DISUSUN OLEH :
M. ALVILAYALIN
SYAHRUR RAMADHAN
KHALIFAH TUL MUSLIMIN
CAHAYA RAMADHANTI
MUTIARA
MURTISARI DWI UTAMI
SMAN 1 BOLO
TAHUN PEMBELAJARAN 2018/2019
KATA PENGANTAR
Rasa syukur ,penyusun panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
karunia dan rahmat yang dilimpahkan kepada kami sehingga dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini . Makalah ini berjudul ‘’Dinamika
Atmosfer Dan Dampaknya Terhadap Kehidupan”
PENYUSUN
c. Ketinggian tempat
Kita tentu pernah merasakan perbedaan suhu udara di daerah dataran rendah
dengan daerah dataran tinggi atau pegunungan. Suhu udara di daerah dataran rendah
lebih tinggi daripada di daerah dataran tinggi atau pegunungan. Keadaan tersebut
d. Kejernihan atmosfer
Kejernihan atmosfer mempengaruhi besarnya panas matahari yang sampai ke
permukaan bumi. Hal ini disebabkan gas-gas di dalam atmosfer berpengaruh terhadap
pemantulan dan penghamburan sinar matahari. Di daerah yang atmosfernya kotor
hanya menerima panas secara langsung dalam jumlah sedikit, sedangkan di daerah
yang tidak berawan akan menerima panas secara langsung dalam jumlah yang banyak.
e.Jarak ke laut
Suatu tempat yang dekat dengan laut atau danau suhu udara rata-rata hariannya
tinggi, sedangkan tempat yang jauh dngan laut atau danau suhu udara rata-rata
hariannya rendah keadaan tersebut dipengaruhi oleh sifat air dan tanah (daratan)
dalam menerima panas. Air lebih lambat menerima dan melepaskan panas, sedangkan
daratan lebih cepat dalam menerimadan melepaskan panas panas.
Pengukuran suhu udara pada saat tertentu dapat dilakukan dengan menggunakan
termometer, sedangkan suhu rata-rata haarian diukur selama satu hari (siang dan
malam) dengan termograf. Jasil pencatatannya disebut termogram.
2. Tekanan udara
Tekanan udara adalah tekanan yang diberikan udara setiap satuan luas bidang datar
dari oermukaan bumi sampai batas atmosfer. Makin tingi suatu tempat makin rendak
kerapatan udaranya. Oleh karena itu, tekanan udara makin ke atas makin rendah.
Sebaran tekanan udara suatu daerah dapat digambarkan dala peta yang ditunjukan
oleh isobar. Isobar adakah garis yang menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai
tekanan udara sama pada saat yang sama pula.
3. Angin
Angin adalah udara yang bergerak karena adanya perbedaan tekanan udara antara
satu tempat dengan tempat yang lain. Adapun penyebab perbedaan tekanan udara
adalah intensitas panas matahari. Udara yng terkena panas matahari akan mengembang
sehingga tekanan udaran menjadi rendah, sedangkan daerah yang tidak mendapat sinar
matahari tekanan udaranya tinggi
Di permukaan bumi daerah yang mempunyai tekanan udara rendah adalah di
daerah khatulitiwa karena selalu mendapatkan sinar matahari. Adapun di daerah kutub
utara dan kutub selatan tekanan udaranya lebih tinggi. Oleh karena itu, aliran udara
bergerak dari daerah kutub menuju khatulistiwa. Hubungan antara tekanan udara
dengan arah angin dinyatakan dalam bahwa udara mengalir dari daerah bertekanan
maksimum ke daerah yang bertekanan minimum.
1) Kecepatan Angin
Besar kecilnya kecepatan angin ditentukan oleh faktor-faktor sebagai berikut :
a. Besar kecilnya gaya gradien barometrik.
Gaya gradien barometrik adalah besarnya perbedaan tekanan udara antara 2 isobar
yang bejarak 11 km dan dinyatakasn dalam milibar (mb). Makin besar perbedaan
tekanan udara tersebut, makin cepat angin bergerak.
Pada periode Oktober – April, saat matahari berada di belahan bumi selatan,
Benua Australia mengalami pemanasan maksimal. Akibatnya, Benua Australia
mempunyai tekanan udara rendah. Adapun di belahan bumi utara (Benua Asia)
mempunyai tekanan udara yang lebih tinggi sehingga angin bertiup dari Benua Asia
menuju Benua Autralia dan disebut angin muson timur.
Karena bertiup melalui Samudera Hindia, angin ini banyak mengandung uap air
sehingga pada periode tersebut di Indonesia mengalami musim hujan.
g. Angin Darat dan Angin Laut
Angin darat dan angin laut terjadi akibat adanya perbedaan sifat pemanasan antara
daratan dan lautan. Pada malam hari karena temperatur laut lebih tinggi daripada
daratan, tekanan udara di laut lebih rendah daripada tekanan udara di darat. Oleh
karena itu, terjadi pergerakan udara dari darat menuju ke laut yang disebut angin darat.
Pada siang hari karena temperatur daratan lebih tinggi daripada lautan, tekanan udara
di daratan lebih rendah daripada tekanan udara di lautan. Oleh karena itu, terjadi
pergerakan udara dari laut menuju ke darat yang disebut angin laut.
h. Angin Lembah dan Angin Gunung
Angin lembah dan angin gunung terjadi karena adanya perbedaan pemanasan di
daerah pegunungan. Perbedaan pemanasan itu disebabkan oleh perbedaan luas lereng
gunung dan lembah sehingga terdapat perbedaan jumlah panas yang diterima pada satu
satuan waktu.
Siang hari pemanasan lebih cepat terjaadi pada lereng gunung sehingga
temperaturnya lebi tinggi daripada di lembah. Oleh karena itu, tekanan udara di lereng
gunung menjadi lebih rendah daripada di lembah sehingga terjadi pergerakan udara
dari lembah menuju ke lereng gunung. Pergerakan udara itu disebut angin lembah.
Malam hari terjadi keadaan sebaliknya, yaitu suhu udara di lereng gunung lebih rendah
daripada di lembah sehingga tekanan udara di gunung lebih besar daripada di lembah.
Oleh karena itu, terjadi pergerakan udara dari lereng dari gunung menuju lembah.
Pergerakan udara itu disebut angin gunung.
i. Angin Fohn
Angin fohn terjadi apabila ada gerakan massa udara yang menaiki suatu pegunungan
dengan ketinggian lebih dari 2.000 meter.Massa udara yang sampai ke puncak gunung
akan mengalami kondensasi dan akibatnya timbul hujan pada satu sisi lereng. Adapun
pada lereng yang lain tidak menjadi hujan karena terhalang tingginya pengunungan.
Daerah yang tidak mengalami hujan disebut daerah bayangan hujan.
Pada daerah bayangan hujan itu angin dari atas pegunungan akan bergerak
menuruni lereng pegunungan dengan kecepatan tinggi. Halitu menyebabkan naiknya
suhu udara karena setiap turun 100 meter udara naik 1° C. Dengan demikian angin yang
turun bersifat panas dan kering. Angin itulah yang disebut angin lokal atau angin fohn
atau angin terjun.
Kandungan uap air di udara dapat dinyatakan delam dua cara, yaitu kelembapan
relatif dan kelembapan absolut.
1) Kelembapan Relatif
Kelembapan relatif adalah perbandingan antara jumlah uap air yang terkandung
udara dan jumlah uap air maksimum (jenuh) di dalam udara pada temperatur dan
tekanan udara yang sama. Kelembapan relatif dinyatakan dalam persen.
2) Kelembapan Mutlak
Kelembapan mutlak adalah jumlah uap air per satuan volume udara dan dinyatakan
dalam g/m³ udaara. Kelembapan absolut tidak umum dipakai dalam perhitungan
karena dapat berubah-ubah akibat perubahan suhu udara.
5. Perawanan (Cloudness)
Awan terbentuk sebagai akibat adanya kondensasi, yaitu proses perubahan wujud
dari uap air menjadi titik-titik air. Jadi, awan merupakan kumpulan titik-titik air atau
kristal-kristal es yang melayang-layang di atmosfer. Titik-titk air atau kristal-kristal es
itu bukanlah air murni, melainkan titik-titik air yang mengumpul di sekeliling
kondensasi. Inti kondesasi berupa kristal-kristal garam yang berkumpul 0,1 – 1 mikron
yang berasal dari deburan ombak pantai (surf), debu, serta asap pabrik dan kendaraan
bermotor.
Awan dibagi menjadi 4 kelompok utama,yaitu awan tinggi,awan sedang,awan
rendah dan awan dengan perkembangan vertical.
1) Awan Tinggi (6 -12 km) ditandai dengan kata siro atau sirus.
a. Sirus
Awan yang berwarna putih tipis pada siang hari dan mengkilat karena banyak
mengandung Kristal es.Awan ini sering berwarna merah atau kuning cerah menjelang
dan saat matahari terbit atau setelah matahari terbenam
b. Awan Sirokumulus
Awan ini berbentuk gumpalan-gumpalan kecil dan tampak seperti sisik ikan.Awan ini
relatif jarang muncul dan selalu bergabung dengan sirus atau sirostratus.
c. Sirostratus.
Awan ini berwarna putih tipis dan tampak seperti tirai kelambu yang sangat
halus.Oleh karena itu,awan ini dapat membuat langit kelihatan seperti susu atau
memperlihatkan susunan berserat.
Pembagian daerah iklim matahari didasarkan pada letak lintang adalah sbg berikut :
a. Daerah Iklim Tropis : 0 derajat LU-23,5 derajat LU dan 0 derajat LS-23,5 derajat LS
b. Daerah Iklim Sedang : 23,5 derajat LU-66,5 derajat Lu dan 23,5 derajat LS-90 derajat
LS
c. Daerah Iklim Dingin : 66,5 derajat LU-90 derajat LU dan 66,5 derajat LS-90 derajat LS
Pembagian daerah iklim menurut iklim matahari didasarkan 1 teori, bahwa temperatir
udara makin rendah jika letaknya makin jauh dari khatulistiwa. Maka dari itu, ada ahli
yang menyebut iklim matahari sebagai iklim teoritis. Menurut kenyataanya, temperatur
beberapa tempat menyimpang dari teori tersebut.
2.Iklim Fisis
Iklim fisis adalah iklim yang dipengaruhi alam sekitar. Misalnya, daratan, lautan,
pegunungan , dataran rendah, dataran tinggi, angin, laut, maupun letak geografis.
Berikut adalah pembagian Iklim fisis :
Iklim Kontinental atau Iklim Darat, iklim ini terjadi di daerah yang sangat luas,
sehingga angin yang terpengaruh terhadap daerah tersebut adalah angin darat
yang kering. Di daerah ini, pada siang hari terasa panas sekali dan pada malam
hari terasa sangat dingin. Curah hujannya sangat rendah, sehingga kadang-
kadang terbentuk gurun pasir. Misalnya Gobi, Tibet, Arab, Sahara, Kalahari,
Australia Tengah, dan Nevada.
Iklim Laut, iklim ini terdapat di daerah eropa tropis dan subtropis. Angin yang
berpengaruh terhadap daerah tersebut adalah angin laut yang lembab. Ciri-ciri
iklim laut adalah curah hujan yang rata-rata tinggi. Suhu tahunan dan harian
yang hampir sama, sifatnya banyak hujan.
Iklim Dataran Tinggi, iklim ini mengalami perubahan suhu harian dan tahunan,
takanan rendah, sinar matahari terik dan hanya mengandung sedikit uap air.
Iklim Pegunungan, iklim initerdapat di daerah pegunungan. Di daerah
pegunungan udaranya sejuk dan hujan sering turun. Hujan terjadi karena awan
yang naik ke lereng pegunungan mengalami kondensasi sehingga turun hujan.
Hujan seperti ini disebut hujan orografis.
3.Iklim Musim
Letak geografis indonesia yang diapit oleh Benua Asia di sebelah utara dan Benua
Australia di sebelah selatan, menyebabkan di indonesia terdapat Iklim musim. Iklim
musim ini erat kaitannya dengan pola angin musim di Indonesia. Pada bulan April-
Oktober, ketika bertiup angin musim timur, terjadi musim kemarau. Sebaliknya ketika
bertiup angin musim barat, terjadi musim penghujan.
5.Iklim Koppen
Koppen mengadakan pembagian daerah iklim berdasarkan temperaturn dan hujan.
Menurut keadaan temperatur dan curah hujannya, permukaan dibagi menjadi
bebberapa daerah iklim.
1. Iklim musim, dipengaruhi oleh angin musim yang berubah-ubah setiap periode
waktu tertentu. Biasanya satu periode perubahan adalah enam bulan.
2. Iklim laut, terjadi karena Indonesia memiliki wilayah laut yang luas sehingga
banyak menimbulkan penguapan dan akhirnya mengakibatkan terjadinya hujan.
3. Iklim panas, terjadi karena Indonesia berada di daerah tropis. Suhu yang tinggi
mengakibatkan penguapan yang tinggi dan berpotensi untuk terjadinya hujan.
Ketiga jenis iklim tersebut berdampak pada tingginya curah hujan di Indonesia.
Curah hujan di Indonesia bervariasi antarwilayah, tetapi umumnya sekitar 2.500
mm/tahun. Secara umum, keadaan curah hujan saat ini tergolong tinggi, tetapi tidak
merata. Ada wilayah dengan curah hujan yang tinggi, tetapi juga ada yang sebaliknya.
Kondisi curah hujan yang besar ditunjang dengan penyinaran matahari yang cukup
membuat Indonesia sangat cocok untuk kegiatan pertanian sehingga mampu memenuhi
kebutuhan penduduk akan pangan.
Pada musim hujan, petani Indonesia mulai mengerjakan lahannya untuk bercocok
tanam. Jenis tanaman yang ditanam adalah tanaman yang membutuhkan air pada awal
pertumbuhannya, contohnya padi.Sementara itu, nelayan Indonesia justru mengurangi
kegiatan melaut karena biasanya pada musim hujan sering terjadi cuaca buruk dan
gelombang lautcukup besar sehingga membahayakan mereka. Ikan juga lebih sulit
ditangkap sehingga terjadi kelangkaan pasokan ikan dan akibatnya harga ikan lebih
mahal daripada biasanya.
Pada saat musim kemarau, sebagian petani terpaksa membiarkan lahannya tidak
ditanami karena tidak ada pasokan air. Sebagian lainnya masih dapat bercocok tanam
dengan memanfaatkan air dari sungai, saluran irigasi atau memanfaatkan sumber
buatan.
Pada saat musim kemarau, nelayan dapat mencari ikan di laut tanpa banyak terganggu
oleh cuaca buruk. Hasil tangkapan ikan juga biasanya lebih besar dibandingkan dengan
hasil tangkapan pada musim hujan sehingga pasokan ikan juga cukup berlimpah.
Sejarah BMKG
Tahun 1965, namanya diubah menjadi Direktorat Meteorologi dan Geofisika dan
tahun 1972 menjadi Pusat Meteorologi dan Geofisika yang berada dibawah Departemen
Perhubungan. Pada tahun 1980 diganti kembali dengan nama Badan Meteorologi dan
Geofisika.
Melalui Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2008, Badan Meteorologi dan Geofisika
berganti nama menjadi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dengan status
tetap sebagai Lembaga Pemerintah Non Departemen.
Kedudukan Balai Besar Meteorologi dan Geofisika wilayah II ialah Unit Pelaksana Teknis
di lingkungan Badan Meteorologi dan Geofisika yang berada di bawah dan bertanggung
jawab langsung kepada kepala Badan Meteorologi dan Geofisika.
Balai Besar Meteorologi dan Geofisika wilayah II mempunyai tugas melaksanakan
pengamatan, pengumpulan dan penyebaran data, pengolahan analisis dan prakiraan
serta riset dan kerja sama, kalibrasi dan pelayanan meteorologi, klimatologi, kualitas
udara dan geofisika.
Dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari, Balai Besar Meteorologi dan Geofisika
wilayah II secara administratif dibina oleh Sekretariat Utama dan secara teknis
operasional dibina oleh masing-masing deputi sesuai dengan bidang tugasnya.
Susunan Organisasi Balai Besar Meteorologi dan Geofisika wilayah II Ciputat terdiri atas
Bagian Tata Usaha, Bidang Observasi, Bidang Data dan Informasi dan Kelompok Jabatan
Fungsional. Dalam sehari-hari, Balai Besar Meteorologi dan Geofisika wilayah II yang
meliputi 11 provinsi dan sebagai koordinator stasiun di Provinsi Banten.
Berikut ini kegiatan umum Balai Besar Meteorologi dan Geofisika wilayah II dalam
menyelenggarakan tugasnya antara lain sebagai berikut: