peralatan yang kontak dengan makanan
1. Peralatan masak dan peralatan makan harus terbuat dari bahan tara
makanan (food grade) yaitu peralatan yang aman dan tidak berbahaya bagi
kesehatan.
2. Lapisan permukaan peralatan tidak larut dalam suasana asam/basa atau garam
yang lazim terdapat dalam makanan dan tidak mengeluarkan bahan
berbahaya dan logam berat beracun seperti Timah Hitam (Pb), Arsenikum (As),
Tembaga (Cu), Seng (Zn), Cadmium (Cd), Antimon (Stibium) dan lain-lain.
3. Talenan terbuat dari bahan selain kayu, kuat dan tidak melepas bahan beracun.
4. Perlengkapan pengolahan seperti kompor, tabung gas, lampu, kipas angin harus
bersih, kuat dan berfungsi dengan baik dan tidak menjadi sumber pencemaran
dan tidak menyebabkan sumber bencana (kecelakaan).
5. Peralatan bersih yang siap pakai tidak boleh dipegang dibagian yang
kontak langsung dengan makanan atau yang menempel di mulut.
Kebersihan alat artinya tidak boleh mengandung Eschericia coli dan kuman
lainnya.
6. Keadaan peralatan harus utuh, tidak cacat, tidak retak, tidak gompal dan mudah
dibersihkan.
b. Wadah penyimpanan makanan
1. Wadah yang digunakan harus mempunyai tutup yang dapat menutup sempurna
dan dapat mengeluarkan udara panas dari makanan untuk mencegah
pengembunan (kondensasi).
2. Terpisah untuk setiap jenis makanan, makanan jadi/masak serta makanan
basah dan kering.
7. Persiapan pengolahan harus dilakukan dengan menyiapkan semua peralatan yang
akan digunakan dan bahan makanan yang akan diolah sesuai urutan prioritas.
8. Pengaturan suhu dan waktu perlu diperhatikan karena setiap bahan makanan
mempunyai waktu kematangan yang berbeda.
Prioritas dalam memasak
a. Simpan bahan makanan yang belum waktunya dimasak di kulkas/lemari es.
b. Simpan makanan jadi/ masak yang belum waktunya dihidangkan dalam
keadaan panas.
c. Perhatikan uap makanan jangan sampai masuk ke dalam makanan karena akan
menyebabkan kontaminasi ulang.
d. Tidak menjamah makanan jadi/masak dengan tangan tetapi harus
menggunakan alat seperti penjepit atau sendok. Mencicipi makanan
menggunakan sendok khusus yang selalu dicuci.
I. Penyajian Makanan
Penyajian makanan harus memenuhi persyaratan sanitasi, yaitu bebas dari
kontaminasi, bersih dan tertutup, serta dapat memenuhi kebutuhan diet pasien di rumah
sakit. Adapun persyaratan penyajian makanan adalah :
- Makanan harus terhindar dari bahan pencemar.
- Peralatan yang digunakan untuk menyajian harus terjaga kebersihannya.
- Makanan jadi yang siap saji harus ditempatkan pada peralatan yang bersih.
- Penyajian dilakukan dengan prilaku yang sehat dan prilaku yang bersih.
- Makanan yang disajikan dalam keadaan hangat di tempatkan pada fasilitas
penghangat makanan dengan suhu minimal 60 C.
J. Distribusi Makanan
Distribusi makanan adalah serangkaian proses kegiatan penyampaian makanan
sesuai dengan jenis makanan dan jumlah porsi konsumen /pasien yang dilayani.
1. Tujuan
Konsumen /pasien mendapat makanan sesuai diet dan ketentuan yang berlaku.
2. Prasyarat
a. Tersedianya peraturan pemberian makanan rumah sakit
b. Tersedianya standar porsi yang ditetapkan rumah sakit
c. Adanya peraturan pengambilan makanan
d. Adanya daftar permintaan makanan konsumen
Tersedianya peralatan untuk distribusi makanan dan peralatan makan Adanya jadwal
pendistribusian makanan yang ditetapkan. Macam distribusi makanan sebagai berikut :
Ruang ini adalah ruangan- ruangan yang dibuat untuk tempat ganti pakaian
pegawai, istirahat, ruang makan, kamar mandi dan kamar kecil. Ruang ini
dapat terpisah dari tempat kerja, tetapi perlu dipertimbangkan agar dengan tempat
kerja tidak perlu jauh letaknya.
g. Ruang pengawas
c. Sarana Fisik
Letak tempat penyelenggaraan makanan Beberapa hal yang perlu diperhatikan
mengenai letak tempat penyelenggraan makanan suatu rumah sakit, antara lain :
a. Mudah dicapai dari semua ruang perawatan, agar pelayanan dapat diberikan
dengan baik dan merata untuk semua pasien.
b. Kebisingan dan keributan di pengolahan tidak mengganggu ruang lain disekitarnya.
c. Mudah dicapai kendaraan dari luar, untukmemudahkan pengiriman bahan
makanan sehingga perlu mempunyai jalan langsung dari luar.
d. Tidak dekat dengan tempat pembuangan sampah, kamar jenazah, ruang cuci
(laundry) dan lingkungan yang kurang memenuhi syarat kesehatan.
d. Bangunan
Belum ada standar yang tetap untuk sebuah tempat pengolahan makanan, akan
tetapi disarankan luas bangunan adalah 1-2 m per tempat tidur. Dalam merencanakan
luas bangunan pengolahan makanan harus dipertimbangkan kebutuhan bangunan
pada saat ini, serta kemungkinan perluasan sarana pelayanan kesehatan dimasa
mendatang. Setelah menentukan besar atau luas ruangan kemudian direncanakan
susunan ruangan dan peralatan yang akan digunakan, sesuai dengan arus kerja dan macam
pelayanan yang akan diberikan.
Hal - hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan suatu bangunan
instalasi/ unit pelayanan gizi yaitu : tipe rumah sakit, macam pelayanan dan macam
menu, jumlah fasilitas yang diinginkan, kebutuhan biaya, arua kerja dan susunan ruangan,
serta macam dan jumlah tenaga yang digunakan.
e. Konstruksi
Beberapa persyaratan mengenai konstruksi tempat pengolahan makanan :
a) Lantai : harus kuat, mudah dibersihkan, tidak membahayakan/tidak licin, tidak menyerap
air, tahan terhadap asam dan tidakm memberikan suara keras. Beberapa macam bahan
dapat digunakan seperti bata keras, teraso tegel, dsb.
b) Dinding : harus halus, mudah dibersihkan, dapat memantulkan cahaya yang cukup bagi
ruangan, dan tahan terhadap cairan.Semua kabel dan 19 pipa atau instalasi pipa uap harus
berada dalam keadaan terbungkus atautertanam dalam lantai atau dinding.
c) pipa atau instalasi pipa uap harus berada dalamkeadaan terbungkus atau tertanam dalam
lantai atau dinding.
d) Langit-langit : harus bertutup, dilengkapi dengan bahan peredamsuara untuk bagian
tertentu dan disediakan cerobongasap.Langit-langit dapat diberi warna agar serasi
denganwarnadinding. Jarak antara lantai dengan langit-langit harus tinggi agarudara
panas dapat bersirkulasi dengan baik.
e) Penerangan dan ventilasi : harus cukup, baik penerangan langsung maupun
penerangan listrik, sebaiknya berkekuatanminimal 200 lux. Ventilasi harus cukup
sehingga dapatmengeluarkan asap, bau makanan, bau uap lemak, bau air, danpanas,
untuk itu dapat digunakan exhause fan padatempattempat tertentu. Ventilasi harus
dapat mengatur pergantian udara sehinggaruangan tidak terasa panas, tidak terjadi
kondensasi uap air atau lemak pada lantai, dinding, atau langit-langit.
f. Arus kerja
Arus kerja yang dimaksud adalah urut-urutan kegiatan kerja dalam memproses
bahan makanan menjadi hidangan, meliputi kegiatan dari penerimaan bahan makanan,
persiapan, pemasakan, pembagian/distribusi makanan. Yang perlu diperhatikan adalah :
Berdasarkan arus kerja maka macam peralatan yang dibutuhkan sesuai alur
penyelenggaraan adalah :
a. Ruangan penerimaan: Timbangan 100-300 kg, rak bahan makanan beroda, kereta
angkut, alat-alat kecil seperti pembuka botol, penusuk beras, pisau dan sebagainya.
b. Ruang penyimpanan bahan makanan kering dan segar: Timbangan 20-100 kg, rak bahan
makanan, lemari es, freezer. Tempat bahan makanan dari plastic atau stainless steel.
c. Ruangan persiapan bahan makanan: Meja kerja, meja daging, mesin sayuran, mesin
kelapa, mesin pemotong dan penggiling daging, 20 mixer, blender, timbangan meja,
talenan, bangku kerja, penggiling bumbu, bak cuci.
d. Ruang pengolahan makanan: Ketel uap 10-250 lt, kompor, oven, penggorengan, mixer,
blender, lemari es, meja pemanas, pemanggang sate, toaster, meja kerja, bak cuci,
kereta dorong, rak alat, bangku, meja pembagi.
e. Ruang pencuci dan penyimpanan alat: Bak cuci, rak alat, tempat sampah, lemari.
f. Dapur Susu: Meja kerja, meja pembagi, sterelisator, tempat sampah, pencuci botol,
mixer, blender, lemari es, tungku, meja pemanas.
g. Ruang pegawai: Kamar mandi, locker, meja kursi, tempat sampah, WC, tempat sholat
dan tempat tidur. Ruang perkantoran : Meja kursi, filling cabinet, lemari buku, lemari es,
alat peraga, alat tulis menulis, komputer, printer, lemari kaca, mesin ketik, AC, dan
sebagainya.
Setiap orang memerlukan ruang kerja seluas 2 m untuk dapat bekerja dengan baik. Dapat
digunakan untuk pekerjaan yang bersifat administratif, seperti: perencanaan
anggaran,perencanaaan diet, analisis, monitoring dan evaluasi penyelenggaraan makanan.
Ruangan di atas sebaiknya terletak berdekatan dengan ruangan kegiatan kerja, sehingga
mudah untuk berkomunikasi dan melakukan pengawasan.
I. Penyelenggaraan Makanan RS
1. Penyusunanan Standar Makanan RS
Pada dasarnya standar makanan RS di susun sesuai dengan kondisi pasien guna
membantu pasien memenuhi asupan makanannya dengan optimal sehingga dalam
penyusunannya standar makanan adalah sebagai berikut :
a) Makanan Biasa
Makanan biasa diberikan kepada penderita yang tidak memerlukan makanan
khusus berhubung dengan penyakitnya. Susunan makanan sama dengan makanan
orang sehat, hanya tidak diperbolehkan makanan yang merangsang atau yang dapat
menimbulkan gangguan pencernaan. Makanan ini cukup kalori, protein dan zat zat
gizi lain.
b) Makanan Lunak
Makanan lunak diberikan kepada penderita sesudah operasi tertentu dan pada
penyakit infeksi dengan kenaikan suhu badan tidak terlalu tinggi. Menurut keadaan
penyakit, makanan lunak dapat diberikan langsung kepada penderita ataumerupakan
perpindahan dari makanan sarina ke makanan biasa.
Makanan ini mudah dicerna, rendah serat dan tidak mengandung bumbu yang
merangssang. Makanan ini cukup kalori, protein dan zat zat gizi lain.
c) Makanan Saring
Makanan saring diberikan kepada penderita sesudah mengalami operasi
tertentu, pada infeksi akut,termasuk infeksi saluran pencernaan seperti gastro
enteritis dan pada kesukaran menelan. Menurut keadan penyakit, makanan saring
dapat diberikan langsung kepada penderita atau merupakan perpindahan dari
makanan cair ke makanan lunak.
Makanan ini diberikan untuk jangka waktu pendek karena tidak memenuhi
kebutuhan gizi, terutama kalori dan thiamin.
d) Makanan Cair
Makanan cair diberiakn kepada penderita sebelum dan sesudah operasi
tertentu, dalam keadaan mual dan muntah, dalam keadaan menurun, dengan suhu
badan sangat tinggi atau infeksi akut.Makanan ini diberikan berupa cairan jernih
yang tidak merangsang dan tidak meninggalkan sisa. Nilai gizi sangat rendah
sehingga pemberiannya dibatasi selama 1-2 hari saja.
Makanan dan minuman yang boleh diberikan : teh,kopi,kaldu jernih,air
bubur kacang hijau,sari buah,sirop dan gula pasir.
e) Makanan Lewat Pipa
Makanan lewat pipa diberikan kepada penderita yang tidak dapat makan
melalui mulut oleh karena gangguan jiwa, prekoma, anorexia nervosa, kelumpuhan
otot-otot menelan, atau sesudah operasi mulut, tenggorokan dan saluran pencernaan.
Makanan diberikan berupa sari buah dan cairan kental yang dibut dari susu,
telur, gula dan margarin. Cairan hendaknya dapat dimasukkan melalui pipa karet
hidung,lambung atau rectum.
Pemakaian gula pasir dan susu penuh (whole) disesuaikan dengan
kemampuan penderiat untuk menerimanya. Bila terjadi kembung perut atau diare.
Pemakaian gula pasir dikurangi dan susu penuh diganti dengan susu skim atau susu
rendah laktosa. Karena kurang dalam besi dan vitamin, kedalam makanan
dimasukkan 8 mg preparat ferrosulfat 3 tablet vitamin B kompleks dan 150 mg
preparat vitamin C.
Makanan dapat dibuat sekaligus untuk 24 jam, dimasukkan kedalam botol-
botol steril dan disimpan di lemari es. Sebelum diberikan, makanan dipanaskan
hingga suhu badan.
Banyaknya makanan sehari adalah 1500-2000 ml yang dibagi dalam 4 porsi.
Menurut kebutuhan penderita, dapat diberikan salah satu dari 3 macam makanan
lewat pipa (MLP).
- Makanan lewat pipa I(MLPI) Kalori : 1500
- Makanan lewat pipa II (MLP II) Kalori : 1700
- Makanan lewat pipa III (MLP III) Kalori : 2200
2. Biaya Makan/Unit Cost
Unit cost atau biaya Satuan adalah biaya yang dikeluarkan untuk
menghasilkan satu produk, dan merupakan biaya rata-rata hasil perhitungan dari
biaya total dibagi sejumlah biaya produksi (Bahan, SDM dan Overhead).
B. ARUS KERJA
1. Arus Kerja penyelenggaraan makanan di rumah sakit
Arus kerja yang dimaksud adalah urut-urutan kegiatan kerja dalam memproses bahan
makanan menjadi hidangan. Hal ini meliputi gerak dari penerimaan bahan makanan,
persiapan, pemasakan, pembagian/distribusi makanan.Yang perlu diperhatikan adalah :
1) Pekerjaan sedapat mungkin dilakukan searah atau satu jurusan
2) Pekerjaan dapat lancar sehingga energi dan waktu dapat dihemat
3) Bahan tidak dibiarkan lama sebelum diproses
4) Jarak yang ditempuh pekerja sependek mungkin, tidak dibolak balik
5) Ruang dan alat dapat dipakai seefektif mungkin
6) Ongkos produksi dapat ditekan.
Penerimaan
Fasilitas
Pegawai
Persiapan
Pembuangan Pemasakan
Sampah
Sementara
Pembagian
Pembuangan
Sampah Pencucian
Akhir (diluar
dapur)
No Nama Spesifikasi
1. Lauk Hewani
- Ikan Berwarna merah segar,memiliki bau khas
daging ikan,tidak berlendir, dan tidak berbau
tengik.
- Daging Berwarna merah segar,memiliki bau khas
daging,tidak berlendir, dan tidak berbau
tengik.
- Ayam Berwarna merah, bersih,padat,tidak berbau
tengik,dan tidak berlendir memiliki bau khas
daging ayam.
- telur ayam ras Berbentuk oval,memiliki cangkang,
permukaan dasar kasar,berwarna coklat,dan
berbau khas telur ayam ras.
- telur puyuh Berbentuk oval kecil,berwarna putih bercak-
bercak hitam,memiliki bau khas telur
puyuh,dan tidak berbau tengik.
- Ceker Berwarna putih pucat, bersih, padat, tidak
berbau tengik, dan memiliki bau khas ceker
ayam.
2. Lauk Nabati
- Tempe Berwarna kuning segar dan dilapisi dengan
selaput putih dari fermentasi tempe,
memiliki bau yang khas dari kedelai dan
tidak berbau tengik.
- Tahu Berwarna putih, memiliki tekstur lembut,
mudah hancur, berbau khas tahu, dan tidak
memiliki bau tengik.
3. Sayuran
- kacang pajang Berwarna hijau,bentuk panjang, permukaan
kasar dan bergelembung dan memiliki bau
khas kacang panjang, tidak berulat, tidak
berbau.
- Kangkung Berwarna hijau,memiliki daun yang lebar,
tangkai yang panjang dan bercabang, tidak
berulat, dan memiliki akar berwarna putih.
- Nangka Berwarna putih terang, berbentuk kotak
panjang, memiliki teksturnya keras.
- Kentang Kulitnya berwarna coklat gelap, berbentuk
lonjong, teksturnya keras.
- Kool Memiliki warna putih kehijauan, memiliki
bentuk bundar, teksturnya keras, aroma khas
kool.
- Selada Berwarna hijau muda memiliki warna coklat
bagian pinggir daun, berbentuk daun lebar
seperti sawi, aroma khas selada.
- Sawi Berwarna hijau muda, memiliki bentuk daun
yang lebar dan memiliki batang
panjang,aroma khas sayur sawi.
- Terong putih Memiliki warna hijau muda, bentuk
pajang,tekstur keras, bau khas terong
- Tomat Memiliki warna merah terang, bentuknya
bundar,teksturnya keras,aroma khas tomat.
- Daun pandan Berwarna hijau muda, memiliki aroma khas
daun pandan, berbentuk daun panjang,
bertekstur tidak keras.
- Kacang merah Berwarna merah bata, memiliki bentuk
lonjong, tekturnya keras.
4. Bumbu
- Serei Memiliki bentuk yang panjang dan
warnanya hijau kecoklatan, teksturnya keras
aroma khas serei (harum).
- cabe merah Berwarna merah terang, memiliki bentuk
panjang, memiliki bentuk batang yang hijau
dan panjang, aroma khas Lombok.
- Daun jeruk Memiliki warna yang hijau, bentuk daun
sedang dan memiliki aroma khas daun jeruk.
- Kencur Berwarna merah kecoklatan,bentuknya
hampir sama dengan jahe dan kunyit, aroma
bau khas kencur, bentuknya besar dan
bergerigi.
- Jahe putih Berwarna putih, bentuk seperti kencur dan
kunyit, aroma bau khas jahe, besar dan
bergerigi.
- Kunyit Berwarna kuning, bentuk seperti kencur dan
jahe, aroma bau khas kunyit besar dan
bergerigi.
- Lengkuas Berwarna putih, bentuk seperti dan jahe, dan
kunyit aroma bau khas lengkuas, besar dan
bergerigi.
- Bawang putih Memiliki bentuk oval yang kecil berwarna
putih, memiliki aroma khas yang harum.
- Bawang merah Memiliki bentuk bundar dan berwarna ungu
terang, memiliki aroma khas bawang merah
5 Buah-buahan
- Pisang Berwarna hijau kekuning-kuningan,
memiliki tekstur keras, bentuk panjang
melengkung, dan bercak-bercak hitam,
berbau khas pisang, tidak berbau tengik,
tidak lembek.
- Nenas Berwarna kuning segar, berbentuk lonjong,
memiliki tekstur kasar dan memiliki bercak-
bercak coklat, tidak berulat, dan memiliki
aroma khas buah nenas
- Melon Warna hijau, bentulat tekstur keras, aroma
khas buah melon.
- Semangka Warna hijau kekuningan, bentuk lonjong,
tekstur keras aroma khas semangka.
Adapun alat-alat yang digunakan untuk proses kegiatan penerimaan bahan makanan
basah maupun kering yaitu:
Dari hasil Pengamatan MSPM di Unit gizi RS Tk II Dr. Soepraoen Malang diketahui
bahwa bahan makanan yang memenuhi syarat diterima, kemudian segera dibawa Ruang
Persiapandan sisanya dibawa di ruang penyimpanan kering dan penyimpanan basah. Apabila
bahan makanan langsung akan digunakan, setelah ditimbang , dibawa ke ruang persiapan bahan
makanan, sedangkan bila ada sisa ( stok) di simpan diruang penyimpanan.
Untuk semua kelas rumah sakit diperlukan ruang penyimpanan untuk bahan makanan
kering (gudang bahan makanan) dan ruang pendingin, serta ruang pembeku (Freezer).
Sedangkan untuk penyimpanan bahan makanan basah disediakan Cold Room yang
terdiri dari chiller dan freezer. Suhu chiller yang digunakan yaitu 5C -13C dan suhu yang
digunakan untuk ruang freezer yaitu -15C - 0C. Kegiatan monitoring yang dilakukan untuk
memantau perkembangan suhu Cold Room adalah dengan mencatat suhu chiller dan freezer
dalam sebuah form yang wajib diisi setiap harinya.
Proses pengeluaran bahan makanan kering dari gudang besar menggunakan metode First In
First Out (FIFO) yang artinya bahan makanan yang datang lebih dahulu diletakkan didepan
sehingga akan keluar terlebih dahulu dan first expired first out (FEFO) yaitu barang yang
mendekati expaired terlebih dahulu dikeluarkan atau dipakai.
Peracikan dilakukan dengan cara melihat standar yang telah ditetapkan. Bumbu
yang sudah jadi disimpan didalam wadah tertutup dan disimpan didalam chiller. Bumbu yang
akan digunakan langsung disalurkan kebagian pengolahanatau disimpan untuk digunakan pada
sore dan hari berikutnya.
Ruang pengolahan makanan makanan halus dan cair berrsih, tidak terdapat lalat,
kecoak ataupun hewan lainnya. Adapun alat masak yang digunakan aman dan tidak
berbahaya bagi kesehatan dan bahannya dari bahan selain kayu kuat dan tidak melepas bahan
racun.
Adapun alat- alat yang digunakan di ruang pengolahan makanan halus dan cair yaitu
kompor, tabung gas, lampu, wajan, kipas angin, pisau stainless, dandang aluminium, gunting,
keranjang pelastik besar, kontainer, teflon bulat, timbangan digital, dan lain-lain. Alat- alat
masih berfungsi dengan baik dan utuh, tidak cacat, utuh tidak retak, tidak gompal dan mudah
dibersihkan.
Bahan makanan sebelum diolah dicuci terlebih dahulu. Setelah makanan diolah untuk
makanan halus disimpan di wadah yang terbuat dari stainles dan dipisahkan untuk setiap jenis
makanan, sedangkan untuk makanan cair setelah diolah ditempatkan pada gelas plastik tertutup.
Makanan yang belum waktunya disimpan di kulkas atau lemari es dan makanan yang
telah dimasak langsung dihidangkan dalam keadaan panas serta langsung dibawah di ruang
pendistribusian.
Pengolahan makanan halus diolah berdasarkan siklus menu yang ada dan
memperhatikan pemesanan dari konsumen, ketersediaan bahan, jenis dan jumlahnya dari setiap
menu. Sedangkan untuk makanan cair diolah berdasarkan pemesanan diet. Setelah selesai
pengolahan makanan tersebut di uji citara rasa oleh penguji cita rasa, kemudian makanan
tersebut disimpan oleh pengawas untuk dijadikan sampel, disimpan selama 3 hari, kemudian
dibuang sampel tersebut berfungsi jika ada yang komplen atau yang terkena keracunan
makanan maka sampel tersebut digunakan sebagai bukti untuk pemeriksaan.
Ruang pengolahan makanan makanan lunak dan biasa harus bersih, tidak terdapat
lalat, kecoak ataupun hewan yang lainnya. Adapun alat masak yang digunakan aman dan
tidak berbahaya bagi kesehatan dan bahannya dari bahan selain kayu kuat dan tidak melepas
bahan racun.
Adapun alat- alat yang digunakan di ruang pengolahan makanan lunak dan biasa
yaitu kompor, tabung gas, lampu, wajan, panci,reskuker besar dan lain- lain. Alat- alat masih
berfungsi dengan baik dan utuh, tidak cacat, utuh tidak retak, tidak gompal dan mudah
dibersihkan.
Bahan makanan sebelum di olah di lakukan pemasanan dan persiapan bahan makanan
yang akan di olah sesuai dengan jumlah yang di butuhkan. Bahan makanan sebelum diolah
dicuci terlebih dahulu. Setelah makanan diolah untuk makanan biasa dan lunak disimpan di
wadah yang terbuat dari stainless dan dipisahkan untuk setiap jenis makanan dan makanan
pokok seperti nasi di simpan dalam wadah besar terbuat dari plastic dan nasi tim yang sudah
matang tetap pada alat pengolahannya dan di angkat untuk di bawa ketempat distrbusi makanan.
Dalam pengolahan makanan biasa dan lunak, semua jenis makanan dimasak secara bersamaan
tiap jadwal makan. Tenaga pemasak tidak menjamah makanan dengan tangan, tetapi
menggunakan sendok untuk mencicipi makanan tetapi alat masak seperti sutil tidak di cuci
kembali setelah mengolah makanan seperti mengolah opor ayam tetap di pakai sutil untuk
mengolah makanan berikutnya.
Makanan yang telah dimasak langsung di simpan dalam wadah besar yang terbuat dari
staninless yang memiliki penutup sebelum di distribusikan. Pengolahan makanan
biasadanlunak diolah berdasarkan siklus menu yang ada dan memperhatikan pemesanan dari
konsumen, ketersediaan bahan, jenis dan jumlahnya dari setiap menu.
Sistem kerja di unit pengolahan makanan biasa dan lunak ini dibagi menjadi 3shift
dengan pebagian tugas kerja sebagai berikut :
Pengolahan lauk hewani dan nabati dilakukan berdasarkan siklus menu dan jumlah
konsumen yang dilayani. Di RS Tk II Dr. Soepraoen Malang, konsumen yang dilayani terdiri
dari pasien dan karyawan. Pengolahan makanan dilakukan berdasarkan siklus menu.
Dan di Instalasi Gizi RS Tk II Dr. Soepraoen Malang, semua karyawan yang berada
didapur sudah menggunakan penutup kepala, celemek (ada pula yang menggunakan baju yang
digunakan khusus untuk memasak), namun masih jarang tampak pekerja yang ada didapur
menggunakan sarung tangan ketika memasak karena pada proses pengolahan tidak diperlukan
sarung tangan. Yang tampak hanya pada bagian persiapan (buah, sayur, dan bumbu) dan
distribusi makanan.
c. Pengolahan Sayur
Pengolahan sayur di RS Tk II Dr. Soepraoen Malang, ada 2 yang benar-
benarpengolahan yaitu pengolahansayur untuk makanan biasa dan sayur untuk
makanan lunak. Pengolahan sayur sudah sesuai dengan pedoman yang kita
dapatkan karena proses pemasakannya sesuai dengan jenis bahan makanan yang
diolah serta disesuaikan dengan macam dietnya.
3. Penyajian Makanan
Penyajian makanan merupakan salah satu prinsip dari hygiene dan
sanitasi makanan. Penyajian makanan yang tidak baik dan etis, bukan saja dapat
mengurangi selera makan seseorang tetapi dapat juga menjadi penyebab kontaminasi
terhadap bakteri.
memberikan makanan untuk pasien. Makanan yang disajikan untuk pasien terdiri dari
piring putih, hijau dan merah. Kegunaan piring putih untuk kelas I dan VIP, piring hijau
untuk kelas II, dan piring merah untuk kelas III. Dalam proses penyajian makanan di Rs
2. Kadar air
Kadar air artinya penempatan makanan yang mengandung kadar air tinggi (kuah,
susu) baru dicampur pada saat menjelang dihidangkan untuk mencegah makanan cepat
rusak. Makanan yang disiapkan dalam kadar air tinggi (dalam kuah) lebih mudah
3. Pemisahan
Makanan yang tidak ditempatkan dalam wadah seperti makanan dalam kotak
(dus) atau rantang harus dipisahkan setiap jenis makanan agar tidak saling bercampur.
4. alat bersih
Setiap peralatan yang digunakan sepeti wadah dan tutupnya, dus, pring, gelas,
mangkuk harus bersih dan dalam kondisi baik. Bersih artinya sudah dicuci dengan cara
yang hygienis. Baik artinya utuh, tidak rusak atau cacat dan bekas pakai. Tujuannya
Kesehatan makanan selain ditentukan oleh proses pembuatan dan orang yang
membuat makanan, juga dipengaruhi oleh bahan makanannya sendiri. Dalam pembuatan
makanan dan pada penyelenggaraan makanan pada rumah sakit yang harus di perhatikan
adalah bahan makanan harus dalam kondisi yang baik, tidak rusak, dan tidak membusuk.
terdapat cirri-ciri umum yang mencirikan perubahan komponen utama penyusun bahan
makanan. Dengan demikian, bahan makanan yang tinggi kandungan proteinnya akan
memiliki tanda kerusakan yang berbeda dengan bahan makanan yang tinggi kandungan
kontaminasi, bersih dan tertutup, serta dapat memenuhi kebutuhan diet pasien di rumah
c) Makanan jadi yang siap saji harus ditempatkan pada peralatan yang bersih.
d) Penyajian dilakukan dengan prilaku yang sehat dan prilaku yang bersih.
5. Distribusi makanan
a. System
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan di ruang distribusi makanan di
instalasi gizi RS Tk II Dr. Soepraoen Malang, menggunakan sistem distribusi
Sentralisasi. Pendistribusian dilakukan dari ruang distribusi langsung dibawa oleh
pramusaji. Sistem pendistribusian makanan di Instalasi Gizi RS Tk II Dr. Soepraoen
Malang, sudah baik yaitu setiap ruangan perawatan mempunyai trolli makanan sendiri
yang berisi alat makan dan baki/nampan yang sudah sesuai dengan jumlah tempat tidur
di ruangan. Alat makan dan baki/nampan tersebut oleh petugas distribusikan di isi
sheet, yaitu kertas kecil yang berisi daftar jumlah makanan sesuai diet pasien
untuk mempermudah petugas distribusi memberikan makanan sesuai diet pasien.
Petugas penyaji makanan harus mengecek kembali kesesuian makanan yang di terima
dengan diet pasien menurut pesanan di buku makan. Petugas penyaji makanan lalu
memasukkan alat makan kedalam kereta makan dan mendistribusikannya kepada pasien.
Petugas distribusi makanan sudah terbagi menjadi beberapa bagianya itu ada
yang di bagian pemorsian makanan pokok, bagian sayur, bagian lauk hewani dan lauk
nabati, bagian buah dan snack. Pemorsian makanan disesuaikan dengan diet pasien.
Kemudian label diet di letakkan dialat makan piring atau mangkuk setelah itu penyaji
mulai melakukan penyajian dan pemorsian sesuai dengan alur dimulai dari penyajian
makanan pokok (nasi, nasi tim, bubur), sayur,lauk, buah dan snack. Untuk diet
makanan halus pemorsian dan penyajian dibedakanya itu pada alur terakhir dari tahapan
pemorsian. Meski alur penyajian sudah sesuai dengan alur tapi biasanya pengawas gizi
mengecek kembali makanan yang disajikan dengan label diet, agar tidak ada kekeliruan
pada pemberian makanan/diet pasien, selain itu petugas penyaji harus mengecek
kembali kesesuaian makanan yang diterima dengan diet pasien menurut pesanan dibuku
makan. Kemudian petugas penyaji makanan memasukkan alat atau tempat saji kedalam
kereta makan untuk segera didistribusikan pada pasien.
= 112.320 menit/tahun
Menyusun standar beban kerja
Perhitungan Kegiatan
= 186 x 12
= 2232 jam/tahun
= 133920 menit/tahun.
57
dan kuat. Pintu dibuat menutup pintu dapur kearah keluar. Dan memiliki
sendiri, membuka kedua arah dan pintu yang menutup sendiri (self closing)
dipasang alat penahan lalat dan bau.
Pintu dapur membuka ke arah luar
Pencahayaan
7. Pencahayaan sesuai dengan 1 1 Karena pencahayaan yang disiapkan belum
kebutuhan dan tidak menimbulkan sesuai kebutuhan hasil perhitungannya 3,3
bayangan. Kuat cahaya sedikitnya 10 foot candle
fc pada bidang kerja.
Penghawaan
8. Ruang kerja maupun peralatan 1 1 Karena adanya ventilasi sehingga sirkulasi
dilengkapi ventilasi yang baik udara tidak pengap
sehingga terjadi sirkulasi udara dan
tidak pengap.
Air Bersih
9. Sumber air bersih aman, jumlah 5 5 Karena air bersih aman, jumlah cukup dan
cukup dan bertekanan. bertekanan
Air Kotor
10. Dapur, kamar mandi, WC dan saluran 1 1 Karena dapur, kamar mandi, WC dan saluran
air hujan lancar, baik dan tidak air hujan lancar, baik dan tidak menggenang
menggenang .
Fasilitas Cuci Tangan Dan Toilet
11. Jumlah cukup, tersedia sabun, 3 3 Karena tersedia sabun, nyaman dipakai dan
nyaman dipakai dan mudah mudah dibersihkan
dibersihkan
Pembuangan Sampah
12 Tersedia tempat sampah yang cukup, 2 2 Karena Tersedia tempat sampah yang cukup,
bertutup, anti lalat, kecoa, tikus dan bertutup, anti lalat, kecoa, tikus dan dilapisi
dilapisi kantong plastik yang selalu kantong plastic
diangkat setiap kali penuh
58
Ruang Pengolahan Makanan
13 Tersedia luas lantai yang cukup untuk 1 1 Karena tempat berkerja terpisah dengan
pekerja pada bangunan, dan terpisah tempat tidur atau tempat cuci pakaian.
dengan tempat tidur atau tempat
mencuci pakaian
14. Ruangan bersih dari barang yang 1 1 Karena Ruangan bersih dari barang yang
tidak berguna. (barang tersebut tidak berguna.
disimpan rapi di gudang)
II. Karyawan
15. Semua karyawan yang bekerja bebas 5 5 Karena semua petugas di instalasi gizi ada
dari penyakit menular, seperti surat keterangan dari dokter.
penyakit kulit, bisul, luka terbuka dan
infeksi saluran pernafasan atas
(ISPA).
16 Tangan selalu dicuci bersih, kuku 5 4 Karena Tangan selalu dicuci bersih, kuku
dipotong pendek, bebas kosmetik dan dipotong pendek, bebas dari kosmetik,
perilaku yang higienis. menggunakan handskun tetapi kadang
pramusajinya tidak menggunakan handskun.
17 Pakaian kerja, dalam keadaan bersih, 1 1 Karena Pakaian kerja, dalam keadaan bersih,
rambut pendek dan tubuh bebas rambut pendek (memakai jilbab) dan tubuh
perhiasan bebas perhiasan
III. Makanan
18 Sumber makanan, keutuhan dan tidak 5 5 Karena Sumber makanan, keutuhan dan
rusak tidak rusak bebas dari cemaran fisik.
19. Bahan makanan terolah dalam 1 1 Karena Bahan makanan terolah dalam
kemasan asli, terdaftar, berlabel dan kemasan asli, terdaftar, berlabel dan tidak
tidak kadaluwarsa kadaluwarsa
IV. Perlindungan Makanan
20 Penanganan makanan yang potensi 5 5 Karena Penanganan makanan yang potensi
59
berbahaya pada suhu, cara dan waktu berbahaya pada
yang memadai selama penyimpanan suhu, cara dan waktu yang memadai selama
peracikan, persiapan penyajian dan penyimpanan peracikan, persiapan
pengangkutan makanan serta penyajian dan pengangkutan makanan serta
melunakkan makanan beku sebelum melunakkan makanan beku sebelum dimasak
dimasak (thawing). (thawing).
21 Penanganan makanan yang potensial 4 4 Karena ditutup dan tidak disajikan ulang
berbahaya karena tidak ditutup atau
disajikan ulang.
V. Peralatan Makan Dan Masak
22 Perlindungan terhadap peralatan 2 2 Karena Perlindungan terhadap peralatan
makan dan masak dalam cara makan dan masak dalam cara pembersihan,
pembersihan, penyimpanan, penyimpanan, penggunaan dan
penggunaan dan pemeliharaannya. pemeliharaannya.
23 Alat makan dan masak yang sekali 2 2 Karena Alat makan dan masak yang sekali
pakai tidak dipakai ulang. pakai tidak dipakai ulang.
24 Proses pencucian melalui tahapan 5 5 Karena Proses pencucian melalui tahapan
mulai dari pembersihan sisa makanan, mulai dari pembersihan sisa makanan,
perendaman, pencucian dan perendaman, pencucian dan pembilasan
pembilasan
25 Bahan racun / pestisida disimpan 5 5 Karena Bahan racun / pestisida disimpan
tersendiri di tempat yang tersendiri di tempat yang aman,terlindung,
aman,terlindung, mengguna-kan label mengguna-kan label / tanda yang jelas untuk
/ tanda yang jelas untuk digunakan. digunakan.
26 Perlindungan terhadap serangga, 4 4 Karena Perlindungan terhadap serangga,
tikus, hewan peliharaan dan hewan tikus, hewan peliharaan dan hewan
pengganggu lainnya pengganggu lainnya
Jumlah 65 64
Khusus Golongan B
36 Pertemuan sudut lantai dan dinding 1 1 Karena pertemuan sudut lantai dan dinding
60
lengkung (konus). lengkung (konus)
37 Tersedia ruang belajar 1 1 Karena tidak memiliki ruang belajar
38 Alat pembuangan asap dilengkapi 1 1 Tidak memiliki pembuangan asap dilengkapi
filter (penyaring) filter (penyaring)
39 Dilengkapi dengan saluran air panas 2 2 Tidak memiliki saluran air panas untuk
untuk pencucian. pencucian
40 Lemari pendingin dapat mencapai 4 4 Karena memiliki lemari pendingin dapat
suhu 10 C. mencapai suhu -100C.
Jumlah 74 73
73
HASIL : 74X100%
: 98,64%
61
B. Alur Kerja Penyelenggaraan Makanan Di RS TK II Dr. Soepraoen
Unit Gizi
R. Penerimaan BM
Area Cuci BM
Area Cuci BM
Persiapan
T. Penyimpanan
Peralatan &
Perlengkapan
Ruang pengolahan
R. Pencucuian
Penyajian Makanan Peralatan &
Perlengkapan
Distribusi
Makanan / minuman
62
Alur Limbah Padat Alur Peralatan
Alur Makanan
63
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Selain itu, proses penetapan produksi yang termasuk dalam CCP pada Rolade
Telur Isi Wortel adalah pemecahan telur, pendadaran telur, pencucian wortel, perebusan
wortel, penyimpanan wortel, penyimpanan bumbu dasar putih, pemotongan, penyajian
dan pendistribusian makanan. Sedangkan pada Bobor Bayam Labu Siam adalah
pencucian bahan (sayuran), penyimpanan bumbu dasar putih, penyajian dan
pendistribusian makanan.
B. Saran
Sebaiknya untuk keamanan pangan khusunya untuk kebersihan saat melakukan
pengolahan maupun pendistribusian di dapur agar hagiene dan sanitasi bisa terjaga
dengan baik.
64
DAFTAR PUSTAKA
Anonim (1981). Daftar Komposisi Bahan Makanan. Direktorat Gizi, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia
Badan Standardisasi Nasional Indonesia. (1996). SNI (01-4322-1996. Standar Nasional
Indonesia Tauco. Jakarta.
Badan Standardisasi Nasional Indonesia. (1998). SNI 01-3142-1998. Standar Nasional
Indonesia Tahu. Jakarta.
Harti dkk,. 2013. Potensi Chito-Oligosaccharide (COS) Sebagai Prebiotik Dan Pengawet Alami
Dalam Pembuatan Tahu Sinbiotik. Keperawatan, Stikes Kusuma Husada Surakarta.
Prosiding SNST ke-4 Tahun 2013. ISBN 978-602-99334-2-0
http://www.academia.edu/19832123/Laporan_HACCP_Orak_Arik_Kubis_Wortel
http://www.academia.edu/15785422/MAKALAH_Good_Manufacturing_Practices_GMP_Dala
m_ Industri_Pangan_Afifah_Naim_K_H3113016_Desy_Retno_Wulan_H3113028_Ega_Suli
styoningrum_H3113034
https://www.scribd.com/doc/188427068/Laporan-Penerapan-GMP-Dan-SSOP-C10-Fix
http://documents.tips/documents/laporan-haccp-rumah-sakit-cibabat-cimahi.html
https://www.slideshare.net/ratnaarditya/haccp-43035019
Kemenkes RI. (2013). Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit. Jakarta : Kementerian
Kesehatan RI.
65