Disusun Oleh:
Nama : Adrians Sitanggang
Kelas : X-2
Mengetahui,
Variabel yang digunakan pada penelitian ini berdasarkan peta meliputi curah
hujan, kemiringan lereng, geologi, jenis tanah dan penggunaan lahan.
Penyelidikan tanah dilakukan dengan pengujian hand boring di lapangan dan uji
karakteristik material di laboratorium. Analisis numeris stabilitas lereng dilakukan
dengan menggunakan aplikasi Geo Slope/W pada lereng tanpa pengaruh muka air
tanah dan dengan pengaruh muka air tanah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
faktor curah hujan berada pada 1108,5-2855,5 mm/tahun.
Bab I Pendahuluan
A. Kesimpulan .......................................................................... 8
B. Saran ........................................................................ ........... 8
Lampiran ............................................................................................. 10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Jenis tanah pelapukan yang sering dijumpai di Indonesia adalah hasil letusan gunung
api. Tanah ini memiliki komposisi sebagian besar lempung dengan sedikit pasir dan
bersifat subur. Tanah pelapukan yang berada di atas batuan kedap air pada
perbukitan/punggungan dengan kemiringan sedang hingga terjal berpotensi
mengakibatkan tanah longsor pada musim hujan dengan curah hujan berkuantitas tinggi.
Jika perbukitan tersebut tidak ada tanaman keras berakar kuat dan dalam, maka kawasan
tersebut rawan bencana tanah longsor.
Tanah longsor adalah perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan,
bahan rombakan, tanah, atau material campuran tersebut, bergerak ke bawah
atau keluar lereng. Proses terjadinya tanah longsor dapat diterangkan sebagai
berikut. Air yang meresap ke dalam tanah akan menambah bobot tanah. Jika air
tersebut menembus sampai tanah kedap air yang berperan sebagai bidang gelincir,
maka tanah menjadi licin dan tanah pelapukan di atasnya akan bergerak mengikuti
lereng dan keluar lereng. Desakan akan kebutuhan lahan baik untuk penggunaan
pertanian dan non pertanian telah memaksa penduduk yang tinggal di wilayah tersebut
untuk memanfaatkan lahan perbukitan dan pegunungan yang rawan terhadap tanah
longsor. Kurangnya pemahaman atas perilaku proses longsor telah mengakibatkan
kegiatan konservasi yang dilakukan tidak sesuai dengan proses ataupun tingkat
bahaya longsor yang terjadi.
B. Identifikasi Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
Memberikan informasi tentang gambaran penyebab-penyebab longsor
berdasarkan kejadian longsor yang telah terjadi sehingga jadi rujukan pencegahan
longsor.
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN
2. Erosi tanah, Erosi merupakan pengikisan pada tanah. Erosi tanah merupakan salah satu
penyebab terjadinya longsor. Erosi tanah bisa disebabkan karena aliran air yang deras
menghujam tanah sehingga membuat tanah menjadi kian curam. Aliran ini biasanya
berupa aliran sungai, hujan, banjir, dan sebagainya.
3. Lereng tebing terjal, Lereng tebing yang terjal juga bisa menjadi penyebab tanah longsor.
Proses pembentukan lereng atau tebing terjal adalah lewatnya angin dan air di sekitar
lereng yang berdampak pada pengikisan lereng tersebut. Apabila Anda bermukim di
sekitar tebing atau lereng yang terjal, harap waspada karena merupakan daerah yang
rawan longsor.
4. Getaran, Tanah yang bergetar juga dapat menyebabkan tanah longsor. Selain gempa
bumi, getaran yang dihasilkan lalu lintas di jalan sekitar lereng juga dapat menyebabkan
terjadinya tanah longsor. Meski terjadinya perlahan, namun akumulasi dari keretakan-
keretakan tanah oleh getaran-getaran kecil akan menyebabkan tanah jatuh ke bawah atau
longsor.
5. Hutan gundul, apabila suatu daerah terutama yang berupa lereng atau tebing memiliki
hutan yang gundul maka akan berdampak pada struktur tanah yang melonggar karena
tidak memiliki penahan, juga air tidak memiliki daerah resapan. Hal tersebut akan
menyebabkan terjadinya tanah longsor.
6. Lahan pertanian di lereng, Penyebab tanah longsor selanjutnya ialah keberadaan lahan
pertanian di lereng gunung. Penataan lahan pertanian maupun perkebunan yang buruk,
akan berdampak pada timbulnya bencana longsor. Tanaman pertanian dan perkebunan
memiliki akar yang kecil dan tidak cukup kokoh untuk menjaga struktur tanah tetap kuat.
7. . Hancurnya bebatuan, Bebatuan di lereng, seperti batu endapan yang berasal dari gunung
berapi dan batu jenis sedimen kecil memiliki sifat lapuk atau kekuatan yang mudah
hancur menjadi tanah. Hal ini yang kemudian juga menjadi penyebab tanah longsor
8. Tumpukan sampah
Setelah mengetahui penyebab tanah longsor, ada baiknya kita mengetahui cara
pencegahannya. Banyak hal yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya tanah longsor.
Berikut upaya yang bisa dilakukan:
1. Menghindari membangun rumah atau pemukiman serta fasilitas umum di bawah atau dekat
tebing
2. Membuat sengkedan atau terasering di lereng terjal apabila ingin mendirikan Kawasan
pertanian dan pemukiman
3. Menghindari membangun kolam atau perkebunan di lereng yang dekat dengan pemukiman
warga
4. Apabila terlihat ada retakan di tanah, segera tutup retakan tersebut dengan tanah yang
kemudian dipadatkan sehingga air hujan tidak bisa menerobos celah-celah tanah
6. Jangan melakukan penebangan pohon di dekat lereng, pohon menjadi penyangga tanah dan
resapan air
7. Hindari mendirikan pemukiman di tepian sungai, hal itu karena rentan terkena erosi. Jadi
carilah daerah lain yang lebih aman untuk mendirikan rumah
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari laporan yang kami buat dapat menarik kesimpulan, diantaranya:
tanah longsor adalah perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan,
bahan rombakan, tanah, atau material campuran tersebut, bergerak ke bawah
atau keluar lereng. Faktor penyebab terjadinya gerakan pada lereng juga
tergantung pada kondisi batuan dan tanah penyusun lereng, struktur geologi,
curah hujan, vegetasi penutup dan penggunaan lahan pada lereng tersebut,
namun secara garis besar dapat dibedakan sebagai factor alami dan manusia.
Terjadinya bencana alam tanah longsor ini dapat diminimalkan
dengannmemberdayakan masyarakat untuk mengenali tipologi lereng yang
rawan longsor, gejala awal longsor, serta upaya antisipasi dini yang harus
dilakukan, sehingga pengembangan dan penyempurnaan manajemen mitigasi
gerakan tanah baik dalam skala nasional, regional maupun lokal secara
berkelanjutan dengan memanfaatkan perkembangan teknologi informasi dan
menggalang kebersamaan segenap lapisan masyarakat.
B. Saran