Disusun Oleh:
Fika Auliya Fauziyah (07)
Khulia Nur Utami (15)
MAN 1 KEBUMEN
TAHUN PELAJARAN 2022/2023
LEMBAR PENGESAHAN
Penyusun laporan hasil penelitian dengan tema “Terjadinya Tanah Longsor di Kabupaten
Trenggalek”
Disusun oleh :
Kelas: X-IPS 1
Mengetahui,
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan restu-
Nya kami dapat menyelesaikan laporan hasil penelitian yang berjudul
“Terjadinya Tanah Longsor di Kabupaten Trenggalek” dengan tepat waktu.
Pada laporan hasil penelitian ini, kami diharuskan untuk mengetahui dan
memahami penyebab tanah longsor yang kerap terjadi di Kabupaten
Trenggalek.
Laporan ini kami kerjakan untuk memenuhi nilai mata pelajaran geografi
yang diberikan beberapa waktu yang lalu. Selain itu, dengan adanya tugas ini
kami dapat mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan penelitian geografi.
Penyusun
2
ABSTRAK
3
DAFTAR ISI
Halaman Pengesahan........................................................................... 01
Kata Pengantar ................................................................................... 02
Abstrak................................................................................................ 03
Daftar Isi ............................................................................................. 04
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang..................................................................... 06
B. Identifikasi Masalah ............................................................ 08
C. Tujuan Penelitian.................................................................. 08
D. Manfaat Penelitian............................................................... 08
Bab IV Penutup
A. Kesimpulan........................................................................... 15
B. Saran .................................................................................... 15
Daftar Pustaka..................................................................................... 17
Lampiran............................................................................................. 18
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Jenis tanah pelapukan yang sering dijumpai di Indonesia adalah hasil letusan gunung
api. Tanah ini memiliki komposisi sebagian besar lempung dengan sedikit pasir dan bersifat
subur. Tanah pelapukan yang berada di atas batuan kedap air pada perbukitan/punggungan
dengan kemiringan sedang hingga terjal berpotensi mengakibatkan tanah longsor pada musim
hujan dengan curah hujan berkuantitas tinggi. Jika perbukitan tersebut tidak ada tanaman
keras berakar kuat dan dalam, maka kawasan tersebut rawan bencana tanah longsor.
Tanah longsor adalah perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan
rombakan, tanah, atau material campuran tersebut, bergerak ke bawah atau keluar lereng.
Proses terjadinya tanah longsor dapat diterangkan sebagai berikut. Air yang meresap ke
dalam tanah akan menambah bobot tanah. Jika air tersebut menembus sampai tanah kedap air
yang berperan sebagai bidang gelincir, maka tanah menjadi licin dan tanah pelapukan di
atasnya akan bergerak mengikuti lereng dan keluar lereng.
Ada 6 jenis tanah longsor, yakni: longsoran translasi, longsoran rotasi, pergerakan blok,
runtuhan batu, rayapan tanah, dan aliran bahan rombakan. Jenis longsoran translasi dan rotasi
paling banyak terjadi di Indonesia. Sedangkan longsoran yang paling banyak memakan
korban jiwa manusia adalah aliran bahan rombakan.
5
untuk itulah diperlukan identifikasi penyebab longsor agar dapat diketahui penyebab utama
longsor dan mengetahui berapa besar faktor keamanan pada lereng tersebut.
6
B. IDENTIFIKASI MASALAH
C. TUJUAN PENELITIAN
D. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah memberikan informasi tentang
gambaran penyebab-penyebab longsor berdasarkan kejadian longsor yang telah terjadi
sehingga mampu menjadi rujukan dalam pencegahan dan mitigasi bencana tanah longsor
7
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN
Jalur jalan yang berada pada Kecamatan Sawoo sampai dengan Kecamatan Tugu
merupakan satu-satunya jalur penghubung antara Kabupaten Ponorogo dengan Kabupaten
Trenggalek. Panjang jalur tersebut ± 16 Km, serta merupakan jalur provinsi penghubung
kedua kabupaten tersebut. Pada musim hujan, jalur ini rawan terhadap bencana longsor.
Melihat kondisi wilayah tersebut ada beberapa tempat yang mempunyai potensi rawan
longsor. Namun permasalahannya lokasi rawan longsor pada jalur tersebut hingga saat ini
belum teridentifikasikan dan belum terpetakan. Akibatnya belum ada penanganan yang
tepat untuk mengatasi bahaya longsor tanah karena penanganan setiap tipe longsor
berbeda satu dengan dengan yang lainnya.
8
Tabel. 1 Hubungan Nilai Faktor Keamanan Lereng dan Intensitas Longsor (Bowles, 1989
dalam Suludani, 2011).
C. MODEL ANALISIS
Analisis dilakukan secara deskriptif dengan menggunakan peta, tabel dan literatur-
literatur selanjutnya dikombinasikan dengan kondisi langsung di lapangan sehingga dapat
diketahui penyebab kejadian longsor.
9
BAB III
PEMBAHASAN
10
2. Hancurnya Bebatuan
Batu yang rentan longsor adalah bebatuan yang berada di lereng, dengan jenis
batu yaitu sedimen kecil dan batuan endapan yang berasal dari gunung berapi.
Biasanya batu di lereng itu sifatnya lapuk atau tidak memiliki kekuatan dan mudah
hancur menjadi tanah, inilah pemicu terjadinya tanah longsor.
4. Getaran
Getaran kecil yang disebabkan oleh lalu lintas kendaraan di sekitar lereng
perbukitan, tidak secara langsung mengakibatkan tanah jadi longsor. Tetapi berproses,
pertama jalanan di lereng bukit yang sering dilewati kendaraan perlahan akan
mengalami keretakan yang jika dibiarkan, lama-lama akan longsor. Sementara getaran
besar yang langsung menyebabkan tanah longsor antara lain diakibatkan oleh bahan
peledak atau gempa bumi.
Proses pembentukan lereng atau tebing terjal adalah lewatnya angin dan air di
sekitar lereng yang berdampak pada pengikisan lereng tersebut. Waspada jika di
sekitar tempat tinggal terdapat tebing atau lereng terjal, karena rawan tanah longsor.
11
6. Menumpuknya Material
7. Longsoran Lama
Dalam memilih daerah tempat tinggal, hindari daerah yang pernah mengalami
tanah longsor karena daerah tersebut rawan longsor kembali. Tanahnya rentan gugur
apalagi bila ada tekanan dari angin, air, dan lainnya.
8. Kelebihan Beban
Adanya beban yang terlampau berat akan memberi tekanan pada tanah,
sehingga tanah mudah longsor. Contohnya adalah adanya rumah, pemukiman di
lereng, kendaraan yang lalu lalang di tikungan lembah.
Tanah yang tidak padat contohnya adalah tanah liat. Sifat tanah yang pecah
ketika pada pembagian musim seperti musim kemarau atau kering melanda dan
lembek saat terkena curah hujan tinggi menyebabkan rawan mengalami longsor.
Tanah yang kurang lebih ketebalannya 2,5 meter akan longsor jika terdapat pada
kemiringan atau sudut lereng 220°.
1. Curah Hujan
Faktor curah hujan memiliki tingkat kerawanan tinggi terhadap longsor. Hal ini
berdasarkan data curah hujan terendah 1108,5 mm/tahun dan yang tertinggi yaitu 2855,5
mm/tahun.
2. Kemiringan Lereng
Faktor kemiringan lereng yang berada pada lokasi penelitian terletak di kemiringan 0-
15%, memiliki tingkat kerawanan rendah terhadap longsor.
3. Geologi
12
Berdasarkan peta geologi formasi geologi Desa Pucanganak dikelompokkan
menjadi dua formasi yaitu: (Tmb) tersusun dari diorit, diorit kuarsa, granodiorit, dan
adamelit serta (Qpl) tersusun dari batu lempung kelabu, batu pasir berbutir halus
hingga kasar serta kerikil.
4. Jenis Tanah
Desa Pucanganak memiliki dua jenis tanah, dimana jenis tanah brown forest
soil, aluvial, aluvial hidromorf mendominasi daerah penelitian dengan luas 131,796 ha
(86,42%) sedangkan jenis tanah mediteran merah kuning, dan latosol memiliki luas
20,715 ha (13,58%).
5. Penggunaan Lahan
Sebagian besar didominasi oleh semak belukar dengan luas 69,81 ha (45,77%),
pertanian lahan kering dengan luas 51,82 ha (33,98%), pertanian lahan kering campur
semak dengan luas 23,55 ha (15,44%), dan pemukiman 7,33 ha (4,8%).
13
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari laporan yang kami buat dapat menarik kesimpulan, diantaranya: tanah
longsor adalah perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan
rombakan, tanah, atau material campuran tersebut, bergerak ke bawah atau keluar
lereng.
Faktor penyebab terjadinya gerakan pada lereng juga tergantung pada kondisi
batuan dan tanah penyusun lereng, struktur geologi, curah hujan, vegetasi penutup dan
penggunaan lahan pada lereng tersebut, namun secara garis besar dapat dibedakan
sebagai factor alami dan manusia.
B. SARAN
Bencana bisa terjadi kapan saja dan dimana saja, namun kita harus mengetahui
jenis-jenis bencana, sebab-sebab yang menimbulkan bencana dan akibat-akibat yang
ditimbulkannya.
14
3. Masyarakat pada umumnya harus mengetahui baik melalui Media Elektronik
(radio, TV dan internet) maupun Media Cetak (buku literature, surat kabar,
majalah) tentang bencana-bencana yang terjadi dan bagaimana cara mengatasi
atau menyelamatkan diri.
15
DAFTAR PUSTAKA
http://karyacombirayang.blogspot.co.id/2015/10/makalah-tanah-longsor.html
http://kominfo.jatimprov.go.id/read/umum/19264
http://sendiculun.blogspot.co.id/2011/07/abstrak-tanah-longsor-adalah.html
http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/11607/
E08ade.pdf;jsessionid=73358E58597C9CB7FF0305D3CB9FC8B6?sequence=2
http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/Geografi/article/view/23151
http://tatangismail.blogspot.co.id/2013/05/makalah-tanah-longsor.html
Departemen Pekerjaan Umum, 2007, Pedoman Penataan Ruang Kawasan Bencana Longsor,
Jakarta.
16
LAMPIRAN
17