Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

GEOGRAFI KELAS X

DAMPAK BENCANA TSUNAMI


BAGI MASYARAKAT PESISIR PANTAI
PROVINSI BANTEN
31 DESEMBER 2018

DISUSUN OLEH :
NASYWA ADILA
KELAS X MIPA 1

SMA NEGERI 2 BANDAR LAMPUNG


TAHUN AJARAN 2021/2021
ABSTRAK

Tsunami merupakan gelombang besar yang berasal dari laut menuju pantai. Bencana tsunami
diakibatkan oleh letusan gunung berapi, gempa bumi yang pusatnya di dalam laut dan
bertubrukannya antara lempeng samudera. Tinggi potensi terjadinya bencana tsunami pada
wilayah Indonesia disebabkan tatanan dan proses geologi dan pergerakan lempeng, Indonesia
yang terletak di tiga lempeng, yaitu Indo-Australia, Eurasia, dan Pasifik. Untuk itu Indonesia
merupakan negara yang rawan sekali terhadapa bencana alam tsunami. Seperti Tsunami yang
menghantam daerah pesisir Banten pada tangal 22 Desember 2018, disebabkan oleh letusan
Anak Krakatau di Selat Sunda,

Tsunami di Banten juga mengakibatkan pemukiman warga di pesisir pantai rusak parah
karena tersapu oleh gelombang besar. Kerusakan juga terjadi pada infrastruktur, fasilitas
umum serta bengunan pendidikan. Penelitioan ini dilakukan untuk menganalisis dan
mengetahui daerah mana yang terdampak untuk perencanaan pembangunan kedepannya dan
strategi untuk meminimalisir dampak yang terjadi akibat tsunami sehingga dapat dijadikan
acuan dalam pengambilan keputusan pembangunan untuk jangka panjang.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dampak terjadinya bencana tsunami terhadap
kehidupan masyarakat sekitar pesisir pantai provinsi Banten yang berkaitan dengan hal
kerugian yang dialami masyarakat akibat bencana tsunami, dan hambatan yang dirasakan
masyarakat setelah terjadinya bencana tsunami.

Penelitioan ini diharapkan bermaanfaat adalah memberi gambaran dampak yang dirasakan
masyarakat sekitar pesisir pantai provinsi Banten akibat bencana tsunami dan memberi
pengetahuan untuk antisipasi jika terjadi bencana tsunami.

Dari hasil analisis data maka dapat dfikemukaan dampak negatif yang diakibatkan tsunami
adalah merusak apa saja yang dilaluinya. Bangunan, tumbuh-tumbuhan, dan mengakibatkan
korban jiwa manusia serta menyebabkan genangan, pencemaran air asin lahan pertanian,
tanah, dan air bersih. Bencana alam tsunami bisa menimbulkan korban lebih banyak
dibandingkan gempa, hal ini karena tsunami terjadi setelah adanya gempa sehingga korban
dan kerugian harga benda dapat berlipat ganda. Berbagai cara yang dapat dilakukan untuk
mengurangi jatuhnya korban akibat bencana tsunami.
ii

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas ke hadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Bencana Alam
Tsunami ini tepat pada waktunya.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi
bagi kami dan pembaca pada umumnya.

Bandar lampung, 18 Oktober 2021


Penyusun
iii

DAFTAR ISI
HALAMAM JUDUL ……………………………………………………………. I
ABSRAK …………………………………………………………………………… ii
KATA PENGANTAR …………………………………………………………….. iii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………… iv
BAB I. PENDAHULUAN ………………………………………………………… 1
1.1 Latar Belakang Masalah ………………………………………………. 1
1.2 Identifikasi maslah ……………………………………………………. 1
1.3 Rumusan Masalah ..……………………………………………………. 2
1.4 Tujuan Penelitian …………………………………………………….. 2
1.5 Manfat Penelitian ……………………………………………………. 2
BAB. II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………… 3
2.1 Teori dan Konsep Tentang Tsunami …………………………………. 3
2.2 Tinjauan Penelitian sebelumnya …………………………………… 7
2.3 Hipotesis Penelitian ………………………………………………… 7
BAB.III MERTPODE PENELITIAN …………………………………………… 8
3.1 Lokasi Penelitian …………………………………………………. 8
3.2 Variabel Penelitian …………………………………………………. 8
3.3 Teknik Pengumpulan Data …………………………………………. 8
3.4 Tenik Anmiliss data ……………………………………………….. 9
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian …………………………………………………….. 10
4.2 Pembahasan ……………………………………………………......... 11
BAN V. KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………………….. 12
5.1 Kesimpulan …………………………………………………………. 12
5.2 Saran ……………………………………………………………….. 12
DAFTAR PUSTASKAS ………………………………………………………. 13
LAMPIRAN …………………………………………………………………… 14

`iv

BAB 1
PENDAHULUAN

1.2 Latar Belakang Masalah

Bencana alam adalah peristiwa alam yang sering terjadi. Salah satu bencana alam
tersebut adalah Tsunami. Tsunami merupakan salah satu bencana alam yang menakutkan.
Bencana ocal ni bisa merenggut banyak korban jiwa. Tidak sedikit masyarakat takut dan
trauma akibat peristiwa Tsunami. Daerah yang terkena bencana alam Tsunami adalah yang
terletak di sekitar pantai. Tsunami diawali dengan adanya peristiwa gempa. Masyarakat yang
sekitar pantai akan melakukan evakuasi diri menuju tempat yang lebih tinggi apabila
merasakan gempa yang cukup besar. Gempa yang terjadi cukup besar dikhawatirkan akan
mengakibatkan terjadinya Tsunami.
Bencana Tsunami ini sering terjadi di negara-negara yang termasuk ke dalam daerah-
daerah Cincin Api Fasifik karena sangat rentan terjadi gempa. Gempa yang terjadi cukup
besar hingga berpotensi menimbulkan Tsunami bila pusat gempa berada di lautan. Negara
yang rawan terkena bencana Tsunami di anataranya adalah negara Indonesia. Beberapa tahun
silam tepatnya 2004, bencana alam Tsunami ini melanda warga yang berada di Aceh. Ratusan
jiwa masyarakat Aceh menjadi korban dalam peristiwa ini. Tsunami yang terjadi di Aceh
merupakan bencana terbesar yang terjadi di Indonesia. Selain Tsunami di Aceh, Tsunami
juga dirasakan masyarakat Indonesia yang berada di daerah Banten pada 2018 yang lalu.
Peristiwa Tsunami di Pesisir Pantai Banten juga menelan banyak korban.
Peritiwa Tsunami yang terjadi di Selat Sunda disebabkan faktor perkembangan struktur
geologi yang membentuk terban yang juga bisa menimbbulkan bencana longsor akibat curah
hujan yang tinggi. Material longsor yang jatuh ke dasar laut meskipun bersifat kecil dan ocal
dapat juga berpotensi mengakibatkan tsunami. Walaupun masyarakat telah diperingatkan
akan terjadinya bencana, mereka mungkin masih ragu-ragu untuk melakukan evakuasi atau
tindakan penyelamatan diri dikarenakan berbagai pertimbangan. Akibatnya, masyarakat di
sekitar bencana tersebut akan terkena dampak seperti hilangnya mata pencaharian juga
kerusakan berbagai fasilitas untuk kelangsungan hidup mereka. Oleh karena itu, diperlukan
adanya pihak terkait yang mampu menyebarluaskan pengetahuan kepada masyarakat untuk
mengurangi risiko bencana.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka dapat diidentifikasi bebera-
pa permasalahannya sebagai berikut:
1. Faktor yang mempengaruhi mudahnya terjadi bencana tsunami di pesisir pantai
Provinsi Banten.
2. Penyebabnya masyarakat enggan untuk mengevakuasi diri agar terhindar dari
bencana tsunami di pesisir pantai Provinsi Banten.
3. Dampak yang dirasakan masyarakat sekitar pesisir pantai Provinsi Banten akibat
bencana tsunami.

-1-
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi yang dikemukakan, maka rumusan
masalahnya adalah “Apa saja dampak yang dirasakan masyarakat sekitar pesisir pantai
Provinsi Banten akibat bencana tsunami?”
1.4 Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dampak terjadinya bencana tsunami terhadap
kehidupan masyarakat sekitar pesisir pantai provinsi Banten yang berkaitan dangan hal
sebagai berikut:
1. Kerugian yang dialami masyarakat akibat bencana tsunami
2. Hambatan yang dirasakan masyarakat setelah terjadinya bencana tsunami.

1.5 Manfaat Penelitian


Manfaat penelitian ini adalah memberi gambaran dampak yang dirasakan masyarakat
sekitar pesisir pantai provinsi Banten akibat bencana tsunami dan memberi pengetahuan untuk
antisipasi jika terjadi bencana tsunami.
-2-

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Tentang Tsunami

2.1.1 Pengertian Tsunami

Tsunami merupakan salah satu bencana alam yang sering terjadi di Indonesia. Tsunami
adalah gelombang besar yang dihasilkan oleh gempa bumi di dasar samudera, letusan
gunung api, atau longsoran masa batuan di sekitar basin samudera (Djunire 2009).
Simandjuntak (1994) mengartikan tsunami sebagai salah satu kejadian alam yang
dicirikan oleh terjadinya pasang naik yang besar secara medadak yang biasanya terjadi
sesaat setelah terjadi goncangan gempa bumi tektonik. Gelombang yang dihasilkan oleh
bencana alam ini dapat menghancurkan daerah pemukiman yang berada di dekat pantai.,

Kata “tsunami” berasal dari bahasa Jepang yang ditulis dalam dua karakter, tsu yang
artinya pelabuhan dan nami yang artinya gelombang. Keduanya berarti “gelombang besar
di pelabuhan”. Secara ilmiah tsunami dapat diartikan sebagai perpindahan badan air yang
disebakan oleh perubahan permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba. Perubahan
permukaan laut tersebut bisa disebabkan oleh gempa bumi yang berpusat di bawah laut,
letusan gunung berapi bawah laut, longsor bawah laut, atau hantaman meteor

2.1.2 Penyebab Terjadinya Tsunami

Tsunami dapat disebabkan oleh berbagai macam gangguan (disturbance) berskala besar
terhadap air laut, misalnya letusan gunung api yang terjadi di bawah laut, gempa bumi,
pergeseran lempeng, longsor yang terjadi di bawah laut maupun meteor yang jatuh ke
bumi. Berikut ini adalah beberapa penyebab terjadinya tsunami, yaitu:

1. Gempa Bawah Laut


Gempa bumi yang terjadi di bawah laut merupakan penyebab paling umum terjadinya
tsunami. Gerakan vertikal pada kerak bumi (gempa) dapat mengakibatkan dasar laut
naik atau turun secara tiba-tiba, yang menyebabkan gangguan keseimbangan air yang
ada di atasnya. Hal ini mengakibatkan terjadinya aliran energi laut, yang ketika
sampai di pantai menjadi tsunami.
-3–

2. Letusan Gunung Merapi


Letusan gunung berapi juga dapat menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya
tsunami. Gunung berapi bisa berada juga di bawah laut, dalam hal ini dikenal sebagai
gunung berapi bawah laut. Jika letusan gunung berapi terjadi di darat, tsunami akan
cenderung disebabkan oleh material dan lahar dari gunung berapi yang mengalir ke
laut sehingga menyebabkan riak besar air laut. Sedangkan jika letusan terjadi di
bawah laut, maka kekuatan letusan yang sangat besar akan mengirimkan getaran dan
menimbulkan riak air. Kemudian air di laut akan pecah menjadi gelombang yang
melintasi lautan hingga bersentuhan dengan pantai. Di sinilah, tsunami terbentuk.

3. Longsor Bawah Laut


Longsor bawah laut terjadi akibat tabrakan antara lempeng benua dan lempeng
samudra yang disebabkan oleh gempa dan perubahan air laut. Proses ini membentuk
palung laut dan pegunungan secara tiba-tiba yang berpengaruh pada pergerakan
volume air yang mendadak. Tsunami yang terjadi akibat longsoran bawah laut ini
dikenal dengan nama tsunamic submarine landslide.

4. Hantaman Meteor
Tsunami juga dapat disebabkan oleh meteor yang jatuh di atas laut.
Penggambarannya kira kira seperti melempar bola bowling ke atas kolam renang
yang menyebabkan rentetan gelombang yang cukup besar di tepi kolam. Dapat
dikatakan peristiwa ini sangat jarang terjadi, tetapi apabila meteor jatuh ke permukaan
laut dengan diameter yang cukup besar maka akan menyebabkan tsunami yang amat
besar (mega tsunami).

2.1.3 Gelombang Tsunami

Gelombang tsunami sangat berbeda dengan gelombang laut biasa. Gelombang tsunami
bergerak dengan kecepatan tinggi dan dapat merambat lintas samudra. Tsunami dapat
menerjang wilayah yang berjarak ribuan kilometer dari sumbernya, sehingga akan ada
selisih waktu beberapa jam antara teciptanya gelombang dengan bencana yang
ditimbulkan di pantai. Periode tsunami cukup bervariasi, mulai dari 2 menit hingga lebih
dari 1 jam. Panjang gelombangnya sangat besar, antara 100-200 km. Bandingkan dengan
ombak laut biasa di pantai selancar (surfing) yang mungkin hanya memiliki periode 10
detik dan panjang gelombang 150 meter. Karena itulah pada saat masih di tengah laut,
gelombang tsunami hampir tidak nampak dan hanya terasa seperti ayunan air saja.
2.1.4 Faktor yang mempengaruhi tinggi gelombang tsunami

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tinggi suatu gelombang tsunami sebelum
mencapai daratan, yaitu:

-4-

1. Kelandaian pantai
Jarak jangkauan tsunami ke daratan juga sangat ditentukan oleh tipe pantai, ada
beberapa tipe pantai, anatar lai
a. Pantai terjal
b. Pantai Landai

2. Vegetasi dan struktur penghalang di sekitar pantai Hutan yang terdapat di sekitar
wilayah pantai dan struktur penghalang dapat berperan penting dalam meredam
tsunami. Saat gelombang tsunami menghantam hutan, ketinggian dan jarak kedalaman
aliran tsunami akan berkurang karena tertahan oleh hutan. Sedangkan bangunan
penghalang yang memiliki struktur padat dan tegak akan lebih mampu memecah
gelombang tsunami)

3. Arah gelombang tsunami Gelombang tsunami yang datang dengan arah tegak lurus
dengan pantai tentu akan menyebabkan tinggi gelombang tsunami lebih tinggi jika
dibandingkan tinggi gelombang tsunami yang datang dengan arah sejajar atau dengan
sudut tertentu.

4. Efek pemantulan dari pulau lain Gelombang tsunami yang terjadi tidak langsung
berasal dari sumbernya, akan tetapi terjadi karena akibat adanya pemantulan
gelombang dari sekitar pulau yang terkena dampak gelombang tsunami

2.1.5 Jenis-Jenis Tsunami

Klasifikasi tsunami berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi tsunami vulkanik


dan tsunami tektonik. Jenis tsunami vulkanik adalah jenis tsunami yang disebabkan
gempa yang berasal dari kegiatan vulkanik bumi, sedangkan tsunami tektonik disebabkan
karena adanya gempa yang terjadi akibat aktivitas tektonik bumi.

Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 6/PRT/M/2009, berdasarkan


karakteristiknya tsunami dibedakan menjadi tsunami lokal dan tsunami berjarak.

1. Tsunami Lokal
Tsunami lokal berhubungan dengan episentrum gempa di sekitar pantai sehingga
waktu tempuh dari sumber kejadian sampai ke bibir pantai berkisar antara lima
sampai tiga puluh menit. Biasanya dampak dari tsunami ini cukup besar karena
kekuatan dari gelombang masih sangat terasa ketika sudah mencapai daratan.
2. Tsunami Berjarak
Tsunami berjarak adalah jenis tsunami yang paling umum terjadi di pantai-pantai
yang bertemu langsung dengan Samudera Pasifik. Jenis tsunami ini memiliki sumber
penyebab yang jauh dari bibir pantai sehingga kekuatan gelombang yang dihasilkan
tidak sebesar tsunami lokal. Waktu tempuh pada saat gempa sampai terjadinya
tsunami di daratan berkisar antara 5.5 jam sampai 18 jam.
-5-
2.1.6 Dampak Bencana Tsunami

Bencana alam merupakan peristiwa sangat kejadiannya sungguh sangat tidak diharapkan
dan tidak dirindukan. Bagaimana tidak, bencana alam hanya akan membawa dampak
buruk, seperti kehilangan, kemiskinan, kelaparan, dan kesedihan. Apapun jenis bencana
alam yang di bumi, maka tidak ada satupun dari mereka yang diharapkan kedatangannya
olah manusia. seperti halnya bencana tsunami ini. seperti jenis bencana alam lainnya,
bencana tsunami juga menimbulkan banyak sekali dampak atau kerugian. Beberapa
dampak tsunami antara lain adalah sebagai berikut:

1. Terjadi kerusakan dimana- mana


Kerusakan yang dimaksud adalah kerusakan fisik baik bangunan dan non bangunan.
Gelombang besar yang timbul karena tsunami ini dapat menyapu area daratan, baik
daerah pantai (baca: manfaat pantai) maupun daerah- daerah di sekitarnya. Kerusakan
yang terjadi ini adalah di daerah yang terkena sapuan ombak. Gelombang ombak
yang berkekuatan tinggi ini dalam sekejap bisa meluluh lantakkan bangunan,
menyapu pasir atau tanah, merusak perkebunan dan persawahan masyarakat, merusak
tambak dan ladang perikanan, dan lain sebagainya. Kerusakan yang terjadi ini akan
menimbulkan banyak kerugian, terutama kerugian berupa material.

2. Lahan pertanian dan perikanan rusak

Gelombang tsunami yang dasyat juga dapat menyebabkan lahan pertanian dan
perikanan rusak. Gelombang tsunami dengan kekuatan yang besar mampu menyapu
bersih apa saja yang ada di daratan. Jangankan tanaman yang ada di sawah, bahkan
bangunan pun banyak sekali yang roboh. Selain itu ikan- ikan yang ditanam di kolam
perikanan juga akan tersapu oleh air dari gelombang tsunami tersebut.

3. Menghambat kegiatan perekonomian


Kita sepakat bahwa semua bencana alam dapat mengacaukan kegiatan perekonomian
di suatu wilayah. Hal ini juga termasuk bencana tsunami. Kerusakan dan kehilangan
yang terjadi akibat gelombang tsunami akan melumpuhkan kegiatan perekonomian
sampai beberapa waktu. Tidak hanya itu saja, namun kerugian yang disebabkan oleh
tsunami mungkin akan menggantikan kegiatan produksi dan perdagangan dalam
waktu tertentu.
4. Kerugian material
Semua bencana alam dapat menimbulkan kerugian yang bersifat materiil, termasuk
juga gelombang tsunami. Kerugian material diantaranya karena robohnya bangunan,
rusak lahan pertanian dan perikanan, dan kehilangan harta bendanya.
5. Kerugian spiritual
Yang dimaksud dengan kerugian spiritual adalah kerugian yang tidak berupa harta
benda, namun lebih ke jiwa. Bagaimana seorang anak kecil akan tabah setelah
mengalami bencana alam yang besar, apalagi apabila ia kehilangan anggota
keluarganya, maka hal itu akan menimbulkan trauma di jiwa anak kecil. Akibatnya
anak tersebut harus menjalani beberapa terapi agar terbebas dari traumanya itu.
Bahkan hal seperti ini hanya dialami oleh anak kecil saja, namun juga orang dewasa
dan bahkan lanjut usia.
-6-
6. Menimbulkan bibit penyakit
Ketika gelombang laut yang tinggi meluluh lantakkan daratan, maka yang akan
kitemukan adalah benda- benda kotor, tanah yang berlumpur dan sebagainya.
Lingkungan yang tidak bersih akan meimbulkan bayak sekali bibit penyakit. Apalagi
jika ditambah dengan jasad- jasad makhluk hidup yang meninggal, maka lingkungan
akan semakin tidak sehat. Disamping itu, apabila tinggal di pengungsian maka yang
akan terjadi adalah timbulnya bibit penyakit karena kurangnya saranan dan pra sarana.

Dampak- dampak yang telah disebutkan di atas merupakan dampak jangka pendek.
Selain dampak jangka pendek, adalagi dampak jangka panjang yang akan kita rasakan,
seperti kondisi perekonomian daerah tersebut yang tidak stabil, dan masih banyak lagi.
2.2 Tinjauan Penelitian sebelumnya tentang tsunami
1. Hamzah Latief. “Kajian Risiko Tsunami di Provinsi Sumatera Barat dan Upaya
Mitigasinya”, 2012.

Penelitian ini mengkaji tentang penilaian risiko tsunami di setiap kabupaten/kota di


Provinsi Sumatera Barat. Hasil analisis bahaya tsunami menjelaskan bahwa terdapat
7 kabupaten dan kota di pesisir yang memiliki potensi tsunami dengan level tinggi
sampai dengan sangat tinggi. l. Hal ini mutlak untuk dilakukan mengingat bahaya
tsunami bersifat nyata dengan proyeksi kejadian dan intensitas gempa dan tsunami
yang sulit diprediksi. Lintas sektor ini menjadi keharusan karena wilayah pesisir dan
laut menjadi salah satu tumpuan dari berbagai aktivitas sektor lain yang
berkepentingan seperti sumberdaya air, pertanian, kehutanan, transportasi, pekerjaan
umum, kesehatan, pertahanan dan keamanan, dan sebagainya. Di lain pihak,
sosialisasi kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir berupa
penyuluhan, edukasi, dan peningkatan kesadaran akan bahaya tsunami menjadi kunci
keberhasilan dari implementasi mitigasi bencana tsunami.
2. Muhammad Bilal Habibie, Saleh Sjafei , Khairuddin. “Mitigasi Bencana Tsunami
Melalui Pariwisata”. 2017.
Penelitian ini mengkaji lima unsur pengelolaan bencana yaitu perencanaan,
pengorganisasian, perekrutan sumber daya manusia, kepemimpinan, pengawasan
pada salah satu objek wisata dan edukasi di Banda Aceh. Pembangunan zona prioritas
penanggulangan bencana, sosialisasi dan kebijakan mitigasi bencana telah
direncanakan oleh pemerintah dan instansi terkait. Pengorganisasian yang dilakukan
terdiri dari persiapan prabencana, pertolongan dampak bencana, dan pemulihan
pascabencana. Lalu, perekrutan sumber daya manusia yang dilakukan merekrut
petugas keamanan, pemandu wisata, dan petugas kebersihan, dengan prasyarat
mengikuti pelatihan mitigasi bencana. Selanjutnya, Kementrian ESDM telah bekerja
sama dengan pemerintah pusat dan daerah mengenai upaya dan kebijakan
pengelolaan mitigasi bencana tsunami.
2.3 Hipotesis Penelitian

Adapun hitotesis yang di ajukan dalam peneltian ini, yaitu sebagai berikut:
“Ada dampak yang ditimbulkan dari pristiwa tsumami yanmg di alami masyarakat
pesisir pantai Provinsi Banten pada tanggal 31 desember 2018”
-7-

BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian


Lokasi penelitian merupakan objek penelitian diamana kegiatan penelitian dilakukan.
Penentuan lokasi penelitian dimaksudkan untuk mempermudah atau memperjelas lokasi
yang menjadi sasaran dalam penelitian. Adapun lokasi –enelitian ini adalan pesisir
pantai propinsi Banten, yang mengalalmi musibah tsunami pada tanggala 31 Desember
2018.

3.2 Varibel Penelitian


Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang bisa berbentuk apa saja,
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya
Adapun variabel yang ada dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel bebas : Terjadinyanya Tsunami di pesisir pasisir pantai Provinsi Banten


2. Variabel terikat : Dampak yang dialami masyarakat pesisir pantan Propinsi Banten

3.3 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data adalah teknik atau cara yang digunakan oleh peneliti untuk
mengumpulkan data atau informasi serta fakta pendukung yang ada di lapangan untuk
keperluan penelitian.. Berikut ini merupakan teknik pengumpulan data yang di gunakan
dalam penelitian ini.
1. Observasi (pengamatan)
Teknik pengumpulan data observasi dilakukan dengan pengamatan langsung.
Peneliti melakukan pengamatan di tempat terhadap objek penelitian untuk diamati
menggunakan pancaindra yang kemudian dikumpulkan dalam catatan atau alat
rekam.
2. Kuesioner (Angket)
Kuesioner atau angket adalah teknik pengumpulan data dengan cara memberikan
sederet pertanyaan untuk dijawab oleh responden. Pertanyaan yang diberikan
kepada responden merupakan pertanyaan yang diperlukan untuk penelitian.
3. Interview (Wawancara)
Teknik pengumpulan data ini dilakukan secara langsung oleh peneliti dalam bentuk
tanya jawab atau wawancara oleh narasumber yang bertindak sebagai informan
untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian.
4. Studi Dokumen
Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan mengandalkan dokumen sebagai
salah satu sumber data yang digunakan untuk melengkapi penelitian. Dokumen yang
digunakan dapat berupa sumber tertulis, film, dan gambar atau foto.
-8-

3.4 Teknik Analisis Data


Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data hasil
wawancara, observasi dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data dan
memilih mana yang penting serta mana yang perlu dipelajari serta membuat kesimpulan
sehingga mudah dipahami (Sugiyono, 2007: 333-345).

Secara umum, teknik analisis data pada penelitian dibagi menjadi 2 (dua) jenis yang
luas, yaitu teknik analisis data penelitian kualitatif dan kuantitatif. Analisis data
kualitatif yaitu analisis data yang berasal dari data-data yang terjaring dari proses
pengumpulan data, yaitu rekam & catat, tinjauan pustaka, wawancara, serta
partisipasi (Rohmadi & Nasucha, 2015:34). Teknik analisis data kuantitatif ialah
teknik yang mengolah atau mengelola data-data bersifat angka-angka atau statistik.
Pada teknik analisis data kuantitatif, data-data yang digunakan ialah data-data angka
atau data numerik yang dapat dihitung secara tepat dengan perhitungan rumus
statistik . 

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif yang
digunakan peneliti sebagaimana yang dikemukakan Miles dan Hubberman (Sugiyono,
2007: 204) yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan langkah terakhir
adalah penarikan kesimpulan. Langkah-langkah tersebut sebagi berikut

a. Reduksi data
Reduksi data merupakan penyerderhanaan yang dilakukan melalui seleksi,
pemfokusan dan keabsahan data mentah menjadi informasi yang bermakna,
sehingga memudahkan penarikan kesimpulan.
b. Penyajian data
Penyajian data yang sering digunakan pada data kualitatif adalah bentuk naratif.
Penyajian-penyajian data berupa sekumpulan informasi yang tersusun secara
sistematis dan mudah dipahami.
c. Penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan merupakan tahap akhir dalam analisis data yang dilakukan
melihat hasil reduksi data tetap mengaju pada rumusan masalah secara tujuan yang
hendak dicapai. Data yang telah disusun dibandingkan antara satu dengan yang lain
untuk ditarik kesimpulan sebagai jawaban dari permasalahan yang ada.
-9-

BAB. 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Analisis data


Data yang disajikan pada bagian ini berupa data hasil observasi, data hasil angket, dan
dokumentasi, dengan masyarakat yang kena musibah tsunami psesisir pantai propinsi Banten,
Berdasarkan data yang diperoleh dari kegiatan penelitian yang dilaksanakan dapat disajikan
sebagai berikut

a. Terjadi kerusakan dimana- mana


Kerusakan yang dimaksud adalah kerusakan fisik baik bangunan dan non bangunan.
Kerusakan yang terjadi ini adalah di daerah yang terkena sapuan ombak. Gelombang
ombak yang berkekuatan tinggi ini dalam sekejap bisa meluluh lantakkan bangunan,
menyapu pasir atau tanah, merusak perkebunan dan persawahan masyarakat, merusak
tambak dan ladang perikanan, dan lain sebagainya.. hamper 70% sarana dan parasana
mengalami kerussakan.
b. Lahan pertanian dan perikanan rusak
Gelombang tsunami yang dasyat juga dapat menyebabkan lahan pertanian dan
perikanan rusak. Gelombang tsunami dengan kekuatan yang besar mampu menyapu
bersih apa saja yang ada di daratan. Jangankan tanaman yang ada di sawah, bahkan
bangunan pun banyak sekali yang roboh. Selain itu ikan- ikan yang ditanam di kolam
perikanan juga akan tersapu oleh air dari gelombang tsunami tersebut. 80 % lahan
pertanian dan perikanan mengalami mkeru8sakan.
c. Menghambat kegiatan perekonomian
Kerusakan dan kehilangan yang terjadi akibat gelombang tsunami akan melumpuhkan
kegiatan perekonomian sampai beberapa waktu. Tidak hanya itu saja, namun kerugian
yang disebabkan oleh tsunami mungkin akan menggantikan kegiatan produksi dan
perdagangan dalam waktu tertentu.Kerugian material
Semua bencana alam dapat menimbulkan kerugian yang bersifat materiil, termasuk
juga gelombang tsunami. Kerugian material diantaranya karena robohnya bangunan,
rusak lahan pertanian dan perikanan, dan kehilangan harta bendanya.
d. Kerugian spiritual
Selain kerugian yang bersifat material atau yang dapat diukur dengan uang, bencana
tsunami juga dapat menimbulkan kerugian spiritual. Yang dimaksud dengan kerugian
spiritual adalah kerugian yang tidak berupa harta benda, namun lebih ke jiwa.
Bagaimana seorang anak kecil akan tabah setelah mengalami bencana alam yang
besar, apalagi apabila ia kehilangan anggota keluarganya, maka hal itu akan
menimbulkan trauma di jiwa anak kecil. Akibatnya anak tersebut harus menjalani
beberapa terapi agar terbebas dari traumanya itu. Bahkan hal seperti ini hanya dialami
oleh anak kecil saja, namun juga orang dewasa dan bahkan lanjut usia.

- 10 -

7. Menimbulkan bibit penyakit


Dampak selanjutnya dari bencana alam tsunami adalah timbulnya bibit penyakit.
Ketika gelombang laut yang tinggi meluluh lantakkan daratan, maka yang akan
kitemukan adalah benda- benda kotor, tanah yang berlumpur dan sebagainya.
Lingkungan yang tidak bersih akan meimbulkan bayak sekali bibit penyakit. Apalagi
jika ditambah dengan jasad- jasad makhluk hidup yang meninggal, maka lingkungan
akan semakin tidak sehat. Disamping itu, apabila tinggal di pengungsian maka yang
akan terjadi adalah timbulnya bibit penyakit karena kurangnya saranan dan pra sarana.

4.2 Pembahasan hasil Penelitian

Tsunami merupakan gelombang besar yang berasal dari laut menuju pantai. Bencana tsunami
diakibatkan oleh letusan gunung berapi, gempa bumi yang pusatnya di dalam laut dan
bertubrukannya antara lempeng samudera. Tinggi potensi terjadinya bencana tsunami pada
wilayah Indonesia disebabkan tatanan dan proses geologi dan pergerakan lempeng, Indonesia
yang terletak di tiga lempeng, yaitu Indo-Australia, Eurasia, dan Pasifik. Untuk itu Indonesia
merupakan negara yang rawan sekali terhadapa bencana alam tsunami. Tsunami yang
menghantam daerah pesisir Banten pada tangal 22 Desember 2018, disebabkan oleh letusan
Anak Krakatau di Selat Sunda, Indonesia. Sedikitnya 426 orang tewas dan 7.202 terluka dan
23 orang hilang akibat peristiwa bencana ini. Bencana tsunami ini disebabkan oleh pasang
tinggi dan longsor bawah laut karena letusan gunung Anak Krakatau tersebut. Tsunami di
Banten juga mengakibatkan pemukiman warga di pesisir pantai rusak parah karena tersapu
oleh gelombang besar. Kerusakan juga terjadi pada infrastruktur, fasilitas umum serta
bengunan pendidikan.

Dari hasil analisis data maka dapat disimpulkan dampak negatif yang diakibatkan tsunami
adalah merusak apa saja yang dilaluinya. Bangunan, tumbuh-tumbuhan, dan mengakibatkan
korban jiwa manusia serta menyebabkan genangan, pencemaran air asin lahan pertanian,
tanah, dan air bersih. Bencana alam tsunami bisa menimbulkan korban lebih banyak
dibandingkan gempa, hal ini karena tsunami terjadi setelah adanya gempa sehingga korban
dan kerugian harga benda dapat berlipat ganda. Berbagai cara yang dapat dilakukan untuk
mengurangi jatuhnya korban akibat bencana tsunami.
- 11 -

BAB. 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dari hasil analisis data maka dapat disimpulkan dampak negatif yang diakibatkan tsunami
adalah merusak apa saja yang dilaluinya. Bangunan, tumbuh-tumbuhan, dan mengakibatkan
korban jiwa manusia serta menyebabkan genangan, pencemaran air asin lahan pertanian,
tanah, dan air bersih. Bencana alam tsunami bisa menimbulkan korban lebih banyak
dibandingkan gempa, hal ini karena tsunami terjadi setelah adanya gempa sehingga korban
dan kerugian harga benda dapat berlipat ganda. Berbagai cara yang dapat dilakukan untuk
mengurangi jatuhnya korban akibat bencana tsunami.

5.2 Saran
Tsunami adalah salah satu bencana alam yang memang menakutkan. Dampak yang
ditimbulkan dari tsunami juga sangat bersifat merusak dan menghancurkan. Maka dari itu,
kita patut lebih mempelajari tentang bencana alam di sekitar kita. Dengan mempelajari, kita
bisa mengetahui bagaimana tanda-tanda bencana seperti tsunami itu akan terjadi dan akan
lebih siap saat menghadapi terjadinya hal yang tidak di inginkan. Namun kami lebih
menghimbau, agar kita semua lebih mendekatkan diri kepada Tuhan YME. Karena Dia-lah
penguasa seluruh jagat raya ini. Atas kehendak-Nya juga seluruh bencana di alam semesta ini
dapat terjadi, termasuk bencana tsunami.
- 12 –

DAFTAR PUSTAKA

Anhert, F. 1996. Introduction to Geomorphology. London: Arnold.

Beni S., Ambarjaya. 2006. Tsunami Sang Gelombang Pembunuh. Jakarta: CV.


Karya Mandiri Pratama.

Diposaptono S., Budiman. 2006. Tsunami. Bogor: Buku Ilmiah Populer.

Diposaptono S., Budiman. 2008. Hidup Akran dengan Gempa dan Tsunami.


Bogor: PT. Sarana Komunika Utama.

Pribadi S, Fachrizal, I Gunawan, I Hermawan, Y Tsuji, SS Han. 2006. Gempa


Bumi dan Tsunami Selatan Jawa Barat 17 Juli 2006. Jakarta: Badan
Meteorologi dan Geofisika.

Yulianto E., F. Kusmayanto, N. Supriyatnam Dirhamsyah. 2008. Selamat dari


Bencana Tsunami, Pembelajaran dari Tsunami Aceh dan Pangandaran.
Jakarta: UNESCO.

Zaitunah A. 2012. Pemodelan Spasial Kerawanan Kerusakan Akibat Tsunami


Pantai Ciamis Jawa Barat. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
- 13 –

LAMPIRAN
- 14 -

2 Penelitian Tsunami Besarnya dampak yang diakibatkan dari bencana tsunami karena kurangnya
pemahaman masyarakat terhadap tsunami, maka diperlukan penjelasan yang baik 9 kepada
masyarakat akan bahaya tsunami dan dampak yang ditimbulkan akibat tsunami. Hal inilah yang
mendasari para peneliti untuk mengembangkan penelitian tentang perambatan gelombang tsunami
dengan membuat penjelasan dan memberikan gambaran dalam bentuk visualisasi sehingga mudah
dipelajari dan dipahami dan diharapkan dalam membantu memahami bencana tsunami dan akibat
yang ditimbulkan sehingga bisa mengurangi jumlah korban jiwa dan harta benda apabila terjadi
bencana tsunami. Berikut ini uraian singkat beberapa penelitian yang telah dilakukan untuk melihat
perambatan gelombang tsunami dengan menggunakan metode yang berbeda dalam membuat
visualisasi perambatan gelombang tsunami. Kusuma (2008), melakukan simulasi tsunami Aceh
menggunakan model St. Venant dengan persamaan metode beda hingga (finite difference method).
Topografi untuk model simulasi diperoleh dengan menggunakan Sistem Informasi Geografis. Citra
yang digunakan diambil dari citra satelit Shuttle Radar Topography Mission (SRTM). Dengan
menggunakan citra satelit ini akan diperoleh ketinggian tempat atau elevasi dari permukaan bumi
yang direkam melalui perekaman sistem radar. Citra yang diperoleh dianalisa dan didefenisikan dasar
elevasi berdasarkan warna menggunakan ArcGIS. Kondisi awal yang digunakan pada penelitian
gelombang tsunami diambil dari kedalaman laut pada garis pantai kota Banda Aceh. Kondisi kering
dan basah digunakan untuk menentukan wilayah penjalaran gelombang. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa model St. Venant mampu mensimulasikan gelombang tsunami menggunakan
metode beda hingga dengan membandingkan data 10 terjadinya tsunami dengan data eksperimen.
Metode beda hingga mampu mengatasi ketidakstabilan numerik karena topografi dan peta batimetri
yang kompleks. George dkk (2006) telah mengembangkan metode volume hingga (finite volume
method) untuk memodelkan aliran fluida. Metode ini seimbang untuk memodelkan perambatan
gelombang global. Metode volume hingga ini digunakan untuk menyelesaikan persamaan numerik
hiperbolik untuk persamaan air dangkal non linier. Persamaan ini adalah salah satu pendekatan yang
umum digunakan untuk mensimulasikan perambatan tsunami dan perambatan banjir bandang.
Pemodelan tsunami dilakukan menggunakan grid kartesian, menggunakan koordinat lintang dan
bujur berdasarkan peta. Metode numerik yang digunakan diimplementasikan menggunakan
perangkat lunak CLAWPACK. Data yang digunakan adalah data penjalaran gelombang, skala
gelombang dengan data percobaan yang digunakan untuk solusi masalah. Pada penetilitian yang
dilakukan Marghany (2012), menghasilkan simulasi penjalaran tsunami dalam bentuk 3 dimensi yang
citra wilayah tsunami di dapat dari satelit QuikiBird. Spektrum gelombang tsunami diekstraksi dari
data QuikiBird menggunakan transformasi Fourier 2 dimensi. Persamaan perambatan tsunami
dihasilkan dari pendekatan metode elemen hingga Galerkin untuk mensimulasikan penjalaran
tsunami 3 dimensi. Persamaan perambatan yang digunakan adalah persamaan air dangkal (shallow
water equation). Penggunaan grid untuk menentukan nilai titik menggunakan metode moving less-
square method, sehingga dapat membentuk permukaan yang tidak teratur. Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa 11 perbandingan spektrum gelombang tsunami antara citra hasil satelit dengan
hasil persamaan metode elemen hingga Galerkin memberikan hasil yang akurat untuk simulasi
penjalaran tsunami 3 dimensi Dari penelitian diatas, berbagai macam metode telah digunakan untuk
memodelkan perambatan gelombang tsunami. Metode beda hingga unggul dalam kemudahan
komputasi namun tidak dalam fleksibilitas geometri domain. Metode volume hingga memiliki
keunggulan untuk geometri domain yang kompleks. Metode elemen hingga memiliki keunggulan
untuk geometri domain yang kompleks karena grid perhitungan tidak hanya terbatas pada bentuk
kotak. 2.3 Segmentasi Citra Segmentasi merupakan proses membagi wilayah-wilayah tertentu yang
ingi

Dampak Bencana Tsunami


Bencana alam tsunami sama dengan bencana alam lainnya. Bencana Tsunami juga
menimbulkan banyak dampak atau kerugian. Berikut  beberapa dampak tsunami :

1. Terjadi kerusakan kerusakan prasarana dan sarana sehingga menyebabkan berbagai


aktivitas terganggu.

2. Lahan Pertanian dan perkebunan rusak.  Aliran air akibat tsunami di daratan juga
dapat mengikis top soil lahan pertanian maupun perkebunan sehingga lahan akan
tergradasi.

3. Dampak terhadap perekonomian, bencana alam tsunami dapat mempengaruhi harga


komoditas pangan dan energo yang tentunya akan memicu terjadinya inslasi.

Sisi positifnya:
1. Karena banyak korban jiwa yang sebagian adalah pekerja, maka lapangan kerja untuk
menggantikannya menjadi lebih terbuka bagi mereka yang selamat dan masih hidup.
2. Terjalinnya kerja sama untuk membantu korban bencana sehingga timbul kesadaran
bahwa manusia itu saling membutuhkan antara satu dan lainnya.
3. Kita jadi bisa mengetahui sekuat apa konstruksi kita sebelumnya dan bisa mengetahui
kelemahannya,  sehingga bisa melakukan inovasi-inovasi baru yang bisa mencegah
terjadinya lebih banyak korban akibat runtuhnya bangunan appabila terjadi lagi
bencana yang sama.
4. Masyarakat Palu dan sekitarnya menjadi lebih mengerti tentang gempa dan tsunami
serta mengetahui bagaimana cara-cara untuk menyelamatkan diri apabila terjadi
bencana serupa sehingga potensi jatuhnya korban jiwa bisa berkurang.  

Studi Pustaka
Studi pustaka juga merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang juga banyak digunakan oleh
para peneliti. Teknik pengumpulan data studi pustaka dilakukan dengan cara mengumpulkan data
yang relevan atau sesuai yang dibutuhkan untuk penelitian dari buku, artikel ilmiah, berita, maupun
sumber kredibel lainnya yang reliabel dan juga sesuai dengan topik penelitian yang dilakukan.

5. Studi Dokumen

Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan mengandalkan dokumen sebagai salah satu sumber
data yang digunakan untuk melengkapi penelitian. Dokumen yang digunakan dapat berupa sumber
tertulis, film, dan gambar atau foto.

ABstrak.

Tsunami merupakan gelombang besar yang berasal dari laut menuju pantai. Bencana tsunami
diakibatkan oleh letusan gunung berapi, gempa bumi yang pusatnya di dalam laut dan
bertubrukannya antara lempeng samudera. Tinggi potensi terjadinya bencana tsunami pada wilayah
Indonesia disebabkan tatanan dan proses geologi dan pergerakan lempeng, Indonesia yang terletak
di tiga lempeng, yaitu Indo-Australia, Eurasia, dan Pasifik. Untuk itu Indonesia merupakan negara
yang rawan sekali terhadapa bencana alam tsunami. Tsunami yang menghantam daerah pesisir
Banten pada tangal 22 Desember 2018, disebabkan oleh letusan Anak Krakatau di Selat Sunda,
Indonesia. Sedikitnya 426 orang tewas dan 7.202 terluka dan 23 orang hilang akibat peristiwa
bencana ini. Bencana tsunami ini disebabkan oleh pasang tinggi dan longsor bawah laut karena
letusan gunung Anak Krakatau tersebut. Tsunami di Banten juga mengakibatkan pemukiman warga
di pesisir pantai rusak parah karena tersapu oleh gelombang besar. Kerusakan juga terjadi pada
infrastruktur, fasilitas umum serta bengunan pendidikan. Lalu dilakukan riset pasca tsunami untuk
menganalisis dan mengetahui daerah mana yang terdampak untuk perencanaan pembangunan
kedepannya dan strategi untuk meminimalisir dampak yang terjadi akibat tsunami sehingga dapat
dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan pembangunan untuk jangka panjang. Dari analisis
tersebut, maka perlu dibuat peta terdampak tsunami yang terjadi di Banten 22 Desember 2018,
dengan membuat pemdelannya menggunakan metode hloss. Metode hloss adalah metode
pemodelan numerik genangan tsunami sederhana berdasarkan ketinggian gelombang dari garis
pantai, koefisien kekasaran permukaan, dan kemiringan lereng yang dibuat oleh Berryman (2006).
Oleh karna itu dengan adanya penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk mengetahui daerah
genangan tsunami Banten dengan scenario variasi ketinggian tsunami berdasarkan kondisi aktual
akibat tsunami Banten 22 Desember 2018, berdasarkan hasil dari survey lapangan didapat nilai
tertinggi tsunami di Desa Cagar alam degan ketinggian 9,6 meter dan ketinggian terendah di Desa
Sukanagara dengan ketinggian 1,3 meter, dan berdasarkan analisi menggunakan metode hloss
didapat nilai jarak genangan terjauh terdapat di Desa Cagar Alam dengan nilai 612,10 meter dan nilai
jarak genangan terpendek di Desa Sukanagara dengan nilai 26,89 meter. Dilihat dari luasannya pada
kelas sangat rendah (0m - 2m) yaitu Desa Mekarsari dengan luasan 14.500 m2 , pada kelas rendah (>
2m - 4m) yaitu Desa Cagar Alam dengan luassan 175.000 m2 , pada kelas sedang (> 4m - 6m) yaitu
Desa Cagar Alam dengan luassan 65.020 m2 , pada kelas tinggi (> 6m - 8m) yaitu Desa Cagar Alam
dengan luassan 53.500 m2 , pada kelas rendah (> 8m - 10m) yaitu Desa Cagar Alam dengan luassan
10.750 m2 . Kata kunci : Tsunami Banten 22 Desember 2018, metode hloss, ketinggian tsunami, jarak
genangan

 Kesimpulan
Tsunami adalah perpindahan badan air yang disebabkan oleh perubahan
permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba. Perubahan permukaan laut
tersebut bisa disebabkan oleh gempa bumi yang berpusat di bawah laut,
letusan gunung berapi bawah laut, longsor bawah laut, atau hantaman meteor
di laut. Gelombang tsunami dapat merambat ke segala arah. Tenaga yang
dikandung dalam gelombang tsunami adalah tetap terhadap fungsi ketinggian
dan kelajuannya.
Dampak negatif yang diakibatkan tsunami adalah merusak apa saja yang
dilaluinya. Bangunan, tumbuh-tumbuhan, dan mengakibatkan korban jiwa
manusia serta menyebabkan genangan, pencemaran air asin lahan pertanian,
tanah, dan air bersih. Bencana alam tsunami bisa menimbulkan korban lebih
banyak dibandingkan gempa, hal ini karena tsunami terjadi setelah adanya
gempa sehingga korban dan kerugian harga benda dapat berlipat ganda.
Berbagai cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi jatuhnya korban akibat
bencana tsunami.

B. Saran
Tsunami adalah salah satu bencana alam yang memang menakutkan.
Dampak yang ditimbulkan dari tsunami juga sangat bersifat merusak dan
menghancurkan. Maka dari itu, kita patut lebih mempelajari tentang bencana
alam di sekitar kita. Dengan mempelajari, kita bisa mengetahui bagaimana
tanda-tanda bencana seperti tsunami itu akan terjadi dan akan lebih siap saat
menghadapi terjadinya hal yang tidak di inginkan. Namun kami lebih
menghimbau, agar kita semua lebih mendekatkan diri kepada Tuhan YME.
Karena Dia-lah penguasa seluruh jagat raya ini. Atas kehendak-Nya juga
seluruh bencana di alam semesta ini dapat terjadi, termasuk bencana tsunami.

DAFTAR P
Abstrak: Tsunami sebagian besar disebabkan oleh gempa bumi di dasar laut. Selain itu tsunami juga
bisa dipicu akibat tanah longsor di dasar laut, letusan gunungapi dasar laut, ekstrusi gas, jatuhnya
benda-benda langit, ledakan nuklir, dan sumber pembangkit lainnya. Penelitian ini adalah field
research (penelitian lapangan), yang menitik beratkan pada hasil pengumpulan data dari informan
yang ditentukan. Penelitian lapangan ini dilakukan secara langsung dimana objek yang diteliti yaitu
masyarakat atau warga yang terdampak tsunami Selat Sunda. Jika ditinjau dari sifat penelitian,
penelitian ini digolongkan ke dalam penelitian deskriptif, yakni mempelajari masalahmasalah dalam
masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk
tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses-proses yang
sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena. Bencana tsunami di Selat Sunda
memberikan dampak psikologis bagi masyarakat di wilayah Banten dan sekitarnya. Traumatik akibat
bencana tsunami yang mereka alami perlu mendapatkan penanganan yang serius. Bantuan berupa
konseling untuk mereduksi traumatik mereka belum banyak dilakukan. Kata kunci: Fenomena,
Dampak, Sunami, Selat Sunda

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data hasil wawancara,
observasi dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data dan memilih mana yang
penting serta mana yang perlu dipelajari serta membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami
(Sugiyono, 2007: 333-345).

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif yang
digunakan peneliti sebagaimana yang dikemukakan Miles dan Hubberman (Sugiyono, 2007:
204) yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan langkah terakhir adalah
penarikan kesimpulan. Langkah-langkah tersebut sebagi berikut. a. Reduksi data Reduksi data
merupakan penyerderhanaan yang dilakukan melalui seleksi, pemfokusan dan keabsahan data
mentah menjadi informasi yang bermakna, sehingga memudahkan penarikan kesimpulan. b.
Penyajian data Penyajian data yang sering digunakan pada data kualitatif adalah bentuk
naratif. Penyajian-penyajian data berupa sekumpulan informasi yang tersusun secara
sistematis dan mudah dipahami. 34 c. Penarikan kesimpulan Penarikan kesimpulan
merupakan tahap akhir dalam analisis data yang dilakukan melihat hasil reduksi data tetap
mengaju pada rumusan masalah secara tujuan yang hendak dicapai. Data yang telah disusun
dibandingkan antara satu dengan yang lain untuk ditarik kesimpulan sebagai jawaban dari
permasalahan yang ada.

Anda mungkin juga menyukai