Anda di halaman 1dari 12

PROSES ASUHAN GIZI PADA PMBA

KELOMPOK 4 :
SISHAYATI
NUR SUCI ARYANI
ENY DWI LESTARI
NURUL BUDI
NIKEN KURNIASIH
CHOIRUNITA
SOAL
Data di kecamatan A pada tahun 2017
menunjukkan bahwa 60% dari bayi usia 6-9
bln mengalami penurunan BB bahkan 10%
bayi tergolong kurus. Dalam bulan ini ,
sebagian besar dari mereka sering
mengalami diare selama 3-5 hari. Mereka
tampak lemas dan kurang nafsu makan.
Sebagian besar Kepala rumah tanggal di Desa
A bekerja sebagai buruh di pabrik pembuatan
batu bata.
Sebagian besar ibu berpendidikan SD dan SMP.
Ibu-ibu di desa ini biasanya hanya menyusui
bayinya sebanyak 2-3x pada pagi dan malam hari
dan itupun tidak lama, sebagian mereka juga
memberikan susu formula. Rata-rata bayi
mengkonsumsi bubur dalam mangkuk kecil
sebanyak 2-3 sdm dan susu formula sebanyak 1
botol (100cc).
Kebiasaan ibu-ibu di desa tersebut tidak mencuci
tangan ketika membuat susu formula dan
menyiapkan makanan lainnya. Dari data lainnya
terlihat bahwa jumlah ibu hamil KEK cukup
tinggi dan cakupan ANC rendah
Proses Asuhan Gizi Pada PMBA
Pengkajian
1. Antropometri
- Prevalensi N/D 40%
- Prevalensi bayi kurus 10%
- Prevalensi bumil KEK cukup tinggi
2. Laboratorium : –
3. Fisik/Klinis
- Lemas dan kurang nafsu makan
4. Riwayat Gizi
- Frekuensi pemberian ASI kurang
- Pemberian MP ASI kurang (makanan selingan
belum diberikan)
5. Riwayat Personal
- Kasus diare 3-5 hr
- Pendidikan ibu rendah
- Faktor ekonomi kurang mendukung
- PHBS kurang (tidak cuci tangan )
- Kunjungan ANC rendah
Diagnosa
1. Problem
Rendahnya cakupan N/D, tingginya cakupan balita kurus
dan tingginya angka diare di Puskesmas A pada tahun
2017
2. Etiologi
Kurangnya pengetahuan dan kesadaran pemberian ASI
dan MP ASI
Kurang optimalnya pola asuh
Kurang penerapan PHBS di keluarga
Kondisi sosial ekonomi dan budaya yang tidak
mendukung
3. Sign/Symptom
 Penurunan BB sampai 60%
 10% bayi kurus
 Balita nampak lemas dan kurang nafsu makan
ditandai dengan diare
 Praktik pemberian makanan tidak sesuai dengan
kebutuhan (
jumlah,porsi,frekuensi,tekstur,variasi)
Intervensi
• Tujuan
Meningkatkan cakupan N/D dari 40% pada tahun 2017
menjadi 70% di tahun 2018
• Pemberian Makan
Penyediaan PMT Pemulihan 90 HMA bagi balita yang
mengalami penurunan BB
• Edukasi Gizi
Penyuluhan kepada ibu balita tentang PMBA dan PHBS
Penyediaan sarana dan media KIE
• Koordinasi Asuhan Gizi
Merujuk balita yang kurus dan diare ke Puskesmas atau fasyankes:
lintas Program:
- Pengobatan dan perawatan optimal di Puskesmas,
- Kolaborasi dengan petugas kesehatan lain dalam memberikan
penyuluhan, tentang PMBA,PHBS,KesLing, meningkatkan cakupan
PMT dan Vit A
Lintas Sektor :
- Meningkatkan ketersediaan pangan melalui upaya pemanfaatan
pekarangan bekerjasama dengan penyuluh pertanian
- Menjaga kebersihan lingkungan dan sanitasi bekerjasama dengan
kecamatan/desa
- Bekerjasama dengan linsek dengan pemberdayaan keluarga yang
kurang mampu, keikutsertaan dalam BPJS
Monitoring Evaluasi
• Terselenggaranya penyuluhan tentang PMBA,
manfaat suplementasi PMT dan Vit A, PHBS.
• Memastikan ketersediaan PMT dan Kapsul Vit A
• Tersediannya sarana dan media KIE
• Pemantauan kenaikan BB setelah mendapat PMT
pemulihan.
• Laporan asupan makan, kondisi balita (nafsu
makan, keaktifan dll)
Lanjutan….
• Cakupan balita kurus mendapat PMT pemulihan
• Penurunan proporsi balita kurus dan sangat
kurus
• Jika setelah interfensi tidak terjadi perbaikan
status gizi dilakukan kaji ulang dan bila perlu
balita di rujuk kembalike puskesmas atau
fasyankes yg lebih tinggi
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai