Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN PRAKTIKUM DIETETIK

KASUS HIV/AIDS

Disusun oleh:

Weny Novianti PO.71.31.2.18.019

Winda Veronica PO.71.31.2.18.020

Zahara Medya Puspa PO.71.31.2.18.021

Dosen Pembimbing :

1. Susyani, S.SiT, M.Kes


2. Muzakar, SST, MPH
3. Eliza, S.Gz, M.Si
4. Devi Kartika Sari, SST, SKM

PROGRAM STUDI D-IV JURUSAN GIZI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG

TAHUN AJARAN 2019/2020


I. Judul : Kasus HIV
Praktikum ke : 1 (satu)

II. Prinsip : Prinsip diet ETPT (Energi Tinggi Protein Tinggi) diawali dengan menjumlah
kan kebutuhan energy penderita dapat dengan menggunakan rumus miflin, energi
tinggi dan protein tinggi, lemak dan karbohidrat cukup, tinggi vitamin dan mineral.

III. Tujuan :
 Tujuan umum
1. Memberikan intervensi gizi secara cepat dan optimal dengan memperhatikan
seluruh aspek dukungan gizi pada semua tahap dini penyakit HIV.
2. Mencapai dan mempertahankan berat badan serta komposisi tubuh yang
diharapkan.
3. Memenuhi kebutuhan energi dan semua zat gizi.
4. Mendorong perilaku sehat dalam menerapkan diet, olahraga, dan relaksasi.
 Tujuan Khusus
1. Mengatasi gejala demam, diare, anoreksia, difteri dan nausea
2. Meningkatkan kemampuan untuk memusatkan perhatian, yang terlihat pada
pasien dapat membedakan antara gejala anoreksia, perasaan kenyang,
perubahan indera pengecap dan kesulitan menelan.
3. Mencapai dan mempertahankan berat badan normal.
4. Mencegah penurunan berat badan normal.
5. memonitoring hasil laboratorium.

IV. Tinjauan Pustaka


HIV/AIDS
a. Definisi HIV
( Human Immunodeficiency Virus) adalah retrovirus yang termasuk dalam
famili lentivirus. Retrovirus mempunyai kemampuan menggunakan RNA-nya
dan DNA pejamu untuk membentuk virus DNA dan dikenali selama periode
inkubasi yang panjang. Seperti retrovirus yang lain, HIV menginfeksi tubuh
dengan periode inkubasi yang panjang (klinik-laten), dan utamanya
menyebabkan munculnya tanda dan gejala AIDS. HIV menyebabkan
beberapa kerusakan system imun dan menghancurkannya.Hal tersebut
terjadi dengan menggunakan DNA dan CD4+ dan limfosit untuk mereplikasi
diri. Dalam proses itu, virus tersebut menghancurkan CD4+ dan limfosit
(Nursalam, 2007). Pada tahun 2000 terjadi peningkatan penyebaran epidemi
HIV secara nyata melalui pekerja seks komersial, tetapi ada fenomena baru
penyebaran HIV/ AIDS melalui penggunaan narkoba suntik (Injecting Drug
User-IDU) dan tahun 2002 HIV sudah menyebar hingga tingkat rumah tangga
(Depkes RI, 2003) AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) adalah
sindrom dengan gejala infeksi oportunistik atau kanker tertentu akibat
menurunnya sistem kekebalan tubuh oleh infeksi HIV (Human
Immunodeficiency Virus) (FKUI, 2005).
b. Etiologi
AIDS disebabkan oleh virus yang disebut HIV, virus ini diketemukan oleh
Montagnier, seorang ilmuwan Perancis (Institute Pasteur, Paris 1983), yang
mengisolasi virus dari seorang penderita dengan gejala limfadenopati,
sehingga pada waktu itu dinamakan Lymphadenopathy Associated Virus
(LAV). Gallo (National Institute of Health, USA 1984) menemukan virus HTL-
III (Human T Lymphotropic Virus) yang juga adalah penyebab AIDS. Pada
penelitian lebih lanjut dibuktikan bahwa kedua virus ini sama, sehingga
berdasarkan hasil pertemuan International Committee on Taxonomy of
Viruses (1986) WHO memberikan nama resmi HIV. Pada tahun 1986 di
Afrika ditemukan virus lain yang dapat pula menyebabkan AIDS, disebut HIV-
2, dan berbeda dengan HIV-1 secara genetik maupun antigenetik. HIV-2
dianggap kurang patogen dibandingkan dengan HIV-1. Untuk memudahkan,
kedua virus itu disebut sebagai HIV saja (FKUI, 2005)
c. Patogenensis
Virus masuk kedalam tubuh manusia terutama melalui perantara darah,
semen dan secret vagina.Sebagian besar (75%) penularan terjadi melalui
hubungan seksual. HIV tergolong retrovirus yang mempunyai materi genetik
RNA. Bilamana virus masuk kedalam tubuh penderita (sel hospes), maka
RNA virus diubah menjadi DNA oleh enzim reverse transcriptase yang
dimiliki oleh HIV. DNA pro-virus tersebut kemudian diintegrasikan ke dalam
sel hospes dan selanjutnya diprogramkan untuk membentuk gen virus (FKUI,
2005).
d. Pembagian stadium
Menurut Nursalam (2007), ada empat pembagian stadium, yaitu:
1. Stadium pertama: HIV Infeksi dimulai dengan masuknya HIV dan diikuti
terjadinya perubahan serologis ketika antibodi terhadap virus tersebut
berubah dari negatif menjadi positif. Rentang waktu sejak HIV masuk
kedalam tubuh sampai tes antibodi terhadap HIV menjadi positif disebut
window period. Lama window period antara satu sampai tiga bulan,
bahkan ada yang dapat berlangsung sampai enam bulan.
2. Stadium kedua: Asimtomatik (tanpa gejala) Asimtomatik berarti didalam
organ tubuh terdapat HIV tetapi tubuh tidak menunjukan gejala-gejala.
Keadaan ini berlangsung rata-rata selama 5-10 tahun. Cairan tubuh
pasien HIV/AIDS yang tampak sehat ini sudah dapat menularkan HIV
kepada orang lain.
3. Stadium ketiga Pembesaran kelenjar limfe secara menetap dan merata
(Persistent Generalized Lymphadenopathy), tidak hanya muncul pada
satu tempat saja, dan berlangsung lebih dari satu bulan.
4. Stadium keempat: AIDS Keadaan ini disertai adanya bermacam-macam
penyakit, antara lain penyakit konstitusional, penyakit syaraf, dan penyakit
infeksi sekunder.
e. Penularan HIV/AIDS
Menurut Nursalam (2007), Virus HIV menular melalui enam cara penularan,
yaitu:
1. Hubungan seksual dengan pengidap HIV/AIDS
Hubungan seksual secara vaginal, anal, dan oral dengan penderita HIV
tanpa perlindungan bisa menularkan HIV. Selama berhubungan seksual
berlangsung, air mani, cairan vagina, dan darah dapat mengenai selaput
lendir vagina, penis, dubur, atau mulut sehingga HIV yang terdapat dalam
cairan tersebut masuk ke aliran darah (PELKESI, 1995). Selama
berhubungan juga bisa terjadi lesi mikro pada dinding vagina, dubur, dan
mulut yang bisa menjadi jalan HIV untuk masuk ke aliran darah pasangan
seksual (Syaiful, 2000).
2. Ibu pada bayinya
Penularan HIV dari ibu bisa terjadi pada saat kehamilan (in utero).
Berdasarkan laporan CDC Amerika, prevalensi penularan HIV dari ibu ke
bayi adalah 0,01% sampai 0,7%. Bila ibu baru terinfeksi HIV dan belum
ada gejala AIDS, kemungkinan bayi terinfeksi sebanyak 20% sampai
35%, sedangkan kalau gejala AIDS sudah jelas pada ibu
kemungkinannya mencapai 50% (PELKESI, 1995). Penularan juga terjadi
selama proses persalinan melalui tranfusi fetomaternal atau kontak antara
kulit atau membrane mukosa bayi dengan darah atau sekresi maternal
saat melahirkan (Lily V, 2004). Semakin lama proses melahirkan, semakin
besar resiko penularan. Oleh karena itu, lama persalinan dapat
dipersingkat dengan operasi section caesaria (HIS dan STB, 2000).
Tranmisi lain terjadi selama periode post partum melalui ASI. Resiko bayi
tertular melalui ASI dari ibu yang positif sekitar 10% (Lily V, 2000).
3. Darah dan produk darah yang tercemar
HIV/AIDS Sangat cepat menularkan HIV karena virus langsung masuk ke
pembuluh darah dan menyebar ke seluruh tubuh.
4. Pemakaian alat kesehatan yang tidak steril
Alat pemeriksaan kandungan seperti speculum, tenakulum, dan alat-alat
lain yang menyentuh darah, cairan vagina atau air mani yang terinfeksi
HIV, dan langsung digunakan untuk orang lain yang tidak terinfeksi bisa
menularkan HIV (PELKESI, 1995).
5. Alat-alat untuk menorah kulit
Alat tajam dan runcing seperti jarum, pisau, silet, menyunat seseorang,
membuat tato, memotong rambut, dan sebagainya bisa menularkan HIV
sebab alat tersebut mungkin dipakai tanpa disterilkan terlebih dahulu.
6. Menggunakan jarum suntik secara bergantian
Jarum suntik yang dipakai di fasilitas kesehatan, maupun yang digunakan
oleh para pengguna narkoba (Injecting Drug UserIDU) sangat berpotensi
menularkan HIV. Selain jarum suntik, pada para pemakai IDU secara
bersama-sama juga menggunakan tempat pencampur, pengaduk, dan
gelas pengoplosan obat, sehingga berpotensi tinggi menularkan HIV.
HIV tidak menular melalui peralatan makan, pakaian, handuk, sapu
tangan, toilet yang dipakai secara bersama-sama, berpelukan di pipi,
berjabat tangan, hidup serumah dengan penderita HIV/AIDS, gigitan
nyamuk, dan berhubungan sosial yang lain.
f. Pencegahan
Prinsip pencegahan HIV/AIDS berdasarkan ABCDE, yaitu :
1. A (Abstinent) Tidak melakukan hubungan seksual yang tidak sah
2. B (Be Faithful) Tidak melakukan hubungan seksual dengan berganti-
ganti pasangan.
3. C (Use Condom) Pergunakan kondom saat melakukan hubungan
seksual bila berisiko menularkan/tertular penyakit
4. D (Don’t use Drugs) Hindari penyalahgunaan narkoba
5. E (Education) Edukasi yaitu menyebarkan informasi yang benar tentang
HIV/AIDS dalam setiap kesempatan (Philippine National AIDS Council,
2008).

V. Hasil dan pembahasan


KASUS HIV/AIDS
Seorang pasien laki-laki usia 40 th, TB = 169 Cm, BBA = 51 Kg, 3 bulan sebelum
masuk RS BB pasien 60 Kg. Pasien mengeluh BB turun drastis, diare sejak 2
minggu lalu, demam, seluruh otot nyeri, sakit kepala, pada malam hari banyak
keringat, bila makan tidak dapat membedakan rasa manis, asam maupun asin.
Sekarang disentri, anoreksia, nausea tetapi masih dapat menerima makanan lewat
mulut. Hasil recall 3 harisebelum masuk RS E= 1250 kkal, P = 48 g, L = 40 g,
sisanya KH. Sekarangpasienmendapat infuse D 5%.

Hasil pemeriksaan klinis :


 Kulit turgor
 Suhu tubuh 38  C
 TD = 100/ 70 mmHg

Hasil Lab :
 Albumin = 3,0 g / dl
 Hb = 9 g / dl
 Hasil USG : pembengkakan kelenjar limfe ( + )
 Virus HIV ( + )
Diketahui :
Umur : 40 tahun
TB : 169 cm
BB : 51 kg
Penyelesaian :
 BBI = (TB-100) - 10%(TB-100)
= (69-100) – 10%(169-100)
= 69 – 6,9
= 62,1 kg

BB
 IMT =
TB ( m2 )
51
=
1,692
= 17,85 (Kurus tk. Ringan)

 Energi
REE = 10 W + 6,25 H – 5A + 5
= 10 (51) + 6,25 (169) – 5 (40) + 5
= 510 + 1056,25 – 200 + 5
= 1371,25 kkal

TEE = REE x FA x FS
= 1371,25 x 1,3 x 1,5
= 2673,93 kkal

 Penambahan energi terhadap kenaikan 1°C (13%) =1371,25 x 13 %= 178,26


 Penambahan energi karena IMT kurus tingkat ringan = 250 kkal
 Total energi = 2673,93 + 178,26 + 250
= 3102,19 Kkal

 Protein = 2 g/Kg BB
= 2 x 51 kg
= 102 g x 4
= 408 kkal

 Lemak = 20% x 3102,19 Kkal


= 620,43 kkal : 9
= 68,93 gr

 Karbohidrat = Energi total – (protein + lemak)


= 3102,19 – ( 408 + 620,43)
= 2073,76 kkal : 4
= 518,44 gr

 Cairan = 50 cc/Kg BB/hari


= 50 cc x 51 kg
= 2550 cc

 Vitamin A = Kebutuhan di AKG = 600 mcg/62 kg


51
= ×600 mcg
62
= 493,5 mcg

 Vitamin C = Kebutuhan di AKG = 90 mg / 62 kg


51
= ×90 mg
62
= 74,03 mcg

 Vitamin E = Kebutuhan di Akg = 15 mg/62 kg


51
= ×15 mg = 12,33 mcg
62
 Vitamin B12 = Kebutuhan di Akg = 2,4 mg/62 kg
51
= ×2,4 mg = 1,97 mcg
62

 Folat = Kebutuhan di Akg = 400 mg/62 kg


51
= × 400 mg = 329,03 mcg
62

 Ca = Kebutuhan di Akg = 1000 mg/62 kg


51
= ×1000 mg = 822,58 mg
62

 Mg = Kebutuhan di Akg = 350 mg/62 kg


51
= ×350 mg = 287,90 mg
62

 Zn = Kebutuhan di Akg = 13 mg/62 kg


51
= ×13 mg = 10,69 mg
62

 Se = Kebutuhan di Akg = 30 mg/62 kg


51
= ×30 mg = 24,67 mg
62

 Serat = Kebutuhan di Akg = 38 mg/62 kg


51
= × 38 gr = 31,25 gr
62

 Fe = Kebutuhan di Akg = 13 mg/62 kg


51
= ×13 mg = 10,69 mg
62

 Pasien menerima D5% maka energi total untuk pemberian makanan oral
dikurangi 100 kkal
5
D 5% = ×500 kkal
100
= 25 x 4
= 100 kkal

 Karena pasien mengalami disentri , anoreksia, nausea , maka kebutuhan gizi


diberikan ¾ dari kebutuhan:
a. Energi = ¾ x 3102,19 Kkal
= 2326,64 – 100 (D 5%)
= 2226,64 kkal
b. Protein = ¾ x 102 g
= 76,5 g

c. Lemak = ¾ x 68,93 g
= 51,69 g

d. KH = ¾ x 518,44 gr
= 388,83 g

 Pembagian makan
 Sarapan dan makan malam
E = 20% dari total energi
P = 20% dari total protein
L = 20% dari total lemak
KH = 20% dari total karbohidrat

 Selingan pagi, sore, dan malam


E = 10% dari total energi
P = 10% dari total protein
L = 10% dari total lemak
KH = 10% dari total karbohidrat

 Makan siang
E = 30% dari total energi
P = 30% dari total protein
L = 30% dari total lemak
KH = 30% dari total karbohidrat

( PENGKAJIAN STATUS GIZI BERDASARKAN NCP )

A. PENGKAJIAN GIZI
CLIENT HISTORY (CH)
CH.1 DATA PERSONAL :
Nama = Bapak X
Usia = 40 Tahun
Jenis Kelamin = laki-laki
Diagnosa Medis = HIV

CH 2. RIWAYAT MEDIS :
 Keluhan : Pasien mengeluh BB turun drastis, diare sejak 2 minggu lalu, demam,
seluruh otot nyeri, sakit kepala, pada malam hari banyak keringat, bila makan
tidak dapat membedakan rasa manis, asam maupun asin. Sekarang disentri,
anoreksia, nausea tetapi masih bisa menerima makanan lewat mulut.
 Riwayat penyakit sekarang : HIV
 Riwayat penyakit dahulu :-
 Riwayat penyakit keluarga : -

CH 3. RIWAYAT SOSIAL :

FH. RIWAYAT GIZI


ASUPAN MAKANAN DAN ZAT GIZI
 Aktivitas fisik : Bedrest
 Masalah GI : Anoreksia, nausea, disentri, diare
 Perubahan BB : BB turun drastis, 9 kg dalam 2 minggu
 Riwayat pola makan : Tidak diketahui

Implementasi Energi (kkal) Protein (gram) Lemak Karbohidrat


(gram) (gram)
Asupan 1250 48 40 174,5
Kebutuhan 3102,19 102 68,93 518,44
% Asupan 40,29% 47,05% 58,02% 33,65%

AD. ANTROPOMETRI

BB : 51 kg STATUS GIZI
TB : 169 cm Status gizi kurang berat badan tingkat
BB(kg) 51 51 ringan
IMT : 2 = 2 = : 17,89
TB( M ) 1,69 2,85

PERUBAHAN BERAT BADAN :


BB Biasa – BB Aktual x 100
Berat Badan Biasa
= 60 – 51 x 100 = 15%
51

BD. DATA BIOKIMIA


DATA BIOKIMIA HASIL NILAI NORMAL INTERPRETASI
PEMERIKSAAN
1. Albumin 3,0 g/dl 4 – 5,2 g/dl Rendah/hipoalbuminemia
2. Hb 9 gr/dl 14 -16 g/dl Rendah/anemia
3. HIV + - Positif

FISIK KLINIS HASIL NILAI NORMAL INTERPRETASI


PEMERIKSAAN
1. Kulit Turgor - Kulit turgor
2. Tekanan darah 100/70 mmHg 120/80 mmHg Dibawah normal
3. Suhu tubuh 38 oC 37 oC Diatas normal

4. Pembengkakan + - Positif
kelenjar limfe

B. DIAGNOSA GIZI
DOMAIN INTAKE
1. (NI-1.1)
Peningkatan kebutuhan energi berkaitan dengan penyakit HIV yang diderita
pasien ditandai dengan IMT pasien 17,89 (underweight), dan adanya peningkatan
kebutuhan energi yang dibuktikan dengan peningkatan suhu tubuh sebesar 38˚C
2. (NI-1.2)
Asupan energi tidak adekuat berkaitan dengan faktor patologis dan fisiologis
(HIV/AIDS) yang diderita dan faktor psikologis (anoreksia) pada pasien, serta
nausea (mual) yang juga sedang diderita sehingga pasien tidak dapat
mengkonsumsi makanan per oral dalam jumlah cukup, ditandai oleh underweight
(IMT 17,89 kg/m2) dan penurunan berat badan terus menerus sejak 3 bulan yang
lalu, pasien lemah dan tidak dapat merasakan cita rasa manis, asam, dan asin.
3. (NI-3.1)
Asupan cairan tidak adekuat berkaitan dengan faktor fisiologis yang menyebabkan
peningkatan kebutuhan cairan seperti perubahan suhu, banyak kehilangan
keringat, muntah dan diare yang dibuktikan dengan suhu tubuh pasien 38˚C,
nausea dan diare sejak 2 minggu yang lalu.
4. (NI-5.1)
Peningkatan kebutuhan zat gizi spesifik (Fe) berkaitan dengan peningkatan
kebutuhan zat gizi (infeksi kronik) dibuktikan dengan kadar Hb= 9 gr/dl
5. (NI-5.3)
Intake energi protein tidak adekuat berkaitan dengan pertumbuhan dan
peningkatan kebutuha n energi

DOMAIN KLINIS
1. (NC. 1.1)
Kesulitan menelan, berkaitan dengan faktor klinis yang ditandai dengan pasien
mengalami nausea (mual) dan sulit untuk membedakan rasa manis, asam, dan
asin.
2. (NC. 1.4)
Perubahan fungsi gastrointestinal berkaitan dengan perubahan struktur dan fungsi
GIT ditandai dengan diare dan disentri yang dialami pasien.

3. (NC. 3.1)
Berat badan kurang ( underweight) berkaitan dengan asupan energi dan protein
yang inadekuat ditandai dengan kurangnya berat badan pasien 51 kg
(underweight) terhadap kenormalan berat badan ideal 62,1 kg

DOMAIN PRILAKU LINGKUNGAN


1.

C. INTERVENSI GIZI
A. Perencanaan
1. Tujuan a. Meningkatkan berat badan normal
b. Memenuhi kebutuhan energi dan semua
zat gizi mikro dan makro
c. Mencegah penurunan berat badan yang
berlebihan dengan cara memberikan
makanan yang adekuat
d. Memberikan informasi kepada pasien
mengenai makanan seimbang dan
makanan untuk pasien HIV.
e. Mencegah penyakit berlanjut pada tahap
yang lebih serius.
f. Mencegah dan mengurangi kerusakan
jaringan tubuh lebih lanjut.
g. Meningkatkan selera makan.
h. Memberikan makanan awal pada tahap
stabilisasi dalam penangan gizi buruk
dan mencegah dan mengatasi dehidrasi
akibat diare.
i. Menurunkan demam menjada ke suhu
tubuh normal.
2. Edukasi Gizi Masalah : Pengaturan dan pemberian
makanan yang tepat
Tujuan : Memberikan informasi tentang
makanan yang tepat untuk pasien
Sasaran : Pasien dan keluarga
Metode : Ceramah dan Tanya jawab
Waktu : ± 30 menit
 Menjelaskan penyakit yang sedang
berkaitan dengan pasien yaitu HIV
 Menjelaskan makan apa yang dianjurkan
dan yang tidak dianjurkan
 Mencegah defisiensi,
mempertahankan ,dan memperbaiki zat
gizi.
 Menambah pengetahuan mengenai
makanan gizi seimbang, pola makan
yang benar, beserta contohnya sesuai
penyakit yang diderita
 Memberikan informasi tentang gaya
hidup sehat.
3. Rencana Monitoring dan Evaluasi 1. Monitoring
 Data antropometri = BB menjadi
normal
 Klinis = suhu tubuh menjadi normal.
 Asupan makanan dan kebiasaan
makan = mencapai asupan makanan
100%
2. Evaluasi
 Meningkatkan BB hingga mencapai
normal
 Perubahan pola makan, dan gaya
hidup

B. Implementasi
 Terapi Diet Diet : Terapi ETPT
BentukMakanan : Saring
Cara pemberian : Oral
 Syarat Diet  Energi tinggi 3102,19 kkal pada perhitungan
kebutuhan kebutuhan energi, diperhatikan
faktor stress, aktivitas fisik, dan kenaikan suhu
tubuh.
 Protein tinggi yaitu 2 gr/kg BB/hari = 102 gr
untuk memelihara dan mengganti jaringan sel
tubuh yang rusak. Pemberian protein
disesuaikan bila ada kelainan ginjal dan hati.
 Lemak cukup yaitu 20% dari kebutuhan energi
total yaitu 68,93 gr, jenis lemak disesuaikan
dengan toleransi pasien. Apabila ada
malabsorbsi lemak, gunakan lemak MCT.
 Karbohidrat yaitu 518,44 gr.
1
 Vitamin dan mineral tinggi, yaitu 1 kali
2
(150%) berdasarkan AKG, terutama vitamin A,
B12, C, E, Folat, Fe, Ca, Mg, Zn, Se.
 Pemberian vitamin A sebanyak 493,5 mcg
 Pemberian vitamin C sebanyak 74,03 mcg
 Pemberian vitamin E sebanyak 12,33 mcg
 Pemberian vitamin B12 sebanyak 1,97 mcg
 Pemberian folat sebanyak 329,03 mcg
 Pemberian Ca sebanyak 822,58 mg
 Pemberian Mg sebanyak 287,90 mg
 Pemberian Zn sebanyak 10,69 mg
 Pemberian Se sebanyak 24,67 mg
 Pemberian Fe sebanyak 10,69 mg
 Serat cukup, diberikan serat larut air untuk
membantu menarik air sehingga dapat
meredakan diare yaitu 31,25 mg
 Cairan diberikan lebih dari biasa guna
mengganti cairan yang hilang 50cc/kg BB/hari
yaitu 2550cc.
 Elektrolit, kehilangan eletrolit melalui muntah
dan diare perlu diganti (Natrium, Kalium,
Klorida).
 Makanan yang diberikan berbentuk saring, hal
ini dikarenakan pasien mengalami nausea,
diare, demam, anoreksia, dan disentri yang
membuat pasien kesusahan dalam
mengkonsumsi dan mencerna makanan.
 Hindari makanan yang merangsang
pencernaan baik secara mekanik, termik,
maupun kimia.
 Makan diberikan dalam porsi kecil dan sering
 Monitoring dan Evaluasi

Monitoring  Memonitoring Perubahan hasil laboratorium


 Memonitoring berat badan
 Memonitoring Perubahan perilaku pasien
dalam menjaga pola makan
Evaluasi  Mengevaluasi Perubahan hasil laboratorium
 Mengevaluasi berat badan
 Mengevaluasi perubahan perilaku pasien
dalam menjaga pola makan

Pembahasan :
 Pada kasus ini pasien positif HIV dan juga mengalami demam, diare, nausea,
anoreksia, dan disentri ditambah dengan penurunan berat badan. Makanan yang sesuai
dengan penyakit yang diderita pasien ini adalah makanan saring dan biasanya diberikan
dalam porsi kecil sering, selain itu dianjurkan agar pasien menghindari mengkonsumsi
makanan yang dapat merangsang pencernaan seperti makanan pedas dan makanan
yang terlalu banyak menggunakan lada.
 Dalam pengolahan ikan dengan bentuk makanan saring, daging ikan haruslah
dipisahkan dari tulang dan durinya baru dimasak, kemudian setelah olahan ikan itu
matang kita dianjurkan menghaluskan olahan ikan tersebut baru kemudian disaring dan
diberikan pada pasien.
 Selain itu, karena disini pasien mengalami gangguan pada sistem gastrointestinal dan
mengalami nausea maka dianjurkan juga untuk memberikan menu yang berkuah agar
memudahkan pasien saat menelan makanan, serta hindari juga makanan yang diolah
dengan cara digoreng atau kacang-kacangan seperti kacang kedelai (produk kacang
kedelai mis; tempe).

VI. Kesimpulan
1. Human Immunodeficiency Virus adalah retrovirus yang termasuk dalam famili
lentivirus. HIV menginfeksi tubuh dengan periode inkubasi yang panjang (klinik-
laten), dan utamanya menyebabkan munculnya tanda dan gejala AIDS.
2. AIDS disebabkan oleh virus yang disebut HIV, virus ini diketemukan oleh
Montagnier, seorang ilmuwan Perancis (Institute Pasteur, Paris 1983), yang
mengisolasi virus dari seorang penderita dengan gejala limfadenopati, sehingga
pada waktu itu dinamakan Lymphadenopathy Associated Virus (LAV).
3. Virus HIV menular melalui enam cara penularan, yaitu:
a. Hubungan seksual dengan pengidap HIV/AIDS
b. Ibu pada bayinya
c. Darah dan produk darah yang tercemar
d. Pemakaian alat kesehatan yang tidak steril
e. Alat-alat untuk menorah kulit
f. Menggunakan jarum suntik secara bergantian

VII. Saran
Pada pemberian makan diberikan makanan saring sampai kondisi tubuh kembali
normal pada saat keadaan pasien pulih dapat pulang dari rumah sakit pasien harus
tetap menjaga pola makan. Zat gizi yang ada di syarat diet harus ditulis berapa
kebutuhannya dan di cantumkan di nilai gizi. Semua menu makanan yang di berikan
harus berbentuk saring dan diberikan dalam porsi kecil tapi sering. Selain itu, dalam
memberikan makanan kepada pasien hindari makanan yang dapat merangsang organ
pencernaan pasien.
VIII. Daftar Pustaka
o Abdullah fajar ,suratman .AMG . 2013 buku saku gizi catatan ahli gizi Edisi 2 .
(online) diakses di https://www.academia.edu/32786247/BUKU_SAKU_GIZI
pada 06 juli 2020 .
o http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/161/jtptunimus-gdl-teguhtriyo-8015-3-babiij-
i.pdf
o https://www.slideshare.net/mobile/atikazzahra/gizi-dewasa-135624970
o Instalasi Gizi Perjan RS Dr. Cipto Mangunkusumo dan Asosiasi Dietesien
Indonesia. 2004. Penuntun Diet Edisi baru. Jakarta. PT Gramedia Pustaka
Utama.
o Persatuan Ahli Gizi Indonesia dan Asosiasi Dietesien
Indonesia.2019.Jakarta.EGC

Penanggung jawab laporan

Weny Novianti
PO.71.31.2.18.034
Lampiran Menu
Daftar Menu Sehari

Nama : Umur : TB : BB :
Waktu Menu Bahan Makanan Berat

(kkal)Energi

(gr)Protein

(gr)Lemak

(gr)Serat
(gr)Kh

VIT C
VIT A

VIT E
(gr)

Fe
Makan pagi Bubur saring Beras putih 55 198,5 3,7 0,3 43,7 0,4 0 0 0 0,3
Sup ikan Ikan gabus 50 41,9 9,1 0,3 0 0 5,5 0,5 0,5 0,2
Tahu 50 38 4,1 2,4 0,9 0,6 0 0 0 2,7
Daun bawang 15 3,2 0,2 0,1 0,8 0,4 14,4 0,2 1 0,1
Tomat 25 4,4 0,2 0,1 0,6 0,2 21 0,2 6,1 0,1
Tumis labu siam Labu siam 30 6 0,3 0,1 1,3 0,4 8,7 0 1,8 0,1
Buncis 25 8,7 0,5 0,1 2 0,8 16,8 0 2,5 0,3
Toge 20 12,2 1,3 0,7 1 0,1 0,2 0 1,6 0,2
Minyak kelapa sawit 3 25,9 0 3 0 0 150 0,1 0 0
Strawberry Strawberry 55 17,6 0,4 0,2 3 1,1 4,4 0,1 35,8 0,5
milkshake Susu UHT 35 23,1 1,1 1,4 1,7 0 19,3 0 0,3 0
Kurma 30 83,7 0,9 0,2 22,1 1,1 0,3 0,3 0,9 0,6
Total 445,1 21,4 8,8 73,1 5,1 240,5 1,3 50,6 5,3

Selingan Puding labu Labu kuning 65 25,3 0,6 0,4 5,7 1,8 260,6 0 6,5 0,2
pagi Gula pasir 15 58 0 0 15 0 0 0 0 0
Kurma 50 139,5 1,5 0,3 36,8 1,9 0,5 0,5 1,5 1
Total 222,8 2,1 0,6 57,5 3,7 261,1 0,5 8 1,2

Makan siang Bubur saring Beras putih 50 180,4 3,3 0,3 39,8 0,4 0 0 0 0,3
Pepes tahu telur Telur puyuh 50 92,5 6,4 6,9 0,8 0 270 0,5 0 2
Tahu 50 38 4,1 2,4 0,9 0,6 0 0 0 2,7
Sayur sop Wortel 40 10,3 0,4 0,1 1,9 1,5 629,6 0,2 2,8 0,8
Kentang 25 23,2 0,5 0 5,4 0,4 0 0 3,3 0,1
Daun bawang 15 3,2 0,2 0,10 0,8 0,4 14,4 0,2 1 0,1
Seledri 10 1,3 0,1 0 0,2 0,1 3,3 0 0,4 0,1
Minyak kelapa sawit 3 25,9 0 3 0 0 150 0,1 0 0
Bubur sumsum Tepung beras 60 216,5 4 0,4 47,7 0,5 0 0 0 0,4
Santan kelapa+air 32 34 0,3 3,2 1,5 0,9 0 0 0,3 0,2
Gula merah 30 112,8 0 0 29,2 0 0 0 0 0,6
Sari buah Semangka 70 22,4 0,4 0,3 5 0,3 25,9 0 7 0,1
Total 668 13,3 9,8 132,4 5 823,2 0,5 14,8 5,4

Selingan Smoothie pisang Pisang 65 59,8 0,6 0,3 15,2 1,6 5,2 0 5,8 0,2
sore Yoghurt 45 44,5 1,3 1,4 6,3 0,4 12,6 0 0,7 0
Susu UHT 50 33 1,6 2 2,4 0 27,5 0 0,5 0,1
Gula pasir 22 85,1 0 0 22 0 0 0 0 0
Total 222,4 3,5 3,7 45,9 2 45,3 0 7 0,3

Makan Bubur saring Beras putih 55 198,5 3,7 0,3 43,7 0,4 0 0 0 0,3
malam Perkedel tempe Tempe 20 39,8 3,8 1,5 3,4 0,3 0,2 0,2 0 0,5
Telur puyuh 40 74 5,1 5,5 0,6 0 216 0,4 0 1,6
Sayur bening Daun katuk 30 18 1,6 0,3 3,4 0,6 210,3 0 9,3 0,7
Wortel 25 6,5 0,2 0,1 1,2 0,9 393,5 0,1 1,8 0,5
Daun kemangi 15 3,2 0,2 0,1 0,8 0,4 14,4 0,2 1 0,1
Jus jambu dan Jambu biji 60 30,5 0,5 0,4 7,1 3,2 47,4 0,6 110,4 0,2
pisang Pisang ambon 50 46 0,5 0,3 11,7 1,2 4 0 4,5 0,2
Madu 10 30,4 0 0 8,2 0 0 0 0,1 0
Total 446,9 15,6 8,4 80,1 7 885,8 1,5 127,1 4

Selingan Bubur kacang ijo Kacang hijau 50 58 3,8 0,3 10,4 3,3 1 0 0 1,3
malam Santan kelapa+air 50 53,1 0,5 5,1 2,3 1,4 0 0 0,5 0,3
Gula merah 20 75,2 0 0 19,5 0 0 0 0 0,4
Jus semangka Semangka 55 17,6 0,3 0,2 4 0,3 20,4 0 5,5 0,1
Gula pasir 5 19,3 0 0 5 0 0 0 0 0
Total 223,2 4,7 5,5 41,1 4,9 21,4 0 6 2,1
Total Keseluruhan 2228,4 60,6 36,8 430,1 27,7 2277,3 3,8 207,5 18,3
Total Kebutuhan 2226,6 76,5 51,6 388,83 31,25 493,5 12,33 74,03 10,69

Versi Revisi
Daftar Menu Sehari

Nama : Umur : TB : BB :
Waktu Menu Bahan Makanan Berat

(kkal)Energi

(gr)Protein

(gr)Lemak

(gr)Serat
(gr)Kh

VIT C
VIT A

VIT E
(gr)

Fe
Makan pagi Bubur saring Beras putih 55 198,5 3,7 0,3 43,7 0,4 0 0 0 0,3
Sup ikan Ikan gabus 50 41,9 9,1 0,3 0 0 5,5 0,5 0,5 0,2
Tahu 50 38 4,1 2,4 0,9 0,6 0 0 0 2,7
Daun bawang 15 3,2 0,2 0,1 0,8 0,4 14,4 0,2 1 0,1
Tomat 25 4,4 0,2 0,1 0,6 0,2 21 0,2 6,1 0,1
Tumis labu siam Labu siam 30 6 0,3 0,1 1,3 0,4 8,7 0 1,8 0,1
Buncis 25 8,7 0,5 0,1 2 0,8 16,8 0 2,5 0,3
Toge 20 12,2 1,3 0,7 1 0,1 0,2 0 1,6 0,2
Minyak kelapa sawit 3 25,9 0 3 0 0 150 0,1 0 0
Smoothie jambu biji Jambu biji 65 33,1 0,5 0,4 7,7 3,5 51,3 0,6 119,6 0,2
Strawberry 40 12,8 0,3 0,2 2,2 0,8 3,2 0 26 0,4
Madu 20 60,8 0,1 0 16,5 0 0 0 0,2 0,1
Total 445,5 20,2 7,6 76,7 7,2 271,1 1,7 159,4 4,8

Selingan Puding labu Labu kuning 65 25,3 0,6 0,4 5,7 1,8 260,6 0 6,5 0,2
pagi Gula pasir 15 58 0 0 15 0 0 0 0 0
Kurma 50 139,5 1,5 0,3 36,8 1,9 0,5 0,5 1,5 1
Total 222,8 2,1 0,6 57,5 3,7 261,1 0,5 8 1,2

Makan siang Bubur saring Beras putih 50 180,4 3,3 0,3 39,8 0,4 0 0 0 0,3
Pepes tahu telur Telur puyuh 50 92,5 6,4 6,9 0,8 0 270 0,5 0 2
Tahu 50 38 4,1 2,4 0,9 0,6 0 0 0 2,7
Sayur sop Wortel 40 10,3 0,4 0,1 1,9 1,5 629,6 0,2 2,8 0,8
Kentang 25 23,2 0,5 0 5,4 0,4 0 0 3,3 0,1
Daun bawang 15 3,2 0,2 0,10 0,8 0,4 14,4 0,2 1 0,1
Seledri 10 1,3 0,1 0 0,2 0,1 3,3 0 0,4 0,1
Minyak kelapa sawit 3 25,9 0 3 0 0 150 0,1 0 0
Cendol kiwi Kiwi 50 30,5 0,5 0,3 5,4 2 31 0,3 35,5 0,4
Tepung beras 30 108,3 2 0,2 23,9 0,2 0 0 0 0,2
Tepung tapioka 25 95,2 0,1 0 22,8 0,2 0 0 0 0,1
Gula merah 10 37,6 0 0 9,7 0 0 0 0 0,2
Santan (kelapa+air) 20 21,2 0,2 2 0,9 0,5 0 0 0,2 0,1
Total 667,6 17,8 15,4 112,4 6,3 1098,3 1,2 43,2 7,1

Selingan Kolak pisang Pisang kepok 60 69,6 0,5 0,1 18,7 1,4 54,6 0 6,6 0,4
soe Labu kuning 60 23,4 0,5 0,4 5,3 1,7 240,6 0 6 0,2
Santan (kelapa+air) 35 37,1 0,3 3,5 1,6 0,9 0 0 0,3 0,2
Gula merah 25 94 0 0 24,3 0 0 0 0 0,5
Total 224,1 1,4 4 49,9 4 295,2 0 13 1,3

Makan Bubur saring Beras putih 55 198,5 3,7 0,3 43,7 0,4 0 0 0 0,3
malam Perkedel kukus Tahu 50 38 4,1 2,4 0,9 0,6 0 0 0 2,7
Telur puyuh 40 74 5,1 5,5 0,6 0 216 0,4 0 1,6
Sayur bening Daun katuk 30 18 1,6 0,3 3,4 0,6 210,3 0 9,3 0,7
Wortel 25 6,5 0,2 0,1 1,2 0,9 393,5 0,1 1,8 0,5
Daun kemangi 15 3,2 0,2 0,1 0,8 0,4 14,4 0,2 1 0,1
Jus jambu dan Jambu biji 60 30,5 0,5 0,4 7,1 3,2 47,4 0,6 110,4 0,2
pisang Pisang ambon 50 46 0,5 0,3 11,7 1,2 4 0 4,5 0,2
Madu 10 30,4 0 0 8,2 0 0 0 0,1 0
Total 445,1 15,9 9,3 77,7 7,3 885,6 1,3 127,1 6,3

Selingan Bubur sumsum Tepung beras 40 144,4 2,7 0,2 31,8 0,3 0 0 0 0,2
malam Santan keapa +air 20 21,2 0,2 2,0 0,9 0,5 0 0 0,2 0,1
Gula merah 15 56,4 0 0,0 14,6 0 0 0 0 0,3
Total 222 2,9 2,3 47,3 0,9 0 0 0,2 0,7
Total keseluruhan 2227,1 60,3 39,2 421,5 29,4 2811,3 4,7 350,9 21,4
Total kebutuhan 2226,6 76,5 51,6 388,83 31,25 493,5 12,33 74,03 10,69
Lampiran

Alat – alat :
 Meja kerja, Kompor ,Blender, wajan,panci ,spatula,ulekan , mangkok , baskom
piring,, ompreng , pisau, gelas,, garpu , kukusan. Sendok, blender, plate count, talenan.

Bahan :
 Beras, tepung beras, tepung terigu, ikan gabus, ayam filet, telur ayam, tahu,
daun kemangi, daun bawang, daun melinko, melinjo, kacang panjang, kentang, wortel,
jagung, terong ungu, tomat, labu kuning, kacang hijau, semangka, strawberry, melon,
kurma, minyak kelapa sawit, santan, gula pasir, gula merah, sus UHT, susu kental manis,
yoghurt plan, agar-agar, bawang merah, bawang putih, jahe, serai, lengkuas, lada bubuk,
garam, asam jawa, cabe merah.

Prosedur :
Makan Pagi
 Bubur saring
 Bahan :
 Beras 50 gr
 Air 400 ml
 Cara membuat :
 Cuci beras dengan air bersih
 Masukkan beras dalam panci yang didalamnya telah diisi air 400 ml lalu panaskan
diatas api hingga beras melunak dan berbentuk agak encer, lalu saring.

 Sup ikan & tahu


 Bahan :
 Ikan gabus 50gr
 Tahu 50 gr
 Daun bawang 15 gr
 Tomat 20 gr
 Bawang putih 5 gr
 Bawang merah 5 gr
 Serai 40 gr
 Lengkuas 25 gr
 Jahe 20 gr
 Cara membuat :
 Bersihkan ikan gabus
 Masak air menggunakan panci hingga mendidih.
 Iris bawang merah, bawang putih, serai, jahe, dan lengkuas.
 Setelah air mendidih, lalu masukkan bumbu yang sudah diiris dan masukkan juga
ikan.
 Setelah ikan setengah matang, lalu masukkan tahu, tomat dan daun kemangi,
masak lagi hingga pindang berbau harum dan mendidih.
 Setelah itu angkat sup ikan dan dinginkan. Setelah suhunya agak hangat pisahkan
daging ikan gabus dengan dari durinya, kemudian blender pindang ikan, jika sudah
halus saring sup ikan.

 Tumis labu siam


 Bahan :
 Labu siam 30 gr
 Buncis 25 gr
 Toge 20 gr
 Minyak kelapa sawit 3 gr
 Bawang merah 10 gr
 Bawang putih 5 gr
 Garam 4 gr
 Cara membuat :
 Bersihkan labu siam dan buncis, lalu cuci kemudian potong kecil-kecil.
 Tumbuk bawang merah dan bawang putih yang sudah dibersihkan.
 Potong tahu menjadi kecil-kecil.
 Tumis bumbu yang sudah dihaluskan, setelah bumbu menjadi harum masukkan
labu siam dan buncis kedalam bumbu hingga menjadi agak lunak.
 Kemudian masukkan toge kedalam tumisan, tumis hingga labu siam dan buncis
menjadi benar-benar lembut.
 Blender tumisan labu siam yang sudah matang, lalu saring.

 Milkshake strawberry
 Bahan :
 Strawberry 55 gr
 Susu UHT 35 gr
 Kurma tanpa biji 50 gr
 Cara membuat :
 Bersihkan strawberry
 Masukkan kedalam blender, lalu masukkan kurma dan susu kedalamnya
 Blender ketiga bahan itu hingga menjadi halus, kemudian saring.

Selingan pagi
 Puding labu
 Bahan :
 Labu kuning 65 gr
 Agar-agar 4 gr
 Gula pasir 20 gr
 Kurma 50 gr
 Air 188 ml
 Cara membuat :
 Kupas kulit labu kuning, cuci dengan air, lalu kukus labu kuning hingga labu menjadi
lunak.
 Setelah labu kuning lunak, angkat dari kukusan lalu haluskan.
 Pisahkan kurma dari bijinya, lalu blender.
 Panaskan air 200 ml hingga mendidih, setelah air medidih masukkan agar-agar dan
kedalamnya.
 Kemudian masukkan juga labu dan kurma yg sudah dihaluskan/diblender kedalam
agar-agar

Makan siang
 Bubur saring
 Bahan :
 Beras 50 gr
 Air 400 ml
 Cara membuat :
 Cuci beras dengan air bersih
 Masukkan beras dalam panci yang didalamnya telah diisi air 400 ml lalu panaskan
diatas api hingga beras melunak dan berbentuk agak encer, lalu saring.

 Pepes tahu telur


 Bahan :
 Telur puyuh 50 gr
 Tahu 50 gr
 Bawang merah 5 gr
 Bawang putih 5 gr
 Cabai 4 gr
 Garam 2 gr
 Cara membuat :
 Bersihkan telur, lalu kocok perlahan
 Hancurkan tahu
 Lalu campurkan ayam, tahu yang sudah dihancurkan dan bumbu yg sudah
dihaluskan.
 Kemudian bungkus dengan daun pisang
 Kukus pepes hingga matang.

 Sayur sop
 Bahan :
 Wortel 40
 Kentang 25 gr
 Daun bawang 15 gr
 Seledri 10 gr
 Minyak kelapa sawit 3 gr
 Bawang merah 10 gr
 Bawang putih 5 gr
 Lada secukupnya
 Garam secukupnya
 Cara membuat :
 Kupas semua sayuran, cuci besih lalu potong kecil-kecil
 Tumbuk bumbu hingga halus, kemudian tumis
 Masukkan wortel dan kentang, tunggu sampai agak lunak, kemudian tambahkan air
secukupnya.
 Tunggu air mendidih, masukkan daun bawang.
 Angkat sayur sop yang telah matang, tunggu agak dingin, kemudian blender dan
saring.

 Bubur sumsum
 Bahan :
 Tepung beras 40 gr
 Santan 20 ml
 Gula merah 15 gr
 Air 200 ml
 Cara membuat :
 Masak air 200 ml hingga mendidih
 Masukkan tepung beras dalam wadah, tambahkan 50 ml air mendidih dalam wadah,
aduk tepung beras sampai tidak ada lagi yang menggumpal.
 Masukkan tepung beras yang sudah dicampur air kedalam sisa air mendidih sambil
dipanaskan dan diaduk rata, setelah matang angkat bubur sumsum lalu disaring.
 Kemudian untuk menambah rasa gurih dan manisnya, buat larutan dari gula merah,
sembari menunggu gula larut, panaskan santan agar tidak mudah basi.
 Jika gula sudah larut, campur santan dengan gula, lalu saring.
 Sajikan bubur sumsum dengan menambahkan larutan gula dan santan.
 Sari Buah Semangka
 Bahan :
 Semangka 70 gr
 Cara membuat :
 Cuci semangka, buang kulitnya, potong-potong
 Masukkan kedalam blander, setelah halus saring kembali dengan saringan.

Selingan sore
 Smoothie Pisang
 Bahan :
 Pisang ambon 65 gr
 Yoghurt 45 gr
 Susu UHT 50 gr
 Gula pasir 22 gr (larutkan)
 Cara membuat :
 Buang kulit pisang.
 Kemudian potong pisang lalu masukkan kedalam blender.
 Masukkan juga yoghurt, susu, dan gula pasir kedalam blender.
 Blender semua bahan, lalu saring.

Makan malam
 Bubur saring
 Bahan :
 Beras 50 gr
 Air 400 ml
 Cara membuat :
 Cuci beras dengan air bersih
 Masukkan beras dalam panci yang didalamnya telah diisi air 400 ml lalu panaskan
diatas api hingga beras melunak dan berbentuk agak encer, lalu saring.

 Perkedel tahu telur puyuh


 Bahan :
 Telur puyuh 40 gr
 Tempe 20 gr
 Tepung terigu 10
 Bawang putih 5 gr
 Lada secukupnya
 Garam secukupnya
 Cara membuat :
 Pecahkan telur, dan kukus tempe lalu hancurkan.
 Haluskan bawang putih
 Campurkan telur, tempe, bawang putih halus, tepung terigu, garam dan lada, hingga
merata, kemudian kukus.
 Setelah perkedel tempe matang, angkat dari kukusan dan blender dengan
menambahkan sedikit air panas, kemudian saring.

 Sayur bening
 Bahan :
 Daun katuk 30 gr
 Wortel 25 gr
 Daun kemangi 15 gr
 Bawang merah 10 gr
 Bawang putih 5 gr
 Garam secukupnya
 Cara membuat :
 Kupas semua sayuran dan bumbu, lalu cuci menggunakan air.
 Rebus air hingga mendidih
 Sembari menunggu air mendidih, potong semua sayuran dan iris semua bumbu
 Setelah air mendidih, masukkan semua sayuran yang keras terlebih dahulu, setelah
sayuran yang keras tersebut agak melunak, masukkan sayuran yang mudah lunak
dan semua bumbu.
 Koreksi rasa, tunggu hingga semua sayuran menjadi lembut, lalu angkat.
 Semua sayuran yang sudah matang diblender, lalu disaring.

 Jus jambu dan pisang


 Bahan :
 Jambu biji 60 gr
 Pisang ambon 50 gr
 Madu 10 gr
 Cara membuat :
 Cuci jambu biji, lalu kupas kulit jambu, kupas juga kulit pisang.
 Potong-potong jambu biji dan pisang, lalu masukkan dalam blender
 Tambahkan madu dalam blender
 Blender semua bahan, setelah itu saring jus jambu.

Selingan malam
 Bubur sumsum
 Bahan :
 Kacang hijau 50 gr
 Santan 20 ml
 Gula merah 15 gr (larutkan)
 Air 200 ml
 Cara membuat :
 Masak air 200 ml hingga mendidih
 Masukkan kacang hijau kedalam air mendidih sambil dipanaskan dan tunggu hingga
kacang hijau menjadi lunak, setelah kacang hijau lunak tambahkan gula merah yang
sebelumnya sudah dilarutkan dan tambahkan juga santan di dalamnya. Blender
bubur kacang ijo yang sudah siap disantap, lalu saring.

Anda mungkin juga menyukai