Anda di halaman 1dari 90

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

PADA KELUARGA Tn.B DENGAN MASALAH KENAKALAN REMAJA


MEROKOK

Dosen Pembimbing :
Rini Ambarwati, S.Kep.M.Si.

Disusun Oleh :

1. Nurjannah (P27820118018)
2. Novety Hanna Kurniawati (P27820118033)
3. Maulidina Dwi Arifianti (P27820118035)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SURABAYA


JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI D3 KEPERAWATAN KAMPUS SOETOMO
SURABAYA
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat limpahan Rahmat Taufiq Hidayah dan Karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya.
Laporan ini di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Keluarga
yang berjudul “Asuhan Keperawatan Keluarga Dan Penyuluhan Kesehatan Pada
Keluarga Dengan Masalah Kenakalan Remaja Merokok”.Dalam penyusunan
laporan ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi dengan
bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi.
Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini, semoga
mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan.
Kritik yang membangun dari pembaca sangat penulis harapkan untuk
penyempurnaan laporan ini.
Akhir kata semoga laporan ini dapat memberikan manfaat kepada kami
sebagai penulis khususnya dan dapat memberikan tambahan informasi dan ilmu
kepada pembaca .

Surabaya, 7 September 2020

Penulis

iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN DEPAN
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Tujuan ....................................................................................................... 2
1.2.1 Tujuan Umum................................................................................... 2
1.2.2 Tujuan Khusus.................................................................................. 2
1.3 Manfaat Penulisan .................................................................................... 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Remaja............................................................................... 4
2.2 Konsep Dasar Rokok................................................................................. 7
2.2 Konsep asuhan Keperawatan Keluarga..................................................... 13
BAB 3 TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian................................................................................................. 26
3.2 Analisa data............................................................................................... 35
3.3 Prioritas Masalah....................................................................................... 36
3.4 Diagnosis Keperawatan ............................................................................ 39
3.5 Intervensi Keperawatan ............................................................................ 40
3.6 Implementasi Keperawatan....................................................................... 50
3.7 Evaluasi Keperawatan .............................................................................. 53
BAB 4 PENUTUP
5.1 Kesimpulan ............................................................................................... 56
5.2 Saran ......................................................................................................... 56
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 57

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Remaja merupakan periode ketika individu menjadi matur secara fisik
maupun psikologis dan memperoleh identitas personal. Di akhir periode kritis
perkembangan ini, individu harus siap memasuki dunia dewasa dan
mengemban berbagai tanggung jawab. Periode remaja sering kali dibagi
kedalam tiga tahap : remaja awal, berlangsung dari usa 12 hingga 13; remaja
menengah, dari usia 14 hingga 16 tahun; remaja akhir, dari usia 17 hingga 18
atau 20 tahun. (Dona wong.dkk, 2008)
Menurut data WHO (2015), presentase penduduk dunia yang
mengkonsumsi tembakau didapatkan sebanyak 57% pada penduduk Asia dan
Australia, 14% pada penduduk eropa Timur dan Pecahan Uni Soviet, 12%
penduduk Amerika, 9% penduduk Eropa Barat dan 8% pada penduduk Timur
Tengah serta Afrika. Sementara itu ASEAN merupakan sebuah kawasan
dengan 10% dari seluruh perokok dunia dan 20% penyebab kematian globat
akibat tembakau (Alamsyah,2017). Penelitian Global Youth Tobacco
menunjukkan tingkat prevalensi perokok remaja di Indonesia sudah sangat
menghawatirkan. Diperkirakan dari 70 juta anak Indonesia, 37% atau sama
dengan 25,9 juta anak indonesia adalah perokok dan jumlah itu menjadikan
Indonesia sebagai negara dengan jumlah perokok terbanyak di Asia. Seiring
dengan hal tersebut hasil Riset Kesehatan Dasar Indonesia tahun 2013
memperlihatkan proporsi merokok di Indonesia sebesar 24,3% dari jumlah
penduduk, umru 10-14 tahun mulai merokok pertama kali pada saat berumur
5-9 tahun sebesar 2,8% dan 10-14 tahun sebesar 97,2%. Sedangkan umur 15-
19 mulai merokok pertama kali pada saat berumur 5-9 tahun sebesar 1,1%,
10-14 tahun sebesar 24,0% dan 15-19 tahun sebesar 74,9%(Noviana,2016).
Pada tahum 2016 saja Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI)
Pengurus Daerah (Pengda) Jawa Timur menyebutkan bahwa jumlah perokok
anak – anak dan remaja di Jawa Timur mencapai angka sekitar 2 juta jiwa

5
yang terdiri dari perokok dibawah usia 10 tahun sekitar 11,5 persen,
sedangkan jumlah perokok 10-14 tahun berkisar 23,9 persen, Kemudian di
Kota Surabaya sendiri presentase penduduk berusia 10 tahun keatas yan
merokok mencapai 30,0 persen. Perokok tersebut lebih banyak pada laki –
laki 58,0 persen dibandingkan perempuan 0,9 persen. Berada pada kelompok
usia muda 10-24 tahun dan berpendidikan SMA kebawah dengan presentase
pendidikan perokok terbanyak adalah tidak sekolah dan tidak tamat SD 47,5
persen.
Pada masa perkembangan psikososial yaitu pembentukan identitas diri ini,
sangat banyak perilaku-perilaku yang negative diantaranya pergaulan
homoseksual, seks bebas, merokok, tawuran, alcohol (Kozier,
2010).Penyebab remaja merokok sebenarnya karena ingin mencoba
bagaimana rasanya rokok, akan tetapi di dalam rokok terdapat 4000 jenis
senyawa kimia beracun yang berbahaya untuk tubuh, 43 diantaranya bersifat
karsinogenik. Adapun komponen utama rokok yaitu nikotin suatu zat yang
berbahaya penyebab kecanduan, tar yang bersifat karsinogenik, dan CO yang
dapat menurunkan kandungan oksigen dalam darah. Sangat jelas kenapa
orang yang sudah memulai merokok selalu ingin merokok kembali, itu karena
rokok membuat seseorang jadi ketergantungan(dependensi) dan
ketagihan(adiksi). Mengkonsumsi rokok juga merupakan salah satu factor
resiko utama terjadinya gangguan system pernafasan diantaranya penyakit
paru kronik, bronchitis kronis, TBC, kanker paru, emfisema dll, adapun
gangguan system lain yaitu system kardiovaskuler : jantung coroner, stroke
dll. (Kemenkes RI, 2013).
Penanganan pada masalah remaja perokok tidak lepas dari peran perawat
keluarga. Beberapa peran perawat dalam melakukan perawatan kesehatan
keluarga yang merokok adalah perawat sebagai pendidik (promotif) dengan
memberikan pengetahuan kepada keluarga tentang pengertian, penyebab,
dampak dan cara merawat remaja perokok. Perawat sebagai pelaksana
(kuratif) memberikan asuhan keperawatan secara profesional kepada keluarga
yang merokok. Perawat sebagai konsultan (preventif) dapat menjadi tempat

6
konsultasi terhadap masalah atau tindakan keperawatan yang tepat untuk
diberikan kepada seorang perokok. Kemudian perawat sebagai advokat
(rehabilitatif) dapat membantu keluarga mengambil keputusan dalam
menangani masalah remaja perokok (Asmadi, 2008). Mengingat peningkatan
jumlah dan dampak remaja perokok tentunya bukan hanya peran pemerintah
tetapi juga peran perawatan dan keluarga. Tugas keluarga dalam kesehatan
yaitu mengenai masalah merokok, keluarga mampu merawat anggota
keluarga yang merokok, keluarga mampu memodifikasi lingkungan keluarga
yang merokok dan keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan bagi
perokok (Zaidin Ali,2010) dikutip oleh (Rohmah, S, 2018).

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan pada uraian latar belakang diatas maka penulis ingin
mengetahui Bagaimana Asuhan Keperawatan keluarga pada Tn.B khususnya
An.S dengan masalah perokok pada remaja?.

1.3 Tujuan Penulisan


1.2.1 Tujuan Umum
Diketahuinya Asuhan Keperawatan Keluarga pada Tn.B
khususnya An.S dengan masalah perokok pada remaja.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Diketahuinya gambaran hasil pengkajian pada keluarga
b. Diketahuinya gambaran diagnosa pada keperawatan keluarga
c. Diketahuinya gambaran perumusan perencanaan keperawatan
keluarga
d. Diketahuinya gambaran pelaksanaan tindakan keperawatan
keluarga
e. Diketahuinya gambaran pelaksanaan evaluasi keperawatan
keluarga
f. Diketahuinya gambaran pendokumentasian asuhan keperawatan
keluarga

7
1.4 Manfaat Penulisan
a. Bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dapat menerapkan
ilmu pengetahuan keperawatan khususnya keperawatan keluarga dan
menemukan masalah kesehatan serta pemecahan masalah kesehatan
b. Bagi masyarakat, menumbuhkan kesadaran masyarakat tentang arti
pentingnya kesehatan secara individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat.
c. Bagi penulis, dapat menerapkan ilmu pengetahuan keperawatan keluarga
dan membina hubungan yang baik antara institusi pendidikan
keperawatan, instistusi pelayanan kesehatan serta masyarakat sebagai
penerima pelayanan kesehatan.

8
BAB 2
LANDASAN TEORI

2.1. KONSEP DASAR REMAJA


2.1.1 Pengertian Remaja
Remaja adalah suatu masa dimana individu berkembang dari saat
pertama kali menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai
saat ia mencapai kematangan seksual (Sarwono, 2011). Masa remaja
disebut juga sebagai masa perubahan, meliputi perubahan dalam sikap,
dan perubahan fisik (Pratiwi, 2012). Remaja pada tahap tersebut
mengalami banyak perubahan baik secara emosi, tubuh, minat pola
perilaku dan juga penuh dengan masalah-masalah pada masa remaja
(Hurlock, 2011).
2.1.2 Tahapan Remaja
Menurut Sarwono (2011) ada tiga tahap perkembangan remaja, yaitu :
a. Remaja Awal (early adolescence) usia 11-13 tahun.
Seorang remaja pada tahap ini masih heran akan perubahan-
perubahan yang terjadi pada tubuhnya. Pada tahap ini remaja awal
sulit untuk mengerti dan dimengerti oleh orang dewasa. Remaja
ingin bebas dan mulai berpikir abstrak.
b. Remaja Madya (middle adolescence) usia 14-16 tahun.
Pada tahap ini remaja sangat membutuhkan teman-teman serta
remaja madya mulai timbul keinginan untuk berkencan dengan
lawan jenis dan berkhayal tentang aktivitas seksual sehingga
remaja mulai mencoba aktivitas-aktivitas seksual yang mereka
inginkan.
c. Remaja Akhir (late adolescence) usia 17-20 tahun.
Tahap ini adalah masa konsolidasi menuju periode dewasa yang
ditandai dengan pencapaian 5 hal, yaitu :
1) Minat yang makin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek.

9
2) Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang-
orang dan dalam pengalaman-pengalaman yang baru.
3) Terbentuk identitas seksual yang tidak akan berubah lagi.
4) Egosentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri)
5) Tumbuh “dinding” yang memisahkan diri pribadinya dan
publik.
2.1.3 Karakteristik Perkembangan Sifat Remaja
Menurut Ali (2011), karakteristik perkembangan sifat remaja, yaitu :
1) Kegelisahan
Sesuai dengan masa perkembangannya, remaja mempunyai banyak
angan-angan, dan keinginan yang ingin diwujudkan di masa depan.
Hal ini menyebabkan remaja mempunyai angan-angan yang sangat
tinggi, namun kemampuan yang dimiliki remaja belum memadai
sehingga remaja diliputi oleh perasaan gelisah.
2) Pertentangan
Pada umumnya, remaja sering mengalami kebingungan
karena sering mengalami pertentangan antara diri sendiri dan orang
tua. Pertentangan yang sering terjadi ini akan menimbulkan
kebingungan dalam diri remaja tersebut.
3) Menghayal
Keinginan dan angan-angan remaja tidak tersalurkan,
akibatnya remaja akan menghayal, mencari kepuasan, bahkan
menyalurkan khayalan mereka melalui dunia fantasi. Bersifat
positif, misalnya menimbulkan ide-ide tertentu yang dapat
direalisasikan.
4) Aktivitas Berkelompok
Adanya bermacam-macam larangan dari orang tua akan
mengakibatkan kekecewaan pada remaja bahkan mematahkan
semangat para remaja. Kebanyakan remaja mencari jalan keluar
dari kesulitan yang dihadapi dengan berkumpul bersama teman
sebaya. Mereka akan melakukan suatu kegiatan secara

10
berkelompok sehingga berbagai kendala dapat mereka atasi
bersma.
5) Keinginan Mencoba Segala Sesuatu
Pada umunya, remaja memiliki rasa ingin tahu yang tinggi.
Karena memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, remaja cenderung
ingin berpetualang, menjelajahi segala sesuatu, dan ingin mencoba
semua hal yang belum pernah dialami sebelumnya.
2.1.4 Perkembangan Remaja
1) Perkembangan Fisik
Perkembangan fisik pada remaja ditandai dengan
tumbuhnya rambut di tubuh seperti ketiak dan sekitar alat
kemaluan. Pada anak laki-laki tumbuhnya kumis dan jenggot, dan
suara membesar. Organ reproduksinya juga sudah mencapai
puncak kematangan yang ditandai dengan kemampuannya dalam
ejakulasi, dan sudah menghasilkan sperma. Anak laki-laki
mengalami ejakulasi pertama kali saat tidur atau yang lebih sering
dikenal dengan mimpi basah (Sarwono, 2011).
Perkembangan fisik pada anak perempuan yaitu tumbuhnya
payudara, panggul yang membesar, dan suara yang berubah
menjadi lembut. Pada anak perempuan mengalami puncak
kematangan reproduksi yang ditandai dengan menstruasi pertama.
Menstruasi merupakan tanda bahwa anak perempuan sudah
mampu memproduksi sel telur yang tidak dibuahi, sehingga akan
keluar bersama dengan darah menstruasi melalui vagina (Sarwono,
2011).
2) Perkembangan Emosi
Pada remaja awal mulai ditandai dengan lima dasarnya
yaitu : fisik, rasa aman, afiliasi sosial, penghargaan, dan
perwujudan diri. Setiap remaja juga masih menunjukkan reaksi dan
ekspresi emosinya masih labil. Remaja awal masih belum
terkendali dalam meluapkan ekspresi seperti pernyataan marah,

11
gembira, dan sedih yang setiap saat dapat berubah-ubah dalam
waktu yang cepat (Sarwono, 2011).
3) Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif remaja dapat dilihat dari mereka
dalam menyelesaikan masalahnya yaitu dengan penyelesaian yang
logis. Dalam menyelesaikan masalah remaja juga dapat mencari
solusi dan jalan keluarnya secara efektif. Remaja juga mampu
berpikir secara abstrak setiap menyelesaikan masalah (Potter &
Perry, 2009).
4) Perkembangan Psikososial
Perkembangan psikososial pada remaja biasanya ditandai
dengan ketertarikannya remaja tersebut untuk bersosial pada teman
sebayanya. Pada masa ini, remaja mulai tertarik dengan lawan
jenis. Minat sosialnya bertambah dan penampilannya menjadi lebih
penting dibandingkan sebelumnya. Perubahan fisik yang terjadi
seperti berat badan dan proporsi tubuh dapat menimbulkan
perasaan yang tidak menyenangkan seperti malu, dan tidak percaya
diri(Potter & Perry, 2009).
2.1.5 Resiko Kesehatan
a. Kecelakaan
Kecelakaan menjadi penyebab utama kematian pada
remaja. Kecelakaan kendaraan bermotor mengakibatkan 74%
kematian yang tidak disengaja pada anak usia 10-19 tahun.
(Hockenberry dan Wilso, 2007)
b. Pembunuhan
Pembunuhan merupakan penyebab kematian pada kedua
kelompok usia 15-24 tahun. Kepemilikan senjata akan
mengakibatkan resiko pembunuhan dan bunuh diri bagi remaja,
oleh karena itu tanyakan mengenai keberadaan senjata api di rumah
saat melakukan konseling keluarga. (Hockenberry dan Wilso,
2007)

12
c. Bunuh Diri
Bunuh diri merupakan penyebab kematian ketiga pada
remaja berusia 13-19 tahun. Pada penelitian terbaru national center
for health statistics, sekitar seperlima siswa sekolah menengah atas
pernah mempertimbangkan untuk bunuh diri dalam 12 bulan
terakhir. (Hockenberry dan Wilso, 2007)
d. Penyalahgunaan Obat
Penyalahgunaan obat-obatan merupakan masalah bagi
semua pihak yang berhubungan dengan remaja. Remaja percaya
bahwa subtansi tersebut dapat memberikan kenyamanan dan
meningkatkan performa dirinya. Statiska terkini memperlihatkan
bahwa pada akhir sekolah SMA, 85% remaja telah mengonsumsi
alkohol, 65% telah merokok, dan 49% telah pernah mencoba
marijuana. (Hockenberry dan Wilso, 2007)

2.2 Konsep Dasar Rokok


2.2.1 Pengertian Rokok
Rokok merupakan zat adiktif yang berdampak negatif
bagi kesehatan anak. Karena, rokok dapat menyebabkan adiksi
(ketagihan)dandependensi (ketergantungan) bagi penghisap dan
orang sekitar dari paparan asap rokok. Konsekuensinya,
menjauhkan anak dari paparan rokok bukan hanya menjadi
kebutuhan tetapi kewajiban bagi semua pihak agar jaminan hak
tumbuh kembang anak terfasilitasi dengan baik(Dr.Susanto, M.A,
2017).
2.2.2 Komponen Rokok
Sudiono (2007) menyebutkan kandungan didalam rokok
tidak hanya tembakau, tetapi terdapat bahan kimia yang berbahaya
bagi tubuh. Kandungan utama dalam rokok yaitu nikotin, tar, dan
karbonmonoksida. Nikotin merupakan bahan yang dapat
menyebabkan adiksi atau ketergantungan. Nikotin merupakan

13
racun dan bila digunakan dalam dosis besar dapat mematikan arena
efek paralisis yang ditimbulkannya pada otot pernafasan. Nikotin
meningkatkan denyut jantung dan menyebabkan vasokontriksi
pembuluh darah sehingga mengganggu sirkulasi darah. Denyut
jantung istirahat pada perokok muda meningkat 2-3 detik/menit.
Kandungan yang terdapat dalam rokok selain nikotin
adalah tar, yang terdiri dari 4.000 bahan kimia yang mana 60 bahan
kimia diantaranya bersifat karsinogenik. Tembakau yang dibakar
akanmengeluarkan tar dan zat beracun lainnya. Zat-zat tersebut
menempel pada sepanjang saluran nafas perokok dan pada saat
yang sama akan mengurangi kekenyalan alveolus (kantung udara
dan paru-paru).
Karbon monoksida dalam tubuh akan mengurangi
kemampuan darah untuk menyerap oksigen dari paru-paru. Hal ini
terjadi karena sel darah merah sebagai pengangkut oksigen lebih
mudah berikatan dengan karbon monoksida dibanding dengan
oksigen. Lebih banyak menghisap rokok, lebih banyak karbon
monoksida terserap dalam peredaran darah. Karbon monoksida dari
asap yang dihirup oleh perokok itu sendiri hal tersebut
mengkontribusi penumpukan di dinding pembuluh darah dan
pencetus proses atherosclerosis.
Selain tiga kandungan utama rokok tersebut, rokok juga
mengandung bahan kimia lain. Rokok juga mengandung sianida,
senyawa kimia yang mengandung kelompok cyano. Benzene, juga
dikenal sebagai bensol, senyawa kimia organik yang mudah
terbakar dan berwarna. Cadmium, sebuah logam yang sangat
beracun dan radioaktif. Methanol(alcohol kayu), alkohol yang
paling sederhana yang juga dikenal sebagai metil alkohol.
Asetilena, merupakan merupakan senyawa kimia tak jenuh
yang juga merupakan hidrokarbon alkuna yang paling sederhana.
Ammonia, dapat ditemukan dimana-mana, tetapi sangat beracun

14
dalam kombinasi dengan unsur-unsur tertentu. Formaldehida,
cairan yang sangat beracun yang digunakan untuk mengawetkan
mayat. Hydrogen sianida, racun yang digunakan sebagai fumigant
untuk membunuh semut. Zat ini juga digunakan sebagai zat
pembuat plastik dari pestisida. Arsenic, bahan yang terdapat dalam
racun tikus. Karbon monoksida, bahan kimia beracun yang
ditemukan dalam asap buangan mobil dan motor (Wangolds,
2013).
2.2.3 Etologi
Perilaku merokok adalah perilaku yang dipelajari. Proses
belajar dimulai dari sejak masa anak-anak, sedangkan proses
menjadi perokok pada masa remaja. Proses belajar atau sosialisasi
tampaknya dapat dilakukan melalui transmisi dan generasi
sebelumnya yaitu transmisi vertikal yaitu lingkungan keluarga,
lebih spesifik sikap permisif orang tua terhadap perilaku merokok
remaja. Sosialisasi yang lain melalui transmisi horizontal melalui
lingkungan teman sebaya. Namun demikian, yang paling besar
memberikan kontribusi adalah kepuasan-kepuasan yang diperoleh
setelah merokok atau rokok memberikan kontribusi yang positif.
Pertimbangan-pertimbangan emosional lebih dominan
dibandingkan dengan pertimbangan-pertimbangan rasional bagi
perokok (Komasari & Alvin, 2000).
Dr. H.M. Asrorun Ni,am Sholeh,M.A (2017) menyebutkan
bahwa ada 4 faktor yang memiliki peran besar dalam perilaku
merokok dan berada sangat dekat dengan perokok yaitu :
a. Pengaruh orang tua
Perilaku orang tua dalam merokok, akan berpengaruh pada
anak. Sebab, anak akan memiliki kecenderungan untuk
mengikuti perilaku yang dicontohkan oleh orang tua.
b. Pengaruh teman

15
Hedman et al(2007) menyebutkan bahwa salah satu faktor
risiko pencetus remaja untuk merokok adalah memiliki teman
yang juga sebagai perokok. Diantara remaja perokok terdapat
87% diantaranya memiliki satu atau lebih sahabat yang
perokok, begitu pula dengan remaja bukan perokok.
c. Faktor kepribadian
Salah satu sifat kepribadian yang mempengaruhi remaja
mengkonsumsi rokok dan obat-obat, yaitu sifat konformitas
sosial. Individu yang memiliki skor tinggi pada berbagai tes
konformitas sosial lebih mudah menjadi pengguna rokok dan
obat-obatan dibandingkan dengan individu yang memiliki
skor rendah.
d. Pengaruh iklan
Remaja tertarik untuk mengikuti perilaku seperti pada iklan
rokok, baik dari media cetak ataupun media elektronik
2.2.4 Klasifikasi
Rokok menurut jenisnya ada beberapa jenis diantaranya
bahan pembungkus rokok, bahan baku atau bahan isi rokok, proses
pembuatan rokok, dan penggunaan filter pada rokok :
a. Rokok berdasarkan bahan pembungkus
1) Klobot: rokok yang bahan pembungkusnya berupa jagung
2) Kawung: rokok yang bahanpembungkusnya berupa daun aren
3) Sigaret : rokok yang bahan pembungkusnya berupa kertas
4) Cerutu : rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun tembakau
b. Rokok berdasarkan bahan baku
1) Rokok putih: rokok yang bahan baku atau isinya hanya
daun tembakau yang diberi saus untuk mendapatkan efek
rasa dan aroma tertentu
2) Rokok kretek: yang bahan baku atau isinya berupa daun
tembakau dan cengkeh yang diberi saus untuk
mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu

16
3) Rokok klembak: rokok yang bahan baku atau isinya
berupa daun tembakau, cengkeh, dan kemenyan yang
diberi saus agar mendapat efek rasa dan aroma tertentu
c. Rokok berdasarkan proses pembuatannya
1) Sigaret Kretek Tangan (SKT): rokok yang proses
pembuatannya dengan cara digiling atau dilinting dengan
menggunakan tangan dan atau alat bantu sederhana
2) Sigaret Kretek Mesin (SKM) : rokok yang proses
pembuatannya menggunakan mesin. Sederhananya,
material rokok dimasukan ke dalam mesin pembuat rokok.
Keluaran yang dihasilkan mesin pembuat rokok berupa
rokok batangan. Saat ini mesin pembuat rokok telah
mampu menghasilkan keluaran sekitar enam ribu sampai
delapan ribu batang per menit. Mesin pembuat rokok,
biasanya, dihubungkan dengan mesin pembungkus rokok
sehingga keluaran yang dihasilkan bukan lagi berupa
rokok natangan namun telah dalam bentuk pak. Ada pula
mesin pembungkus rokok yang mampu menghasilkan
keluaran berupa rokok dalam pers, satu pers berisi 10 pak.
Sayangnya, belum ditemukan mesin yang mampu
menghasilkan SKT karena terdapat perbedaan diameter
pangkal dengan diameter ujung SKT. Pada SKM, lingkar
pangkal rokok dan lingkar ujung rokok sama besar.
d. Rokok berdasarkan penggunaan filter
1) Rokok Filter (RF): rokok yang pada bagian pangkalnya
terdapat gabus
2) Rokok Non Filter (RNF): rokok yang pada bagian
pangkalnya tidak terdapat gabus.
e. Dilihat dari komposisinya :
1) Bidis : tembakau yang digulung dengan daun tembuni kering
dan diikat dengan benang. Tar dan karbon monoksidanya

17
lebih tinggi daripada rokok buatan pabrik biasanya ditemukan
di Asia Tenggara dan India.
2) Cigar : dari fermentasi tembakau yang diasapi, digulung
dengan daun tembakau. Ada berbagai jenis yang berbeda dari
setiap Negara, yang terkenal dari Havana, Kuba.
3) Kretek : campuran tembakau dengan cengkeh atau aroma
cengkeh berefek mati rasa dan sakit saluranpernafasan. Jenis
ini paling berkembang dan banyak di Indonesia.
4) Tembakau langsung ke mulut atau tembakau kunyah juga
biasa digunakan di Asia Tenggara dan India. Bahkan 56%
perempuan India menggunakan jenis kunyah. Adalagi jenis
yang diletakkan antara pipi dan gusi, dan tembakau kering
diisap dengan hidung dan mulut.
5) Shisha atau hubbly bubbly : jenis tembakau dari buah-buahan
atau rasa buah-buahan yang disedot dengan pipa dari tabung.
Biasanya digunakan di Afrika Utara, Timur Tengah, dan
beberapa tempat di Asia. Di Indonesia, shisha
sedangmenjamur seperti dikafe-kafe.
2.2.5 Komplikasi
Cahyono (2008) mengatakan tentang bahaya rokok yang
merupakan penyebab kematian dini yang sebenarnya dapat
dicegah. Penyebab kematian utama yang disebabkan oleh rokok
adalah penyakit jantung (1,69 juta kematian), dan kanker paru (0.85
juta kematian). Sekitar 90% kanker paru berhubungan dengan
kebiasaan merokok. Jenis kanker lain yang bisa terkait dengan
rokok adalah kanker kandung kemih, ginjal, kanker leher Rahim.
Kanker esofagus, dan kanker pankreas.
Nikotin adalah salah satu zat beracun yang bersifat adiktif
yang berperan besar dalam menimbulkan gangguan tubuh. Nikotin
dapat meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah. Nikotin
dapat mengaktivasi trombosit dan meningkatkan asam lemak,

18
mencetuskan aterosklerosis, penyempitan pembuluhcoroner.
Penyempitan arteri coroner dapat menimbulkan serangan jantung.
Sumbatan pembuluh darah juga dapat terjadi di tempat lain.
Apabila sumbatan terjadi di pembuluh darah ginjal, menyebabkan
terjadinya hipertensi dan gagal ginjal. Apabila penyumbatan terjadi
di otak bisa menyebabkan terjadinya stroke.
Kemungkinan kanker paru pada perokok 22 kali lebih
besar dari pada non perokok. Kanker hidung, lidah, mulut, kelenjar
ludah kali lebih besar dari non perokok. Kanker pharynk 6-7 kali
lebih besar, kerongkongan 12 kali lebih besar, esofagus 8-10 kali
lebih besar, ginjal 5 kali lebih besar dari non perokok (Depkes,
2009).Rokok juga beresiko menimbulkan impotensi. Rokok juga
dapat menyebabkan disfungsi ereksi pada umur 30-40 tahun. Hal
ini disebabkan karena bahan kimia dalam rokok menyebabkan
penyempitan pada pembuluh darah sekitar genital.
2.2.6 Penatalaksaan
Ada dua metode yang selama ini dikembangkan para ahli
dalam dunia rokok untuk menghentikan kecanduan terhadap rokok
(Syafiie, 2009).
a. Metode yang mengandalkan perubahan perilaku Perokok
berubah tanpa bantuan obat-obatan, terdiri dari :
1) Metode Cold Turkey. Perokok hanya perlu berhenti
merokok. Metode ini tidak menggunakan perencanaan yang
panjang. Perokok cukup menentukan kapan dia akan
melakukannya.
2) Teori perilaku kognitifPerokok hanya akan merubah
perilaku buruk merokok kalau dia tahu bahwa merokok itu
buruk.
3) Pengondisian berbalikTeknik ini sangat unik, yaitu
memasangkan sebuah stimulasi negatif dengan perilaku
yang ingin dirubah.

19
b. Metode yang mengandalkanterapi dan obat-obatan :
1) Terapi penggantian nikotin Nikotin yang biasanya didapat
dari rokok diganti sumbernya dengan nikotin yang didapat
dari kulit (susuk nikotin), mukosa hidung (nikotin sedot
hidung), dan mukosa mulut (permen karet nikotin).
2) Pemberian obat-obatan Obat yang digunakan untuk
membantu keberhasilan berhenti merokok antara lain :
a) Vareniklin. Vareniklin menghalangi nikotin menempel
pada reseptor dan mengurangi rasa nikmat yang
ditimbulkan dari rokok. Efektivitas obat ini sudah teruji
dalam studi terhadap 2.000 perokok. Dosis yang
digunakan untuk terapi adalah 1 mg, diberikan 2 kali
sehari, efek samping yang ditimbulkan adalah mual,
sakit kepala, insomnia dan mimpi buruk, namun hanya
terjadi pada kurang dari 10 % (Larasaty, 2009).
b) Bupropion. Obat ini memiliki efek paten untuk berhenti
merokok, bahkan melebihi khasiat vareniklin. Efek
samping bupropion tersering adalah insomnia, mulut
kering, mual dan dapat menyebabkan kejang dengan
resiko 1:1.000, maka tidak boleh digunakan pada pasien
dengan riwayat epilepsy (Suryadjaja, 2013).
c) Klonidin. Klonidin efektif menurunkan gejala putus
obat pada pasien yang berhenti merokok atau berhenti
minum alkohol. Efek samping utama klonidin adalah
mulut kering dan sedasi. Klonidin berguna bagi pasien
yang memiliki kontraindikasi dengan farmakoterapi
lainnya.
3) Metode hipnotis Perokok diberi intervensi oleh
penghipnotis bahwa merokok itu buruk dan dia harus
berhenti, maka pada saat dia sadar kembali, besar

20
kemungkinan dia akan berhenti, sekalipun dia tidak tahu
siapayang menyuruhnya berhenti.

2.3 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Keluarga


2.3.1 Pengkajian
Pengkajian keperawatan bersifat dinamis, interaktif dan
fleksibel. Data dikumpulkan secara sistematis dan terus-menerus
dengan menggunakan alat pengkajian. Pengkajian keperawatan
keluarga dapat menggunakan metode observasi, wawancara dan
pemeriksaan fisik. (Maglaya,2009).
1. Data Umum
a.Identifikasi Data
a) Identifikasi Kepala Keluarga
Data kepala keluarga meliputi nama kepala
keluarga, alamat dan nomor telepon kepala keluarga jika
ada, pekerjaan dan pendidikan kepala keluarga.
Komposisi keluarga yang terdiri atas nama atau inisial,
jenis kelamin, hubungan dengan kepala keluarga,
umur,pendidikan, dan status imunisasi anggota keluarga,
genogram. (Friedman, 2010)
b) Umur dan jenis kelamin
Terjadinya kenakalan remaja seperti merokok
timbul pertama kali merokok pada umumnya berkisar
antara usia 11-13 tahun dan mereka pada umumnya
merokok sebelum usia 18 tahun (Smett 1994). Merokok
lebih identik ke jenis kelamin laki-laki
c) Pekerjaan
Setiap keluarga terutama orangtua memiliki
kewajiban menfkahi yaitu dengan cara bekerja, akan
tetapi remaja saat ini lebih harus dipantau karena jika
anak sudah terjadi kenakalan masa remajanya seperti

21
merokok akan membuat anak kecanduang, hingga
membahayakan kesehatan anak itu sendiri.
d) Pendidikan
Orang yang berpendidikan lebih tinggi akan
memiliki pengetahuan yang lebih luas dibandingkan
dengan seseorang yang tingkat pendidikannya lebih
rendah, dengan demikianmaka dari itu tingkat
pendidikan mempengaruhi fungsi kognitif karena dengan
pendidikan yang rendah dapat berpengaruh dalam hal
daya ingat Keluarga, efektif dan psikomotorik dalam
pengelolaan penyakit dan akibat serta pentingnya
fasilitas pelayanan kesehatan. (Friedman, 2010)
e) Alamat
Menjelaskan alamat tempat tinggal keluarga dan
klien saat ini.
f) Komposisi Keluarga
Komposisi keluarga berisi riwayat anggota
keluarga. Data ini biasanya disajikan dalam bentuk table
seperti berikut:
Hubu Status Imunisasi Ket
U Pend
N Na J ngan Hepa
mu idika Polio DPT Cam
o ma K denga titis
r n pak
n KK 1 2 3 4 1 2 3 1 2 3

g) Genogram
Merupakan simbol-simbol yang dipakai dalam pembuatan
genogram untuk menggambarkan susunan keluarga.
Aturan pembuatan genogram adalah : (Setiadi, 2008)
(a) Paling sedikit disusun tiga generasi

22
(b) Anggota keluarga yang lebih tua sebelah kiri
(c) Gunakan simbol secara spesifik (laki-laki, perempuan,
cerai, menikah, meninggal, menderita penyakit,
serumah, dll)
(d) Umur anggota keluarga ditulis pada simbol laki-laki
atau perempuan
(e) Tahun dan penyebab kematian ditulis disebelah
simbol laki-laki atau perempuan
 = Laki-laki  = Klien
 = Perempuan  =
Meninggal
- - - = Tinggal satu rumah = Cerai
h) Tipe Dan Bentuk Keluarga
Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta
kendala atau masalah yang terjadi dengan jenis tipe
keluarga tersebut. (Friedman, 2010)
i) Suku bangsa
Menjelaskan tentang anggota keluarga berasal dari
suku mana, dalam hal ini juga menentukan kesamaan
bahasa untuk berkomunikasi antara perawat dengan
keluarga.
j) Agama dan kepercayaan
Menjelaskan mengenai agama yang dianut masing-
masing anggota keluarga serta aturan keluarga yang
dianut keluarga terkait dengan kesehatan. (Friedman,
2010)
k) Status sosial keluarga
Keadaan status ekonomi yang rendah
mempengaruhi dalam kecukupan pemenuhan gizi
keluarga. mengenai pendapatan baik dari kepala keluarga
maupun anggota keluarga lainnya yang sudah bekerja.

23
Selain itu status social ekonomi keluarga ditentukan pula
oleh kebutuhan-kebutuhan yang dikeluarkan oleh
keluarga serta barang-barang yang dimiliki oleh keluarga.
(Friedman, 2010)
l) Aktivitas rekreasi keluarga
Aktivitas yang dilakukan bersama-sama dengan keluarga,
frekuensi aktivitas anggota keluarga, dan penggunaan
waktu senggang secara bersama-sama

b.Riwayat Tahapan Perkembangan Keluarga


Menurut Duvali, tahap perkembangan keluarga
ditentukan dengan anak tertua dari keluarga inti dan
mengkaji sejauh mana keluarga melaksanakan tugas
tahapan perkembangan keluarga. Sedangkan riwayat
keluarga adalah mengkaji riwayat kesehatan keluarga inti
dan riwayat kesehatan keluarga. (Friedman, 2010)
1.Tahapan Keluarga Saat Ini
2.Tahapan Perkembangan Keluarga Yang Belum
Terpenuhi
3.Riwayat Keluarga Inti
4.Riwayat Keluarga Sebelumnya

c.Lingkungan
1.Karaktreristik rumah: Data ini menjelaskan mengenai luas
rumah, tipe, jumlah, ruangan, jumlah jendela, pemanfaatan
ruangan, dan lain sebagainya, (Friedman, 2010).
2. Karakteristik tetangga dan Komunitas: hidup di suatu
komunitas yang mempunyai kebudayaan/keyakinan tertentu
3. mobiolitas geografis keluarga: Moblitas geografis
keluarga yang ditentukan, lama keluarga tinggal didaerah ini,

24
atau apakah sering mempunyai kebiasaan berpindah-pindah
tempat. (Friedman, 2010)
4.Perkumpulan keluarga dan interaksi ddengan
masyarakat:m menjelaskan kebiasaan keluarga berkumpul,
sejauh mana keterlibatan keuarga dalam pertemuan dengan
masyarakat. (Friedman, 2010)
5.Sistem pendukung keluarga: Menjelaskan jumlah anggota
keluarga yang sehat, fasilitas keluarga, dukungan keluarga
dan masyarakat sekitar terkait dengan kesehatan dan lain
sebagainya. (Friedman, 2010).
d.Struktur Keluarga
 Pola komunikasi Keluarga
Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar
anggota keluarga, bahasa apa yang digunakan dalam
keluarga, bagaimana frekuensi dan kualitas
komunikasi yang berlangsung dalam keluarga, dan
adakah hal-hal atau masalah dalam keluarga yang
tertutup untuk didiskusikan. (Friedman, 2010)
 Struktur Kekuatan Keluarga
Keputusan dalam keluarga, siapa yang membuat,
yang memutuskan dalam penggunaan keuangan,
penngambilan keputusan dalam pekerjaan atau tempat
tinggal, serta siapa yang memutuskan kegiatan dan
kedisiplinan anak-anak. (Friedman, 2010).
Sejauhmana keluarga mampu mengambil keputusan
dengan tepat dalam mengatasi masalah anemia yang
ada di keluarga.
 Struktur Peran: Menjelaskan peran diri masing
anggota keluarga baik secara formal maupun informal
dan siapa yang menjadi model peran dalam keluarga
dan apakah ada konflik dalam pengaturan peran yang

25
selama ini dijalani. (Friedman, 2010). Apakah
anggota keluarga sudah menjalankan perannya dalam
keluarga dengan baik sesuai dengan fungsinya.
Seorang penderita anemia akan mengalami penurunan
aktivitas fisik dalam melaksanakan peran.
 Nilai dan norma keluarga: Menjelaskan mengenai
nilai norma yang dianut keluarga yang berhubungan
dengan kesehatan. (Friedman, 2010)
e.Fungsi Keluarga
 Fungsi afektif
Komunikasi yang tidak efektif di dalam keluarga dapat
mempengaruhi ketidakharmonisan atau kehangatan di
dalam suatu keluarga.
 Fungsi sosialisasi
Menanyakan adanya otonomi dalam setiap anggota
keluarga, adanya ketergantungan, yang bertanggung
jawab membesarkan anak, factor social budaya yang
mempengaruhi pola-pola dalam membesarkan anak,
masalah dalam membesarkan anak, adanya peralatan
yang cocok bagi anak untuk bermain sesuai usianya.
(Padila, 2012).
 Fungsi perawatan kesehatan
Data yang dikaji terdiri atas keyakinan dan nilai perilaku
keluarga utnuk kesehatan, bagaimana keluarga
menanamkan nilai kesehatan terhadap anggita keluarga,
konsistensi keluarga dalam melaksanakan nilai kesehatan
keluarga.
Pengkajian data pada fungsi perawatan kesehatan
difokuskan pada data tugas keluarga dibidang kesehatan.
Tugas kesehatan keluarga menurut Friedman (1988) ada 5
(lima), yaitu:

26
1) Kemampuan keluarga mengenai masalah
kesehatan.
Data yang dikaji adalah apakah keluarga mengetahui
masalah kesehatan yang sedang diderita anggota
keluarga, apakah keluarga mengerti tentang arti dari
tanda dan gejala penyakit yang diderita anggota
keluarga. Bagaimana persepsi keluarga terhadap
masalah kesehatan anggota keluarga, bagaimana
persepsi keluarga terhadap upaya yang dilakukan
untuk menjaga kesehatan.
2) Kemampuan keluarga mengambil keputusan yang
tepat.
Data yang dikaji adalah bagaimana kemampuan
keluarga mengambil keputusan apabila ada anggota
keluarga yang sakit, apakah diberikan tindakan sendiri
di rumah atau dibawa ke fasilitas pelayanan
kesehatan. Siapa yang mengambil keputusan untuk
melakukan suatu tindakan apabila anggota keluarga
sakit, bagaimana proses pengambilan keputusan
dalam keluarga apabila ada anggota keluarga yang
mengalami masalah kesehatan.
3) Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga
yang sakit.
Data yang dikaji adalah bagaimana keluarga mampu
melakukan perawatan untuk anggota keluarganya
yang mengalami masalah kesehatan. Apakah keluarga
mengetahui sumber-sumber makanan bergizi, apakah
diet keluarga yang mengalami masalah kesehatan
sudah memadai, siapa yang bertanggung jawab
terhadap perencanaan belanja dan pengolahan
makanan untuk anggota keluarga yang sakit, berapa

27
jumlah dan komposisi makanan yang dikonsumsi oleh
keluarga yang sakit sehari, bagaimana sikap keluarga
terhadap makanan dan jadual makan. Apakah jumlah
jam tidur anggota keluarga sesuai dengan
perkembangan, apakah ada jadual tidur tertentu yang
harus diikuti oleh anggota keluarga, fasilitas tidur
anggota keluarga. Bagaimana kebiasaan olah raga
anggota keluarga, persepsi keluarga terhadap
kebiasaan olah raga, bagaimana latihan anggota
keluarga yang mengalami masalah kesehatan. Apakah
ada kebiasaan keluarga mengkonsumsi kopi dan
alkohol, bagaimana kebiasaan minum obat pada
anggota keluarga yang mempunyai masalah
kesehatan, apakah keluarga secara teratur
menggunakan obat-obatan tanpa resep, apakah obat-
obatan ditempatkan pada tempat yang aman dan jauh
dari jangkauan anak-anak. Apakah yang dilakukan
keluarga untuk memperbaiki status kesehatannya, apa
yang dilakukan keluarga untuk mencegah terjadinya
suatu penyakit, apa yang dilakukan keluarga dalam
merawat anggota keluarga yang sakit, apakah ada
keyakinan, sikap dan nilai-nilai dari keluarga dalam
hubungannya dengan perawatan di rumah
4) Kemampuan keluarga memodifikasi lingkungan
yang sehat.
Kemampuan keluarga memodifikasi lingkungan yang
sehat. Data yang dikaji adalah bagaimana keluarga
mengatur dan memelihara lingkungan fisik dan
psikologis bagi anggota keluarganya. Lingkungan
fisik, bagaimana keluarga mengatur perabot rumah
tangga, menjaga kebersihannya, mengatur ventilasi

28
dan pencahayaan rumah. Lingkungan psikologis,
bagaimana keluarga menjaga keharmonisan hubungan
antaranggota keluarga, bagaimana keluarga
memenuhi privasi masing-masing anggota keluarga.
5) Kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan.
Data yang dikaji adalah apakah keluarga sudah
memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang
mudah dijangkau dari tempat tinggalnya, misalnya
Posyandu, Puskesmas Pembantu, Puskesmas, dan
Rumah Sakit terdekat dengan rumahnya. Sumber
pembiayaan yang digunakan oleh keluarga,
bagaimana keluarga membayar pelayanan yang
diterima, apakah keluarga masuk asuransi kesehatan,
apakah keluarga mendapat pelayanan kesehatan
gratis. Alat transportasi apa
yang digunakan untuk mencapai pelayanan kesehatan,
masalah apa saja yang ditemukan jika keluarga
menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan umum.
 Fungsi reproduksi
Seorang ibu yang melahirkan mempunyai resiko
mengalami anemia pada kehamilannya.
 Fungsi ekonomi
Pendapatan keluarga yang rendah dapat mempengaruhi
keterbatasan pemenuhan kebutuhan gizi dan penggunaan
fasilitas keluarga yang lainnya.
f.Stress Dan Koping Keluarga
1) Stressor Jangka Pendek Dan Panjang
(a) Stressor jangka pendek yaitu stressor yang
dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian
dalam waktu ± 6 bulan

29
(b) Stressor jangka panjang yaitu stressor yang
dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian
dalam waktu ≥ 6 bulan
2) Kemampuan Keluarga Berespons Terhadap
Situasi/Stressor
Respon keluarga terhadap stressor, mengkaji sejauh
mana keluarga berespon terhadap situasi atau
stressor.
3) Strategi Koping yang Digunakan
Strategi Koping, strategi koping apa yang digunakan
keluarga bila menghadapi permasalahan.
4) Strategi Adaptasi Disfungsional
Strategi adaptasi disfungsional, jelaskan mengenai
adaptasi disfungsional yang digunakan keluarga
bila menghadapi permasalahan. (Setiadi, 2008)
2. Harapan Keluarga: Pada akhir pengkajian, perawat
menanyakan harapan keluarga terhadap petugas kesehatan
yang ada. (Padila, 2012)
3. Pemeriksaan fisik: Semua anggota keluarga diperiksa secara
lengkap seperti prosedur pemeriksaan fisik ditempat
pelayanan kesehatan. (Padila, 2012)

2.3.2 Diagnosa Keperawatan


Diagnosa keperawatan adalah respon individu pada
masalah kesehatan baik yang aktual maupun potensial. Masalah
aktual adalah masalah yang diperoleh pada saat pengkajian,
sedangkan masalah potensial adalah masalah yang mungkin timbul
kemudian. Jadi diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan
yang jelas, padat dan pasti tentang status dan masalah kesehatan
yang dapat diatasi dengan tindakan keperawatan. Dengan demikian
diagnosis keperawatan ditetapkan berdasarkan masalah yang

30
ditemukan. Diagnosa keperawatan akan memberi gambaran
masalah dan status kesehatan masyarakat baik yang nyata (aktual),
dan yang mungkin terjadi  (Mubarak, 2009). Diagnosa keperawatan
ditegakkan berdasarkan tingkat reaksi terhadap stressor yang ada.
Selanjutnya dirumuskan dalam 3 komponen: Problem, Etiologi,
Simptom (Herawati & Neny FS, 2012).
Diagnosa keperawatan keluarga adalah keputusan klinis
mengenai individu, keluarga atau masyarakat yang diperoleh
melalui suatu proses pengumpulan data dan analisa cermat dan
sistematis, memberikan dasar untuk menetapkan tindakan-tindakan
dimana perawat bertanggung jawab melaksanakannya. Diagnosa
keperawatan keluarga dianalisis dari hasil pengkajian terhadap
adanya masalah dalam tahap perkembangan keluarga, lingkungan
keluarga, struktur keluarga, fungsi-fungsi keluargadan koping
keluarga, baik yang bersifat aktual, resiko maupun sejahtera
dimana perawat memiliki kewenangan dan tanggung jawab untuk
melakukan tindakan keperawatan bersama-sama dengan keluarga
dan berdasarkan kemampuan dan sumber daya keluarga.

Tahap dalam diagnosa keperawatan keluarga antara lain:


a. Analisa data
Setelah data terkumpul maka selanjutnya dilakukan analisa data,
yaitu mengkaitkan data dan menghubungkan dengan konsep teori
dan prinsip yang relevan untuk membuat kesimpulan dalam
menentukan masalah kesehatan dan keperawatan keluarga. Cara
menganalisa data adalah:
1) Validasi data, yaitu meneliti kembali data yang terkumpul dalam
format pengkajian
2) Mengelompokan data berdasarkan kebutuhan bio-psiko-sosial
dan spiritual
3) Mengembangkan standart

31
4) Membuat kesimpulan tentang kesenjangan yang diketemukan.
Ada 3 norma yang perlu diperhatikan dalam melihat perkembangan
kesehatan keluarga untuk melakukan analisa data, yaitu:
a. Keadaan kesehatan yang normal bagi setiap anggota keluarga,
yang meliputi:
1) Keadaan kesehatan fisik, mental, dan sosial anggota keluarga
2) Keadaan pertumbuhan dan perkembangan anggota keluarga
3) Keadaan gizi anggota keluarga
4) Status imunisasi anggota keluarga
5) Kehamilan dan KB
b. Keadan rumah dan sanitasi lingkungan, yang meliputi:
1) Rumah yang meliputi ventilasi, penerangan,
kebersihan, kontruksi, luas rumah dan sebagainya
2) Sumber air minum
3) Jamban keluarga
4) Tempat pembuangan air limbah
5) Pemanfaatan pekarangan yang ada dan sebagainya
c. Karakteristik keluarga, yang meliputi :
1) Sifat-sifat keluarga
2) Dinamika dalam keluarga
3) Komunikasi dalam keluarga
4) Interaksi antar anggota keluarga
5) Kesanggupan keluarga dalam membawa
perkembangan anggota keluarga
6) Kebiasaan dan nilai-nilai yang berlaku dalam keluarga.
Dalam proses analisa, data dikelompokan menjadi 2 yaitu data
subyektif dan o byektif

b. Perumusan masalah

32
Perumusan masalah keperawatan keluarga dapat diarahkan kepada
sasaran individu dan atau keluarga. Komponen diagnosis
keperawatan keluarga meliputi problem, etiologi dan sign/simpton.
1) Masalah (Problem)
Tujuan penulisan pernyatan masalah adalah menjelaskan status
kesehatan atau masalah kesehatan secara jelas dan sesingkat
mungkin.
a) Aktual (terjadi defisit/gangguan kesehatan)
Masalah ini memberikan gambaran berupa tanda dan gejala
yang jelas mendukung bahwa benar-benar terjadi.
b) Resiko (ancaman kesehatan)
Masalah ini sudah ditunjang dengan data yang akan mengarah
pada timbulnya masalah kesehatan bila tidak segera ditangani.
c) Potensial/sejahtera
Status kesehatan berada pada kondisi sehat dan ingin
meningkat lebih optimal.
d) Sindrom
Diagnosa yang terdiri dari kelompok diagnosa aktual dan
resiko tinggi yang diperkirakan akan muncul karena suatu
kejadian/ situasi tertentu.
2) Penyebab (Etiologi)
Dikeperawatan keluarga etiologi ini mengacu kepada 5 tugas
keluarga, yaitu:
1) Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya
2) Mengambil keputasan untuk melakukan tindakan yang tepat
3) Memberikan keperawatan anggotanya yang sakit atau yang
tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau
usiannya yang terlalu muda
4) Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan
kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga

33
5) Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan
lembaga kesehatan (pemanfaatkan fasilitas kesehatan yang
ada)
3) Tanda (Sign)
Tanda dan gejala adalah sekumpulan data subyektif dan objektif
yang diperoleh perawat dari keluarga yang mendukung masalah
dan penyebab. Tanda dan gejala dihubungkan dengan kata-kata
“yang dimanifestasikan dengan”.

c. Prioritas masalah
Untuk menentukan prioritas terhadap diagnosa keperawatan keluarga
yang ditemukan dihitung dengan menggunakan skala prioritas (skala
Baylon dan Maglaya) sebagi berikut :
a) Tentukan skor untuk tiap kriteria
b) Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan bobot
skor / angka tertinggi x bobot=
c) Jumlahkan skor untuk semua kriteria
d) Factor-faktor yang dapat mempengaruhi penentuan prioritas:
Penentuan prioritas masalah didasarkan dari empat kriteria yaitu
sifat masalah, kemungkinan dapat diubah, potensi masalah untuk
dicegah dan menonjolnya masalah.

2.3.3 Diagnosis Keperawatan


Daftar diagnosis keluarga:
a. Aktual: ketidakefektifan
b. Resiko
c. Potensial: Potensial peningkatan
Diagnosa Keperawatan keluarga yang sering muncul ialah :
1) Resiko Gangguan Pertukaran Gas berhubungan dengan perubahan
membran alveolus-kapiler ditandai dengan pH arteri menurun, pola
nafas abnormal

34
2) Ketidakefektifan jalan nafas berhubungan dengan hambatan upaya
nafas ditandai dengan pola nafas abnormal, takikardi.
3) Defisit Pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar
informasi
4) Resiko Cedera ditandai dengan terpapar zat kimia toksik

2.3.4 Intervensi Keperawatan


Perencanaan merupakan proses penyusunan strategi atau intervensi
keperawatan yang dibutuhkan untuk mencegah, mengurangi atau mengatasi
masalah kesehatan klien yang telah diidentifikasi dan divalidasi pada tahap
perumusan diagnosis keperawatan. Perencanaan disusun dengan penekanan
pada partisipasi klien, keluarga dan koordinasi dengan tim kesehatan lain.
Perencanaan mencakup penentuan prioritas masalah, tujuan, dan rencana
tindakan. Tahapan penyusunan perencanaan keperawatan keluarga adalah
sebagai berikut :
b. Menetapkan prioritas masalah
Menetapkan prioritas masalah/ diagnosis keperawatan keluarga
adalah dengan menggunakan skala menyusun prioritas dari Maglaya
(2009).
No Kriteria Skor Bobot
1 Sifat masalah
Skala :
1. Wellnes
3
2. Actual
3 1
3. Resiko
2
4. Potensial
1
2 Kemungkinan masalah dapat
diubah
Skala:

35
2 2
1. Mudah
1
2. Sebagian
0
3. Tidakdapat
3 Potensi masalah untuk
dicegah
Skala :

1. Tinggi
3 1
2. Cukup
2
3. Rendah
1
4 Menonjolnya masalah
Skala :
1. Segera
2 1
2. Tidakperlu
1
3. Tidakdirasakan
0

Penentuan prioritas sesuai dengan kriteria skala:


1. Kriteria I, yaitu sifat masalah untuk mengetahui sifat masalah ini
mengacu pada etiologi masalah kesehatan yang terdiri dari 3
kelompok besar, yaitu:
a. Ancaman kesehatan
Keadaan yang disebut dalam ancaman kesehatan antara lain:
1) Penyakit keturunan (asma, DM, dan sebagainya)
2) Anggota keluarga ada yang menderita penyakit menular
(TBC, gonore hepatitis, dan sebagainya)
3) Jumlah anggota keluarga terlalu bessar dan tidak sesuai
dengan kemampuan sumber daya keluarga
4) Resiko terjadi kecelakaan (lingkungan rumah tidak aman)

36
5) Kekurangan atau kelebihan gizi dari masing-masing
anggota keluarga
6) Keadaan yang menimbulkan stress, antara lain: Hubungan
keluarga tidak harmonis, Hubungan orang tua dan anak
yang tegang, Orang tua yang tidak dewasa
7) Sanitasi lingkungan yang buruk, diantaranya: Ventilasi
kurang baik, Sumber air minum tidak memenuhi syarat ,
Polusi udara , Tempat pembuangan sampah yang tidak
sesuai syarat , Tempat pembuangan tinja yang mencemari
sumber air minum , kebisingan
8) Kebiasaan yang merugikan kesehatan, seperti: Merokok,
Minum minuman keras , Makan obat tanpa resep, Makan
daging mentah , Hygiene perseorangan jelek
9) Kurang / tidak sehat
Yaitu kegagalan dalam memantapkan kesehatan, seperti
keadaan sakit (sesudah atau sebelum didiagnosa) dan gagal
dalam pertumbuhan dan perkembangan yang tidak sesuai
dengan pertumbuhan normal.
10) Situasi krisis (keadaan sejahtera)
2. Kriteria II, yaitu kemungkinan masalah dapat diubah
a) Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan
untung menangani masalah
b) Sumber daya keluarga dalam bentuk fisik, keuangan, dan
tenaga
c) Sumber daya perawat dalam bentuk pengetahuan,
keterampilan,dan waktu
d) Sumber daya masyarakat dalam bentuk fasilitas, organisasi
dalam masyarakat dan songkongan masyarakat
3. Kriteria III, yaitu potensial masalah dapat dicegah, faktor-faktor
yang perlu diperhatikan adalah:

37
1) Kepelikan dari masalah yang berhubungan dengan
penyakit/masalah
2) Lamanya masalah yang berhubungan dengan jangka waktu
masalah
3) Tindakan yang sedang dijalankan adalah tindakan-tindakan yang
tepat dalam memperbaiki masalah
4) Adanya kelompok “High Risk” atau kelompok yang sangatpeka
menambah potensi untuk mencegah masalah
4. Kriteria IV, yaitu menonjolnya masalah
Prioritas didasarkan pada diagnosa keperawatan yang mempunyai
skor tertinggi dan disusun sampai skor terendah
Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam penyusunan tujuan
keperawatan keluarga yaitu :
a) Tujuan harus berorientasi pada keluarga, dimana keluarga
diarahkan untuk mencapai suatu hasil.
b) Kriteria hasil atau standar hasil pencapaian tujuan harus benar-
benar bisa diukur dan dapat dicapai oleh keluarga.
c) Tujuan menggambarkan berbagai alternative pemecahan
masalah yang dapat dipilih oleh keluarga.
d) Tujuan harus bersifat spesifik atau sesuai dengan konteks
diagnosis keperawatan keluarga dan factor-faktor yang
berhubungan.
e) Tujuan untuk menggambarkan kemampuan dan tanggungjawab
keluarga dalam pemecahan masalah. Penyusunan tujuan harus
bersama-sama dengan keluarga.
Kriteria Keluarga Mandiri:
1. KM I:
a. Menerima petugas puskesmas
b. Menerima yankes sesuai rencana
2. KM II:
a. Menerima petugas puskesmas

38
b. Menerima yankes sesuai rencana
c. Menyatakan masalah secara benar
d. Memanfaatkan sarana kesehatan sesuai anjuran
3. KM III:
a. Menerima petugas puskesmas
b. Menerima yankes sesuai rencana
c. Menyatakan masalah secara benar
d. Memanfaatkan sarana kesehatan sesuai anjuran
e. Melaksanakan tindakan pencegahan secara akif
4. KM 1V:
a. Menerima petugas puskesmas
b. Menerima yankes sesuai rencana
c. Menyatakan masalah secara benar
d. Memanfaatkan sarana kesehatan sesuai anjuran
e. Melaksanakan tindakan pencegahan secara akif

Perencanaan Keperawatan :
1) D : Gangguan Pertukaran Gas berhubungan dengan perubahan
membran alveolus-kapiler ditandai dengan pH arteri menurun, pola
nafas abnormal.
Tujuan :
Umum : setelah dilakukan tindakan keluarga mampu merawat
anggota keluarga yang mengalami penurunan pH arteri
Khusus : setelah dilakukan kunjungan keluarga dapat:
1. Mengetahui masalah gangguan pertukaran gas
2. Mengambil keputusan untuk gangguan pertukaran
gas
3. Melakukan perawatan untuk gangguan pertukaran
gas
4. Memodifikasi lingkungan untuk mengatasi
gangguan pertukaran gas

39
5. Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada untuk
mengatasi gangguan pertukaran gas
Kriteria hasil :respon verbal / respon non verbal / respon psikomotor
Intervensi :
- Menjelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
Rasional: agar keluarga dan klien mengetahui tindakan yang akan
diberikan
- Monitor adanya sumbatan jalan napas
Rasional : agar mengetahui penyebab terjadinya gangguan pertukaran
gas
- Monitor saturasi oksigen
Rasional : agar mengetahui perkembangan saturasi oksigen pada klien
- Menginformasikan hasil pemantauan
Rasional: agar klien dan keluarga mengetahui perkembangan setiap
tindakan yang diberikan

2) D : Pola Nafas Tidak Efektif berhubungan dengan hambatan upaya


nafas ditandai dengan pola nafas abnormal, takikardi.
Tujuan :
Umum : setelah dilakukan tindakan keluarga mampu merawat
anggota keluarga yang mengalami hambatan upaya
untuk bernapas
Khusus : setelah dilakukan kunjungan keluarga dapat:
1. Mengetahui masalah pola nafas tidak efektif
2. Mengambil keputusan untuk pola nafas tidak efektif
3. Melakukan perawatan pola nafas tidak efektif
4. Memodifikasi lingkungan untuk mengatasi pola
nafas tidak efektif
5. Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada untuk
mengatasi pola nafas tidak efektif
Kriteria hasil :respon verbal / respon non verbal / respon psikomotor

40
Intervensi :
- Memonitor jalan napas (frekuensi)
Rasional : untuk mengetahui perkembangan frekuensi napas
klien
- Memonitor sputum (jumlah, warna, aroma)
Rasional : untuk mengetahui karakteristik sputum klien
- Memberikan oksigen
Rasional: untuk membantu pernafasan pada klien
- Ajarkan teknik batuk efektif
Rasional: agar klien dapat menerapkan batuk efektif

2.3.5 Pelaksanaan Keperawatan


Pelaksanaan Keperawatan atau Implementasi pada asuhan
kepeawatan keluarga dapat dilakukan pada individu dalam
keluarga dan pada anggota keluarga lainnya. Implementa;si yang
ditujukan pada individu meliputi :
1. Tindakan keperawatan langsung
2. Tindakan kolaboratif dan pengobatan dasar
3. Tindakan observasi
4. Tindakan pendidikan kesehatan
Implementasi yang ditujukan pada keluarga meliputi :
1) Meningkatkan kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai
masalah dan kebutuhan kesehatan dengan cara memberikan
informasi, mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang
kesehatan, mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah.
2) Membantu keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat
untuk individu dengan cara mengidentifikasi konsekuensi jika tidak
melakukan tindakan, mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki
keluarga, mendiskusikan tentang konsekuensi tiap tindakan.
3) Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang
sakit dengan cara mendemonstrasikan cara perawatan, menggunakan

41
alat dan fasilitas yang ada di rumah, mengawasi keluarga melakukan
perawatan.
4) Membantu keluarga menemukan cara bagaimana membuat
lingkungan menjadi sehat, dengan cara menemukan sumber-sumber
yang dapat digunakan keluarga, melakukan perubahan lingkungan
keluarga seoptimal mungkin.
5) Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang
ada dengan cara mengenalkan fasilitas yang ada dilingkungan
keluarga, membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang
ada.
2.3.6 Evaluasi Keperawatan
Sesuai dengan rencana tindakan yang telah diberikan,
penilaian dan evaluasi diperlukan untuk melihat keberhasilan. Bila
tidak tahu atau belum ada hasil, perlu disusun rencana baru yang
sesuai. Semua tindakan keperawatan mungkin tidak dapat
dilaksanakan dalam satu kali kunjungan keluarga, untuk itu dapat
dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan waktu dan kesediaan
klien atau keluarga. Tahapan evaluasi dapat dilakukan selama
proses asuhan keperawatan dan pada akhir pemberian asuhan.
Perawat bertanggung jawab untuk mengevaluasi status dan
kemajuan klien dan keluarga terhadap pencapaian hasil dari tujuan
keperawatan yang telah ditetapkan sebelumnya. Kegiatan evaluasi
meliputi mengkaji kemajuan status kesehatan individu dalam
konteks keluarga, membandingkan respon individu dan keluarga
dengan kriteria hasil dan menyimpulkan hasil kemajuan masalah
serta kemajuan pencapaian tujuan keperawatan.

42
BAB 3
TINJAUAN KASUS
Kasus:
Keluarga Tn. B memiliki memiliki seorang istri yang bernama Ny.S, dan 2
anak yang bernama An.S dan An.R. Keluarga Tn. B memiliki masalah
kebiasaan masalah remaja pada anaknya yang bernama An.S. An. S seorang
remaja yang masih duduk di bangku sekolah (SMK). Agama keluarga Tn. B
adalah islam.Pekerjaan Tn.B sebagai buruh, dan istrinya sebagai karyawan
pabrik, anak pertamanya bekerja sebagai security. Kehidupan dilingkungan
Tn.B mayoritas pendatang. Dan keluarga Tn.B selalu menghabiskan waktu
bersama. Keluarga Tn.B pola hidupnya sering merokok khususnya An.S.
A. PENGKAJIAN
1. Data umum
a) Nama kepala keluarga : Tn.B
b) Tempat tanggal lahir dan usia : Surabaya, 13 April 1972 dan 46 tahun
c) Pendidikan : SMA
d) Pekerjaan : Swasta
e) Alamat : Surabaya
f) Komposisi Anggota Keluarga :
No Nama Jenis Kelamin Hub. TTL atau Pendidik Pekerjaan Status
. Dengan Umur an Imunisasi
KK

1. Ny.S Perempuan Istri Semarang, SMA Karyawan lengkap


10 Mei
1976 atau
41 tahun

2. An.S Laki-Laki Anak Semarang, SMK Security Lengkap


27
Desember
2001 atau

43
19 tahun

3. An.R Laki-Laki Anak Surabaya, SMP Pelajar Lengkap


22 Februari
2004 atau
16 tahun

Genogram

Tn.A
Tn.B Ny. Ny.R
55 S
46 45

An.S An.R
19 16

Keterangan :
= Klien = Perempuan
_ _ _ _ = Tinggal satu rumah = Laki – laki
= Meninggal

g) Tipe keluarga :
Tipe keluarga Tn.B adalah nuclear family atau keluarga inti,
dimana di dalam rumah hanya ada Tn.B, Ny.S, dan kedua anaknya.
Kedua anaknya bernama An.S dan An.R

44
h) Suku :
Tn.B berasal dari daerah Surabaya dan Ny.S berasal dari daerah
jawa tengah dan dalam berkomunikasi sehari-hari menggunakan
Bahasa Jawa. Pola hidup keluarga Tn.B khusunya An.S sering
merokok. Mayoritas penduduk di lingkungan keluarga Tn.B banyak
yang pendatang dari berbagai daerah.
i) Agama dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan.
Seluruh keluarga Tn.B beragama islam. Tn. B beribadah dirumah
berjamaah hanya dengan istri dan anak keduanya, karena An.S bekerja
shift malam. Keluarga Tn.B menjalani ibadah sesuai dengan agama
yang dianutnya. Tidak ada kebiasaan khusus yang bertentangan
dengan masalah kesehatan.
j) Status sosial ekonomi keluarga :
Sumber penghasilan keluarga Tn.B berasal dari Tn.B sebagai
buruh, Ny.S sebagai karyawan pabrik dan anak pertamanya yaitu
An.S yang bekerja sebagai security penghasilan Tn.B Rp ± 1000.000
kemudian penghasilan Ny.S Rp ± 500.000 dan An.S Rp.± 1.500.000
dari uang tersebut digunakan untuk membayar keperluan bulannya
seperti, air, listrik dan juga digunakan untuk adiknya sekolah dan juga
digunakan untuk biaya sehari-hari keluarga Tn.B.
k) Aktivitas rekreasi keluarga :
Keluarga Tn.B biasa menghabiskan waktu bersama keluarga
dengan menonton tv, bermain hp serta mengobrol. Biasanya kalau
libur lebaran pulang kampung ke Jawa Tengah.
2. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
a) Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga Tn.B saat ini adalah tahap
perkembangan anak usia remaja akhir dan termasuk tahap ke 5 yaitu
tahap keluarga dengan anak remaja dalam 8 tahap perkembangan
keluarga alasannya yaitu karena anak pertama Tn.B berumur 19 tahun.

45
1) Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab
mengingat remaja yang sudah bertambah dewasa dan meningkat
otonominya. Pada tugas perkembangan ini telah terpenuhi, karena
Tn.B dan Ny.S sudah memberikan kepercayaan kepada An.S yang
sudah belajar mandiri mencari rezeki dan tanggung jawab dengan
pekerjaannya sekarang sebagai security.
2) Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga.
Hubungan yang intim pada keluarga Tn.B dan Ny.S terjalin
dengan baik, Ny.S suka memasak sebelum berangkat kerja untuk
anak dan suaminya, selalu makan bersama jika pagi hari dan
malam hari, jika ada waktu senggang suka menonton televisi
bersama dan pergi berlibur jika waktu libur panjang.
b) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi.
1) Mempertahankan komunikasi terbuka anatara anak dan orangtua.
Tn.B dan Ny.S bekerja mulai pagi hingga sore. Mereka hanya bisa
berkomunikasi disaat pulang kerja dan di waktu malam.
Komunikasi An.S dengan orang tuanya berkurang karena dirinya
sudah bekerja, dia tidak sempat bertemu dengan kedua orang
tuanya di malam dan esok hari jika mendapatkan shift malam.
c) Riwayat keluarga inti
Riwayat kesehatan keluarga Tn.B, Tn.B merasa dirinya sehat
begitupun istri dan anak keduanya. An.S mengatakan dirinya sering
merasakan batuk dan sesak dada. Ny.S mengatakan bahwa An.S
mempunyai asma sejak usia 15 tahun. Ny.S mengatakan An.S sudah
merokok di usia tersebut. Ny.S takut jika terjadi apa apa dengan An.S
jika tidak berhenti merokok.
d) Riwayat keluarga sebelumnya
Dari keluarga orang tua Tn.B tidak memiliki riwayat penyakit
seperti jantung, kanker, diabetes dan lain lain, begitupun keluarganya
Ny.S tidak mempunyai riwayat penyakit.
3. Kesehatan lingkungan

46
a) Karakteristik rumah (termasuk denah rumah)

Keluarga Tn.S tinggal di daerah surabaya dimana lingkungannya


sangat padat penduduk, rumah yang ditinggali keluarga Tn.S adalah
kontrakan dengan ukuran 3 x 5 meter Dinding rumahnya terbuat dari
tembok dan atapnya terbuat dari genteng dan asbes, kontrakan
keluarga Tn.S berlantai 2 dimana terdapat 1 jendela, 1 pintu, 2 kamar
tidur, 1 kamar mandi. Ventilasi ada kira-kira < 10 % luas lantai,
cahaya yang masuk pada siang hari tidak ada, penerangan
menggunakan listrik, lantai rumah dari ubin Secara keseluruhan
kondisi rumah keluarga Tn.B rapih dan bersih. Tidak ada halaman
rumah, tidak ada ruang tamu, tidak ada dapur, kamar utama itu
merupakan tempat menonton televisi dan bersih, kamar mandi
bersih. Suasana kontrakan keluarga Tn.B nyaman terkadang bising.
Pengelolaan sampah rumah dan sampah dapur biasanya di bawah
kontrakan ada tempat sampah yang biasa di angkut oleh petugas
sampah.
Sumber air dari PAM dan untuk minum tidak dari situ tetapi
membeli di warung, air tidak berbau dan tidak ada pengendapan.
Jamban di rumah ada berupa jamban cemplung, jarak
penampungan air dari sumber air > 10 meter. Pembuangan air
limbah ada di bawah kontrakan dan tampakbaik.

DENAHRUMAH
tangga Ruang tv

S
Kamar tidur
Kamar Kamar
mandi tidur

U
b) Karakteristik tetangga dan komunitas tetangga

47
Keluarga Tn.B selama tinggal tidak pernah memiliki masalah ataupun
terdapat konflik dengan tetangga di lingkungan tempat tinggalnya dan
selalu hubungan silahturahmi dengan tetangga terjalin baik. Kelurga
Tn.B bersikap ramah dan sangat baik dengan tetangga. Dilingkungan
rumah keluarga Tn.B tetangganya ramah-ramah dan sopan.
c) Mobilitas geografis keluarga
Tn.B tinggal di daerah surabaya dari lahir, pernah ke jawa tengah
ke semarang ada urusan tertentu kemudian bertemu dengan Ny.S.
Tn.B menikah dengan Ny.S menetap di semarang dan memiliki An.S.
Kemudian Tn.B kembali ke surabaya karena pekerjaannya dan
memiliki An.R.
d) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Keluarga Tn.B melalukan perkumpulan keluarga pada moment
lebaran bersilahturahmi dengan keluarga besar. Keluarga Tn.B dalam
interaksi dan bersosialisasi dengan masyarakat sekitar juga baik Tn.B
sering mengikuti kegiatan.
e) Sistem pendukung keluarga

Keluarga Tn.B ketika mendapat musibah dibantu oleh tetangga


dan saudara dari Ny.S keluarga Tn.B mendapatkan bantuan dari
pemerintah berupa BPJS yang diterima oleh keluarga Tn.B dalam
memenuhi kebutuhan kesehatan. Dalam kehidupan sehari-hari
keluarga Tn.B selalu mendapat dukungan dari setiap anggota
keluarga yang lain.
4. Data strutur Keluarga
a) Pola komunikasi keluarga
Tn.B mengatakan bahwa ia dan istrinya berkomunikasi dengan
menggunakan bahasa Jawa, pola komunikasi keluarga Tn.B adalah
pola komunikasi fungsional dimana Tn.B mengatakan ‘Jika salah satu
anggota keluarganya mendapatkan masalah segera untuk membuka
diri dan menyelesaikan masalah dengan musyawarah keluarga”.
b) Struktur kekuatan keluarga

48
Di dalam pengambilan keputusan di keluarga menggunakan
metode musyawarah dan yang mengambil keputusan adalah kepala
keluarga atau Tn.B, anggota keluarga lain yang dipercaya oleh
keluarga adalah ibu, secara keseluruhan hubungan keluarga Tn.B
saling harmonis karena menghormati dan menghargai satu sama lain.
c) Struktur peran
a) Formal
Tn.B sebagai kepala keluarga dan mencari nafkah untuk
keluarganya, Ny.S berperan sebagai istri dan mencari nafkah,
Anak pertama yaitu An.S berperan sebagai kakak tertua yang
sudah bekerja dan pencari nafkah. Anak kedua yaitu An.R
berperan sebagai anak yang sedang menuntut ilmu di bangku
SMP.
b) Informal
Tn.B mempunyai peran mendidik, melindungi dan memberi rasa
aman sebagai kepala anggota keluarga, sebagai anggota dari
kelompok sosialnya, Ny.S mempunyai peran untuk mengurus
rumah tangga, mengasuh anak, pendamai dan perawat keluarga,
An.S dan An.R melakukan peranan sesuai dengan tingkat
perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.
d) Nilai nilai keluarga
Suku Tn.B dan suku Ny.S adalah jawa, budaya yang dianut
keluarga Tn.B adalah budaya Jawa, tidak ada nilai-nlai tertentu yang
dianut keluarga bertentangan dengan kesehatan dan tidak ada kegiatan
agama yang bertentangan dengan kesehatan, ksehatan merupakan hal
yang penting bagi keluarga.
5. Fungsi keluarga
a) Fungsi afektif
Tn.B selalu mengingatkan kepada An.S untuk berhenti merokok.
Tn.B kadang merasa lelah mengingatkan An,S tetapi An,S tidak mau
menjalankan apa yang disarankan oleh Tn.B. Begitu juga dengan

49
Ny.S mengatakan khawatir terhadap An.S jika penyakit asma yang
diderita oleh anaknya bertambah parah akibat merokok.
b) Fungsi sosialisasi
Karena keluarga Tn.B sibuk bekerja dan An.R masih bersekolah.
Anggota keluarga Tn.B tidak ada yang mengikuti organisasi
masyarakat. Meskipun begitu keluarga Tn.B tetap menjalani interaksi
dan hubungan yang baik dengan tetangga.
c) Fungsi reproduksi
Keluarga Tn.B dan Ny.S ikut keluarga berencana karena dua anak
saja cukup agar dapat memantau perkembangan dan pertumbuhan
anak, Ny.S menggunakan akseptor yaitu suntik, karena jika memakai
pil takut lupa dan jika memakai yang lain merasa takut jadi Ny.S
memilih suntik. Suntik dilakukan di puskesmas terdekat, lamanya ± 2
tahun dan tidak ada masalah dalam masalah seksual.
d) Fungsi ekonomi
Setiap anggota keluarga sudah bekerja dan mendapat penghasilan.
Tn.B sendiri bekerja sebagai buruh Ny.S pun bekerja sebagai
karyawan pabrik dan An.S bekerja sebagai security, bila digabungkan
pendapatan keluarga sebulan diatas Rp. 2.000.000 dan pengeluaran
rutin tiap bulan adalah kebutuhan sehari-hari. contohnya membayar
sekolah, membayar pdam, listrik, kebutuhan merokok An.S dan lain -
lain. Dengan pendapatan segitu Tn.B mengatakan bahwa cukup untuk
memenuhi kebutuhan perbulannya, jika makan dengan lauk sederhana
Yang mengelola keuangan keluarga adalah Ny.S
e) Fungsi perawatan kesehatan
1) Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
Data yang telah dikaji adalah keluarga mengetahui masalah
kesehatan yang diderita anggota keluarganya yaitu dengan
mengatakan mengalami kebiasaan masalah remaja yaitu An.S
merokok, Keluarga mengerti tanda dan gejala yaitu mengatakan
merasa sesak jika terlalu sering merokok terutama pada An.S,

50
presepsi Tn.B terhadap perkembangan masalah kesehatan anggota
keluarganya yaitu dapat mengancam kesehatan An.S dan tindakan
Tn.B sebagai ayah memarahi An.S, presepsi Tn.B terhadap upaya
yang dilakukan jika merasa sesak terutama An.S mengatakan
berhenti merokok. Tn.B selalu mengatakan kepada An.S untuk
mengurangi kebutuhan merokok, bila perlu berhenti merokok.
Tn.B merasa lelah memperingatkan An.S, Ny.S mengatakan saat
An.S sudah bekerja shift malam mereka mengatakan sulit
menerima informasi bagimana pergaulan di tempat kerjanya,
takutnya, An.S makin sering merokok diwaktu bekerja.
2) Kemampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat
Cara keluarga mengambil keputusan apabila ada keluarga yang
sakit yaitu memeriksakannya, dan membawa ke puskesmas. Yang
selalu mengambil keputusan untuk berobat ke puskesmas adalah
Tn. B. Dengan jika keluarga mengalami masalah kesehatan.
3) Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
Ny.S mengatakan beberapa hari ini mengetahui An.S merasa sesak
dada, Ny.S sudah memperingatkan An.S untuk selalu berhenti
merokok, tetapi An.S tetap tidak mau karena baginya merokok
adalah kebutuhan hidup. Ny.S sudah tidak bisa berkata apa apa
lagi jika An.S selalu menolak saran orang tuanya.
4) Kemampuan keluarga memodifikasi lingkungan yang sehat
Ny.S sebelum berangkat kerja menyiapkan makan untuk
keluarganya dan Tn.B sudah membersihkan rumahnya di pagi
hari, An.R membantu Tn.B membersihkan rumah. An.S karena
bekerja shift malam biasanya tidak bisa bertemu di pagi hari
dengan kedua orang tuanya dan adiknya.
5) Kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan
Keluarga sudah memanfaatkan. Alat transportasi yang digunakan
menuju puskesmas biasanya jalan kaki karena dekat rumah. Tn.B

51
mengatakan cukup mampu membiayai keluarga untuk ke
pelayanan kesehatan jika ada anggota keluarga yang sakit.
6. Stress dan koping keluarga
a) Stressor jangka pendek dan panjang
Pada saat ini yang menjadi beban fikiran Tn.B dan Ny.S adalah
tentang bagaimana cara memenuhi kebutuhan keluarga agar tercukupi
dan memikirkan An.S yang merokok. Tn.B dan Ny.S memiliki
keinginan untuk merubah kebiasaan An.S untuk tidak merokok.
b) Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah
Tn.B mengatakan bila ada masalah di dalam keluarga maka
anggota keluarga yang lain saling membantu untuk menyelesaikan
masalah dan mendiskusikan bersama-sama dengan anggota keluarga
yang lainnya.
c) Strategi koping yang digunakan
Tn.B dan Ny.S tidak pernah berhenti untuk selalu mengingatkan
anak pertamanya agar berhenti merokok.
d) Strategi adaptasi disfungsional
Semua anggota keluarga Tn.B bila memiliki masalah selalu
diselesaikan dengan bersama-sama dan selalu menyelesaikan masalah
dengan cara bermusyawarah.
7. Pemeriksaan fisik
No Pemeriksaan An.S An.R Ny.S Tn.B
. fisik
1. Keadaan Keadaan umum: Keadaan umum: Keadaan umum: Keadaan umum:
umum composmentis composmentis composmentis composmentis
Tanda – tanda
vital: Tekanan darah : Tekanan darah : Tekanan darah : Tekanan darah :
Tekanan 120/80 mmHg 120/70 mmHg 110/70 mmHg 130/80 mmHg
darah: Nadi : 84 Nadi : 78 Nadi : 82 Nadi : 80
Nadi: x/menit x/menit x/menit x/menit
RR: RR : 26 x/menit RR : 18 x/menit RR : 18 x/menit RR : 22 x/menit

52
Suhu: Suhu : 37ͦC Suhu : 36,2ͦC Suhu : 36,0ͦC Suhu : 36,8ͦC
BB: BB : 54 kg BB : 56 kg BB : 58 kg BB : 62 kg
TB TB : 168 cm TB : 170 cm TB : 152 cm TB : 165 cm

2. Kepala dan Kulit kepala Kulit kepala Kulit kepala Kulit kepala
rambut bersih, tidak ada bersih, tidak ada bersih, tidak ada bersih, tidak ada
benjolan, rambut benjolan, rambut benjolan, rambut benjolan, rambut
bersih tidak bersih tidak bersih tidak bersih tidak
ketombe dan ketombe dan ketombe dan ketombe dan
tidak rontok tidak rontok tidak rontok tidak rontok
3. Hidung Bersih, Bersih, Bersih, Bersih,
tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
benjolan, benjolan benjolan benjolan
dispnea
4. Telinga Bersih, tidak ada Bersih, tidak ada Bersih, tidak ada Bersih, tidak ada
cairan yang cairan yang cairan yang cairan yang
keluar dari keluar dari keluar dari keluar dari
telinga dan tidak telinga dan tidak telinga dan tidak telinga dan tidak
berdenging berdenging berdenging berdenging
5. Mata Konjungtiva : Konjungtiva : Konjungtiva : Konjungtiva :
tidak anemis tidak anemis tidak anemis tidak anemis
Sclera : tidak Sclera : tidak Sclera : tidak Sclera : tidak
ikterik ikterik ikterik ikterik
6. Mulut, gigi, Bersih, tidak ada Bersih, tidak ada Bersih, tidak ada Bersih, tidak ada
lidah, tonsil stomatitis, Gigi stomatitis, Gigi stomatitis, Gigi stomatitis, Gigi
dan pharing tampak kuning, tampak putih, tampak putih, tampak putih,
Bersih, tidak tidak terdapat tidak terdapat tidak terdapat
terdapat Caries Caries Caries
Caries
7. Dada/thorax Inspeksi : Inspeksi : Inspeksi : Inspeksi :
simetris simetris simetris simetris
Palpasi : adanya Palpasi : tidak Palpasi : tidak Palpasi : tidak
nyeri tekan adanya nyeri adanya nyeri adanya nyeri

53
Perkusi : pekak tekan tekan tekan
Auskultasi : Perkusi : Perkusi : Perkusi :
wheezing resonan resonan resonan
Auskultasi : Auskultasi : Auskultasi :
vesikuler vesikuler vesikuler
8. Payudara simetris simetris Simetris, puting Simetris
susu menonjol,
tidak ada edema
9. Ekstremitas, Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
kuku, dan keluhan dan keluhan dan keluhan dan keluhan dan
kekuatan otot tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
gangguan gangguan gangguan gangguan
pergerakan, pergerakan, pergerakan, pergerakan,
kuku tampak kuku tampak kuku tampak kuku tampak
bersih bersih bersih bersih

8. Harapan keluarga
Keluarga Tn.B berharap adanya asuhan keperawatan keluarga akan
membantu mereka lebih mengetahui dan memahami tentang bahaya
merokok.
9. Kemampuan Kemandirian Keluarga
Kriteria kemandirian keluarga Tn.B termasuk KM III yaitu keluarga
Tn.B hanya melaksanakan:
a. Dapat menerima petugas puskesmas
b. Menerima yankes sesuai rencana
c. Menyatakan masalah dengan benar
d. Memanfaatkan sarana kesehatan sesuai anjuran
e. Melaksanakan perawatan sederhana sesuai anjuran
f. Melakukan tindakan pencegaham secara aktif
B. ANALISA DATA
N PENGELOMPOKAN DATA PENYEBAB MASALAH
O

54
1. Data Subjektif : Ketidakmampuan Bersihan jalan nafas
1. An.S mengatakan dirinya sering keluarga mengenal tidak efektif
merasakan batuk dan sesak dada. masalah kesehatan
2. Keluarga hanya mengerti tanda dan pada anggota
gejala yaitu mengatakan merasa keluarga dengan
sesak jika terlalu sering merokok asma.
terutama pada An.S.
3. Ny.S sudah tidak bisa berkata apa
apa lagi jika An.S selalu menolak
saran orang tuanya.
Data Objektif :
1. An.S merasakan sesak dada
2. Tanda tanda vital
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 84 x/menit
RR : 26 x/menit
Suhu : 37ͦC
3. Pemeriksaan head toe toe
Inspeksi hidung : dispnea
Auskultasi dada : suara paru
wheezing

2. Data Subjektif : Ketidak mampuan Penurunan koping


1. Tn.B dan Ny.S takut jika terjadi keluarga merawat keluarga
apa apa atau memperparah keadaan anggota keluarga
penyakit yang diderita An.S. dengan remaja yang
2. Tn.B dan Ny.S ingin merubah merokok
kebiasaan An.S dengan tidak
merokok.
3. Ny.S mengatakan saat An.S sudah
bekerja shift malam mereka

55
mengatakan sulit menerima
informasi bagimana pergaulan di
tempat kerjanya, takutnya, An.S
makin sering merokok diwaktu
bekerja.

C. SKORING MASALAH KEPERAWATAN


1. Masalah Keperawatan Keluarga : Bersihan jalan nafas tidak efektif

56
No. Kriteria Skor Bobot Skoring Pembenaran
1. Sifat masalah 3 1 3 Keluarga Tn. B
x1=
Skala : 3
khususnya An.S
Tidak/kurang sehat
1
adalah perokok jika
sudah terasa sesak
2. Masalah Keperawatan Keluarga : Kesiapan peningkatan koping
An.S keluarga
akan segera
No. Kriteria Skor Bobot Skoring menghentikan
Pembenaran
1. Sifat masalah 1 1 1 Ny.S tidak tahu harus
x 1 = rokoknya, jika tidak
Skala : 3
berbuat apa lagi akan
segera ditangani
Keadaan sejahtera
1
ketika
merusakAn.S bekerja
system
3
karena selalu sering
pernafasan
2. Kemungkinan 2 2 2 Kemungkinan
merokok. Jika tidak
X2
2
masalah dapat masalahpola
diubah untuk dapat
kebiasaan
=2
diubah diubahakan
An.S karena
Skala : Mudah keluarga mengetahui
mempengaruhi
tentang bahaya rokok,
kesehatan
2. Kemungkinan 2 2 2 Meskipun Ny.S
X2 perawat juga memberi
2
masalah dapat menyuruh
penyuluhanuntuk
bahaya
=2
diubah berhenti merokok,
rokok dan dapat
Skala : Mudah dan tetapianti
gerakan An.S tidak
merokok
mau, tetapi An.S
di lingkungan pasti
dekat
akan berhenti
tempat tinggaljika
3. Potensial masalah 1 1 1 Masalah
dada An.Sberhenti
terasa
X1
3
Skala : Rendah merokok sulit dicegah
sesak
3. Potensial masalah 1 1 1 Dengan informasi
1X 1 karena proses
=3
Skala : Rendah 3 yang diberikan
berhenti merokok
1 keluarga dapat
harus secara bertahap.
=
3 mengerti
Merokok dan paham
sendiri
untuk pencegahan
dapat ketergantungan
yang
tetapidilakukan
sekarang sudah
4. Menonjolnya 1 1 1 Tn.B ingin An.S
X1 mulai mengurangi
2
masalah untuk berhenti
merokok setiap
Ada masalah tetapi 1 merokok .
= harinya
tidak perlu 2
4. Menonjolnya 2 1 2 Keluarga Tn.B
X1
ditangani. 2
masalah melihat masalah
5 Total 1
=
31
Masalah berat harus 6 merokok adalah
ditangani masalah yang sangat
berbahaya dan harus
57
segera ditangani.
5 Total 1
4 =4
3
D. DIAGNOSA PRIORITAS KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN SKOR
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan 1
4 =4
3
Ketidakmampuan keluarga Tn.B mengenal masalah
kesehatan pada anggota keluarga An.S dengan asma
ditandai dengan sesak, pernapasan 26x/menit, dispnea,
suara wheezing

2. Kesiapan peningkatan koping keluarga Tn.B terhadap 1


3 =3
6
An.S

58
E. INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa Tujuan Tujuan Khusus Kriteri Standar Intervensi
Keperawa umum a
tan
1. Bersihan Setelah Setelah dilakukan - menjelaskan macam-macam pola nafas
jalan nafas dilakukan kunjungan 3x15 dasar
tidak tindakan menit keluarga - menjelaskan macam-macam bunyi
efektif pembinaan dapat: tambahan pada nafas secara dasar
berhubung dalam waktu 1.Mengenal - menjelaskan tujuan dan prosedur
an dengan tiga hari jalan masalah kenakalan pentingnya mengetahui dasar dari
Ketidakma nafas remaja dengan pernafasan
mpuan membaik menyebutkan: -megenalkan frekuensi nafas secara dasar
keluarga pada keluarga a. mengenal pola Respon a. pola nafas: pada keluarga
Tn.B Tn.B nafas Verbal - normal - menjelaskan tujuan pendokumentasian
mengenal khususnya -tahypnea hasil pemantauan
masalah An.S -Bradipnea - menjelaskan tindakan mencipkatakan
kesehatan b. mengenal bunyi Respon b. Bunyi nafas: tempat lingkungan yang aman dan
pada nafas Verbal -bronchial nyaman
anggota -wheizing (mengi) -menjelaskan manfaat fasilitas kesehatan

59
keluarga c. mengetahui Respon - vesikular - mengedukasi untuk kolaborasi dengan
An.S tujuan dan prosedur Verbal c. agar mengetahui tanda-tanda tenaga medis
dengan pemantauan nafas normal dan tidak normal
asma
ditandai 2. Mengambil
dengan keputusan untuk Respon a. Frekuensi nafas:
sesak, masalah kenakalan verbal -normal >20x/menit
pernapasa remaja -Takipnea>20x/menit
n a. mengetahui -bradipnea < 12x/menit
26x/menit, frekuensi nafas
dispnea,
suara 3. melakukan
wheezing perawatan masalah Respon a. manfaat pendokumentasian
kenakalan remaja verbal hasil:
a.mengatasi sebagai pengumpulan data dan
masalah dengan sumber informasi untuk evaluasi
mendokumentasika keperawatannya
n hasil pemantauan

60
4. memodifikasi
lingkungan untuk a. manfaat menciptakan
mengatasi akibat Respon lingkungan yang aman dan
kenakalan remaja Verbal bersih agar keadaan rumah tidak
a. menciptakan pengap ada udara masuk
lingkungan yang sehingga perlu adanya ventilasi
aman dan nyaman yang harus sering terbuka

5. menggun akan
fasilitas kesehatan
yang ada untuk Respon a. fasilitas yang dapat digunakan
mengatasi akibat Psikom adalah: puskesmas
kenakalan remaja otor
a. menyebutkan b. manfaat fasilitas kesehatan
fasilitas kesehatan Respon mendapatkan pelayanan
yang ada Verbal kesehatan dan pendidikan
b. menyebutkan kesehatan tentang panduan
manfaat fasilitas mengatur pola nafas
kesehatan yang ada

61
N Diagnos TUJUAN Evaluasi Rencana Intervensi
O a umum Khusus Kriteria Standar

keperaw
atan
2. Kesiapan Setelah Setelah pertemuan - Jelaskan lebih lanjut pengertian,
peningka dilakukan 3x45 menit penyebab, dan bahaya melakukan
tan kunjungan keluarga mampu perilaku buruk remaja(mis.merokok)
koping dalam waktu 3 menunjukkan - Fasilitasi memperoleh pengetahuan,
keluarga hari keluarga kesiapan keterampilan, dan peralatan yang
Tn.B mampu peningkatan diperlukan untuk mempertahankan
terhadap merawat koping, dengan : keputusan perawatan keluarga.
An.S anggota 1. Mampu Respon Menjelaskan pengertian, - Bersikap sebagai pengganti keluarga
keluarga mengenal masalah Verbal penyebab bahaya merokok untuk menenangkan klien dan atau
dengan kenakalan remaja jika keluarga tidak dapat
kenakalan tentang bahaya memberikan perawatan.
remaja merokok - Informasikan kemajuan klien secara
2. Dapat Respon Menjelaskan bagaimana akibat berkala
mengetahui akibat Verbal jika merokok berkepanjangan, - Informasikan fasilitas perawatan

62
lanjut dari dan melakukan apa yang kesehatan yang tersedia.
merokok dan diputuskan olehnya (mis.
mengambil mengurangi, menjahui,
keputusan yang melarang)
tepat
3. Mampu
mencegah Respon Menjelaskan bagaimana
kebiasaan merokok Verbal pencegahan agar tidak merokok
4. mampu secara terus menerus.
memelihara dan Respon Mengerti dan menjelaskan
memodifikasi verbal pengaruh lingkungan terhadap
lingkungan bahaya merokok.
5. mampu
menggunakan Respon Keluarga berkunjung ke
fasilitas pelayanan psikomot fasilitas kesehatan yang tepat
kesehatan sesuai or jika terjadi tanda gejala
kebutuhan penyakit akibat merokok.

63
F. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
No Diagnosa Tanggal Pelaksanaan Respon

1. Bersihan jalan nafas Selasa - Memperkenalkan diri dan menjelaskan maksud - Keluarga menerima dan mau dilakukan
25
tidak efektif dan tujuan kepada keluarga yang bersangkutan pengkajian
Agustus
berhubungan dengan 2020 - Menjelaskan macam-macam pola nafas dasar - Keluarga menyimak penjelasan yang
Ketidakmampuan - Menjelaskan macam-macam bunyi tambahan diberikan
keluarga Tn.B pada nafas secara dasar - Keluarga menyimak dan dapat menyebutkan
mengenal masalah - Menjelaskan tujuan dan prosedur pentingnya kembali macam-macam bunyi tambahan
kesehatan pada anggota mengetahui dasar dari pernafasan - Keluarga paham atas pentingnya mengetahui
keluarga An.S dengan - Megenalkan frekuensi nafas secara dasar pada dasar dari materi yang diberikan
asma ditandai dengan keluarga - Keluarga paham dan mengerti frekuensi
sesak, pernapasan - Menjelaskan tujuan pendokumentasian hasil pernafasan normal dan tidak normal
26x/menit, dispnea, pemantauan - keluarga paham pentingnya
suara wheezing - Menjelaskan tindakan mencipkatakan tempat pendokumentasian
lingkungan yang aman dan nyaman - keluarga menyimak dan menerima saran
- Menjelaskan manfaat fasilitas kesehatan yang diberikan untuk kebaikan
- Mengedukasi untuk kolaborasi dengan tenaga lingkungannya
medis - keluarga dapat menyebutkan fasilitas

64
kesehatan yang tersedia didaerahnya
- keluarga paham dan mengerti manfaat
pentingnya kolaborasi dengan tim medis

2. Kesiapan peningkatan Selasa - Menjelaskan lebih lanjut pengertian, penyebab, - Keluarga menyimak dan memahami apa
25
koping keluarga Tn.B dan bahaya melakukan perilaku buruk yang sudah dijelaskan
Agustus
terhadap An.S 2020 remaja(mis.merokok) - Keluarga menerima dengan senang dan
- Memfasilitasi untuk memperoleh pengetahuan, memutuskan apa yang akan dilakukan
keterampilan, dan peralatan yang diperlukan - Klien menerima keputusan dan mencoba
untuk mempertahankan keputusan perawatan untuk merubah kebiasaan klien.
keluarga. - Keluarga menjelaskan tentang kemajuan
- Bersikap sebagai pengganti keluarga untuk klien
menenangkan klien dan atau jika keluarga tidak - Keluarga akan berkunjung kefasilitas
dapat memberikan perawatan. kesehatan untuk kebutuhan perawatan
- Menginformasikan kemajuan klien secara kesehatan lebih lanjut.
berkala
- Menginformasikan fasilitas perawatan
kesehatan yang tersedia.

65
G. EVALUASI KEPERAWATAN
No Diagnosa Pelaksanaan Evaluasi

1 Bersihan jalan nafas tidak efektif - Menjelaskan macam-macam pola nafas dasar S:Keluarga mengatakan paham dan mengerti tentang
berhubungan dengan - Menjelaskan macam-macam bunyi tambahan dasar pola nafas dan pentingnya pengetahuan dasar
Ketidakmampuan keluarga Tn.B pada nafas secara dasar tersebut
mengenal masalah kesehatan - Menjelaskan tujuan dan prosedur pentingnya O: Keluarga dapat menyebutkan kembali
pada anggota keluarga An.S mengetahui dasar dari pernafasan macam,frekuensi nafas
dengan asma ditandai dengan - Megenalkan frekuensi nafas secara dasar pada A: Tujuan tercapai, masalah teratasi
sesak, pernapasan 26x/menit, keluarga P: Lanjutkan TUK 2
dispnea, suara wheezing - Menjelaskan tujuan pendokumentasian hasil
pemantauan S: keluarga mengatakan mengerti apa yang telah
- Menjelaskan tindakan mencipkatakan tempat disampaikan tentang pemantauan dan pencitaan
lingkungan yang aman dan nyaman lingkungan yang nyaman
- Menjelaskan manfaat fasilitas kesehatan O:keluarga dapat menyebutkan kembali cara
- Mengedukasi untuk kolaborasi dengan tenaga menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman,
medis A: Tujuan tercapai, masalah teratasi
P: Lanjutkan TUK 3

S:keluarga memahami edukasi yang diberikan

66
mengenai kolaborasi dengan tim medis
O: keluarga dapat menjelaskan ulang pentingnya
fasilitas kesehatan untuk kesehatan diri,
A: Tujuan tercapai, masalah teratasi
P:Intervensi dihentikan
2 - Menjelaskan lebih lanjut pengertian, penyebab, S: Keluarga menyimak dan memahami apa yang sudah
dan bahaya melakukan perilaku buruk dijelaskan
remaja(mis.merokok) O: Keluarga dapat menyebutkan yang dijelaskan oleh
- Memfasilitasi untuk memperoleh pengetahuan, petugas
keterampilan, dan peralatan yang diperlukan A:Tujuan tercapai, masalah teratasi
untuk mempertahankan keputusan perawatan P: Lanjutkan TUK 2
keluarga.
- Bersikap sebagai pengganti keluarga untuk S: Keluarga menerima dengan senang dan
menenangkan klien dan atau jika keluarga tidak memutuskan apa yang akan dilakukan
dapat memberikan perawatan. O : Keluarga senang dan menerima , klien menerima
- Menginformasikan kemajuan klien secara dan akan melakukan apa yang dianjurkan oleh petugas,
berkala A: Tujuan tercapai, masalah teratasi
Menginformasikan fasilitas perawatan kesehatan P: Lanjutkan TUK 3
yang tersedia.
S: Keluarga akan berkunjung kefasilitas kesehatan

67
untuk kebutuhan perawatan kesehatan lebih lanjut.
O : keluarga berkunjung ke fasilitas kesehatan.
A: Tujuan tercapai, masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan

Tingkat Kemandirian Keluarga :


Setelah dilakukan pengkajian dan intervensi kriteria mandiri keluarga meningkat dari Kriteria III menjadi kriteria IV yaitu:
a. Menerima petugas puskesmas
b. Menerima yankes sesuai rencana
c. Menyatakan masalah secara benar
d. Memanfaatkan sarana kesehatan sesuai anjuran
e. Melaksanakan tindakan pencegahan secara akif
f. Melaksanakan tindakan promotif secara aktif

68
BAB 4
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Remaja adalah suatu masa dimana individu berkembang dari saat pertama
kali menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai
kematangan seksual (Sarwono, 2011). Masa remaja disebut juga sebagai masa
perubahan, meliputi perubahan dalam sikap, dan perubahan fisik (Pratiwi,
2012). Remaja pada tahap tersebut mengalami banyak perubahan baik secara
emosi, tubuh, minat pola perilaku dan juga penuh dengan masalah-masalah
pada masa remaja (Hurlock, 2011).
Penanganan pada masalah remaja perokok tidak lepas dari peran perawat
keluarga. Beberapa peran perawat dalam melakukan perawatan kesehatan
keluarga yang merokok adalah perawat sebagai pendidik (promotif) dengan
memberikan pengetahuan kepada keluarga tentang pengertian, penyebab,
dampak dan cara merawat remaja perokok. Perawat sebagai pelaksana
(kuratif) memberikan asuhan keperawatan secara profesional kepada keluarga
yang merokok. Perawat sebagai konsultan (preventif) dapat menjadi tempat
konsultasi terhadap masalah atau tindakan keperawatan yang tepat untuk
diberikan kepada seorang perokok. Kemudian perawat sebagai advokat
(rehabilitatif) dapat membantu keluarga mengambil keputusan dalam
menangani masalah remaja perokok (Asmadi, 2008).

4.2. Saran
Berdasarkan hasil pembahasan yang diperoleh maka dapat diberikan saran
sebegai berikut :
a. Bagi perkembangan illmu pengetahuan dan teknologi, diharapkan dapat
menerapkan ilmu pengetahuan keperawatan khususnya keperawatan
keluarga dan menemukan masalah kesehatan serta pemecahan masalah
kesehatan

69
b. Bagi masyarakat, diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat
tentang arti pentingnya kesehatan secara individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat.
c. Bagi penulis/mahasiswa, diharapkandapat menerapkan ilmu pengetahuan
keperawatan keluarga dan membina hubungan yang baik antara institusi
pendidikan keperawatan, instistusi pelayanan kesehatan serta masyarakat
sebagai penerima pelayanan kesehatan.

70
DAFTAR PUSTAKA

Sarwono, 2011. Psikologi Remaja. Jakarta: Rajawali Pers

Asrorun, N., 2017. Panduan Anti Merokok untuk pelajar, guru, dan
orang tua. Jakarta: Erlangga.
Kemenkes, R., 2014. Menkes ungkap dampak rokok terhadap
kesehatan dan ekonomi. [Online]
Available at: http://www.depkes.go.id
[Diakses 1 September 2020].
Rohma, S., 2018. Asuhan Keperawatan Keluarga. [Online]
[Diakses 1 September 2020].
Pokja, T., 2018. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Jakarta:
SDKI DPP PPNI .
Pokja, T., 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Jakarta: SIKI DPP PPNI.
Pokja, T., 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta:
SDKI DPP PPNI.

71
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

BAHAYA ROKOK PADA REMAJA

Dosen Pembimbing :
Rini Ambarwati, S.Kep.M.Si.

Disusun Oleh :

4. Nurjannah (P27820118018)
5. Novety Hanna Kurniawati (P27820118033)
6. Maulidina Dwi Arifianti (P27820118035)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SURABAYA


JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI D3 KEPERAWATAN KAMPUS SOETOMO
SURABAYA
2020

72
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik :Rokok 
Sub pokok bahasan: Bahaya rokok Pada Remaja
Sasaran :Siswa kelas X
Waktu : 30 menit
Hari/Tanggal :Sabtu, 20-09-2020
Tempat : Aula SMA Wachid Hasyim 2
Penyuluh : Kelompok 2 Reguler A.

I. Tujuan
1. Tujuan intruksional umum
Setelah mendapatkan penyuluhan selama 30 menit tentang bahaya
rokok terhadap remaja$ peserta penyuluhan mengerti dampak
menggunakan atau mengkonsumsi rokok.
2. Tujuan intuksional khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan satu kali diharapkan peserta
penyuluhan mampu :
1. Mengerti apa itu rokok 
2. Mengerti kandungan atau racun yang terdapat dalam rokok
3. Memahami bahaya rokok
4. Menghindari tindakan merokok
II. Sasaran
Sasaran penyuluhan remaja di SMA WACHID HASYIM 2
III. Metode
Ceramah dan tanya jawab
IV. Media, Alat, dan Bahan
Media : Presentasi power Point
Alat : Laptop, LCDP proyektor
V. Pengorganisasian
1. Pembimbing Akademik : Rini Ambarwati, S.Kep.M.Si

73
2. Moderator : Maulidina Dwi Arifianti
3. Penyuluh : Nur Jannah
4. Fasilitator : Novety Hanna
5. Observer : Novety Hanna

Rincian Tugas

1. Moderator : Bertugas memandu jalannya kegiatan dari awal hingga


akhir penyuluhan, membuka dan menutup acara.
2. Penyuluh : Bertugas memberkan penjelasan tentang materi yang
akan disampaikan kepada audience sekaligus membuka
dan menutup kegiatan penyuluhan.
3. Fasilitator : Bertugas menyediakan semuaalat yang diperlukan
dalam penyuluhan, mendampingi dan mengkondisikan
suasana audience.
4. Observator : Bertugas mengobservasi jalanya kegiatan dariawal
hingga akhir penyuluhan.

VI. Kegiatan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Metode
.
1. 5 menit Pembukaan Ceramah
- Membuka kegiatan dengan
mengucapkan salam
- Memperkenalkan diri
- Menjelaskan tujuan penyuluhan
- Menyebutkan materi yang akan
diberikan
2. 15 menit Pelaksanaan : Ceramah
- Menjelaskan pengertian tentang rokok
- Menjelaskan macam- macam rokok
- Menjelakan jenis dan tipe rokok

74
- Menjelaskan agar bahaya rokok
- Mnjelaskan alasan kenapa harus
berhenti merokok
- Cara brhenti merokok
- Upaya pencegahan
3. Evaluasi Memberikan kesempatan peserta untuk Diskusi dan
bertanya dan menjawab pertanyaan Tanya Jawab
4. Terminasi Terminasi Ceramah
- Mengucapkan terima kasih atas peran
serta masyarakat
- Mengucapkan salam penutup

VII. Setting Tempat

Keterangan:
: : Media

: Penyuluh
: Fasilitator
: Observer
: Audience
: Moderator

75
VIII. Kireteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Persiapan alatdan media berjalan dengan baik
b. Kontrak waktu dengan audience sesuai kesepakatan
c. Peserta hadir tepat waktu ditempat penyuluhan
d. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Aula
e. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya
2. Evaluasi Proses
a. Penyuluhan berjalan lancar
b. Peserta mengikuti penyuluhan dari awal hingga selesai
c. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan sebelum
penyuluhan selesai
d. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan yang diberikan
e. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan dengan
benar
f. Media danalat bantu selamapenyuluhan dapat digunakan dengan baik
g. Lingkungan selama penyuluhan sangat mendukung
3. Evaluasi Hasil
a. Peserta yang hadir sesuai dengan jumlah absensi kehadiran
b. Peserta memahami materi yang telah disampaikan oleh penyaji.
c. Ada umpan balik positif dan peserta seperti mampu menjawab
pertanyaan dengan benar yang diajukan penyaji serta mengisi jawaban
kuisioner dengan benar ( jika ada)

IX. Lampiran Materi


A. Pengertian Rokok
Rokok adalah lintingan atau gulungan tembakau yang digulung /
dibungkus dengan kertas, daun, atau kulit jagung, sebesar  kelingking
dengan panjang 8-10 cm, biasanya dihisap seseorang setelah dibakar
ujungnya. Rokok merupakan pabrik bahan kimia berbahaya. Hanya
dengan membakar dan menghisap sebatang rokok saja, dapat diproduksi

76
lebih dari 4000 jenis bahan kimia. 400 diantaranya beracun dan 40
diantaranya bisa berakumulasi dalam tubuh dan dapat menyebabkan
kanker.

Rokok juga termasuk zat adiktif karena dapat menyebabkan adiksi


(ketagihan) dan dependensi (ketergantungan) bagi orang yang
menghisapnya. Dengan kata lain, rokok termasuk golongan NAPZA
(Narkotika, Psikotropika, Alkohol, dan Zat Adiktif).

B. Alasan Orang Merokok


Alasan pertama kali merokok dari berbagai hasil penelitian antara lain :

1. Coba-coba
2. Ikut-ikutan
3. Sekedar ingin merasakan
4. Kesepian
5. Agar terlihat gaya (gengsi)
6. Meniru orang tua
7. Iseng
8. Menghilangkan ketegangan
9. Biar tidak dikatakan  banci
10. Lambang kedewasaan
11. Mencari inspirasi
12. Sebagai penghilang stres
13. Penghilang jenuh
Bagi kebanyakan pelajar, mulai merokok disebabkan oleh
dorongan lingkungan. Contohnya, pelajar tersebut merasa tidak enak
kepada teman-temannya karena dia tidak merokok. Sehingga dia pun
mulai merokok dan akgirnya menikmati rokok tersebut. Kebanyakan
pelajar juga beranggapan bahwa dengan merokok dirinya merasa sangat
hebat, gaya, dan ditakuti. Padahal, jika dia tidak pandai-pandai menjaga
dirinya, rokok adalah awal dari terjerumusnya seseorang kepada obat-
obatan terlarang.

77
C. Pengertian Perokok aktif
Perokok Aktif adalah seseorang yang dengan sengaja menghisap
lintingan atau gulungan tembakau yang dibungkus biasanya dengan kertas,
daun, dan kulit jagung. Secara langsung mereka juga menghirup asap
rokok yang mereka hembuskan dari mulut mereka. Tujuan mereka
merokok pada umumnya adalah untuk menghangatkan badan mereka dari
suhu yang dingin. Tapi seiring perjalanan waktu pemanfaatan rokok
disalah artikan, sekarang rokok dianggap sebagai suatu sarana untuk
pembuktian jati diri bahwa mereka yang merokok adalah ”keren”.

Ciri-ciri fisik seorang perokok :

1. Gigi kuning karena nikotin.


2. Kuku kotor karena nikotin.
3. Mata pedih.
4. Sering batuk – batuk.
5. Mulut dan nafas bau rokok.
D. Pengertian Perokok Pasif
Perokok Pasif adalah seseorang atau sekelompok orang yang
menghirup asap rokok orang lain. Telah terbukti bahwa perokok pasif
mengalami risiko gangguan kesehatan yang sama seperti perokok aktif,
yaitu orang yang menghirup asap rokoknya sendiri.

Adapun gejala awal yang dapat timbul pada perokok pasif :

1. Mata pedih
2. Hidung beringus
3. Tekak yang serak
4. Pening / pusing kepala
Apabila perokok pasif terus-menerus ”menekuni” kebiasaanya, maka akan
mempertinggi risiko gangguan kesehatan, seperti :

1. Kanker paru-paru,

78
2. Serangan jantung dan mati mendadak,
3. Bronchitis akut maupun kronis,
4. Emfisema,
5. Flu dan alergi, serta berbagai penyakit pada organ tubuh seperti yang
disebutkan di atas.
E.  Bahan-Bahan Rokok yang Berbahaya Bagi Kesehatan
Setiap batang rokok mengandung lebih dari 4000 jenis bahan kimia
berbahaya bagi tubuh. Empat ratus diantaranya bisa berefek racun,
sedangkan 40 diantaranya bisa mengakibatkan kanker. Ini adalah
sebagaian dari contoh-contohnya :

- Nikotin
Nikotin merupakan zat yang menyebabkan adiksi (ketagihan)
dengan toleransi tinggi, yaitu semakin lama dikonsumsi semakin
bertambah. Gejala-gejala ketagihan juga terjadi pada seseorang yang mulai
berhenti merokok. Memang pada awalnya nikotin dapat merangsang kerja
otak, sehingga si perokok menjadi cerdas. Namun, apabila hal ini terjadi
secara terus-menerus, maka justru akan melemahkan kecerdasan otak itu
sendiri. Hal ini diakibatkan oleh nikotin yang memacu produksi hormon
adrenalin. Terpacunya produksi hormon ini akan menyebabkan denyut
jantung lebih cepat dan jantung bekerja lebih kuat. Jantung akan
memerlukan lebih banyak oksigen dari biasanya. Otomatis, risiko
terjadinya serangan jantung koroner akan lebih tinggi.  

- Karbon monoksida (CO)


Gas berbahaya ini seharusnya hanya ada dalam pembuangan asap
kendaraan. Namun, dengan adanya sumbangan dari para perokok, gas
yang juga dapat berikatan kuat dengan haemoglobin darah ini menjadi
lebih banyak di udara dan di dalam tubuh manusia. Dengan adanya karbon
monoksida (CO) yang berikatan dengan haemoglobin darah, maka jantung
seorang perokok yang memerlukan lebih banyak oksigen ternyata
mendapat oksigen lebih sedikit. Ini akan menyebabkan bertambahnya

79
risiko penyakit jantung dan paru-paru, serta penyakit saluran nafas. Selain
sesak nafas, batuk terus-menerus, stamina serta daya tahan tubuh si
perokok juga berangsur-angsur akan menurun. Terganggunya sistem
peredaran darah normal, yaitu dengan adanya gas karbon monoksida pada
darah, juga akan mengakibatkan rusaknya pembuluh darah sebagai
distributor aliran darah. Akan terdapat endapan-endapan lemak sehingga
pembuluh darah akan tersumbat. Hal ini meningkatkan lagi risiko terkena
serangan jantung ataupun mati mendadak.

- Tar
Tar biasanya digunakan untuk mengaspal jalan raya. Apabila
terdapat pada tubuh melalui menghisap rokok, maka secara berangsur-
angsur dan pasti, akan menyebabkan kanker. Beberapa contohnya adalah
benzoa pyrene, nitrosamine, B-naphthylamine, dan nikel.

- DDT (Dikloro Difenil Trikloroetana)


DDT merupakan racun serangga, yang biasanya digunakan untuk
membunuh nyamuk, semut, atau kecoa.
- Aseton
Aseton adalah zat yang digunakan untuk melunturkan cat. Bisa
dibayangkan bahayanya, apabila zat ini berada dalam tubuh kita.

- Formaldehid
Formaldehid atau lebih sering kita kenal sebagai zat formalin,
digunakan untuk mengawetkan mayat.

- Kadmium
Kadmium adalah bahan kimia yang biasanya terdapat
pada accu atau aki kendaraan bermotor.

- Arsenik

80
Seperti DDT, arsenik merupakan bahan kimia yang sering
digunakan untuk membasmi seranga-serangga pengganggu. Biasanya kutu
atau serangga sekelasnya akan mempan bila diberantas dengan arsenik ini

- Ammonia
Ammonia merupakan bahan aktif yang terdapat dalam pembersih lantai.
- Polonium-210
Bahan ini merupakan salah satu zat radioaktif, yaitu zat yang
mampu mengeluarkan radiasi aktif, yang bisa menyebabkan perubahan
struktur dan fungsi sel normal. Bahan -bahan radioaktif juga bisa
menyebabkan kanker.

- Hidrogen sianida
Hidrogen sianida merupakan bahan yang digunakan sebagai racun dalam
bentuk gas.

- Vinil klorida
Zat ini biasanya digunakan sebagai bahan baku pembuatan plastik.

- m. Naftalena
Seperti DDT dan arsenik, bahan ini terdapat pada obat-obat pembasmi
serangga.
 
F. Penyakit yang Ditimbulkan Oleh Rokok
Kebiasaan merokok dapat menyebabkan berbagai penyakit dan
bahkan bisa menyebabkan kematian. Berikut beberapa penyakit yang
ditimbulkan oleh rokok, yaitu :

o Rambut rontok
Rokok memperlemah system kekebalan sehingga tubuh lebih rentan
terhadap penyakit yang menyebabkan rambut rontok, sariawan mulut
,dll.

81
o Katarak
Merokok dipercaya dapat memperburuk kondisis mata yaitu
memutihnya lensa mata yang menghalangi masuknya cahaya dan
menyebabkan kebutaan, 40 % lebih terjadi pada perokok. Rokok dapat
menyebabkan katarak dengan 2 cara, yaitu cara mengiritasi mata dan
dengan terlepasnya zat-zat kimia dalam paru yang oleh aliran darah
dibawa sampai ke mata. Merokok dapat juga dihubungkan dengan
degrasi muscular yang berhubungan dengan usia tua yaitu penyakit
mata yang tak tersembuhkan yang disebabkan oleh memburuknya
bagian pusat retina yang disebut Mucula. Mucula ini berfungsi untuk
memfokuskan pusat penglihatan di dalam mata dan mengontrol
kemampuan membaca, mengendarai mobil, mengenal wajah dan warna
dan melihat objek secara detail.

o Kulit keriput
Merokok dapat menyebabkan penuaan dini pada kulit karena rusaknya
protein yang berguna untuk menjaga elastisitas kulit, terkikisnya
vitamin A, terhambatnya aliran darah. Kulit perokok menjadi kering
dan keriput terutama disekitar bibir dan mata.

o Hilangnya pendengaran
Karena tembakau dapat menyebabkan timbulnya endapan pada dinding
pembuluh darah sehingga menghambat laju aliran darah ke dalam
telinga bagian dalam. Perokok dapat kehilangan pendengaran lebih
awal dari pada orang yang tidak merokok atau lebih mudah kehilangan
pendengaran karena infeksi telinga atau suara yang keras. Resiko untuk
terkena infeksi telinga bagian tengah yang dapat mengarah kepada
kompliksi yang lebih jauh disebut Meningitis dan Paralysis wajah bagi
perokok 3 kali lebih besar dari pada orang yang tidak merokok.

o Kanker kulit

82
     Merokok tidak menyebabkan melanoma (sejenis kanker kulit yang
kadang-kadang menyebabkan kematian) tetapi merokok mengakibatkan
meningkatnya kemungkinan kematian akibat penyakit tersebut.
Ditengarai bahwa perokok berisiko menderita Custaneus Scuamus Cell
Cancer sejenis kanker yang meninggalkan bercak merah pada kulit 2
kali lebih besar dibandingkan dengan non perokok.

o Caries
Rokok mempengaruhi keseimbangan kimiawi dalam mulut membentuk
plak yang berlebihan, membuat gigi menjadi kuning dan terjadinya
caries, perokok berisiko kehilangan gigi mereka 1,5 kali lipat.

o Enfisema
Selain kanker paru, merokok dapat menyebabkan enfisema yaitu
pelebaran dan rusaknya kantong udara pada paru-paru yang
menurunkan kapasitas paru untuk menghisap oksigen dan melepaskan
karbondioksida. Pada kasus yang parah digunakan Tracheotomy untuk
membantu pernafasan pasien. Ibarat suatu sayatan untuk lubang
ventilasi pada tenggorokan sebagai jalan masuk udara ke dalam paru-
paru. Pada kasus Bronkhitis kronis terjadi penumpukan muncus
sehingga mengakibatkan batuk yang terasa nyeri dan kesulitan bernafas.

o Kerusakan paru
Selain kanker paru dan jantung merokok dapat pula menyebabkan
batuk. Dikarenakan rusaknya kantung udara pada paru yang
menurunkan kapasitas paru dan oksigen untuk melepas oksigen. Bila
keadaan ini belanjut akan terjadi penumpukan lendir sehingga
mengakibatkan batuk yang tersa nyeri dan kesulitan bernafas.

o Berisiko tinggi terkena kanker paru-paru dan jantung


Satu diantara tiga kematian di dunia disebabkan oleh penyakit jantung.
Pemakaian tembakau adalah salah satu faktor resiko terbesar untuk

83
penyakit ini. Telah ditetapkan bahwa asap rokok mengandung lebih dari
40 macam zat racun. Kemungkinan timbulnya kanker paru dan jantung
pada perokok 22 kali lebih besar daripada yang tidak merokok.

o Osteoporosis
Karbon monoksida (CO) yaitu zat kimia beracun yang banyak terdapat
pada gas buangan mobil dan asap rokok lebih mudah terikat pada darah
dari pada oksigen sehingga kemampuan darah untuk mengangkat
oksigen turun 15% pada perokok. Akibatnya tulang pada perokok
kehilangan densitasnya menjadi lebih mudah patah atau retak dan
penyembuhannya 805 lebih lama. Perokok juga menjadi lebih rentan
terhadap masalah tulang punggung. Sebuah studi menunjukkan bahwa
buruh pabrik yang merokok 5 kali lebih banyak mengalami nyeri
punggung setelah terjadi trauma.

o Penyakit jantung
Satu diantara tiga kematian di dunia diakibatkan oleh penyakit
kardiovaskuler. Pemakaian tembakau adalah salah satu factor resiko
terbesar untuk penyakit ini. Di Negara yang sedang berkembang
penyakit membunuh lebih dari satu juta orang setiap tahun. Penyakit
kardiovaskuler yang menyangkut pemakaian tembakau di Negara-
negara maju membunuh lebih dari 600.000 orang setiap tahun. Rokok
menyebabkan jantung berdenyut lebih cepat, menaikkkan tekanan darah
dan meningkatkan resiko terjadinya hipertensi dan penyumbatan arteri
yang akhirnya menyebabkan serangan jantung dan stroke.

o Tukak lambung
Konsumsi tembakau menurunkan resistensi terhadap bakteri yang
menyebabkan tukak lambung juga meminimalisasi kemampuan
lambung untuk menetralkan asam lambung setelah makan sehingga sisa
asam akan mengerogoti dinding lambung. Tukak lambung yang diderita
para perokok lebih sulit dirawat dan disembuhkan.

84
o Diskolori jari-jari
Tar yang terdapat pada asap rokok terakumulasi pada jari-jari dan kuku
yang meninggalkan warna coklat kekuningan.

o Kanker uterus
Selain meningkatkan resiko kanker serviks dan uterus rokok
meneyebabkan timbulnya masalah kesuburan pada wanita dan berbagai
komplikasi selama masa kehamilan dan kelahiran bayi. Merokok
selama masa kehamilan meningkatkan resiko kelahiran bayi dengan
BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) dan masalah kesehatan sesudahnya.
Kegagalan hamil atau abortus terjadi 2-3 kali lebih besar pada wanita
perokok. Angka yang sama berlaku juga untuk kelahiran atau kematian
karena kekurangan oksigen pada janin dan plasenta yang menjadi
abnormal karena tercemar oleh Karbon Monoksida dan Nikotin dalam
asap rokok. Sindrom kematian bayi mendadak (Sudden Infant Death)
juga dihubungkan dengan pemakaian tembakau. Tambahan pula, rokok
dapat menurunkan kadar estrogen yang menyebabkan terjadinya
menopause dini.

o Kerusakan sperma
Rokok dapat menyebabkan deformasi pada sperma dan kerusakan pada
DNA-nya sehingga mengakibatkan aborsi. Beberapa studi menemukan
bahwa pria yang merokok meningkatkan resiko menjadi ayah dari anak
yang berbakat kanker. Rokok juga memperkecil jumlah sperma dan
infertilitas (ketidaksuburan) banyak terjadi pada perokok.

o Penyakit Buerger
Terjadinya inflamasi pada arteri, vena, dan saraf terutama di kaki, yang
mengakibatkan terhambatnya aliran darah. Dan jika dibiarkan tanpa

85
perawatan akan mengarah ke gangrene (matinya jaringan tubuh)
sehingga pasien perlu diamputasi.
 
G. Cara Menghentikan Merokok dan Cara Menghindarinya
Agar terhindar dari kebiasaan merokok, maka sepatutnya kita
menanamkan keyakinan yang kuat bahwa kebiasaan merokok tidak akan
pernah menguntungkan diri sendiri dan orang lain. Kita harus terbiasa
untuk bersikap asertif, untuk tetap mengatakan tidak pada rokok. Apabila
telah mampu kita terapkan, maka teman sebaya atau kelompok kita bisa
dijadikan kader pendidik sebaya.
      Bagi para perokok, khususnya remaja, untuk berhenti dari kebiasaan
merokok bukanlah suatu hal yang mustahil. Apabila remaja meninggalkan
kebiasaan merokok hari ini, maka badan akan terbebas dari nikotin dalam
masa 8 jam. Setelah satu minggu efek dari kebiasaan merokok tersebut
akan hilang. Lama-kelamaan, tubuh akan memperbaiki kerusakannya
akibat tembakau dan bahan kimia lain yang pada rokok. Menghentikan
kebiasaan merokok, bisa tetap dilakukan, antara lain dengan cara sebagai
berikut.

o Berhenti secara mendadak


Tidak ada suatu cara terbaik bagi perokok untuk berhenti merokok,
karena pengaruhnya terhadap setiap perokok adalah berbeda. Namun,
hanya ada satu hal yang sama diantara mantan perokok yang berhasil,
yaitu mereka semua memang berkeinginan untuk berhenti merokok.
Sebagaian besar, perokok memilih cara ini untuk menghentikan
kebiasaannya. Cara ini bisa dipilih sebagai salah satu alternatif.

o Cara menunda secara perlahan


Cara ini mengajak anda menunda masa menghisap batang rokok yang
pertama sehingga anda tetap dapat bertahan tanpa rokok. Atau anda bisa

86
menunda untuk menyalakan batang rokok dalam beberapa menit,
sampai anda bisa bertahan sepenuhnya setiap kali anda ingin merokok.

o Cara mengurangi
Cara ini dilakukan dengan mengurangi jumlah batang rokok yang anda
hisap setiap merokok. Dalam satu hari, setiap kali merokok, bisa
dikurangi jumlah rokok yang anda hisap, mulai dari hitungan satu
batang, dua batang, hingga separuh dari jatah rokok anda setiap harinya,
atau bahkan mengurangi sepenuhnya.

o Tidak mengikuti kebiasaan perokok


Pada umumnya, merokok identik dengan minum kopi ataupun
minuman keras. Apabila seseorang mengkonsumsi kopi ataupun
minuman beralkohol, maka biasanya dilengkapi dengan sebatang atau
sebungkus rokok. Dengan mengurangi atau sama sekali tidak
mengkonsumsi kopi atau minuman beralkohol secara berlebihan, maka
keinginan untuk merokok bisa dikurangi.

o Terapi penggantian nikotin


Terapi ini memanfaatkan koyo atau tempelan nikotin yang bisa
menembus kulit ke dalam tubuh dan bisa mengurangi efek adiksi
(ketagihan) akibat merokok. Cara ini bisa ditempuh tanpa anda harus
berhenti secara mendadak. Cara ini juga menolong anda untuk
menghadapi kebiasaan merokok serta ketergantungan psikologis.
Konsultasikan dengan dokter anda untuk keterangan lebih lanjut.
 

o Pengalihan  aktivitas
Biasanya, remaja mulai merokok karena ada waktu yang tersisa. Pada
waktu tersebut bisa dilakukan aktivitas-aktivitas lain, yang tentunya
lebih positif, untuk menghindari kebiasaan merokok. Bagi perokok
yang ingin berhenti, alternatif ini juga bisa ditempuh setiap anda ingin

87
merokok. Misalnya, melakukan aktivitas-aktivitas yang anda senangi,
mulai dari berolah raga, rekreasi bersama teman, membaca majalah atau
komik kesukaan, bermain atau mendengarkan musik, mengikuti
kegiatan organisasi remaja, seperti OSIS di sekolah-sekolah,organisasi
kemahasiswaan di kampus, Sekeha Teruna-Teruni di masyarakat,
hingga mengerjakan tugas bersama teman-teman kelompok belajar.
Tentunya hal ini akan berhasil apabila kodisi keluarga dan tempat
bergaul saling mendukung untuk mengurangi atau bahkan
menghentikan sama sekali kebiasaan merokok remaja. Tentu masih
banyak cara lain yang bisa dilirik untuk mengalihkan kebiasan
merokok. Yang terpenting, kebiasaan merokok tetap dialihkan pada
aktivitas lain yang positif dan bermanfaat.

o Menanamkan sikap asertif pada diri serta pemahaman akan


dampak negatif rokok terhadap kesehatan
Sikap tegas untuk tidak merokok atau memang akan menghentikan
sama sekali kebiasaan ini, sangat diperlukan untuk menunjang upaya
berhenti merokok. Dengan pemahaman yang cukup tentang berbagai
dampak negatif merokok bagi kesehatan, akan semakin menambah
keyakinan serta motivasi diri untuk tetap berusaha menghentikan
kebiasaan merokok. Secara berangsur-angsur, pemahaman ini akan
semakin kuat karena setiap kita mulai terbiasa berhenti merokok, akan
terasa manfaatnya

o Konsumsi makanan dengan menu seimbang


Menu seimbang adalah seperangkat makanan yang mengandung hampir
seluruh zat makanan yang diperlukan tubuh. Terdiri dari nasi, sayur-
sayuran, lauk-pauk, buah-buahan, air, serta dilengkapi dengan susu.
Sayur dan buah-buahan serta air mineral mengandung antioksidan yang 
dapat mengurangi efek negatif bahan kimia pada rokok. Nasi, lauk-pauk

88
dan susu pun memiliki sejumlah vitamin, mineral, protein, serta serat
yang diperlukan tubuh.Untuk menambah keinginan mengkonsumsi
menu ini, bisa disiasati dengan tampilan menu yang menarik. Potongan
lauk-pauk ataupun sayuran bisa dimodifikasi sedemikian rupa sehingga
menarik bentuknya. Buah-buahan tertentu juga bisa dikonsumsi dalam
bentuk jus buah segar.

o Membentuk kelompok sebaya


Kelompok ini bisa dibentuk berdasarkan kesamaan prinsip para remaja,
yaitu terdiri dari sekelompok remaja yang sama-sama menginginkan
berhenti merokok. Selain memberi ruang yang cukup bagi para remaja
yang ingin berhenti merokok, kelompok ini juga bisa menampung
segala permasalahan yang dialami remaja, khususnya yang berkaitan
dengan upaya menghentikan kebiasaan merokok.
Kelompok ini bisa dikepalai oleh seorang pendidik ataupun kolsultan
yang mampu menggerakkan dan menampung remaja yang ingin
berhenti merokok, misalnya psikiater ataupun mahasiswa yang peduli.
Secara berangsur-angsur, kelompok ini akan menghasilkan remaja-
remaja yang benar-benar telah terbebas dari kebiasan merokok,
sehingga hal ini akan berguna bagi remaja yang lain yang mempunyai
keinginan yang sama untuk berhenti merokok. Apabila kelompok
semacam ini mendapat perhatian khusus dari pihak yang berwenang,
dan diberi kemudahan atau fasilitas tertentu, maka lama-kelamaan akan
dihasilkan kader pendidik sebaya yang semakin bertambah dan tentunya
semakin bermanfaat.

o Senantiasa berdoa
Upaya sekeras apapun tidak akan pernah membuahkan hasil, apabila
tidak diikuti dengan doa. Selain bisa menambah keyakinan diri, doa
bisa memberikan semacam kekuatan pelindung, terutama bagi remaja
perokok untuk tetap melanjutkan upaya berhenti merokok, dan tidak

89
akan pernah merokok lagi. Selain itu, dukungan keluarga, serta teman-
teman dan masyarakat sekitar akan sangat membantu remaja untuk
menghentikan kebiasaan merokok.
Masih banyak terdapat cara-cara lain yang bisa ditempuh untuk berhenti
merokok. Remaja juga bisa memilih waktu yang tepat untuk mulai
berhenti. Anda boleh memilih hari atau tanggal tertentu yang bermakna
dalam hidup anda, misalnya hari ulang tahun, tahun baru, atau hari-hari
lain, seperti bulan Ramadhan, Galungan atau hari-hari besar lainnya

90
DAFTAR PUSTAKA

Jacksen, A. 2002. Bye..Bye..Smoke . Jakarta : Nexxmedia.


Dinkes, 2017. Pengertian Merokok Dan Akibatnya. Dikutip dari
https://dinkes.bantenprov.go.id/read/berita/488/PENGERTIA
N-MEROKOK-DAN-AKIBATNYA.html Diakses Pada
tanggal 29 Agustus 2020 pukul 18.10 WIB
Rima, 2017. SAP Bahaya Rokok Pada Remaja. Dikutip dari
https://www.scribd.com/document/355127308/SATUAN-
ACARA-PENYULUHAN-Bahaya-Rokok-Pada-Remaja
Diakses Pada tanggal 29 Agustus 2020 pukul 10.00 WIB

91

Anda mungkin juga menyukai