Anda di halaman 1dari 25

Tugas : Keperawatan Jiwa II

Dosen : Arni AR., S.Kep., Ns., M.Kes

ASUHAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

“Risiko Bunuh Diri”

OLEH
Kelompok 2

1. Andi Amaliyah Ramadhani (210402047)


2. Martha Syagitha (210402029)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS PUANGRIMAGGALATAUNG

TAHUN 2023
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definisi
Bunuh diri adalah tindakan agresif yang merusak diri sendiri yang merusak
diri sendiri dan dapat mengakhiri kehidupan. Bunuh diri merupakan keputusan
terakhir dari individu untuk memecahkan masalah yang dihadapi (Captain,2008).
Mencederai diri adalah tindakan agresif yang merusak diri sendiri dan dapat
mengakhiri kehidupan. Bunuh diri mungkin merupakan keputusan terakhir dari
individu untuk memecahkan masalah yang dihadapi (Captain,2008).
Perilaku destruktif diri yaitu setiap aktivitas yang tidak dicegah dapat
mengarah pada kematian. Perilaku destruktif diri langsung mencakup aktivitas bunuh
diri. Niatnya adalah kematian, dan individu menyadari hal ini sebagai hasil yang
diinginkan. Perilaku destruktif diri tak langsung termasuk tiap aktivitas kesejahteraan
fisik individu dan dapat mengarah kepada kematian. Orang tersebut tidak menyadari
tentang potensial terjadi pada kematian akibat perilakunya dan biasanya menyangkal
apabila dikonfrontasi (Stuart & Sundeen,2006). Menurut Shives (2008)
mengemukakan rentang harapan putus harapan merupakan rentang adaptif mal
adaptif.
Respon adaptif merupakan respon yang dapat diterima oleh norma - norma
sosial dan kebudayaan yang secara umum berlaku, sedangkan respon mal adaptif
merupakanrespon yang dilakukan individu dalam menyelesaikan masalah yang
kurang dapat diterima oleh norma-norma sosial dan budaya setempat.
Respon mal adaptif antara lain :
1. Ketidakberdayaan, keputusan, apatis.
Individu yang tidak berhasil memecahkan masalah akan meninggalkan
masalah, karena merasa tidak mampu mengembangkan koping yang bermanfaat
sudah tidak berguna lagi, tidak mampu mengembangkan koping yang baru serta
yakin tidak ada yang membantu.
2. Kehilangan, ragu-ragu
Individu yang mempunyai cita-cita terlalu tinggi dan tidak realistis akan
merasa gagal dan kecewa jika cita-citanya tidak tercapai. Misalnya : kehilangan
pekerjaan dan kesehatan, perceraian, perpisahan individu akan merasa gagal dan
kecewa, rendah diri yang semuanya dapat berakhir dengan bunuh diri.
a. Depresi
Dapat dicetuskan oleh rasa bersalah atau kehilangan yang ditandai
dengan kesedihan dan rendah diri. Biasanya bunuh diri terjadi pada saat
individu ke luar dari keadaan depresi berat.
b. Bunuh diri
Adalah tindakan agresif yang langsung terhadap diri sendiri untuk
mengakhiri kehidupan. Bunuh diri merupakan koping terakhir individu untuk
memecahkan masalah yang dihadapi (Laraia, 2005).

B. Etiologi
Menurut dalami (2009:101-102), etiologi bunuh diri yang digolongkan atas
berbagai unsur antara lain :
1. Penyebab bunuh diri pada anak
Pelarian dari penganiayaan atau pemerkosaan, situasi keluarga yang kacau,
perasaan tidak disayang, selalu dikritik , fagal sekolahm takut atau dihina di
sekolah, kehilangan orang yang dicintai, dihukum orang lain.
2. Penyebab bunuh diri pada remaja
Hubungan interpersonal yang tidak bermakna, sulit mempertahankan
hubungan interpersonal, pelarian dari penganiayaan fisik atau pemerkosaan,
perasaan tidak mengerti orang lain, kehilangan orang yang dicintai, keadaan fisik,
masalah dengan orang tua, masalah seksual, depresi.
3. Penyebab bunuh diri pada mahasiswa
Self ideal yang terlalu tinggi, cemas akan tugas akademik yang banyak,
kegagalan akademik berarti kehilangan penghargaan dan kasih sayang orang tua,
kompetisi untuk sukses.
4. Penyebab bunuh diri pada usia lanjut
Perubahan status dari mandiri ketergantungan penyakit yang menurunkan
kemampuan berfungsi, perasaan tidak berarti dimasyarakat, kesepian dari isolasi
sosial, kehilangan ganda (seperti kehilangan pekerjaan pasangan, sumber hidup
berkurang).

C. Faktor Predisposisi
Menurut Stuart Gw & Laraia (2005), faktor predisposisi bunuh diri antara lain :
1. Diagnostik > 90% orang dewasa yang mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri,
mempunyai hubungan dengan penyakit jiwa. Tiga gangguan jiwa yang dapat
membuat individu beresiko untuk bunuh diri yaitu gangguan afektif,
penyalahgunaan zat, dan skizofrenia.
a. Sifat kepribadian
Tiga aspek kepribadian yang berkaitan erat dengan besarnya resiko
bunuh diri adalah rasa bermusuhan, implosif dan depresi.
b. Lingkungan psikososial
Seseorang yang baru mengalami kehilangan, perpisahan/perceraian,
kehilangan yang dini dan berkurangnya dukungan sosial merupakan faktor
penting yang berhubungan dengan bunuh diri.
c. Riwayat keluarga
Riwayat keluarga yang pernah melakukan bunuh diri merupakan faktor
resiko penting untuk perilaku destruktif.
d. Faktor biokimia
Data menunjukkan bahwa secara serotogenik, apatengik, dan
depominersik menjadi media proses yang dapat menimbulkan perilaku
destruktif diri.

D. Faktor presipitasi
Faktor pencetus seseorang melakukan percobaan bunuh diri adalah :
1. Perasaan terisolasi dapat terjadi karena kehilangan hubungan interpersonal/gagal
melakukan hubungan yang berarti.
2. Kegagalan beradaptasi sehingga tidak dapat menghadapi stres.
3. Perasaan marah/bermusuhan, bunuh diri dapat merupakan hukuman pada
dirisendiri.
4. Cara untuk mengakhiri keputusan.

E. Patofisiologi
Semua perilaku bunuh diri adalah serius apapun tujuannya. Orang yang siap
membunuh diri adalah orang yang merencanakan kematian dengan tindak kekerasan,
mempunyai rencana spesifik dan mempunyai niat untuk melakukannya. Perilaku
bunuh diri biasanya dibagi menjadi 3 kategori :
1. Ancaman bunuh diri
Peningkatan verbal atau nonverbal bahwa orang tersebut
mempertimbangkan untuk bunuh diri. Ancaman menunjukkan ambivalensi
seseorang tentang kematian Kurangnya respon positif dapat ditafsirkan seseorang
sebagai dukungan untuk melakukan tindakan bunuh diri.
2. Upaya bunuh diri
Semua tindakan yang diarahkan pada diri yang dilakukan oleh individu
yang dapat mengarah pada kematian jika tidak dicegah.

3. Bunuh diri
Mungkin terjadi setelah tanda peningkatan terlewatkan atau terabaikan. Orang
yang melakukan percobaan bunuh diri dan yang tidak langsung ingin mati
mungkin pada mati jika tanda-tanda tersebut tidak diketahui tepat pada waktunya.
Percobaan bunuh diri terlebih dahulu individu tersebut mengalami depresi yang
berat akibat suatu masalah yang menjatuhkan harga dirinya ( Stuart&
Sundeen,2006).
F. Manifestasi Klinis
1. Mempunyai ide untuk bunuh diri
2. Mengungkapkan keinginan untuk mati
3. Mengungkapkan rasa bersalah dan keputusasaan.
4. Impulsif.
5. Menunjukkan perilaku yang mencurigakan (biasanya menjadi sangat patuh).
6. Memiliki riwayat percobaan bunuh diri.
7. Verbal terselubung (berbicara tentang kematian, menanyakan tentang obat dosis
mematikan).
8. Status emosional (harapan, penolakan, cemas meningkat, panik, marah dan
mengasingkan diri).
9. Kesehatan mental (secara klinis, klien terlihat sebagai orang yang depresi, psikosis
dan menyalahgunakan alkohol).
10. Kesehatan fisik (biasanya pada klien dengan penyakit kronis atau terminal).
11. Pengangguran (tidak bekerja, kehilangan pekerjaan, atau mengalami kegagalan
dalam karier).
12. Umur 15-19 tahun atau di atas 45 tahun.
13. Status perkawinan (mengalami kegagalan dalam perkawinan).
14. Pekerjaan.
15. Konflik interpersonal.
16. Latar belakang keluarga.
17. Orientasi seksual.
18. Sumber-sumber personal.
19. Sumber-sumber sosial.
20. Menjadi korban perilaku kekerasan saat kecil

G. Jenis
Perilaku bunuh diri terbagi menjadi tiga kategori (Stuart, 2006) :
1. Ancaman bunuh diri yaitu peringatan verbal atau nonverbal bahwa seseorang
tersebut mempertimbangkan untuk bunuh diri. Orang yang ingin bunuh diri
mungkin mengungkapkan secara verbal bahwa ia tidak akan berada di sekitar kita
lebih lama lagi atau mengomunikasikan secara non verbal.
2. Upaya bunuh diri yaitu semua tindakan terhadap diri sendiri yang dilakukan oleh
individu yang dapat menyebabkan kematian jika tidak dicegah
3. Bunuh diri yaitu mungkin terjadi setelah tanda peringatan terlewatkan atau
diabaikan. Orang yang melakukan bunuh diri dan yang tidak bunuh diri akan
terjadi jika tidak ditemukan tepat pada waktunya.

H. Akibat
Resiko bunuh diri dapat mengakibatkan sebagai berikut :
1. Keputusasaan
2. Menyalahkan diri sendiri
3. Perasaan gagal dan tidak berharga
4. Perasaan tertekan
5. Insomnia yang menetap
6. Penurunan berat badan
7. Berbicara lamban, keletihan
8. Menarik diri dari lingkungan social
9. Pikiran dan rencana bunuh diri
10. Percobaan atau ancaman verbal
PENGKAJIAN KESEHATAN KEPERAWATAN JIWA
RUANG RAWAT :
TANGGAL DIRAWAT : 10 Mei 2023
I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Tn.M (L)
Tanggal lahir : 31 Desember 1987
Umur : 29 Tahun
Tanggal pengkajian : 11 Mei 2023
RM No. : 798648
Informan :

II. ALASAN MASUK


Pasien mengatakan ingin mati saja dan mencoba bunuh diri dengan menusukan pisau
ke bagian perut kanannya dan mencoba meminum racun hama tanaman. Keluarga
pasien mengatakan bahwa pasien mengalami perubahan sejak seminggu yang lalu,
pasien tidak mau makan selama seminggu karena merasa ingin mati saja dan pasien
mengalami kesulitan tidur khususnya malam hari.

III. FAKTOR PREDISPOSISI


1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masalalu ?
= Tidak
2. Jelaskan Adakah :
= Pasien mengatakan tidak pernah mengalami aniaya seksual, penolakan,
kekerasan dalam keluarga dan tindak kriminal
3. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa?
= Tidak, Di dalam anggota keluarganya tidak ada anggota keluarga yang memiliki
riwayat gangguan jiwa
4. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan?
= Pasien mengatakan memiliki pengalaman masa lalu yang tidak mengenakan
yaitu merasa malu dan bersalah karena menghamili istirnya sebelum menikah.
5. Riwayat penggunaan napza?
= Pasien mengatakan tidak ada Riwayat penggunaan napza sebelumnya

IV. PEMERIKSAAN FISIK


1. Tanda Vital
TD : 110/70 mmHg
N : 81 x/menit
S : 36°C
P : 21x/menit
2. Ukur
TB: 169 cm
BB: 65 kg
3. Keluhan Fisik: YA TIDAK
Jelaskan : Terdapat luka jaitan pada perut bagian kanan
Masalah Keperawatan :

V. IDENTITAS RISIKO
ASESMEN RISIKO BUNUH DIRI
(SAD PERSONS)
S-ex : laki-laki Ya 1

A-ge : kurang dari 19 tahun atau Ya 1


lebih dari 45 tahun
D-epression : pasien MRS dengan Ya 1
depresi atau penurunan
konsentrasi, gangguan tidur,
gangguan pola makan.
P-revious sucide : ada riwayat Ya 1
percobaan bunuh diri atau perawat
psikiatri
E-xcessive alcohol : Tidak 0
ketergantungan alcohol atau
pemakai narkoba
R-ational thinking loss : Ya 1
kehilangan pikiran rasional,
psikosis, organic brain syndrome
S-eparated : bercerai atau janda Tidak 0
O-rganizad plan : menunjukkan Ya 1
rencana bunuh diri yang
terorganisasi atau niat yang serius
N-o social support : tidak ada Tidak 0
pendukung
S-ickness : menderita penyakit Tidak 0
kronis
JUMLAH SKOR 6
Keterangan :
0 : tidak ada risiko
1-2 : risiko rendah
3-6 : risiko sedang
7-10 : risiko tinggi
VI. PSIKOSOSIAL
1. Genogram :

Jelaskan : Pola asuh, pola komunikasi, dan pengambil keputusan


 Pasien tinggal satu rumah dengan kedua orang tuanya. Komunikasi dalam
keluarga kurang baik karena pasien pendiam. Pasien lebih suka
memendam masalahnya sendiri. Di dalam keluarga tidak ada aturan yang
mengekang. Tidak ada anggota keluarga yang menderita sakit sama
seperti pasien. Dalam keluarga pasien pengambilan keputusan dipegang
sepenuhnya oleh Ayah pasien.
2. Konsep Diri
a. Gambaran diri :
Pasien merasa bersyukur atas semua bagian tubuh yang di berikan Tuhan,
tetapi dia merasa minder karena fisiknya lemah dan mudah sakit.
b. Identitas :
Pasien adalah laki laki umur 29 tahun, beralamat di Sumpiuh. Pasien sudah
menikah dan memiliki satu anak. Pasien tidak bekerja.
c. Peran :
Pasien adalah anak terakhir dari lima bersaudara. Pasien berperan sebagai
suami dan sebagai ayah bagi anaknya.
d. Ideal diri :
Pasien mengatakan ingin cepat sembuh agar dapat pulang ke rumah.
e. Harga diri :
Pasien merasa malu, minder dan takut karena pernah menghamili istrinya
sebelum menikah dan malu karena tidak bekerja.
Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah
3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti/ terdekat/ paling nyaman untuk cerita :
Pasien mengatakan orang yang paling berarti adalah istri dan anaknya.
Karena pasien merasa dekat dengan istri dan anaknya.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/Masyarakat dan hubungan social :
Pasien mengatakan tidak mengikuti orgaanisasi atau kegiatan di
masyarakat.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :
Pasien mengatakan malu dan takut jika bertemu orang karena pasien
merasa orang lain ingin melukainya.
Masalah Keperawatan :
4. Spiritual:
a. Nilai dan keyakinan :
Pasien mengatakan bahwa sakitnya adalah cobaan dari Allah SWT dan
pasien yakin bahwa dia pasti sembuh.
b. Kegiatan ibadah :
Sebelum masuk RS pasien melakukan shalat walaupun terkadang tidak
penuh 5 waktu.
Masalah Keperawatan:

VII. STATUS MENTAL


1. Penampilan
= Cara berpakaian seperti biasanya
Jelaskan : Pasien terlihat cukup rapi.
Masalah Keperawatan :
2. Pembicaraan
= Normal, lambat, tidak mampu memulai pembicaraan
Jelaskan: Pembicaraan pasien sangat pelan, pasien kurang kooperatif saat di ajak
berbicara. Pasien
Masalah Keperawatan :
3. Aktivitas Motorik
Tingkat aktivitas : Lesu
Jenis kegiatan :
Gerakan tidak lazim :
Jelaskan : Pada saat pengkajian pasien terlihat tidak berdaya. Pasien juga terlihat
tidak bersemangat dalam menjalani aktifitasnya. Saat berinteraksi pasien lebih
banyak diem dan berbicara hanya seperlunya. Pasien juga jarang berkumpul dan
jarang berinteraksi dengan teman sekamarnya.
Masalah Keperawatan :
4. Alam Perasaan
= Sedih, ide bunuh diri
Jelaskan : Pasien terlihat murung dan sedih, pasien lebih banyak diam dan
melamun namun tiba tiba marah karena merasa tersinggung serta ingin mencoba
bunuh diri .
Masalah Keperawatan : Percobaan Bunuh Diri
5. Afek
= Labil
Jelaskan : Afek pasien labil.
Masalah Keperawatan :
6. Interaksi Selama Wawancara
= Tidak kooperatif, mudah tersinggung, kontak mata (-), curiga
Jelaskan : Selama wawancara pasien kurang kooperatif, mudah tersinggung,
pandangan mata kosong, terlihat bingung, pada saat awal dikaji terlihat curiga dan
tidak percaya dengan orang lain, menjawab pertanyaan perawat dengan lama dan
hanya seperlunya saja. Pasien tampak malu saat diajak berbicara bahkan sesekali
pasien mengusap dan menutupi wajahnya dengan tangan saat diajak berbicara.
Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah
7. Persepsi Sensorik
Halusinasi
=Tidak ada
Ilusi
=Tidak ada
Jelaskan : Pasien tidak memiliki gangguan persepsi.
Masalah Keperawatan :
8. Proses Pikir
=
Jelaskan : Pasien tidak ada gangguan dalam proses pikir
Masalah Keperawatan :
9. Isi Pikir
=
Waham
=
Jelaskan : Pasien tidak memiliki waham atau obsesi.
10. Tingkat Kesadaran
= Baik
Disorientasi
=Tempat
Jelaskan : Kesadaran pasien baik, pasien mengalami disorientasi tempat, pasien
mampu menyebutkan nama keluarga, tidak bisa menyebutkan hari dan tanggal
serta tempat saat ini dia berada.
11. Memori
= Gangguan daya ingat jangka pendek
Jelaskan:
a. Jangka panjang
Pasien mampu mengingat nama-nama teman SMP dan nama SMPnya.
b. Jangka pendek
Pasien tidak mampu mengingat kejadian saat dia di bawa ke rumah sakit.
c. Saat ini
Pasien mengingat kegiatan apa saja pada hari itu.
12. Tingkat Konsentrasi Dan Berhitung
=Tidak mampu konsentrasi
Jelaskan: Pasien kurang mampu berkonsentrasi, pasien mampu melakukan
perhitungan sederhana selama interaksi.
13. Kemampuan penilaian
=Baik
Jelaskan : Pasien mampu melakukan penilaian secara ringan seperti mampu
meminum obat agar cepat sembuh dengan bantuan motivasi orang lain.
Masalah Keperawatan:
14. Daya Titik Diri
= Baik
Jelaskan: Pasien tidak mengingkari ataupun menyalahkan hal-hal di luar dirinya
berkaitan dengan penyakitnya.
Masalah Keperawatan:
KLASIFIKASI DATA
No. Data Subjektif Data Objektif
1.  Pasien mengatakan ingin mati saja karena merasa hidupnya sudah tidak berguna  Pasien tampak tidak bersemangat
lagi. dalam menjalani aktifitasnya.
 Pasien mengatakan bahwa pasien mencoba mengakhiri hidupnya dengan cara  Terdapat luka jaitan pada perut bagian
meminum obat hama tanaman dan pasien juga menusukan pisau ke perut bagian kanannya.
kanannya.  Pasien terlihat lebih sering melamun
 Keluarga pasien mengatakan pasien tidak mau makan selama kurang lebih satu  Pasien tampak acuh diam saat diajak
minggu karena ingin mati saja. untuk bercerita.
 Kontak mata kurang
 Tampak raut wajah sedikit emosi
 Tampak cemas

2.  Pasien mengatakan malu dengan kondisinya sekarang yang tidak bekerja dan  Pasien terlihat tidak berdaya, jarang
mudah sakit. berkumpul dan jarang berinteraksi
 Pasien mengatakan malu karena pernah menghamili perempuan diluar nikah dengan teman sekamarnya.
 Pasien terlihat malu saat diajak
berbicara dan bicaranya sangat
lambat.
 Pandangan pasien tampak kosong saat
diajak berbicara.
 Pasien sesekali menungusap
 dan menutupi wajahnya dengan
tangan saat diajak berbicara.
 Tampak sedih

3.  Pasien mengatakan sudah pernah mencoba bunuh diri dengan menusukan pisau Terdapat luka bekas tusukan pada perut
ke perutnya karena merasa putus asa dalam menjalani hidup tanpa istrinya. bagian kanan.
Tampak lemah dan lesu
Tampak menundukkan kepala saat diajak
berbicara
ANALISA DATA
No. DATA MASALAH KEPERAWATAN
1. DS : Resiko Bunuh Diri
- Pasien mengatakan ingin mati saja karena merasa
hidupnya sudah tidak berguna lagi.
- Pasien mengatakan bahwa pasien mencoba
mengakhiri hidupnya dengan cara meminum obat
hama tanaman dan pasien juga menusukan pisau ke
perut bagian kanannya.
- Keluarga pasien mengatakan pasien tidak mau makan
selama kurang lebih satu minggu karena ingin mati
saja.

DO :
- Pasien tampak tidak bersemangat dalam menjalani
aktifitasnya.
- Terdapat luka jaitan pada perut bagian kanannya.
- Pasien terlihat lebih sering melamun

2. DS : Harga Diri Rendah


- Pasien mengatakan malu dengan kondisinya sekarang
yang tidak bekerja dan mudah sakit.
- Pasien mengatakan malu karena pernah menghamili
perempuan diluar nikah.

DO :
- Pasien terlihat tidak berdaya, jarang berkumpul dan
jarang berinteraksi dengan teman sekamarnya.
- Pasien terlihat malu saat diajak berbicara dan
bicaranya sangat lambat.
- Pandangan pasien tampak kosong saat diajak
berbicara.
- Pasien sesekali menungusap dan menutupi wajahnya
dengan tangan saat diajak berbicara.

3. DS : Percobaan Bunuh Diri


- Pasien mengatakan sudah pernah mencoba bunuh diri
dengan menusukan pisau ke perutnya karena merasa
putus asa dalam menjalani hidup tanpa istrinya.

DO :
- Terdapat luka bekas tusukan pada perut bagian
kanan.

VIII. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN


1. Resiko bunuh diri
2. Harga diri rendah
3. Percobaan bunuh diri

IX. POHON MASALAH


Effect ------------------------------------------------------------Percobaan Bunuh Diri

Core Problem--------------------------------------------------- Resiko Bunuh Diri

Causa------------------------------------------------------------------ Harga Diri Rendah


X. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko bunuh diri
2. Harga diri rendah
3. Percobaan bunuh diri
FORMAT INTERVENSI KEPERAWATAN
No. Diagnosis Rencana Tindakan Keperawatan
Keperawatan Luaran Keperawatan Intervensi
1. Resiko Bunuh Diri Setelah dilakukan Tindakan keperawatan selama 1x24 jam , SP 1:
maka resiko bunuh diri menurun dengan kriteria hasil :
1. Kognitif  Menemani pasien terus
a. Menyebutkan penyebab risiko bunuh diri menerus sampai dia dapat
dipindahkan ke tempat
b. Menyebutkan tanda dan gejala risiko ninih diri
yang aman.
c. Menyebutkan akibat yang ditimbulkan
d. Menyebutkan cara mengatasi risiko bunuh diri yang SP 2:
tepat
2. Psikomotor  Menjauhkan semua benda
a. Mempertahankan control diri tanpa pengawasan yang berbahaya (misalnya :
b. Menahan diri dari percobaan bunuh diri pisau, silet, gelas, tali
pinggang)
c. Mendapatkan pengobatan
3. Afektif SP 3:
a. Mengekspresikan perasaan
b. Mengekspresikan harapan  Memeriksa apakah pasien
c. Merasa lebih optimis benar-benar telah
meminum obatnya, jika
pasien mendapatkan obat.
SP 4:
 Dengan lembut
menjelaskan kepada pasien
bahwa saudara akan
melindungi pasien sampai
tidak ada keinginan bunuh
diri.

2. Harga Diri Rendah Setelah dilakukan Tindakan keperawatan selama 1x24 jam , SP 1:
maka harga diri rendah menurun dengan kriteria hasil :  Memberi kesempatan
1. Kognitif pasien mengungkapkan
a. Pasien mampu membina hubungan saling percaya perasaannya
dengan perawat  Berikan pujian bila pasien
b. Pasien dapat berintraksi dengan orang lain dapat mengatakan perasaan
2. Psikomotorik yang positif.
a. Ekspresi wajah bersahabat
SP 2:
b. Menunjukkan rasa senang, ada kontak mata
c. Mau berjabat tangan  Meyakinkan pasien bahwa
d. Mau menyebutkan nama dirinya penting
e. Mau menjawab salam
f. Mau duduk berdampingan dengan orang lain SP 3:
g. Mau mengutarakan masalah yang dihadapi  Membicarakan tentang
3. Afektif keadaan yang sepatutnya
a. Pasien sedikit kooperstif dan antusias mengikuti disyukuri oleh pasien
sesi Latihan yang diajarkan perawat
b. Pasien mampu merasakan manfaat dari sesi Latihan SP 4:
yang dilakukan  Merencanakan aktivas
c. Pasien mampu membedakan perasaan sebelum dan yang dapat pasien lakukan
sesudah latihan

3. Percobaan Bunuh Diri SP 1:


Setelah dilakukan Tindakan keperawatan selama 1x24 jam ,  Mendiskusikan tentang
maka percobaan bunuh diri menurun dengan kriteria hasil : cara mengatasi keinginan
bunuh diri yaitu dengan
Kognitif meminta bantuan dari
a. Pasien mampu membina hubungan saling percaya keluarga atau teman
dengan perawat SP 2:
b. Pasien mampu menjelaskan alasan percobaan ingin  Mendiskusikan kepada
bunuh diri keluarga klien untuk
1. Psikomotorik mencari bantuan kepada
a. Mau mengikuti arahan dari perawat tetangga sekitar atau
pemuka masyarakat untuk
2. Afektif menghentikan upaya bunuh
a. Pasien mampu merasakan manfaat dari sesi Latihan diri tersebut.
yang dilakukan SP 3:
b. Pasien mampu mengikuti saran dari perawat  Mendiskusikan kepada
keluarga untuk segera
membawa pasien ke
rumah sakit atau
Puskesmas untuk
mendapatkan bantuan
medis
SP 4:
 Mendiskusikan tentang
cara yang dapat dilakukan
keluarga bila pasien
memperlihatkan tanda dan
gejala bunuh diri.
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Tangga No. Dx Keperawatan Implementasi Evaluasi Paraf
l
&
Waktu
Senin, Risiko Bunuh Diri S:
11 Mei Pasien mengatakan percaya
2023 bahwa orang disekitarnya
08.00  Menemani pasien akan melindunginya agar
terus menerus tetap aman dan selamat.
sampai dia dapat O:
dipindahkan ke  Pasien tampak
tempat yang aman. mulai percaya pada
09.30 orang lain dan
 Menjauhkan semua terlihat mulai
benda yang merasa aman
berbahaya  Lingkungan pasien
(misalnya : pisau, tampak tidak
silet, gelas, tali terdapat benda
11.00 pinggang) yang berbahaya.
 Pasien tampak acuh
 Memeriksa apakah
diam saat diajak
pasien benar-benar
untuk bercerita.
telah meminum
A : Masalah teratasi
obatnya, jika pasien
sebagian
14.30 mendapatkan obat.
P : Lanjutkan intervensi
 Dengan lembut  Menemani pasien
menjelaskan terus menerus
kepada pasien sampai dia dapat
bahwa saudara dipindahkan ke
akan melindungi tempat yang aman
pasien sampai tidak  Memeriksa apakah
ada keinginan pasien benar-benar
bunuh diri. telah meminum
obatnya, jika pasien
mendapatkan obat.
Selasa, Harga Diri Rendah S:
12 Mei  Pasien mengatakan
2023 ingin bunuh diri
08.00  Memberi saja karena merasa
kesempatan pasien tidak bisa hidup
mengungkapkan jika ditinggal
08.15 perasaannya istrinya tetapi
 Berikan pujian bila pasien merasa
pasien dapat bahwa anaknya
mengatakan masih
perasaan yang membutuhkan dia
positif. sebagai sosok ayah
09.30 karena anaknya
 Meyakinkan pasien masih kecil.
bahwa dirinya  Pasien mengatakan
10.45 penting hal yang masih
 Membicarakan disukuri oleh
tentang keadaan pasien adalah
yang sepatutnya pasien memiliki
disyukuri oleh anak yang sangat
14.00 menyayanginya.
pasien
 Pasien mengatakan
 Merencanakan aktifitas yang
aktivas yang dapat masih dapat
pasien lakukan dilakukan adalah
beres-beres rumah,
membersihkan
pekarangan
O:
 Nada bicara lambat
dan suara lemah
 Pasien lebih sering
menundung saat
menjawab
pertanyaan
 Kontak mata klien
kurang
A: Masalah teratasi
sebagian.
P: Lanjutkan Intervensi
 Berikan pujian bila
pasien dapat
mengatakan
perasaan yang
positif.
 Merencanakan
aktivas yang dapat
pasien lakukan

Rabu, Percobaan Bunuh Diri S:


13 Mei Pasien mengatakan tidak
2023  Mendiskusikan tau cara mengatasi
08.00 tentang cara keinginan bunuh diri,
mengatasi pasien mengatakan
keinginan bunuh mencoba bunuh diri jika
diri yaitu dengan keinginan itu datang.
meminta bantuan O:
dari keluarga atau  Pasien tampak
teman gelisah
10.30  Mendiskusikan  Keluarga mampu
kepada keluarga menerima
klien untuk mencari informasi yang
bantuan kepada berikan oleh
tetangga sekitar perawat.
atau pemuka  Keluarga pasien
masyarakat untuk mampu memahami
menghentikan cara cara
upaya bunuh diri melindungi pasien.
14.00 tersebut.  Keluarga pasien
 Mendiskusikan tampak
kepada keluarga memperhatikan
untuk segera saat diajarkan
membawa pasien tentang cara-cara
ke rumah sakit atau tersebut.
15.30 Puskesmas untuk A: Masalah teratasi
mendapatkan Sebagian
bantuan medis P: Lanjutkan intervensi
 Mendiskusikan  Mendiskusikan
tentang cara yang tentang cara
dapat dilakukan mengatasi
keluarga bila pasien keinginan bunuh
memperlihatkan diri yaitu dengan
tanda dan gejala meminta bantuan
bunuh diri. dari keluarga atau
teman
 Mendiskusikan
tentang cara yang
dapat dilakukan
keluarga bila pasien
memperlihatkan
tanda dan gejala
bunuh diri.

Anda mungkin juga menyukai