OLEH Dr Sultan Akbar Toruntju SKS Mkes 2020 PENGERTIAN
Model pengorganisasian pendidikan & latihan
(diklat) gizi berbasis masyarakat merupakan suatu kerangka konsep dalam sebuah kegiatan pengorganisasian dik-lat yang dibangun berbasis masyarakat secara bottom up untuk mengatasi terjadinya Masalah Gizi sep : - anemia gizi besi pada ibu-ibu usia produktif. - GAKY di masyarakat pesisir - KEP ( Stunting ) pd masyarakat pedalaman. PENGERTIAN Lanjut Pengorganisasian dimaknai sebagai keseluruhan proses memilih individu-individu serta mengalokasikan sarana dan prasarana untuk menunjang tugas individu-individu tersebut dalam organisasi dan mengatur mekanisme pekerjaan sehingga tercapai tujuan yang diinginkan. Pengorganisasian dlm Diklat Gizi ad Proses memilih individu (klp masyarakat), mengalokasikn sarana pra tuk menunjang tugas n mengatur mekanisme pekerjaan BENTUK-BENTUK DIKLAT GIZI 1. Pemberian Penyuluhan Gizi. Azwar (2004), penyuluhan GIZI merupakan
kegiatan pendidikan yg dilakukan dgn cara
menyebarkan pesan dgn maksud untuk menumbuhkan perhatian, pengertian, & kesadaran individu dan masyarakat akan perilaku gizi baik. Suhardjo (2006), penyuluhan gizi adalah suatu
pendekatan edukatif untuk menghasilkan perilaku
individu atau masyarakat yang diperlukan dalam peningkatan atau mempertahankan gizi baik. LANJUT … 2. Lokakarya Gizi Ad bentuk diklat gizi yang dilakukan pada
sekelompok masyarakat dengan melibatkan
a1 2 at lebih nara sumber sebagai pemateri utama hingga mengahsilkan suatu konsep at karya knowledge, attitude n psikhomotor kearah gizi yang baik. LANJUT … 3. Workshop Ad suatu bentuk pendidikan gizi dengan
beberapa kelompok sasaran, menggunakan
beberapa nara sumber at pemateri, dengan menghasilkan suatu rekomendasi tindak lanjut sebagai tujuan workshop. DIKLAT BERBASIS MASYARAKAT Secara konseptual, diklat berbasis masyarakat ad model pelaksanaan diklat yg bertumpu pd prinsip : Dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat. Zubaidi (2009), pendidikan dari masyarakat
artinya pendidikan memberikan jawaban atas
kebutuhan masyarakat. Pendidikan oleh masyarakat artinya masyarakat
ditempatkan sebagai subjek atau pelaku
pendidikan, bukan objek pendidikan. Jadi, masyarakat harus mengambil peran aktif. LANJUT ... Pendidikan untuk masyarakat artinya masyarakat diikut sertakan dalam semua program yang dirancang untuk menjawab kebutuhan mereka. Pendidikan berbasis masyarakat pada
dasarnya dirancang oleh masyarakat untuk
membelajarkan mereka sendiri sehingga lebih berdaya, dalam arti memiliki kekuatan untuk membangun diri sendiri melalui interaksi dengan lingkungannya. LANJUT … Foster & Anderson (2006), makanan dibentuk secara budaya. Sesuatu yg akan dimakan perlu ada pengesahan budaya. Tidak ada satu kelompok pun, bahkan dlm
keadaan kelaparan yg akut, akan menggunakan
semua bhn makanan yg ada sebagai makanan. LANJUT ... Martianto & Ariani 2004, konsum pgn dipengaruhi oh banyak faktor, tidak hanya fakt ekonomi, tetapi juga fakt budaya, ketersediaan pangan, pendidikan, gaya hidup, dll. Meski selera dan pilihan masyarakat didasari
pd nilai-nilai sosek, budaya, agama,
pengetahuan, serta aksesi-bilitas, namun kadang-kadang unsur prestise menjadi sangat menonjol. LANJUT … Hal ini sulit dikendalikan meski pd masyarakat yg berpendidikan, sehingga kesadaran akan pentingnya makanan bergizi tetap harus disosialisasikan pd setiap lapisan masyarakat. Pola konsumsi pangan pada dasarnya merupakan bentuk penerapan kebiasaan makan. Foster & Anderson (2006),bahwa upaya melakukan perubahan kebiasaan makan merupakan unsur yg paling lama bertahan terhadap perubahan PERILAKU. BENTUK-BENTUK MASALAH GIZI Mereka jarang mengonsumsi buah dan sayuran lain yang mempunyai nilai gizi cukup yang banyak dijumpai di daerah2 sebagai daerah pegunungan yang kaya akan potensi alamnya, misalnya wortel, tomat, daun prei, daun lembayung, jipan (labu siam), kacang panjang, ubi, waluh, kacang kapri, kol, dan brokoli. Mereka amat suka minum teh. Setiap selesai makan nasi mereka biasa minum teh. Hal ini sebagai salah satu pemicu terjadinya anemia, karena tannin yang ada dalam teh akan menghambat penyerapan zat besi. LANJUT … Model pengembangan pengorganisasian diklat gizi yang ditemukan, dibangun berdasarkan kajian teori, kajian penelitian yang relevan, analisis temuan dan kebutuhan masyarakat tertentu. Model pengembangan yg dihasilkan ad model
konseptual, merupakan model empat (4) langkah yang
rinciannya adalah sebagai berikut. 1. Perencanaan, mencakup studi pendahuluan, kajian
teoritis dan penelitian yang relevan. Model yang
dikembangkan diawali dari data lapangan hasil observasi, wawancara, angket, analisis kebutuhan masyarakat, kajian teori yang relevan (anemia, budaya makan, perilaku makan, zat makanan, konsep manajemen, konsep diklat) dan kajian penelitian terdahulu yang relevan. LANJUT … 2. Pengorganisasian, memadukan SDM (manusia dan non manusia), menentukan tujuan, menyusun organisasi, menyiapkan instruktur, menyiapkan fasilitas, dan memilih pemimpin. 3. Pelaksanaan, mencakup pengembangan draf
model, validasi internal, validasi eksternal, dan
uji coba terbatas. Evaluasi, mencakup kesesuaian model, bahan ajar, panduan diklat, perumusan tujuan, evaluasi uji coba terbatas, menetapkan peserta dan instruktur. PENGORGANISASIAN Pengorganisasian merupakan salah satu faktor penentu di dalam fungsi manajemen, di samping faktor-faktor lain, seperti perencanaan, pelaksanaan, penga-wasan, evaluasi, dan pengembangan. Pengorganisasian yg dilakukan dalam
organisasi kepanitiaan diklat gizi ternyata
cukup efektif untuk menggerakkan organi-sasi tersebut melaksanakan tugas dan berhasil dengan hasil yang memuaskan. PENYUSUNAN MODEL DIKLAT Penyusunan model diklat gizi secara bottom-up yang melibatkan seluruh komponen masyarakatnya menjadi salah satu kunci keberhasilan model diklat gizi. Hal ini membuktikan bahwa program yg
dirancang atas dasar analisis temuan dan
analisis kebutuhan di lapangan & ditindaklanjuti dgn penyusunan program sec bersama-sama, kemudian materi pelatihan diberikan oh pelatih at instruktur yg memenuhi persyaratan, agar membuahkan hasil yg optimal. TEORI DUNN (Konsep Perilaku) Teori Dunn (Zahrulianingdyah, 2009) diadaptasi ke dalam konsep perilaku pangan gizi sbb : 1.Pertama, manusia secara sadar mengetahui apa
yg seharusnya dimakan, dan ia melakukannya.
2.Kedua, manusia secara sadar mengetahui apa yg
seharusnya dimakan, namun ia tidak
melakukannya. 3.Ketiga, manusia secara tidak sadar mengetahui
apa yg seharusnya dimakan dan ia melakukannya.
4. Keempat, manusia secara tidak sadar
mengetahui apa yg seharusnya dimakan, dan ia
tidak melakukannya. Apakah masyarakat telah berubah sesuai diharap ? TEORI PERILAKU LAIN Foster, Anderson, Graeff dkk (2008), bahwa perubahan perilaku makan dapat terjadi manakala melalui upaya yg bersifat persuasif dgn memperhatikan faktor-faktor budaya yg melatarbelakangi masyarakat tersebut. Martianto & Ariani (2004) juga mempertegas
pendapat tersebut bahwa kebiasaan makan
sehari-hari dipengaruhi oleh banyak faktor, yaitu faktor lingkungan, tingkat pendapatan, dan yg terpenting adlh faktor kebudayaan. LANJUT … Barasi (2007 bahwa faktor-faktor yg berpengaruh terhadap pemilihan makanan adalah : 1.Faktor internal (individu), meliputi : Nafsu makan, aversi (pantangan), preferensi (kesukaan), emosi, tipe kepribadian, mood dan stress ; 2.Faktor eksternal (sosial budaya) yg meliputi budaya, agama, keputusan etis, faktor ekonomi, norma sosial, pendidikan dan kesadaran tentang kesehatan, media, dan periklanan. KESIMPULAN 1.Penyusunan model diklat gizi secara bottom-up yg melibatkan seluruh komponen masyarakatnya menjadi salah satu kunci keberhasilan model diklat gizi. Hal ini membuktikan bahwa program yg dirancang
atas dasar analisis temuan dan analisis kebutuhan
di lapangan dan ditindaklanjuti dgn penyusunan program secara bersama-sama, kemudian materi pelatihan diberikan oleh pelatih atau instruktur yg memenuhi persyaratan dan telah dipersiapkan, AKAN membuahkan hasil yg optimal. LANJUT KESIMPULAN 2.Upaya menggeser kebiasaan makan yg dilakukan melalui diklat gizi bisa berhasil karena makanan atau masakan baru yg ditawarkan tidak berbeda jauh dari apa yg biasa dimakan dan dikenal dalam khasanah makanan masyarakat SETEMPAT. Mis, mereka mengenal masakan dari labu siam, kacang panjang, wortel, prei, jagung, dan terong karena di daerah itu banyak tumbuh tanaman tersebut, namun jarang dimanfaatkan. Setelah diberi pemahaman & pengetahuan ttg bahan makanan
& teknik pengolahan makanan, baru disadari bhw bahan-
bahan tersebut bisa dimanfaatkan menjadi hi-dangan yg lezat, bergizi, & murah karena semua ada di sekitar wilayahnya. Begitu pula dengan resep-resep baru yg didapat, tidak asing
bagi mereka karena mereka telah mengenal bahan-bahan
tersebut tetapi jarang bahkan tidak pernah memanfaatkannya. LANJUT KESIMPULAN Setelah selesai diklat gizi, ibu-ibu ternyata benar-benar menerapkan resep-resep tersebut dalam menu makan sehari-hari. Pada umumnya mereka tidak asing dgn resep
tersebut terutama pada bahan-bahan makanan
yg bisa didapat di lingkungan sekitar. Ternyata terjadi perubahan mendasar pada perilaku ibu- ibu peserta diklat terhadap dampak diklat gizi. Hal ini terbukti bahwa mereka memahami,
mengerti, dan mengambil sikap terhadap isi
materi yg diberikan selama diklat gizi. TERIMA KASIH