Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pergerakan planet bumi ini menyebabkan besarnya energi matahari
yang diterima oleh bumi tidak merata, sehingga secara alamiah ada usaha
pemerataan energi yang berbentuk suatu sistem peredaran udara, selain itu
matahari dalam memancarkan energi juga bervariasi atau berfluktuasi dari
waktu ke waktu. Perpaduan antara proses-proses tersebut dengan unsur-
unsur iklim dan faktor pengendali iklim menghantarkan kita pada
kenyataan bahwa kondisi cuaca dan iklim bervariasi dalam hal jumlah,
intensitas dan distribusinya. Eksploitasi lingkungan yang menyebabkan
terjadinya perubahan lingkungan serta pertambahan jumlah penduduk
bumi yang berhubungan secara langsung dengan penambahan gas rumah
kaca secara global akan meningkatkan variasi tersebut. Keadaan seperti ini
mempercepat terjadinya perubahan iklim yang mengakibatkan
penyimpangan iklim dari kondisi normal.
Cuaca itu sendiri merupakan keadaan udara pada saat tertentu dan
di wilayah tertentu yang relatif sempit dan dalam jangka waktu yang
singkat. Cuaca terbentuk dari beberapa unsur cuaca dan jangka waktu
cuaca bisa hanya terjadi dalam beberapa jam saja. Perubahan cuaca bisa
terjadi karena proses alam internal maupun kekuatan dan tingkah laku
aktivitas manusia yang terus menerus mengubah komposisi atmosfer dan
tata guna lahan. Perubahan cuaca ini merupakan ancaman bagi bumi,
karena dapat memengaruhi semua aspek kehidupan. Dan tentu saja akan
merusak keseimbangan kehidupan bumi. Pada hakikatnya, perubahan
cuaca dapat berupa peningkatan temperatur secara global (panas) yang
dapat mengakibatkan muncul dampak negatif bagi kehidupan manusia.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari cuaca ?
2. Apa saja bagian dari cuaca ?
3. Bagaimana cara mengukur cuaca ?

C. Tujuan
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui pengertian dari cuaca.
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui bagian dari cuaca.
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui bagaimana cara mengukur cuaca.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Cuaca
Cuaca adalah keadaan udara pada saat tertentu dan di wilayah
tertentu yang relative sempit dan pada jangka waktu yang singkat. Cuaca
itu terbentuk dari gabungan unsur cuaca dan jangka waktu cuaca bisa
hanya beberapa jam saja. Misalnya; pagi hari, siang hari atau sore hari dan
keadaannya bias berbeda-beda untuk setiap tempat serta setiap jamnya. Di
Indonesia keadaan cuaca selalu diumumkan untuk jangka waktu sekitar 24
jam, melalui prakiraan cuaca hasil analisi Badan Meteorologi dan
Geofisika (BMKG). Untuk Negara-negara yang sudah maju perubahan
cuaca sudah diumumkan setiap jam dan sangat akurat (tepat).
Ilmu yang mempelajari cuaca adalah meteorologi. Lembaga yang
khusus mengamati cuaca secara terus-menerus adalah Badan Meteorologi
dan Geofisika. Lembaga ini berpusat di Jakarta. Badan Meteorologi dan
Geofisika atau BMKG bertugas mencatat dan menyelidiki aktifitas udara.
Diantaranya suhu udara, tekanan udara, curah hujan, angin dan aktifitas
awan. BMKG juga memiliki stasiun-stasiun pemantau cuaca yang tersebar
di seluruh wilayah Indonesia.
Cuaca bisa terjadi karena adanya perbedaan suhu dan kelembaan
antara satu daerah dengan daerah lain. Dan perbedaan ini dilatarbelakangi
dengan sudut pemanasan matahari yang juga berbeda antara satu daerah
dengan daerah lain karena perbedaan lintang bumi. Perbedaan udara yang
tinggi antara daerah beriklim tropis dengan iklim kutub bisa menimbulkan
jet strem. Jadi jangan heran apabila kita menyaksikan adanya perbedaan
iklim antara wilayah kutub dengan wilayah yang dilewati khatulistiwa.
Selain perbedaan suhu dan kelembaban, cuaca di bumi juga dipengaruhi
angin matahari atau star’s corona yang terjadi di angkasa.

3
B. Bagian Cuaca
Pengamatan keadaan cuaca biasanya memperhatikan sejumlah
persebaran komponen cuaca yaitu radiasi matahari, suhu matahari,
temperatur, tekanan udara, kelembapan, awan, curah hujan, dan angin.
1. Radiasi Matahari
Radiasi matahari adalah radiasi yang dipancarkan oleh
matahari dan diterima oleh permukaan bumi sebagai sumber energi utama
dalam proses fisika atmosfer. Besarnya radiasi matahari dinyatakan dalam
satuan W/m2 dan diukur menggunakan alat yang bernama Aktinograf.
Penerimaan radiasi matahari di bumi sangat bervariasi tergantung
beberapa faktor seperti sudut datang sinar, lama waktu penyinaran,
keadaan awan, serta keadaan permukaan bumi. Sudut datang sinar adalah
sudut yang dibentuk permukaan bumi atas arah datangnya sinar matahari.
Semakin kecil sudut datang, maka semakin sedikit radiasi panas yang
diterima bumi dibandingkan sudut yang datangnya tegak lurus (90
derajat). Kondisi ini dibuktikan dengan perbedaan suhu udara di sekitar
katulistiwa yang umumnya lebih panas dengan suhu udara di sekitar kutub
yang lebih dingin.
Radiasi matahari juga dipengaruhi lamanya penyinaran matahari
dan keadaan awan. Semakin lama penyinaran, maka semakin banyak pula
radiasi panas yang diterima bumi. Sementara semakin banyak awan yang
menghalangi penyinaran, maka semakin sedikit radiasi yang diterima
bumi. Keadaan permukaan bumi juga berpengaruh terhadap besarnya
radiasi panas yang diterima. Contohnya adalah permukaan bumi yang
berupa batuan cerah akan cepat menerima dan melepaskan panas
dibandingkan permukaan bumi yang berupa batuan gelap.
2. Suhu Udara
Suhu udara adalah keadaan panas atau dinginnya udara. Alat untuk
mengukur suhu udara atau derajat panas disebut termometer. Pengukuran
dinyatakan dalam skala Celcius (C), Reamur (R), dan Fahrenheit (F). Suhu
udara tertinggi di muka bumi adalah di daerah tropis (sekitar ekuator) dan

4
makin ke kutub, makin dingin. Alat pengukur temperatur udara
dinamakan termometer atau termograf. Alat ini dilengkapi pena dan
silinder yang berputar otomatis.
Saat Anda mendaki gunung maka suhu udara akan terasa dingin
setelah mencapai ketinggian bertambah. Sebagaimana sudah dijelaskan
sebelumnya, bahwa tiap kenaikan bertambah 100 meter, suhu udara
berkurang (turun) rata-rata 0,60C. Penurunan suhu seperti ini disebut
gradient temperatur vertikal atau lapse rate. Pada udara kering, besar lapse
rate adalah 1oC. Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya suhu
udara suatu daerah adalah:
1) Lama penyinaran matahari.
2) Sudut datang sinar matahari.
3) Relief permukaan bumi.
4) Banyak sedikitnya awan.
5) Perbedaan letak lintang.
Udara akan menjadi panas karena adanya penyinaran matahari.
Dari penyinaran matahari permukaan bumi menerima panas pertama.
Udara akan menerima panas dari permukaan bumi yang dipancarkan
kembali setelah diubah dalam bentuk gelombang panjang. Radiasi yang
dipancarkan matahari tidak seluruhnya diterima oleh bumi. Bumi
menyerap radiasi sebesar 51%, selebihnya mengalami proses pembauran
7%, pemantulan kembali oleh awan 20% dan oleh bumi 4%, dan diserap
oleh awan sekitar 3%, serta molekul udara dan debu atmosfer sebesar
19%.
3. Tekanan Udara
Udara mempunyai berat dan tekanan. Lapisan udara mulai dari
permukaan bumi hingga ke atas, memberi tekanan tertentu. Tekanan udara
adalah berat massa udara di atas suatu wilayah. Tekanan udara
menunjukkan tenaga yang bekerja untuk menggerakkan masa udara dalam
setiap satuan luas tertentu. Pada setiap bidang yang luasnya 1 cm2 dengan
tinggi kira-kira 10.000 km di atas permukaan bumi memberi tekanan

5
dengan berat 1033,3 gram atau satu atmosfer. Kalau orang mengambil
suatu kolom udara dari 1 m2 penampang, maka beratnya sudah mencapai
10.333 kg. Semakin tinggi suatu tempat semakin berkurang tekanannya
karena tiang udara semakin berkurang. Tekanan udara diatas permukaan
laut akan lebih besar daripada di puncak gunung karena tinggi tiang udara
di permukaan laut lebih panjang tiangnya daripada di puncak gunung.
Besar atau kecilnya tekanan udara, dapat diukur dengan menggunakan
barometer.
Orang pertama yang mengukur tekanan udara adalah Torri Celli
(1643). Alat yang digunakannya adalah barometer raksa. Satuan dalam
ukuran tekanan udara adalah bar. 1 (satu) bar = 1000 milibar (mb). Jenis
barometer ada dua yaitu Barometer air raksa dan Barometer kotak
(aneroid). Barometer air raksa terdiri atas sebuah bejana kaca yang ujung
atasnya tertutup hingga hampa udara. Bejana terisi air raksa, ukuran
penampangnya 1 cm2 dengan panjang 1 m. Ujung bawahnya terbuka dan
berdiri dalam sebuah bak yang berisikan air raksa pula. Juluran tinggi air
pada tabung di atas udara hampa adalah 760 mm, walaupun dimiringkan
tinggi air raksa tetap 760 mm. Suatu kolom air raksa dari 760 mm
menyebabkan tekanan yang besarnya 1,013 bar atau 1013 mb.
Garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat yang sama
tekanan udaranya disebut isobar. Bidang isobar ialah bidang yang tiap-tiap
titiknya mempunyai tekanan udara sama. Jadi perbedaan suhu akan
menyebabkan perbedaan tekanan udara. Daerah yang banyak
menerima panas matahari, udaranya akan mengembang dan naik. Karena
itu, daerah tersebut bertekanan udara rendah. Ditempat lain terdapat
tekanan udara tinggi sehingga terjadilah gerakan udara dari daerah
bertekanan tinggi ke daerah bertekanan udara rendah. Gerakan udara
tersebut dinamakan angin.
4. Angin
Secara sederhana, angin adalah udara yang bergerak. Angin
merupakan fenomena keseharian yang selalu kamu rasakan. Angin

6
merupakan gerakan udara mendatar atau sejajar dengan permukaan bumi
yang terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara antara satu tempat
dengan tempat lainnya. Perbedaan tekanan tersebut disebabkan karena
kedua tempat memiliki suhu yang berbeda sebagai akibat radiasi matahari
yang berbeda pula. Angin bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan rendah.
Jika telah mencapai keseimbangan, maka udara tersebut cenderung diam
atau tenang.
5. Kelembapan Udara
Di udara terdapat uap air yang berasal dari penguapan samudra
(sumber yang utama). Sumber lainnya berasal dari danau-danau, sungai-
sungai, tumbuh- tumbuhan, dan sebagainya. Makin tinggi suhu udara,
makin banyak uap air yang dapat dikandungnya. Hal ini berarti makin
lembablah udara tersebut. Alat untuk mengukur kelembaban udara
dinamakan hygrometer. Ada dua macam kelembaban udara:
1) Kelembaban udara absolut, ialah banyaknya uap air yang terdapat
di udara pada suatu tempat. Dinyatakan dengan banyaknya gram
uap air dalam 1 m³ udara.
2) Kelembaban udara relatif, ialah perbandingan jumlah uap air dalam
udara (kelembaban absolut) dengan jumlah uap air maksimum
yang dapat dikandung oleh udara tersebut dalam suhu yang sama
dan dinyatakan dalam persen (%).

6. Curah Hujan
Hujan merupakan hasil kondensasi uap air yang terus berlangsung
di udara. Titik-titik air yang membentuk awan akan bergabung membentuk
partikel yang lebih besar kemudian jatuh ke permukaan bumi sebagai
hujan. Titik air hujan pada umumnya berjari-jari antara 0,3-3mm,
sedangkan pada hujan rintik-rintik berjari-jari antara 0,04-0,3mm. Selain
hujan yang berupa cairan, ada pula hujan yang berupa padatan yaitu hujan
salju dan hujan es. Hal ini terjadi karena uap air langsung menjadi padat

7
berbentuk kristal, apabia terjadi pada suhu -15ºC sampai -20ºC. Proses itu
dinamakan sublimasi.
Curah hujan dapat diukur. Jika semua angka pengukuran
dijumlahkasn selama satu bulan distasiun meteorologi, maka diperoleh
curah hujan bulanan. Jika dilanjutkan sampai setahun maka diperoleh data
curah hujan tahunan. Curah hujan yaitu jumlah air hujan yang turun pada
suatu daerah dalam waktu tertentu. Alat untuk mengukur banyaknya curah
hujan disebut Rain gauge. Curah hujan diukur dalam harian, bulanan, dan
tahunan. Curah hujan yang jatuh di wilayah Indonesia dipengaruhi oleh
beberapa faktor antara lain:
1) bentuk medan/topografi
2) arah lereng medan
3) arah angin yang sejajar dengan garis pantai
4) jarak perjalanan angin di atas medan datar
7. Awan
Awan adalah uap air yang terkondensasi dan di dalam atmosfer
membentuk titik-titik air atau kristal es. Berdasarkan bentuknya awan
dikelompokkan menjadi:
a. Cumulus, berbentuk gumpalan berukuran besar sampai beriak kecil.
b. Stratus, berbentuk tabir berlapis-lapis rata menutupi langit.
c. Cirrus, berbentuk garis-garis.
Berdasarkan ketinggiannya, awan dapat dikelompokkan sesuai
dengan yang berlaku internsional, yaitu:

1. Awan tinggi(>6000 m)
2. Awan sedang (2000-6000 m)
3. Awan rendah(0-2000 m)
4. Awan dengan susunan vertikal (batas bawahnya 500-2000 m dan
puncaknya sampai 10000 m)

8
C. Pengukuran Cuaca
Cuaca dapat berubah-ubah. Hari yang hangat dan cerah dapat
berubah jadi badai dahsyat. Awan hitam terbentuk, angin bertiup kencang,
dan hujan deras turun. Tapi keadaan itu bisa terjadi beberapa menit saja.
Lalu cuaca cerah lagi. Di beberapa bagian dunia, seperti wilayah tropis,
bisa jadi cuaca hampir tidak berubah dalam beberapa bulan. Di sini cuaca
selalu panas dan sepanjang tahun turun hujan deras. Cuaca adalah keadaan
udara yang terjadi di suatu tempat dalam waktu singkat, misalnya keadaan
berhujan, berangin atau cerah. Adapun alat yang digunakan untuk
mengukur cuaca antara lain:
1. Anemometer
Panas matahari menyebabkan angin (aliran udara di permukaan
bumi). Kecepatan angin di ukur dengan anemometer. Dari situ ahli
meteorologi dapat memperkirakan kecepatan dan jenis cuaca akan datang.
2. Heliograf
Makin banyak cahaya matahari bersinar di suatu wilayah, makin
hangat wilayah itu. Heliograf dapat mengukur lamanya cahaya matahari
bersinar di suatu tempat dalam sehari. Bola kaca heliograf bekerja seperti
lensa kuat. Ia memfokuskan sinar matahari, sehingga meninggalkan garis
bekas terbakar pada selembar karton.
3. Barograf
Barograf mngukur tekanan udara. Ini penting untuk ramalan cuaca.
Pada tekanan tinggi, cuaca tenang, tekanan rendah membawa angin dan
hujan.
4. Weather Station
Weather station adalah pengamatan cuaca dengan instrumen dan
peralatan pengujian cuaca untuk mengamati kondisi atmosfer Bumi untuk
memberikan informasi prakiraan cuaca suatu wilayah atau tempat dan juga
untuk mempelajari cuaca & iklim suatu wilayah/daerah.

9
BAB III
KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dari pembahasan tersebut adalah:


1. Cuaca adalah keadaan udara pada saat tertentu dan di wilayah tertentu
yang relative sempit dan pada jangka waktu yang singkat. Cuaca itu
terbentuk dari gabungan unsur cuaca dan jangka waktu cuaca bisa hanya
beberapa jam saja. Misalnya; pagi hari, siang hari atau sore hari dan
keadaannya bias berbeda-beda untuk setiap tempat serta setiap jamnya.
2. Bagian dari cuaca yaitu radiasi matahari, suhu matahari, temperatur,
tekanan udara, kelembapan, awan, curah hujan, dan angin.
3. Alat-alat yang digunakan untuk mengukur cuaca yaitu, anemometer,
heliograf, barometer, dan weather station.

10
DAFTAR PUSTAKA

Amir, Syarifudin, dkk. Sains geografi 1. Jakarta: Bumi Aksara. 1996


Bayong, Tjasyono. Klimatologi Umum. Bandung: FMIPA - ITB. 1999
Daldjoeni, N. Pokok-pokok Klimatologi. Bandung: Alumni. 1986
Suryatna, Rafi’i. Pengantar Meteorologi dan Klimatologi. Bandung: Angkasa.
1990

11

Anda mungkin juga menyukai