OLEH
Kelompok 2
UNIVERSITAS PUANGRIMAGGALATAUNG
TAHUN 2023
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Definisi
Bunuh diri adalah tindakan agresif yang merusak diri sendiri yang merusak
diri sendiri dan dapat mengakhiri kehidupan. Bunuh diri merupakan keputusan
terakhir dari individu untuk memecahkan masalah yang dihadapi (Captain,2008).
Mencederai diri adalah tindakan agresif yang merusak diri sendiri dan dapat
mengakhiri kehidupan. Bunuh diri mungkin merupakan keputusan terakhir dari
individu untuk memecahkan masalah yang dihadapi (Captain,2008).
Perilaku destruktif diri yaitu setiap aktivitas yang tidak dicegah dapat
mengarah pada kematian. Perilaku destruktif diri langsung mencakup aktivitas bunuh
diri. Niatnya adalah kematian, dan individu menyadari hal ini sebagai hasil yang
diinginkan. Perilaku destruktif diri tak langsung termasuk tiap aktivitas kesejahteraan
fisik individu dan dapat mengarah kepada kematian. Orang tersebut tidak menyadari
tentang potensial terjadi pada kematian akibat perilakunya dan biasanya menyangkal
apabila dikonfrontasi (Stuart & Sundeen,2006). Menurut Shives (2008)
mengemukakan rentang harapan putus harapan merupakan rentang adaptif mal
adaptif.
Respon adaptif merupakan respon yang dapat diterima oleh norma - norma
sosial dan kebudayaan yang secara umum berlaku, sedangkan respon mal adaptif
merupakanrespon yang dilakukan individu dalam menyelesaikan masalah yang
kurang dapat diterima oleh norma-norma sosial dan budaya setempat.
Respon mal adaptif antara lain :
1. Ketidakberdayaan, keputusan, apatis.
Individu yang tidak berhasil memecahkan masalah akan meninggalkan
masalah, karena merasa tidak mampu mengembangkan koping yang bermanfaat
sudah tidak berguna lagi, tidak mampu mengembangkan koping yang baru serta
yakin tidak ada yang membantu.
2. Kehilangan, ragu-ragu
Individu yang mempunyai cita-cita terlalu tinggi dan tidak realistis akan
merasa gagal dan kecewa jika cita-citanya tidak tercapai. Misalnya : kehilangan
pekerjaan dan kesehatan, perceraian, perpisahan individu akan merasa gagal dan
kecewa, rendah diri yang semuanya dapat berakhir dengan bunuh diri.
a. Depresi
Dapat dicetuskan oleh rasa bersalah atau kehilangan yang ditandai
dengan kesedihan dan rendah diri. Biasanya bunuh diri terjadi pada saat
individu ke luar dari keadaan depresi berat.
b. Bunuh diri
Adalah tindakan agresif yang langsung terhadap diri sendiri untuk
mengakhiri kehidupan. Bunuh diri merupakan koping terakhir individu untuk
memecahkan masalah yang dihadapi (Laraia, 2005).
B. Etiologi
Menurut dalami (2009:101-102), etiologi bunuh diri yang digolongkan atas
berbagai unsur antara lain :
1. Penyebab bunuh diri pada anak
Pelarian dari penganiayaan atau pemerkosaan, situasi keluarga yang kacau,
perasaan tidak disayang, selalu dikritik , fagal sekolahm takut atau dihina di
sekolah, kehilangan orang yang dicintai, dihukum orang lain.
2. Penyebab bunuh diri pada remaja
Hubungan interpersonal yang tidak bermakna, sulit mempertahankan
hubungan interpersonal, pelarian dari penganiayaan fisik atau pemerkosaan,
perasaan tidak mengerti orang lain, kehilangan orang yang dicintai, keadaan fisik,
masalah dengan orang tua, masalah seksual, depresi.
3. Penyebab bunuh diri pada mahasiswa
Self ideal yang terlalu tinggi, cemas akan tugas akademik yang banyak,
kegagalan akademik berarti kehilangan penghargaan dan kasih sayang orang tua,
kompetisi untuk sukses.
4. Penyebab bunuh diri pada usia lanjut
Perubahan status dari mandiri ketergantungan penyakit yang menurunkan
kemampuan berfungsi, perasaan tidak berarti dimasyarakat, kesepian dari isolasi
sosial, kehilangan ganda (seperti kehilangan pekerjaan pasangan, sumber hidup
berkurang).
C. Faktor Predisposisi
Menurut Stuart Gw & Laraia (2005), faktor predisposisi bunuh diri antara lain :
1. Diagnostik > 90% orang dewasa yang mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri,
mempunyai hubungan dengan penyakit jiwa. Tiga gangguan jiwa yang dapat
membuat individu beresiko untuk bunuh diri yaitu gangguan afektif,
penyalahgunaan zat, dan skizofrenia.
a. Sifat kepribadian
Tiga aspek kepribadian yang berkaitan erat dengan besarnya resiko
bunuh diri adalah rasa bermusuhan, implosif dan depresi.
b. Lingkungan psikososial
Seseorang yang baru mengalami kehilangan, perpisahan/perceraian,
kehilangan yang dini dan berkurangnya dukungan sosial merupakan faktor
penting yang berhubungan dengan bunuh diri.
c. Riwayat keluarga
Riwayat keluarga yang pernah melakukan bunuh diri merupakan faktor
resiko penting untuk perilaku destruktif.
d. Faktor biokimia
Data menunjukkan bahwa secara serotogenik, apatengik, dan
depominersik menjadi media proses yang dapat menimbulkan perilaku
destruktif diri.
D. Faktor presipitasi
Faktor pencetus seseorang melakukan percobaan bunuh diri adalah :
1. Perasaan terisolasi dapat terjadi karena kehilangan hubungan interpersonal/gagal
melakukan hubungan yang berarti.
2. Kegagalan beradaptasi sehingga tidak dapat menghadapi stres.
3. Perasaan marah/bermusuhan, bunuh diri dapat merupakan hukuman pada
dirisendiri.
4. Cara untuk mengakhiri keputusan.
E. Patofisiologi
Semua perilaku bunuh diri adalah serius apapun tujuannya. Orang yang siap
membunuh diri adalah orang yang merencanakan kematian dengan tindak kekerasan,
mempunyai rencana spesifik dan mempunyai niat untuk melakukannya. Perilaku
bunuh diri biasanya dibagi menjadi 3 kategori :
1. Ancaman bunuh diri
Peningkatan verbal atau nonverbal bahwa orang tersebut
mempertimbangkan untuk bunuh diri. Ancaman menunjukkan ambivalensi
seseorang tentang kematian Kurangnya respon positif dapat ditafsirkan seseorang
sebagai dukungan untuk melakukan tindakan bunuh diri.
2. Upaya bunuh diri
Semua tindakan yang diarahkan pada diri yang dilakukan oleh individu
yang dapat mengarah pada kematian jika tidak dicegah.
3. Bunuh diri
Mungkin terjadi setelah tanda peningkatan terlewatkan atau terabaikan. Orang
yang melakukan percobaan bunuh diri dan yang tidak langsung ingin mati
mungkin pada mati jika tanda-tanda tersebut tidak diketahui tepat pada waktunya.
Percobaan bunuh diri terlebih dahulu individu tersebut mengalami depresi yang
berat akibat suatu masalah yang menjatuhkan harga dirinya ( Stuart&
Sundeen,2006).
F. Manifestasi Klinis
1. Mempunyai ide untuk bunuh diri
2. Mengungkapkan keinginan untuk mati
3. Mengungkapkan rasa bersalah dan keputusasaan.
4. Impulsif.
5. Menunjukkan perilaku yang mencurigakan (biasanya menjadi sangat patuh).
6. Memiliki riwayat percobaan bunuh diri.
7. Verbal terselubung (berbicara tentang kematian, menanyakan tentang obat dosis
mematikan).
8. Status emosional (harapan, penolakan, cemas meningkat, panik, marah dan
mengasingkan diri).
9. Kesehatan mental (secara klinis, klien terlihat sebagai orang yang depresi, psikosis
dan menyalahgunakan alkohol).
10. Kesehatan fisik (biasanya pada klien dengan penyakit kronis atau terminal).
11. Pengangguran (tidak bekerja, kehilangan pekerjaan, atau mengalami kegagalan
dalam karier).
12. Umur 15-19 tahun atau di atas 45 tahun.
13. Status perkawinan (mengalami kegagalan dalam perkawinan).
14. Pekerjaan.
15. Konflik interpersonal.
16. Latar belakang keluarga.
17. Orientasi seksual.
18. Sumber-sumber personal.
19. Sumber-sumber sosial.
20. Menjadi korban perilaku kekerasan saat kecil
G. Jenis
Perilaku bunuh diri terbagi menjadi tiga kategori (Stuart, 2006) :
1. Ancaman bunuh diri yaitu peringatan verbal atau nonverbal bahwa seseorang
tersebut mempertimbangkan untuk bunuh diri. Orang yang ingin bunuh diri
mungkin mengungkapkan secara verbal bahwa ia tidak akan berada di sekitar kita
lebih lama lagi atau mengomunikasikan secara non verbal.
2. Upaya bunuh diri yaitu semua tindakan terhadap diri sendiri yang dilakukan oleh
individu yang dapat menyebabkan kematian jika tidak dicegah
3. Bunuh diri yaitu mungkin terjadi setelah tanda peringatan terlewatkan atau
diabaikan. Orang yang melakukan bunuh diri dan yang tidak bunuh diri akan
terjadi jika tidak ditemukan tepat pada waktunya.
H. Akibat
Resiko bunuh diri dapat mengakibatkan sebagai berikut :
1. Keputusasaan
2. Menyalahkan diri sendiri
3. Perasaan gagal dan tidak berharga
4. Perasaan tertekan
5. Insomnia yang menetap
6. Penurunan berat badan
7. Berbicara lamban, keletihan
8. Menarik diri dari lingkungan social
9. Pikiran dan rencana bunuh diri
10. Percobaan atau ancaman verbal
PENGKAJIAN KESEHATAN KEPERAWATAN JIWA
RUANG RAWAT :
TANGGAL DIRAWAT : 10 Mei 2023
I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Tn.M (L)
Tanggal lahir : 31 Desember 1987
Umur : 29 Tahun
Tanggal pengkajian : 11 Mei 2023
RM No. : 798648
Informan :
V. IDENTITAS RISIKO
ASESMEN RISIKO BUNUH DIRI
(SAD PERSONS)
S-ex : laki-laki Ya 1
2. Pasien mengatakan malu dengan kondisinya sekarang yang tidak bekerja dan Pasien terlihat tidak berdaya, jarang
mudah sakit. berkumpul dan jarang berinteraksi
Pasien mengatakan malu karena pernah menghamili perempuan diluar nikah dengan teman sekamarnya.
Pasien terlihat malu saat diajak
berbicara dan bicaranya sangat
lambat.
Pandangan pasien tampak kosong saat
diajak berbicara.
Pasien sesekali menungusap
dan menutupi wajahnya dengan
tangan saat diajak berbicara.
Tampak sedih
3. Pasien mengatakan sudah pernah mencoba bunuh diri dengan menusukan pisau Terdapat luka bekas tusukan pada perut
ke perutnya karena merasa putus asa dalam menjalani hidup tanpa istrinya. bagian kanan.
Tampak lemah dan lesu
Tampak menundukkan kepala saat diajak
berbicara
ANALISA DATA
No. DATA MASALAH KEPERAWATAN
1. DS : Resiko Bunuh Diri
- Pasien mengatakan ingin mati saja karena merasa
hidupnya sudah tidak berguna lagi.
- Pasien mengatakan bahwa pasien mencoba
mengakhiri hidupnya dengan cara meminum obat
hama tanaman dan pasien juga menusukan pisau ke
perut bagian kanannya.
- Keluarga pasien mengatakan pasien tidak mau makan
selama kurang lebih satu minggu karena ingin mati
saja.
DO :
- Pasien tampak tidak bersemangat dalam menjalani
aktifitasnya.
- Terdapat luka jaitan pada perut bagian kanannya.
- Pasien terlihat lebih sering melamun
DO :
- Pasien terlihat tidak berdaya, jarang berkumpul dan
jarang berinteraksi dengan teman sekamarnya.
- Pasien terlihat malu saat diajak berbicara dan
bicaranya sangat lambat.
- Pandangan pasien tampak kosong saat diajak
berbicara.
- Pasien sesekali menungusap dan menutupi wajahnya
dengan tangan saat diajak berbicara.
DO :
- Terdapat luka bekas tusukan pada perut bagian
kanan.
2. Harga Diri Rendah Setelah dilakukan Tindakan keperawatan selama 1x24 jam , SP 1:
maka harga diri rendah menurun dengan kriteria hasil : Memberi kesempatan
1. Kognitif pasien mengungkapkan
a. Pasien mampu membina hubungan saling percaya perasaannya
dengan perawat Berikan pujian bila pasien
b. Pasien dapat berintraksi dengan orang lain dapat mengatakan perasaan
2. Psikomotorik yang positif.
a. Ekspresi wajah bersahabat
SP 2:
b. Menunjukkan rasa senang, ada kontak mata
c. Mau berjabat tangan Meyakinkan pasien bahwa
d. Mau menyebutkan nama dirinya penting
e. Mau menjawab salam
f. Mau duduk berdampingan dengan orang lain SP 3:
g. Mau mengutarakan masalah yang dihadapi Membicarakan tentang
3. Afektif keadaan yang sepatutnya
a. Pasien sedikit kooperstif dan antusias mengikuti disyukuri oleh pasien
sesi Latihan yang diajarkan perawat
b. Pasien mampu merasakan manfaat dari sesi Latihan SP 4:
yang dilakukan Merencanakan aktivas
c. Pasien mampu membedakan perasaan sebelum dan yang dapat pasien lakukan
sesudah latihan