DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) 110 JAKARTA
Jl. BendunganMelayu No. 80 Tlp. 4350059
Jakarta utara
Page 1 of 10
c. Data apa yang diperolehnya?
jika massa udara yang hilang juga dihitung maka jumlahnya akan sama dengan massa
logam berikut abu yang dihasilkan
f. Melakukan Percobaan
Untuk lebih memahami hukum kekekalan massa sekaligus menerapkan pola hidup sehat
dengan mengkonsumsi vitamin, lakukanlah kegiatan berikut ini.
Mengamati Berlakunya Hukum Kekekalan Massa
Cara Kerja
1. Siapkan beberapa alat dan bahan yang diperlukan, yaitu :
- 1 buah timbangan kue
- 1 buah gelas plastik yang bertutup rapat
- 1 buah tablet evervescent berisi vitamin C ( contoh : CDR)
- air minum setengah gelas
2. Kemudian timbanglah gelas bertutup dan tablet vitamin C bersamaan tetapi belum
Page 2 of 10
dicampurkan. Catatlah data massanya!
Page 3 of 10
B. Hukum Perbandingan Tetap
a. Siapakah yang menemukan hukum perbandingan tetap?
Joseph Proust
Dari tabel di atas kalian dapat lihat, bahwa setiap 1g gas hidrogen direaksikan
dengan 8g oksigen menghasilkan 9g air. Ini membuktikan bahwa perbandingan massa
hidrogen dan massa oksigen yang terkandung dalam air bersifat tetap yaitu
1 : 8, berapapun banyaknya air yang terbentuk.
e. Berikut data hasil analisa terhadap tiga sampel zink sulfida: Dalam 3,22 gram sample
pertama terdapat 2,16 gram zink, sedangkan dalam 5,38 gram sample kedua terdapat 1,77
Page 4 of 10
gram belerang. Dalam sample yang ketiga, 0,93 gram zink bereaksi dengan 0,46 gram
belerang.
1) Tentukan perbandingan massa Zn dengan S dalam masing-masing
sampel:
Dalam sampel pertama : Massa Zn : S = 2,16 : 1,06 = 1 : 1,5
Dalam sampel kedua : Massa Zn : S = 3,61 : 1,77 = 1 : 3
Dalam sampel ketiga : Massa Zn : S = 0,93 + 0,46 = 1,39 , Zink = 0,93 :
1,39 = 1 : 1,5 ,
Belerang = 0,46 : 1,39 = 1 : 3
Apakah data tersebut mendukung hukum perbandingan tetap?
Berdasarkan perbandingan diatas disimpulkan bahwa perbandingan tersebut
mendukung hukum perbandingan tetap.
f. Berikut data hasil percobaan untuk reaksi antara hidrogen dengan oksigen membentuk air
No. Massa hidrogen Massa oksigen Massa air hasil Massa pereaksi
yang direaksikan yang direaksikan reaksi yang bersisa
1 1g 8g 9g - (ekivalen)
2 2g 16 g 18 g - (ekivalen)
3 1g 9g 9g 1 g oksigen
4 1g 10 g 9g 2 g oksigen
5 2g 8g 9g 1 g hidrogen
6 5g 16 g 18 g 3 g hidrogen
Tariklah kesimpulan dari hasil percobaan di atas.
Jawab : Dari data tersebut no.1 dan 2 massa peraksi yg bersisa yaitu ekivalen,
Data no.3-6 massa pereaksi yang tersisa yaitu oksigen.
3. data 6
Perbandingan : massa H : massa O
(5/1= 1) 1 : 8 hasil pembagian terkecil 1 dikali ke
Perbandingan : 5 : 16 (16/8=2) perbandingan masa H:O
massa data no 6
Massa yg bereaksi : 2 x 1= 2 2 x8= 16
Massa sisa : 5-1= 4 9-8=1
Kesimpulan: - massa sisa oksigen = 3 (terbukti sesuai data no 6 pada tabel)
- massa yang bereaksi = 16 + 2 = 18
g. Diketahui perbandingan massa karbon (C) oksigen (O) dalam karbon dioksida (CO2)
adalah 3 : 8.
Lengkapilah tabel berikut:
Massa karbon Massa oksigen Apakah Massa CO2 Massa
Page 6 of 10
No. yang yang campuran yang pereaksi yang
direaksikan direaksikan ekivalen? dihasilkan bersisa
1 1,5 4 Tidak 3,5 2
2 3 10 Tidak 11 1
3 5 8 Tidak 11 2
4 5 11 Tidak 16 5
5 7 18 Tidak 16 2
Catatan : Untuk mengisi tebel tersebut ikuti contoh perhitungan pada percobaan hidrogen
dan oksigen
1. data 1
C : 1,5
O:4
C:O = 3 : 8
2. data 2
C=3
O = 10
C:O = 3:8
3. data 3
C =5
O =8
C:O= 3:8
4. data 4
C =5
O= 11
C:O=3:8
Page 7 of 10
Massa c yang bereaksi = 5
Massa O yang bereaksi = 11
Masa CO2 yang terbentuk = 16
Massa sisa = 5
5. data 5
C= 7
O = 18
C:O= 3:8
h. Empat gram tembaga dapat bereaksi dengan 2 gram belerang membentuk tembaga
sulfida. Berapa massa tembaga sulfida dapat terbentuk jika direaksikan 10 gram tembaga
dengan 10 gram belerang?
Perbandingan Cu dan S adalah 4 : 2 ⇒ 2 : 1
misalkan, S habis bereaksi maka:
Cu = (2 ÷ 1) × 10 = 20 gr ( tidak mungkin, karena belerang yang tersedia ada 10 gr)
Contoh-2:
Unsur Cl dengan O membentuk 4 jenis senyawa, yaitu Hipoklorit (ClO-), Klorit
(ClO2-), Klorat (ClO3-), Perklorat (ClO4-).
Page 8 of 10
Apabila dua unsur dapat membentuk lebih dari satu senyawa, massa salah satu
unsur tersebut tetap (sama) maka perbandingan massa unsur yang lain dalam
senyawa-senyawa tersebut merupakan bilangan bulat dan sederhana.
c. Latihan-1
Belerang (S) dan oksigen (O) membentuk dua jenis senyawa. Kadar belerang dalam
senyawa I adalah 50% dan II 40%. Apakah hukum Dalton berlaku untuk senyawa tersebut?
Jawab:
Senyawa I terdiri atas 50% belerang dan 50% oksigen.
Senyawa II terdiri atas 40% belerang dan 60% oksigen.
Massa S : O dalam senyawa I = 50 : 50 = 1 : 1
Massa S : O dalam sennyawa II = 40 : 60 = 2 : 3 atau 1 : 1,5
Jika massa S dalam senyawa I = senyawa II, misalnya sama – sama 1 gram maka
massa O senyawa I : senyawa II = 1 : 1,5 = 2 : 3, merupakan bilangan bulat
sederhana. Kedua senyawa itu memenuhi hukum Dalton.
Tips:
Untuk memeriksa berlakunya hukum Dalton, ikutilah cara sebagai berrikut:
1) Tentukan perbandingan massa unsur-unsur dalam masing-
masing senyawa dimana salah satu unsur ditetapkan dengan angka banding yang sama,
yaitu = 1.
2) Tentukan perbandingan massa unsur yang satu lagi dalam
senyawa-senyawa ersebut.
Untuk jelasnya, perhatikanlah penyelesaian soal berikut.
Senyawa I mengandung 50% belerang, berarti massa oksigennya adalah 50%.
1) Massa S : O dalam senyawa I = 50 : 50 = 1 : 1
Senyawa II mengandung 40% belerang, berarti massa oksigennya adalah 60%.
2) Massa S : O dalam senyawa II = 40 : 60 = 1 : 1,5
Jika massa belerang dalam kedua senyawa sama, misalnya sama-sama 1 gram, maka
perbandingan massa oksigen dalam senyawa I : senyawa II = 1 : 1,5 = 2 : 3.
Oleh karena angka perbandingan merupakan bilangan bulat dan sederhana, berarti kedua
senyawa memenuhi hukum perbandingan berganda.
d. Latihan-2
Page 9 of 10
Unsur A dan B membentuk dua seyawa, yaitu X dan Y. Massa unsur A dalam senyawa
X dan Y berturut-turut adalah 47% dan 82%. Tunjukkanlah bahwa hukum Dalton
berlaku dalam kedua senyawa tersebut.
Jawab :
Massa A pada X = 47%
B pada X = 53%
Massa A pada Y=82%
B pada Y = 18%
Senyawa X = 47 : 53(dibagi 47)
= 1 : 1,12
= 1 : 1 (dibulatkan)
Senyawa Y = 82 : 18(dibagi 82)
= 1 : 0,21
= 1: 0 (dibulatkan)
Senyawa X = A:B = 1 : 1
Senyawa Y = A:B = 1 : 0
Terbukti
Senyawa ll = P= 31
O = 40
= 71
Senyawa ll = 31 : 40
= 1 : 1,29
= 1:1
Senyawa l =31:24= 1: 1
Senyawa ll= 31 : 40=1: 1
Terbukti
Page 10 of 10