Kasus Rotasi
Rotasi Klinik
Klinik
Studi
PASIEN CVA
CVA TROMBOSIS,
TROMBOSIS, DM
DM TIPE
TIPE II
II
PASIEN
DENGAN STATUS
STATUS GIZI
GIZI KURANG
KURANG
DENGAN
Di Bagian
Bagian IPD
IPD RSU.Dr.Saiful
RSU.Dr.Saiful Anwar
Anwar Malang
Malang
Di
Identitas Pasien
Nama
Jenis Kelamin
Umur
Alamat
Status Perkawinan
Pekerjaan
Agama
Suku
Tanggal MRS
No Registrasi
Ruang/ kamar
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
Tn JR
Laki-laki
79 tahun
Jl. Birowo RT 03/05 Blitar
Kawin
Pensiunan Guru
Islam
Jawa
07 Maret 2007
076360
24 B/ 9 C
Kelompok
kelainan
Diagnosis Gizi
Problem
Penyebab
Intervensi Gizi
Tanda
Tujuan Diet
1.Diagnosa Medis
CVA trombosis + DM Tipe II
2.Keluhan Utama : Pasien Mengeluh Lemah pada Badan bagian kiri.
3.Riwayat Penyakit Sekarang
Px mengeluh lemah badan kiri mendadak 3 hr yll saat px bangun
tidur sore. Sehari sebelum lemah, keluarga px melihatnya merot.
Tidak ada mual, muntah, kejang atau nyeri.
Px mendapat terapi insulin, Juga mendapat injeksi fepiram,
calmecco, penitoin, pentoksifilin.
Obat Grahabion, Carmazepin, Captopril, Aspilet, Neurofenac.
Terapi Diet
Kelompok
kelainan
Diagnosis Gizi
Problem
Penyebab
Intervensi Gizi
Tanda
Tujuan Diet
Terapi Diet
Kelompok
kelainan
Diagnosis Gizi
Problem
Penyebab
Intervensi Gizi
Tanda
6.Skrining Gizi
Pemx Anthropometry (A)
TB = 150 cm, LILA = 22 cm
BBI = 50,6 kg, BMI = 71,7% (Kurang) (22/30,7 x 100%)
Pemx Laboratorium (B)
Gula darah puasa
= 147 mg/ dl
()
Gula darah 2 JPP
= 291 mg/ dl
()
Kolesterol HDL
= 39 mg/ dl
()
Kolesterol total
= 141 mg/ dl
(N)
Kolestrol LDL
= 93 mg/ dl
(N)
Trigliserida
= 136 mg/ dl
(N)
As. Urat
= 3,3 mg/dl
(N)
Albumin
= 3 g/dl
()
Hb
= 12,8 gr/dl
(N)
Leukosit
= 8600 /mm3
(N)
Trombosit
= 13.400 /mm3
(N)
Tujuan Diet
Terapi Diet
Kelompok
kelainan
Diagnosis Gizi
Problem
6.Skrining Gizi
Pemx Fisik/Klinis (C)
KU : Lemah
Kes : cm
Tensi : 140/80 mmHg (N)
Nadi : 80 x/menit
RR : 22 x/menit
Penyebab
Intervensi Gizi
Tanda
Tujuan Diet
Terapi Diet
Kelompok
kelainani
Diagnosis Gizi
Problem
Penyebab
Intervensi Gizi
Tanda
Tujuan Diet
6.Skrining Gizi
Riwayat Gizi Sekarang (D)
Terapi Diet
Kelompok
kelainan
Diagnosis Gizi
Problem
Penyebab
Intervensi Gizi
Tanda
6.Skrining Gizi
Riwayat Gizi Dahulu (D)
Pola makan tidak teratur
Makanan pokok yang sering nasi jagung
Lauk hewani yang sering dikonsumsi ikan asin
Lauk nabatinya tempe dan tahu
Sayur yang disukai gambas + blonceng
Suka makanan bersantan dan digoreng
Suka makanan manis seperti kue manis, teh manis
Belum pernah mendapat edukasi diet.
Tujuan Diet
Terapi Diet
Kelompok
kelainan
Diagnosis Gizi
Problem
Penyebab
7.Lain-lain
Sosial-Ekonomi
Pensiunan guru
Agama
Islam
Jumlah Keluarga
5 orang
Kebiasaan Hidup
Merokok sejak 50 th sampai sebelum jatuh sakit.
Intervensi Gizi
Tanda
Tujuan Diet
Terapi Diet
Kelompok
Kelainan
Diagnosis Gizi
Problem
Penyebab
Domain Intake :
1. Intake energi kurang
Domain Clinic :
1. Status Gizi kurang
2. Kadar Glukosa darah tinggi
3. HDL Rendah
4. Albumin Rendah
5. Riwayat Hipertensi
6. Lemah separuh badan
7. CVA Trombosis
8. DM tipe II
Intervensi Gizi
Tanda
Tujuan Diet
Terapi Diet
Kelompok
Kelainan
Diagnosis Gizi
Problem
Penyebab
Intervensi Gizi
Tanda
Tujuan Diet
Domain Behaviour :
Terapi Diet
Kelompok
Kelainan
Domain Intake :
1. Intake energi
kurang
(Resume NCP)
Diagnosis Gizi
Problem
Penyebab
Intervensi Gizi
Tanda
Intake energi
kurang (NI- 1.4)
CVA trombosis
(gangguan
menelan) dan
kebiasaan
merokok
Tujuan Diet
Terapi Diet
hasil recall :
energi 76,6%
protein 76,2% dst
Kelompok
Kelainan
Domain Intake :
1. Status Gizi kurang
(Resume NCP)
Diagnosis Gizi
Problem
Penyebab
Intervensi Gizi
Tanda
Berat badan
kurang dari
normal (NC- 3.1)
Tujuan Diet
Terapi Diet
gangguan
menelan akibat
CVA dan
gangguan nafsu
makan akibat
DM
Status Gizi bdsr Lila
= 71,7% (kurang)
BMI = 16 kg/m2
Kelompok
kelainan
Intervensi Gizi
Diagnosis Gizi
Tujuan Diet
Terapi Diet
PES 1
Intake energi kurang (NI- 1.4) disebabkan oleh CVA trombosis (gangguan
menelan) dan kebiasaan merokok yang ditandai dengan hasil recall energi
76,6%, protein 76,2%, dst.
PES 2
Berat badan kurang dari normal (NC- 3.1) disebabkan karena gangguan
menelan akibat CVA dan gangguan nafsu makan akibat DM yang ditandai
dengan Lila 71,7% dan BMI 16 kg/m2.
PES 3
Perubahan nilai laboratorium terkait dengan metabolisme karbohidrat dan
lemak (NC- 2.2) disebabkan karena gangguan fungsi endokrin dan
metabolik yang ditandai dengan kadar GDP 147 mg/dl, GD 2JPP 291 mg/dl,
kolesterol (HDL) 39 mg/dl.
Kelompok
kelainan
Intervensi Gizi
Diagnosis Gizi
Tujuan Diet
Terapi Diet
PES 4
Peningkatan kebutuhan protein albumin (NI-5.1) disebabkan karena
hilangnya albumin melalui kencing (albuminuria) ditandai dengan albumin
dalam urin 3+.
PES 5
Penurunan kebutuhan natrium (NI-5.4) disebabkan karena
hipertensi.
PES 6
Kebiasaan makan yang salah (NB 1.2) disebabkan karena kurangnya
pengetahuan tentang makanan ditandai dengan suka makan/minum manis
(teh 2-3x/hr, kue manis) dan asin (3-5 ptg ikan asin sedang/makan), suka
makanan bersantan (sayur bersantan 3-5x/mgg) dan digoreng (selingan
gorengan tiap hari).
Kelompok
kelainan
Diagnosis Gizi
Problem
Penyebab
Intervensi Gizi
Tanda
Tujuan Diet
Terapi Diet
Kelompok
kelainan
Diagnosis Gizi
Problem
Penyebab
Intervensi Gizi
Tanda
Tujuan Diet
Terapi Diet
Kelompok
kelainan
Diagnosis Gizi
Problem
Penyebab
Intervensi Gizi
Tanda
Tujuan Diet
Terapi Diet
Kelompok
kelainan
Diagnosis Gizi
Problem
Penyebab
Intervensi Gizi
Tanda
Tujuan Diet
Terapi Diet
Identifikasi
Masalah
Diagnosis Gizi
Domain
Problem
Penyebab
Intervensi Gizi
Tanda
Tujuan Diet
Terapi Diet
IMPLEMENTASI
Terapi diet yang diberikan pada pasien
dijalankan sesuai dengan rencana
terapi.
Konsultasi gizi diberikan 2x yang
dilakukan pada saat pasien masih
dirawat dan mau pulang.
TB : 150 cm
BB : 34 kg
BBI :50,6 kg
Status Gizi (IMT) = 15kg/m2
Status Gizi (uderweight)
Hasil
Konsultasi
Gizi
Rencana
Tindak Lanjut
(Evaluasi
Gizi)
Hari-2
Kimia Darah
GDP : 74 mg/dl
GD2JPP : 180 mg/dl
Ureum : 12,2 mg/dl
Creatinin : 1,06 mg/dl
Analisa Elektrolit
Na: 144 mmol/l
Kalium: 3,0 mmol/l
Cl: 119 mmol/l
Urin :
Albumin 2+
(N)
()
()
(N)
(N)
()
()
Hasil
Konsultasi
Gizi
Rencana
Tindak Lanjut
(Evaluasi
Gizi)
C
Hari-1
KU : lemah
Kes : CM
Tensi : 140/80 mmHg
N : 84 x/m
RR : 22 x/m
Hasil
Konsultasi
Gizi
Rencana
Tindak Lanjut
(Evaluasi
Gizi)
C
D
Grafik Konsumsi Energi :
Energi (Kal)
Hasil
Konsultasi
Gizi
Rencana
Tindak Lanjut
(Evaluasi
Gizi)
1800
1600
1400
1200
1000
800
600
400
200
0
1669
1278
1669
1669
1389
1334
H-1
H-2
Waktu Pengamatan
Kebutuhan
Intake
1669
1578
H-3
C
D
Grafik Konsumsi Protein :
Hasil
Konsultasi
Gizi
Rencana
Tindak Lanjut
(Evaluasi
Gizi)
50
63
63
63
48
50
48
63
52
40
Kebutuhan
30
Intake
20
10
0
R
H-1
H-2
waktu pengamatan
H-3
C
D
Grafik Konsumsi Lemak :
Lemak (gram)
Hasil
Konsultasi
Gizi
Rencana
Tindak Lanjut
(Evaluasi
Gizi)
40
35
30
25
20
15
10
5
0
37
34
37
37
37
31
28
Kebutuhan
Intake
16
H-1
H-2
Waktu pengamatan
H-3
C
D
Grafik Konsumsi Karbohidrat :
Hasil
Konsultasi
Gizi
Rencana
Tindak Lanjut
(Evaluasi
Gizi)
271
271
240
271
257
285
271
200
150
162.5
100
50
0
R
H-1
H-2
H-3
Waktu pengamatan
Kebutuhan
Intake
C
D
Grafik Konsumsi Natrium :
Natrium (mg)
Hasil
Konsultasi
Gizi
Rencana
Tindak Lanjut
(Evaluasi
Gizi)
1200
1000
1000
800
600
400
1000
1000
1000
kebutuhan
intake
280
200
0
Pra
234
H-1
251
H-2
230
H-3
Waktu Pengamatan
Hasil
Konsultasi
Gizi
Rencana
Tindak Lanjut
(Evaluasi
Gizi)
D
Hari-1 :
Nafsu makan membaik, mkn RS habis,
tidak mengkonsumsi makanan luar RS.
Karena makanan yang disajikan sangat
sesuai dengan kondisi pasien
Diet RS : Tim DM 1700 kal lauk ccg
Hari-2 :
Nafsu makan membaik. Waste pasien
sedikit tetapi ada penurunan karena ada
beberapa menu yang tidak disukai pasien.
Hari-3 :
Pasien dan keluarga mulai mematuhi diet
yang dianjurkan
D
Hari 1-3
Hasil
Konsultasi
Gizi
Rencana
Tindak Lanjut
(Evaluasi
Gizi)
Hasil
Konsultasi
Gizi
Rencana
Tindak Lanjut
(Evaluasi
Gizi)
Kesimpulan
Diagnosa medis pasien adalah Cerebro Vasculer
Accident (CVA), DM Tipe 2 dengan Status Gizi Kurang.
Terapi diet yang diberikan diet DM 1700 Kalori yang
disesuaikan dengan kebutuhan tubuh.
Pasien mematuhi diet yang dijalankan yaitu diet DM
(Tim) 1700 Kalori. Bentuk makanannya adalah lunak dan
ditambah ekstra buah.
Asupan makan pasien semakin meningkat pada hari ke
hari disebabkan kondisi pasien semakin membaik
sehingga meningkatkan nafsu makan pasien. Selain itu
pasien didukung oleh keluarga yang memberikan
motivasi demi kesembuhan pasien.
Questions?