Anda di halaman 1dari 35

EUIS NURLAELA, S.Gz, M.

Kes

SISTEM METABOLISME ENERGI DAN ZAT GIZI PADA


BERBAGAI KELOMPOK CABANG OLAHRAGA
A. Metabolisme Energi

Prinsip dari semua proses metabolisme energi di dalam tubuh adalah untuk
mensintesis dan meresintesis molekul Adenosine Triphosphate (ATP).

ATP adalah molekul yang berfungsi sebagai sumber energi untuk reaksi seluler.

Dalam tubuh ATP terurai menjadi Adenosine Diphosphate (ADP) dan gugusan posfat
yang terpisah yang selanjutnya akan melepaskan energi untuk digunakan sebagai
sumber tenaga sel-sel tubuh.
Jalur metabolisme energi yang digunakan pada saat olahraga

pembakaran simpanan
hidrolisis phosphocreatine glikolisis anaerobik glukosa karbohidrat, lemak dan
(PCr) (glikolisis) protein (metabolisme
aerobik)
1. Sistem hidrolisis phosphocreatine (PCr)

Kreatin (Cr) merupakan jenis asam amino yang tersimpan dalam otot sebagai
sumber energi.

Di dalam otot, bentuk kreatin yang sudah terfosforilasi yaitu phosphocreatine (PCr)
akan mempunyai peranan penting dalam proses metabolisme energi secara
anaerobik di dalam otot untuk menghasilkan ATP
Sistem hidrolisis PCr menyediakan energi siap pakai

diperlukan pada permulaan


Pada proses pemulihan setelah
kegiatan gerak olahraga untuk
selesai melakukan latihan
6-8 detik pertama
2. Sistem glikolisis anaerobik glukosa (glikolisis)

Glikolisis merupakan salah satu bentuk metabolisme energi yang dapat berjalan
secara anaerobik tanpa kehadiran oksigen.

Proses metabolisme energi ini menggunakan simpanan glukosa yang sebagian besar
akan diperoleh dari glikogen otot dan dari glukosa yang terdapat di aliran darah
untuk menghasilkan ATP.

Prinsipnya adalah mengubah molekul glukosa menjadi asam piruvat dimana proses
ini juga akan disertai dengan pembentukan ATP.
Jumlah ATP yang dapat
dihasilkan oleh proses glikolisis
tergantung asal molekul

Molekul glukosa berasal dari Molekul glukosa berasal dari


dalam darah menghasilkan glikogen otot menghasilkan
2 (dua) buah ATP 3 (tiga) buah ATP

Asam piruvat Asam piruvat


Molekul asam piruvat yang terbentuk
dari proses glikolisis dapat mengalami
proses metabolisme lanjut

secara aerobik secara anaerobik

saat pembentukan asam piruvat


Pada saat berolahraga terjadi secara cepat dan jumlah
dengan intensitas rendah besar seperti saat melakukan
sprint,

maka molekul asam piruvat yang asam piruvat tersebut akan


terbentuk dapat diubah menjadi terkonversi menjadi asam laktat
karbondioksida dan air dalam (sistem anaerob pembentuk
mitokondria sel laktat ( Lactic glycolytic system)
3. Metabolisme pembakaran simpanan karbohidrat,
lemak dan protein (Metabolisme aerob)

Pada jenis-jenis olahraga yang bersifat ketahanan (endurance), produksi energi


di dalam tubuh akan bergantung pada sistem metabolisme energi secara
aerobik melalui pembakaran karbohidrat, lemak dan juga sedikit dari
pemecahan protein

Maka atlet endurance harus mempunyai kemampuan baik dalam memasok


oksigen ke dalam tubuh agar proses metabolisme energi secara aerobik dapat
berjalan sempurna.

Pada saat berolahraga, kedua simpanan energi tubuh yaitu simpanan


karbohidrat (glukosa darah, glikogen otot dan hati) serta simpanan lemak
dalam bentuk trigliserida akan memberikan kontribusi terhadap laju produksi
energi secara aerobik di dalam tubuh

Diantara ketiga simpanan zat gizi tersebut yang menjadi sumber energi utama
saat berolahraga adalah karbohidrat dan lemak
B. Pengelompokan Olahraga Berdasarkan Sistem
Metabolisme

OLAHRAGA ANAEROBIK
(Olahraga Power)

OLAHRAGA AEROBIK
(Endurance)

OLAHRAGA AEROBIK-ANAEROBIK
(Olahraga Power, Edurance dan Sprint, Olahraga
permainan)
1. Olahraga Anaerobik (Olahraga Power)

Olahraga yang mengutamakan kekuatan otot dengan tenaga ledakan


tinggi dan biasanya berlangsung dalam waktu yang singkat.

Aktivitas yang dominan dalam olahraga ini adalah gerakangerakan


yang membutuhkan kecepatan, kekuatan, dan power (aktivitas
anaerobik)

energi yang digunakan oleh tubuh diperoleh melalui hidrolisis


phosphocreatine (PCr) serta melalui proses glikolisis glukosa secara
anaerobik.
Proses metabolisme energi secara anaerobik akan menghasilkan produk
samping berupa asam laktat

Apabila terakumulasi akan menghambat kontraksi otot dan menimbulkan


rasa nyeri pada otot.

Hal ini yang menyebabkan gerakan anaerobik yang terdapat pada olahraga
power tidak dapat dilakukan secara terus menerus dalam waktu yang
panjang

Pada jenis olahraga ini harus diselingi dengan waktu istirahat masing-masing
cabang olahraga untuk memulihkan kembali hidrolisis PCr.
Bina Angkat
Raga besi

Lari Senam
100 m
(sprint) Alat

Jenis Olaraga Lompat Lari


gawang
jauh 110 m,
Power
Lempar Tolak
cakram Peluru

Lempar
Tinjau
lembing
2. Olahraga Aerobik (Olahraga Endurance)
Ollahraga yang mengutamakan daya tahan dan dilakukan secara
terus menerus, dalam waktu yang lama.

Sumber energi olahraga ini diperoleh melalui proses aerobik.

Pada olahraga endurance, aktivitas yang dominan adalah


aktivitas aerobik.

Metabolisme energi akan berjalan melalui pembakaran


simpanan karbohidrat, lemak dan sebagian kecil (± 5%) dari
pemecahan simpanan protein.
Jika sumber energi berasal dari pemecahan protein maka akan
terbentuk ureum yang akan dimetabolisme oleh hati dan
dikeluarkan melalui ginjal.

Proses metabolisme energi secara aerobik diistilahkan juga


dengan proses metabolisme yang bersih karena tidak
menghasilkan asam laktat.

Proses metabolisme ini hanya menghasilkan energi dan produk


samping berupa karbondioksida yang akan dikeluarkan lewat
pernafasan dan air yang dikeluarkan melalui keringat.
Renang Renang
jarak jarak
menengah jauh

Jenis
Lari jarak
Olaraga Dayung
Jauh

Endurance
Balap Balap
sepeda sepeda
jarak jarak
menengah jauh
3. Olahraga Aerobik-Anaerobik

Olahraga yang membutuhkan energi dari proses aerobik dan


anaerobik dengan proporsi hampir seimbang yang didalamnya
terdapat aktivitas anaerobik dan aerobik yang berjalan secara
simultan.

Aktivitas anaerobik yang dimaksud adalah seperti gerakan


melompat, melempar, mengoper, menendang bola dan
memukul bola.
Pada aktivitas olahraga yang dilakukan dengan intensitas tinggi dan
Membutuhkan power secara cepat seperti saat berlari untuk
mengejar bola, saat memukul bola dengan keras maka metabolisme
energi tubuh akan berjalan secara anaerobic melalui sumber energi
yang diperoleh dari simpanan PCr dan glikogen.

Sedangkan saat melakukan aktivitas dengan intensitas rendah


seperti saat berjalan secara aerobik maka sumber energi diperoleh
dari simpanan karbohidrat, lemak dan protein.
Sepak
Basket
bola

Bola
Futsal
Voli
Jenis Olahraga
Kombinasi
Tenis Sepak
Lapangan takraw

Voli Bulu
Pantai Tangkis
C. Metabolisme Zat Gizi Makro

Zat Gizi Utama

Karbohidrat Protein Lemak


Karbohidrat

Karbohidrat di dalam tubuh akan dimetabolisme menjadi


glukosa darah, glikogen hati dan glikogen otot.

Semua jenis karbohidrat yang dikonsumsi akan dikonversi


menjadi glukosa di dalam tubuh

Glukosa yang terbentuk akan tersimpan dalam aliran darah


sebagai glukosa darah serta sebagai cadangan energi dalam
bentuk glikogen di dalam hati dan otot.
Selama beberapa menit permulaan gerak, glukosa dalam
darah akan menjadi sumber energi utama, selanjutnya
tubuh menggunakan simpanan glikogen di otot dan hati.

Glikogen otot dipergunakan langsung oleh otot untuk


pembentukan energi, sedangkan glikogen hati mengalami
perubahan menjadi glukosa yang akan masuk ke peredaran
darah untuk selanjutnya dipergunakan oleh otot.
Keadaan Normal KH
digunakan sebagai
sumber energi

glukosa darah adalah 5 glikogen hati tersedia glikogen otot tersedia


gram setara dengan 20 dalam jumlah 87-100 dalam jumlah 350 gram
kkal gram atau setara dengan atau setara dengan 1400
348-400 kkal kkal.
Karbohidrat merupakan sumber energi yang paling baik karena
sangat efisien untuk dimetabolisme menjadi energi

oleh karena itu karbohidrat diutamakan dikonsumsi oleh atlet


terutama atlet endurance

Pemberian karbohidrat bagi seorang atlet bertujuan untuk


mengisi kembali simpanan glikogen otot dan hati yang telah
terpakai pada kontraksi otot.
Pada atlet yang mempunyai simpanan glikogen
sedikit, akan mengalami cepat lelah, cepat capai dan
kurang dapat berprestasi.

Atlet yang terlatih akan lebih mudah menggunakan


simpanan glikogen dan lemak sebagai sumber energi
sehingga menghemat penggunaan glukosa darah.
Karbohidrat

karbohidrat sederhana karbohidrat kompleks

proses metabolisme energi, menyebabkan


peningkatan kadar glukosa darah segera

selanjutnya merangsang produksi insulin


secara berlebihan sehingga kadar glukosa
darah menjadi turun drastis (drop)

Menimbulkan kelelahan
Lemak

Lemak di dalam tubuh dimetabolisme menjadi energi melalui


proses pemecahan simpanan lemak yang terdapat dalam tubuh
dalam bentuk trigliserida.

Trigliserida dalam tubuh disimpan dalam jaringan adipose serta


didalam sel-sel otot.

Melalui proses lipolisis, trigliserida yang tersimpan ini akan


dikonversi menjadi asam lemak dan gliserol. Pada proses ini
setiap 1 molekul trigliserida akan menghasilkan 3 molekul asam
lemak dan 1molekul gliserol.
Lemak dalam tubuh yang berperan sebagai sumber energi terutama
pada olahraga dengan intensitas sedang dalam waktu lama, misalnya
olahraga endurance.

Pada olahraga endurance, lemak dapat dipergunakan, pertama-tama


harus dipecah dahulu menjadi asam lemak dan gliserol.

Asam lemak bebas diangkut ke jaringan lain khususnya ke otot dan


dipergunakan sebagai sumber energi.

Pembentukan energi dari asam lemak membutuhkan oksigen lebih


banyak dibanding karbohidrat, oleh karena itu tidak dapat diharapkan
pada olahraga berat dalam waktu singkat.
Walaupun atlet olahraga endurance pembentukan
energi sebagian besar lemak, namun demikian atlet
tidak diperbolehkan mengkonsumsi lemak
berlebihan.
Diet tinggi lemak dapat mengakibatkan peningkatan
trigliserida, kolesterol total dan LDL yang berisiko
untuk penyakit degeneratif.
Protein

Protein akan digunakan sebagai sumber energi ketika


cadangan lemak dan karbohidrat tidak dapat memenuhi
kebutuhan energi.

Protein akan dimetabolisme menjadi asam amino dan asam


amino akan membentuk acetil co-A.

Molekul acetil co-A yang terbentuk akan masuk ke dalam


siklus asam sitrat dan diproses menghasilkan energi seperti
halnya metabolisme energi dari glukosa dan glikogen.
Pemecahan protein akan menyebabkan peningkatan
metabolisme basal sehingga atlet membutuhkan energi
lebih tinggi.

Pemecahan protein juga menghasilkan amoniak yang


akan dimetabolisme oleh hati menjadi ureum dan akan
dikeluarkan ginjal. Apabila konsumsi protein berlebih
akan memperberat kerja ginjal.

Anda mungkin juga menyukai