Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH GEOGRAFI

FENOMENA GEOSFER DI INDONESIA


“ATMOSFER”

Disusun Oleh :

Nama : Ramadhani

Kelas : X.5

Guru Mata Pelajaran : Eni Fitriani S.pd


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah tentang fenomena geosfer. Tujuan penulisan ini
untuk memenuhi tugas dari Ibu. Makalah ini diharapkan dapat menjadi penambah wawasan bagi
pembaca serta bagi penulis sendiri. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Eni Fitriani S.pd,
pada pembelajaran Geografi. yang sudah mempercayakan tugas ini kepada penulis, sehingga
sangat membantu penulis untuk memperdalam pengetahuan pada mata pelajaran yang sedang
ditekuni.

Terima kasih juga penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah berbagi pengetahuannya
kepada penulis, sehingga karya tulis ini dapat diselesaikan tepat waktu. Tidak ada gading yang
tak retak, penulis menyadari jika makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran demi kesempurnaan dari makalah ini.

Manna, 28 Januari 2023

Ramadhani
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Atmosfer bumi selalu mengalami perubahan dari waktu - kewaktu. Hujan terkadang turun dalam
intensitas yang tidak normal. Jika intensitasnya terlalu besar dapat menyebabkan banjir. Fenomena
tersebut lebih dikenal dengan istilah perubahan iklim. Perubahan iklim salah satunya ditandai dengan
musim tak menentu di Indonesia. Hujan deras dimusim penghujan mengakibatkan banjir di beberapa
wilayah di Indonesia. Melimpahnya debit air pada musim penghujan perlu diimbangi dengan
pengelolaan sumber daya air dan infrastruktur yang baik

B. Rumusan Masalah

Agar pembahasan makalah ini lebih mudah dan terarah maka penulis merumuskan
masalah sebagai berikut:
1. Apakah faktor yang mempengaruhi terbentuknya pedosfer?
2. Bagaimana dampak perubahan pedosfer terhadap kehidupan manusia?

C. Tujuan Pembahasan

Adapun Maksud dan tujuan dari pembahasan kali ini yaitu :


1. untuk mengetahui factor yang mempengaruhi terbentuknya pedosfer.
2. Untuk mengetahui dampak perubahan pedosfer terhadap kehidupan manusia.

D. Metode Penelitian

Dalam penyusunan makalah ini, penulis menggunakan metode kualitatif yang berguna
untuk mengetahui permasalahan sesuai fakta yang sudah ada.
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Pedosfer

Pedosfer atau tanah adalah lapisan kulit bumi yang tipis yang terletak pada bagian atas
permukaan bumi, tanah dalam bahasa inggris disebut “ SOIL “. Menurut Glinka lapisan
pedosfer adalah tubuh alam yang bebas dan mempunyai ciri-ciri morfologi tertentu
sebagai hasil interaksi antara iklim, organisme, bahan induk, relief, dan waktu.
Sedangkan menurut Bremer lapisan pedosfer ialah bagian permukaan kulit bumi yang
dijadikan oleh pelapukan serta kegiatan berbagai tumbuhan dan hewan.

Melalui proses pelapukan baik secara fisis maupun kimia dan dibantu oleh pengaruh
atmosfer maka batu-batuan akan berdisintegrasi dan terdisintegrasi menghasilakan bahan
induk lepas. Dan selanjutnya dibawah pengaruh proses pedogenik. seperti halnya dengan
bentuk –bentuk permukaan bumi yang lain. Bahwa tanah dalam perkembangannya selalu
mengikuti prinsip-prinsip dasar distribusi/ penyebaran alami, yakni sebagai berikut :

a. Tanah akan berkembang menjadi bermacam-macam bentuk


b. Tanah akan menunjukkan perubahan-perubahan tradisional pada daerah-daerah
perbatasan antar region tanah.
c. Tanah akan memperlihatkan perubahan-perubahan yang disebabkan pengaruh waktu
d. Tanah akan menuju kesetabilan relatif dalam daerah lingkungan bahan induknya.

B. Ciri ciri pedosfer


 Warna tanah
 Tekstur tanah
 Struktur tanah
 Kerapatan isi dan berat jenis tanah
 Aerasi dan porositas tanah

C. Komponen Tanah
Dalam tanah yang subur, ada beberapa komponen penyusun dengan porsi yang berbeda-
beda, yaitu:
 45% bahan mineral, yaitu batu, debu, kerakal, kerikil, liat, dan pasir.
 25% air, yang berfungsi sebagai pengangkut unsur hara dari tanah menuju tempat
fotosintesis.
 25% udara, yang mengisi pori-pori tanah yang tidak diisi oleh air dan membantu
pelapukan organik.
 5% bahan organik, yang tersusun atas 80% humus, 10% akar, dan 10% organisme
(jasad renik).
D. Macam macam Horizon Pedosfer (SOIL)

Horizon O

Horizon O atau organik merupakan lapisan yang terletak paling atas, sekaligus sebagai
tempat tumbuhnya tanaman.

Horizon A
Lapisan ini disebut juga dengan top soil, ukuran ketebalannya sekitar 20-35 cm. Horizon
ini juga disebut dengan zona eluviasi, yaitu wilayah pencucian partikel-partikel tanah
oleh air hujan.
Horizon B
Horizon B disebut juga dengan subsoil yang terbentuk dari proses penimbunan atau
iluviasi dari bahan-bahan yang tercuci dari horizon A.
Horizon C
Horizon C atau zona regolith yang merupakan lapisan batuan dasar yang sudah
mengalami proses penghancuran dan pelapukan.
Horizon D/R
Horizon ini merupakan lapisan paling dalam. Lapisan ini masih tersusun atas batuan
keras yang belum mengalami pelapukan.

E. Faktor yang mempengaruhi terbentuknya Pedosfer


Pada proses pembentukan tanah, terdapat beberapa faktor yang memegang peranan
penting. Faktor tersebut yaitu:

1) Bahan Induk

terdiri dari batuan beku sedimen, metamorf, bahan organik. Batuan akan hancur dan
berubah menjadi bahan induk kemudian mengalami pelapukan hingga akhirnya
menjadi tanah.

2) Iklim

berpengaruh terhadap pembentukan curah hujan (akan berpengaruh terhadap


kekuatan erosi dan pencucian tanah yang menyebabkan PH tanah menjadi rendah)
dan suhu (apabila suhu tinggi maka proses pelapukan akan berlangsung cepat
sehingga pembentukan tanah akan cepat pula)

3) Organisme/Jasad Hidup

tumbuhan dan hewan berperan dalam proses pelapukan pembentukan humus dan
proses kimia tanah.

4) Relief/Topografi

tinggi rendahnya lereng akan berpengaruh terhadap ketebalan tanah dan sistem
drainase, meliputi :

a) Tebal tipisnya lapisan tanah Daerah yang memiliki topografi miring/berbukit


tanahnya lebih tipis karena tererosi, sedangkan daerah datar lapisa tanahnya tebal
karena sedimentasi.

b) Sistem drainase/pengaliran Daerah yang drainasenya kurang baik seperti sering


tergenang menyebabkan tanahnya menjadi asam.

5) Waktu

Berpengaruh terhadap tingkat perkembangan (muda, dewasa, tua) dan umur (dalam
tahun). Waktu yang dibutuhkan tanah yang merupakan benda alam yang terus-
menerus berubah akibat pelapukan dan pencucian yang terus menerus berubah akibat
pelapukan dan pencucian yang terus menerus akibatnya tanah semakin tua dan kurus.
Mineral yang banyak mengandung unsur-unsur hara telah habis karena mengalami
pelapukan sehingga tinggal mineral yang sukar lapuk seperti kuarsa.

F. Sifat Pedosfer

Pedosfer memiliki sifat fisik, sifat kimia, dan sifat biologi yang berbeda. Sesuai
dengan namanya, masing-masing mengidentifikasi pedosfer dari segi fisik dan unsur
kimia yang terkandung di dalamnya hingga unsur biologi tanah.

 Sifat Fisik: sifat fisik tanah yang perlu diketahui yaitu warna tanah, tekstur tanah,
struktur tanah, konsistensi tanah, hingga kematangan tanah.

 Sifat Kimia: sifat kimia tanah bisa diketahui dari derajat kemasaman tanah, C-
Organik, Nitrogen-Total, dan unsur-unsur lainnya.

 Sifat Biologi: sifat ini bisa dilihat dari total mikroorganisme tanah, jumlah fungsi
tanah, jumlah bakteri pelarut fosfat, dan total respirasi tanah.

G. Jenis pedosfer

 Podzolit: tanah dari pelapukan batuan yang mengandung kuarsa dan tersebar di
daerah Sumatera, Kalimantan serta Papua.
 Organosol: terbentuk dari bahan induk organosol dari gambut dan timbunan
seresah di rawa. Tersebar di wilayah pasang surut timur Sumatera dan pantai
Kalimantan bagian barat.
 Aluvial: terbentuk dari endapan lumpur sungai. Banyak tersebar di Sumatera
bagian timur, Jawa bagian utara, dan Kalimantan bagian selatan.
 Tanah Kapur: terbentuk dari batuan kapur dan banyak ditemukan di Pegunungan
Kendung, Blora, dan Pegunungan Sewu.
 Tanah Vulkanis/Andosol: terbentuk dari pelapukan batuan vulkanis. Tersebar di
Jawa, Sumatera, Bali dan wilayah yang memiliki gunung api.
 Tanah Pasir: tanah ini terbentuk dari batu pasir yang sudah lapuk. Persebarannya
yaitu meliputi pantai barat Sumatera Barat, Jawa Timur, Sulawesi, dan
Yogyakarta.
 Tanah Humus: terbentuk dari tumbuhan yang telah membusuk dan tersebar di
kawasan hutan Indonesia.
 Tanah Laterit: tanah ini terbentuk dari tanah yang mengandung banyak
aluminium dan besi. Wilayah persebarannya yaitu Jakarta, Banten, Kalimantan
Barat, dan Pacitan.

H. Masalah Pedosfer yang timbul dalam kehidupan sehari hari

Seperti halnya terhadap benda-benda lain, tanah juga termasuk wujud alam yang mudah
mengalami perubahan/kerusakan serta berbagai masalah mengenai tanah banyak sekali
terjadi khususnya di Indonesia masalah tersebut seperti, tingkat kesuburan tanah yang
rendah, erosi, tanah longsor dan lain-lain.

I. Dampak timbulnya masalah pedosfer

Adapun macam-macam dampak perubahan pedosfer/tanah terhadap kehidupan manusia


antara lain:

a. Berkurangnya daerah/ wilayah tempat tinggal manusia


b. Pendapatan petani berkurang karena penurunan produktifitas tanah
c. Berkurangnya lahan untuk bercocok tanam karena banyaknya lahan kritis yang kurang
subur. d. Banyaknya bencana seperti banjir, tanah longsor, dan lain-lain yang merugikan
manusia karena laju infiltrasi dan kemampuan tanah menahan air berkurang dan struktur
tanah rusak.
e. Memerlukan banyak tenaga untuk mengolah kembali tanah yang rusak.
J. Usaha menanggulangi
Salah satu cara menanggulangi kerusakan tanah/pedosfer dapat dilakukan dengan system
“ Konservasi tanah “ yaitu memelihara dan perlindungan terhadap tanah yang
diupayakan secara teratur yang bertujuan untuk mengurangi dan memberi solusi atas
kerusakan tanah beserta kelestariannya, yang berarti menggunakan tanah sesuai dengan
daya guna kemampuan.

ada beberapa cara mengawetkan tanah melalui metode vegetatif antara lain:
a. Penghijauan
b. Reboisasi
c. Penanaman secara kontur (menanami lahan searah dengan garis kontur)
d. Penanaman tumbuhan penutup tanah (buffering)
e. Penanaman tanah secara berbaris ( strip cropping)
f. Pergiliran tanaman (croprotation)

BAB III PENUTUP

KESIMPULAN

Pedosfer atau tanah adalah lapisan kulit bumi yang tipis yang berada pada permukaan paling atas
dari bumi. Pedosfer memiliki sifat fisik, sifat kimia, dan sifat biologi yang berbeda. Sesuai
dengan namanya, masing-masing mengidentifikasi pedosfer dari segi fisik dan unsur kimia yang
terkandung di dalamnya hingga unsur biologi tanah.

Tanah mengalami perubahan/kerusakan serta berbagai masalah mengenai tanah banyak sekali
terjadi khususnya di Indonesia masalah tersebut seperti, tingkat kesuburan tanah yang rendah,
erosi, tanah longsor dan lain-lain. Dan cara menanggulangi kerusakan tanah/pedosfer dapat
dilakukan dengan system “ Konservasi tanah “ yaitu memelihara dan perlindungan terhadap
tanah.

SARAN

o Tanah/pedosfer merupakan bagian yang penting dari bumi yang menunjang


kelangsunagn hidup manusia oleh karena itu mulai sekarang manfaatkan dan kelola
dengan sebaik-baiknya. Yang sesuai dengan syarat-syarat yang diperlukan.

o Sebaiknya Pemerintah lebih menegaskan lagi tentang adanya pengurasan hutan secara
besar-besaran yang berakibat lahan dan tanah menjadi rusak, dan tidak produktif lagi.

DAFTAR PUSTAKA

https://dokumen.tips/documents/makalah-pedosfer-5654be5cbe98b.html?page=13

https://www.harianhaluan.com/pendidikan/pr-104132141/pedosfer-definisi-faktor-sifat-jenis-
jenis-hingga-dampaknya?page=2

https://www.quipper.com/id/blog/mapel/geografi/materi-pedosfer-kelas-10/

https://tirto.id/pengertian-pedosfer-ciri-ciri-jenis-dan-konsepnya-gxRM
Juarti. 2004. Bahan Ajar Konservasi Lahan dan Air. Malang : Universitas Negeri Malang.
Mansur Akhmad. 2006. Buku Ajar Geografi X. Surakarta : Citra Pustaka. Suhendar, Soleh. 2007.
Pedosfer X, Modul Pedosfer, (online), Jilid 1 no. Modul Geo. X. 07,

N https://www.zenius.net/blog/profil-tanah

Anda mungkin juga menyukai