Anda di halaman 1dari 2

Faktor Determinan KVA

Penyebab utama dari kekurangan vitamin A di negara berkembang adalah rendahnya asupan vitamin A
dan rendahnya bioavailabilitas dari vitamin A yang dikonsumsi (sayur-sayuran dan buah-buahan). Faktor
yang turut berpengaruh adalah meningkatnya kebutuhanakan vitamin A pada kelompok umur tertentu
(masa balita, ibu hamil dan menyusui) danterjadinya infeksi.Namun demikian gambaran yang sederhana
ini tidak memperlihatkan faktor lainnya yang turut berpengaruh terhadap status vitamin A dari suatu
populasi seperti perbedaan fisiologi, kultur sosial, dan geografis. Adanya gangguan kesehatan dapat
mempengaruhi status vitaminA baik dalam hal metabolismenya maupun jumlah asupannya. Adanya
kasus xeropthalmia yang ditemukan pada kelompok-kelompok masyarakat tertentu menunjukkan bahwa
kultursosial sangat berpengaruh. Di samping itu, adanya perbedaan prevalensi pada laki-laki danwanita
menunjukkan bahwa adanya distribusi yang tidak merata pada anggota keluarga (intrafamilial food
distribution). Interrelasi berbagai faktor penyebab kekurangan vitamin A ini digambarkan pada
baganberikut ini :

Bagan :Sistem yang mendukung timbulnya defisiensi vitamin A

Menurut Depkes tahun 2003, masalah KVA diibaratkan sebagai fenomena (gunung es)dimana kasus
xeroftalmia yang tampak dipermukaan hanya sedikit, sedangkan KVA subklinis ditemukan banyak di
masyarakat. Bila masalah ini tidak diatasi dengan segera, akan menyebabkan jumlah kasus bertambah
banyak dan dapat terjadi ledakan kasus yang berakibat makin sulit untuk ditanggulangi.

Untuk menjaring lebih dini kasus xeroftalmia, perlu diperhatikan berbagai faktor antaralain :

1.Faktor Sosial budaya dan lingkungan dan pelayanan kesehatan

a.Ketersediaan pangan sumber vitamin A

b.Pola makan dan cara makan

c.Adanya paceklik atau rawan pangan

d.Adanya tabu atau pantangan terhadap makanan tertentu terutama yang merupakansumber Vit A.

e.Cakupan imunisasi, angka kesakitan dan angka kematian karena penyakit campak dandiare

f.Sarana pelayanan kesehatan yang sulit dijangkau

g.Kurang tersedianya air bersih dan sanitasi lingkungan yang kurang sehat
h.Keadaan darurat antara lain bencana alam, perang dan kerusuhan

2.Faktor Keluarga

a.Pendidikan :

Pendidikan orang tua yang rendah akan berisiko lebih tinggi kemungkinananaknya menderita KVA karena
pendidikan yang rendah biasanya disertai dengankeadaan sosial ekonomi dan pengetahuan gizi yang
kurang.

b.Penghasilan :

Penghasilan keluarga yang rendah akan lebih berisiko mengalami KVAWalaupun demikian besarnya
penghasilan keluarga tidak menjamin anaknya tidak mengalami KVA, karena harus diimbangi dengan
pengetahuan gizi yang cukupsehingga dapat memberikan makanan kaya vitamin A.

c.Jumlah anak dalam keluarga :

Semakin banyak anak semakin kurang perhatian orangtua dalam mengasuh anaknya.

d.Pola asuh anak :

Kurangnya perhatian keluarga terhadap pertumbuhan danperkembangan anak seperti pasangan suami
istri (pasutri) yang bekerja dan perceraian.

3.Faktor individu

a.Anak dengan Berat Badan Lahir Rendah (BB < 2,5 kg).

b.Anak yang tidak mendapat ASI Eksklusif dan tidak diberi ASI sampai usia 2 tahun.

c.Anak yang tidak mendapat MP-ASI yang cukup baik kualitas maupun kuantitas

d.Anak kurang gizi atau dibawah garis merah (BGM) dalam KMS.

e.Anak yang menderita penyakit infeksi (campak, diare, Tuberkulosis (TBC), InfeksiSaluran Pernafasan
Akut (ISPA), pneumonia dan kecacingan.

f.Frekuensi kunjungan ke posyandu, puskesmas/pelayanan kesehatan (untuk mendapatkan kapsul


vitamin A dan imunisasi). Defisiensi vitamin A primer disebabkan oleh kekurangan vitamin tersebut,
sedangkan defisiensi sekunder karena absorpsi dan utilisasinya yang terhambat.

Anda mungkin juga menyukai