Anda di halaman 1dari 12

KOMODITAS

TANAMAN
KANGKUNG
Disusunoleh :
Dadang Iskandar D. 155040201111278
Safira Eka Aprianti 155040207111042
Vanya Natasha 155040207111036
Kelas : O
KOMODITAS TANAMAN KANGKUNG

Oleh :

Dadang Iskandar D. 155040201111278


Safira Eka Aprianti 155040207111042
Vanya Natasha 155040207111036
Kelas : O

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG

2016
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang Komoditas Tanaman Kangkung.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah Komoditas Tanaman
Kangkung ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Malang, Mei 2016

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kangkung (Ipomoea aquatica Forsk.) adalah tumbuhan yang termasuk jenis
sayur-sayuran dan ditanam sebagai makanan. Kangkung banyak dijual di pasar-
pasar. Kangkung banyak terdapat di kawasan Asia dan merupakan tumbuhan yang
dapat dijumpai hampir di mana-mana terutama di kawasan berair. Panen
kangkung merupakan pekerjaan akhir dari budidaya tanaman kangkung tetapi
merupakan pekerjaan awal dari kegiatan pascapanen, diantaranya persiapan untuk
penyimpanan dan pemasaran komoditi kangkung.
Pada dasarnya tujuan perlakuan panen adalah untuk mengumpulkan komoditas
dari lahan penanaman pada taraf kematangan yang tepat dengan kerusakan yang
minimal, dilakukan secepat mungkin dengan biaya operasional serendah mungkin
dan efisien. Untuk mendapatkan hasil panen yang baik, perlu memperhatikan
waktu panen yang tepat dan melakukan penanganan panen yang baik.

1.2. Rumusan Masalah


1. Kapan penetuan waktu panen pada kangkung?
2. Bagaimana cara memanen kangkung yang benar?
3. Bagaimana penanganan pasca panen pada kangkung?

1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui penentuan waktu panen pada kangkung
2. Mengetahui cara memanen kangkung yang benar
3. Mengetahui cara penanganan pasca panen pada kangkung

1.4. Manfaat
Makalah ini dibuat untuk memberikan manfaat bagi para pembacanya. Manfaat
tersebut baik dari segi pengetahuan maupun pemahaman dari penanganan pasca
panen pada kangkung.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Karakteristik Tanaman Kangkung


Kangkung (Ipomoea aquatica Forsk.) adalah tumbuhan yang termasuk
jenis sayur-sayuran dan ditanam sebagai makanan. Kangkung banyak dijual di
pasar-pasar. Kangkung banyak terdapat di kawasan Asia dan merupakan
tumbuhan yang dapat dijumpai hampir di mana-mana terutama di kawasan berair
(Anonim, 2014).
Dibandingkan dengan jenis sayuran yang lain, sayuran daun memiliki daya
simpan yang relatif pendek. Pada suhu kamar, penyimpanan lebih dari 1 hari
menjadikan sayuran daun tampak layu dan kuning. Berikut tips menyimpan
sayuran daun dalam almari es agar lebih awet: Mencuci sebelum disimpan,
Membuang bagian yang busuk dan berpenyakit, Memotong sayuran, Memasukan
dalam wadah berlubang. Wadah yang digunakan bisa dari plastik yang berlubang
atau wadah lain yang memungkinkan aerasi udara selama penyimpanan. Sayuran,
walaupun sudah dipanen/ terlepas dari pohonnya, masih mengalami pernafasan
selama penyimpanan. Dengan wadah berlubang memungkinkan sayuran masih
bisa bernafas, dan CO2 bisa dikeluarkan lewat lubang yang ada. Penyimpanan
sayuran dalam wadah tertutup rapat, akan menjadikan kondisi panas karena
produksi CO2, sehingga sayuran cepat busuk. Sebaliknya penyimpanan tidak
dalam wadah / plastik, atau dibiarkan terbuka menjadikan sayuran banyak
kehilangan air sehingga cepat layu (Anonim 2013).
Caisim adalah jenis sayuran daun yang gampang rusak, tanpa penanganan
yang baik berupa pengemasan, proses pendinginan serta transportasi yang
memadai maka sayuran ini akan cepat mengalami kemunduran mutu dan akhimya
rusak. Modified Atmosfer Packaging merupakan prosedur tambahan yang
diberikan pada produk untuk mengoptimalkan perlakuan suhu. Dalam
pengendalian dan modifikasi gas dalam atmosfer yang memadi obyek perubahan
adalah penurunan gas oksigen dan peningkatan gas karbondioksida dan kondisi
normal. Kondisi ini bertujuan untuk menurunkan laju respirasi yang tentunya juga
berpengaruh terhadap proses pemasakan dan pelayuan. Perlakuan Pengemasan
(modified atmosfer packaging) berpengaruh nyata terhadap kadar air, susut bobot,
tingkat kekeringan, tekstur, dan mutu visual keseluruhan, tetapi tidak berpehgaruh
terhadap warna caisim selama penyimpanan. Perlakuan pengemasan dengan
plastik polyethilene tanpa lubang dapat mempertahankan mutu fisik (warna,
tingkat kekeringan, tekstur, dan mutu visual keseluruhan) caisim lebih dari 4 hari
(Nocianitri et.al 2008).
Genus Brassica yang mencakup beberapa tanaman dan spesies besar
kepentingan ekonomi di seluruh dunia seperti Brassica oleracea L., Brassica napus
L. dan Brassica rapa L. spesies yang sama dapat dimanfaatkan untuk beberapa
penggunaan sesuai dengan bentuk yang berbeda atau jenis. Brassicaceae sayuran
merupakan bagian penting dari diet manusia di seluruh dunia, yang dikonsumsi
oleh orang di seluruh dunia dan dianggap tanaman pangan penting dalam China,
Jepang, India, dan negara-negara Eropa. Spesies sayuran utama adalah B.
oleracea, yang termasuk bentuk sayuran dan makanan ternak, seperti kangkung,
kubis, brokoli, kubis Brussel, kembang kol dan lain; B. rapa termasuk bentuk
sayuran, seperti lobak, sawi dan pak choi, bersama dengan hijauan dan biji
minyak jenis, B. napus tanaman terutama digunakan seperti biji minyak
(rapeseed) (Cartea et.al 2011).
Beberapa syarat yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan kemasan
yaitu:
1. Tidak toksik, tidak ada bahan yang mengandung zat berbahaya untuk tubuh
manusia.
2. Cocok dengan jenis sayur yang akan dikemas, 
3. Menjamin sanitasi. Kemasan harus bersih, mengalami pembersihan dan
penyucian misalnya.
4. Dapat mencegah pemalsuan
5. Desain menarik
6. Biaya rendah
7. Pengawetan dilakukan pada sayur. Setiap sayur berbeda, seperti dengan
pengalengan, pengeringan yang akhirnya akan direhidrasi, pendinginan, dan
pemberian garam (Tim Penulis PS, 2000). 
Sawi dan Kangkung selepas panen dilakukan pembersihan pada daun,
batang dan akar, setelah itu dilakukan sortasi untuk membedakan antara sawi dan
Kangkung bermutu baik dan bermutu kurang baik. Sortasi dilakukan berdasarkan
ukuran dan karakteristik fisik sayur. Pengemasan dilakukan dengan hati-hati,
dapat dilakukan dengan pengemasan dengan plastik, atau dengan keranjang sayur
serta seperti pada pemasaran sayur di supermarket yang hanya diikat dengan tali
atau plastik. Akan tetapi hal itu dapat memperbesar gesekan hingga membuat
sayuran mudah rusak (Haryanto et.al 2007).
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Penentuan Waktu Panen
Panen kangkung merupakan pekerjaan akhir dari budidaya tanaman
kangkung tetapi merupakan pekerjaan awal dari kegiatan pascapanen, diantaranya
persiapan untuk penyimpanan dan pemasaran komoditi kangkung. Pada dasarnya
tujuan perlakuan panen adalah untuk mengumpulkan komoditas dari lahan
penanaman pada taraf kematangan yang tepat dengan kerusakan yang minimal,
dilakukan secepat mungkin dengan biaya operasional serendah mungkin dan
efisien. Untuk mendapatkan hasil panen yang baik, perlu memperhatikan waktu
panen yang tepat dan melakukan penanganan panen yang baik.
Penentuan waktu panen pada tanaman kangkung ditandai dengan beberapa
ciri, antara lain:
(a). Tanaman kangkung sudah berumur 1 (satu) bulan sejak benih ditebarkan,
untuk beberapa varietas ditandai dengan umur panen yang berbeda seperti pada
varietas kangkung darat biasanya pada umur 12 hari sudah mulai dipangkas.
Beberapa varietas ideal dipanen pada 27 - 30 hari setelah panen. Panen kangkung
darat dilakukan pada umur 27 hari.
(b). Ukuran panjang batang tanaman kangkung rata-rata sudah mencapai 20-25
cm tergantung varietasnya.

3.2 Cara Panen


Cara pemanenan kangkung air hampir sama dengan kangkung darat. Cara
memanen, pangkas batangnya dengan menyisakan sekitar 2-5 cm di atas
permukaan tanah atau meninggalkan 2-3 buku tua. Panen dilakukan pada sore
hari. Panenan dilakukan dengan cara memotong kangkung yang siap panen
dengan ciri batang besar dan berdaun lebar. Dengan menggunakan alat pemotong.
Pemungutan hasil kangkung darat dapat pula dilakukan dengan cara mencabutnya
sampai akar, kemudian dicuci dalam air. Selama dilakukan proses panen, lahan
penanaman harus tetap basah tapi tidak berair, atau dalam keadaan lembab.
3.3 Pasca Panen
Panen kangkung dilakukan 2-3 minggu sekali dan setiap kali habis panen,
biasanya akan terbentuk cabang-cabang baru. Setelah 5 kali panen atau 10-11 kali
panen maka produksi kangkung akan menurun baik secara kuantitatif maupun
kualitatif. Jika sudah terlihat berbunga, sisakan ± 2 m2 untuk dikembangkan terus
menjadi biji yang kira-kira memakan waktu kurang lebih 40 hari sampai dapat
dikeringkan.
Pasca panen kangkung dilakukan mulai dari pengumpulan potongan kangkung
setelah dipanen, penyortiran dan grading, penyimpanan, pengemasan dan
pengangkutan.
Kegiatan pasca panen kangkung secara lebih rinci dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1). Pengumpulan, seluruh batang kangkung yang sudah dipotong atau dicabut lalu
dikumpulkan pada tempat teduh yang ada naungannya dan diberi alas. Tempat
khusus dan strategis seperti gudang penyimpanan hasil, dipinggir kebun/ lahan
yang teduh dapat juga dipergunakan.
2). Pembersihan, bersihkan tiap batang dari kotoran yang melekat pada daun,
tangkai dan batang serta akar dari tanah yang menempel, sisakan tangkai daun
sesuai kebutuhan.
3). Pencucian, lakukan pencucian batang kangkung terpilih dengan air bersih yang
mengalir, atau cara lain dengan memasukkan batang kangkung tersebut kedalam
bak pencuci kemudian disemprot dengan air bersih baru. Pencucian dimaksudkan
juga untuk mengurangi residu pestisida yang masih terbawa pada tanaman
kangkung.
4). Penirisan, kangkung yang sudah dicuci lalu ditiriskan agar air yang tersisa
dapat turun dengan baik, dapat menggunakan rak- rak penirisan.
5). Penyortiran dan grading, kumpulan kangkung terpilih tersebut dipisahkan
antara batang dengan daun yang sehat, daun utuh dan warna hijau dari daun serta
batang yang rusak, busuk, dan cacat secara tersendiri. Kangkung hasil grading
dikumpulkan dan kemudian disatukan sebanyak 15-20 batang kangkung dalam
satu ikatan. Kemudian kangkung terpilih dan baik diklasifikasikan atau di grading
berdasarkan ukuran dan bentuknya yang seragam atau sesuai SNI kangkung. SNI
kangkung No. 7387-2009 menyatakan batas maksimum cemaran logam berat
yang diperbolehkan dalam sayuran adalah 0,5 μg/g untuk timbal dan 0,2 μg/g
untuk kadmium.
6). Penyimpanan, kangkung dimasukkan kedalam wadah dan disimpan dalam
ruangan dengan suhu dingin dan berventilasi atau cukup sirkulasi udaranya.
Dalam penyimpanan (sebelum dipasarkan), agar tidak cepat layu, kangkung yang
telah diikat celupkan dalam air tawar bersih dan tiriskan dengan menggunakan
anjang-anjang.
7). Pengemasan dan pengangkutan, kangkung diikat menjadi ikatan-ikatan dengan
berat tertentu, sehingga mudah dan praktis untuk diangkut dan disimpan. Ikatan
kangkung siap diangkut menuju pasar dengan menggunakan alat angkut yang
tersedia di pelaku usaha. Kemasan kangkung untuk tujuan pasar swalayan dan
Supermarket bahkan Hypermarket di kota -kota besar, biasanya kangkung
dikemas menggunakan kantong plastik dengan berbagai ukuran berat sesuai
pesanan, misalnya 100 gram, 200 gram.
Pertanaman kangkung secara komersial menghasilkan sekitar 15 ton/ha
sepanjang beberapa panenan berturut-turut atau sekitar 160 kg/tahun/10 m2. Hal
yang perlu mendapatkan perhatian adalah kegiatan pemenuhan terhadap tindakan
grading yang mempunyai tujuan untuk memberikan nilai lebih atau harga lebih
tinggi untuk kualitas yang lebih baik. Standar yang digunakan untuk pemilahan/
kriteria dari masing-masing kualitas tergantung dari permintaan pasar.
Standardisasi merupakan ketentuan mengenai kualitas atau kondisi komoditas
berikut kemasannya yang dibuat untuk kelancaran pemasaran. Oleh karena itu
dapat dimulai dengan membiasakan bekerja dengan menetapkan kriteria mutu
yang akan diacu guna memenuhi kebutuhan pasarnya.
BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Dari makalah ini dapat di simpulkan sebagai berikut :
1. Kangkung adalah jenis sayuran berdaun yang memiliki daya simpan yang
relatif pendek.
2. Pasca panen kangkung dilakukan mulai dari pengumpulan potongan kangkung
setelah dipanen, penyortiran dan grading, penyimpanan, pengemasan dan
pengangkutan.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai