XI MIPA 2
KELOMPOK 1
1. ATHIYAH SALSABILA
2. MUHAMMAD HAIDAR AL HANIF
3. RAFI ADRIAN SYAHPUTRA
4. SALWA AYUDIA PRATIWI
SEJARAH LETUSAN GUNUNG KRAKATAU
DAN TSUNAMI BANTEN
Sejarah amukan Gunung Krakatau memang dahsyat. Pada Agustus 1883, Gunung Krakatau
mengamuk mengeluarkan letusan dahsyat. Letusan Gunung Krakatau berhasil
meluluhlantakkan satu pulau yang berada di tengah-tengah Selat Sunda. Bahkan letusan
Gunung Krakatau juga mengguncang dunia.
Pada hari Senin, 27 Agustus 1883, tepat pukul 10.20, terjadi ledakan pada gunung tersebut.
Menurut Simon Winchester, ahli geologi lulusan Universitas Oxford Inggris yang juga penulis
National Geographic mengatakan bahwa ledakan itu adalah yang paling besar, suara paling
keras dan peristiwa vulkanik yang paling meluluhlantahkan dalam sejarah manusia modern.
Suara letusan itu terdengar sampai di Alice Springs, Australia dan Pulau Rodrigues dekat
Afrika, 4.653 kilometer. Daya ledaknya diperkirakan mencapai 30.000 kali bom atom yang
diledakkan di Hiroshima dan Nagasaki di akhir Perang Dunia II.
Menurut para peneliti di University of North Dakota, ledakan Krakatau bersama ledakan
Tambora (1815) mencatatkan nilai Volcanic Explosivity Index (VEI) terbesar dalam sejarah
modern. The Guiness Book of Records mencatat ledakan Krakatau sebagai ledakan yang paling
hebat terekam dalam sejarah.
Ledakan Krakatau juga menimbulkan bencana lain, yaitu tsunami. Tsunami naik setinggi
40 meter menghancurkan desa-desa dan apa saja yang berada di pesisir pantai. Tsunami ini
timbul bukan hanya karena letusan tetapi juga longsoran bawah laut.
Tercatat jumlah korban yang tewas mencapai 36.417 orang berasal dari 295 kampung
kawasan pantai mulai dari Merak di Kota Cilegon hingga Cilamaya di Karawang, pantai barat
Banten hingga Tanjung Layar di Pulau Panaitan (Ujung Kulon serta Sumatera Bagian selatan).
Di Ujungkulon, air bah masuk sampai 15 km ke arah barat.
Keesokan harinya sampai beberapa hari kemudian, penduduk Jakarta dan Lampung
pedalaman tidak lagi melihat matahari. Gelombang Tsunami yang ditimbulkan bahkan
merambat hingga ke pantai Hawaii, pantai barat Amerika Tengah dan Semenanjung Arab yang
jauhnya 7 ribu kilometer.
Ledakan Krakatau telah melemparkan batu-batu apung dan abu vulkanik dengan volume 18
kilometer kubik. Semburan debu vulkanisnya mencapai 80 km. Benda-benda keras yang
berhamburan ke udara itu jatuh di dataran pulau Jawa dan Sumatera bahkan sampai ke Sri
Lanka, India, Pakistan, Australia dan Selandia Baru.
Letusan Krakatau juga menyebabkan perubahan iklim global. Dunia sempat gelap selama
dua setengah hari akibat debu vulkanis yang menutupi atmosfer. Matahari bersinar redup
sampai setahun berikutnya. Hamburan debu tampak di langit Norwegia hingga New York.
Rata-rata suhu global turun 1,2° C. Pola cuaca tetap tak beraturan selama bertahun-tahun,
dan suhu tidak pernah normal hingga tahun 1888.
Setelah meletusnya Gunung Krakatau, muncul gunung api yang dikenal sebagai Anak
Krakatau. Gunung Anak Krakatau menjadi salah satu gunung berapi teraktif di Indonesia.
Beberapa kali Gunung Anak menunjukkan aktivitasnya, terbaru erupsi Gunung Anak Krakatau
terjadi pada Sabtu (22/12).
Pada 22 Desember, secara visual, teramati letusan dengan tinggi asap berkisar 300 - 1500
meter di atas puncak kawah. Secara kegempaan, terekam gempa tremor menerus dengan
amplitudo overscale (58 mm). Pada pukul 21.03 WIB terjadi letusan, selang beberapa lama
tsunami melanda wilayah Selat Sunda, seperti Pandeglang, Banten dan Lampung.