Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENGARUH BURUK MINUMAN KERAS


TERHADAP PELAJAR

Disusun Oleh :
Yerobeam G. S.
( VIII I / 29 )

SMP NEGERI 2 MADIUN


TAHUN AJARAN 2019 / 2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Dewasa ini pengaruh Globalisasi telah mendunia, bahkan sudah
merambah sampai kesegala aspek kehidupan manusia. Misalnya saja dalam gaya
hidup manusia modern sekarang yang tak lepas dari minuman keras. Minuman
keras atau miras kini bukanlah hal yang tabu lagi dikalangan masyarakat
terutama dikalangan remaja. Berbagai karakteristik pelajar dan permasalahnya
dapat memicu banyak pelajar dalam penggunaan minuman keras. Banyak faktor
yang menyebab-kan mereka sering menghabiskan waktu luangnya dengan
minum minuman keras. Faktor-faktor seperti ketidak stabilan dalam kehidupan
sosial, krisis ekonomi, perceraian orang tua, sikap, dan perlakuan orang tua dapat
mempengaruhi psikologi pada pelajar. Permasalahan dan krisis yang terjadi pada
masa pelajar ini menjadikan banyak ahli dalam bidang psikologi perkembangan
menyebutnya sebagai masa krisis. Banyak teori-teori psikologi yang menggali
lebih dalam pemecahan terhadap permasalahan pelajar sesuai psikologi pelajar.
Seluruh masa depan individu sangat tergantung pada penyelesaian krisis pada
masa ini.
Semakin banyaknya pelajar yang minum minuman keras apabila
dibiarkan tentunya akan menghambat keperibadian seseorang dan yang lebih
jauh lagi menghambat perkembangan bangsa Indonesia. Penyalahgunaan
minuman keras saat ini merupakan permasalahan yang cukup berkembang di
dunia pelajar dan menunjukkan kecenderungan yang meningkat dari tahun ke
tahun, yang akibatnya dirasakan dalam bentuk kenakalan-kenakalan, perkelahian,
munculnya geng-geng pelajar, perbuatan asusila, dan maraknya premanisme
pada kalangan pelajar. Kalangan pelajar merupakan generasi penerus bangsa dan
aset bangsa yang akan melanjutkan dan mengisi pembangunan bangsa
Indonesia.Minum minuman keras sebagai perilaku menyimpang merupakan
gambaran dari kepribadian pelajar yang memiliki berbagai permasalahan. Minum
minuman keras juga akan memberi dampak buruk pada psikologi pelajar.
Berbagai dampak buruk dalam penggunaan minuman keras dan pentingnya
perkembangan pada masa pelajar, sehingga sangat perlu diketahui penyebab dan
pemecahan masalah dalam penggunaan minuman keras di kalangan pelajar.Maka
dari itu penyusun menulis judul “Pengaruh Buruk Minuman Keras Terhadap
Pelajar” untuk makalah ini.
1.2. Rumusan Masalah
Agar tema yang diangkat oleh penulis lebih fokus terhadap pokok
permasalahan. Maka rumusan masalah yang penulis kemukakan adalah:
1. Apa pengertian minuman keras?
2. Bagaimana sejarah minuman keras?
3. Apa unsur dan ciri-ciri minuman keras?
4. Bagaimana penyebab timbulnya perilaku minum minuman keras?
5. Apa faktor-faktor yang menyebabkan pelajar menggunakan minuman keras
6. Bagaimana tahap-tahap perkembangan pelajar menjadi ketergantungan
alkohol?
7. Bagaimana dampak psikologi penggunaan minum minuman keras?
8. Apa upaya pencegahan bahaya minuman keras pada pelajar?

1.3. Tujuan Penulisan


1. Mengetahui pengertian minuman keras?
2. Mengethaui sejarah minuman keras?
3. Mengetahui unsur dan ciri-ciri minuman keras?
4. Mengetahui penyebab timbulnya perilaku minum minuman keras?
5. Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan pelajar menggunakan
minuman keras
6. Mengetahui tahap-tahap perkembangan pelajar menjadi ketergantungan
alkohol?
7. Mengetahui dampak psikologi penggunaan minum minuman keras
8. Mengethaui upaya pencegahan bahaya minuman keras pada pelajar

1.4. Manfaat Makalah


1. Sebagai bahan informasi untuk menambah wawasan tentang minuman keras
dan pengaruh minuman keras.
2. Sebagai referensi tambahan mengenai bahaya minuman keras.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Minuman Keras

Minuman keras/beralkohol adalah minuman yang mengandung etanol.


Etanol adalah bahan psikoaktif dan konsumsinya menyebabkan penurunan
kesadaran. Diberbagai daerah banyak jenis miras. Minuman keras meliputi
seluruh jenis minuman yang mengandung alkohol (nama kimianya etanol).
Menurut catatan arkeologi, minuman beralkohol sudah dikenal manusia sejak
kurang lebih 5000 tahun yang lalu. Minuman beralkohol merupakan bagian dari
kehidupan sehari-hari pada berbagai kebudayaan tertentu. Di Indonesia dikenal
minuman keras yaitu tuak, ciu, sipo, arak dan cap tikus. Alkohol adalah zat
penekan susuan syaraf pusat meskipun dalam jumlah kecil mungkin mempunyai
efek stimulasi ringan Bahan psikoaktif yang terdapat dalam alkohol adalah etil
alkohol yang diperoleh dari proses fermentasi madu, gula sari buah atau umbi
umbian. Nama yang populer : minuman keras (miras), kamput, tomi (topi
miring), cap tikus, balo dan lain-lain. Alkohol dapat dibuat melalui proses
fermentasi (peragian) berbagai jenis bahan yang mengandung gula, misalnya
buah-buahan (seperti anggur dan apel), biji-bijian (seperti beras dan gandum),
umbi-umbian (seperti singkong), dan madu. Melalui proses fermentasi dapat
diperoleh alkohol dengan kadar 14%. Alkohol dengan kadar yang lebih tinggi
dapat diperoleh melalui penyulingan. Selain melalui proses fermentasi, alkohol
juga dapat dibuat dari etena, suatu produk dari minyak bumi.
2.2. Sejarah Minuman Keras

Sejarah minuman keras dimulai pada abad ke-17, di jaman pertengahan


kerajaan mulai mengembangkan berbagai budidaya seperti gula tebu dan beras.
Dari dua komoditi itu kemudian dibuatlah anggur yang terbuat dari beras yang
difermentasi, tetes tebu, dan kelapa. Minuman ini diproduksi sejak akhir abad ke-
17 sampai abad ke-19 dan merupakan minuman populer di Eropa, terutama
Swedia. Minuman ini juga umum dikenal sebagai the Batavia Arrack van
Oosten.
Pada waktu pemerintahan raja-raja (keraton Surakarta dan Yogyakarta)
sebelum Indonesia merdeka, terdapat tradisi pada acara-acara pesta panen raya
atau penyambutan tamu-tamu kerajaan dengan mengadakan pesta dan tarian
tradisional seperti Tayub, Sinden Ledek, dan sebagainya. Acara-acara ini marak
setelah Belanda masuk campur tangan demi menjatuhkan kekuasaan keraton
secara pelan-pelan tentunya. Pada acara acara tersebut, walaupun berlangsung
pada siang hari, pasti ada acara minum minuman keras “Ciu Bekonang” untuk
mabuk-mabukan, baik di kalangan punggawa kerajaan maupun rakyat di sekitar
kerajaan.
Pada masa itu walaupun usaha yang dilakukannya secara sembunyi-
sembunyi, namun telah menghasilkan sesuatu yang disebut “CIU” dengan kadar
alkohol yang masih rendah. Ciu atau yang terkenal dengan sebutan “Ciu
Bekonang” pada awal-awal produksinya memang dikonsumsi untuk minuman
keras dan mabuk-mabukan.
Menjelang Indonesia Merdeka pada tahun 1945, pengrajin industri rumah
tangga “Ciu Bekonang” hanya berkisar 20 orang saja dan hasil produksinya
kurang lebih per hari hanya 10 liter saja. Peralatan Produksinyapun masih sangat
sederhana. Penjualan dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan pada orang-
orang tertentu yang suka mabuk-mabukan.Antara tahun 1961 sampai tahun 1964,
industri alkohol “Ciu Bekonang” sudah mulai ada kemajuan. Kemajuan dalam
hal peningkatan kadar alkohol dari 27% menjadi 37% dengan peralatan yang
juga masih sangat sederhana. Hasil alkohol yang masih berkadar 37% ditampung
dan ditingkatkan kadar alkoholnya. Dari Jumlah pekerja juga sudah ada
peningkatan menjadi sekitar 30-an pengrajin alkohol. Hasilnyapun sudah
dipasarkan mencapai hampir ke-seluruh wilayah karesidenan Surakarta,
Surabaya, Kediri, dan lain-lain.Pada tahun 1980-an, Pemda Tingkat II Sukoharjo
(Dinas Perindustrian) mengucurkan bantuan sebesar Rp. 2.000.000,- guna
meningkatkan produksi minuman “tradisional” ini. Hasilnya, kadar alkohol
sudah dapat ditingkatkan kadarnya menjadi 60%. Pada tahun 1997 ada naskah
kesepakatan dengan industri alkohol besar di Karanganyar (Jateng) yaitu PT.
Indo Acidatama Chemical Industri. Hingga tahun 2000, dengan peralatan yang
lebih modern lagi, kadar alkohol ciu berhasil ditingkatkan menjadi 70% bahkan
90%.

2.3. Unsur dan Ciri-Ciri Minuman Keras


Minuman keras mengandung alkohol dengan berbagai golongan terutama
etanol (CH3CH2OH) dengan kadar tertentu yang mampu membuat peminumnya
menjadi mabuk atau kehilangan kesadaran jika diminum dalam jumlah tertentu.
Secara kimia alkohol adalah zat yang ada pada gugus fungsinya mengandung
gugus –OH . Alkohol diperoleh dari proses peragian zat yang mengandung
senyawa karbohidrat seperti gula,madu,gandum,sari buah atau umbi-umbian.
Jenis serta golongan dari alkohol yang akan dihasilkan tergantung pada bahan
serta proses peragian. Dari peragian tersebut akan didapat alkohol sampai
berkadar 15% tapi melalui proses destilasi memungkinkan didapatnya alkohol
dengan kadar yang lebih tinggi bahkan sampai 100%. Ada 3 golongan minuman
beralkohol yaitu:
1. Golongan A ; kadar etanol 1%-5% misalnya tuak dan bir
2. Golongan B ; kadar etanol 5%-20% misalnya arak dan anggur.
3. Golongan C ; kadar etanol 20%-45% misalnya whiskey dan vodka.
Di Bali sendiri minuman keras dibuat dari bahan aren. Aren ini kemudian
difermentasikan dengan cara tradisional maka didapatlah tuak, jika tuak ini
diolah maka akan diperoleh minuman dengan kadar alkohol sampai 15% yang
kemudian dinamakan arak. Arak dengan kadar alkohol yang lebih tinggi sering
disebut dengan nama arak api, disebut demikian karena jika arak ini disulut
dengan api maka akan langsung terbakar.
2.4. Penyebab Timbulnya Perilaku Minum Minuman Keras
1. Akibat rendahnya tingkat pendidikan dan ekonomi masyarakat
Akibat rendahnya tingkat pendidikan dan ekonomi mayarakat maka
banyak dari para remaja dan orang dewasa menganggur, mau bekerja sebagai
PNS tidak mungkin kerena hanya tamat SMA, mau membuka usaha tapi
modal tidak ada, pilihan mereka hanya bekerja sebagai petani, namun banyak
remaja yang merasa gengsi dan malu menekuni pekerjaan tersebut, terutama
terhadap teman-teman mereka yang dari luar daerah Sidemen. Tidak ada
kegiatan, mereka lebih memilih untuk berkumpul dengan sesamanya, berjudi,
sambil ditemani minum minuman keras tentunya. Di seluruh belahan dunia
perilaku berjudi dan minum minuman keras merupakan sebab utama
terjadinya kemiskinan di suatu daerah, sehingga daerah tersebut menjadi
menjadi sulit untuk berkembang dan bersaing dengan daerah lain.
2. Kebudayaan dan latar belakang kehidupan
Salah satu faktor yang mendorong berkembangnya perilaku minum
minuman beralkohol adalah kebudayaan serta latar belakang kehidupan
seseorang. Karena kebiasaan yang sudah membudaya ini maka muncul
kecenderungan untuk merasionalkan norma-norma dan nilai-nilai menurut
persepsi dan kepentingan mereka sendiri. Penyimpangan perilaku berupa
minum minuman keras ini dilakukan dengan cara mengikuti arus pelaku
lainnya melalui sebuah proses pembenanan. Jadi secara tidak langsung
kebudayaan masyarakat ikut membantu perkembangan perilaku menyimpang
di masyarakat berupa minum minuman keras. Latar belakang kehidupan
seseorang juga berpengaruh menentukan perilaku seseorang di masyarakat
termasuk berbagai bentuk penyimpangan seperti minum minuman keras.
Orang yang pada masa kecilnya bergaul bersama dengan pemabuk tentu akan
cinderung untuk menjadi pemabuk juga. Hal tersebut karena dalam
lingkungan sosial, seseorang cinderung untuk berusaha diterima olah
kelompok sosialnya dengan cara mengikuti perilaku dan gaya hidup mereka.
3. Tidak adanya peran orang tua dan tokoh masyarakat sebagai kontrol
sosial
Masa kanak-kanak dan remaja adalah masa dimana seseorang belajar
untuk meniru berbagai perilaku orang yang berada di lingkungannya untuk
kemudian dipahami dan sebagai suatu bentuk nilai yang sering disebut
sebagai proses imitasi.Dalam proses imitasi orang tua adalah berperan sangat
penting dalam membentuk kepribadian seseorang, anak-anak akan cenderung
untuk meniru perbuatan orang tua yang dianggap sebagai orang terdekat.
Masalah yang terjadi adalah banyaknya orang tua yang bukannya
memberikan contoh baik, mereka malah minum minuman keras di depan
anak-anak tanpa memikirkan dampak yang akan timbul. Anak-anak yang
menyaksikan orang tua mereka minum mendapatkan nilai bahwa seakan-
akan minum minuman keras itu adalah sesuatu yang wajar sehingga mereka
cenderung berprilaku yang sama dengan orang tua mereka. Selain karena
contoh buruk yang diberikan, masalah lain adalah tidak adanya peran orang
tua sebagai kontrol sosial sehingga norma serta nilai luhur yang seharusnya
dijaga terkesan terabaikan.
Akibat dari tidak adanya kontrol sosial tersebut menyebabkan
timbulnya berbagai bentuk penyimpangan sosial. Penyimpangan sosial dapat
diartikan sebagai perilaku yang tidak berhasil menyesuaikan dengan norma-
norma di masyarakat, artinya penyimpangan tersebut terjadi jika seseorang
tidak mematuhi patokan norma yang sudah ada. Disfungsi dari perilaku
menyimpang dapat menyebabkan terancamnya kehidupan sosial, karena
tatanan sistem yang sudah ada dapat tidak berjalan sebagaimana mestinya
karena ada individu yang tidak dapat menjalankan tugasnya dalam sistem
masyarakat.

2.5. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Pelajar Menggunakan Minuman Keras


Pelajar sangat mudah untuk terjerumus dalam penggunaan minuman
keras. Faktor-faktor yang menyebabkan pelajar menggunakan minuman keras
pada umunya, yaitu faktor ingin menyelesaikan masalah dan faktor
lingkungannya :
1. Faktor ingin menyelesaikan masalah
Pelajar sebagai manusia akan mempunyai berbagai kebutuhan yang
menuntut untuk dipenuhi. Kebutuhan-kebutuhan pelajar amat menentukan
terhadap motif yang melatar belakangi tingkah laku pelajar. Jika kebutuhan-
kebutuhan yang harus dipenuhi pelajar tersebut tidak dapat tercapai maka
akan memunculkan berbagai problem pada pelajar dan akan memicu
perilaku-perilaku menyimpang, salah satunya perilaku minum minuman
keras.
Problem yang dialami pelajar ini merupakan salah satu faktor pe-
nyebab pelajar menggunakan minuman keras. Problem pelajar, seperti
problem di dalam keluarga, problem di sekolah, problem penyesuaian diri di
masyarakat, problem ekonomi, problem pendidikan, problem mengisi waktu
luang,dan problem agama sangat berperan dalam penggunaan minuman
keras pada pelajar.Para pelajar disini menganggap bahwa minuman keras
bukan suatu hal yang merugikan dan terlihat dari gejala untuk meniru
budaya barat.
Negara negara Barat yang sudah menjadilkan minuman keras sebagai
minuman budaya, artinya setiap orang dewasa boleh meminumnya, misal-
nya di pesta dan terutama jika mengalami masalah pribadi yang sedang
dialaminya maka mereka lari kepada minuman keras. Hal itu adalah hasil
tontonan di TV dimana jika orang barat mengalami masalah pribadi maka
lari ke minuman keras, dengan banyak minum lalu mereka mabuk, maka
kesusahannya akan hilang untuk sementara dan akibatnya menjadi
kecanduan alkohol.

2. Faktor lingkungannya
Motif ingin tahu, bahwa pelajar selalu mempunya sifat selalu ingin
tahu segala sesuatu yang belum atau kurang diketahui dampak negatifnya.
Misalnya saja ingin tahu bagaimanakah rasanya minuman keras. Pelajar
yang awalnya mencoba-coba kemudian menjadi kebiasaan. Adanya ajakan
atau tawaran dari teman serta banyaknya film dan sarana hiburan yang
memberikan contoh model pergaulan moderen.
Kesempatan, karena kesibukan orang tua maupun keluarga dengan
kegiatannya masing-masing, yaitu kurangnya perhatian dari keluarga atau
kuarangnya kasih sayang dari orang tua sehingga membuat mental seorang
anak menjadi frustasi dan susah diatur. Kurang kasih sayang dan sebagai-nya
maka dalam kesempatan tersebut kalangan pelajar berupanya mencari
pelarian dengan cara minum minuman keras.Sarana dan prasarana, sebagai
ungkapan rasa kasih sayang terhadap anak-anaknya terkadang orang tua
memberikan fasilitas dan uang yang berlebihan. Namun hal tersebut
disalahgunakan untuk memuaskan segala keinginan dirinya antara lain
berawal dari minum minuman keras.
Apabila pelajar telah menjadi terbiasa minum minuman keras dan
karena mudah mendapatkannya, maka pelajar akan memakainya sendiri
sehingga tanpa disadari lama-kelamaan akan ketagihan. Penggunaan
minuman keras di kalangan pelajar umumnya karena minuman keras
tersebut menjanjikan sesuatu yang menjadi rasa kenikmatan, kenyamanan
dan kesenangan dan ketenangan. walaupun hal itu dirasakan secara semu.
2.6. Tahap-Tahap Perkembangan Pelajar Menjadi Ketergantungan Alkohol
Tahap pertama, pelajar minum minuman keras atau minum-minuman
beralkohol sebagai pelarian. Minum alkohol digunakan untuk melarikan diri dari
kenyataan atau masalah yang dialaminya. Alkohol digunakan pelajar untuk
membantu melarikan diri dari tekanan, ketakutan dan kekhawatiran. Pelajar yang
sudah menghadapi tahap awal kecanduan alkohol telah terbiasa terhadap minum
minuman beralkohol, dan mungkin tidak muncul mabuk. Pelajar yang sudah
mengalami kecanduan alkohol pada tahap yang sangat awal biasanya
menunjukan dengan sangat suka meneguk minuman alkohol, menyelinapkan
minuman alkohol, dan penolakan untuk mendiskusikan minuman alkohol.
Tahap kedua, minum minuman alkohol menjadi suatu kebutuhan. Pelajar
akan didorong untuk minum oleh keinginan batin yang tak tertahankan. Pada
tahap ini pelajar pecandu mungkin memiliki perasaan untuk tidak ingin minum
alkohol, tetapi dia akan selalu minum kembali. Pelajar akan berpikir minum
minuman alkohol supaya mengurangi masalahnya. Keinginan yang kuat untuk
minum mulai membuat pelajar tergantung pada alkohol. Pada tahap ini pelajar
mungkin akan menampilkan perilaku yang agresif.
Tahap ketiga, minum tanpa kendali. Pada dua tahap diawal, walaupun
sering minum tetapi masih dapat mempertahankan kontrol, namun pada tahap
ketiga ini pecandu tidak lagi mempunyai kuasa atas kebutuhan alkohol. Tahap ini
merupakan tahap yang paling mudah untuk dikenali oleh teman ataupun
keluarga. Semua kegiatannya mulai terbengkalai dan mulai bermasalah dengan
hukum.
Tahap keempat, minum karena ketergantungan. Hari-harinya selalu
dimulai dengan minum minum alkohol dan menunjukan sikap agresif. Tanda-
tanda fisik mulai terlihat pada tahap ini, seperti kerusakan otak, penilaian yang
rendah, ke-hilangan memori dan gangguan konsentrasi. Pelajar yang dalam tahap
ini memiliki risiko yang sangat tinggi untuk penyakit hati, jantung, kanker mulut
atau kerongkongan yang sangat berpengaruh pada perkembangannya dan prestasi
akademiknya.

2.7. Dampak Psikologi Penggunaan Minum Minuman Keras


Dampak psikologi mengkonsumsi minum minuman keras diantaranya
dengan hilangnya kesadaran diri sehingga sulit mengendalikan pikiran, perasaan
dan tindakan. Juga timbulnya perilaku agresif, destruktif, apatis, rasa takut, dan
tidak bertanggung jawab, serta emosi yang tidak stabil, dan intelektual yang
semain hari semakin berkurang. Seseorang yang mengkonsumsi alkohol juga
akan kehilangan kemampuan mengambil keputusan. Selain itu, alkohol juga
menimbulkan perilaku kurang menghargai orang lain bahkan tidak hormat
terhadap orang lain, serta ke-hilangan kemampuan untuk membedakan hal yang
baik dan buruk. Pikirannya juga tidak bisa berjalan dengan baik dan cara
bicaranya tidak jelas.
Dampak psikologis lainnya, para peminum alkohol juga akan kehilangan
kemampuan untuk membedakan alam nyata dan alam bawah sadar. Hal ini di-
sebabkan alkohol bersifat halusinogen. Alkohol juga mempengaruhi kewarasan
pikiran manusia. Saat di bawah pengaruh alkohol seseorang akan bertindak tanpa
akal sehat. Banyak tindakan tidak baik seperti perkosaan terjadi saat berada di
bawah pengaruh alkohol. Selain itu hilangnya kewarasan ini membuat orang
akan bertindak bodoh, bahkan sampai menghabisi nyawanya sendiri.Dampak
paling merugikan bagi pengguna alkohol adalah kematian.
Dampaknya tak hanya untuk diri kita sendiri, tetapi juga orang lain.
Banyak kejadian kriminal yang terjadi seperti pembunuhan, pemerkosaan,
perkelahian terjadi saat berada di bawah pengaruh alkohol. Banyak kecelakaan
mobil terjadi karena pengendara berada di bawah pengaruh alkohol. Selian itu
alkohol juga membuat orang lain menjauhi kita. Di Negara-negara timur seperti
Indonesia yang pendidikan moralnya masih tinggi, masyarakat akan menghukum
pengguna dengan cara mengasingkannya dari kehidupan bermasyarakat.
Mengkonsumsi dalam jumlah kecil tampaknya tidak mempengaruhi kinerja
mental, tetapi minum dalam jumlah besar secara jarang pun dapat merusak
pikiran-pikiran asbtrak di kemudian hari. Dengan kata lain, minum minuman
keras dalam jumlah besar di malam minggu lebih potensial mengakibatkan
kerusakan dibandingkan minum sedikit setiap hari.

2.8. Upaya Pencegahan Bahaya Minuman Keras Pada Pelajar


Dalam mencegah penggunaan minum minuman keras pada pelajar sangat
dibutuhkan peran dari berbagai pihak, dari peran orang tua, peran sekolah, peran
masyarakat, peran aparat penegak hukum.
1. Peran orang tua
Orang tua harus mencipatakan kehidupan rumah tangga atau keluarga
menjadi kehidupan yang beragama sehingga menuntun anak menjadi anak
yang bertaqwa dan bermoral. Orang tua juga harus dapat menciptakan
keluarga yang harmonis sehingga anak menjadi nyaman dan merasa senang
dirumah. Orang tua juga harus dapat memberikan kasih sayang secara wajar
kepda anak, tidak kurang atau lebih. Orang juga harus memberikan perhatian
yang memadai kepada anak. Memberikan pengawasan secara wajar terhadap
pergaulan anak pelajar di lingkungan masyarakat.
2. Peran sekolah
Peran sekolah tidak kalah pentingnya dengan upaya pencegahan di
keluarga. Hal ini disebabkan karena sekolah merupakan tempat pendidikan
yang kedua setelah keluarga. Guru sebagai pendidik hendaknya memahami
aspek-aspek psikis murid sehingga memudahkan guru dalam memberikan
bantuan kepada murid-muridnya. Sekolah harus mengitensifkan pelajaran
agama atau acara keagamaan agar siswa dapat memenuhi kebutuhan religinya.
Mengintensifkan bimbingan dan konseling di sekolah. Konselor bisa mem-
bantu siswa secara langsung maupun dengan berkolaborasi dengan orang tua
dan guru wali kelas. Guru harus memiliki tingkah laku yang baik dan
bermoral karena merupakan tokoh panutan dari siswa.
3. Peran masyarakat
Masyarakat merupakan pendidikan ketiga setelah rumah dan sekolah.
Ketiga lingkungan ini haruslah mempunyai keselarasan agar dapat meng-
arahkan anak menjadi anak yang memiliki moral, pengetahuan, dan berbudi.
Tokoh masyarakat atau organisasi sosial sedapat mungkin merangkul pemuda
pelajar masuk ke dalam organisasinya untuk di arahkan kegiatan- kegiatan
positif. Ajaklah ara pelajar atau pemuda untuk turut berperan serta dalam aksi-
aksi sosial dalam kemasyarakatan. Tingkatkan kegiatan ceramah agama bagi
pelajar atau pemuda di lingkungan.
4. Peran Aparat Penegak Hukum
Peran aparat penegak hukum atau kepolisian secara berkesinambungan
berkunjung ke sekolah untuk memberikan penyuluhan, penerangan dan akibat
penyalahgunaan minuman keras dan narkoba. Mengadakan razia-razia ke
tempat-tempat penjualan miras untuk mengetahui apakah di dalam tas pelajar
terdapat.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Penggunaan minum minuman keras pada pelajar yang cenderung
mengalami peningkatan. Masa pelajar yang merupakan masa peralihan dari
masa kanak-kanak ke masa dewasa sangatlah penting untuk diperhatikan, masa
depan individu sangat tergantung pada penyelesaian krisis pada masa ini.
Penggunaan minum minuman keras yang cenderung memberikan dampak buruk
kepada pelajar sangatlah perlu diberikan perhatian yang lebih dari berbagai
pihak, agar pelajar dampat berkembang lebih optimal. Pencegahan penggunaan
minum minuman keras diperlukan peran dari berbagai pihak, peran orang tua,
lembaga-lembaga pendidikan, masyarakat, dan pihak yang berwajib sangat
diperlukan kerjasamanya agar pencegahan yang dilakukan dapat terlaksana
dengan maksimal.

3.2. Saran
Untuk dapat merubah kebiasaan seseorang yang telah kecanduan
minuman keras agar menjadi seseorang yang lebih baik, perlu adanya saran
sebagai berikut:
1. Kepada orang tua agar lebih disiplin dalam mendidik anak agar tidak
terjerumus dalam lingkaran pergaulan tidak baik.
2. Kepada masyarakat umum agar lebih selektif dalam memilih pergaulan, agar
tidak coba-coba pada minuman keras yang sangat memberikan dampak buruk.
3. Kepada para pelajar agar lebih selektif dalam memilih teman bergaul.
DAFTAR PUSTAKA

http://makalahtugasku.blogspot.com/2013/05/contoh-makalah-minuman-keras.html

http://minumanherbaltradisional.blogspot.com/p/penertian-minuman-keras-jenis-
minuman.html

http://purnamiap.blogspot.co.id/2013/09/contoh-karya-ilmiah-pengaruh-
minuman.html

http://intanchiechielita.blogspot.co.id/2014/11/makalah-dampak-negatif-minuman-
keras.html

http://ginoregina.blogspot.co.id/2011/03/pengaruh-minuman-keras-oplosan-
terhadap.html

http://www.bimbingan.org/pengertian-minuman-keras.html

Anda mungkin juga menyukai