Anda di halaman 1dari 38

LITERATURE REVIEW

PENGKAJIAN KELELAHAN PADA ANAK LEUKEMIA

Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Daring Mata Kuliah Keperawatan Anak 1


Dosen Pembimbing : Sulhan Arief S.Kep.,Ners.,M.Kep

KELOMPOK 11

1. ADE NOVITASARI (A2R19057)


2. DESSY RISTINA JIHAN PRATIWI (A2R19067)
3. ERLINA MIR’ATUL HUSNA (A2R19072)
4. FITRI AZIZATUZ ZAHRO (A2R19074)
5. HANAUL KHAMIDAH (A2R19076)
6. MELLA EKA YUNIANDA (A2R19084)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN 2B (SEMESTER 4)


STIKES HUTAMA ABDI HUSADA TULUNGAGUNG
TAHUN AJARAN 2020 / 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia -
Nya, sehingga berhasil menyelesaikan makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang
berjudul “Pengkajian Kelelahan Pada Anak Leukemia”.
Makalah ini berisi tentang informasi atau lebih khususnya membahas“Pengkajian Kelelahan
Pada Anak Leukemia”.Dalam menyusun makalah ini tidak terlepas mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini, terimakasih yang sedalam - dalamnya, kepada yang
terhormat :
1. Dr. H. Yitno, S.Kp, M.Pd, sebagai Ketua STIKes Hutama Abdi Husada Tulungagung,
2. Shulhan Arief Hidayat S.Kep, Ners, M.Kep, sebagai dosen pengajar sekaligus sebagai
dosen pembimbing mata kuliah Keperawatan Anak 1, pada judul makalah tentang
Pengkajian Kelelahan Pada Anak Leukemia.
3. Pihak perpustakan yang menyediakan buku – buku sebagai referensi untuk pembuatan
tugas.
Akhir kata, terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan
makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita.
Aamiin.

Tulungagung, 23 Mei 2021

Kelompok 11

2
DAFTAR ISI

HALAMAN COVER.........................................................................................................1
KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................4
A. Latar Belakang...............................................................................................................4
B. Tujuan............................................................................................................................5
C. Pertanyaan Klinis...........................................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................6
A. Definisi Leukemia ........................................................................................................6
B. Etiologi..........................................................................................................................6
C. Tanda dan Gejala...........................................................................................................7
D. Patofisiologi...................................................................................................................8
E. Pemeriksaan Diagnostik................................................................................................8
F. Penatalaksanaan Medis..................................................................................................9
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN............................................................................10
A. Pengkajian Keperawatan…………………………………...........................................10
B. Analisa Data..................................................................................................................15
C. Diagnosa Keperawatan..................................................................................................17
D. Intervensi.......................................................................................................................18
E. Implementasi dan Evaluasi............................................................................................21
BAB IV HASIL..................................................................................................................26
BAB V ANALISIS PEMBAHASAN REVIEW JURNAL.............................................38
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................39

3
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Leukemia merupakan kanker pada jaringan pembuluh darah yang sering ditemui pada
anak-anak disebabkan karena penyakit ganas dari sumsum tulang dan sistem limfatik (Wong et
al, 2009). Leukemia terjadi sebesar 29 % dari semua jenis kanker pada anak-anak (American
Cancer Society, 2017).
Salah satu jenis leukemia yang sering ditemui pada anak-anak yaitu leukemia
limfoblastik akut (LLA), dimana sel-sel yang dalam keadaan normal berkembang menjadi
limfosit berubah menjadi ganas dengan segera akan menggantikan sel-sel normal di dalam
sumsum tulang (The Leukemia & Lymphoma Society, 2003; Simanjorang, 2012).
Menurut American Cancer Society (2017) leukemia limfoblastik akut (LLA) merupakan
jenis leukemia yang sering terjadi dengan prevalensi sebesar 75 % diderita pada anak usia 0- 19
tahun. Di Indonesia, kasus leukemia di Indonesia dari tahun 2010-2013 terjadi peningkatan
setiap tahunnya dimana pada tahun 2010 terdapat 31 % kasus baru dan 19 % kematian, pada
tahun 2011 terdapat peningkatan 4 % kasus baru, pada tahun 2012 terdapat peningkatan lagi
sebesar 7 % kasus baru dan 4 % kasus kematian, dan tahun 2013 terdapat peningkatan sebesar
13 % kasus baru dan 7 % kasus kematian (Riskesdas, 2013).
Jumlah kasus leukemia pada tahun 2014 mencapai 46 kasus (Kemenkes,
2015).Penatalaksanaan atau pengobatan yang ditempuh untuk penderita leukemia salah satunya
yaitu kemoterapi. Tingkat kelangsungan hidup anak usia 5 tahun telah meningkat dari 0%
menjadi hampir 75% setelah pemberian kemoterapi (The Leukemia & Lymphoma Society,
2003).
Keuntungan dari kemoterapi adalah mengobati kanker, menjaga dan menahan
penyebaran sel kanker, memperlambat pertumbuhan sel kanker, membunuh sel kanker yang
menyebar ke bagian tubuh lainnya dan mengurangi gejala yang disebabkan oleh kanker
(American Cancer Society, 2017).
Kemoterapi leukemia ini juga memiliki beberapa efek samping bagi anak seperti mual
muntah, mukositis, alopesia, kelelahan, perubahan kulit, diare dan konstipasi (Wong et al, 2009;
National Cancer Institute, 2007).
Penanganan efek samping dengan benar dapat berdampak pada pencegahan komplikasi
yang berat, penurunan waktu hospitalisasi, peningkatan rasa aman dan nyaman, serta
meningkatkan kualitas hidup anak (Selwood, 2008).
Efek samping kemoterapi secara fisik maupun psikologis yang dialami anak dapat
menyebabkan ketidakpatuhan terhadap program pengobatan sehingga meningkatkan
kekambuhan (Sitaresmi et al, 2009).
Pencegahan infeksi, perdarahan, kebutuhan makanan, personal hygiene yang baik adalah
area yang memerlukan perhatian khusus. Perawatan yang tidak adekuat dan
4
terjadinya infeksi membuat kondisi menjadi lebih fatal (Marykutty, Rayaroth & Soumya,
2014).
Menurut Fouad (2013) menyatakan bahwa adanya pengetahuan tentang kondisi anak,
prognosis, berbagai pendekatan pengobatan dan efek samping pengobatan akan berdampak
dalam mempraktikkan perilaku 3 sehat dengan anak leukemia. Namun, masih terdapat orang tua
yang belum memiliki perawatan yang kurang baik dalam merawat anak leukemia sebagaimana
penelitian yang dilakukan Marykutty, Rayaroth, Soumya (2014), hanya terdapat 13,3%
memiliki praktik yang baik dalam merawat anak leukemia serta mengelola efek samping
kemoterapi pada anak.
Dalam paradigma keperawatan anak, memandang anak sebagai individu yang masih
bergantung pada lingkungan salah satunya keluarga untuk memenuhi kebutuhan individualnya
(Supartini, 2004).
Keluarga dengan anak yang menderita penyakit kronis memiliki tanggung jawab dengan
pemeliharaan yang komprehensif dan kompleks di rumah sakit maupun di rumah
(Sulivanbolyai, Knafl & Sadler et al, 2004).
Family Centered Care berperan penting dalam perawatan anak dengan kebutuhan
khusus seperti penyakit kronis. Peran perawat mendorong anggota keluarga untuk terus
mendukung anak walaupun di rumah sakit dan harus mengidentifikasi kekuatan keluarga,
seperti cinta dan perhatian, sebagai sumber bagi individu (Videbeck, 2012). Keluarga berperan
sebagai sumber utama kekuatan dan dukugan kepada anak (Bowden V.R & Greenberg, 2014).

B. Tujuan
1.Menjelaskan pengkajian kelelahan pada anak leukemia
2.Memaparkan hasil penelitian dalam proses pengkajian kelelahan pada anak leukemia

C. Pertanyaan Klinis
Untuk mendapatkan literatur yang sesuai maka penulis terlebih dahulu membuat pertanyaan
klinis, yaitu : “Bagaimana mengakaji kelelahan pada anak Leukemia?”
P : Children
I :
C:
O : Leukemia

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi leukemia
Leukemia merupakan penyakit akibat terjadinya proliferasi (pertumbuhan sel imatur) sel
leukosit yang abnormal dan ganas, serta sering disertai adanya leukosit dengan jumlah yang
berlebihan, yang dapat menyebabkan terjadinya anemia trombositopenia. (Hidayat, 2006).
Leukemia merupakan penyakit akibat proliferasi (bertambah banyak atau multiplikasi)
patologi dari sel pembuat darah yang bersifat sistemik dan biasanya berakhir fatal. (Nursalam,
2005).
Leukemia adalah proliferasi tak teratur atau akumulasi sel-sel darah putih dalam
sumsum tulang, menggantikan elemen-elemen sumsum normal. (Baughman, 2000, hal : 336)

B. Etiologi
Terjadinya leukemia banyak hal yang mempengaruhi diantaranya :
1. Faktor Eksogen
 Radiasi, khususnya yang mengenai sumsum tulang, kemungkinan leukemia meningkat
pada penderita yang diobati dengan radiasi atau kemoterapi.
 Zat kimia, seperti benzene, arsen, kloramfenikol, fenilbutazone, dan agen anti
neoplastik. Terpapar zat kimia dapat menyebabkan displasi sumsum tulang
belakang,anemia aplastik dan perubahan kromosom yang akhirnya dapat menyebabkan
leukemia.
 Infeksi virus, pada awal tahun 1980 diisolasi virus HTLV-1 (Human T Leukemia
Virus )dari leukemia sel T manusia pada limfosit seorang penderita limfoma kulit dan
sejak itu diisolasi dari sample serum penderita leukemia sel T.
2. Faktor Endogen
 Bersifat herediter, insiden meningkat pada beberapa penyakit herediter seperti sindrom
down mempunyai insiden leukemia akut 20 x lipat dan riwayat leukemia dalam
keluarga . insiden leukemia lebih tinggi dari saudara kandung anak-anak yang
terserang, dengan insiden yang meningkat sampai 20% pada kembar monozigot.
 Kelainan genetic, mutasi genetic dari gen yang mengatur sel darah yang tidak
diturunkan.

C. Tanda dan Gejala

6
Kanker darah membutuhkan penanganan yang tepat dan cepat. Jika tidak segera ditangan
i, penyakit ini dapat membahayakan nyawa anak. Orang tua sebaiknya mengetahui beberapa gej
ala kanker darah yang patut diwaspadai, yaitu:

1. Wajah Pucat

Kanker darah dapat menyebabkan penurunan sel darah merah (eritrosit). Rendahnya jum


lah eritrosit akan menyebabkan penurunan kadar hemoglobin dalam darah, sehingga anak bisa
mengalami anemia dan menimbulkan gejala berupa pucat, lemas, mudah lelah, dan sesak napas.

2. Rentan Terkena Infeksi

Pada leukemia, sel darah putih yang berfungsi melindungi tubuh dari infeksi jumlahnya
meningkat. Meski begitu, sel-sel ini tidak berfungsi secara normal. Hal inilah yang menyebabka
n anak menjadi lebih rentan terkena infeksi. Gejalanya bisa berupa demam berkepanjangan.

3. Mudah Mengalami Perdarahan

Anak yang menderita leukemia juga mudah mengalami perdarahan, karena terjadi penur
unan jumlah trombosit. Jumlah trombosit yang rendah akan mengganggu proses pembekukan d
arah, sehingga perdarahan lebih mudah terjadi. Gejalanya berupa mudah memar, gusi berdarah,
dan sering mimisan.

4. Nyeri Tulang dan Sendi

Nyeri pada tulang dan sendi sering dirasakan oleh anak yang mengalami leukemia. Kon
disi ini disebabkan oleh penumpukan sel-sel darah putih yang abnormal di bagian tersebut.

5. Kesulitan Bernapas

Kanker darah pada anak bisa memengaruhi kelenjar timus. Karena letaknya di leher, pe
mbengkakan pada kelenjar ini dapat menekan trakea dan membuat anak sulit bernapas. Kesulita
n bernapas juga dapat terjadi akibat adanya penumpukan sel-sel abnormal di pembuluh darah pa
ru-paru.

7
6. Kehilangan Nafsu Makan dan Nyeri Perut

Bila sel abnormal menumpuk di hati, ginjal, dan limpa, maka organ-organ tersebut akan
membengkak dan menekan organ lainnya. Kondisi ini dapat menyebabkan nyeri pada perut dan
rasa tidak nyaman. Pada anak yang mengalami leukemia, nafsu makannya juga sering menurun.

7. Pembengkakan Kelenjar

Sel-sel darah putih pada anak yang menderita leukemia juga sering mengumpul di
kelenjar getah bening. Hal ini akan menyebabkan pembengkakan pada kelenjar tersebut.
Gejalanya berupa benjolan di leher, dada, ketiak, atau pangkal paha.

D. Patofisiologi
Bila virus dianggap sebagai penyebabnya (virus onkogenik yang mempunyai struktur
antigen tertentu), maka virus tersebut dengan mudah akan masuk ke dalam tubuh manusia jika
struktur antigennya sesuai dengan struktur antigen manusia itu (hospes). Bila struktur antigen virus
tidak sesuai dengan struktur antigen individu, maka virus tersebut akan ditolak, seperti pada
penolakan terhadap benda asing lain. Struktur antigen manusia terbentuk oleh struktur antigen dari
berbagai alat, terutama kulit dan selaput lendir yang terletak di permukaan tubuh ( kulit disebut juga
antigen jaringan ) atau HL-A (Human Leucocyte Locus A).
Normalnya tulang marrow diganti dengan tumor malignan, imaturnya sel blast. Adanya
proliferasi sel blast,produksi eritrosit dan platelet terganggu akan menimbulkan anemia dan
trombositopenia. Sistem retikuloendotelial akan terpengaruh dan menyebabkan gangguan sistem
pertahanan tubuh sehingga mudah mengalami infeksi.
Manifestasi akan tampak pada gambaran gagalnya bone marrow dan infiltrasi organ,SSP.
Gangguan nutrisi dan metabolisme. Depresi sumsum tulang dan berdampak pada penurunan
leukosit,eritrosit,faktor pembekuan dan peningkatan tekanan jaringan. Adanya infiltrasi pada ekstra
medular akan menyebabkan terjadinya pembesaran hati,limfe dan nodur limfe dan nyeri
persedian(Silvia,2006).

E. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
a. Darah Tepi
Gejala yang terlihat berdasarkan kelainan sumsum tulang yaitu berupa
pansitopenia,limfositosis yang dapat menyebabkan gambaran darah tepi monoton dan
terdapatnya sel blast. Terdapatnya leukosit yang imatur.
b. Kimia Darah
Kolesterol mungkin rendah,asam urat dapat meningkat, hipogamaglobinemia.

8
c. Sumsum tulang
Hanya terdiri dari sel limfopoetik patologis sedangkan sistem lain terdesak (aplasia
sekunder).

2. Pemeriksaan Lain
a. Biopsi limpa
Memperlihatkan proliferasi sel leukemia dan sel yang berasal dari jaringan limpa akan
terdesak seperti limfosit normal, RES,granulosit,pulp cell.
b. Lumbal puksi
Untuk mengetahui apak SSP terinfiltrasi yang dapat dilihat dari peningkatan jumlah sel
patologis dan protein. Kelainan ini dapat terjadi setiap saat pada perjalanan penyakit baik dalam
keadaan remis atau pada keadaan kambuh.
c. Sitogenik
Pemeriksaan pada kromosom baik jumlah maupun morfologisnya (Doenges,2000)

F. Penatalaksanaan Medis
1. Transfusi darah
Biasanya diberikan jika kadar hb < 6 gr%. Pada trombositopenia yang berat dan
perdarahan masif, dapat diberikan transfusi trombosit, jika ada tanda DIC (Disseminated
Intravascular Coagulation) dapat diberi heparin.
2. Kortikosteroid
(Prednison,kortison) deksametason dsb.
3. Sitostatika
Umumnya sitostatika diberikan dalam kombinasi bersama-sama dengan predison. Efek :
alopesia,stomatitis,leucopenia,infeksi sekunder (kandidiasit).
4. Imunoterapi
Merupakan cara pengobatan yang baru, imunoterapi diberikan jika telah tercapai remisi
dan jumlah sel leukemia cukup rendah (10⁵-10⁶).

9
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK


DENGAN LEUKEMIA

Ruangan : Kamboja /III


No. Reg : 1445xxx
Pengkajian diambil tanggal : 22 Mei 2021 Jam : 09.00 WIB

I.Identitas Klien
Nama / Jenis kelamin : An.C
Alamat : Ds.Bangunjaya, Kec.Pakel, Kab.Tulungagung
Umur anak : 8 tahun
Nama ayah : Sutarji
Pendidikan ayah : SMA
Pekerjaan ayah : Wiraswasta
Pekerjaan ibu : Ibu rumah tangga
Agama : Islam
Suku bangsa : Jawa/Indonesia
Diagnosa medis : Leukemia
Tanggal masuk RS : 21 Mei 2021

II. Riwayat Keperawatan


1. Riwayat penyakit
1.1. Keluhan utama : Pasien mudah mengalami perdarahan, gusi sering
berdarah, dan sering mimisan.
1.2. Lama keluhan : 2 hari
1.3. Akibat timbulnya keluhan : Tidak bisa beraktivitas seperti biasanya
1.4. Faktor yang memperberat : Paparan asap rokok, paparan bahan kimia, dan
infeksi virus.
2. Riwayat penyakit sekarang :
Pada tanggal 21 Mei 2021 pukul 09.00 WIB, An.C (8 tahun) di bawa ke RS Dr.Iskak
Tulungagung dengan keluhan mudah mengalami perdarahan, gusi sering berdarah, dan sering
mimisan. Pasien juga mengalami demam, suhu tubuh diatas nilai normal yaitu lebih dari 37,7
‫ﹾ‬C , dan kulit terasa hangat.Dan akhir-akhir ini nafsu makan menurun, berat badan mula- mula

10
26 kg dan saat sakit 23,4 kg.BMI (Body Maks Indeks) saat sakit adalah 17,2 dan IMT (Indeks
Massa Tubuh) saat sakit adalah 17,2 yaitu berat badan kurang.Kemudian saat ini pasien
dirawat di ruang kamboja.TTV : TD : 130/80 mmHg, N : 100 x/menit, S : 38 ‫ ﹾ‬C, RR : 25
x/menit.
2. Riwayat keperawatan dahulu :
3.1. Pre natal : Tidak ada
3.2. Intra Natal : Tidak ada
3.3. Postnatal : Tidak ada
3.4. Luka / operasi : Tidak ada
3.5. Allergi : Tidak ada
3.6 Pola kebiasaan :
a.Pola kesehatan sehari-hari :
- Pola nutrisi dan metabolik : An.C biasanya makan di rumah sebanyak 1-3 kali
sehari.Jenis makanan yang biasa dimakan adalah nasi, lauk pauk, kue, buah dan
An.C memakan semua makanan yang diberikan.Adapun makanan yang disukai
An.C adalah pecel.Minuman yang diberikan kepada An.C adalah air putih,susu,
dan jus buah.Semenjak sakit, ibu mengatakan nafsu makan menurun.Anak
hanya makan 4 sendok.
b.Pola aktivitas dan kegiatan :
- Latihan : An.C yang aktif lebih sering bermain di dalam rumah bersama ayah
ataupun saudaranya.
- Pola tidur : An.C selama di rumah tidur siang kurang lebih 3 jam dan tidur malam
kurang lebih 8 jam.Sedangkan di rumah sakit jarang tidur siang .Jam
tidur malam kurang lebih 5 jam.Anak sering terbangun dimalam hari
karena tidak nyaman dengan gejala penyakit yang dideritanya.
3.7 Tumbuh kembang :
- Tengkurap usia : 5 bulan
- Duduk usia : 7 bulan
- Berdiri usia : 9 bulan
- Mengoceh usia : 7 bulan
- Bicara usia : 1 tahun 2 bulan
3.8 Riwayat Imunisasi :
BCG : 1 tahun HB : 0-7 hari
DPT : 2-4 tahun Meningitis : Tidak ada
Polio : 1-4 bulan Lain – lain : Tidak ada
Campak : 9 bulan
4. Riwayat kesehatan keluarga: Pasien mengatakan dari keluarga ada yang mempunyai
penyakit seperti sang anak yaitu Leukemia.
5. Riwayat Psikososial : Tidak ada
6. Riwayat seksual : Tidak ada
11
7. Riwayat keluarga :
7.1. Komposisi keluarga terhadap :
Keluarga Inti : Baik
7.2. Lingkungan rumah dan Komunitas : Pasien tinggal di lingkungan yang baik
8. Kultur dan kepercayaan : Pasien taat beribadah
9. Fungsi dan hubungan keluarga : Pasien sangat dekat dengan keluarga
10. Pola perilaku yang mempengaruhi kesehatan: Tidak ada
11. Persepsi keluarga terhadap anak : Perilaku pasien sangat baik terhadap keluarga

III. Pemeriksaan fisik


Anak dan neonatus
1. Keadaan umum : Lemah
Kesadaran : Composmentis
BB : 26 kg
TB : 117 cm
LL : 23 cm
2. Tanda – tanda vital :
- TTD : 130/80 mmHg
- N : 100 x/menit
- S : 38 0C
- RR : 25 x/menit
3. Kepala dan wajah
- Rambut kepala : Hitam, bersih dan tidak ada ketombe.Penyebaran rambut
tidak merata , dan tidak ada kelainan,
- Bentuk kepala : Simetris
- Ukuran – ukuran kepala :-
- UUB :-
- UUK :-
4. Mata : Sklera : Putih
Konjungtiva : Pink
5. Telinga : Simetris kanan dan kiri, bersih dan tidak ada secret
6. Hidung : Tulang hidung simetris, tidak ada pernafasan cuping hidung,
lubang hidung bersih, tidak ada secret, tidak ada pembengkakan,
dan tidak ada polip.
7. Mulut : Gigi bersih, tidak ada caries gigi, bibir pucat
8. Tenggorokan : Tidak ada pembesaran dan tidak ada sumbatan secret
9. Leher : Kelenjar getah bening tidak teraba, tiroid tidak teraba, posisi
trakea di tengah, dan tidak ada kelainan.
10. Dada : Simetris, payudara normal, aerola mamae berwarna coklat
11. Paru – paru : Pergerakan simetris
12
12. Jantung : Tidak ada gangguan
13. Abdoment : Tidak ada luka operasi, tidak tampak bayangan pembuluh darah,
gerakan abdomen mengikuti gerakan nafas.
14. Ginjal : Tidak teraba
15. Genetalia : Tidak ada kelainan, kebersihan genetalia bersih, dan tidak
terpasang kateter.
16. Exstremits :
- Atas : Tidak ada oedem
- Bawah : Tidak ada oedem
17. Rektum : Tidak ada ambien
18. Neurologi : Tidak ada
19. Endokrin : Tidak ada

IV. Pola Kesehatan Fungsional


1. Nutrisi / Makan / Minum : An.C biasanya makan di rumah sebanyak 1-3 kali
sehari.Jenis makanan yang biasa dimakan adalah nasi, lauk
pauk.Makanan yang disukai An.C adalah pecel.Minuman
yang disukai air putih,susu, dan jus buah.Semenjak sakit,
nafsu makan An.C menurun.Anak hanya makan 4 sendok.
2. Eliminasi :
BAK : Pola eliminasi urine jumlanya 500-1.000 cc/hari, warna
kuning muda, dan bau khas

BAB : Pola eliminasi feses 1-2 x/hari, warna kuning,baunya khas,


konsistensi lembek.
3. Istirahat dan tidur : An.C selama di rumah tidur siang kurang lebih 3 jam dan
tidur malam kurang lebih 8 jam.Sedangkan di rumah sakit
jarang tidur siang .Jam tidur malam kurang lebih 5 jam.Anak
sering terbangun dimalam hari karena tidak nyaman dengan
gejala penyakit yang dideritanya.
4. Aktivitas dan latihan : An.C adalah anak yang aktif lebih sering bermain di dalam
rumah bersama ayah ataupun saudaranya.

V. Pemeriksaan Penunjang :
( Hasil Laboratorium dan Hasil Pemeriksaan Lain )
- Leukosit : 2,2 10ᵌ/µL
- Eritrosit : 3,38 10⁶/µL
- Hemoglobin : 10,6 g/dl
- Hematokrit : 30,9 %
- Neutrofil : 1,3

13
VI. Persepsi Keluarga Terhadap Penyakit Anaknya :
Orang tua pasien mengatakan bahwa anaknya akan sembuh

VII. Penatalaksanaan Dan Terapi :


1. Santagesik (IV) 3 x 250 mg
2. Ceftriaxone (IV) 2 x 50 mg
3. D5 (IVFD) 15 tpm

VIII. Pengkajian Tumbuh Kembang :


* Sebelum sakit : Pasien tampak, dapat beraktifitas dan bermain dengan teman-temannya.
* Selama sakit : Pasien hanya berbaring ditempat tidur dan tidak bisa bermain dengan
teman-temannya.

Mahasiswa

(_Kelompok 11 )

14
ANALISA DATA

Nama pasien : An.C


Umur : 8 Tahun
No. Register : 1445xxx

NO KELOMPOK DATA KEMUNGKINAN MASALAH


PENYEBAB
(Pokok Masalah)

1 Ds : Hati Defisit nutrisi


- Pasien mengatakan nafsu ↓
makan menurun. Peradangan

Do : Hepatomegali
- Berat badan menurun ↓
minimal 10 % dibawah Menekan rongga lambung
rentang ↓
ideal. Nausea, vomit
- Berat badan mula-mula 26 kg ↓
- Berat badan saat sakit 23,4 kg Defisit nutrisi
- BMI (Body Maks Indeks)
saat sakit adalah 17,2.
-IMT (Indeks Massa Tubuh) saat
sakit adalah 17,2.

2 Trombosit kurang dari 100.000 Risiko perdarahan


Ds : ↓
- Pasien mengatakan mudah Faktor pembekuan darah
mengalami perdarahan. menurun
- Pasien mengatakan gusi ↓
sering berdarah. Risiko perdarahan
- Pasien mengatakan sering
mimisan.

Do :
15
- Pasien mudah memar

3 Leukosit menurun Hipertermia


Ds : ↓
- Pasien mengalami demam Daya tahan tubuh atau imunitas
menurun
Do : ↓
- Suhu tubuh diatas nilai Resiko infeksi
normal yaitu lebih dari ↓
37,7 ‫ﹾ‬C. Hipertermia
- Kulit terasa hangat

16
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama pasien : An.C


Umur : 8 Tahun
No. Register : 1445xxx

NO TANGGAL MUNCUL DIAGNOSA KEPERAWATAN


1 22 Mei 2021 RiDefisit nutrisi b.d faktor psikologis (keengganan untuk
makan) d.d nafsu makan menurun.

2 22 Mei 2021 Risiko perdarahan b.d gangguan koagulasi


(trombositopenia) d.d mudah mengalami perdarahan.

3 22 Mei 2021 Hipertermia b.d proses penyakit (kanker) d.d pasien


mengalami demam.

17
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama pasien : An.C


Umur : 8 Tahun
No Register : 1445xxx

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN LUARAN (SLKI) INTERVENSI (SIKI)


1 Ri Defisit nutrisi b.d faktor psikologis Status Nutrisi ( L.03030) Manajemen Nutrisi
( 1.03119)
(keengganan untuk makan) d.d nafsu
Observasi :
makan menurun. Tujuan : Setelah dilakukan 1. Identifikasi status
nutrisi.
tindakan keperawatan
2. Identifikasi makanan
selama 1x24 jam diharapkan yang disukai.
3. Identifikasi kebutuhan
status nutrisi membaik.
kalori dan jenis
nutrient.
4. Monitor asupan
Kriteria Hasil :
makanan.
1. Porsi makanan yang 5. Monitor berat badan
dihabiskan meningkat.
Terapeutik :
2. Verbalisasi keinginan 6. Sajikan makanan yang
menarik dan suhu yang
untuk meningkatkan
sesuai.
nutrisi meningkat. 7. Berikan makanan yang
tinggi kalori dan tinggi
3. Pengetahuan tentang
protein.
standar asupan nutrisi
Edukasi :
yang tepat meningkat
8. Anjurkan posisi
4. Berat badan membaik duduk,jika mampu.
5. Indeks Massa Tubuh
Kolaborasi :
membaik. 9. Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan
6. Frekuensi makan
jumlah kalori dan jenis
membaik. nutrient yang
dibutuhkan,jika perlu.
7. Nafsu makan membaik
8. Bising usus membaik
9. Tebal lipatan kulit trisep
membaik.

2 Risiko perdarahan b.d gangguan Tingkat Perdarahan Pencegahan Perdarahan


koagulasi (trombositopenia) d.d (L.02017) (I.02067)
mudah mengalami perdarahan. Observasi :

18
Tujuan : Setelah dilakukan 1.Monitor nilai hematokrit
tindakan keperawatan atau hemoglobin sebelum
selama 1x24 jam diharapkan dan setelah kehilangan
tingkat perdarahan darah .
menurun.
Terapeutik :
Kriteria Hasil : 2.Pertahankan bed rest
1.Hemoglobin membaik selama perdarahan.
2.Tekanan darah membaik
Edukasi :
3.Jelaskan tanda dan
gejala perdarahan.
4.Anjurkan segera
melapor jika terjaadi
perdarahan.

Kolaborasi :
5.Kolaborasi pemberian
obat pengontrol
perdarahan, jika perlu.
6.Kolaborasi pemberian
produk darah, jika perlu.

3 Hipertermia b.d proses penyakit Termoregulasi (L.14134) Manajemen Hipertermia


(kanker) d.d pasien mengalami (I.15506)
demam. Tujuan : Setelah dilakukan Observasi :
tindakan keperawatan 1.Identifikasi penyebab
selama 1x24 jam diharapkan hipertermia
termoregulasi membaik. (misal.dehidrasi,
terpapar lingkungan
Kriteria Hasil : panas, penggunaan
1.Suhu tubuh membaik inkubator).
2.Suhu kulit membaik 2.Monitor suhu tubuh

Terapeutik :
3.Sediakan lingkungan
yang dingin.
4.Lakukan pendinginan
eksternal (mis.selimut
hipotermia atau kompres

19
dingin pada dahi, leher,
dada, abdomen, dan
aksila).

Edukasi :
5.Anjurkan tirah baring

Kolaborasi :
6.Kolaborasi pemberian
cairan dan elektrolit
intravena , jika perlu.

20
TINDAKAN KEPERAWATAN CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Pasien : An.C Umur : 8 Tahun No. Register: 1445xxx Kasus : Leukemia

TANGGAL/ TANDA TANGGAL/ TANDA


NO NO. DX IMPLEMENTASI EVALUASI
JAM TANGAN JAM TANGAN
1 1 22 Mei 2021 Manajemen Nutrisi ( 1.03119) Kelompok 22 Mei 2021 S: Kelompok 11
11
-Pasien mengatakan nafsu makan masih
10.00 WIB 1.Mengidentifikasi status nutrisi. 14.00 WIB
2.Mengidentifikasi makanan yang menurun.
disukai.
O:
10.50 WIB 3.Mengidentifikasi kebutuhan kalori dan
jenis nutrient. - Berat badan masih menurun minimal 10 %
4.Memonitor asupan makanan
dibawah rentang ideal.
11.00WIB 5.Memonitor berat badan
6.Menyajikan makanan yang menarik dan - Berat badan mula-mula 26 kg
suhu yang sesuai.
- Berat badan saat sakit 23,4 kg
7.Memberikan makanan yang tinggi
kalori dan tinggi protein. - BMI (Body Maks Indeks) saat sakit adalah
11.15 WIB
8.Menganjurkan posisi duduk,jika
17,2.
mampu.
9.Mengkolaborasi dengan ahli gizi untuk -IMT (Indeks Massa Tubuh) saat sakit adalah
12.00 WIB
menentukan jumlah kalori dan jenis
17,2.
nutrient yang dibutuhkan,jika perlu.

A : Masalah belum teratasi


P : Intervensi dilanjutkan

21
2 2 22 Mei 2021 Pencegahan Perdarahan (I.02067) Kelompok 22 Mei 2021 S: Kelompok 11
11
-Pasien mengatakan masih mengalami
14.00 WIB
10.10 WIB 1.Memonitor nilai hematokrit atau perdarahan.
hemoglobin sebelum dan setelah -Pasien mengatakan gusi masih berdarah
kehilangan darah . -Pasien mengatakan masih mimisan.
10.30 WIB 2.Mempertahankan bed rest selama O:
perdarahan. -Pasien mudah memar
11.15 WIB 3.Menjelaskan tanda dan gejala
perdarahan. A : Masalah belum teratasi
11.30 WIB 4.Menganjurkan segera melapor jika P : Intervensi dilanjutkan
terjadi perdarahan.
11.35 WIB 5.Mengkolaborasi pemberian obat
pengontrol perdarahan, jika perlu.
12.00 WIB 6.Mengkolaborasi pemberian produk
darah, jika perlu.

Kelompok 11
3 S:
3 22 Mei 2021 Manajemen Hipertermia (I.15506) Kelompok 22 Mei 2021
11 -Pasien masih mengalami demam
14.0 IB
O:
1.Mengidentifikasi penyebab hipertermia
-Suhu tubuh masih diatas nilai normal yaitu
10.25 WIB (misal.dehidrasi, terpapar lingkungan
lebih dari 37,7 ‫ﹾ‬C.
panas, penggunaan inkubator).
-Kulit masih terasa hangat
2.Memonitor suhu tubuh
10.40 WIB
3.Menyediakan lingkungan yang dingin
22
4.Melakukan pendinginan eksternal A : Masalah belum teratasi
11.00 WIB
(mis.selimut hipotermia atau kompres P : Intervensi dilanjutkan
dingin pada dahi, leher, dada, abdomen,
dan aksila).
5.Menganjurkan tirah baring
11.15 WIB
6.Mengkolaborasi pemberian cairan dan
11.30 WIB elektrolit intravena , jika perlu.

23
FORMAT PENYULUHAN KESEHATAN

Topik : Leukemia
Sasaran : Anak usia 8 tahun
Ruang : Kamboja /III

TUJUAN
TUJUAN KHUSUS POKOK BAHASAN MATERI METODE AVA EVALUASI
UMUM
Setelah Setelah dilakukannya penyuluhan kesehatan 1.Memahami pentingnya pengertian Pengetahuan tentang : Ceramah dan Power point -
dilakukan dapat : Leukemia pada anak. tanya jawab dan leafet
1. Pengertian Menyimpulkan
penyuluhan 1.Menjelaskan pengertian leukemia 2.Mengetahui defisit nutrisi b.d
kesehatan, Ri 2. Mengetahui defisit nutrisi b.d faktor leukemia pada materi.
faktor psikologis (misal.stress,
seorang anak P
psikologis (misal.stress, keengganan untuk anak. - Memberi
yang keengganan untuk makan) d.d
mengikuti makan) d.d nafsu makan menurun. 2. Penyebab leukemia kesempatan
nafsu makan menurun.
jalannya
2. 3. Mengetahui risiko perdarahan b.d gangguan pada anak. bertanya
penyuluhan 3.Memahami risiko perdarahan b.d
dapat koagulasi (trombositopenia) d.d 3. Klasifikasi pada
gangguan koagulasi
mengetahui
mudah mengalami perdarahan. leukemia pada peserta.
dan memahami (trombositopenia) d.d mudah
tentang gejala 4.Mengetahui hipertermia b.d proses penyakit anak. Me - Menjawab
mengalami perdarahan.
leukemia pada
(misa.infeksi, kanker) d.d pasien 4. Tanda dan gejala pertanyaan.
anak. 4.Memahami hipertermia b.d proses
mengalami demam. leukemia pada - Memberi
penyakit (misa.infeksi, kanker) d.d
anak. salam
pasien mengalami demam.
5. Resiko leukemia
pada anak.
6. Cara meringankan
leukemia pada
anak.

24
25
BAB IV
HASIL
Untuk mendapatkan literature yang sesuai maka penulis terlebih dahulu membuat pertanyaan klinis, yaitu “Bagaimana mengakaji kelelahan pada anak Leukemia?”
P : Children
I:
C:
O : Leukemia
Data base yang digunakan dalam pencarian artikel untuk makalah ini adalah, Science Direct (3 artikel), Scholar (11 artikel). Kemudian artikel tersebut disortir berdasarkan terbitan
9 tahun terakhir sehingga didapatkan 11 artikel jurnal yang sesuai.

NAMA DAN TAHUN INTERVENSI


NO JUDUL PENELITIAN TUJUAN METODE DAN DESIGN HASIL
PENELITIAN
1 Sapariah Anggraini* Hypnoparenting Effects Untuk mengetahui pengaruh Metode penelitian ini Perlu adanya perhatian terhadap Populasi penelitian adalah
Towards Fatigue As An hipnoterapi terhadap menggunakan eksperimen masalah ini dengan memberikan pasien anak usia 5-12
Nursing Program Suaka Impact Of Chemotherapy prevalensi kelelahan akibat semu sebelum setelah terapi pelengkap lainnya kepada tahun yang menderita
Insan School of Health Among Pediatric Patients kemoterapi pada pasien anak penelitian. pasien yang disebut dengan leukemia limfoblastik akut
Science with Acute Lymphoblastic dengan Leukemia Limfoblas hipnoparenting. Dengan yang menjalani
2018 Leukemia Akut penerapan hypnoparenting akan pengobatan kemoterapi di
menurunkan tingkat kelelahan RSUD ulin dengan jumlah
akibat proses kemoterapi pada peserta sebanyak 30 pasien
anak . anak. Analisis data
menggunakan uji-t
dependen dengan CI 95%
dan nilai p <0,05. Menurut
skor rata-rata 30 pasien

26
dalam rentang usia 5-12
tahun terungkap; sebelum
dan sesudah pelaksanaan
hipnoparenting, Ada
perbedaan yang signifikan
pada tingkat kelelahan
pasien sebelum dan
sesudah penerapan
hipnoparenting.
2 Carol C. Choo et Health-Related Quality of Penelitian ini bertujuan untuk Prosedur dan bahan ( dgn Mengeksplorasi faktor-faktor Pasien leukemia
al (2019) Life in Pediatric Patients with mengatasi kesenjangan saat menggunakan hasil penelitian yang berhubungan dengan dipengaruhi oleh usia
Leukemia in Singapore: A ini dalam literatur lokal kuisioner dan mengalaman uji HRQoL pada pasien anak-anak pasien, durasi lama
Cross-Sectional Pilot Study dengan memeriksa variabel ) Asia dengan leukemia di pengobatan, dan etnisasi
yang tersedia yaitu variabel Singapura.penelitian ini dari lingkungan tempat
terkait pengobatan dan menunjukkan bahwa usia pasien tinggal.
karakteristik demografis memiliki hubungan positif yang
dalam hubungannya dengan signifikan dengan fungsi fisik,
HRQoL untuk pasien anak kesehatan fisik, dan HRQoL
dengan leukem keseluruhan pasien anak dengan
leukemia.
3 Bovero, Maryline, et al Role of advanced nurse Untuk mengoptimalkan Proses Partisipatif, Langkah-langkah berturut-turut Tujuh langkah kerangka
2018 practitioners in the care keamanan dan kualitas Berdasarkan Bukti, dan diambil untuk mengidentifikasi PEPPA dilakukan selama
pathway for children perawatan untuk anak-anak Berpusat pada Pasien untuk pasien dan kebutuhan keluarga, satu tahun dan
diagnosed with leukemia dengan ALL, untuk praktik Tingkat Lanjut serta memperhatikan prioritas berkontribusi pada
mempromosikan proses dianggap sebagai kerangka perawatan kesehatan, dan identifikasi tugas dan

27
implementasi yang kerja konseptual untuk menetapkan model perawatan peran praktisi perawat
kolaboratif dan ketat serta pengembangan, kesehatan baru tingkat lanjut dalam jalur
menggunakan pendekatan implementasi, dan evaluasi perawatan pasien.
holistik di sepanjang jalur peran keperawatan. Penerapan ANP secara
perawatan kesehatan yang bertahap dicapai dengan
kompleks. pengembangan prosedur
perawatan kesehatan
berbasis bukti yang baru.
Persetujuan selanjutnya
dari spesifikasi
kontrakfikasi untuk
praktisi perawat tingkat
lanjut memfasilitasi
permulaan spesifik
konsultasi, yang
memfasilitasi pendekatan
holistik
4 Han, Jing, Jun-E. Liu, Coping strategies of children Untuk menggambarkan Wawancara mendalam Strategi kognitif, afektif, dan Selama dirawat di rumah
and Qian Xiao treated for leukemia in China strategi koping dan gaya dengan wawancara semi perilaku yang umum digunakan sakit, anak-anak menjalani
2017 koping yang disukai anak- terstruktur dilakukan dengan meliputi: mencari informasi, tiga cara penyesuaian
anak Cina dengan leukemia 29 anak Tionghoa yang mencari dukungan emosional, psikologis: Pengaturan
selama rawat inap. menjalani pengobatan pengendalian diri, melampiaskan diri, bantuan tenaga
leukemia. Metode analisis isi emosi, penerimaan, mencari kesehatan, membantu
Kippendorf digunakan untuk penghargaan, dan pemecahan . orang tua. Ada banyak
analisis data. anak-anak yang lebih kecil strategi penanggulangan.

28
Sebuah desain studi kualitatif menggunakan lebih banyak PFC Penanganan yang berfokus
deskriptif dan bergantung pada orang tua pada masalah termasuk
mereka untuk mengubah suasana mencari informasi dan
hati mereka, sedangkan anak- pemecahan masalah, dan
anak yang lebih tua koping yang berfokus pada
menggunakan EFC yang lebih emosi termasuk mencari
luas dan bergantung pada diri dukungan emosional,
mereka sendiri untuk mengubah pengendalian diri,
emosi mereka. penerimaan, mencari
penghargaan lain. Anak-
anak menggunakan gaya
koping yang berbeda
sesuai dengan tahap
perkembangan kognitif
mereka, dan budaya
tradisional China
mempengaruhi strategi
koping anak-anak.
5 ACHMAD, A. P. A., Penerapan Storytelling Penelitian ini bertujuan Penelitian ini menggunakan Peneliti melakukan intervensi Hasil penelitian
SIREGAR, J., sebagai Intervensi untuk mendapatkan teknik desain single case atau biasa melalui teknik storytelling. menunjukkan adanya
NOVIANTI, L. E., & Menurunkan Derajat Stres intervensi melalui storytelling juga disebut dengan single- Intervensi diberikan selama 6 penurunan kategori derajat
TEHUTERU, E. S. pada Anak Leukemia dan pengaruhnya terhadap subject design. Single case hari, berturut-turut dalam kurun stres pada partisipan
2015 (Perancangan dan Uji Coba derajat stres pada anak adalah sebuah desain waktu 40−60 menit per sebelum diberikan
Penerapan Storytelling dengan leukemia usia 8 tahun penelitian yang menggunakan pertemuan intervensi dan setelah
dengan Pendekatan Positive (middle and late childhood). satu partisipan atau diberikan inervensi. Hal

29
Psychology untuk sekelompok individu untuk ini menunjukkan bahwa
Menurunkan Derajat Stres mengetahui pengaruh dari teknik storytelling dapat
pada Anak Leukemia Usia 8 treatment yang diujicobakan digunakan untuk
Tahun menurunkan derajat stres
yang dialami oleh pasien
leukemia usia 8 tahun.
6 Kowaluk, A., & Peak Oxygen Uptake and Tujuan dari penelitian ini Pada penelitian tahap awal Selama terapi antikanker, anak Hasil penelitian
Woźniewski, M. (2020) Exercise Capacity of Children adalah untuk menilai dilakukan pengukuran sering mengikuti kegiatan menunjukkan bahwa anak-
Undergoing Leukemia kapasitas latihan (VO 2peak) antropometri pada setiap rehabilitasi. Namun, ini terutama anak menjalani
Treatment dari anak-anak yang subjek (tinggi dan berat ditujukan untuk meredakan pengobatan leukemia
menjalani pengobatan badan). Kelayakan gejala pengobatan, seperti ditandai dengan
leukemia dan kardiorespirasi dinilai mengurangi kontraktur dan atrofi berkurangnya tingkat
membandingkan hasilnya menggunakan uji otot. Anak-anak yang menjalani kapasitas latihan
dengan anak-anak yang sehat. ergospirometri (CPET). pengobatan tidak termasuk
Selanjutnya menilai pengaruh Protokol Godfrey progresif dalam program yang
metode pengobatan pada dilakukan [ 19 ]. Tes stres komprehensif. Rehabilitasi
tingkat kapasitas latihan dan latihan menggunakan sering ditujukan hanya untuk
peningkatan perilaku ergospirometer dimulai mengurangi masalah sementara
menetap. dengan pemanasan 3 menit pasien. Latihan jarang digunakan
pada 15 W (tinggi 120-150 untuk membuat anak-anak tetap
cm) atau 20 W (tinggi> 150 aktif secara fisik dan
cm). Tinggi badan > 120 cm memastikan setidaknya tingkat
menghasilkan pemilihan kapasitas latihan yang moderat.
cycloergometer yang tepat Sangat penting untuk
untuk anak. menerapkan program latihan

30
aerobik di awal perawatan, untuk
mencegahnya yang berlebihan
penurunan VO 2peak
7 Chrisnawati, C., Pengaruh Hipnoparenting Penelitian ini bertujuan untuk Penelitian ini merupakan Pelaksanaan Hypnoparenting Menujukan penurunan
Anggraini, S., & Terhadap Mual Muntah mengetahui pengaruh penelitian kuantitatif pada penelitian ini akan rerata mual muntah pada
Agustina, D. M. (2018). Akibat Kemoterapi Pada hypnoparenting terhadap menggunakan desain Quasi dilakukan secara langsung oleh kelompok intervensi
Anak Dengan Akut mual muntah akibat Eksperimental yang telah peneliti sendiri dan sebesar 7,06; perbedaan
Limpoblastik Leukimia kemoterapi pada anak dengan melewati uji Etika Penelitian. berkolaborasi bersama orangtua. yang signifikan rata-rata
Acute Lymphoblastic Pemilihan kelompok Lamanya terapi berlangsung skor mual-muntah
Leukemia di RSUD Ulin penelitian berjumlah 30 sekitar 15-30 menit. Instrumen sebelum dan sesudah
Banjarmasin dan mengetahui pasien anak yang telah Rhodes Index Nausea, Vomiting dilakukan hypnoparenting
perbedaan tingkat mual menandatangani informed & Retching (RINVR) RINVR P value 0,001 (P<0,05)
muntah sebelum dan setelah consent. Kelompok dibagi digunakan untuk mengukur
hypnoparenting. menjadi 2 kelompok besar variabel mual muntah. Skala
yaitu 15 pasien anak di Rhodes INVR terdiri dari 8
kelompok kontrol dan 15 pertanyaan yaitu 3 pertanyaan
pasien anak di kelompok untuk mengukur mual, 5
eksperimen dan pengukuran pertanyaan untuk mengukur
mual muntah menggunakan muntah yang diisi oleh peneliti
Instrumen Rhodes Index dengan respon skala Likert yaitu
Nausea, Vomiting & 0-4.
Retching (RINVR) akibat
kemoterapi pada kelompok
control dan kelompok
intervensi.

31
8 Setyaningrum, T., & Supportive Educative System Untuk menganalisis pengaruh Penelitian ini merupakan Selama kegiatan pemberian . Hasil penelitian
Purwati, N. H. (2019) Intervention Based on Family intervensi supportive penelitian Quasi supportive educative system didapatkan p value 0,000
Centered Care on Family educative system berbasis Experimental dengan berbasis family centered care, (≥ 0,05) yang artinya
Support in Caring for family centered care terhadap pendekatan non equivalent orangtua selalu berperan aktif terdapat perbedaan
Children with Leukemia in dukungan keluarga dalam control group before after terutama ketika dilakukan dukungan keluarga antara
Rsud Tangerang. merawat anak dengan design. Dalam penelitian ini demonstrasi cara mengurangi kelompok intervensi dan
leukemia. jumlah responden masing – kecemasan pada anak, orangtua kontrol sesudah diberikan
masing kelompok intervensi sangat antusias selama intervensi. Dapat
maupun kontrol berjumlah 24 pemberian edukasi dengan disimpulkan pemberina
anak memperhatikan penjelasan yang intervensi supportive
diberikan educative system berbasis
family centered care
berpengaruh terhadap
dukungan keluarga dalam
merawat anak dengan
leukemia.
9 Ida Ayu Putu Asthi D, N. Pengaruh Mendongeng Pada Mengetahui pengaruh Penelitian ini merupakan Mendongeng dilakukan Didapatkan 24 subyek
(2017) Kondisi Nyeri Penderita mendongeng terhadap kondisi studi eksperimental klinis. sebanyak 3 kali berturut-turut yang mengikuti prosedur
Leukemia di Ruang Rawat nyeri pada leukemia anak Leukemia anak diukur skala dengan menggunakan judul buku penelitian, dibagi secara
Inap Hematologi Onkologi yang dirawat di Ruang Rawat nyerinya menggunakan Wong mendongeng “Saat Pertamaku acak ke dalam kelompok
Anak RSUD Dr Soetomo Inap Hematologi Onkologi Baker Pain Scale. Subyek Berkunjung ke Rumah Sakit”, kontrol (n=12) dan
Surabaya Anak RSUD Dr. Soetomo yang memenuhi kriteria “Berani Yuk! Makan Sayur”, kelompok perlakuan
Surabaya. inklusi dibagi menjadi 2 “Menggosok gigi yang (n=12). Pengukuran
kelompok yaitu kelompok Menyehatkan”. Penilaian nyeri tingkat nyeri setelah
perlakuan akan mendapatkan mengguanakan Wong Baker mendongeng pada

32
mendongeng dan kelompok Faces Pain rating Scale (WBPS) kelompok kontrol dan
kontrol. Data dianalisis dan kuesioner temperamen anak kelompok perlakuan
dengan menggunakan uji menggunakan Kuesioner didapatkan perbedaan
statistik komparasi uji Chi temperamen anak yang telah yang bermakna (p=0,002).
Square dan uji Mann- tervalidasi.
Whitney dengan α=0,05.
10 Ramdaniati, S., & Penerapan Intervensi Tujuan penelitian untuk Penelitian ini merupakan Intervensi yang dilakukan adalah Hasilnya memperlihatkan
Cahyaningsih, H. (2020. Bermain, Makan, Spiritual menganalisis pengaruh penelitian kuasi eksperimen playing, eat, spiritual dan adanya perbedaan skor
Dan Akupresure Terhadap penerapan intervensi tersebut dengan menggunakan desain akupresure yang dilakukan ratarata kualitas hidup
Peningkatan Kualitas Hidup terhadap kualitas hidup anak one group pretest-posttest secara terpadu untuk mengurangi anak (p value 0,001)
Anak Penderita Leukimia yang dirawat di rumah sakit. dilaksanakan di RS Al Islam dampak kemoterapi anak dengan antara sebelum dan setelah
Bandung terhadap 31 orang leukemia terutama penurunan perlakuan. Simpulan yang
anak penderita leukemia dan mual, dan peningkatan semangat dihasilkan adalah
sedang menjalani periode hidup. Intervensi tersebut intervensi play, eat,
kemoterapi. meliputi permainan edukatif spiritual dan akupresure
pada anak untuk menurunkan memberikan pengaruh
kecemasan, pemberian makanan yang positif terhadap
yang mengandung antioksidan, kualitas anak penderita
pendekatan spiritual berupa leukemia sehingga dapat
pelajaran mengaji dan dipergunakan sebagai
keagamaan serta tindakan bagian dari tindakan
penekanan pada titik tertentu keperawatan
untuk mengurangi mual dan
muntah. Pelaksanaan dari
tindakan tindakan ini didasarkan

33
dari hasil penelitian terdahulu,
tetapi dirancang secara ter
integratif dan terencana oleh
perawat selama anak yang
menjalani kemoterapi dirawat.
11 Kirizawa, J. M., Garner, Impact of respiratory physical untuk mengevaluasi efek sesi sesuai dengan pernyataan Untuk mengevaluasi kekuatan Hasil tidak ada perubahan
D. M., & Valenti, V. E. therapy on heart rate terapi fisik pernapasan CONSORT (Consolidated otot pernafasan, kami antara istirahat dan
(2021). autonomic control in children terhadap regulasi otonom HR Standards of Reporting menggunakan manometer pemulihan dari intervensi
with leukemia pada anak-anak dengan Trials). Investigasi terdiri dari (Indumed, Brazil). Pertama, HRV (rMSSD-akar
leukemia untuk memastikan rincian populasi dan tekanan inspirasi maksimal kuadrat rata-rata kuadrat
keamanannya. pengaturan studi, pemilihan (MIP) diambil dari volume sisa dari perbedaan antara
subjek (kriteria kelayakan), dan setelah itu tekanan ekspirasi interval RR normal yang
dan prosedur kemanjuran dan maksimal (MEP) diambil dari berdekatan)-Kontrol: p =
keamanan. Desain studi dan kapasitas total paru. Dalam 0.8111, Leukemia: p =
prosedur statistik telah posisi duduk, klip hidung 0.1197, di antara
dijelaskan. memberikan dipasang dan subjek kelompok: p = 0,6574;
rincian tentang desain diinstruksikan untuk
percobaan, peserta, mengeluarkan semua udara dan
intake seolah-olah meminum jus
dengan sedotan. Kemudian
subjek diinstruksikan untuk
menarik semua udara dan
meniup seolaholah sedang
mengisi balon. Setiap teknik
dilakukan tiga kali dan kami

34
mencatat nilai tertinggi yang
dicapai Untuk memfasilitasi
pengenalan peralatan, sebelum
memulai evaluasi, prosedur
dijelaskan dan dilakukan satu
kali. SpO2dinilai menggunakan
oksimeter dengan akurasi ± 2%
(Elera, Brazil). Penilaian
dilakukan oleh satu orang
peneliti selama seluruh
percobaan.

35
37
BAB V
ANALISIS / PEMBAHASAN REVIEW JURNAL

Penelitian yang dilakukan Sapariah Anggraini Nursing Program Suaka Insan School of Health
Science 2018 didapatkan hasil perlu adanya perhatian terhadap masalah ini dengan memberikan terapi
pelengkap lainnya kepada pasien yang disebut dengan hipnoparenting. Dengan penerapan
hypnoparenting akan menurunkan tingkat kelelahan akibat proses kemoterapi pada anak .Pasien anak
usia 5-12 tahun yang menderita leukemia limfoblastik akut yang menjalani pengobatan kemoterapi di
RSUD ulin dengan jumlah peserta sebanyak 30 pasien anak. Analisis data menggunakan uji-t dependen
dengan CI 95% dan nilai p <0,05. Menurut skor rata-rata 30 pasien dalam rentang usia 5-12 tahun
terungkap; sebelum dan sesudah pelaksanaan hipnoparenting, Ada perbedaan yang signifikan pada
tingkat kelelahan pasien sebelum dan sesudah penerapan hipnoparenting.
Penelitian yang diilakukan Carol C. Choo et al (2019) didapatkan hasil Mengeksplorasi faktor-
faktor yang berhubungan dengan HRQoL pada pasien anak-anak Asia dengan leukemia di
Singapura.penelitian ini menunjukkan bahwa usia memiliki hubungan positif yang signifikan dengan
fungsi fisik, kesehatan fisik, dan HRQoL keseluruhan pasien anak dengan leukemia. Pasien leukemia
dipengaruhi oleh usia pasien, durasi lama pengobatan, dan etnisasi dari lingkungan tempat pasien
tinggal.
Penelitian yang dilakukan Kirizawa, J. M., Garner, D. M., & Valenti, V. E. (2021) didapatkan
hasil tidak ada perubahan antara istirahat dan pemulihan dari intervensi HRV (rMSSD-akar kuadrat
rata-rata kuadrat dari perbedaan antara interval RR normal yang berdekatan)-Kontrol: p = 0.8111,
Leukemia: p = 0.1197, di antara kelompok: p = 0,6574.

38
DAFTAR PUSTAKA

Sapariah Anggraini Nursing Program Suaka Insan School of Health Science 2018 Hypnoparenting
Effects Towards Fatigue As An Impact Of Chemotherapy Among Pediatric Patients with Acute
Lymphoblastic Leukemia
http://scholar.unand.ac.id/30049/2/BAB%201%20FIX%20YES.pdf
https://www.alodokter.com/mengenali-penyebab-dan-gejala-gejala-kanker-darah-pada-anak
SDKI. Edisi 1.Cetakan III.2017
SLKI. Edisi 1.Cetakan II.2019
SIKI. Edisi 1. Cetakan II.2018
http://jki.ui.ac.id/index.php/jki/article/view/570
https://www.mdpi.com/1660-4601/16/12/2069/htm

39

Anda mungkin juga menyukai