Anda di halaman 1dari 17

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................................................................3

1.2 Tujuan .............................................................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi Tekanan Udara dan Angin ..................................................................................................4

2.2 Pola Umum Sirkulasi Udara .............................................................................................................4

2.3 Variasi Tekanan Udara .....................................................................................................................4

2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Arah dan Kecepatan Angin .....................................................5

2.5 Sistem Angin ...................................................................................................................................5

2.6 Fungsi dan Dampak Angin .............................................................................................................11

2.7 Alat Pengukur Kecepatan dan Arah Angin .....................................................................................13

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ....................................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini dapat
tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari
pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar
menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Malang , 23 Oktober 2015

Penyusun

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Massa udara yang bergerak disebut angin. Angin dapat bergerak secara horizontal maupun
secara vertikal dengan kecepatan yang bervariasi dan berfluktuasi secara dinamis. Faktor
pendorong bergeraknya massa udara adalah perbedaan tekanan udara antara satu tempat dengan
tempat yang lain. Angin selalu bertiup dari tempat dengan tekanan udara tinggi ke yang tekanan
udara lebih rendah. Jika tidak ada gaya lain yang mempengaruhi, maka angin akan bergerak
secara langsung dari udara bertekanan tinggi ke udara bertekanan rendah. Akan tetapi, perputaran
bumi pada sumbunya, akan menimbulkan gaya yang akan mempengaruhi arah pergerakan angin.
Angin adalah aliran udara yang terjadi diatas permukaan bumi, yang disebabkan oleh
perbedaan tekanan udara pada dua arah yang berdekatan. Perbedaan tekanan ini disebabkan oleh
suhu udara sebagai akibat perbadaan pemanasan permukaan bumi oleh matahari. Semakin besar
tekanan udara maka semakin kencang pula angin yang akan ditimbulkan. Angin lokal contohnya
terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara di dua tempat yang berdekatan seperti di laut dan
di darat. Ada 3 hal yang penting menyangkut sifat angin yaitu : kekuatan angin, arah angin, dan
kecepatan angin.
Tekanan udara dipermukaan bumi diakibatkan oleh lapisan udara yang berada pada atmosfer
bumi. Semakin bertambah ketinggian suatu tempat, maka makin rendah tekanan udara. Lapisan
udara pada permukaan bumi memberikan tekanan sebesar 1033,3 gram/cm2. Ini berarti pada
saerah seluas 1 cm2 udara memberikan tekanan sebesar 1033 gram. Tekanan udara pada
permukaan bumi oleh lapisan atmosfer adalah sebesar 1 atmosfer. Tekanan udara sebesar 1
atmosfer ini sama dengan 76 cm Hg, didalam metereologi, satuan udara yang dipakai adalah Bar.
Faktor pendorong bergeraknya massa udara adalah perbedaan tekanan udara antara satu
tempat dengan tempat yang lain. Angin selalu bertiup dari tempat dengan udara tekanan tinggi ke
tempat yang tekanan udaranya lebih rendah.
Jika tidak ada gaya lain yang mempengaruhi, maka angin akan bergerak secara langsung dari
udara bertekanan tinggi ke udara bertekanan rendah. Akan tetapi, perputaran bumi pada
sumbunya akan menimbulkan gaya yang akan mempengaruhi arah pergerakan angin.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi gerak atmosfer itu sendiri yaitu topografi,
distribusi antara permukaan daratan dan lautan, serta arus laut. Gerak atmosfer yang umum adalah
gerak horizontal, karena daerah yang diliputinya jauh lebih luas dan kecepatan horizontalnya jauh
lebih besar daripada vertikalnya. Akan tetapi yang merupakan sumber pembentukan awan
konvektif dan curahan yang berperan penting dalam menentukan cuaca dan iklim adalah gerak
vertikal.
Ada alat pengukur angin yang langsung mengukur kecepatanya. Jadi jarum penunjuk suatu
kecepatan tertentu bila ada angin. Arah angin ditunjukan oleh wind-vne yng dihubungkan dengan
alat penunjuk arah mata anginatau dalam angka. Angka 45 o arah angin dari laut, angka 90 o arah
angin dari timur, angka 135 o arah angin dari tenggara, angka 180 o arah angin dari selatan, angka
225 o arah angin dari Barat daya, angka 270 o arah angin dari barat, angka 315 o arah angin dari
Barat laut, angka 360 o bearti arah angin dari utara.
Alat pengukur kecepatan angin yang umum digunakan pada stasiun pengamatan cuaca adalah
anemometer jenis Cup counter yang menerapkan metode mekanik dalam pengukurannya. Untuk
mendapatkan alat ini, stasiun pengamatan cuaca di Indonesia perlu mengimpor dari luar negeri,
sehingga diperlukan biaya yang cukup mahal untuk memiliki alat ini.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu untuk menjelaskan pengertian dan berbagai
jenis-jenis angin di dunia maupun yang ada di Indonesia, proses terjadinya angin, faktor-faktor
yang mempengaruhi angin, manfaat angin serta menjelaskan alat yang dapat digunakan untuk
mengukur angin .

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Tekanan Udara dan Angin

Tekanan udara adalah tenaga yang bekerja untuk menggerakkan massa udara dalam setiap
satuan luas tertentu. Diukur dengan menggunakan barometer. Satuan tekanan udara adalah milibar
(mb). Garis yang menghubungkan tempat-tempat yang sama tekanan udaranya disebut sebagai isobar.
Dan juga Tekanan udara merupakan tingkat kebasahan udara karena dalam udara air selalu
terkandung dalam bentuk uap air. kandungan uap air dalam udara hangat lebih banyak daripada
kandungan uap air dalam udara dingin. kalau udara banyak mengandung uap air didinginkan maka
suhunya turun dan udara tidak dapat menahan lagi uap air sebanyak itu. uap air berubah menjadi titik-
titik air. udara yan mengandung uap air sebanyak yang dapat dikandungnya disebutudara jenuh.

Angin adalah massa udara yang bergerak. Angin dapat bergerak ke arah horizontal atau
vertikal dengan kecepatan yang berbeda dan berubah secara dinamis. Faktor yang menjadi pendorong
bergeraknya massa udara tersebut adalah adanya perbedaan tekanan udara antara satu tempat dan
tempat yang lain. Angin selalu bertiup dari tempat yang tekanan udaranya tinggi ke tempat yang
tekanan udaranya lebih rendah.

2.2 Pola Umum Sirkulasi Udara

Sirkulasi penting dipelajari karena selain menghasilkan angin, yang juga berarti mengatur
gerakan awan, sirkulasi ini juga menyebarkan kembali energi dan kelembaban, sehingga ketidak
seimbangan antar lintang dapat diatasi dan dengan demikian akhirnya menciptakan iklim. Untuk
memudahkan pengertian, sirkulasi secara umum dibagi menjadi 2 komponen yaitu :

1. Sirkulasi Primer, berskala besar dan bergerak tetap yang meliputi areal yang luas dari bumi
ini dan meskipun jika dilihat secara terperinci beragam, tetapi terjadi setiap saat.
2. Sirkulasi Sekunder dengan skala waktu yang lebih pendek, dapat berupa gerakan yang
cepat(siklon) atau yang agak lambat (antisiklon), yang menyebabkan perubahan cuaca dari
hari ke hari di sebagian besar bumi ini.

2.3 Variasi Tekanan Udara

Tekanan udara dibatasi oleh ruang dan waktu. Artinya pada tempat dan waktu yang berbeda,
besarnya juga berbeda. Tekanan udara secara vertikal yaitu makin ke atas semakin menurun. Hal ini
dipengaruhi oleh:

 Komposisi gas penyusunnya makin ke atas makin berkurang.


 Sifat udara yang dapat dimampatkan, kekuatan gravitasi makin ke atas makin lemah.
 Adanya variasi suhu secara vertikal di atas troposfer (>32 km) sehingga makin tinggi
tempat suhu makin naik.

Tekanan udara secara horizontal yaitu variasi tekanan udara dipengaruhi suhu udara, bahwa
daerah yang suhu udaranya tinggi akan bertekanan rendah dan daerah yang bersuhu udara rendah
tekanannya tinggi. Pola penyebaran tekanan udara horizontal dipengaruhi:

 Lintang tempat.

4
 Penyebaran daratan dan lautan.
 Pergeseran posisi matahari tahunan.

2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Arah dan Kecepatan Angin

1. Gradien barometris

Bilangan yang menunjukkan perbedaan tekanan udara dari 2 isobar yang jaraknya 111 km.
Makin besar gradien barometrisnya, makin cepat tiupan angin.

2. Letak tempat

Kecepatan angin di dekat khatulistiwa lebih cepat dari yang jauh dari garis khatulistiwa

3. Tinggi tempat

Semakin tinggi tempat, semakin kencang pula angin yang bertiup, hal ini disebabkan oleh
pengaruh gaya gesekan yang menghambat laju udara. Di permukaan bumi, gunung, pohon, dan
topografi yang tidak rata lainnya memberikan gaya gesekan yang besar. Semakin tinggi suatu tempat,
gaya gesekan ini semakin kecil.

4. Waktu

Di siang hari angin bergerak lebih cepat daripada di malam hari.Salah satu faktor penyebab
timbulnya angin adalah adanya gradien tekanan yang timbul karena adanya perbedaan suhu udara.
Kuat atau lemahnya hembusan angin ditentukan oleh besarnya kelandaian tekanan udara atau dengan
kata lain kecepatan angin sebanding dengan kelandaian tekanan udaranya. Disamping kelandaian
tekanan, gerak angin ditentukan oleh faktor-faktor lain seperti pengaruh rotasi bumi dan gaya
gesek .Semakin besar perbedaan tekanan udara maka semakin besar pula kecepatan angin berhembus.

Angin secara umum dapat dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu :

1) Angin Geostropik

Angin yang timbul setelah gaya gradien tekanan dan gaya coriolis mengalami keseimbangan
serta paralel terhadap isobar.

2) AnginGradien

Angin yang timbul akibat ada pengaruh gaya sentrifugal-sentripetal.Dimana kenyataan di


alam isobar tidak pernah lurus akan tetapi melengkung.

3) Angin Vertikal

Angin vertikal timbul karena adanya pengaruh dari gaya gravitasi bumi dan juga gaya gerak
udara keatas yang diakibatkan adanya perbedaan tekanan.

2.5 Sistem Angin

Sirkulasi udara di lapisan atmosfer bumi memiliki pola tertentu. Angin yang bergerak
mengikuti pola sirkulasi udara ini disebut prevailing windk dan setiap tempat memiliki pola sendiri-
sendiri. Pola sirkulasi udara tersebut terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara yang relatif statis

5
pada tempat-tempat tertentu di permukaan bumi. Oleh karena itu, angin memiliki sistem sendiri-
sendiri sesuai dengan tempatnya dan diberi nama sesuai dengan arah datangnya angin.

Sistem angin di bumi dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu angin yang bersifat umum/tetap, dangin
periodik, dan angin lokal.

a). Angin Umum/Tetap

Angin bersifat umum/ tetap adalah angin yang arah hembusannya tetap sepanjang tahun dan
meliputi wilayah yang luas di permukaan bbumi. Termasuk dalam angin bersifat tetap adalah angin
barat, angin timur/kutub, angin pasat, dan angin antipasat.

Peredaran angin tetap di permukaan bumi

 Angin Barat. Angin barat bertiup dari lintang bertekanan tinggi (lintang 40°LU/LS) menuju
lintang bertekanan rendah (66,5°LU/LS). Karena pegaruh rotasi bumi (pengaruh coriolis),
angin barat mengalami pembelokan. Di daerah beriklim sedang (temperate zone) belahan
bumi selatan angin berhembus dari arah barat laut, sedangkan untuk belahan bumi utara angin
berhembus dari arah barat daya.

 Angin Timur/Kutub. Angin timur berhembus dari daerah bertekanan udara tinggi di sekitar
kutub (90°LU/LS) ke arah daerah tekanan rendah (66,5°LU/LS). Di belahan bumi utara,
angin berhembus dari arah timur laut menjadi angin timur laut, sedangkan di belahan bumi
selatan berhembus dari arah tenggata menjadi angin tenggara.

 Angin Pasat. Angin pasat berhembus dari daerah subtropis, yaitu lintang 40°LU/LS menuju
daerah khatulistiwa atau tropis (lintang 0°LU/LS). Angin pasat terjadi karena adanya ruang
kosong di daerah khatulistiwa akibat pengembangan udara oleh sinar matahari. Ruang kosong
tersebut selanjutnya terisi udara dari daerah subtropis yang bertekanan tinggi. Karena
pengaruh coriolis, di belahan bumi utara udara yang bergerak ke khatulistiwa berbelok ke
kanan sehingga disebut angin pasat timur laut. Adapun di belahan bumi selatan udara yang
bergerak ke khatulistiwa berbelok ke kiri sehingga disebut angin pasat tenggara. Di
Indonesia, angin pasat timur laut berlangsung pada bulan Januari, sedangkan angin pasat
tenggara berlangsung pada bulan Juli. Akibat kenaikan massa udara, wilayah khatulistiwa
terbebas dari angin topan sehingga senantiasa tenang dan dinamakandoldrum atau teduh
khatulistiwa. Doldrum merupakan Daerah Konvergensi Antar Tropik (DKAT). Oleh karena
itu, letaknya tidak tetap karena mengikuti gerak semu marahari ke arah utara atau selatan dan
suhu di daerah ini selalu tinggi. Pada daerah pertemuan angara angin pasat tenggara dan timur
laut sering terbentuk awan kumulonimbus dan menghasilkan hujan dengan intensitas yang
besar. Hal ini dikarenakan kedua angin pasat ini membawa banyak uap air yang terakumulasi
pada atmosfer dimana kedua angin ini bertemu.

6
 Angin Antipasat. Adanya pengembangan udara di khatulistiwa mengakibatkan massa udara
selalu ringan. Udara yang ringan tersebut akan bergerak naik ke attas khatulistiwa dan di
lapisan atas mengalir secara ke wilayah subtropis. Inilah yang disebut angin antipasat.
Selanjutnya, angin antipasat turun sebagai angin kering di daerah lintang 40°LU/LS dan
menyebabkan terbentuknya gurun-gurun di daerah subtropis.

b) Angin Periodik

Pergerakan angin muson yang terjadi di Indonesia. Gambar di kanan adalah angin muson
timur/tenggara dan gambar di kiri adalah angin muson barat/barat laut.

Angin periodik adalah angin yang pada periode-periode tertentu akan mengubah arahnya.
Faktor utama yang menyebabkan terjadinya angin periodik adalah gerak semu matahari yang
mengakibatkan matahari kadangkala berada di belahan bumi utara atau selatan. Angin periodik yang
terjadi di Indonesia sering disebut dengan angin musim/muson/monsun. Ada dua angin musim yang
terjadi di Indonesia selama 1 tahun, yaitu angin muson barat/barat laut dan angin muson
timur/tenggara. Kedua angin ini akan bergantian setiap setengah tahun.

Angin musim merupakan angin regional yang bertiup di daerah tropis, tetapi terbatas pada letak
astronomis tertentu, yaitu antara 35°LU sampai 25°LS dan 30°BB sampai 170°BT. Berdasarkan
batasan tersebut, jelaslah bahwa Indonesia termasuk dalam cakupan wilayah angin musim.

 Angin muson timur/tenggara. Pada tanggal 22 Maret hingga 22 September, matahari seolah-
olah berada di belahan bumi utara sehingga belahan bumi utara lebih banyak menerima sinar
matahari dan lebih panas dibandingkan belahan bumi selatan. Dengan demikian menyebabkan
tekanan di belahan bumi utara lebih rendah dibandingkan di belahan bumi selatan. Kemudian
udara akan mengalir dari Australia yang berada di belahan bumi selatan ke arah Asia di
belahan bumi utara. Angin ini dinamakan angin muson timur/tenggara. Sifat dari angin ini
kering karena hanya sedikit membawa uap air hasil penguapan dari sedikit perairan yang
dilewatinya. Karena sifatnya yang kering, angin muson timur/tenggara menyebabkan musim
kemarau di Indonesia.

 Angin muson barat/barat laut. Pada tanggal 23 September hingga 21 Maret, matahari seolah-
olah berada di belahan bumi selatan sehingga belahan bumi selatan lebih banyak menerima
sinar matahari dan lebih panas dibandingkan belahan bumi utara. Dengan demikian
menyebabkan tekanan di belahan bumi selatan lebih rendah dibandingkan di belahan bumi
utara. Kemudian udara akan mengalir dari Asia yang berada di belahan bumi utara ke arah
Australia di belahan bumi selatan. Angin ini dinamakan angin muson barat/barat laut. Sifat
dari angin ini lembap dan basah karena membawa banyak uap air hasil penguapan dari
banyak perairan yang dilewatinya. Karena sifatnya yang basah dan lembap, angin muson
barat/barat laut menyebabkan musim penghujan di Indonesia.

7
c) Angin Lokal

Angin bersifat lokal adalah angin yang terjadi pada daerah-daerah tertentu karena pengaruh
kondisi setempat. Temasuk dalam angin lokal adalah angin laut dan darat, angin gunung dan lembah,
angin jatuh/fohn, serta angin siklon dan antisiklon.

1) Angin Laut dan Darat

Angin darat terjadi pada malam hari sedangkan angin laut terjadi pada siang hari

Angin laut dan angin darat berhubungan dengan sifat daratan dan lautan dalam menerima dan
melepaskan panas. Daratan cepat menerima panas dan cepat pula melepaskan panas. Sedangkan
lautan lambat menerima panas dan lambat pula melepaskan panas. Selain itu angin darat dan angin
laut dapat terjadi karena adanya perbedaan sifat fisik darat dengan laut, antara lan sebagai berikut.

 Laut memiliki kapasitas panas lebih besar daripada darat.

 Laut lebih banyak memantulkan sinar matahari daripada darat.

 Energi matahari dapat memasuki laut sampai dalam dengan bantuan arus laut, sedangkan di
darat hanya mencapai beberapa sentimeter saja.

Pada siang hari, darata lebih banyak menyerap daripada memantulkan panas matahari sehingga
suhu daratan cepat panas. Sedangkan lautan lebih banyak memantulkan daripada menyerap panas
matahari sehingga suhu di daratan masih dingin. Dengan demikian tekanan udara di laut menjadi lebih
tinggi dibandingkan tekanan udara di darat sehingga mengalirlah udara dari laut ke darat disebut
dengan angin laut. Angin ini sering dimanfaatkan oleh nelayan yang membawa perahu layarnya untuk
kembali ke daratan.

Pada malam hari, daratan lebih cepat menyesuaikan diri dengan suhu di sekitarnya yang
sudah menjadi dingin. Daratan melepaskan panas yang ia miliki sehingga suhunya menjadi dingin.
Sedangkan lautan masih memiliki panas yang diserapnya sedikit-sedikit saat siang, untuk
menyesuaikan dengan dengan suhu di sekitarnya, lautan melepaskan panas tersebut perlahan-lahan
sehingga suhu panasnya bertahan lama. Dengan demikian tekanan udara di daratan menjadi lebih
tinggi dibandingkan dengan di lautan sehingga mengalirlah udara dari daratan menuju lautan yang
disebut dengan angin darat. Angin ini sering dimanfaatkan oleh nelayan yang menggunakan perahu
layar untuk pergi ke laut mencari ikan.

2) Angin Gunung dan Lembah

8
Angin lembah terjadi pada siang hari dan angin gunung terjadi pada malam hari

Pada siang hari, matahari lebih banyak mengenai daerah puncak gunung (karena lebih dekat
ke matahari) daripada lembah yang letaknya tersembunyi. Hal ini menyebabkan suhu di puncak
gunung lebih tinggi dibandingkan suhu di lembah. Dengan demikian tekanan di lembah lebih tinggi
dibandingkan tekanan di gunung sehingga mengalirlah udara dari lembah ke gunung yang
dinamakan angin lembah.

Pada malam hari, suhu di gunung lebih dingin karena lebih cepat menyesuaikan diri dengan
suhu di sekitarnya. Sedangkan daratan masih menyimpan panas yang ia peroleh sedikit-sedikit saat
siang dan melepaskannya perlahan-lahan saat malam sehingga suhu panasnya masih bertahan.
Dengan demikian puncak gunung memiliki tekanan yang lebih tinggi dibandingkan lembah sehingga
mengalirlah udara dari gunung ke lembah yang dinamakan angin gunung.

3) Angin Jatuh/Fohn

Angin Chinook adalah nama lain untuk angin Fohn atau angin jatuh

Angin jatuh atau Fohn merupakan angin yang awalnya bergerak menuju puncak gunung yang
tinggi kemudian dari puncak gunung terjun dengan kecepatan tinggi ke arah kaki gunung dan
sekitarnya. Jika angin berhembus melintasi pegunungan, udara yang dibawa angin setelah melintasi
pegunungan tersebut akan menerima tekanan karena turun dari elevasi (ketinggian) tinggi ke elevasi
rendah sehingga suhunya meningkat. Oleh karena itu, angin ini akan bersifat kering dan panas. Angin
inilah yang disebut angin fohn atau angin terjun.

Awalnya angin ini bersifat basah dan lembap karena banyak mengandung uap air, tapi karena
efek orografis (menabrak gunung) semua uap air yang dibawanya membentuk awan hujan yang
tersangkut pada lereng gunung dan menjadi hujan pada lereng gunung tersebut. Sedangkan angin
yang berhembus melanjutkan perjalanannya ke balik gunung. Di balik gunung, angin ini sudah tidak
mengandung uap air sehingga sifatnya kering. Selain itu, karena angin ini jatuh tergelincir menuruni
gunung dengan segera, maka suhu dari angin Fohn ini akan meningkat dengan cepat. Daerah di balik
gunung yang mengalami angin jatuh dinamakan daerah bayangan hujan karena tidak mendapatkan
hujan seperti lereng di depannya.

Nama angin Fohn dikenal di Austria dan Jerman yang menjadi tempat terjadinya angin ini,
yaitu di lereng udara Pegunungan Alpen. Angin Fohn berhembus dari arah selatan pada musim dingin
9
dan awal musim semi. Jenis angin Fohn juga terjadi di banyak tempat, tetapi penamaannya berbeda-
beda. Contohnya, angin yang berhembus di lereng timur pegunungan Rocky di Amerika Serikat
dinamakan chinook dan yang berhembus di Kalifornia Selatan dinamakan Angin Santa Ana.

Di Indonesia, angin jenis fohn yang sering terjadi antara lain sebagai berikut.

 Angin Bohorok di Deli dan Medan, Sumatera Utara. Angin ini merusak perkebunan
tembakau.

 Angin Kumbang di Tegal, Cirebon, dan Brebes. Bagi daerah tersebut angin kumbang
menguntungkan untuk pertumbuhan tanaman bawang karena di daerah sekitarnya menjadi
tidak lembap.

 Angin Gending di Pasuruan dan Probolinggo, Jawa Timur.

 Angin Barubu di Sulawesi Selatan.

 Angin Wambrau di Biak, Papua

4) Angin Siklon dan Antisiklon

Pergerakan angin siklon dan antisiklon di permukaan bumi

Jika dua jenis massa udara yang bertentangan bertemu, arus udara yang mengalir sepanjang
gelombang udara tersebut biasanya bergerak dengan arah yang berlawanan. Rotasi bumi
menyebabkan arus udara membentuk lengkungan, selanjutnya membentuk pusaran yang sangat besar.
Arus udara tersebut berbentuk spiral dan bergerak ke pusat arus udara yang bertekanan rendah. Arus
udara inilah yang disebut angin siklon. Pengaruh coriolis menyebabkan arah angin mengalami
pembelokan.

Angin siklon yang terjadi di belahan bumi utara berputar berlawanan dengan arah putaran
jarum jam, biasanya terjadi pada bulan-bulan Mei hingga Desember. Angin siklon sangat besar sering
terjadi pada bulan April hingga Desember di sebelah Timur hingga Tenggara perairan Samudera
Pasifik, Laut Cina Selatan, Laut Andaman dan sebelah utara Samudera Hindia. Massa dari gerakan
angin ini sangat dahsyat, dan karenanya dikenal dengan sebutan “great wind”, diambil dari dalam
terminologi bahasa Cina, Tai Fung (Typhoon). Sedangkan angin siklon yang terjadi di belahan bumi
selatan berputar searah dengan putaran jarum jam biasanya terjadi pada bulan-bulan Desember hingga
Maret dan April.

Angin yang bertiup dari daerah bertekanan udara tinggi pada pusat massa udara membentuk
lengkungan. Akibat pengaruh rotasi bumi terbentuk sistem angin rotasi bumi yang dikenal
10
sebagai angin antisiklon. Angin antisiklon berputar sangat cepat berlawanan dengan angin siklon.
Angin antisiklon yang terjadi di belahan bumi utara berputar searah jarum jam. Angin antisiklon yang
terjadi di belahan bumi selatan berputar berlawanan dengan putaran jarum jam.

2.6 Fungsi dan Dampak Angin

1. Angin menyebabkan tekanan terhadap permukaan yang menentang arah angin tersebut

2. Angin mempercepat pendinginan dari benda yang panas

3. Kecepatan angin sangat beragam dari tempat ke tempat dan dari waktu ke waktu

Sesungguhnya angin mempunyai fungsi lain yang sangat penting namun terkadang tidak
disadari yakni adalah mencampur lapisan udara antara udara panas dengan antara dingin, antara udara
lembab dngan udara dingin, antara udara yang kaya karbon dengan udara yang kandungan karbon
dioksida rendah.

Manfaat Angin

 Angin untuk menggerakan perahu layar menelusuri nusantara, bahkan untuk menembus batas
lintas negara, misalnya seperti Orang Buton.

 Angin sebagai tenaga listrik pengganti bahan bakar diesel atau batubara, di
negara Australia angin digunakan sebagai tenaga listrik pengganti bahan bakar diesel atau
batubara.

 Angin sangat untuk perjalanan para nelayan pulang dan pergi.

 Angin berfungsi sebagai instrument untuk membantu take-off atau landing pesawat di
landasan pacu bandara.

 Angin juga bermanfaat untuk menghilangkan rasa panas dan gerah. seperti pada alat kipas
angin.

Selain bermanfaat angin juga dapat menimbulkan masalah. Angin yang sering menimbulkan
kerusakan menurut kriteria kecepatan antara lain :

 Angin Puting Beliung adalah angin yang berputar dalam waktu yang sangat singkat sekitar 3
sampai 5 menit, sering terjadi di darat dengan radius sekitar 5 – 10 km.Angin puting beliung
dapat membuat atap – atap rumah semi permanen berterbangan dan dapat membuat pohon
tumbang. Agar terhindar dari terjangan angin puting beliung perlu di ambil langkah antisipatif
berikut :
1) Menebang dahan – dahan dari pohon yang rimbun dan tinggi untuk mengurangi beban
berat pada pohon tersebut.
2) Memperkuat atap rumah yang sudah rapuh
3) Cepat berlindung atau menjauh dari tempat kejadian, bila menetahui adanya indikasi akan
terjadi puting beliung.
 2) Angin Topan (Badai Tropis) adalah angin yang berputar dengan skala yang lebih lama
sekitar 3 – 7 hari, selalu terjadi di laut dengan daya rusak mencapai ribuan km, Indonesia
termasuk negara yang tidak akan pernah dilintasi angin tersebut, namun demikian untuk
11
wilayah yang dekat dengan angin topan akan merasakan dampak tidak langsungnya, antara
lain:
1) Peningkatan kecepatan angin > 20 knots atau 37 km/jam
2) Gelombang tinggi > 2.5 m
3) Hujan lebat dan angin kencang pada radius 1000 km dari pusat badai

Pengaruh angin terhadap tanaman

Secara luas angin akan mempengaruhi unsur cuaca seperti suhu yang optimum dimana tanaman
tumbuh dan berproduksi dengan sebaik-baiknya, kelembaban udara yang berpengaruh terhadap
penguapan permukaan tanah dan penguapan permukaan daun, maupun pergerakan awan, Membawa
uap air sehingga udara panas menjadi sejuk dan juga Membawa gas-gas yang sangat dibutuhkan oleh
pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

Ditinjau dari segi keuntungannya angin sangat membantu dalam penyerbukan tanaman.
angin akan membawa serangga penyerbuk lebih aktif membantu terjadinya persarian bunga dan
pembenihan alamiah. Sedangkan pada keadaan kecepatan angin kencang, kehadiran serangga
penyerbuk menjadi berkurang sehingga akan berpengaruh terhadap keberhasilan penangkaran benih
dan akan menimbulkan penyerbukan silang.

Dari segi kerugiannya, angin yang kencang dapat menimbulkan bahaya dalam Penyerbukan,
karena angin bijinya tidak bisa menjadi murni sehingga tanaman perlu diisolasi. Dan juga dapat
menyebarkan hama penyakit seperti perkembangan jamur.

Perkembangan panyakit sangat tergantung pada cuaca. Keadaan cuaca yang sangat lembab
sangat menguntungkan bagi perkembangan jamur. Serangan patogen cenderung akan meluas bila
kelembaban tinggi. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa patogen dipencarkan oleh angin.
Dari hasil penelitian Tantawi (2007) diketahui bahwa pemencaran konidium pada satu musim tanam
tembakau di Jember didukung oleh peningkatan kecepatan angin dan penurunan kelembaban udara.
Pada bulan kering maupun bulan lembab peningkatan kecepatan angin yang diikuti dengan
menurunnya kelembaban udara akan mendukung pemencaran konidium. Berdasarkan data aktual
untuk memencarkan konidium hanya memerlukan kecepatan angin 0,28 m/det pada suhu 25ºC.

Selain sebagai penyebar patogen, angin juga mempengaruhi peningkatan jumlah luka pada
tanaman inang dan dapat pula mempercepat pengeringan permukaan tanaman yang basah. Penyebaran
penyakit yang sangat cepat dimungkinkan karena adanya angin baik secara langsung atau tidak
langsung melalui vektor yang dapat terbawa angin dalam jarak jauh. Selain itu karena hembusan keras
angin atau karena saling bersinggungan antar tanaman atau melalui pasir yang diterbangkan juga
dapat menyebabkan permukaan tanaman terluka dan hal ini memungkinkan terjadinya infeksi.

Banyak jamur parasit yang penyebarannya terutama dilakukan oleh angin karena jamur
membentuk dan membebaskan spora ke udara dalam jumlah yang tidak terhitung, mempunyai ukuran
yang kecil dan ringan sekali sehingga mudah diangkut oleh angin dalam jarak jauh. Meskipun spora-
spora jamur pada umumnya terdapat dalam lapisan udara di dekat tanah, di lapisan udara yang paling
tingginya ribuan meter pun masih terdapat spora. Pada kenyataannya penyakit tertentu hanya dapat
disebarkan oleh angin pada jarak pendek, bahkan sering sangat pendek. Pada umumnya spora akan
mati karena kekeringan dan sinar matahari pada waktu disebarkan jarak jauh itu, sedangkan pada
waktu mengendap tidak tepat jatuh pada tumbuhan atau bagian yang rentan. Semakin cepat anginnya
maka spora yang akan tersebar pun akan semakin jauh keberadaannya.

12
Angin hampir tidak bisa dikendalikan. Perlu adanya suatu pengelolaan lingkungan karena
adanya pengaruh angin yang sangat komplek ini. Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu
menghindari adanya pengaruh yang tidak dikehendaki misalnya penanaman tanaman sejenis agar
tidak terjadi penyerbukan silang. Namun jika permasalahan penyebaran patogen maka usaha yang
dapat dilakukan yaitu pengendalian sedini mungkin agar mengurangi jumlah patogen yang dapat
disebarkan oleh angin. Selain itu dapat pula menggunakan tanaman pematah angin agar laju dan arah
angin dapat sedikit dikendalikan seperti menanam pohon penahan angin yang dapat menjamin
perlindungan sejauh 15 – 20 kali tinggi pohon pelindung. Misalnya tinggi pohon 10 meter, tanaman
sejauh 150 – 200 meter dapat dilindungi sehingga memperlambat kecepatan angin. Dengan adanya
pematah angin maka laju dan arah angin menuju pertanaman dapat sedikit ditekan sehingga
penyebaran patogen akan lebih kecil.

2.7 Alat Pengukur Kecepatan dan Arah Angin

A. Anemometer

Anemometer adalah sebuah perangkat yang digunakan untuk mengukur kecepatan angin, dan
merupakan salah satu instrumen yang digunakan dalam sebuah stasiun cuaca. Istilah ini berasal dari
kata Yunani anemos, yang berarti angin. Anemometer pertama adalah alat pengukur jurusan angin
yang ditemukan oleh oleh Leon Battista Alberti. Anemometer dapat dibagi menjadi dua kelas: yang
mengukur angin dari kecepatan, dan orang-orang yang mengukur dari tekanan angin, tetapi karena
ada hubungan erat antara tekanan dan kecepatan, yang dirancang untuk satu alat pengukur jurusan
angin akan memberikan informasi tentang keduanya.

ada beberapa beberapa tipe Anemometer, yaitu :

1. Anemometer dengan tiga atau empat mangkok

Sensornya terdiri dari tiga atau empat buah mangkok yang dipasang pada jari-jari yang
berpusat pada suatu sumbu vertikal atau semua mangkok tersebut terpasang pada poros vertikal.
Seluruh mangkok menghadap ke satu arah melingkar sehingga bila angin bertiup maka rotor berputar
pada arah tetap. Kecepatan putar dari rotor tergantung kepada kecepatan tiupan angin. Melalui suatu
sistem mekanik roda gigi, perputaran rotor mengatur sistem akumulasi angka penunjuk jarak tiupan
angin.

Anemometer tipe “cup counter” hanya dapat mengukur rata-rata kecepatan angin selama
suatu periode pengamatan. Dengan alat ini penambahan nilai yang dapat dibaca dari satu pengamatan
ke pengamatan berikutnya, menyatakan akumulasi jarak tempuh angin selama waktu dari kedua
pengamatan tersebut, sehingga kecepatan anginnya adalah sama dengan akumulasi jarak tempuh
tersebut dibagi lama selang waktu pengamatannya.

Jenis anemometer menurut kecepatan terdiri dari :

 Anemometer piala
 Anemometer kincir angin
 Anemometer laser Doppler
 Anemometer sonik
 Anemometer bola pingpong
 Anemometer hot-wire
 Jenis anemometer mnurut tekanan terdiri dari :
 Anemometer piring

13
 Anemometer tabung

2. Anemometer propeler

Anemometer ini hampir sana dengan anemometer di atas, bedanya hanya mangkoknya terpasang
pada poros horozontal.

3. Anemometer tabung bertekanan.

Kerja Anemometer ini mengikuti prinsip tabung pitot, yaitu dihitung dari tekanan statis dan
tekanan kecepatan Sehubungan dengan adanya perbedaan kecepatan angin dari berbagai ketinggian
yang berbeda, maka tinggi pemasangan anemometer ini biasanya disesuaikan dengan tujuan atau
kegunaannya. Untuk bidang agroklimatologi dipasang dengan ketinggian sensor (mangkok) 2 meter
di atas permukaan tanah. Untuk mengumpulkan data penunjang bagi pengukuran penguapan Panci
Kelas A, dipasang anemometer setinggi 0,5 m.

Dilapangan terbang pemasangan umumnya setinggi 10 m. Dipasang didaerah terbuka pada


pancang yang cukup kuat. Untuk keperluan navigasi alat harus dipasang pada jarak 10 x tinggi faktor
penghalang seperti adanya bangunan atau pohon. Sebagian besar Anemometer ini umumnya tidak
dapat merekam kecepatan angin dibawah 1 atau 2 mi/j karena ada faktor gesekan apa awal putaran.

B. Wind vane

Wind vane yaitu alat untuk mengetahui arah angin.

C. Windsock

Windsock yaitu alat untuk mengetahui arah angin dan memperkirakan besar kecepatan angin.
Biasanya ditemukan di bandara – bandara.

14
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

1) Angin adalah udara yang bergerak yang diakibatkan oleh rotasi bumi dan juga karena adanya
perbedaan tekanan udara di sekitarnya. Angin bergerak dari tempat bertekanan udara tinggi ke
bertekanan udara rendah. Faktor terjadinya angin ialah adanya gradien barometris, letak tempat, tinggi
tempat, dan waktu.
2) Alat-alat pengukur angin adalah Anemometer, Wind vane dan Wind sock.
3) Manfaat angin bagi tumbuhan yaitu angin sangat membantu dalam penyerbukan tanaman. angin akan
membawa serangga penyerbuk lebih aktif membantu terjadinya persarian bunga dan pembenihan
alamiah. Sedangkan pada keadaan kecepatan angin kencang, kehadiran serangga penyerbuk menjadi
berkurang sehingga akan berpengaruh terhadap keberhasilan penangkaran benih dan akan
menimbulkan penyerbukan silang.

15
DAFTAR PUSTAKA

Lakitan, B. 1997. Dasar-dasar klimatologi. PT Grafindo Persada. Jakarta.


Mangunwiyoto W, Harjono. 1989. Pokok-pokok Fisika SMP. Erlangga.
Winubroto S, Aminah SL, Nitisapto M. Asas-Asas Meteorologi Pertanian. Ghalia Indonesia.

16
MAKALAH KLIMATOLOGI

“ TEKANAN UDARA DAN ANGIN ”

Disusun oleh :

Dadang Iskandar D. (155040201111278)


Diah Rusita H. (155040201111279)
Eka Putri Irma (155040200111209)
Michael Sitorus (155040201111275)
Putri Rachmaniah (155040201111280)
Sri Ramayani Sinaga (155040200111212)

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015

17

Anda mungkin juga menyukai