Anda di halaman 1dari 28

DIET PADA PENYAKIT

SALURAN CERNA BAWAH


1. Diverticulosis

Penyakit yang ditandai dengan adanya


kantong-kantong kecil yang terbentuk pada
dinding usus
Terjadi akibat tekanan intrakolon yang tinggi
pada konstipasi kronik
Ukuran diverticula bisa bermacam-macam,
mulai dari 0,25 2,5 cm. Diverticula raksasa
memiliki ukuran sekitar 2,5 15 cm
2. Etiologi Diverticulosis
Penyebab utama dari penyakit diverticulum
adalah makanan rendah serat.
Diet rendah serat mengakibatkan konstipasi
Konstipasi menyebabkan otot-otot menjadi
tegang karena tinja yang terdapat di dalam
usus terlalu keras.
Hal ini merupakan penyebab utama dari
meningkatnya tekanan di dalam usus besar.
Tekanan yang berlebihan menyebabkan titik-
titik lemah pada usus besar menonjol dan
membentuk diverticular.
3. Gejala Diverticulosis

Penderita diverticulosis biasanya tidak


menunjukan gejala.
Beberapa ahli yakin bahwa bila
seseorang mengalami nyeri kram,
diare dan gangguan pencernaan
lainnya, yang tidak diketahui
penyebabnya, bisa dipastikan
penyebabnya adalah diverticulosis.
PENATALAKSANAAN DIET PADA
DIVERTICULOSIS
Tujuan Diet
Tujuan diet penyakit diverticulosis adalah:
Meningkatkan volume dan konsistensi feses
Menurunkan tekanan intra luminal
Mencegah infeksi

Syarat Diet
Syarat-syarat diet penyakit diverticulosis
adalah:
Kebutuhan energi dan zat-zat gizi normal
Cairan tinggi, yaitu 2 2,5 liter sehari
Diet Tinggi Serat
HUBUNGAN PREBIOTIK DAN PROBIOTIK
TERHADAP
Prebiotik DIVERTICULOSIS
Prebiotik adalah serat pangan yang berfungsi secara
selektif menstimulasi pertumbuhan bakteri baik
dalam usus besar. Salah satunya adalah
bifidobacteria.
Pengertian lain dari prebiotik adalah karbohidrat
yang tidak dicerna tubuh, namun dapat dicerna oleh
mikroba yang menguntungkan dalam tubuh,
sehingga meningkatkan kesehatan.
Umumnya semua prebiotik yang disebutkan dapat
meningkatkan pertumbuhan bifidobacterium, bakteri
bermanfaat yang sering kita temukan dalam
minuman yoghurt atau susu fermentasi komersial.
Apabila dikonsumsi dengan dosis yang tepat dan
cara yang benar, maka prebiotik dapat mengobati
atau mendukung pengendalian penyakit seperti
kanker usus, liver, sembelit, diabetes melitus dan
kanker.
Probiotik
Probiotik merupakan mikroorganisme hidup yang
menyerupai flora normal yang hidup di saluran
pencernaan, biasa disebut bakteri yang baik.
Probiotik biasanya berasal dari dua kelompok
spesies yaitu Lactobacillus dan Bifidobacterium.
Namun ada juga probiotik yang berasal dari
kelompok Bacilus, Enterococcus, dan Escherichia.
Beberapa manfaat kesehatan umum dari probiotik:
- Mengobati diare
- Mengobati sindrom iritasi usus
- Mencegah dan mengobati infeksi saluran kemih
- Mengurangi kemungkinan kanker kandung kemih
- Memperpendek durasi infeksi usus
- Mencegah dan mengendalikan eksim anak
- Mengobati kondisi peradangan yang disebut
pouchitis
Prebiotik dan Probiotik untuk
Pengobatan Diverticulosis
Prebiotik dan probiotik, hubungannya
terhadap diverticulosis yaitu dapat
digunakan sebagai pengobatan atau
bahkan pencegahan penyakit
tersebut.
Prebiotik dan probiotik sangan
bermanfaat untuk kesehatan saluran
pencernaan manusia.
Probiotik
meningkatkan ketercernaan
laktosa susu dan meningkatkan asam
laktat yang membantu pencernaan dalam
tubuh serta mampu menembus asam
lambung dan hidup membentuk koloni di
usus serta membantu pencernaan

Prebiotik
akan memberikan lingkungan
yang nyaman untuk pertumbuhan bakteri
yang menguntungkan sehingga dapat
mencegah terjadinya infeksi di saluran
pencernaan.

Olehkarena itu prebiotik dan probiotik


sangat bermanfaat untuk pencegahan
maupun pengobatan penyakit
diverticulosis.
2. Konstipasi

Frekuensi pengeluaran buang air


besar/kotoran tidak teratur atau
susah
Penilaian objektif, konstipasi : (Mahan
dan Stump, 2003)
- BAB kurang dari 3x dalam seminggu
- lebih dari 3 hari tanpa BAB
- BAB tiap hari tapi kurang dari 35
gram
Etiologi Konstipasi
Sistemik
Efek samping dari tindakan pengobatan
Abnormalitas metabolik
Kurang aktifitas/ olahraga
Menahan dorongan BAB
Penyakit vaskular pada usus
Diet rendah serat
Hamil
Gastrointestinal
Penyakit pada saluran pencernaan
Patofisiologi Konstipasi
Konsumsi serat : feses menjadi besar dan lunak
karena serat-serat tumbuhan dapat menarik air
Air menstimulasi otot dan pencernaan dan
tekanan terhadap pengeluaran feses berkurang
Konsumsi serat sedikit : kotoran menjadi kecil
dan keras.
Konstipasi timbul karena dalam proses defekasi
terjadi tekanan yang berlebihan dalam usus
besar.
Tekanan tinggi dapat memaksa bagian dari
dinding usus besar (kolon) keluar dari sekitar
otot, membentuk kantong kecil (divertikula).
3. Hemoroid
Pembengkakan jaringan yang mengandung
pembuluh balik (vena) dan terletak di
dinding rektum dan anus.
Anus : lubang di ujung saluran pencernaan
dimana tinja keluar dari dalam tubuh
Rektum : bagian dari saluran pencernaan di
atas anus, dimana tinja disimpan sebelum
dikeluarkan dari tubuh melalui anus
Hemoroid bisa mengalami peradangan,
menyebabkan terbentuknya bekuan darah
(trombus), perdarahan atau akan
membesar dan menonjol keluar.
Penyebab :
- Peregangan berulang selama BAB
- Konstipasi
- Penyakit hati
- Pola makan (konsumsi merica
>>>>>)
Gejala :
- Darah saat BAB
- Rektum keluar
Diet Tinggi Serat
Tujuan : memberi makanan sesuai kebutuhan gizi
yang tinggi serat sehingga dapat merangsang
peristaltik usus agar defekasi berjalan normal
Syarat

- Energi cukup sesuai dengan umur, gender, dan


aktivitas
- Protein cukup, yaitu 10-15% dari kebutuhan E
total
- Lemak cukup, yaitu 10-25% dari kebutuhan E
total
- KH cukup
- Vitamin dan mineral tinggi, terutama vitamin B
- Cairan tinggi, 2-2,5 liter
- Serat tinggi, 30-50 g/hari
DIET PENYAKIT SALURAN CERNA
ATAS
1. DISFAGIA
Kesulitan menelan karena
adanya gangguan aliran
makanan pada saluran cerna.
Penyebab :
- kelainan sistem saraf menelan
- pasca stroke
- massa atau tumor menutupi
saluran cerna
Tujuan Diet
1.Menurunkan risiko aspirasi akibat
masuknya makanan ke dalam
saluran pernapasan
2.Mencegah dan mengoreksi
defisiensi zat gizi dan cairan
Syarat Diet :
1.Cukup energi, protein, dan zat gizi
lainnya
2.Mudah dicerna, porsi kecil dan sering
3.Cukup cairan
4.Bentuk makanan disesuaikan
dengan kemampuan menelan
5.Cara pemberian makanan : per oral
melalui pipa atau sonde
2. Gastritis
meliputi gastritis akut dan kronis
Gastritis akut : inflamasi (reaksi tubuh
terhadap mikroorganisme dan benda
asing yang ditandai oleh panas,
bengkak, nyeri dan gangguan fungsi
organ tubuh) akut dari lambung
Penyebab : makanan kadar asam
tinggi, makanan terlalu pedas, efek
samping penggunaan obat pereda
rasa sakit
Gastritis kronis : akut bisa menjadi
kronis
Penyebab :
- Infeksi bakteri Helicobacter Pylori
- Arus balik cairan empedu dari usus
halus ke lambung
- Anemia pernisiosa (lambung tidak
mampu mencerna vitamin B12)
- Konsumsi alkohol yang berlebihan
- Pemakaian narkoba jenis kokain
- Gangguan gastrointestinal sering
dihubungkan dengan emosi atau
makan terlalu cepat dan merokok
- Gangguan pada lambung berupa
sindroma dispepsia, yaitu :
mual, muntah, nyeri epigastrum,
kembung, nafsu makan
berkurang, rasa cepat kenyang
Tujuan Diet :
Memberikan makanan dan cairan
secukupnya yang tidak
memberatkan lambung serta
mencegah dan menetralkan
asam lambung yang berlebihan
Syarat Diet :
1. Mudah cerna, porsi kecil dan sering
2. Energi dan protein cukup
3. Lemak rendah, 10-15%
4. Rendah serat
5. Cairan cukup
6. Bumbu tidak tajam
7. Rendah laktosa bila ada lactose
intolerance
8. Makan secara perlahan dengan tenang
9. Fase akut : makanan parenteral 24-48
jam
GASTRITIS AKUT
GASTRITIS KRONIS

Anda mungkin juga menyukai