Konsep Dasar
Cuaca dan Iklim – Pengertian, Unsur Pembentuk dan Alat Ukurnya
Cuaca menentukan baju yang akan kita pakai dan iklim menentukan baju yang akan kita beli. Begitulah ungkapan
masyarakat barat untuk mendeskripsikan pengertian cuaca dan iklim.
Cuaca adalah kondisi atau keadaan udara yang terjadi di suatu daerah atau wilayah dalam periode waktu tertentu.
Cuaca dapat berubah-ubah dalam waktu singkat yaitu hanya beberapa jam saja dan ditandai dengan perbedaan
siang dan malam.
Cuaca terjadi karena perbedaan suhu dan kelembaban udara yang terjadi antara suatu tempat dengan tempat
lainnya. Ilmu yang digunakan untuk mempelajari tentang cuaca adalah meteorologi. Di Indonesia terdapat lembaga
yang khusus mengamati cuaca yaitu Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang berpusat di
Jakarta.
BMKG bertugas untu mencatat dan mengamati aktifitas udara, meliputi suhu dan tekanan udara, curah hujan, angin
serta aktifitas awan. Selain berpusat di Jakarta, BMKG juga memiliki stasiun-stasiun pemantau cuaca yang tersebar
di seluruh wilayah Indonesia.
Cuaca terbentuk dari gabungan unsur cuaca dan jangka waktu cuaca bisa hanya beberapa jam saja. Misalnya: pagi
hari, siang hari atau sore hari, dan keadaannya bisa berbeda-beda untuk setiap tempat serta setiap jamnya.
Sedangkan iklim adalah keadaan cuaca rata-rata dalam waktu satu tahun yang penyelidikannya dilakukan dalam
waktu yang lama (minimal 30 tahun) dan meliputi wilayah yang luas.
Iklim pada suatu daerah dipengaruhi oleh letak geografis dan topografi wilayah tersebut, yang artinya perbedaan
iklim pada suatu daerah dipengaruhi oleh posisi relatif matahari terhadap daerah tersebut di planet bumi.
Matahari adalah sumber energi sekaligus pengendali iklim bagi bumi, sehingga posisi relatif matahari bisa
menimbulkan gerak udara dan arus laut. Ilmu yang mempelajari tentang iklim adalah klimatologi.
Cuaca pagi hari di Yogyakarta hujan dan cuaca pada sore hari diperkirakan cerah Cuaca siang hari di
Jakarta mendung, tetapi tiba-tiba cuaca menjadi panas
Adanya perbedaan iklim tropis dan subtropis Indonesia dan negara yang berada di garis lintang
khatulistiwa memiliki iklim tropis. Negara dengan iklim subtropis seperti Jepang dan Korea Selatan
terdapat musim salju Nah, itulah pembahasan mengenai perbedaan cuaca dan iklim beserta
penjelasan dan contohnya. Semoga artikel ini bermanfaat.
Perbedaan Iklim dan Cuaca
Cuaca adalah kejadian-kejadian tidak tetap yang berlangsung setiap harinya di lapisan atmosfer. Cuaca berbeda-
beda di setiap tempat dan dapat berubah dalam hitungan menit, jam, hari, ataupun minggu. Kejadian-kejadian yang
dinamakan cuaca ini paling banyak terjadi pada troposfer, bagian dari atmosfer yang paling dekat dengan bumi.
Sementara itu, iklim adalah rata-rata cuaca di suatu tempat dalam waktu beberapa dekade. Berbeda dengan cuaca
yang dapat berubah sangat cepat, iklim butuh waktu ratusan, ribuan, hingga jutaan tahun untuk bisa berubah! Cuaca
dan iklim mempunyai perbedaan yang mendasar, yaitu luas wilayah cakupan dan waktu pengamatan. Dari dua
perbedaan mendasar tersebut dapat disimpulkan Perbedaan cuaca dan iklim, sebagai berikut:
Cakupan wilayah dan pengamatan tentang cuaca lebih sempit dan terbatas, sedangkan cakupan
wilayah dan pengamatan iklim lebih luas.
Waktu pengamatan terhadap cuaca di suatu daerah dapat dilakukan selama 24 jam, sedangkan
waktu pengamatan iklim dilakukan selama kurun waktu 11-30 tahun.
Cuaca mempunyai sifat yang cepat berubah dan tidak stabil, sedangkan iklim mempunyai sifat yang
stabil dan sulit berubah.
Prediksi mengenai cuaca mudah dilakukan, sedangkan prakiraan iklim sulit dilakukan.
Ada banyak gejala yang bisa kita jumpai, di antaranya: 1. Kabut Gejala yang terjadi karena adanya kondensasi uap
air dekat permukaan tanah ataupun air yang dingin. Ketinggiannya mencapai 500 meter. 2. Embun Gejala yang
terjadi karena adanya kondensasi uap air di permukaan tanah, rumput, dan daun pada malam hari karena
kelembapan udara, namun tidak ada angin yang bertiup. 3. El Nino Gejala peningkatan suhu Samudra Pasifik yang
terjadi sekitar bulan Desember. 4. La Nina Gejala yang terjadi setelah El Nino melemah karena adanya penurunan
suhu Samudra Pasifik di sekitar bulan Januari.
Secara praktis informasi cuaca dapat diperoleh seketika saat dilakukan pengamatan atas kondisi fisis atmosfer.
Sebagai contoh misalnya saat kita berkata “hari ini panas sekali” maka kita sedang berbicara tentang cuaca. Adapun
iklim baru dapat diperoleh setelah pengamatan cuaca dalam jangka waktu tertentu terkumpul. Misalnya “setiap Bulan
Juni hujan selalu berkurang”. Kesimpulan ini diperoleh atas catatan empiris selama bertahun-tahun bahwa setiap
bulan Juni memang hujan berkurang. Ini adalah gambaran tentang iklim
Bumi di bagian khatulistiwa lebih banyak menerima matahari. Sementara di kutub utara dan kutub selatan,
matahari hanya singgah sebentar. Selain itu, laut juga berpengaruh terhadap iklim. Laut menguasai 70
persen permukaan bumi. Sehingga, laut sangat berpengaruh terhadap iklim. Arus laut membawa air hangat
ke satu arah, dan air dingin ke arah yang lain. Perairan di permukiaan bumi menjaga suhu di sekitarnya
tetap sedang. Dengan adanya perairan, musim dingin tidak terlalu dingin, sedangkan musim panas tidak
terlalu panas. Angin juga menentukan iklim. Angin punya berbagai suhu dan kelembaban. Setelah
mengetahui pengertian dan perbedaan antara cuaca dan iklim, alangkah lebih baiknya kita juga mengetahui
unsur-unsur cuaca dan iklim. Cuaca dan iklim mempunyai unsur-unsur yang sama, yaitu :
1. sinar matahari,
2. suhu,
3. kelembaban udara,
4. tekanan udara,
5. angin,
6. curah hujan dan
7. awan.
Pengetahuan mengenai unsur-unsur cuaca dan iklim sangat bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari, seperti
pertanian, komunikasi, penerbangan, pelayaran dan perdagangan. Berikut ini adalah penjelasan mengenai
unsur-unsur cuaca dan iklim:
1. Sinar Matahari
Unsur cuaca dan iklim yang pertama adalah sinar matahari. Matahari merupakan pusat dalam sistem tata surya,
dimana seluruh planet-planet di tata surya mengelilingi matahari. Proses planet bumi berputar pada porosnya
disebut rotasi, sedangkan proses bumi beredar mengelilingi matahari dikenal dengan istilah revolusi. Kedua hal
ini, baik rotasi maupun revolusi bumi berpengaruh bagi perubahan cuaca dan iklim. Matahari akan
memancarkan sinarnya ke segala sudut bumi dengan dibantu proses rotasi dan revolusi, sehingga berpengaruh
bagi cuaca dan iklim.
Dikarenakan beriklim tropis maka Indonesia sangat kaya akan sinar matahari. Sinar matahari ini juga sangat
berpengaruh pada ketahanan bangunan yang anda dirikan. Suhu didalam bangunan akan mudah sekali terasa
panas.
Temperatur di Indonesia dipengaruhi oleh posisi lintang dan keadaan alamnya. Posisi lintang Indonesia sendiri
beada di 6 LU dan 11 LS sehingga Indonesia berada di daerah beriklim tropis. Hal ini berarti smeua tempat di
Indonesia menerima panas matahari yang sama banyak.
2. Konveksi, yaitu pemanasan udara disekitarnya secara vertikal. Angin panas dan angin dingin bergerak
naik turun sehingga udara dingin yang berada diatasnya akan ikut panas. Dalam knveksi, udara panas
ikut bergerak ke atas.
3. Adveksi, yaitu penyebaran panas secara horizontal. Hal ini diakibatkan karena adanya udara panas
yang bergerak secara horizontal sehingga udara dingin disekitarnya juga ikut panas.
Sudut datang sinar matahari, yaitu sudut yang dibentuk oleh permukaan bumi dengan arah datangnya
sinar matahari. Makin kecil sudut datang sinar matahari, semakin sedikit panas yang diterima oleh bumi
dibandingkan sudut yang datangnya tegak lurus.
Lama waktu penyinaran matahari, makin lama matahari bersinar, semakin banyak panas yang diterima
bumi.
Keadaan muka bumi (daratan dan lautan), daratan cepat menerima panas dan cepat pula
melepaskannya, sedangkan sifat lautan kebalikan dari sifat daratan.
Banyak sedikitnya awan, ketebalan awan mempengaruhi panas yang diterima bumi. Makin banyak
atau makin tebal awan, semakin sedikit panas yang diterima bumi.
Persebaran suhu atau temperatur udara dapat dibedakan menjadi dua, yaitu persebaran horizontal dan
vertikal. Untuk lebih jelasnya dapat diihat pada uraian berikut:
Suhu atau temperatur udara di permukaan bumi untuk berbagai tempat tidak sama. Untuk mempermudah
membandingkannya, maka dibuat peta isotherm. Isotherm yaitu garis khayal dalam peta yang
menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai suhu atau temperatur udara rata-rata sama. Persebaran
horizontal secara tidak teratur dipengaruhi oleh kondisi lingkungannya, misalnya perbedaan suhu atau
temperatur udara daratan dan lautan. Ada berbagai macam isotherm, yaitu isotherm bulan Januari,
isotherm bulan Juli, dan isotherm tahunan
Bagaimana menentukan suhu udara suatu tempat berdasarkan ketinggiannya? Penentuan suhu udara
suatu tempat dapat dilakukan dengan rumus sebagai berikut.
Ket.
0,6 = Konstanta.
Contoh soal:
Berapa suhu udara di daerah A, jika mempunyai ketinggian 1.500 m dari permukaan laut?
Jawab:
= 26,3 – 9
= 17,3°C
2) Jika diketahui ketinggian dua tempat, yang satu diketahui suhu udaranya dan yang satu tidak.
Contoh soal:
Kota A memiliki ketinggian 50 m di atas permukaan laut. Ratarata suhu udara di kota A adalah 28°C.
Berapakah rata-rata suhu udara kota B yang memiliki ketinggian 260 m di atas permukaan laut?
Jawab:
∆T
= –1,26°C
Terjadinya angin dipengaruhi oleh rotasi bumi bersamaan dengan proses pemanasan suatu wilayah oleh
matahari. Angin diberi nama berdasarkan asal datangnya, seperti angin darat, angin lembah, dan angin
gunung. Kekuatan angin dimanfaatkan dalam berbagai kegiatan di kehidupan manusia. Penduduk yang
tinggal di pesisir pantai memanfaatkan angin ketika akan pergi melaut dengan kapal layar. Angin juga
berguna untuk menerbangkan mainan layang-layang. Warga negara Belanda memanfaatkan angin untuk
menjadi sumber energi pembangkit listrik tenaga angin. Proses terjadinya angin tidak lepas dari hubungan
antara tekanan udara dan suhu. Apabila dipanaskan, udara memuai. Udara yang memuai menjadi lebih
ringan dan tekanan udara turun karena kepadatan udara berkurang. Udara dingin kemudian mengalir ke
tempat yang bertekanan rendah tersebut. Aliran naik udara panas dan turun udara dingin ini
dinamakan konveksi. Kecepatan angin dinyatakan dalam satuan knot. Sedangkan arah mata angin terbagi
menjadi delapan yaitu utara, selatan, barat, timur, tenggara, barat laut, timur laut, dan barat daya
Gradien barometris
Gradien barometris adalah bilangan yang menunjukkan perbedaan tekanan udara antara
2 isobar. Jarak antar isobar adalah 111 km. Semakin besar gradien barometris, semakin cepat
tiupan angin.
Letak tempat
Kecepatan angin di wilayah yang dekat dengan khatulistiwa lebih cepat daripada wilayah yang
jauh dari khatulistiwa.
Tinggi tempat
Semakin tinggi tempat, semakin kencang angin yang bertiup. Hal ini disebabkan oleh
pengaruh gaya gesek yang menghambat laju udara. Topografi tidak rata di permukaan bumi
seperti gunung, bukit, dan pohon memberikan gaya gesek yang besar. Semakin tinggi suatu
tempat, gaya gesek semakin kecil.
Waktu
Angin bergerak lebih cepat pada siang hari daripada malam hari
https://id.wikipedia.org/wiki/Angin#:~:text=Angin%20laut%5Bsunting,kerapatan%20isobar.%5B19%5D
Angin laut
Angin laut (bahasa Inggris: sea breeze) adalah angin yang bertiup dari arah laut ke arah darat yang
umumnya terjadi pada siang hari kira-kira dari pukul 09.00 sampai pukul 16.00 di daerah pesisir pantai.
Angin ini biasa dimanfaatkan para nelayan untuk pulang dari menangkap ikan di laut. Angin laut ini terjadi
pada siang hari. Karena air mempunyai kapasitas panas yang lebih besar daripada daratan, sinar matahari
memanasi laut lebih lambat daripada daratan. Ketika suhu permukaan daratan meningkat pada siang hari,
udara di atas permukaan darat meningkat pula akibat konduksi. Tekanan udara di atas daratan menjadi
lebih rendah karena panas, sedangkan tekanan udara di lautan cenderung masih lebih tinggi karena lebih
dingin. Akibatnya terjadi gradien tekanan dari lautan yang lebih tinggi ke daratan yang lebih rendah,
sehingga menyebabkan terjadinya angin laut, di mana kekuatannya sebanding dengan perbedaan suhu
antara daratan dan lautan. Namun, jika ada angin lepas pantai yang lebih kencang dari 8 km/jam, maka
angin laut tidak terjadi.
Angin darat
Angin darat (bahasa Inggris: land breeze) adalah angin yang bertiup dari arah darat ke arah laut yang
umumnya terjadi pada saat malam hari dari jam 20.00 sampai dengan jam 06.00 di daerah pesisir pantai.
Angin jenis ini bermanfaat bagi para nelayan untuk berangkat mencari ikan dengan perahu bertenaga angin
sederhana. Pada malam hari daratan menjadi dingin lebih cepat daripada lautan, karena kapasitas panas
tanah lebih rendah daripada air. Akibatnya perbedaan suhu yang menyebabkan terjadinya angin laut lambat
laun hilang dan sebaliknya muncul perbedaan tekanan yang berlawanan karena tekanan udara di atas
lautan yang lebih panas itu menjadi lebih rendah daripada daratan, sehingga terjadilah angin darat,
khususnya bila angin pantai tidak cukup kuat untuk melawannya.
Angin gunung adalah angin yang bertiup dari puncak gunung ke lembah gunung dan terjadi pada malam
hari.
Angin lembah adalah angin yang bertiup dari arah lembah ke arah puncak gunung dan terjadi pada siang
hari.
Angin fohn (angin lokal, angin terjun, angin jatuh) (bahasa Inggris: foehn wind) adalah angin yang terjadi
seusai hujan orografis. Angin bertiup pada suatu wilayah dengan temperatur dan kelengasan yang berbeda.
Angin fohn terjadi karena ada gerakan massa udara yang naik pegunungan yang tingginya lebih dari 200
meter di satu sisi lalu turun di sisi lain. Ketika naik, angin mengalami proses pendinginan dan uap air yang
terbentuk turun sebagai hujan orografis. Ketika angin menuruni lembah, kenaikan tekanan menaikkan suhu
udara yang terbawa melalui proses adiabatik.
Angin fohn yang jatuh dari puncak gunung bersifat panas dan kering, karena uap air sudah dibuang pada
saat hujan orografis. Angin fohn dapat terjadi di Kepulauan Biak dan Eropa tengah dan Eropa selatan.
Biasanya angin ini bersifat panas merusak dan dapat menimbulkan korban. Tanaman yang terkena angin
fohn bisa mati karena kekeringan. Efek terhadap manusia yaitu penurunan daya tahan tubuh terhadap
serangan penyakit dan penurunan kesehatan mental.
Angin Muson (bahasa Inggris: monsoon) adalah angin yang berhembus secara periodik (minimal 3 bulan)
dan antara periode yang satu dengan yang lain polanya akan berlawanan yang berganti arah secara
berlawanan setiap setengah tahun. Biasanya pada setengah tahun pertama bertiup angin darat yang kering
dan setengah tahun berikutnya bertiup angin laut yang basah.
Pada bulan Oktober – April, matahari berada pada belahan langit Selatan, sehingga benua Australia lebih
banyak memperoleh pemanasan matahari dari benua Asia. Akibatnya di Australia terdapat pusat tekanan
udara rendah (depresi) sedangkan di Asia terdapat pusat-pusat tekanan udara tinggi (kompresi). Keadaan
ini menyebabkan arus angin dari benua Asia ke benua Australia.
Di Indonesia angin ini merupakan angin musim Timur Laut di belahan bumi Utara dan angin musim Barat di
belahan bumi Selatan. Oleh karena angin ini melewati Samudra Pasifik dan Samudra Hindia maka banyak
membawa uap air, sehingga di Indonesia terjadi musim penghujan. Musim penghujan meliputi seluruh
wilayah Indonesia, hanya saja persebarannya tidak merata. makin ke timur curah hujan makin berkurang
karena kandungan uap airnya makin sedikit.
Pada bulan April-Oktober, matahari berada di belahan langit utara, sehingga benua Asia lebih panas
daripada benua Australia. Akibatnya, di asia terdapat pusat-pusat tekanan udara rendah, sedangkan di
Australia terdapat pusat-pusat tekanan udara tinggi yang menyebabkan terjadinya angin dari Australia
menuju Asia.
Di Indonesia terjadi angin musim Timur di belahan bumi Selatan dan angin musim barat daya di belahan
bumi utara. Oleh karena tidak melewati lautan yang luas maka angin tidak banyak mengandung uap air oleh
karena itu di indonesia terjadi musim kemarau, kecuali pantai barat Sumatra, Sulawesi Tenggara, dan
pantai selatan Papua.
Antara kedua musim tersebut ada musim yang disebut musim pancaroba (peralihan), yaitu musim
kemareng yang merupakan peralihan dari musim penghujan ke musim kemarau, dan musim labuh yang
merupakan peralihan musim kemarau ke musim penghujan. Adapun ciri-ciri musim pancaroba yaitu: Udara
terasa panas, arah angin tidak teratur dan terjadi hujan secara tiba-tiba dalam waktu singkat dan lebat.
Angin Munson dibagi menjadi 2, yaitu Munson Barat atau dikenal dengan Angin Musim Barat dan Munson
Timur atau dikenal dengan Angin Musim Timur
Angin Musim Barat
penyakit pada ternak dan tanaman.
Pengaturan cuaca
Dalam ilmu cuaca, angin dimanfaatkan untuk pemindahan panas dan pemindahan uap air. Angin
dimanfaatkan untuk membuatkan keseimbangan neraca radiasi matahari dengan melakukan pemindahan
panas dari garis lintang rendah ke garis lintang tinggi. Panas yang dipindahkan dalam bentuk yang dapat
diukur maupun yang tersimpan dari garis lintang rendah ke lintang yang lebih tinggi. Sedangkan
pemanfaatan angin untuk pemindahan uap air dilakukan untuk menyediakan kebutuhan air yang turun
kembali sebagai hujan, kabut, ataupun embun. Uap air yang dipindahkan berasal dari laut dan ditempatkan
ke daratan.
Pembentukan hujan
Embusan angin membawa air yang banyak. Air ini kemudian berubah menjadi uap air. Pada tekanan
tertentu, uap air berubah menjadi awan. Setelah menjadi awan, uap air berubah menjadi tetes air yang
kemudian jatuh ke permukaan Bumi menjadi hujan.
Prinsip
Perbedaan nilai densitas menjadi penyebab perbedaan arah datangnya angin. Angin berasal dari daerah
dengan densitas besar menuju ke daerah dengan densitas kecil. Kedatangan angin digambarkan sebagai
sebuah gradien tekanan menurun. Pernyataan tentang arah angin dinyatakan sebagai garis lurus
yang serenjang dengan isobar. Garis lurus akan tetap serenjang dengan isobar jika hanya gradien tekanan
yang bekerja. Adanya efek Coriolis akibat rotasi Bumi membuat gerakan udara memiliki kemiringan dan
memotong garis-garis isobar dengan sudut yang kecil. Perubahan gradien tekanan menunjukkan nilai
kecepatan angin. Kecuraman gradien tekanan menandakan angin bergerak dengan kecepatan tiinggi.
Tingkat kecuraman gradien tekanan ditentukan melalui kerapatan isobar.
4.Awan
Unsur cuaca dan iklim selanjutnya adalah awan. Awan adalah titik- titik air atau kristal- kristal es halus di
atmosfer yang berkumpul menjadi satu. Udara dari permukaan bumi yang naik akan menjadi dingin,
sehingga menambah kelembapan udara. Udara akan mencapai titik jenuh dengan air da menjadi awan
ketika mencapai ketinggian tertentu. Jumlah awan sangat dipengaruhi oleh perbedaan musim, misalnya
musim kemarau jumlah awan hanya sedikit, dan sebaliknya musim penghujan jumlah awan akan
meningkat.
Saat anda pergi ke luar dan melihat hari cerah dan hanya terdapat awan putih halus dan bergaris-
garis di langit, itulah awan cirrus.
Awan cirrus adalah awan yang terbentuk dari kristal es. Formasi awan ini berada di atmosfer
tinggi dan bisa dibilang awan ini adalah awan paling tinggi.
Alasan pembentukannya dari kristal ers adalah karena suhu dan ketinggian pembentukkannya
sekitar 39 derajat di bawah nol.
Kalian tentu pasti memperhatikan awan ini terlihat tipis dan halus seperti seseorang menggores
lukisan putih di kanvas biru. Hal ini karena angin bertiup 100-150 mil per jam saat awan cirrus
terbentuk. Tidak ada awan lain terbentuk dan bergerak secepat ini.
Ada karakteristik jelas saat membedakan awan cirrus dan awan cumulus. Pertama dari
sisi tampilan, awan cirrus berbentuk halus seperti kain sementara cumulus terlihat padat
dan bergerombol.
Awan cirrus lebih tipis dibandingkan cumulus sehingga agak sulit terlihat mata. Awan
cumulus sangat jelas sekali terlihat mata karena bentuknya yang bergumpal.
Selain itu awan cirrus ditemukan di lapisan troposfer atas sementara cumulus dapat
ditemukan cukup dekat di troposfer bawah.
Awan cumulus adalah pertanda cuaca sedang dalam keadaan normal sementara awan
cirrus bisa jadi pertanda akan terjadi badai.
Karena kristal es ini berada di troposfer atas maka mereka akan mengikuti angin
kencang. Inilah mengapa awan cirrus sering cepat menghilang dan tidak menjadi
padat.
Di sisi lain, tetesan air yang membentuk awan cumulus juga dapat membeku namuns
sebagian besar ditemukan dalambentuk cair. Karena kelembaban tinggi, udara hangat
naik dan menciptakan lapisan-lapisan seperti awan lenticular.
Selanjutnya, puncak awan secara bertahap mencapai bagian atmosfer lebih tinggi, bahkan
di stratosfer yang lebih rendah. Begitu pula ketika awan besar ini menjadi dewasa, terjadi
benturan air dan es yang menghasilkan muatan listrik yang menghasilkan guntur dan
kilat.
Pembentukan awan
Udara selalu mengandung uap air. Apabila uap air ini meluap menjadi titik-titik air, maka terbentuklah
awan. Peluapan ini bisa terjadi dengan dua cara:
1. Apabila udara panas, lebih banyak uap terkandung di dalam udara karena air lebih cepat
menyengat. Udara panas yang sarat dengan air ini akan naik tinggi, hingga tiba di satu
lapisan dengan suhu yang lebih rendah, uap itu akan mencair dan terbentuklah awan,
molekul-molekul titik air yang tak terhingga banyaknya.
2. Suhu udara tidak berubah, tetapi keadaan atmosfer lembap. Udara makin lama akan
menjadi semakin tepu dengan uap air.
Apabila awan telah terbentuk, titik-titik air dalam awan akan menjadi semakin besar dan awan itu akan
menjadi semakin berat, dan perlahan-lahan daya tarik bumi menariknya ke bawah. Hingga sampai satu titik
di mana titik-titik air itu akan terus jatuh ke bawah dan turunlah hujan.
Jika titik-titik air tersebut bertemu udara panas, titik-titik itu akan menguap dan awan menghilang. Inilah
yang menyebabkan itu awan selalu berubah-ubah bentuknya. Air yang terkandung di dalam awan silih
berganti menguap dan mencair. Inilah juga yang menyebabkan kadang-kadang ada awan yang tidak
membawa hujan.
Klasifikasi awan
Awan diklasifikasikan menurut ketinggian dan penampilannya (tektur) dari tanah.
Akar dan terjemahan awan berikut merangkum sistem klasifikasi:
1) Cirro-: ikal rambut
2) Alto-: menengah
3) Strato-: lapisan
4) Nimbo-: hujan, presipitasi
5) Cumulo-: tumpukan
Ada karakteristik jelas saat membedakan awan cirrus dan awan cumulus. Pertama dari sisi tampilan, awan
cirrus berbentuk halus seperti kain sementara cumulus terlihat padat dan bergerombol.
Awan cirrus lebih tipis dibandingkan cumulus sehingga agak sulit terlihat mata. Awan cumulus sangat jelas
sekali terlihat mata karena bentuknya yang bergumpal.
Selain itu awan cirrus ditemukan di lapisan troposfer atas sementara cumulus dapat ditemukan cukup dekat
di troposfer bawah. Awan cumulus adalah pertanda cuaca sedang dalam keadaan normal sementara awan
cirrus bisa jadi pertanda akan terjadi badai.
Karena kristal es ini berada di troposfer atas maka mereka akan mengikuti angin kencang. Inilah mengapa
awan cirrus sering cepat menghilang dan tidak menjadi padat.
Di sisi lain, tetesan air yang membentuk awan cumulus juga dapat membeku namuns sebagian besar
ditemukan dalambentuk cair. Karena kelembaban tinggi, udara hangat naik dan menciptakan lapisan-
lapisan seperti awan lenticular.
Selanjutnya, puncak awan secara bertahap mencapai bagian atmosfer lebih tinggi, bahkan di stratosfer
yang lebih rendah. Begitu pula ketika awan besar ini menjadi dewasa, terjadi benturan air dan es yang
menghasilkan muatan listrik yang menghasilkan guntur dan kilat.
Semakin tinggi udara maka akan semakin dingin. Ketika dingin, kelembaban yang dikandungnya berubah
menjadi tetesan air. Tetesan inilah yang membentuk awan. Dengan demikian, arus udara hangat mendingin
bergerak naik gunung, menciptakan awan.
Awan lentikular adalah awan berbentuk lensa yang biasanya berkembang di sisi bawah gunung atau
pegunungan. Ini terjadi ketika udara yang stabil dan lembab mengalir di atas gunung, menciptakan
serangkaian gelombang berosilasi.
Jika suhu di puncak gelombang udara sama dengan suhu titik embun, kondensasi terjadi dalam formasi
bentuk lensa. Ketika udara jatuh ke dasar gelombang udara, di mana suhu udara dan suhu titik embun tidak
sama maka penguapan terjadi. Dengan demikian, awan gelombang, atau serangkaian awan lentikular,
mampu terbentuk.
Awan lentiluar menjadi pertanda cuaca sedang ektrim di puncak gunung dan bisa memicu hujan lebat di
lereng gunung. Namun awan ini bukan menjadi pertanda akan adanya fenomena lain seperti gempa atau
tsunami.
Pagi hari ini seperti biasa saya pergi mencari sarapan ke luar rumah dengan jalan kaki melewati
pesawahan di kampung.
Rumah saya memang berada di kota Majalengka namun masih banyak pesawahan. Bulan ini
memasuki puncak musim hujan dan hampir setiap sore hingga malam hujan terus turun di kota
Majalengka.
Dampaknya pagi hari suhu udara sangat dingin dan membuat fenomena langka muncul di atas
Ciremai. Fenomena tersebut adalah awan topi lentikular.
Saya bergegas mengambil kamera untuk mengabadikan fenomena atmosfer yang jarang terjadi
ini. Lalu apakah kehadiran awan lentikular ini menjadi pertanda bahaya?.
Tentu tidak karena fenomena atmosfer ini adalah murni karena faktor alam. Yuk kita simak faktor
terjadinya awan lentikular ini.
Awan lentikular adalah awan berbentuk lensa atau melingkar yang terbentuk di troposfer dan biasa
terbentuk karena pembentukannya searah dengan arah angin di puncak gunung. Ada tiga jenis
awan lentikular:
1. altocumulus standing lenticular (ACSL),
2. stratocumulus standing lenticular (SCSL),
3. cirrocumulus standing lenticular (CCSL)
5.Kelembapan udara
Kelembapan udara adalah jumlah uap air yang terdapat di udara. Kelembapan udara berpengaruh bagi
pengendapan air di dalam udara yang bisa berbentuk awan, kabut, embun serta hujan. Kelembapan udara
terdiri dari dua macam, yaitu kelembapan relatif dan kelembapan absolut. Kelembapan udara pada suatu
wilayah dapat diukur dengan menggunakan suatu alat yang disebut hidrografi.
Jika diterapkan dengan benar, istilah tersebut bisa digunakan untuk kebutuhan dan menunjang hidup
manusia. Misalnya untuk membantu aktivitas budidaya pada tanaman, meramal cuaca yang nanti akan
terjadi, serta memprediksi kebutuhan pendinginan ruangan.
Berikut merupakan penjelasan lengkap mengenai kelembapan udara, jenis-jenisnya, serta bagaimana cara
mengukurnya.
Jumlah uap air yang berada di atmosfir sekitar 2 persen saja dari jumlah massa keseluruhan dari atmosfir.
Jumlah yang relatif sedikit jika dibandingkan dengan gas lain.
Akan tetapi jumlah tersebut juga tidak selalu konstan dan tetap, sebab kadang ditemui kelembapan pada
udara berada di sekitaran angka nol sampai lima persen untuk suatu wilayah tertentu.
Terdapat alat yang digunakan untuk mengukur kelembapan pada udara, yakni psikrometer. Alat ini bisa
mengetahui jumlah uap air yang berada di atmosfir, walaupun ukurannya sangat kecil.
Jika suatu atmosfir memilik kadar uap air yang tinggi, besar kemungkinan ia akan menghasilkan hujan.
Sebab adanya uap air di dalam atmosfir bisa menjadi tanda bahwa hujan akan turun di wilayah tertentu.
Kapasitas Udara
Kapasitas udara pada dasarnya adalah jumlah uap air yang dapat terkandung dalam suatu parsel udara
pada suhu tertentu. Kapasitas ini akan berubah-ubah sesuai dengan kandungan uap air yang sudah ada
dan juga suhu udara tersebut.
Semakin tinggi suhu udara, maka semakin besar kapasitas yang dimiliki oleh udara tersebut untuk
menampung uap air.
Ketika kapasitas udara dicapai, maka udara tersebut akan menjadi jenuh terhadap uap air dan
menyebabkan terjadinya hujan. Kejenuhan itu sendiri dapat dicapai melalui 2 cara yaitu
Menambah kadar uap air yang ada di udara melalui evapotranspirasi
Menurunkan suhu udara di wilayah tersebut
Seperti yang sudah kita ketahui, semakin rendah suhu, maka semakin rendah pula uap air yang mampu
ditampung oleh udara tersebut. Oleh karena itu, agar menjadi jenuh, kalian dapat menurunkan suhu udara.
Selain itu, cara paling mudah untuk mencapai kejenuhan adalah dengan menambah kadar uap air di suatu
wilayah melalui proses evaporasi dan transpirasi (evapotranspirasi) yang merupakan bagian dari daur air.
Jenis Kelembapan Udara
Terdapat beberapa jenis kelembapan udara yang terbagi dalam tiga bentuk umum, bentuk-bentuk tersebut
antara lain adalah
Kelembapan spesifik
Kelembapan absolut
Kelembapan nisbi/relatif
Ketiga jenis kelembapan udara ini memiliki pengertian dan juga pemaknaan yang berbeda-beda. Agar
kalian lebih paham, kita akan bahas secara lebih mendalam dibawah ini.
Kelembapan Spesifik
Kelembapan spesifik adalah berat uap air pada udara yang dihitung dalam satuan gram per kilogram udara.
Artinya disini akan dihitung rasio uap air terhadap berat udara total.
Umumnya, kelembaban udara ini akan berbanding lurus dengan tekanan udara yang ada pada suatu lokasi.
Ketika tekanan udara tinggi, maka kelembaban spesifik juga akan tinggi.
Misalnya di daerah yang memiliki kadar air besar seperti lautan. Pada daerah lautan, kadar tekanan udara
yng tinggi akan membuat kelembapan spesifik juga tinggi.
Sedangkan, di daerah daratan terjadi dua kali maksimum dan minimum kelembapan pada udara dalam satu
hari. peristiwa tersebut terbagi dalam empat bagian, yakni
Misalnya untuk musim panas, ia merupakan waktu dengan kelembapan yang tinggi, sedangkan untuk
musim dingin ia memiliki kelembapan yang lebih rendah.
Di daerah dengan dua musim, kelembapan pada atmosfir lebih tinggi terjadi di musim hujan ketimbang
pada musim kemarau.
Pada daerah tropis yang dipengaruhi oleh angin muson, kawasan yang mengalami muson juga bisa
memiliki kelembapan spesifik yang bervariasi, tergantung sistem muson yang sedang berlangsung di
wilayah tersebut.
Kelembapan Absolut
Kelembapan absolut langsung menghitung berat uap air yang ada pada parsel udara tertentu. Disini
hitungan uap air tidak mempertimbangkan temperatur ataupun tekanan udaranya.
Pada kelembapan absolut, yang dihitung adalah berat uap air per satuan volume parsel udara. Berbeda
dengan kelembapan spesifik yang menghitung berat uap air per satuan berat udara total.
AH = Kelembapan Absolut
mH2O = Berat uap air dalam udara
Vnet = Volume udara
Kelembapan absolut dihitung dengan menggunakan rumus diatas dimana AH adalah perbandingan antara
berat uap air dalam udara dengan volume udara total.
Kelembapan Nisbi atau Relatif
Kelembapan jenis ini merupakan perbandingan antara uap air yang berada di udara atau atmosfir,
dibandingkan dengan jumlah uap air yang benar-benar ada di udara tersebut.
Jika temperatur suatu atmosfir dan tekanannya sama, maka udara yang terkumpul di amosfir tersebut jenuh
dengan uap air yang ada.
Kalau kalian masih bingung, maka ini adalah definisi dari kelembapan nisbi yang asli dalam bahasa Inggris
Artinya secara harfiah adalah, kelembapan ini mencoba untuk mendapatkan rasio antara tekanan parsial
dari uap air di suatu udara dengan tekanan uap ekuilibrium dari air.
Udara merupakan zat yang memiliki massa. Karena memiliki massa maka ia bisa bergerak jika ada
perbedaan massa jenis antara sesama udara di atmosfer. Kamu tentu pernah mengalami perbedaan udara
saat di ruangan AC dengan ruangan non AC kan?.
Di ruangan bera AC udara dingin dan kering sementara di luar ruangan, udara terasa panas dan lembab.
Kelembaban udara dibagi menjadi kelembaban relatif atau nisbi dan kelembaban absolut atau mutlak.
Kelembaban relatif adalh perbandingan jumlah uap air dalam udara dengan jumlah air maksimum yang
dapat ditampung oleh udara dalam suhu yang sama. Kelembaban mutlak adalah banyaknya uap air yang
terkandung dalam 1 m³.
Contoh Kasus:
Diketahui dalam 1 m³ dengan suhu 20⁰ C terdapat 20 gr udara. Jumlah uap air maksimum dalam 1
m³dengan suhu 20⁰ C adalah 40 gr. Berapa kelembaban relatifnya?.
Kelembaban atau humidity dapat diartikan sebagai banyaknya volume uap air dalam udara dalam
waktu dan lokasi tertentu. Pemanasan matahari menyebabkan air yang ada di permukaan bumi
menguap dan mengisi ruang udara. Semakin tinggi suhu suatu daerah maka kelembabannya
semakin tinggi sedangkan semakin rendah suhu maka kelembaban semakin rendah.
Contohnya di pantai kamu tentu akan terus berkeringat sementara di pegunungan tidak. Alat untuk
mengukur kelembaban udara dinamakan hygrometer atau psychrometer.
Jika udara secara bertahap didinginkan dengan kadar kelembaban konstan, kelembaban relatif akan naik
hingga mencapai 100%. Pada suhu ini, Jika udara mengandung jenih uap air maka akan disebut titik embun
dan jika terus mendingin maka akan terjadi kondensasi.
Pada kesehariannya, kelembapan jenis ini berlawanan dengan suhu maksimum yang ada di pagi hari,
ataupun dengan suhu minimum yang terjadi di sore hari.
Selain itu, terdapat variasi pada kelembapan udara jenis ini, yakni dengan perbedaan wilayah yang
didasarkan pada posisi lintang.
Pada daerah yang terletak di lintang kecil antara 30 LU – LS, tekanan nisbi akan besar pada musim panas
dan kecil pada musim dingin. Sedangkan, di daerah lintang besar, berlaku sebaliknya.
Suhu udara
Tekanan udara
Pergerakan angin
Sinar matahari
Vegetasi
Ketersediaan air
Salah satu faktor paling penting yang mempengaruhi kelembapan pada udara adalah suhu udaranya.
Dalam konteks kelembapan, semakin tinggi suhu udara, maka semakin banyak uap air yang dapat
ditampung oleh udara. Sedangkan, semakin rendah suhu udara, semakin rendah kapasitas uap air dari
udara tersebut.
Hal ini terjadi karena saat udara panas, maka jarak antar molekulnya lebih lebar sehingga mampu
mengakomodasi banyak uap air. Ketika udara dingin, maka jarak antar molekulnya menjadi kecil sehingga
kesulitan mengakomodasi uap air.
Oleh karena itu, ketika sebuah udara dipanaskan tanpa mengubah tekanannya, maka kelembapan akan
menurun. Hal ini terjadi karena kapasitas udara untuk menampung uap air meningkat tetapi jumlah uap
airnya tetap sama.
Dalam kehidupan sehari-hari, kelembaban udara adalah sesuatu yang sangat penting, karena akan sangat
mempengaruhi suhu udara. Di dalam atmosfer senantiasa terdapat uap air. Kadar uap air dalam udara
disebut kelembaban. Kadar ini selalu berubah-ubah tergantung pada suhu udara setempat. Kelembaban
udara adalah presentase kandungan uap air di dalam udara. Kelembaban udara juga ditentukan oleh
jumlah uap air yang terkandung di dalam udara.
Kelembaban udara menyatakan banyaknya uap air dalam udara. Jumlah uap air dalam udara ini
merupakan sebagian kecil saja dari seluruh atmosfer. Yaitu sekitar 2 % dari jumlah massanya. Walaupun
kecil, uap air ini merupakan komponen udara yang sangat penting ditinjau dari segi cuaca dan iklim.
Landasan Teori
Kandungan uap air dalam atmosfer dapat dihitung dengan berbagai cara dengan menentukan tekanan uap
air (actual vapor pressure) dan tekanan uap air jenuh (saturation vapor pressure). Salah satunya dengan
menggunakan unsur suhu udara (dry-bulb temperature) dan suhu bola basah (wet-bulb temperature).
Tekanan uap dinyatakan dalam satuan millibar (mb) maupun hectoPascal (hPa).
Dengan menghitung tekanan uap air dan tekanan uap air jenuh, selanjutnya dapat diperoleh nilai dari
kelembaban udara (relative humidity) dan suhu titik embun (dewpoint temperature).
Untuk menentukan tekanan uap air jenuh digunakan unsur tekanan udara pada lokasi pengamatan. Tabel
RH dan Tabel DewPoint yang biasa digunakan di lingkungan BMKG menggunakan Tekanan Udara Standar
dengan nilai 1013 mb.
Titik embun adalah ukuran kelembaban. Jika udara didinginkan, energi yang cukup pada akhirnya
mengubah uap air menjadi embun. Suhu dimana mulai terkondensasi adalah titik embun. Ketika
kelembaban mencapai 100 %, suhu titik embun selalu sama suhu udara. Semakin besar perbedaan suhu
udara dan suhu titik embun, semakin rendah pula kelembaban udara.
Ukuran untuk menyatakan jumlah uap air yang digunakan dalam tulisan ilmiah ini adalah sebagai berikut :
Kelembaban Udara
Perbandingan dari tekanan uap air dan tekanan uap air jenuh yang dinyatakan dalam prosentase
Rentang data yang diambil adalah data obervasi dalam 1 hari, dimana data dari masing-masing mempunyai
jam pengamatan yang berbeda. Tergantung dari jam operasional dari setiap stasiun. Data 12 jam untuk
Stasiun Klimatologi Kediri dan 24 jam untuk Stasiun Meteorologi Selaparang Mataram.
Metode
Untuk mempermudah dalam perhitungan, digunakan format dalam file xls atau sejenisnya yang selanjutnya
akan dikomparasi dengan hasil dari tebel-tabel pembanding. Adapun formatnya adalah sebagai berikut :
Hanya dengan memasukkan data suhu bola kering, suhu bola basah dan tekanan di stasiun, selanjutnya proses
penentuan tekanan uap air, tekanan uap air jenuh akan otomatis dan juga akhirnya akan menentuka nilai dari
kelembaban udara dan suhu titik embun.
Dengan bantuan aplikasi perangkat lunak HyBMG, dibuat grafik pengujian antara data observasi dengan data hasil
percobaan, sehingga mengetahui tingkat keakuratan data hasil percobaan dengan data hasil obervasi.
Pembahasan
Stasiun Klimatologi Kediri
Data observasi Tanggal :
13 Juni 2010
Data hasil percobaan :
Validasi data observasi dengan data hasil percobaa
n:
Dari grafik validasi diatas bahwa untuk hasil kelembaban udara dan titik embun hasil percobaan pada Stasiun
Klimatologi Kediri menunjukkan koefisien korelasi yang besar, mendekati nilai 1. Dimana semakin mendekati 1,
hasilnya semakin mendekati hasil observasi. Demikian pula dengan root mean square error-nya yang sangat kecil,
jauh dibawah nilai 100.
Pergerakan Angin
Angin yang bergerak ternyata juga dapat mempengaruhi kelembapan pada udara, hal ini dipengaruhi oleh
proses penguapan dan kondensasi yang terjadi.
Air yang menguap, karena massanya kecil akan terbawa oleh angin dan membentuk awan serta
meningkatkan kelembapan udara di suatu wilayah tertentu.
Angin disini berperan untuk menggeser uap air dari suatu wilayah ke daerah-daerah lainnya
Sinar Matahari
Selanjutnya adalah kuantitas penyinaran oleh matahari, sebab penyinaran yang dilakukan oleh matahari
juga bisa mempengaruhi kelembapan pada udara.
Penyinaran yang dilakukan dengan jangka waktu yang panjang dan terus menerus, akan menyebabkan
terjadinya evapotranspirasi yang besar pada permukaan-permukaan air dan juga tumbuhan.
Evapotranspirasi ini nantinya akan menyebabkan penumpukan uap air di atmosfer, sehingga meningkatkan
kelembapan udara di wilayah tersebut.
Vegetasi
Selanjutnya adalah vegetasi, yakni tumbuhan yang berada pada suatu wilayah tertentu.
Vegetasi dapat mempengaruhi kelembapan pada udara karena mereka melakukan transpirasi ketika
sedang berfotosintesis. Proses fotosintesis ini akan menghasilkan uap air, yang nantinya dapat menguap ke
udara, meningkatkan kelembapan udara.
Oleh karena itu, tidak jarang kalian melihat hutan-hutan besar memiliki iklimnya sendiri bukan? Pohon-
pohon inilah yang mempengaruhi iklim di hutan tersebut.
Adanya Ketersediaan Air
Selanjutnya adalah ketersediaan air yang dapat membuat kelembapan suatu wilayah berubah kadarnya.
Air yang mengalami penguapan akan memberikan sejumlah uap air ke dalam udara. Uap air ini kemudian
akan naik dan menetap di atmosfer, membuat atmosfer menjadi lebih jenuh.
Seiring dengan berjalannya waktu, uap air ini akan berubah menjadi awan-awan. Jika atmosfer sudah
mencapai kapasitas udaranya, maka akan terjadi hujan.
Kandungan air pada suatu wilayah bisa mempengaruhi kelembapan di udara. Semakin tinggi ketersediaan
air di suatu tempat, maka semakin tinggi pula kelembapan di wilayah tersebut.
Dampak Kelembapan Udara
Kelembapan udara memiliki beberapa dampak terhadap kehidupan manusia di bumi dan juga kondisi
alam sekitarnya. Dampak-dampaknya antara lain adalah Iklim dan cuaca
Pemanasan global
Kenyamanan manusia
Kehidupan hewan dan tumbuhan
Konstruksi bangunan
Penerbangan
Tekanan Udara
Pengertian tekanan udara adalah tenaga yang bekerja sehingga dapat menyebabkan udara
bergerak dalam satuan wilayah tertentu dan berpindah tempat. Tekanan udara sangat dipengaruhi
dengan densitas udara (kerapatan massa udara) atau tingkat kepadatan. Besarnya tekanan udara
bergantung dengan jumlah udara diatasnya.
Tekanan udara memiliki hubungan yang berbanding lurus dengan kelembapan udara pada suatu wilayah.
Jika suatu wilayah memiliki tekanan udara yang semakin tinggi, maka udara yang berada di sekitarnya juga
akan memiliki kelembapan yang tinggi pula.
Hal tersebut dapat terjadi karena uap air yang ada di udara tersebut tetap namun volume udaranya
mengecil. Sehingga kelembapan udaranya meningkat.
Sebaliknya terjadi jika tekanan udara diturunkan, maka kelembapan udara di wilayah tersebut akan semakin
menurun. Hal ini terjadi karena volume udara membesar, namun jumlah uap air tetap sama.
Tekanan udara sangat dipengaruhi dengan densitas udara (kerapatan massa udara) atau tingkat
kepadatan.
Besarnya tekanan udara bergantung dengan jumlah udara diatasnya. Ketika udara bereda di titik tertinggi
maka semakin sedikit udara diatasnya, hal inilah yang menyebabkan tekanan udaraya di dataran tinggi
kecil.
Berbanding terbalik dengan di dataran rendah. Selain itu tekanan udara dipengaruhi oleh suhu udara,
ketika suhu udara tinggi maka molekul udara akan mengembang dan volume udara akan semakin besar.
Ketika volume di uadara di atas suatu tempat tetap, massa udara total akan berkurang, beratnya pun juga
berkurang, sehingga memngaruhi tekanan udara yang terjadi. Begitupula sebaliknya.
Tekanan udara di sekitar kita dapat dituliskan secara sistematis, penulisan sistematisnya dapat kalian lihat
di poin selanjutnya.
Tekanan udara merupakan besaran turunan yang dapat diukur dengan suatu alat yang disebut barometer.
Alat ini ditemukan oleh ilmuwan asal Irlandia yakni Robert Boyle. Ada beberapa macam barometer yaitu
barometer air raksa, barometer aneroid, barometer air dan beberapa jenis barometer lainnya.
Umumnya, satuan untuk menyatakan tekanan udara yaitu hektopascal. Akan tetapi kita masih juga
menjumpai nilai tekanan udaara dengan satuan cmHg pada barometer tua.
Menentukan massa jenis udara didapat dengan tiga cara yakni pertama, nilai massa jenis udara didpatkan
dari pengukuran manual dengan barometer atau alat lainnya.
Kedua, nilai massa jenis udara langsung dianggap sama dengan nilai massa jenis udara rata-rata menurut
ISA yaitu 1,2 kg/m3.
Ketiga, dengan cara didapat dari pembacaan table hubungan antara massa jenis udara dengan ketinggian
permukaan tanah yang disusun oleh CSIRO.
Namun, jika kita ingin mengukur tekanan udara dengan cara perhitungan, maka kalian bisa menggunakan
rumus sistematis sebagai berikut :
h = (Pu-Ph)x 100 m
Aplikasi Tekanan Udara dalam Kehidupan Sehari-hari
Penggunaan konsep tekanan udara bisa kita temui di beberapa kasus berikut :
Penerbangan pesawat.
Balon udara.
Penurunan paralayang.
Supaya temen-temen lebih paham, simaka contoh soal tekanan udara di bawah ini yaa.
Contoh Soal Tekanan Udara
Suatu bukit memiliki ketinggian 500 m dari permukaan laut. Bila tekanan udara di atas permukaan air laut
sebesar 76 cmHg. Tentukan tekanan udara pada tempat tersebut.
Pembahasan
h = (Pu-Ph)x 10
500 = (760 – x) . 10
h = 500 m ; Pu = 76 cmHg = 760 mmHg
50 = 760 – x
x = 710 mmHg
x = 71 cmHg
Iklim dan Cuaca
Kelembapan udara adalah salah satu faktor penentu iklim dan cuaca di suatu wilayah. Oleh karena itu,
aktivitas cuaca dan kondisi iklim pasti akan dipengaruhi oleh kelembapan udara yang ada di wilayah
tersebut.
Umumnya, daerah yang berlokasi dekat dengan pantai atau terpapar sinar matahari yang cukup terik
memiliki kelembapan yang lebih tinggi. Contohnya adalah daerah di dekat kathulistiwa ataupun daerah
pesisir pantai seperti pantai utara.
Pemanasan Global
Karena merupakan salah satu gas rumah kaca yang cukup kuat, uap air dapat menyebabkan pemanasan
global di suatu wilayah. Bahkan, uap air adalah gas rumah kaca yang paling banyak di atmosfer. Jauh lebih
banyak dibandingkan dengan karbon dioksida atau gas metana.
Selain itu, uap air juga mengandung energi laten yang jika mengembun, maka energinya akan dilepaskan
ke alam. Pelepasan energi ini dapat menyebabkan terjadinya peningkatan suhu udara di suatu lokas
Kenyamanan Manusia
Kelembapan juga berpengaruh terhadap kenyamanan manusia dalam beraktivitas. Meskipun begitu,
kenyamanan manusia lebih dipengaruhi oleh kondisi temperatur di suatu wilayah.
Uap air yang sedikit di udara dapat menyebabkan kulit menjadi lebih kering, bibir menjadi pecah-pecah, dan
mata yang menjadi berair.
Selain itu, uap air juga berpengaruh pada kemampuan bernafas orang-orang yang mengalami asma atau
gangguan pernafasan lainnya. Oleh karena itu, harus diperhatikan faktor kenyamanan ketika mengatur
kadar uap air di udara.
Hewan dan Tumbuhan
Kelembapan dan ketersediaan air baik dalam bentuk cair maupun uap merupakan salah satu faktor dasar
yang mempengaruhi kehidupan di muka bumi ini.
Oleh karena itu, air menjadi salah satu komponen siklus biogeokimia yang paling penting.
Secara umum, hewan dan tumbuhan memiliki kapasitas untuk menahan panas dan kelembapan yang
terbatas. Diluar zona nyaman tersebut, hewan dan tumbuhan akan mati. Hal ini menyebabkan
terbentuknya bioma dan juga ekosistem tertentu di dunia.
Konstruksi Bangunan
Kondisi kelembapan udara juga mempengaruhi bentuk konstruksi bangunan yang akan dirancang oleh
arsitek dan insinyur teknik sipil
Umumnya, bangunan dibuat agar lebih tertutup dan terisolasi untuk mengurangi efek dari kondisi alam di
luar bangunan tersebut. Artinya, bangunan akan lebih efisien ketika menggunakan pendingin ataupun
penghangat ruangan.
Namun, hal ini juga menyebabkan kelembapan dalam bangunan menjadi tidak stabil dengan kondisi diluar.
Bisa saja menjadi terlalu rendah ataupun terlalu tinggi.
Oleh karena itu, dalam mendesain bangunan, arsitek dan teknik sipil harus dengan cermat memperhatikan
faktor penumpukan uap air dan kelembapan dalam bangunan tersebut.
Industri Penerbangan
Pesawat terbang menggunakan udara dari lapisan atas atmosfer untuk mensuplai udara kabin nya. Agar
penumpang bisa bernafas, udara ini dihangatkan dan juga diatur tekanannya agar sesuai dengan
kebutuhan manusia.
Namun, udara ini memiliki kelembapan yang rendah, karena berada di lapisan atas troposfer. Udara ini
kemudian juga dihangatkan kembali ketika memasuki kabin pesawat, sehingga semakin menurunkan
kelembapannya.
Hal ini menyebabkan para penumpang pesawat sering merasakan kulit kering, mata berair, ataupun
ketidaknyamanan lainnya saat menaiki pesawat terbang. Namun, perusahaan penerbangan tidak bisa
menggunakan humidifier udara karena akan memberatkan pesawat.
Cara Mengukur Kelembapan Udara
Terdapat beberapa alat yang bisa digunakan untuk mengukur kelembapan di udara, diantaranya adalah
higrometer dan psikrometer atau kerap disebut sebagait thermometer bola basah.
Higrometer
Alat ini lebih sering digunakan untuk mengukur kelembapan pada udara yang suhunya rendah, misalnya
untuk mengindikasikan munculnya jamur di barang simpanan.
Pada alat ini terdapat dua skala yang digunakan untuk menunjukkan kelembapan udara, yakni temperatur
dan juga suhu.
Kelembapan udara diberi simbol dengan huruf H, sedangkan suhunya diberi tanda dengan derajat celcius.
Psikrometer
Alat ini merupakan termometer yang memiliki dua bola, satu yang kering dan satu lagi yang dilapisi oleh
kain basah.
Alat ini berfungsi untuk mengetahui dan mengukur kelembapan udara yang berada di dalam ruangan atau
luar ruangan. Hal ini mungkin dilakukan karena temperatur pada bola kering pasti lebih tinggi dibandingkan
dengan bola basah.
Perbedaan suhu antara kedua bola inilah yang akan diolah menggunakan rumus dan digunakan untuk
mengestimasi berapa kadar uap air yang ada di wilayah tersebut.
Psikrometer sering digunakan untuk mengukur kelembapan pada udara di ruangan, perkebunan, atau
peternakan.
Kalian dapat menggunakan rumus ini untuk menghitung kelembapan udara di suatu wilayah dengan
menggunakan psikrometer
Itulah penjelasan singkat mengenai kelembapan udara dan bagaimana cara mengukur serta faktor yang
mempengaruhi keberadannya.
6.Curah hujan
Definisi curah hujan atau yang sering disebut presipitasi dapat diartikan jumlah air hujan yang turun di
daerah tertentu dalam satuan waktu tertentu. Jumlah curah hujan merupakan volume air yang terkumpul di
permukaan bidang datar dalam suatu periode tertentu (harian, mingguan, bulanan, atau tahunan).
Curah hujan merupakan jumlah air yang jatuh di permukaan tanah datar selama periode tertentu yang
diukur dengan satuan tinggi milimeter (mm) di atas permukaan horizontal. Hujan juga dapat diartikan
sebagai ketinggian air hujan yang terkumpul dalam tempat yang datar, tidak menguap, tidak meresap dan
tidak mengalir (Suroso 2006).Untuk mengukur curah hujan, alat yang disebut pengukur hujan
digunakan. Alat ini adalah perangkat yang terdiri dari corong dan wadah. Endapan diukur pada
skala milimeter (mm) atau sentimeter (cm).
Pengukuran presipitasi mengambil beberapa data.
Alat pengukur curah hujan yang sering dipakai dalam obsevatorium yaitu ombrometer dengan luas
mulut penakar 100 cm2 dan dipasang dengan ketinggian 1.2 meter dari permukaan tanah
(Jumin,2002). Batas dari curah hujan yaitu tinggi air (mm) yang diterima permukaan, evaporasi
(penguapan), dan peresapan (infiltrasi) ke dalam tanah.
Ombrometer pertama kali ditemukan oleh Menlo Park (lahir 11 Februari 1847 – meninggal 18 Oktober
1931), seorang pengusaha yang mengembangkan banyak alat berguna.
Ada dua jenis alat pengukur curah hujan, tipe manual dan tipe otomatis (perekam). Kita akan membahas
satu per satu ya alat pengukur curah hujan dan cara kerjanya.
Alat pengukur curah hujan yang sering dipakai dalam obsevatorium yaitu ombrometer dengan luas mulut
penakar 100 cm2 dan dipasang dengan ketinggian 1.2 meter dari permukaan tanah (Jumin,2002). Batas
dari curah hujan yaitu tinggi air (mm) yang diterima permukaan, evaporasi (penguapan), dan peresapan
(infiltrasi) ke dalam tanah.
Curah hujan diukur menggunakan alat yang bernama rain gauge. Pengukur hujan adalah wadah berbentuk
corong. Pengukuran curah hujan dengan alat pengukur hujan dilakukan pada skala 1000 meter.
Hujan yang akan dihitung dibagi menjadi 3 klasifikasi. Di bawah itu adalah jumlah curah hujan harian yang
diukur dalam 24 jam dalam satu hari. Jadi jumlah curah hujan bulanan diukur selama 30 hari dalam 1 bulan.
Yang terakhir adalah curah hujan tahunan, yang diukur selama 12 bulan dalam satu tahun.
Ombrometer adalah alat penakar hujan yang biasanya dipasang pada tempat terbuka. Ketika hujan, alat ini
akan menampung air hujan.
Satuan yang digunakan pada alat ini adalah milimeter (mm). Ketelitian alat tentu tergantung dengan jenis
alatnya. Biasanya ketelitian sampai dengan 0,1 mm.
Satuan curah hujan dalam SI adalah milimeter yang merupakan penyingkatan dari satuan liper per meter
persegi.
Pembacaan ombrometer biasanya dilakukan sehari sekali pada pukul 07.00 pagi.
PENEMU OMBROMETER
Ombrometer pertama kali ditemukan oleh Menlo Park (lahir 11 Februari 1847 – meninggal 18 Oktober
1931), seorang pengusaha yang mengembangkan banyak alat berguna.
Tipe observatorium adalah alat penakar hujan manual yang menggunakan gelas ukur untuk mengukur
curah hujan. Alat ini banyak digunakan di Indonesia dan menjadi alat standar.
Sebuah ombrometer observatorium, data yang didapatkan bisa mewakili luas area datar sampai radius 5
km.
Mudah dipasang
Gampang dioperasikan
Pemeliharaan relatif mudah
Tapi, tentu ada juga kekurangan ketika kita menggunakan alat ini.
Data yang didapat merupakan jumlah curah hujan selama periode 24 jam saja
Resiko kerusakan gelas ukur
Kemungkinan kesalahan pembacaan saat membaca permukaan dari tinggi air di gelas ukur yang akan
menyebabkan hasilnya berbeda
Lalu, bagaiman cara kerja penakar hujan observatorium ini?
staklimyo
gyakarta.com
Alat untuk mengukur curah hujan Hellman ini merupakan alat otomatis dengan tipe siphon.
Cara kerja alat otomatis ini cukup mudah. Saat air hujan terukur setinggi 10 mm, maka siphon di
dalam alat akan mengeluarkan air dari tabung penampungan dengan cepat dan otomatis.
Setelah itu, alat siap mengukur lagi, dan akan berulang begitu seterusnya.
Dalam wadah penampungan pada alat tipe Hellman ini terdapat pelampung yang dihubungkan
dengan jarum pena penunjuk. Jarum ini secara mekanis membuat garis pada sebuah kertas pias
posisi dari tinggi air hujan yang ditampung .
microstep-mis.com
Jenis alat ukur curah hujan selanjutnya adalah tipping bucket. Alat ini cocok digunakan untuk wilayah yang
akumulasi curah hujannya di atas 200 mm/jam.
1. Air hujan masuk ke dalam alat melalui corong penakar menuju ke bucket.
1. Setiap air hujan yang masuk setinggi 0,5 mm (atau 20 ml), maka bucket akan berjungkit dan
bucket satunya akan siap untuk menerima air hujan yang masuk ke dalam alat berikutnya.
2. Ketika bucket berjungkit, maka pena akan menggores pias dengan skala 0,5 (0,5 mm).
3. Pena akan menggores kertas pias dengan gerakan naik turun.
4. Dari goresan pena inilah dapat diketahui jumlah curah hujan.
PENAKAR HUJAN TIPE WEIGHING BUCKET
cementconcrete.org
Penakar hujan weighing bucket ini merupakan sebuah corong penangkap air hujan yang diletakkan di ats
ember penampungan air. Ember penampung air diletakkan di atas timbangan yang dilengkapi dengan alat
pencatat otomatis.
Cara kerja dari penakar hujan weighing bucket bisa adalah sebagai berikut.
1. Alat pencatat otomatis yang terpasang di timbangan dihubungkan ke permukaan kertas grafik yang
tergulung pada sebuah kaleng silinder.
2. Ketika hujan, air masuk melalui corong dan dialirkan ke dalam ember.
3. Setiap ada penambahan air yang masuk ke ember, kertas grafik akan mencatatnya.
4. Pada periode tertentu, gulungan kertas grafik akan dilepas dari kaleng silinder untuk dianalisis.
PENAKAR CURAH HUJAN TIPE OPTICAL
amazon.com
Kalau alat yang satu ini sudah modern karena menggunakan sensor optikal. Alat ini akan bekerja ketika air
hujan mengenai sensor yang terpasang. Cara kerja dari tipe optical ini sebagai berikut.
1. Penakar hujan optical memiliki beberapa saluran. Tiap saluran terdapat dioda laser
dan photoresistor detector yang berguna untuk mendeteksi gambar yang terekam pada sensor.
2. Saat air terkumpul dan terbentuk single drop, air akan jatuh ke batang laser.
3. Sersor yang ada diatur pada sudut yang pas sehingga laser bisa mendeteksi air hujan seperti
lampu flash.
4. Flash dari photodetector inilah yang dikirimkan ke recorder untuk dibaca hasilnya.
CARA MEMBUAT ALAT UKUR CURAH HUJAN SEDERHANA
Kalau kamu ingin membuat sebuah alat pengukur curah hujan yang mudah. Bisa coba ik
https://youtu.be/f246UrhCGkouti video di bawah ini.
Kamu bisa coba sendiri membuat alat untuk mengukur intensitas air hujan dengan alat sederhana di rumah.
Jadi, kamu tidak perlu cari yang jual penakar hujan dengan harga cukup lumayan,
PENUTUP
Alat ukur curah hujan di atas tentu ada kelebihan dan kekurangannya ya. Kalau alat yang lebih modern lagi,
sekarang ini pasti ada yang tipe digital. Tapi, harga alat tentu tidak murah.
Endapan yang berbeda di satu tempat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor presipitasi meliputi
topografi suatu daerah, kecuraman lereng, arah angin dan arah angin. Penjelasannya adalah sebagai
berikut.
Hubungan antara topografi suatu daerah dan daerah dengan jumlah curah hujan lebih tinggi, semakin
dingin iklim di wilayah tersebut. Iklim yang sejuk sering membuat tempat hujan.
Kecuraman Lereng
Ketinggian lereng yang curam mempengaruhi curah hujan. Ini karena alat pengukur hujan mengukur air
sebagai ukuran kepadatan curah hujan tergantung pada air yang jatuh. Dengan kemiringan yang curam, air
yang jatuh menjadi lebih curam dan curam sehingga hujan dapat lebih mengalir.
Arah Angin
Arah angin menentukan jumlah curah hujan. Arah angin adalah hembusan angin. Hujan yang terjadi di
suatu daerah disebabkan oleh arah angin yang datang dari segala arah. Hembusan angin berkontribusi
pada curah hujan.
Perjalanan Angin
Gerakan angin yang dimaksud berbeda dari arah angin. Arah angin adalah hembusan angin. Sementara
gerakan angin adalah kedatangan angin dari lokasi X ke lokasi Y, gerakan angin menjadi faktor penting
dalam intensitas curah hujan, karena angin membawa awan yang mengandung badan air.
7.Listrik di Udara
Listrik di Udara Yaitu listrik yang terdapat pada atmosfer karena fenomena alam. Umumnya, listrik ini
bersumber dari hujan badai dengan banyak petir atau kilat.
Pernahkah Anda ketakutan apabila melihat kilat yang menyambar di langit, kemudian disusuk dengan petir
yang menggelegar? Dalam musim hujan di Indonesia, adakalanya kita menemukan moment- moment
seperti ini, yakni moment dimana petir, guntur dan kilat silih berganti datang pada hujan yang turun dengan
lebat. Secara sederhana, mungkin kita memaknai kilat, guntur dan juga petir dengan pengertian yang sama.
Yang membedakan adalah kilat yang berupa cahaya sementara guntur yang bersuara keras. Namun perlu
kiranya bagi kita untuk mengetahui berbagai perbedaan yang terdapat di beberapa hal tersebut.
Perbedaan Petir dan Kilat
Petir kita kenal sebagai kilatan cahaya yang berbunyi keras di langit yang datang ketika hujan lebat atau
mendung yang gelap. Sementara kilat juga merupakan hal yang mirip dengan hal tersebut. Namun
keduanya ternyata meniliki perbedaan. Adapun perbedaan- perbedaan petir dengan kilat antara lain
sebagai berikut:
1. Berdasarkan penyebabnya
Sebuah penampakan di planet Bumi ataupun peristiwa alam pasti ada penyebab terjadinya. Seperti halnya
hujan yang terjadi akibat adanya pemanasan terhadap air yang kemudian menjadi uap air, lalu uap air
tersebut menjadi awan hitan yang mengalami jenuh sehingga menumpahkan airnya ke Bumi, petir dan kilat
pun juga ada penyebabnya. Dilihat dari penyebabnya saja kedua hal ini sudah berbeda. Kilat adalah
sebuah bunga api besar yang mucul akibat adanya muatan listrik yang dibangkitkan awan- awan hujan
angin.Kilat terjadi akibat adanya perbedaan muatan listrik antara bumi dan awan yang terus membesar.
Pada waktu yang demikian, udara menjadi lebih mudah ditembus dari Bumi ke awan. Udara yang ditembus
ini kemudian menjadi sebuah saluran pelepasan energi listrik. Pelepasan energi listik dari awan ke bumi
inilah yang disebut dengan kilat, lalu pelepasan energi listrik dari bumi ke awan yang disebut dengan petir.
2. Waktu munculnya
Dilihat dari waktu munculnya, kilat dan petir juga berbeda. Kilat biasanya muncul lebih dahulu yang berupa
kilatan- kilatan cahaya. Kilat tidak hanya muncul ketika hujan sudah berlangsung, namun bisa juga muncul
ketika cuaca mendung namun belum turun hujan. Kilat juga bisa mempercepat terjadinya hujan. Dan petir
muncul belakangan, biasanya setelah kilat. Jadi bisa dikatakan bahwa kilat dan petir memiliki waktu muncul
yang berlainan dimana kilat munculnya lebih dulu dan petir menyusul dibelakangnya.
3. Kenampakannya
Salah satu hal yang mudah untuk menjadi sebuah tanda perbedaan antara kilat dan petir adalah kilat hanya
berupa cahaya, namun petir biasanya diikuti dengan suara menggelegar yang disebut dengan guruh. Jadi,
petir berupa dua kenampakan, cahaya dan juga suara. Sementara itu, kilat hanya berupa cahaya saja.
4. Tempat terjadinya
Hal lain yang menunjukkan perbedaan diantara keduanya adalah tempat terjadinya. Kilat, terkadang terjadi
di atas permukaan bumi sehingga bisa dilihat oleh manusia, namun terkadang juga hanya terjadi di atas
awan sehingga yang dilihat manusia hanya pantulan sinarnya saja. Sementara itu petir biasanya terjadi di
atas permukaan Bumi dan lebih dekat dengan kerak bumi. jadi, apabila kita mendengar berita adanya
pohon tumbang, hal itu diakibatkan oleh petir bukan kilat.
Gejala yang Dijumpai pada Cuaca dan Iklim sendiri diantaranya Kabut (Gejala yang terjadi karena adanya
kondensasi uap air dekat permukaan tanah ataupun air yang dingin. Ketinggiannya mencapai 500 meter),
Embun (Gejala yang terjadi karena adanya kondensasi uap air di permukaan tanah, rumput, dan daun pada
malam hari karena kelembapan udara, namun tidak ada angin yang bertiup), El Nino (Gejala peningkatan
suhu Samudra Pasifik yang terjadi sekitar bulan Desember), La Nina (Gejala yang terjadi setelah El Nino
melemah karena adanya penurunan suhu Samudra Pasifik di sekitar bulan Januari).
Peranan Iklim dan Cuaca
Perlu diketahui bahwa iklim dan cuaca merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan
manusia. Karena iklim mempunyai peranan yang besar terhadap kehidupan seperti dalam bidang pertanian,
transportasi atau perhubungan, telekomunikasi, dan pariwisata.
Kondisi suhu, curah hujan dan pola musim sangat menentukan kecocokan dan optimalisasi pembudidayaan
tanaman pertanian. Begitu pula di bidang perikanan atau kelautan, faktor iklim seperti cuaca, suhu, dan
musim sangat berpengaruh, baik terhadap para nelayan maupun ikan yang akan di tangkap. Pada
umumnya para nelayan mengerti benar tentang keadaan cuaca, terutama yang behubungan dengan angin
dan musim.
Dengan pengetahuan yang dimiliki mereka tahu kapan datangnya angin musim barat dan angin musim
timur. Pada saat berhembus angin barat mereka sangat berhati-hati dalam menangkap ikan di laut. Karena
musim angin barat sering menimbulkan gelombang besar yang membahayakan mereka.
Dan mereka juga tahu mengenai tanda-tanda alam seperti akan datangnya badai yang besar, sehingga
mereka tidak akan turun ke laut untuk menangkap ikan.
1. Hutan
Cuaca iklim dapat mempengaruhi kondisi dan penyebaran vegetasi hutan dari satu tempat ke tempat lain.
Vegetasi hutan pada daerah tropis adalah yang paling tinggi keragamannya dan semakin ke kutub
pertumbuhan dan penyebaran vegetasi hutan semakin dibatas.
Cuaca/iklim di dalam areal hutan harus dipantau karena akan mempengaruhi kelestarian
hutan / Sustainable Forest Management (SFM)
2. Tanah
Tanah adalah hasil pelapukan batuan selama periode waktu lama yang diakibatkan oleh perubahan cuaca.
Cuaca/iklim dapat mempengaruhi sifat-sifat kimia dan fisika tanah serta organisme yang ada didalamnya
3. Tanaman
Dimulai dari fase per kecambahan, fase vegetatif, generatif dan panen dipengaruhi oleh lingkungan,
demikian juga pasca panen.
Kualitas produksi tanaman yang dipanen pada musim hujan sangat berbeda jika di panen pada musim
kemarau.
Faktor-faktor iklim dapat berperan mencegah terjadinya kebakaran hutan. Contoh musim kemarau yang
pendek, sering ada hujan dapat mencegah terjadinya kebakaran hutan atau padang rumput.
4. Peternakan
Cuaca/iklim dapat berpengaruh langsung terhadap ternak, contohnya ternak sapi perah agar hasil susunya
berkualitas dan berkuantitas maka sebaiknya dipelihara di pegunungan.
Pengaruh secara langsung melalui makanannya yang berasal dari hijauan maupun biji-bijian.
Penyebaran geografis ternak, seperti kerbau dan sapi. Contoh kerbau lebih banyak ditemukan pada daerah
basah, banyak hujan da daerah rawa. Sedangkan sapi tumbuh baik jika diternakkan di tempat yang sedikit
kering.
Tinggi rendahnya populasi hama & penyakit tergantung pada keadaan lingkungan. Keadaan lembab
menyebabkan jumlah penyakit akan optimum dan keadaan suhu yang tinggi serta kering jumlah hama
optimum.
Cuaca/iklim dapat mempengaruhi organisme hama atau penyakit dan tanaman yang terserang.
Proteksi hama & penyakit dengan menggunakan pestisida dapat dicari pada saat yang tepat karena
aplikasinya tergantung pada hujan, angin, suhu dan unsur cuaca lainnya.
6. Bangunan-bangunan Pertanian
Merencanakan bangunan-bangunan pertanian seperti tingginya bendungan, dalamnya saluran draenase
harus memperhitungkan keadaan cuaca/iklim setempat.
Kandang ternak agar kuat mendapat tepaan angin maka sebaiknya ditanami pohon-pohon pelindung angin.
Disamping itu dapat melindungi ternak agar tidak mengenai langsung angin sehingga dapat mengganggu
kesehatan.
Demikian juga mesin-mesin pertanian yang kondisi lembab dapat berakibat cepat mengalami karat.
7. Modifikasi Cuaca/Iklim
Secara makro manusia belum dapat mengendalikan cuaca/ikilm, tapi secara mikro sudah banyak yang
dilakukan seperti irigasi, Air tidak didapatkan dari hujan melainkan melalui saluran irigasi yang datang dari
waduk.
Waduk merupakan hasil modifikasi hujan. Demikian juga halnya dengan pohon-pohon pelindung menaungi
terhadap matahari langsung.
Iklim berpengaruh nyata pada setiap fase kegiatan pertanian, demikian pula perencanaan kegiatan
pertanian sehari-hari sampai jangka panjang tidak luput dari pengaruh cuaca/iklim.
Penerapan suatu hasil penelitian harus selalu diikuti dengan pengukuran cuaca iklim agar dapat dibahas
pengaruh yang baik dan buruk, serta ketahanan tanaman terhadap hama & penyakit pada berbagai
keadaan cuaca/iklim.
Dengan hasil pengukuran tersebut dapat diketahui cara memilih tempat yang sesuai untuk tanaman tertentu
atau memilih tanaman yang sesuai untuk suatu tempat tertentu.
Selanjutnya dapat diketahui dimana daerah-daerah yang sesuai dengan dukungan data cuaca/iklim secara
kuantitatif, untuk mengembangkan suatu usaha pertanian agar mendapat nilai tambah.
Selain berpengaruh terhadap penerbangan, faktor cuaca dan iklim berpengaruh pula terhadap transportasi
laut. Seperti arah dan kecepatan angin, tinggi gelombang, badai dan lain-lain.
Lapisan udara yang menyelebungi bumi terdiri dari beberapa lapisan, di antaranya terdapat lapisan
ionosfer. Lapisan ini mengandung partikel-partikel yang mengalami ionisasi sehingga bermuatan listrik.
Dengan adanya lapisan ionosfer ini, maka siaran radio dan televisi dapat di dengar dan dilihat dimana-
mana.
Cuaca dan iklim juga berperan dalam usahan perkebunan dan perikanan. Umumnya para nelayan akan
mengamati kondisi laut, arah angin dan cuaca sebelum pergi melaut
Daftar isi
Iklim Tropis (A)
Iklim Kering (B)
Iklim Sedang (C)
Iklim Kontinental (D)
Iklim Polar (E)
Tropical monsoon (Am) Presipitasi pada bulan terkering kurang dari 6 cm, namun
lebih dari 4% total curah hujan tahunan.
Tropical wet and dry Presipitasi pada bulan terkering kurang dari 10 cm serta
savannah (Aw) kurang dari 4% total curah hujan tahunan.
Selanjutnya, iklim tropis dapat dibagi lebih lanjut kembali berdasarkan presipitasinya.
Sumber:Wikimedia
Commons
Wilayah arid dan semiarid mencakup sekitar 25% wilayah daratan bumi. Iklim kering merupakan satu-
satunya tipe iklim Köppen yang klasifikasinya tidak berdasarkan temperatur. Daerah pada iklim kering
dicirikan dengan rata-rata curah hujan tahunannya yang rendah. Tipe iklim ini mengalami perubahan
temepratur drastis antar musimnya. Tipe iklim ini dibagi menjadi 2 bagian, iklim stepa (BS) dan
iklim gurun (BW).
TIPE IKLIM KLASIFIKASI
Arid desert (BW) Curah hujan tahunan kurang dari 50% dari ambang batas
curah hujan.
Semi-arid steppe Curah hujan tahunan lebih dari 50% dari ambang batas
(BS) curah hujan.
Iklim Sedang (C)
Sumber: Wikimedia Commons
Iklim temperate atau sedang banyak ditemukan di pinggiran benua. Kondisi iklimnya terbilang
relatif bersahabat karena tidak memiliki musim dingin dam musim panas yang ekstrim. Iklim
sedang memiliki suhu rata-rata bulan terdingin antara -3°C hingga 18°C. Selain itu, terdapat
setidaknya satu bulan dimana suhu rata-ratanya lebih dari 10’C.
TIPE IKLIM KLASIFIKASI
Mild temperate dry Presipitasi pada bulan terkering dari ½ tahun di musim panas
summer (Cs) kurang dari 4 cm dan < 1/3 dari jumlah presipitasi di bulan
terbasah pada musim dingin
Mild temperate dry Presipitasi di bulan terkering pada setengah tahun di musim
winter (Cw) dingin < 1/10 dari jumlah presipitasi di bulan terbasah pada
musim panas
Continental dry Presipitasi pada bulan terkering dari ½ tahun di musim panas
summer (Ds) kurang dari 4 cm dan < 1/3 dari jumlah presipitasi di bulan
terbasah pada musim dingin
Tundra (ET) Rata-rata temperatur pada bulan terhangat antara 10° dan 0°C
Ice Cap (EF) Rata-rata temperatur pada bulan terhangat 0°C atau dibawahnya
Mekanisme Pembentukan Cuaca Iklim
Penyerapan energi surya oleh permukaan bumi akan mengaktifkan molekul-molekul gas atmosfer sehingga
terjadi pembentukan cuaca.
Perubahan sudut datang surya tiap saat dalam sehari atau setahun pada suatu lokasi dibumi akan
mengakibatkan perubahan jumlah energi surya.
Perubahan tersebut meliputi pemanasan dan pendinginan udara, peningkatan dan penurunan tekanan
udara, gerakan vertikal dan horizontal udara, penguapan dan kondensasi (pengembunan), pembentukan
awan, presipitasi.
Oleh karena itu dengan faktor pengendalinya akan membentuk cuaca sesaat yang dalam jangka panjang
akan membentuk tipe-tipe iklim.
Cabang-Cabang Meteorologi/Klimatologi
Ilmu tentang cuaca disebut meteorology dan ilmu tentang iklim disebut klimatologi adalah dua ilmu
pengetahuan fisika yang membahas tentang proses dan gejala serta penyebarannya menurut ruang dan
waktu yang terjadi di atmosfer bumi.
Meskipun kedua cabang ilmu ini terlepas satu sama lain, tetapi keduanya sulit dipisahkan.
Meteorologi lebih menekankan pada proses terjadinya cuaca (kenapa terjadi hujan lebat, suhu ekstrim,
awan), sedangkan klimatologi lebih menekankan pada penyebearan dari hasil proses tersebut baik harian
maupun tahunan.
Referensi: