Anda di halaman 1dari 16

TUGAS KOMUNIKASI & KONSELING

MAKALAH

BAHAYA MIRAS PADA REMAJA AKHIR

Dosen Pengampu : Tri Handayani, S. Psi, M. Psi.

Disusun Oleh :

1. Fifin Ariesta Setiani (175020128)


2. Sulistiyowati (175020129)
3. Farid Ubaidillah (175020130)
4. Andwi Pravitasari (175020131)
5. Relita Mustika (175020132)
6. Iranita Syafiatul Izzah (175020133)
7. Baiq Apin Rizki Anjarsari (175020134)
8. Ester Noviany Dai Tuan (175020135)
9. Akhdan Sultrawan Razak (175020136)
10. Tia Cahyaning Wulandari (175020137)
11. Kiki Damayanti (175020153)

PROFESI APOTEKER
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS WAHID HASYIM
SEMARANG
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA
sehingga makalah yang berjudul BAHAYA MIRAS PADA REMAJA AKHIR dapat
selesai disusun dengan baik. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah komunikasi & konseling ibu Tri
Handayani, S. Psi, M. Psi. atas bimbingan dan ilmu pengetahuan yang diberikan
kepada kami dengan sepenuh hati.

Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca, dan dapat memperbaiki kualitas hidup remaja
generasi penerus bangsa.

Kami masih memiliki keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman,


sehingga kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu
kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Semarang, 13 Maret 2018

Kelompok 6
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Modernisasi yang dikatakan sebagai tonggak awal kemajuan zaman telah
memberikan pengaruh dan dampak kemanusiaan yang luar biasa pada abad
ke20 ini. Modernisasi juga membawa dampak perubahan yang fundamental
dalam berbagai bidang dan nilai kehidupan, yang tentunya akan memberi
konsekuensi dan pengaruh bagi manusia sebagai komponen dalam kehidupan.
Salah satu dampak modernisasi dari faktor sosial ekonomi baru ini cukup
nyata di tengah masyarakat kita adalah penyalahgunaan minuman keras pada
kalangan remaja. Bila keadaan ini dibiasakan maka bencana yang akan terjadi.
Remaja yang telah keracunan alkohol atau minuman keras, adalah remaja yang
tidak efektif bagi kehidupan sosialnya.
Minuman keras adalah minuman yang mengandung alkohol yang bila
dikonsumsi secara berlebihan dan terus-menerus dapat merugikan dan
membahayakan jasmani, rohani maupun bagi kepentingan perilaku dan cara
berfikir kejiwaan sehingga akibat lebih lanjut akan mempengaruhi kehidupan
keluarga dan hubungan dengan masyarakat sekitar . Alkohol merupakan zat
psikoaktif yang bersifat adiksi atau adiktif.
Penyalahgunaan minuman keras saat ini merupakan permasalahan yang
cukup berkembang di dunia remaja dan menunjukkan kecenderungan yang
meningkat dari tahun ketahun, yang akibatnya dirasakan dalam bentuk
kenakalan- kenakalan, perkelahian, munculnya geng-geng remaja, perbuatan
asusila, dan maraknya premanisme pada kalangan remaja. Berdasarkan latar
belakang yang ada maka penulis melakukan penelitian dengan judul "Bahaya
Minuman Keras Terhadap Remaja".

B. Rumusan Masalah

Perumusan masalah yang diambil dalam Bahaya Miras Di Kalangan Remaja


adalah :
1. Apakah yang dimaksud dengan miras?
2. Apakah faktor - faktor yang mendorong para remaja mengkonsumsi miras?
3. Apa dampak dari miras?
4. Apa yang harus dilakukan untuk mencegah penggunaan miras?
C. Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:


1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan miras.
2. Mengetahui faktor-faktor yang mendorong remaja mengkonsumsi miras.
3. Mengetahui dampak dari miras.
4. Mengetahui cara mencegah penggunaan miras.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi

1. Remaja

Remaja berasal dari kata latin “adolensence” yang berarti tumbuh atau
tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih
luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik
(Hurlock, 1992). Calon (dalam Monks, dkk 1994) mengemukakan bahwa
masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena
remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status
anak-anak. Menurut Sri Rumini & Siti Sundari (2004: 53) masa remaja
adalah peralihan dari masa anak menuju masa dewasa yang mengalami
perkembangan semua aspek/ fungsi untuk memasuki masa dewasa. Masa
remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi
wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria sedangkan menurut
Zakiah Darajat (1990: 23) remaja adalah masa peralihan diantara masa
kanak-kanak dan dewasa. Batasan usia remaja yang umum digunakan oleh
para ahli adalah antara 12 hingga 21 tahun. Rentang waktu usia remaja ini
biasanya dibedakan atas tiga, yaitu 12-15 tahun = masa remaja awal, 15-18
tahun = masa remaja pertengahan, dan 18-21 tahun = masa remaja akhir.
Masa remaja merupakan masa yang sangat penting, sangat kritis dan
sangat rentan, karena bila manusia melewati masa remajanya dengan
kegagalannya, dimungkinkan akan menemukan kegagalan dalam
perjalanan kehidupan pada masa berikutnya. Sebaliknya bila masa remaja
itu diisi dengan penuh kesuksesan, kegiatan yang sangat produktif dan
berhasil guna dalam rangka menyiapkan diri untuk memasuki tahapan
kehidupan selanjutnya, dimungkinkan manusia itu akan mendapatkan
kesuksesan dalam perjalanan hidupnya. Dengan demikian, masa remaja
menjadi kunci sukses dalam memasuki tahapan kehidupan selanjutnya.
2. Alkohol
Alkohol sebenarnya mempunyai banyak macamnya. Ada metanol,
etanol, propanol (propanol juga punya beberapa isomeri), dan lain
sebagainya. Namun yang paling luas digunakan adalah metanol dan
etanol. Metanol yang juga banyak disebut sebagai alkohol kayu karena
substansi ini dahulu didapat dari distilasi kayu. Methanol adalah
substansi yang sangat beracun karena di dalam tubuh akan diubah
menjadi formaldehyde, bahan utama formalin. Substansi alkohol yang
biasa diminum adalah golongan etanol atau etil alkohol dengan rumus
kimia CH3CH2OH. Etil alkohol murni adalah senyawa atau substansi
yang tidak berwarna berbentuk cairan dengan rasa yang sangat
membakar yang membuat tidak ada orang yang mau meminumnya.
Alkohol yang diminum biasanya dalam bentuk larutan dan tidak murni
alkohol lagi. Alkohol ini dibuat oleh fermentasi oleh sel-sel ragi yang
mengubah karbohidrat terutama glukosa menjadi alkohol. Jikalau kadar
alkohol telah melebihi 15%, maka enzim dalam sel-sel ragi menjadi tidak
aktif dan akan gagal dalam menghasilkan alkohol malah setelah melebihi
kadar 20%, sel-sel ragi dapat menjadi mati. Anggur-anggur yang lebih
keras biasanya dibuat dengan menambahkan konsentrasi alkohol
dengan campur tangan manusia, bahkan minuman-minuman yang lebih
keras seperti brandy dan whiskey yang mempunyai kadar alkohol sekitar
40-55% dibuat secara distilasi.
“Proof” dalam minuman alkohol adalah tanda menunjukkan berapa kadar
alkohol dalam minuman tersebut. “Proof” yang tertulis di label kemasan
minuman adalah sama dengan dua kali kadar minuman tersebut. Jadi
kalau tertulis “100 proof”, maka minuman tersebut mempunyai kadar
alkohol 50%. Alkohol murni mempunyai “proof” sebesar 200.
B. Faktor-Faktor Yang Mendorong Para Remaja Mengkonsumsi Miras

Puspitawati dalam Ulfah (2005) menyebutkan beberapa remaja terjerumus dalam


masalah minuman keras karena dipengaruhi lingkungan pergaulan antara lain
sebagai berikut :

Remaja yang selalu minum-minuman keras selalu mempunyai “kelompok pemakai”.


Awalnya remaja hanya mencoba-coba karena keluarga atau teman-teman yang
yang menggunakannya, namun ada yang kemudian menjadi kebiasaan. Pada
remaja yang “kecewa” dengan kondisi diri dan keluarganya, Sering menjadi lebih
suka untuk mengorbankan apa saja demi hubungan baik dengan teman-teman
sebanyanya. Adanya “ajakan” atau “tawaran” dari teman serta banyaknya film dan
sarana hiburan yang memberikan contoh “model pergaulan moderen” biasanya
mendorong remaja minum-minuman keras secara berkelompok.

Apabila remaja telah menjadi terbiasa minum minuman keras dan karena mudah
mendapatkannya, maka remaja akan memakainya sendiri sehingga tanpa disadari
lama-kelamaan akan ketagihan. Penggunaan minuman keras di kalangan remaja
umumnya karena minuman keras tersebut menjanjikan sesuatu yang menjadi rasa
kenikmatan, kenyamanan dan kesenangan dan ketenangan. walaupun hal itu
dirasakan secara semu.

Menurut Wilyana dan Satya Joeana dalam bukunya Membantu Pemulihan


Pecandu Narkoba Dan Keluarganya adapun faktor penyebab remaja mengkonsumsi
minuman keras yaitu:
1. Faktor eksternal

 Lingkungan Keluarga,
 Lingkungan Sekolah
 Lingkungan Social Masyarakat

2. Faktor internal

 Mencari Kesenangan Sesaat


 Ingin terlihat gaya
 Coba-coba
 Keperibadian Remaja
 Tekanan Kelompok/ Solidaritas Kelompok / Komunitas / Genk
 Keterasingan Remaja
 Stress
 Penilaian Diri Rendah

Perubahan-perubahan sosial yang serba cepat sebagai konsekuensi modernisasi


dan industrialisasi telah mempengaruhi kehidupan manusia. Sebagai individu,
keluarga, masyarakat dan bangsa. Dalam masyarakat modern dan industri yang
bercorak sekuler, terdapat ketidak pastian fundamental dibidang nilai, moral dan
etika kehidupan oleh karena itu maka satu-satunya kepastian dewasa ini dan
terlebih lagi untuk masa yang akan datang adalah kehidupan individu. Tetapi
persoalan-perseolan tersebut dengan ketidak pastian, tidak semua orang mampu
untuk menyesuaikan diri (adaptasi) yang pada giliranya remaja akan merugikan diri
sendiri dan juga merugikan orang lain dan salah satunya adalah penyalahgunaan
minuman keras (Djajoesman,1999: 45).

Masalah minuman keras dan pemabuk pada kebanyakan masyarakat pada


umumnya tidak berkisar pada apakah minuman keras boleh atau di larang
dipergunakan. Persoalan pokoknya adalah siapa ynag boleh menggunakannya, di
mana, bilamana, dan dalam kondisi yang bagaimana, akibatnya orang awam
berpendapat bahwa minuman keras merupakan suatu stimulant. Sedangkan
stimulant itu sendiri adalah meningkatkan keaktifan susunan syaraf pusat sehingga
merangsang dan meningkatkan kemampuan fisik seseorang, padahal
sesungguhnya minuman keras merupakan racun protoplasmic yang mempunyai
efek depresan pada sistem saraf. Akibatnya, seorang pemabuk semakin kurang
kemampuannya untuk mengendalikan diri, baik secara fisik, psikologis maupun
sosial namun perlu di catat bahwa ketergantungan pada minuman keras merupakan
suatu proses tersendiri, yang memakai waktu. (Soekanto, 1990:418).
C. Dampak Mengkonsumsi Minuman Berakohol

Bila dikonsumsi berlebihan, minuman beralkohol dapat menimbulkan ganggguan


mental organik (GMO), yaitu gangguan dalam fungsi berpikir, merasakan, dan
berprilaku. Timbulnya GMO itu disebabkan reaksi langsung alkohol pada sel-sel
saraf pusat. Karena sifat adiktif alkohol itu, orang yang meminumnya lama-kelamaan
tanpa sadar akan menambah takaran/dosis sampai pada dosis keracunan atau
mabuk (Anonimity B)

Mereka yang terkena GMO biasanya mengalami perubahan perilaku, seperti


misalnya ingin berkelahi atau melakukan tindakan kekerasan lainnya, tidak mampu
menilai realitas, terganggu fungsi sosialnya, dan terganggu pekerjaannya.
Perubahan fisiologis juga terjadi, seperti cara berjalan yang tidak mantap, muka
merah, atau mata juling. Perubahan psikologis yang dialami oleh konsumen
misalnya mudah tersinggung, bicara ngawur, atau kehilangan konsentrasi
(Anonimity B).

Mereka yang sudah ketagihan biasanya mengalami suatu gejala yang disebut
sindrom putus alkohol, yaitu rasa takut diberhentikan minum alkohol. Mereka akan
sering gemetar dan jantung berdebar-debar, cemas, gelisah, murung, dan banyak
berhalusinasi (Anonimity B)

1. Ciri-ciri perilaku remaja yang meminum minuman keras

Puspitawati dalam Ulfah (2005) menyebutkan ciri-ciri perilaku remaja yang minum
minuman keras antara lain sebagai berikut :

a. Perubahan perangai atau perilaku seperti : yang biasanya periang tiba-tiba


menjadi pemurung, mudah tersinggung dan cepat marah tanpa alasan yang
jelas.
b. Sering menguap dan mengantuk, malas, melamun dan tidak memperdulikan
kebersihan dan penampilan diri.
c. Menjadi tidak disiplin atau sering kabur, baik di rumah maupun di sekolah.
d. Nilai rapor atau prestasinya menurun.
e. Bersembunyi di tempat gelap atau sepi agar tidak terlihat orang.
f. Lebih banyak bergaul dengan orang-orang tertentu saja yang mempunyai
ciri-ciri dan tanda-tanda diatas.
g. Mencuri apa saja milik orang tua atau saudara untuk membeli minuman
keras.
h. Sering cemas, mudah stress atau gelisah, sukar tidur.
i. Pelupa, seperti orang bego atau pikun.
j. Mata merah seperti mengantuk terus atau memakai kacamata hitam.

2. Dampak Kalangan Remaja Minum-minuman Keras


a. Farmologi

Bahwa minuman keras larut dalam air sebagai molekul-molekul kecil sehingga
dengan waktu yang relatif singkat dapat dengan cepat di serap melalui pencernaan
kemudian disebarluaskan keseluruh jaringan dan cairan. Pada jaringan otak, kadar
minuman keras lebih banyak daripada yang berada dalam darah sehingga dalam
waktu 30 menit pertama penyerapan mencapai 58% kemudian 88% dalam 60 menit
pertama selanjutnya 935 dalam 90 menit pertama (Djajoesman dalam Ulfah, 2005).

b. Ganguan kesehatan fisik


1) Meminum minuman keras dalam jumlah yang banyak dan dalam waktu yang
lama menimbulkan kerusakan dalam hati, jantung pankreas, lambung dan
otot. Pada pemakaian kronis minuman keras dapat terjadi pergeseran hati,
peradangan pangkreas dan peradangan lambung.
2) Meminum minuman beralkohol banyak, akan menimbulkan kerusakan hati,
jantung, pangkreas dan peradangan lambung, otot syaraf, mengganggu
metabolisme tubuh, membuat penis menjadi cacat, impoten serta gangguan
seks lainnya.

c. Gangguan kesehatan jiwa


1) Meminum minuman keras secara kronis dalam jumlah berlebihan dapat
menimbulkan kerusakan jaringan otak sehingga menimbulkan gangguan
daya ingatan, kemampuan penilaian, kemapuan belajar, dan gangguan jiwa
tertentu.
2) Akibat minuman keras, alam perasan seseorang menjadi berubah, orang
menjadi mudah tersinggung dan perhatian terhadap lingkungan terganggu
yang pada giliranya tersingkirkan dari lingkungan sosialnya dan atau
dikeluarkan dari pekerjaannya.
3) Dapat merusak secara permanen jaringan otak sehingga menimbulkan
gangguan daya ingatan, kemampuan penilaian, kemampuan belajar dan
gangguan jiwa tertentu (Anonimity B).

D. Cara Mengatasi Kecanduan Minuman Alkohol


1. Minum air putih lebih banyak
Untuk membersihkan racun alkohol, seseorang harus menambah
konsumsi carian sebanyak 2-3 liter/hari karen sel-sel dalam tubuh butuh
cairan agar bisa berfungsi dengan baik. Saat melakukan detoksifikasi,
cairan yang cukup akan sangat membantu sistem kekebalan tubuh.
Cairan juga akan melancarkan pembuangan racun-racun termasuk sisa
alkohol dari dalam tubuh.
2. Mengkonsumsi sayuran dan buah segar
Jus buah bit (beetroots) diyakini berkhasian membersihkan hati,
sementara jus wortel mampu memperkuat sistem kekebalan tubuh.
Untuk mendukung proses detoksifikasi, kombinasikan jus buah bit, wortel
dan apel. Jus cranberry juga bisa ditambahkan, karena mampu
memurnikan tubuh dari racun-racun pengotor.
3. Mengkonsumsi herba dan suplemen
Beberapa jenis herba atau tumbuhan dan suplemen yang mengandung
vitamin B dapat membantu mengurangi ketegangan fisik maupun psikis
yang muncul selama proses detoksifikasi alkohol. Konsultasikan dengan
dokter atau konsultan herbal, suplemen apa yang cocok dengan kondisi
individual masing-masing.
4. Melakukan olahraga
Proses detoksifikasi bisa memicu depresi, yang bisa diredakan dengan
melakukan yoga atau olahraga lainnya secara teratur. Karena banyak
potasium yang dikeluarkan bersama keringat, imbangi dengan lebih
banyak mengkonsumsi buah dan sayuran. Pisang, melon, tomat, jeruk
sitrus dan sayuran hijau banyak mengandung potasium.

E. Komunikasi dan Konseling Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang


Miras

1. Komponen komunikasi
a. Who (siapa/sumber/pengirim pesan)
Narasumber/ komunikator yaitu mahasiswa apoteker Universitas
Wahid Hasyim Semarang

b. Says What (isi pesan)


1) Pengertian miras
2) Faktor-faktor penyebab remaja mengkonsumsi miras
3) Dampak atau efek mengkonsumsi miras
4) Cara mencegah penggunaan miras pada remaja
c. In which channel (media)
1) Gambar dan poster
2) Penyampaian secara langsung
d. To Whom (kepada siapa/audience)
1) Remaja akhir (18 - 21 tahun)
e. With what effect (Efek)
Menambah pengetahuan, merubah pola pikir dan gaya pergaulan
dikalangan remaja.
f. Umpan Balik
Komunikator mengharapkan agar pesan dapat diterima dan diterapkan
dengan baik dalam kehidupan sehari-hari oleh komunikan.
g. Gangguan komunikasi
 Fisik : suara
h. Konteks
 Fisik : ruang nyata
 Sosial psikologis : santai
 Temporal : 1 jam

2. Model Komunikasi
Model komunikasi adalah suatu kerangka kerja yang digunaan untuk
menguraikan suatu proses dan hubungan. Adapun model komunikasi yang
diguanakan dalam promosi kesehatan tentang pengetahuan dan sikap
remaja terhadap mirs oplosan adalah model komunikasi interaksional.
Model komunikasi interaksional adalah komunikasi berlangsung secara
dua arah yaitu komunikator menyampaikan pesan/informasi kepada
peserta dan diharapkan ada timbal balik dari peserta/semua pelaku yang
terlibat dalam komunikasi. Elemen penting dalam model komunikasi ini
adalah feedback, sehingga dalam penyuluhan ini diharapkan remaja
paham apa itu miras oplosan, faktor penyebab, apa akibatnya dan
bagaimana cara mencegah kecanduan miras sehingga diharapkan remaja
sebagai generasi penerus bangsa menghasilkan generasi yang baik secara
pengetahuan maupun akhlaknya
BAB III

KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Penggunaan miras dikalangan remaja dikarenakan banyak faktor, yang
paling utama adalah pesatnya perkembangan jaman, hal tersebut membuat
pergaulan menjadi bebas, sehingga banyak remaja yang bergaul tanpa batasan
dan etika. Persepsi yang salah tentang miras menyebabkan mereka berfikir
bahwa melalui miras mereka bisa sejenak melepaskan beban. Pergaulan remaja
yang bebas sebenarnya dikarenakan oleh segala macam perkembangan yang di
salah artikan oleh remaja itu sendiri maupun lingkungannya. Ketergantungan
pada miras menyebabkan para remaja bisa kehilangan pemikiran realistisnya,
kehilangan bangku sekolahnya sehingga kehilangan masa depannya.
Hal yang penting sebenarnya adalah bagaimana remaja dapat menempatkan
dirinya sebagai remaja yang baik dan benar sesuai dengan tuntutan agama dan
norma yang berlaku di dalam masyarakat serta dituntut peran serta orangtua
dalam memberikan pendidikan agama sedini mungkin, memilihkan lingkungan
yang baik untuk perkembangan anak dan memperhatikan tingkah laku anak
dalam kehidupan sehari-hari. Permasalahan ini merupakan tugas seluruh elemen
bangsa tanpa terkecuali, oleh karena itu usaha untuk pencegahan sudah
semestinya terus dilakukan untuk menyelamatkan generasi muda kita agar lebih
bermoral dan berguna untuk Negara.

B. Saran

Beberapa saran tentang penggunaan miras pada remaja yang perlu diperhatikan
adalah :
1) Kepada pihak orang tua, berikan semua yang terbaik untuk anak termasuk
dalam memilih tempat tinggal, berikan tempat tinggal dengan lingkungan
yang baik untuk anak dalam bertumbuh, berikan bekal agama yang kuat
sedini mungkin, berikan anak pendidikan/sekolah yang bermutu.
2) Kepada generasi muda agar menetapkan tujuan dan arah hidup yang jelas,
belajar lebih mengenal diri sendiri, meningkatkan keimanan dan
ketakwaannya dengan mengisi kegiatan yang bermanfaat serta bergaul
dengan teman secara benar sehingga dapat terhindar dari perilaku
menyimpang termasuk konsumsi miras, meningkatkan pengetahuan umum
sehingga bisa bijak memilih apapun yang akan dijalani.
3) Kepada para remaja baik pelajar maupun mahasiswa agar selain belajar juga
ikut ambil bagian dalam kegiatan yang positif dan kreatif dalam rangka
menyalurkan energi yang berlebih misalnya dengan kegiatan olahraga,
pecinta alam, dan kegiatan-kegiatan lain yang bersifat mengembangkan
potensi dan bakat masing-masing.
DAFTAR PUSTAKA

Muhafis, Hambali, dan Sri Erlinda. 2013. Faktor Penyebab Remaja Mengkonsumsi
Minuman Keras di Desa Bakong Kecamatan Singkep Barat Kabupaten Lingga.
Universitas Riau, Program Studi PKn.
Lusita, Peggy. P. R., 2015. PENGARUH PENGGUNAAN MINUMAN KERAS PADA
KEHIDUPAN REMAJA DI DESA KALI KECAMATAN PINELENG KABUPATEN
MINAHASA. Jurnal Holistik, Tahun VIII No. 16.
Rumini, Sri dan Siti Sundari., 2004, Perkembangan Anak dan Remaja, Jakarta : PT
Rineka Cipta.

Zakiah, Daradjat., 1990, Pendekatan Psikologis dan Fungsi keluarga dalam


Menanggulangi Kenakalan Remaja, Semarang.

Anda mungkin juga menyukai