Anda di halaman 1dari 8

Biosfer – Pengertian, Macam, Karakteristik

& Fungsi
Pengertian Biosfer
Biosfer adalah lapisan bumi yang dapat dihuni atau ditinggali oleh makhluk hidup untuk
melangsungkan hidupnya. Lapisan ini berupa daratan, perairan dan udara yang
memungkinkan adanya kehidupan dan proses biotik berlangsung.

Biosfer menjadi tempat sistem ekologis global yang menyatukan semua makhluk hidup,


termasuk hubungan interaksi yang meliputi unsur litosfer, hidrosfer, antrofosfer dan
atmosfer bumi. Ke empat lapisan tersebut saling berkaitan satu sama lain.

Akan tetapi, biosfer lebih fokus kepada tempat tinggal makhluk hidup, seperti flora dan
fauna yang bertempat di daratan atau di perairan. Dibandingkan seluruh lapisan bumi,
biosfer merupakan lapisan yang paling tipis.

Lapisan biosfer hanya berkisar 9.000 meter saja. Lapisan ini menjadi tempat sistem
kehidupan dan organisasi yang kompleks. Selain itu, saat ini hanya diketahui adanya
satu biosfer yang ada di sistem tata surya, yakni biosfer bumi.

Di planet lain belum ditemukan tanda-tanda adanya biosfer seperti di bumi. Sebab
sejauh ini, bumi adalah satu-satunya tempat yang diketahui adanya unsur kehidupan
dan menjadi tempat yang mampu mendukung makhluk hidup melangsungkan
kehidupannya.

Tempat hidup bagi makhluk hidup seperti manusia, hewan, dan tumbuhan uang kita
tinggali saat ini, disebut dengan habitat.

Biosfer Menurut Para Ahli


Selain pengertian baku biosfer, terdapat pula definisi yang disampaikan oleh para ahli
mengenai biosfer, antara lain:

 Menurut Vladimir Wanouich Veinadsku, biosfer adalah sebuah sistem terbuka dan
berkembang sejak dimulainya sejjarah kehidupan makhluk di bumi.
 Menurut John Wiley, yaitu sebuah zona dari planet bumi dimana terdapat kehidupan
yang terbentuk secara alami pada lapisan bumi dengan lapisan atmosfer yang lebih
rendah.
 Menurut M. Allaby, biosfer merupakan salah satu bagian habitat organisme yang
membentuk sistem kelompok stabil dan efektif untuk keseluruhan ekosistem planet
bumi.

Macam-Macam Biosfer
Dilihat dari jenis lapisannya, biosfer dibagi menjadi tiga jenis lapisan sebagai berikut:
1. Atmosfer
Atmosfer adalah lapisan bumi yang paling atas. Atmosfer berfungsi untuk melindungi
bumi dari benda-benda luar angkasa yang berukuran besar. Lapisan atmosfer atau juga
dikenal dengan lapisan ozon, yakni lapisan yang berperan penting dalam melindungi
kehidupan makhluk bumi.

2. Litosfer
Litosfer adalah lapisan bumi sebelum atmosfer. Litosfer tersusun atas bebatuan yang
ada di dalam biosfer dengan ciri-ciri yang berbeda sesuai dengan tingkat
kedalamannya. Contoh listosfer adalah susunan letusan gunung berapi atau magma
yang terbentuk akibat letusan gunung merapi.

3. Hidrosfer
Hidrosfer adalah susunan biosfer yang terdiri dari sejumlah air atau perairan.
Contohnya adalah sungai, samudera, dan laut. Hidrosfer berperan penting bagi
kehidupan makhluk hidup. Hampir 70% mayoritas makhluk hidup di bumi hidup di
lingkungan hidrosfer.

Ketiga lapisan yang telah kita bahas diatas dikenal dengan istilah Biosiklus. Biosiklus
diartikan bahwa lingkungan di bumi terdiri dari sejumlah daratan dan perairan.
Selanjutnua, biosiklus dibagi lagi menjadi unsur yang lebih kecil yang disebut dengan
istilah Bioma.

baca juga:  Earth Hour - Pengertian, Waktu dan Partisipasi Indonesia

Bioma merupakan karakteristik dari tumbuhan dan hewan yang hidup dalam satu
tempat, berdasarkan iklim dari lingkungan tersebut. Bioma saling berkaitan dengan
bioma lainnya.

Karakteristik Biosfer
Lapisan biosfer merupakan habitat atau tempat tinggal makhluk hidup seperti flora dan
fauna. Oleh karena itu, biosfer memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Fauna
 Padang Rumput
Pada wilayah padang rumput, diketahui memiliki ketersediaan air yang cukup banyak.
Padang rumput merupakan habitat bagi banyak fauna, seperti binatang herbivora. Pada
area padang rumput, makhluk hidup lebih mudah mendapatkan makanannya berupa
rumput-rumputan.

Selain binatang herbivora,pada area padang rumput juga terdapat populasi hewan
karnivora, seperti singa, harimau dan lain-lain yang akan memangsa hewan herbivora
tersebut sebagai suatu rantai makanan.

 Gurun

Wilayah gurun digambarkan berupa suatu wilayah dengan suhu yang sangat panas
dengan kandungan air yang sedikit. Pada daerah gurun perubahan suhu akan sangat
terasa. Misalnya, pada siang hari suhu udaranya bisa mencapai 50 derajat celcius.
Sedangkan pada malam hari, suhu di gurun dapat mencapai 0 derajat celcius.
Ekstrimnya suhu di gurun membuat tempat ini hanya ditempati oleh beberapa jenis
fauna tertentu, seperti ular gurun dan unta.

 Tundra

Tundra merupakan tempat yang berbanding terbalik dengan gurun. Tundra adalah
wilayah yang diselimuti oleh daratan salju. Umumnya wilayahnya terletak dekat dengan
kutub utara yang dilapisi es abadi. Fauna yang tinggal di kawasan tundra biasanya
memiliki bulu yang tebal dan berdarah hangat.

 Hutan Tropis

Bagi seluruh makhluk hidup, daerah tropis adalah tempat yang sangat cocok dan
bersahabat. Pada daerah tropis, curah hujan yang dimiliki sangat tinggi dan sinar
matahari juga bersinar sepanjang tahun.

 Taiga

Taiga merupakan habitat yang cocok untuk berbagai jenis burung yang melakukan
migrasi. Proses migrasi dilakukan apabila di daerah asalnya mengalami perubahan
musim, seperti musim gugur.

 Kutub

Daerah kutub hampir sama dengan tundra, yaitu seluruh tempatnya diselimuti oleh
salju. Kawasan kutub adalah tempat yang sangat ekstrim untuk ditempati oleh fauna. Di
daerah ini hanya terdapat beberapa fauna yang memiliki sistem pertahanan khusus,
seperti bulu yang tebal dan darah yang hangat.

 Perairan
Fauna yang hidup di perairan dibedakan menjadi beberapa jenis, seperti bentos yang
memiliki ukuran mikroskopis dan sangat kecil, bahkan tidak bisa dilihat mata telanjang.
Organisme ini hidup di dasar perairan.

Kemudian pula plankton yang sama-sama berukuran kecil. Plankton hidup mengapung
di perairan air laut mengikuti pergerakan arus air laut. Selanjutnya, terdapat juga nekton
yang bisa bergerak sendiri dengan kemampuannya.

Nekton merupakan fauna seperti ikan, serangga air dan amphibi. Kemudian neustin
yang merupakan fauna yang bertempat tinggal di permukaan air.

2. Hutan
 Hutan Hujan

Seperti namanya, hutan ini terdapat di daerah tropis yang dilalui oleh garis
khatulistiwa. Hutan hujan memiliki curah hujan yang tinggi dengan sinar matahari yang
bersinar sepanjang tahun. Pohon yang tumbuh di hutan ini memiliki daun yang lebat
dan tumbuh mencapai 20 hingga 40 meter.

 Hutan Musim

Hutan musim umumnya memiliki ciri ketika musim kemarau datang, maka pohon-pohon
yang tumbuh akan menggugurkan daunnya.

 Hutan Iklim Sedang

Jenis hutan yang tersebar di daerah pantai pasifik Amerika Utara hingga ke Washington
DC. Hutan ini ditumbuhi oleh pohon-pohon yang dapat tumbuh tinggi, seperti pohon
pinus.

 Hutan Gugur

Hutan gugur banyak menjadi habitat pohon yang tinggi, kokoh dan memiliki daun yang
lebar. Hutan ini berada di daerah yang sedikit lebih kering, namun tetap memiliki
kandungan air yang cukup banyak, meskipun tidak sebanyak hutan hujan tropis.

 Hutan Taiga

baca juga:  Infografis - Bagaimana Lingkungan Mempengaruhi Kesehatan Manusia

Hutan yang berada di daerah dingin dan dekat dengan kutub. Wilayahnya meliputi
Kanada, Finlandia, Rusia dan Siberia Utara. Hutan taiga memiliki jenis pohon dengan
ukuran menjulang tinggi dan daun yang menyerupai jarum, sehingga pohon ini tidak
mengalami penguapan yang besar.

 Sabana

Sabana merupakan padang rumput yang memiliki beberapa pohon kerdil yang letaknya
berkelompok. Pohon di wilayah sabana tumbuh tersebar pada lokasi yang memiliki
cadangan air yang banyak.

 Stepa

Stepa merupakan nama lain dari padang rumput. Stepa merupakan hamparan yang
ditumbhi padang rumput dan tidak ada pohon lainnya. Sebab, daerah ini memiliki udara
yang sangat kering dan cadangan air yang sedikit, sehingga hanya rumput yang dapat
tumbuh dan mampu bertahan hidup.

3. Terumbu Karang
Terumbu karang merupakan salah satu makhluk hidup yang hidup dalam laut. Terumbu
karang adalah ekosistem bawah laut yang terdiri dari kumpulan binatang karang yang
kemudian membentuk batu kapur atau struktur karbonat. Indonesia memiliki perairan
laut dengan terumbu karang terbesar dan terlengkap di dunia.

Faktor Keanekaragaman
Indonesia memiliki keanekaragaman flora dan fauna dengan karakteristik berbeda-
beda. Berikut adalah faktor yang menyebabkan persebaran flora dan fauna, yaitu:

1. Iklim
Salah satu faktor biosfer adalah iklim. Iklim meliputi kondisi suhu udara, curah hujan,
angin dan kelembapan udara yang terdapat dalam suatu wilayah. Kondisi iklim
mempengaruhi pertumbuhan flora dan fauna secara fisik.

MIsalnya, sinar matahari sangat berpengaruh untuk fotosintesis tumbuhan. Kemudian,


kelembapan udara juga mempengaruhi kehidupan flora dan fauna. Selain itu, angin
juga berpengaruh dalam proses penyerbukan tanaman.

2. Air
Air menjadi salah satu faktor terpenting bagi kelangsungan hidup flora dan fauna. Air
berfungsi sebagai pembawa makanan, sehingga tanpa adanya air, maka flora dan
fauna tidak akan bisa melangsungkan hidupnya. Contohnya pada daerah gurun yang
memiliki curah hujan sedikit, sehingga hanya beberapa jenis flora dan fauna yang
mampu bertahan hidup disana. Ketersediaan air juga tergantung pada curah hujan di
wilayah tersebut.
3. Tanah
Tanah menjadi salah satu faktor biosfer. Tanah merupakan tempat yang sangat penting
sebagai tempat tumbuhnya flora dan fauna. Di dalam tanah terdapat beberapa
kandungan tertentu yang mempengaruhi kehidupan tumbuhan, seperti adanya zat hara
dan lain sebagainya. Selain itu, tanah juga dijadikan sebagai tempat tinggal dari
binatang seperti cacing dan ular.

4. Topografi
Topografi adalah suatu bentuk wilayah yang meliputi tinggi dan rendah beserta
reliefnya. Semakin tinggi permukaan tanah, maka semakin rendah juga suhunya. Untuk
itu, setiap tempat memiliki karakteristik flora dan fauna masing-masing .

5. Manusia, Hewan dan Tumbuhan


Manusia, hewan dan tumbuhan menjadi salah satu faktor terpenting dan berperan
besar bagi persebaran flora dan fauna di lapisan biosfer. Manusia dapat mengubah
lingkungan dengan cepat, seperti mengubah hutan menjadi perkebunan atau
persawahan.

Selain itu, perubahan ini juga dapat mendatangkan hewan dan tumbuhan yang
seharusnya tidak berada di wilayah tersebut.

6. Kondisi Geologi
Kondisi geologi merupakan kondisi lingkungan fisik dari alam sekitar yang mencangkup
berbagai macam hal, seperti suhu lingkungan, air, udara dan berbagai faktor lainnya.
Semakin lengkap kondisi geologi suatu wilayah, maka semakin besar tempat tersebut
ditinggali oleh beragam makhluk hidup.

baca juga:  17++ Tanaman Perkebunan Bernilai Tinggi

7. Biotik
Faktor biotik merupakan faktor yang mendukung kehidupan organisme makhluk hidup
didaerah tertentu. Semakin banyak faktor biotik yang ada dalam lingkungan biosfer,
maka semakin besar kemungkinan tempat tersebut dijadikan habitat atau tempat tinggal
makhluk hidup.
Fungsi Biosfer
Biosfer memiliki beberapa manfaat bagi makhluk hidup seperti manusia, hewan dan
tumbuhan, antara lain:

1. Sumber Makanan
Biosfer merupakan penyedia sumber makanan, seperti berbagai flora dan fauna yang
bisa dikonsumsi oleh manusia. Tanpa adanya flora dan fauna, maka manusia tidak bisa
melangsungkan hidupnya.

2. Penelitian dan Pendidikan


Selain itu, fungsi lain dari lapisan biosfer adalah sebagai objek penelitian dan
pendidikan. Fungsi ini bisa dijadikan pembelajaran kepada anak cucu kita agar bisa
mencintai alam dan belajar untuk melestarikan flora dan fauna sejak dini.

3. Sarana Rekreasi
Selain sebagai sumber makanan, penelitian dan pendidikan. Biosfer juga bermanfaat
sebagai sarana rekreasi. Contohnya adalah suaka margasatwa yang melindungi dan
melestarikan berbagai jenis binatang tertentu yang dikhawatirkan akan mengalami
kepunahan, seperti badak bercula satu dan komodo.

Selain sebagai sarana rekreasi, orang-orang yang berkunjung juga bisa mendapatkan
wisata edukasi melalui pengenalan terhadap jenis flora dan fauna dan bagaimana cara
melestarikannya.

Cagar Biosfer
Cagar biosfer merupakan suatu kawasan ekosistem yang keberadaannya sudah diakui
oleh dunia internasional sebagai bagian dari program Man and Biosphere – Badan
Pendidikan dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-bangsa

Man and Biosphere merupakan sebuah program yang pertama kalinya dicetuskan pada
tahun 1971. Pada tahun 1976, barulah terbentuk jaringan cagar biosfer yang diikuti oleh
banyak negara setelah diadakannya KTT Bumi dan Konvensi Keanekaragaman Hayati.

Melalui program ini, cagar biosfer didorong untuk mendukung proses implementasi
konvensi keanekaragaman hayati.

Penetapan cagar biosfer sendiri diusulkan oleh pemerintah nasional dari masing-
masing negara. Kemudian usulan tersebut diberikan kepada Sekretariat Program Man
and Biosphere UNESCO untuk kemudian ditetapkan oleh Dewan Koordinasi
Internasional.
Secara fisik, cagar biosfer terbagi menjadi tiga zona, yakni:

1. Zona Inti – Zona inti merupakan sebuah kawasan yang dilindungi untuk konversi
keanekaragaman hayati dan ekosistemnya. Zona ini hanya diperbolehkan untuk
kegiatan penelitian yang tidak merusak, contohnya seperti kegiatan pendidikan
2. Zona Penyangga – Zona penyangga merupakan zona yang mengelilingi zona inti. Zona
ini dimanfaatkan untuk kegiatan yang tidak mengeksploitasi sumber daya alam, seperti
rekreasi, pendidikan dan penelitian.
3. Zona Transisi – Zona transisi merupakan zona yang mengelilingi zona penyangga. Pada
zona ini diperbolehkan untuk melakukan kegiatan pertanian, pemukiman dan
pemanfaatan lain demi kepentingan masyarakat, ilmuwan, lembaga swadaya
masyarakat dan kepentingan lainnya.

Cagar biosfer membentuk suatu jaringan yang tersebar di seluruh dunia. Seluruh
jaringan ini berkontribusi untuk mewujudkan tujuan yang sama. Seluruh jaringan ini juga
berperan sebagai media kerjasama antar pengelola cagar biosfer.

Sampai saat ini, telah tercatat adanya 651 cagar biosfer di 120 negara yang terdistribusi
dalam lima kawasan, yakni Afrika, Eropa, Amerika Utara, Asia Pasifik, Kawasan
Kepulauan Karibia, Amerika Latin, dan Kawasan Arab.

Di Indonesia sendiri, terdapat cagar biosfer yang telah diresmikan sejak tahun 1977
oleh UNESCO. Hingga saat ini, Indonesia telah memiliki beberapa cagar biosfer, antara
lain Cibodas, Pulau Komodo, Tanjung Puting dan Lore Lindu, Pulau Siberut, Gunung
Leuser, Bukit Batu, Taman Laut Wakotobi, Bromo Tengger, Kepulauan Selayar, dan
Blombangan.

Anda mungkin juga menyukai