OLEH :
GEK FITRINA DWI SARIASIH (199012299)
GUSTI AYU INDAH PUSPA RANNI (199012300)
LUH PUTU RATIH ARTASARI (199012331)
NI WAYAN SUMARNI (199012381)
2020
BAB I
PENDAHULUAN
2
Indonesia. Minum minuman keras sebagai perilaku menyimpang
merupakan gambaran dari kepribadian pelajar yang memiliki berbagai
permasalahan. Minum minuman keras juga akan memberi dampak
buruk pada psikologi pelajar. Berbagai dampak buruk dalam
penggunaan minuman keras dan pentingnya perkembangan pada masa
pelajar, sehingga sangat perlu diketahui penyebab dan pemecahan
masalah dalam penggunaan minuman keras di kalangan pelajar. Maka
dari itu penyusun menulis judul “Pengaruh Buruk Minuman Keras
Terhadap Pelajar” untuk makalah ini.
3
5. Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan pelajar menggunakan
minuman keras
6. Mengetahui tahap-tahap perkembangan pelajar menjadi
ketergantungan alkohol?
7. Mengetahui dampak psikologi penggunaan minum minuman keras
8. Mengethaui upaya pencegahan bahaya minuman keras pada pelajar
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
2.2. Sejarah Minuman Keras
Sejarah minuman keras dimulai pada abad ke-17, di jaman
pertengahan kerajaan mulai mengembangkan berbagai budidaya seperti
gula tebu dan beras. Dari dua komoditi itu kemudian dibuatlah anggur
yang terbuat dari beras yang difermentasi, tetes tebu, dan kelapa.
Minuman ini diproduksi sejak akhir abad ke-17 sampai abad ke-19 dan
merupakan minuman populer di Eropa, terutama Swedia. Minuman ini
juga umum dikenal sebagai the Batavia Arrack van Oosten.
Pada waktu pemerintahan raja-raja (keraton Surakarta dan
Yogyakarta) sebelum Indonesia merdeka, terdapat tradisi pada acara-
acara pesta panen raya atau penyambutan tamu-tamu kerajaan dengan
mengadakan pesta dan tarian tradisional seperti Tayub, Sinden Ledek,
dan sebagainya. Acara-acara ini marak setelah Belanda masuk campur
tangan demi menjatuhkan kekuasaan keraton secara pelan-pelan
tentunya. Pada acara acara tersebut, walaupun berlangsung pada siang
hari, pasti ada acara minum minuman keras “Ciu Bekonang” untuk
mabuk-mabukan, baik di kalangan punggawa kerajaan maupun rakyat
di sekitar kerajaan.
Pada masa itu walaupun usaha yang dilakukannya secara
sembunyi-sembunyi, namun telah menghasilkan sesuatu yang disebut
“CIU” dengan kadar alkohol yang masih rendah. Ciu atau yang terkenal
dengan sebutan “Ciu Bekonang” pada awal-awal produksinya memang
dikonsumsi untuk minuman keras dan mabuk-mabukan.
Menjelang Indonesia Merdeka pada tahun 1945, pengrajin
industri rumah tangga “Ciu Bekonang” hanya berkisar 20 orang saja
dan hasil produksinya kurang lebih per hari hanya 10 liter saja.
Peralatan Produksinya pun masih sangat sederhana. Penjualan
dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan pada orang-orang tertentu
yang suka mabuk-mabukan. Antara tahun 1961 sampai tahun 1964,
industri alkohol “Ciu Bekonang” sudah mulai ada kemajuan. Kemajuan
6
dalam hal peningkatan kadar alkohol dari 27% menjadi 37% dengan
peralatan yang juga masih sangat sederhana. Hasil alkohol yang masih
berkadar 37% ditampung dan ditingkatkan kadar alkoholnya. Dari
Jumlah pekerja juga sudah ada peningkatan menjadi sekitar 30-an
pengrajin alkohol. Hasilnya pun sudah dipasarkan mencapai hampir ke-
seluruh wilayah karesidenan Surakarta, Surabaya, Kediri, dan lain-
lain.Pada tahun 1980-an, Pemda Tingkat II Sukoharjo (Dinas
Perindustrian) mengucurkan bantuan sebesar Rp. 2.000.000,- guna
meningkatkan produksi minuman “tradisional” ini. Hasilnya, kadar
alkohol sudah dapat ditingkatkan kadarnya menjadi 60%. Pada tahun
1997 ada naskah kesepakatan dengan industri alkohol besar di
Karanganyar (Jateng) yaitu PT. Indo Acidatama Chemical Industri.
Hingga tahun 2000, dengan peralatan yang lebih modern lagi, kadar
alkohol ciu berhasil ditingkatkan menjadi 70% bahkan 90%.
7
3. Golongan C ; kadar etanol 20%-45% misalnya whiskey dan vodka.
Di Bali sendiri minuman keras dibuat dari bahan aren. Aren ini
kemudian difermentasikan dengan cara tradisional maka didapatlah
tuak, jika tuak ini diolah maka akan diperoleh minuman dengan kadar
alkohol sampai 15% yang kemudian dinamakan arak. Arak dengan
kadar alkohol yang lebih tinggi sering disebut dengan nama arak api,
disebut demikian karena jika arak ini disulut dengan api maka akan
langsung terbakar.
8
Penyimpangan perilaku berupa minum minuman keras ini dilakukan
dengan cara mengikuti arus pelaku lainnya melalui sebuah proses
pembenanan. Jadi secara tidak langsung kebudayaan masyarakat
ikut membantu perkembangan perilaku menyimpang di masyarakat
berupa minum minuman keras. Latar belakang kehidupan
seseorang juga berpengaruh menentukan perilaku seseorang di
masyarakat termasuk berbagai bentuk penyimpangan seperti minum
minuman keras. Orang yang pada masa kecilnya bergaul bersama
dengan pemabuk tentu akan cinderung untuk menjadi pemabuk
juga. Hal tersebut karena dalam lingkungan sosial, seseorang
cinderung untuk berusaha diterima olah kelompok sosialnya dengan
cara mengikuti perilaku dan gaya hidup mereka.
3. Tidak adanya peran orang tua dan tokoh masyarakat sebagai
kontrol sosial
Masa kanak-kanak dan remaja adalah masa dimana seseorang
belajar untuk meniru berbagai perilaku orang yang berada di
lingkungannya untuk kemudian dipahami dan sebagai suatu bentuk
nilai yang sering disebut sebagai proses imitasi. Dalam proses
imitasi orang tua adalah berperan sangat penting dalam membentuk
kepribadian seseorang, anak-anak akan cenderung untuk meniru
perbuatan orang tua yang dianggap sebagai orang terdekat.
Masalah yang terjadi adalah banyaknya orang tua yang
bukannya memberikan contoh baik, mereka malah minum minuman
keras di depan anak-anak tanpa memikirkan dampak yang akan
timbul. Anak-anak yang menyaksikan orang tua mereka minum
mendapatkan nilai bahwa seakan-akan minum minuman keras itu
adalah sesuatu yang wajar sehingga mereka cenderung berprilaku
yang sama dengan orang tua mereka. Selain karena contoh buruk
yang diberikan, masalah lain adalah tidak adanya peran orang tua
9
sebagai kontrol sosial sehingga norma serta nilai luhur yang
seharusnya dijaga terkesan terabaikan.
Akibat dari tidak adanya kontrol sosial tersebut menyebabkan
timbulnya berbagai bentuk penyimpangan sosial. Penyimpangan
sosial dapat diartikan sebagai perilaku yang tidak berhasil
menyesuaikan dengan norma-norma di masyarakat, artinya
penyimpangan tersebut terjadi jika seseorang tidak mematuhi
patokan norma yang sudah ada. Disfungsi dari perilaku
menyimpang dapat menyebabkan terancamnya kehidupan sosial,
karena tatanan sistem yang sudah ada dapat tidak berjalan
sebagaimana mestinya karena ada individu yang tidak dapat
menjalankan tugasnya dalam sistem masyarakat.
10
pelajar, seperti problem di dalam keluarga, problem di sekolah,
problem penyesuaian diri di masyarakat, problem ekonomi,
problem pendidikan, problem mengisi waktu luang,dan problem
agama sangat berperan dalam penggunaan minuman keras pada
pelajar. Para pelajar disini menganggap bahwa minuman keras
bukan suatu hal yang merugikan dan terlihat dari gejala untuk
meniru budaya barat.
Negara negara Barat yang sudah menjadilkan minuman
keras sebagai minuman budaya, artinya setiap orang dewasa boleh
meminumnya, misal-nya di pesta dan terutama jika mengalami
masalah pribadi yang sedang dialaminya maka mereka lari kepada
minuman keras. Hal itu adalah hasil tontonan di TV dimana jika
orang barat mengalami masalah pribadi maka lari ke minuman
keras, dengan banyak minum lalu mereka mabuk, maka
kesusahannya akan hilang untuk sementara dan akibatnya menjadi
kecanduan alkohol.
2. Faktor lingkungannya
Motif ingin tahu, bahwa pelajar selalu mempunya sifat
selalu ingin tahu segala sesuatu yang belum atau kurang diketahui
dampak negatifnya. Misalnya saja ingin tahu bagaimanakah
rasanya minuman keras. Pelajar yang awalnya mencoba-coba
kemudian menjadi kebiasaan. Adanya ajakan atau tawaran dari
teman serta banyaknya film dan sarana hiburan yang memberikan
contoh model pergaulan moderen.
Kesempatan, karena kesibukan orang tua maupun keluarga
dengan kegiatannya masing-masing, yaitu kurangnya perhatian dari
keluarga atau kuarangnya kasih sayang dari orang tua sehingga
membuat mental seorang anak menjadi frustasi dan susah
diatur. Kurang kasih sayang dan sebagai-nya maka dalam
kesempatan tersebut kalangan pelajar berupanya mencari pelarian
11
dengan cara minum minuman keras. Sarana dan prasarana, sebagai
ungkapan rasa kasih sayang terhadap anak-anaknya terkadang
orang tua memberikan fasilitas dan uang yang berlebihan. Namun
hal tersebut disalahgunakan untuk memuaskan segala keinginan
dirinya antara lain berawal dari minum minuman keras.
Apabila pelajar telah menjadi terbiasa minum minuman
keras dan karena mudah mendapatkannya, maka pelajar akan
memakainya sendiri sehingga tanpa disadari lama-kelamaan akan
ketagihan. Penggunaan minuman keras di kalangan pelajar
umumnya karena minuman keras tersebut menjanjikan sesuatu
yang menjadi rasa kenikmatan, kenyamanan dan kesenangan dan
ketenangan. walaupun hal itu dirasakan secara semu.
12
kembali. Pelajar akan berpikir minum minuman alkohol supaya
mengurangi masalahnya. Keinginan yang kuat untuk minum mulai
membuat pelajar tergantung pada alkohol. Pada tahap ini pelajar
mungkin akan menampilkan perilaku yang agresif.
Tahap ketiga, minum tanpa kendali. Pada dua tahap diawal,
walaupun sering minum tetapi masih dapat mempertahankan kontrol,
namun pada tahap ketiga ini pecandu tidak lagi mempunyai kuasa atas
kebutuhan alkohol. Tahap ini merupakan tahap yang paling mudah
untuk dikenali oleh teman ataupun keluarga. Semua kegiatannya mulai
terbengkalai dan mulai bermasalah dengan hukum.
Tahap keempat, minum karena ketergantungan. Hari-harinya
selalu dimulai dengan minum minum alkohol dan menunjukan sikap
agresif. Tanda-tanda fisik mulai terlihat pada tahap ini, seperti
kerusakan otak, penilaian yang rendah, ke-hilangan memori dan
gangguan konsentrasi. Pelajar yang dalam tahap ini memiliki risiko
yang sangat tinggi untuk penyakit hati, jantung, kanker mulut atau
kerongkongan yang sangat berpengaruh pada perkembangannya dan
prestasi akademiknya.
13
membedakan hal yang baik dan buruk. Pikirannya juga tidak bisa
berjalan dengan baik dan cara bicaranya tidak jelas.
Dampak psikologis lainnya, para peminum alkohol juga akan
kehilangan kemampuan untuk membedakan alam nyata dan alam
bawah sadar. Hal ini di-sebabkan alkohol bersifat halusinogen. Alkohol
juga mempengaruhi kewarasan pikiran manusia. Saat di bawah
pengaruh alkohol seseorang akan bertindak tanpa akal sehat. Banyak
tindakan tidak baik seperti perkosaan terjadi saat berada di bawah
pengaruh alkohol. Selain itu hilangnya kewarasan ini membuat orang
akan bertindak bodoh, bahkan sampai menghabisi nyawanya
sendiri.Dampak paling merugikan bagi pengguna alkohol adalah
kematian.
Dampaknya tak hanya untuk diri kita sendiri, tetapi juga orang
lain. Banyak kejadian kriminal yang terjadi seperti pembunuhan,
pemerkosaan, perkelahian terjadi saat berada di bawah pengaruh
alkohol. Banyak kecelakaan mobil terjadi karena pengendara berada di
bawah pengaruh alkohol. Selian itu alkohol juga membuat orang lain
menjauhi kita. Di Negara-negara timur seperti Indonesia yang
pendidikan moralnya masih tinggi, masyarakat akan menghukum
pengguna dengan cara mengasingkannya dari kehidupan
bermasyarakat. Mengkonsumsi dalam jumlah kecil tampaknya tidak
mempengaruhi kinerja mental, tetapi minum dalam jumlah besar secara
jarang pun dapat merusak pikiran-pikiran asbtrak di kemudian hari.
Dengan kata lain, minum minuman keras dalam jumlah besar di malam
minggu lebih potensial mengakibatkan kerusakan dibandingkan minum
sedikit setiap hari.
14
2.8. Upaya Pencegahan Bahaya Minuman Keras Pada Pelajar
Dalam mencegah penggunaan minum minuman keras pada
pelajar sangat dibutuhkan peran dari berbagai pihak, dari peran orang
tua, peran sekolah, peran masyarakat, peran aparat penegak hukum.
1. Peran orang tua
Orang tua harus mencipatakan kehidupan rumah tangga atau
keluarga menjadi kehidupan yang beragama sehingga menuntun
anak menjadi anak yang bertaqwa dan bermoral. Orang tua juga
harus dapat menciptakan keluarga yang harmonis sehingga anak
menjadi nyaman dan merasa senang dirumah. Orang tua juga harus
dapat memberikan kasih sayang secara wajar kepda anak, tidak
kurang atau lebih. Orang juga harus memberikan perhatian yang
memadai kepada anak. Memberikan pengawasan secara wajar
terhadap pergaulan anak pelajar di lingkungan masyarakat.
2. Peran sekolah
Peran sekolah tidak kalah pentingnya dengan upaya
pencegahan di keluarga. Hal ini disebabkan karena sekolah
merupakan tempat pendidikan yang kedua setelah keluarga. Guru
sebagai pendidik hendaknya memahami aspek-aspek psikis murid
sehingga memudahkan guru dalam memberikan bantuan kepada
murid-muridnya. Sekolah harus mengitensifkan pelajaran agama
atau acara keagamaan agar siswa dapat memenuhi kebutuhan
religinya. Mengintensifkan bimbingan dan konseling di sekolah.
Konselor bisa mem-bantu siswa secara langsung maupun dengan
berkolaborasi dengan orang tua dan guru wali kelas. Guru harus
memiliki tingkah laku yang baik dan bermoral karena merupakan
tokoh panutan dari siswa.
3. Peran masyarakat
Masyarakat merupakan pendidikan ketiga setelah rumah dan
sekolah. Ketiga lingkungan ini haruslah mempunyai keselarasan
15
agar dapat meng-arahkan anak menjadi anak yang memiliki moral,
pengetahuan, dan berbudi. Tokoh masyarakat atau organisasi sosial
sedapat mungkin merangkul pemuda pelajar masuk ke dalam
organisasinya untuk di arahkan kegiatan- kegiatan positif. Ajaklah
ara pelajar atau pemuda untuk turut berperan serta dalam aksi-aksi
sosial dalam kemasyarakatan. Tingkatkan kegiatan ceramah agama
bagi pelajar atau pemuda di lingkungan.
4. Peran Aparat Penegak Hukum
Peran aparat penegak hukum atau kepolisian secara
berkesinambungan berkunjung ke sekolah untuk memberikan
penyuluhan, penerangan dan akibat penyalahgunaan minuman keras
dan narkoba. Mengadakan razia-razia ke tempat-tempat penjualan
miras untuk mengetahui apakah di dalam tas pelajar terdapat.
16
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Penggunaan minum minuman keras pada pelajar yang
cenderung mengalami peningkatan. Masa pelajar yang merupakan
masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa sangatlah
penting untuk diperhatikan, masa depan individu sangat tergantung
pada penyelesaian krisis pada masa ini. Penggunaan minum minuman
keras yang cenderung memberikan dampak buruk kepada pelajar
sangatlah perlu diberikan perhatian yang lebih dari berbagai pihak, agar
pelajar dampat berkembang lebih optimal. Pencegahan penggunaan
minum minuman keras diperlukan peran dari berbagai pihak, peran
orang tua, lembaga-lembaga pendidikan, masyarakat, dan pihak yang
berwajib sangat diperlukan kerjasamanya agar pencegahan yang
dilakukan dapat terlaksana dengan maksimal.
3.2. Saran
Untuk dapat merubah kebiasaan seseorang yang telah kecanduan
minuman keras agar menjadi seseorang yang lebih baik, perlu adanya
saran sebagai berikut:
1. Kepada orang tua agar lebih disiplin dalam mendidik anak agar tidak
terjerumus dalam lingkaran pergaulan tidak baik.
2. Kepada masyarakat umum agar lebih selektif dalam memilih
pergaulan, agar tidak coba-coba pada minuman keras yang sangat
memberikan dampak buruk.
3. Kepada para pelajar agar lebih selektif dalam memilih teman
bergaul.
17
DAFTAR PUSTAKA
http://makalahtugasku.blogspot.com/2013/05/contoh-makalah-minuman-
keras.html
http://minumanherbaltradisional.blogspot.com/p/penertian-minuman-keras-
jenis-minuman.html
http://purnamiap.blogspot.co.id/2013/09/contoh-karya-ilmiah-pengaruh-
minuman.html
http://intanchiechielita.blogspot.co.id/2014/11/makalah-dampak-negatif-
minuman-keras.html
http://ginoregina.blogspot.co.id/2011/03/pengaruh-minuman-keras-oplosan-
terhadap.html
http://www.bimbingan.org/pengertian-minuman-keras.html
18