MAKALAH
Disusun Oleh :
PROFESI APOTEKER
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS WAHID HASYIM
SEMARANG
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA
sehingga makalah yang berjudul BAHAYA MIRAS PADA REMAJA AKHIR dapat
selesai disusun dengan baik. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah komunikasi & konseling ibu Tri
Handayani, S. Psi, M. Psi. atas bimbingan dan ilmu pengetahuan yang diberikan
kepada kami dengan sepenuh hati.
Kelompok 6
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Modernisasi yang dikatakan sebagai tonggak awal kemajuan zaman telah
memberikan pengaruh dan dampak kemanusiaan yang luar biasa pada abad
ke20 ini. Modernisasi juga membawa dampak perubahan yang fundamental
dalam berbagai bidang dan nilai kehidupan, yang tentunya akan memberi
konsekuensi dan pengaruh bagi manusia sebagai komponen dalam kehidupan.
Salah satu dampak modernisasi dari faktor sosial ekonomi baru ini cukup
nyata di tengah masyarakat kita adalah penyalahgunaan minuman keras pada
kalangan remaja. Bila keadaan ini dibiasakan maka bencana yang akan terjadi.
Remaja yang telah keracunan alkohol atau minuman keras, adalah remaja yang
tidak efektif bagi kehidupan sosialnya.
Minuman keras adalah minuman yang mengandung alkohol yang bila
dikonsumsi secara berlebihan dan terus-menerus dapat merugikan dan
membahayakan jasmani, rohani maupun bagi kepentingan perilaku dan cara
berfikir kejiwaan sehingga akibat lebih lanjut akan mempengaruhi kehidupan
keluarga dan hubungan dengan masyarakat sekitar . Alkohol merupakan zat
psikoaktif yang bersifat adiksi atau adiktif.
Penyalahgunaan minuman keras saat ini merupakan permasalahan yang
cukup berkembang di dunia remaja dan menunjukkan kecenderungan yang
meningkat dari tahun ketahun, yang akibatnya dirasakan dalam bentuk
kenakalan- kenakalan, perkelahian, munculnya geng-geng remaja, perbuatan
asusila, dan maraknya premanisme pada kalangan remaja. Berdasarkan latar
belakang yang ada maka penulis melakukan penelitian dengan judul "Bahaya
Minuman Keras Terhadap Remaja".
B. Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
A. Definisi
1. Remaja
Remaja berasal dari kata latin “adolensence” yang berarti tumbuh atau
tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih
luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik
(Hurlock, 1992). Calon (dalam Monks, dkk 1994) mengemukakan bahwa
masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena
remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status
anak-anak. Menurut Sri Rumini & Siti Sundari (2004: 53) masa remaja
adalah peralihan dari masa anak menuju masa dewasa yang mengalami
perkembangan semua aspek/ fungsi untuk memasuki masa dewasa. Masa
remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi
wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria sedangkan menurut
Zakiah Darajat (1990: 23) remaja adalah masa peralihan diantara masa
kanak-kanak dan dewasa. Batasan usia remaja yang umum digunakan oleh
para ahli adalah antara 12 hingga 21 tahun. Rentang waktu usia remaja ini
biasanya dibedakan atas tiga, yaitu 12-15 tahun = masa remaja awal, 15-18
tahun = masa remaja pertengahan, dan 18-21 tahun = masa remaja akhir.
Masa remaja merupakan masa yang sangat penting, sangat kritis dan
sangat rentan, karena bila manusia melewati masa remajanya dengan
kegagalannya, dimungkinkan akan menemukan kegagalan dalam
perjalanan kehidupan pada masa berikutnya. Sebaliknya bila masa remaja
itu diisi dengan penuh kesuksesan, kegiatan yang sangat produktif dan
berhasil guna dalam rangka menyiapkan diri untuk memasuki tahapan
kehidupan selanjutnya, dimungkinkan manusia itu akan mendapatkan
kesuksesan dalam perjalanan hidupnya. Dengan demikian, masa remaja
menjadi kunci sukses dalam memasuki tahapan kehidupan selanjutnya.
2. Alkohol
Alkohol sebenarnya mempunyai banyak macamnya. Ada metanol,
etanol, propanol (propanol juga punya beberapa isomeri), dan lain
sebagainya. Namun yang paling luas digunakan adalah metanol dan
etanol. Metanol yang juga banyak disebut sebagai alkohol kayu karena
substansi ini dahulu didapat dari distilasi kayu. Methanol adalah
substansi yang sangat beracun karena di dalam tubuh akan diubah
menjadi formaldehyde, bahan utama formalin. Substansi alkohol yang
biasa diminum adalah golongan etanol atau etil alkohol dengan rumus
kimia CH3CH2OH. Etil alkohol murni adalah senyawa atau substansi
yang tidak berwarna berbentuk cairan dengan rasa yang sangat
membakar yang membuat tidak ada orang yang mau meminumnya.
Alkohol yang diminum biasanya dalam bentuk larutan dan tidak murni
alkohol lagi. Alkohol ini dibuat oleh fermentasi oleh sel-sel ragi yang
mengubah karbohidrat terutama glukosa menjadi alkohol. Jikalau kadar
alkohol telah melebihi 15%, maka enzim dalam sel-sel ragi menjadi tidak
aktif dan akan gagal dalam menghasilkan alkohol malah setelah melebihi
kadar 20%, sel-sel ragi dapat menjadi mati. Anggur-anggur yang lebih
keras biasanya dibuat dengan menambahkan konsentrasi alkohol
dengan campur tangan manusia, bahkan minuman-minuman yang lebih
keras seperti brandy dan whiskey yang mempunyai kadar alkohol sekitar
40-55% dibuat secara distilasi.
“Proof” dalam minuman alkohol adalah tanda menunjukkan berapa kadar
alkohol dalam minuman tersebut. “Proof” yang tertulis di label kemasan
minuman adalah sama dengan dua kali kadar minuman tersebut. Jadi
kalau tertulis “100 proof”, maka minuman tersebut mempunyai kadar
alkohol 50%. Alkohol murni mempunyai “proof” sebesar 200.
B. Faktor-Faktor Yang Mendorong Para Remaja Mengkonsumsi Miras
Apabila remaja telah menjadi terbiasa minum minuman keras dan karena mudah
mendapatkannya, maka remaja akan memakainya sendiri sehingga tanpa disadari
lama-kelamaan akan ketagihan. Penggunaan minuman keras di kalangan remaja
umumnya karena minuman keras tersebut menjanjikan sesuatu yang menjadi rasa
kenikmatan, kenyamanan dan kesenangan dan ketenangan. walaupun hal itu
dirasakan secara semu.
Lingkungan Keluarga,
Lingkungan Sekolah
Lingkungan Social Masyarakat
2. Faktor internal
Mereka yang sudah ketagihan biasanya mengalami suatu gejala yang disebut
sindrom putus alkohol, yaitu rasa takut diberhentikan minum alkohol. Mereka akan
sering gemetar dan jantung berdebar-debar, cemas, gelisah, murung, dan banyak
berhalusinasi (Anonimity B)
Puspitawati dalam Ulfah (2005) menyebutkan ciri-ciri perilaku remaja yang minum
minuman keras antara lain sebagai berikut :
Bahwa minuman keras larut dalam air sebagai molekul-molekul kecil sehingga
dengan waktu yang relatif singkat dapat dengan cepat di serap melalui pencernaan
kemudian disebarluaskan keseluruh jaringan dan cairan. Pada jaringan otak, kadar
minuman keras lebih banyak daripada yang berada dalam darah sehingga dalam
waktu 30 menit pertama penyerapan mencapai 58% kemudian 88% dalam 60 menit
pertama selanjutnya 935 dalam 90 menit pertama (Djajoesman dalam Ulfah, 2005).
1. Komponen komunikasi
a. Who (siapa/sumber/pengirim pesan)
Narasumber/ komunikator yaitu mahasiswa apoteker Universitas
Wahid Hasyim Semarang
2. Model Komunikasi
Model komunikasi adalah suatu kerangka kerja yang digunaan untuk
menguraikan suatu proses dan hubungan. Adapun model komunikasi yang
diguanakan dalam promosi kesehatan tentang pengetahuan dan sikap
remaja terhadap mirs oplosan adalah model komunikasi interaksional.
Model komunikasi interaksional adalah komunikasi berlangsung secara
dua arah yaitu komunikator menyampaikan pesan/informasi kepada
peserta dan diharapkan ada timbal balik dari peserta/semua pelaku yang
terlibat dalam komunikasi. Elemen penting dalam model komunikasi ini
adalah feedback, sehingga dalam penyuluhan ini diharapkan remaja
paham apa itu miras oplosan, faktor penyebab, apa akibatnya dan
bagaimana cara mencegah kecanduan miras sehingga diharapkan remaja
sebagai generasi penerus bangsa menghasilkan generasi yang baik secara
pengetahuan maupun akhlaknya
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Penggunaan miras dikalangan remaja dikarenakan banyak faktor, yang
paling utama adalah pesatnya perkembangan jaman, hal tersebut membuat
pergaulan menjadi bebas, sehingga banyak remaja yang bergaul tanpa batasan
dan etika. Persepsi yang salah tentang miras menyebabkan mereka berfikir
bahwa melalui miras mereka bisa sejenak melepaskan beban. Pergaulan remaja
yang bebas sebenarnya dikarenakan oleh segala macam perkembangan yang di
salah artikan oleh remaja itu sendiri maupun lingkungannya. Ketergantungan
pada miras menyebabkan para remaja bisa kehilangan pemikiran realistisnya,
kehilangan bangku sekolahnya sehingga kehilangan masa depannya.
Hal yang penting sebenarnya adalah bagaimana remaja dapat menempatkan
dirinya sebagai remaja yang baik dan benar sesuai dengan tuntutan agama dan
norma yang berlaku di dalam masyarakat serta dituntut peran serta orangtua
dalam memberikan pendidikan agama sedini mungkin, memilihkan lingkungan
yang baik untuk perkembangan anak dan memperhatikan tingkah laku anak
dalam kehidupan sehari-hari. Permasalahan ini merupakan tugas seluruh elemen
bangsa tanpa terkecuali, oleh karena itu usaha untuk pencegahan sudah
semestinya terus dilakukan untuk menyelamatkan generasi muda kita agar lebih
bermoral dan berguna untuk Negara.
B. Saran
Beberapa saran tentang penggunaan miras pada remaja yang perlu diperhatikan
adalah :
1) Kepada pihak orang tua, berikan semua yang terbaik untuk anak termasuk
dalam memilih tempat tinggal, berikan tempat tinggal dengan lingkungan
yang baik untuk anak dalam bertumbuh, berikan bekal agama yang kuat
sedini mungkin, berikan anak pendidikan/sekolah yang bermutu.
2) Kepada generasi muda agar menetapkan tujuan dan arah hidup yang jelas,
belajar lebih mengenal diri sendiri, meningkatkan keimanan dan
ketakwaannya dengan mengisi kegiatan yang bermanfaat serta bergaul
dengan teman secara benar sehingga dapat terhindar dari perilaku
menyimpang termasuk konsumsi miras, meningkatkan pengetahuan umum
sehingga bisa bijak memilih apapun yang akan dijalani.
3) Kepada para remaja baik pelajar maupun mahasiswa agar selain belajar juga
ikut ambil bagian dalam kegiatan yang positif dan kreatif dalam rangka
menyalurkan energi yang berlebih misalnya dengan kegiatan olahraga,
pecinta alam, dan kegiatan-kegiatan lain yang bersifat mengembangkan
potensi dan bakat masing-masing.
DAFTAR PUSTAKA
Muhafis, Hambali, dan Sri Erlinda. 2013. Faktor Penyebab Remaja Mengkonsumsi
Minuman Keras di Desa Bakong Kecamatan Singkep Barat Kabupaten Lingga.
Universitas Riau, Program Studi PKn.
Lusita, Peggy. P. R., 2015. PENGARUH PENGGUNAAN MINUMAN KERAS PADA
KEHIDUPAN REMAJA DI DESA KALI KECAMATAN PINELENG KABUPATEN
MINAHASA. Jurnal Holistik, Tahun VIII No. 16.
Rumini, Sri dan Siti Sundari., 2004, Perkembangan Anak dan Remaja, Jakarta : PT
Rineka Cipta.