Oleh :
TINGKAT IIA
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENTRIAN KESEHATAN PONTIANAK
JURUSAN KEPERAWATAN SINGKAWANG
2014/2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan limpahan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
ini dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Kebutuhan Dasar Manusia III di
Jurusan Keperawatan Singkawang. Adapun judul makalah ini adalah “Asuhan
Keperawatan Kebutuhan Nutrisi”
Selama penulisan makalah ini, kelompok banyak menemukan hambatan
dan kesulitan. Berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak akhirnya
makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Maka pada kesempatan ini
kelompok ingin menyampaikan terima kasih kepada Ibu Ns. Puspa Wardhani
M.Kep selaku Dosen mata kuliah Kebutuhan Dasar Manusia III, serta berbagai
pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini.
Penulis menyadari keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang
dimiliki, oleh karena itu kelompok sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari pembaca untuk kesempurnaan makalah ini.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca
atau bermanfaat dalam penulisan makalah-makalah lain yang terkait dengan
makalah ini.
Singkawang, 19 September 2014
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nutrisi adalah proses pengambilan zat-zat makanan penting (Nancy
Nuwer Konstantinides). Nutrisi merupakan jumlah dari seluruh interaksi antara
organisme dan makanan yang dikonsumsinya (Cristin dan Gregar 1985).
Dengan kata lain nutrisi adalah apa yang manusia makan dan bagaimana tubuh
menggunakannya. Masyarakat memperoleh makanan atau nutrien esensial
untuk pertumbuhan dan pertahanan dari seluruh jaringan tubuh dan
menormalkan fungsi dari semua proses tubuh.
Semua manusia membutuhkan nutrisi dalam kehidupan sehari-hari.
Nutrisi dapat diperoleh dari makanan, minuman maupun buah. Sedangkan nutrisi
sendiri berarti substansi bergizi atau komponen makanan atau merupakan
proses penggabungan yang terlibat dalam material bergizi dan asimilasi serta
pemakaiannya. Nutrisi bisa juga diartikan sebagai proses total yang terlibat
dalam konsumsi dan penggunaan zat makanan. Pemenuhan nutrisi pada anak
akan sangat berguna dalam membantu proses tumbuh kembang. Zat gizi yang
penting bagi kesehatan adalah karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral.
Sedangkan kebutuhan tiap individu itu berbeda-beda tergantung oleh umur, jenis
kelamin, macam pekerjaan, dan iklim. Ciri-ciri orang yang kekurangan nutrisi
antara lain berat badan turun, kondisi tubuh lemas, bb rendah, kelemahan otot,
konjungtiva pucat, lemas, lunglai, wajah pucat, kulit basah dingin, takikardi statis
dan peningkatan salivasi.
Masalah nutrisi erat kaitannya dengan intake makanan dan metabolisme
tubuh serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Secara umum faktor yang
mempengaruhi kebutuhan nutrisi adalah faktor fisiologis untuk kebutuhan
metabolisme bassal, faktor patologis seperti adanya penyakit tertentu yang
menganggu pencernaan atau meningkatkan kebutuhn nutrisi, faktor sosio-
ekonomi seperti adanya kemampuan individu dalam memenuhi kebutuhan
nutrisi.
Latar belakang penulisan askep mengenai gangguan pemenuhan
kebutuhan nutrisi ini adalah masih banyaknya factor kurang gizi di Indonesia.
Presentase gizi buruk dan kelaparan di indonesia sendiri masih ada sekitar 40%
1
warga Negara yang menderita kelaparan dan gizi buruk, dan 30% masyarakat
meninggal karna menderita kelaparan dan gizi buruk. Masalah tersebut di
karenakan factor ekonomi, rendahnya pengetahuan tentang gizi, prasangka yang
buruk tentang beberapa jenis makanan dan kesukaan makanan yang berlebihan.
Bahkan penderita gizi buruk dan kelaparan di Indonesia banyak diderita oleh bayi
dan anak-anak seperti di tempat-tempat perdesaan yang terpencil.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami konsep nutrisi terhadap klien serta
prinsip keperawatan dalam mengatasinya.
2. Tujuan Khusus
a) Menjelaskan pengertian konsep nutrisi
b) Mengidentifikasi tentang masalah nutrisi terhadap klien
c) Menguraikan cara mengatasi permasalahan nutrisi
d) Menjelaskan asuhan keperawatan klien dengan gangguan kebutuhan
nutrisi.
C. Rumusan Masalah
Manfaat dari permasalahan ini diharapkan hasilnya dapat dimanfaatkan
sebagai berikut:
a) Memenuhi kebutuhan nutrisi terhadap klien
b) Sebagai tolak ukur keseimbangan nutrisi
c) Mendapatkan pengetahuan tentang asuhan keperawatan klien dengan
gangguan kebutuhan nutrisi.
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
3
4
b. Faring
Faring merupakan bagian saluran pencernaan yang terletak di
belakang hidung, mulut, dan laring. Faring terbentuk kerucut dengan
bagian terlebar di bagian atas hingga vertebra servikal keenam. Faring
langsung berhubungan dengan esophagus, sebuah tabung yang
memiliki otot dengan panjang kurang lebih 20-25 cm dan terletak di
belakang trakea, di depan tulang punggung, kemudian masuk melalui
toraks menembus diafragma yang berhubungan langsung dengan
abdomen serta menyambung dengan lambung.
Esophagus merupakan bagian yang berfungsi menghantarkan
makanan dari faring menuju lambung. Esophagus berbentuk seperti
silinder yang berongga dengan panjang kurang lebih 2 cm dengan
kedua ujungnya dilindungi oleh sfingter. Dalam keadaan normal, sfingter
bagian atas selalu tertutup, kecuali bila ada makanan masuk ke dalam
lambung. Keadaan ini bertujuan untuk mencegah gerakan balik sisi ke
porgan bagian atas, yaitu esophagus. Proses penghantaran makanan
dilakukan dengan cara peristaltik, yaitu lingkaran serabut otot di depan
makanan mengendor dan yang di belakang makanan berkontraksi.
c. Lambung
Lambung merupakan bagian saluran pencernaan yang terdiri
atas bagian atas (disebut fundus), bagian utama dan bagian bawah
berbentuk horizontal (antrum pilorik). Lambung berhubungan dengan
esophagus melalui orifisium atau kardia dan dengan duodenum melalui
orifisium pilorik. Lambung terletak di bawah diafragma dan di depan
pankreas, sedangkan limpa menempel pada sebelah kiri fundus.
Lambung memiliki fungsi, yaitu fungsi motoris serta fungsi
sekresi dan pencernaan. Fungsi motoris lambung adalah sebagai
reservoir untuk menampung makanan sampai dengan sedikit demi
sedikit dan sebagai pencampur adalah memecah makanan menjadi
partikel-partikel kecil yang dapat bercampur dengan asam lambung.
Fungsi sekresi dan pencernaan adalah mensekresi pepsin dan HCI
yang akan memecah protein menjadi pepton, amilase memecah amilium
menjadi maltose. Lipase memecah lemak menjadi asam lemak, dan
5
d. Usus halus
Usus halus merupakan tabung berlipat-lipat dengan panjang
kurang lebih 2,5m dalam keadaan hidup. Kemudian akan bertambah
panjang menjadi kurang lebih 6m pada orang yang telah meninggal,
akibatnya adanya relaksasi otot yang telah kehilangan tonusnya. Usus
halus terletak di daerah umbilicus dan dikelilingi oleh usus besar yang
memanjang dari lambung hingga katup ileo kolika.
Usus halus terdiri atas 3 bagian, duodenum dengan panjang
kurang lebih 25 cm, jejunum dengan panjang kurang lebih 2m dan illeum
dengan panjang kurang lebih 1m atau 3/5 akhir dari usus. Lapisan
dinding dalam usus halus mengandung berjuta-juta vili kira-kira
sebanyak 4,5 juta, yang membentuk mukosa menyerupai beludru. Pada
permukaan setiap villi terdapat tonjolan yang menyerupai jari-jari, yang
disebut mikrovili. Villi bersama-sama dengan mikrovilli dan valvula
kaniventes menambah luasnya permukaan sekresi dan absorpsi serta
menghalangi agar isinya tidak terlalu cepat berjalan sehingga absorpsi
lebih banyak terjadi.
Pada dinding usus halus, khususnya mukosa, terdapat beberapa
nodula jaringan limpe yang disebut kelenjar soliter, berfungsi sebagai
perlindungan terhadap infeksi. Di dalam ileum, nodula ini membentuk
tumpukan kelenjar yang terdiri atas 20-30 kelenjar soliter.
Fungsi usus halus pada umumnya adalah mencerna dan
mengabsorpsi di dalam usus halus, yaitu pada duodenum, dan di sini
6
e. Usus besar
Usus besar atau juga disebut sebagai kolon, merupakan
sambungan dari usus halus yang dimulai dari katup ileokolik atau
ileosaekal yang merupakan tempat lewatnya makanan. Usus besar
memiliki panjang kurang lebih 1,5 m. Kolon terbagi atas asenden,
transversum, desende, sigmoid, dan berakhir di rectum yang
panjangnya kira-kira 10 cm dari usus besar. Dimulai dari kolon
sigmoideus dan berakhir pada saluran anal. Tempat kolon asenden
membentuk belokan tajam di abdomen atas bagian kanan disebut
fleksura hepatis, sedang tempat kolon transversum membentuk belokan
tajam di abdomen atau bagian kiri disebut fleksura lienalis.
Fungsi utama usus besar adalah mengabsorpsi air (kurang lebih
90%), elektrolit, vitamin, dan sedikit glukosa. Kapasitas absorpsi air
kurang lebih 5000cc/hari. Flora yang terdapat dalam usus besar
berfungsi untuk menyintesis vitamin K dan B serta memungkinkan
pembusukan sisa-sisa makanan.
2. Pengertian Nutrisi
Istilah gizi berasal dari bahasa Arab GIZAWI yang berarti nutrisi. Oleh
para ahli diubah menjadi gizi. Gizi adalah subtansi organik dan non organik
yang ditemukan dalam makanan dan dibutuhkan oleh tubuh agar dapat
berfungsi dengan baik.
Manusia memerlukan asupan makanan guna memperoleh zat-zat
penting yang di kenal istilah nutrisi. Nutrisi berfungsi untuk memperbaiki
jaringan tubuh, mengatur proses dalam tubuh, sebagai sumber energi, serta
untuk melindungi tubuh dari serangan penyakit. Dengan demikian, fungsi
utama nutrisi adalah untuk memberikan energi bagi aktivitas tubuh,
membentuk struktur kerangka, dan jaringan, serta mengatur berbagai proses
kimia di dalam tubuh.
7
BMR = calori/meter/jam
a) Pria = 1,0 Kcal/Kgbb/jam
b) Wanita = 0,9 Kcal/Kgbb/jam
(sumber= internet)
2. Jumlah energi lain yang dihabiskan dalam keadaan aktif.
Fungsi energi adalah:
a) Menyediakan energi untuk proses dalam tubuh dan latihan
aktifitas.
b) Menyediakan struktur materi untuk jaringan tubuh misalnya
tulang dan otot tubuh.
c) mengatur proses tubuh lainnya.
3. Elemen Nutrisi
Elemen nutrisi terdiri atas :
1. Air
Air merupakan komponen terbesar yang diperlukan oleh tubuh.
Air meliputi 60%-80% berat badan individu dewasa dan 80% berat
badan bayi (Potter dan Pery,1992). Individu dewasa dapat kehilangan
cairan ±2-3 liter/hari melalui keringat, urine, dan pernafasan. Individu
dewasa rata-rata memerlukan 6-8 gelas air/ hari. Fungsi air bagi tubuh
untuk membantu proses atau reaksi kimia dalam tubuh serta berperan
mengontrol temperature tubuh.
Tabel 1.1 keseimbangan cairan pada pria deawasa di daerah iklim
sedang.
Asupan(input) Ml/hari Haluran Ml/hari
(output)
Minuman 1300 Uine 1500
Makanan 900 Keringat 550
Oksidasi nutrisi 300 Penguapan 350
Tinja 100
Total 2500 Total 2500
9
(Sumber : Wahid Iqbal Mubarak, SKM & Ns. Nurul Chaygtin, S.Kep,
2010. Kebutuhan Manusia Teori dan Aplikasi dalam Praktek. Gresik :
Buku Kedokteran)
2. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan kelompok nutrien yang berfungsi sebagai
sumber energy bagi tubuh, sebagai penghasil lemak, sebagai pasangan
protein.
Jenis-jenis karbohidrat:
a) Monosakarida (C6H12O6)
b) Laktosa : terdapat pada buah-buahan.
c) Fruktosa : terdapat pada buah-buahan, madu, tebu
d) Galaktosa : tidak ditemukan dalam keadaan aslinya. Akan di
temukan jika laktosa dipecah.
e) Disakarida (C12H22O11)
f) Sukrosa : terdapat dalam tebu
g) Laktosa : terdapat pada susu
h) Maltosa : tidak terdapat dialam bebas, diperoleh dari hindolisis
amilum dengan bantuan enzim diatase.
3. Protein
Protein adalah kimia hasil hidrolis dari pencernaan yang
merupakan unsur pokok untuk membangun kembali asam amino. Asam
amino disimpan dalam jaringan dalam bentuk hormon. Protein berfungsi
mempertahankan dan menganti sel-sel yang rusak. Setiap 1 gram
proten menghasilkan 4 Kkal.
12 jenis asam amino yang umum ditemukan dalam protein 8
diantaranya merupakan asam amino esensial. Asam amino yang tidak
dapat disintensis oleh tubuh. oleh karena itu di dapat dari makanan.
Sumber protein antara lain daging, telur, ayam, ikan dll. Masalah
defisien protein yang hebat menyebabkan penyakit yang disebut
kwashiokor.
10
4. Lemak
Lemak adalah kelompok zat kimia organik yang berminyak dan
tidak bisa tercampur dengan air tetapi bisa tercampur dengan alkohol.
Zat kimia ini adalah lipid. Elemen yang terdapat pada lemak adalah
karbon, hidrogen, oksigen. Lemak tunggal disebut Tri gliserit. 1 gr lemak
akan menghasilkan 9 kkal/38kJ. Proses terbentuknya lemak disebut
lipogenesis.
Fungsi lemak antara lain sebagai sumber energi, sumber asam
lemak esensial, menyerap vitamin larut lemak.
Sumber lemak bisa didapat dalam mentega, keju, daging sapi,
kacang tanah, ikan cord, susu.
5. Vitamin
Vitamin ialah senyawa organik yang tidak dapat dibuat oleh tubuh
dan diperlukan dalam jumlah besar sebagai katalisator dalam proses
metabolisme.
Vitamin secara umum dikelompokan dalam:
1. Vitamin yang dapat larut dalam lemak : Vit A,D,E,dan K.
2. Vitamin Vitamin yang larut dalam air : Vit B dan C
6. Mineral
Mineral adalah unsur kimia selain karbon, hidrogen, oksigen dan
nitrogen yang dibutuhkan oleh tubuh.
Mineral dikategorikan menjadi dua :
a. Makromineral
Yaitu seseorang memerlukan setiap harinya sejumlah lebih 100 mg.
Contohnya : Kalsium, pospor, sodium, potassium.
b. Mikromineral
Yaitu seseorang memerlukan setiap harinya sejumlah kurang lebih
100mg. Contohnya: Besi, mangan, seng, sodium, iodium, cobalt,
dan lain-lain.
Mineral dapat dikelompokkan menjadi 4 kategori:
1. Bagian struktur jaringan.
2. Membantu keseimbangan air dan asam basa.
11
2. Masa anak tolder (1-3 th) dan pra sekolah (3-5 th)
Masa anak penting untuk mendidik pola makan yang benar.
Kebiasaan yang sebaiknya diajarkan pada usia ini antara lain:
a. penyediaan makanan dalam berbagai variasi
b. membatasi makanan manis
c. konsumsi diet yang seimbang
Kebutuhan kalori pada anak usia 1 tahun = 100kcal/hari dan anak
usia 3 tahun 300-500 kcal/hari.
HIV akan merusak sistem immun tubuh. Saat virus berada dalam
darah, kien akan diagnosa menderita HIV. HIV positif tidak berarti klien
menderita AIDS. AIDS didiagnosa ketika infeksi terjadi yang secara
normal tubuh dapat melindungi dirinya sendiri. Pemberian nutrisi harus
dimulai sesegera mungkin setelah klien telah didiagnosa positif HIV.
Peningkatan kesehatan yang adekuat, dan keseimbangan diet disarankan
untuk klien. Kebiasan makanan yang menyehatkan dapat
mempertahankan kekuatan tubuh dan tingkat fungsional.
Kehilangan berat badan dan malnutrisi sering terjadi sebagai
akibat adanya anoreksia, diare, malabsorpsi, meningkatnya metabolisma,
dan demensia. Demensia, dimanan beberapa klien tidak mengingat lagi
untuk makan, tidak ingat lagi untuk mempersiapkan makanan, tidak ingat
lagi bagaiamana makan sendiri, atau tidak jelas bahwa makanan harus
dimakan. Klien dengan AIDS akan mengalami depresi dan apatis,
sehingga akan sangat mempengaruhi asupan makanan.
Pada keadaan klien AIDS atau HIV positif, nutrisi sangat diperlukan.
Pemberian diet tinggi kalori dan tinggi kualitas protein dan menghindari
diet yang kurang dapat mendukung perlu direkomendasikan. Enteral dan
parenteral feeding atau keduanya dapt ditetapkan saat klien menderita
AIDS.
10) Kanker
Nutrisi untuk kanker sama dengan HIV dan AIDS. Sebab
pertumbuhan sel kanker yang cepat memerlukan nutrisi yang meningkat
pula. Oleh karena itu perlu direkomendasikan semua zat makanan yang
diperlukan. Bahkan pengobatan kanker (radiasi, pembedahan,
kemoterapi) menyebabkan penambahan kebutuhan nutrisi. Diet tinggi
kalori dan tinggi protein harus direkomendasikan.
Tantangan pada klien yang menderita kanker adalah kadang-
kadang tidak merasa butuh untuk makan, dengan demikian diperlukan
diet secara individual. Biasanya nafsu makan pada klien kanker kuat pada
pagi hari, oleh karena itu makan pagi perlu mendapat perhatian, dengan
sedikit porsi dan snack tambahan selama istirahat pada setiap hari.
11) Luka bakar
18
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan dasar utama proses keperawatan, pengkajian
data terhadap pasien harus sistematis dan akurat. Dengan pengkajian dapat
menentukan aktifitas untuk memecahkan masalah klien dan digunakan
sebagai sumber data dasar yaitu data fisiologis, psikologis, sosiobudaya,
perkembangan, dan spiritual.
Untuk mengkaji status nutrisi pasien dipaparkan pendekatan ABCD, yaitu:
a. Anthropolometric measurement
Tujuan pengukuran ini adalah mengevaluasi pertumbuhan dan
mengkaji status nutrisi serta ketersediaan energi tubuh.
Pengukuran anthopometrik terdiri atas:
20
1. Tinggi badan
Pengukuran tinggi badan pada individu dewasa dan balita
dilakukan dalam posisi berdiri tanpa alas kaki, sedangkan pada bayi
pada posisi terbaring. Satuan tinggi badan adalah cm atau inchi.
2. Berat badan
Alat ukur berat badan yang lazim digunakan adalah
timbangan manual, meskipun ada alat ukur yang mengunakan
sistem digital elektrik. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
mengukur berat badan:
a) Alat ukur skala ukur yang digunakan tetap sama setiap kali
menimbang.
b) Menimbang tanpa alas kaki.
c) Pakaian diusahakan tidak tebal dan relatif sama beratnya
setiap kali menimbang.
d) Waktu (jam) penimbangan relatif sama, misalnya sebelum dan
sesudah makan.
(menurut Wanit Iqbal Mubarak, SKM dan Ns Nurul Chayati, S.Kep,
2007. “Buku ajar Kebutuhan Dasar Manusia Teori dan Aplikasi
dalam Praktik”)
3. Tebal lipatan kulit
Bertujuan untuk menentukan presentase lemak pada tubuh,
mengkaji kemungkinan malnutrisi, berat badan normal, atau
obesitas. Area yang sering digunakan untuk pengukuran ini adalah
lipatan kulit trisep (trisep skin fold [TSF]) skapula, dan suprailiaka.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengukuran antara lain:
a) Anjuran klien unutk membuka baju guna mencegah kesalahan
pada hasil pengukuran
b) Perhatikan selalu privasi dan rasa nyaman klien
c) Dalam pengukuran TSF, utamakan lengan klien yang tidak
dominan
d) Pengukuran TSF dilakukan pada titik tengah lengan atas,
antara akronim dan olekranon
e) Klien dianjurkan untuk rileks saat pengukuran
f) Alat ukur yang digunakan adalah kapiler
21
4. Lingkar Tubuh
Umumnya area tubuh yang digunakan untuk pengukuran ini
kepala, dada, dan otot bagian lengan atas.
b. Biochemical data
Pengkajian status nutrisi klien ditunjang dengan pemeriksaan
laboratorium. Klien diperiksa darah dan urinnya yang meliputi
pemeriksaan hemoglobin, hemaktokrit, albumin. Albumin berfungsi
untuk memelihara kesembangan cairan dan elektrolit serta untuk
transportasi nutrisi dan hormone.
1. Hemoglobin normal
Pria : 13-16 g/dl
Wanita : 12-14 g/dl
2. Hematokrit normal
Pria : 40-48 vol %
Wanita : 37-43 vol%
3. Albumin normal
Pria dan wanita: 4-5,2 g/dl
(sumber: Internet)
Bersih dan
bersinar, Tidak bercahaya,
Mata
konjuntiva tidak konjungtiva pucat
pucat
HR, tensi tidak
HR, tensi, nadi,
normal, irama
Cardiovaskuler irama jantung
jantung tidak
teratur
teratur
Lembek dan
Kuat dan
Otot-otot berkembang tidak
berkembang biak
baik
Nafsu makan
Nafsu makan baik,
kurang, diare, sulit
Gastrointestinal BAB/BAK teratur
menelan,
dan normal
konstipasi
Bersemangat, giat Energi kurang,
Aktifitas
dan tidur normal lemah, susah tidur
Refleks kurang,
Refleks normal,
iritable, perhatian
Neurologi emosi dan
kurang, dan emosi
perhatian baik
labil
a) Odem
b) Gangguan pertumbuhan
c) Perubahan kejiwaan
d) Otot tumbuh terlihat lemah
3. Maramus
Sindrom akibat defisiensi calorie di protein. Defisiensi kalori
dan protein berakibat: kelaparan, hilangnya jaringan-jaringan tubuh,
BB < dari normal, diare
PCM juga berakibat kurang baiknya penanganan klien selama
menjalani proses perawatan diberbagai fasilitas kesehatan.
4. Obesitas
Status obesitas dapat ditegakkan apabila berat badan lebih
dari normal (20-30%>normal).
5. Over weight
Suatu keadaan berat badan 10% melebihi berat badan ideal.
6. Dietery history
Masyarakat pada umumnya pernah melakukan diet. Akan
tetapi cara ini hanya merangsang pengeluaran cairan, bukan
perubahan kebiasaan makanan (Moore Courney, Mary, 1997). Pola
makan dan kebiasaan makan dipengaruhi oleh budaya, latar
belakang, status sosial ekonomi, aspek psikologi. Faktor yang perlu
dikaji dalam riwayat konsumsi nutrisi/diet klien:
Vegetarian, tidak makan ikan laut, dan
Pola diet/makan
lain-lain
Pengetahuan tentang Penentuan tingkat pengetahuan klien
nutrisi mengenai kebutuhan nutrisi
MI melihat bersama-sama, makan sambil
Kebiasaan Makanan mendengarkan musik, makan sambil
melihat televisi
Suka makan lalap, suka sambel, suka
Makanan kesukaan
coklat, suka roti
Jumlah cairan tiap hari yang diminum,
Pemasukan cairan
jenis minuman, jarang minum
Problem diet Sukar menelan, kesulitan mengunyah
Jenis pekerjaan, waktu bekerja
Tingkat aktivitas siang/malam, perlu makanan tambahan
atau tidak
24
Riwayat kesehatan/
Adanya riwayat penyakit diabetus melitus,
pengkomsumsian
adanya alergi
obat
2) Diagnosis B
Diagnosa Rencana keperawatan
Keperawatan/ Masalah
Tujuan dan Kriteria Intervensi
Kolaborasi
Hasil
Ketidakseimbangan NOC : NIC :
nutrisi lebih dari Nutritional Status : Weight Management
kebutuhan tubuh food and Fluid Intake Diskusikan bersama pasien
Berhubungan dengan : Nutritional Status : mengenai hubungan antara
Intake yang berlebihan nutrient Intake intake makanan, latihan,
terhadap kebutuhan Weight control peningkatan BB dan
metabolisme tubuh Setelah dilakukan penurunan BB
tindakan keperawatan Diskusikan bersama pasien
DS : selama …. Ketidak mengani kondisi medis yang
- Laporan adanya seimbangan nutrisi lebih dapat mempengaruhi BB
sedikit aktivitas atau teratasi dengan kriteria Diskusikan bersama pasien
tidak ada aktivitas hasil: mengenai kebiasaan, gaya
DO: Mengerti factor yang hidup dan factor herediter
- Lipatan kulit tricep > meningkatkan berat yang dapat mempengaruhi
25 mm untuk wanita badan BB
dan > 15 mm untuk pria Mengidentfifikasi Diskusikan bersama pasien
- BB 20 % di atas tingkah laku dibawah mengenai risiko yang
ideal untuk tinggi dan kontrol klien berhubungan dengan BB
kerangka tubuh ideal Memodifikasi diet berlebih dan penurunan BB
- Makan dengan dalam waktu yang Dorong pasien untuk
respon eksternal lama untuk mengontrol merubah kebiasaan makan
(misalnya : situasi berat badan Perkirakan BB badan ideal
sosial, sepanjang hari)
27
4. Implementasi
1. Pemberian Nutrisi Melalui Oral
Pemberian nutrisi melaui oral merupakan tindakan keperawatan
yang dilakukan pada klien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi
secara sendiri dengan cara membantu memberikan makan. Nutrisi
melalui oral (mulut), bertujuan memenuhi kebutuhan nutrisi pasien dan
membangkitkan selera makan pada klien.
Alat dan Bahan:
1) Piring
2) Sendok
3) Garpu
4) Gelas
5) Serbet
6) Mangkok cuci tangan
7) Pengalas
8) Jenis diet
Prosedur kerja:
1) Cuci tangan
2) Jelasksn prosedur yang akan dilakukan
3) Atur posisi klien
4) Pasang pengalas
5) Anjurkan klien untuk berdoa sebelum makan
6) Bantu untuk melakukan makan dengan cara menyuapkan makanan
sedikit demi sedikit dan berikan minum sesudah makan
7) Setelah selesai, bersihkan mulut klien dan anjurkan untuk duduk
sebentar
8) Cacat hasil atau respon pemenuhuan terhadap makan
9) Cuci tangan
menelan dengan cara memberi makan melalui pipa lambung atau pipa
penduga. Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan nutrisi klien.
Alat dan Bahan:
1) Pipa penduga dalam tempatnya
2) Corong
3) Spuit 20 cc
4) Pengalas
5) Bengkok
6) Plester, gunting
7) Makan dalam bentuk cair
8) Air matang
9) Obat
10)Stetoskop
11)Klem
12)Baskom berisi air (kalau tidak ada stetoskop)
13)Vaselin
Prosedur kerja:
1) Cuci tangan
2) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
3) Atur posisi klien dengan posisi semiflower
4) Bersihkan daerah hidung dan pasangkan pengalas di daerah dada
5) Letakkan bengkok di dekat klien
6) Tentukan letak pipa penduga dengan cara mengukur panjang pipa dari
epigastinum sampai hidung kemudian dibengkokkan ke telinga dan
beri tanda batasnya
7) Berikan vaselin pada ujung pipa dan klem pangkal pipa tersebut lalu
masukkan melalui hidung secara perlahan-lahan sambil klien
dianjurkan untuk menelannya
8) Tentukan apakah pipa tersebut benar-benar sudah masuk ke lambung
dengan cara:
a) Masukkan ujung selang yang diklem ke dalam baskom yang berisi
air (klem dibuka), perhatikan bila ada gelembung maka pipa masuk
30
cairan ini yang mengandung asam amino seperti Pan Amin G, dan
cairan yang mengandung lemak seperti intralipid
3) Jalur pemberian nutrisi parenteral dapat melalui vena sentral untuk
jangka waktu lama dan melalui vena perifer. (Hidayat,AAA & Uliyah, M,
2005)
5. Evaluasi
1) Meningkatkan nafsu makan ditunjukkan dengan adanya kemampuan
dalam makan serta adanya perubahan nafsu makan apabila terjadi
kurang dari kebutuhan.
2) Terpenuhinya kebutuhan nutrisi ditunjukkan dengan tidak adanya tanda
kekurangan atau kelebihan berat badan.
3) Mempertahankan nutrisi melalui oral atau parenteral ditunjukkan dengan
adanya proses pencernaan makanan yang adekuat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Nutrisi adalah proses pengambilan zat-zat makanan penting (Nancy
Nuwer Konstantinides). Nutrisi merupakan jumlah dari seluruh interaksi antara
organisme dan makanan yang dikonsumsinya (Cristin dan Gregar 1985). Dengan
kata lain nutrisi adalah apa yang manusia makan dan bagaimana tubuh
menggunakannya.
32
b. Biochemical data, yaitu pengkajian status nutrisi klien ditunjang dengan
pemeriksaan laboratorium. Klien diperiksa darah dan urinnya yang
meliputi pemeriksaan hemoglobin, hemaktokrit, albumin.
c. Clinical sign of nutrional status, yaitu klien dengan maslah nutrisi akan
memperhatikan tanda-tanda abnormal tersebut bukan saja pada organ-
organ fisiknya tetapi juga fisiologisnya.
2. Diagnosa keperawatan (NANDA)
Diagnosa keperawatan yang dapat terjadi pada masalah kebutuhan nutrisi
adalah:
a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Berhubungan
dengan : Ketidakmampuan untuk memasukkan atau mencerna nutrisi
oleh karena faktor biologis, psikologis atau ekonomi. Definisi: keadaan
dimana intake nutrisi kurang dari keadaan metabolisme tubuh.
b. Ketidakseimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh Berhubungan
dengan : Intake yang berlebihan terhadap kebutuhan metabolisme
tubuh. Definisi: klien dengan risiko atau actual mengkonsumsi makanan
melebihi dari kebutuhan metabolisme tubuh.
3. Perencanaan Keperawatan (Kriteria Hasil NOC dan Intervensi NIC)
a. Diagnosa A
Diagnosa Rencana keperawatan
Keperawatan/ Masalah
Tujuan dan Kriteria Intervensi
Kolaborasi
Hasil
Ketidakseimbangan NOC: - Kaji adanya alergi makanan
nutrisi kurang dari Nutritional status: - Kolaborasi dengan ahli gizi
kebutuhan tubuh Adequacy of untuk menentukan jumlah kalori
Berhubungan dengan : nutrient dan nutrisi yang dibutuhkan
Ketidakmampuan untuk Nutritional Status : pasien
memasukkan atau food and Fluid - Yakinkan diet yang dimakan
mencerna nutrisi oleh Intake mengandung tinggi serat untuk
karena faktor biologis, Weight Control mencegah konstipasi
psikologis atau Setelah dilakukan - Ajarkan pasien bagaimana
ekonomi. tindakan keperawatan membuat catatan makanan
DS: selama….nutrisi harian.
- Nyeri abdomen kurang teratasi dengan - Monitor adanya penurunan BB
- Muntah indikator: dan gula darah
- Kejang perut Albumin serum - Monitor lingkungan selama
- Rasa penuh tiba-tiba Pre albumin serum makan
setelah makan Hematokrit - Jadwalkan pengobatan dan
DO: Hemoglobin tindakan tidak selama jam
- Diare makan
Total iron binding
33
- Rontok rambut yang capacity - Monitor turgor kulit
berlebih Jumlah limfosit - Monitor kekeringan, rambut
- Kurang nafsu makan kusam, total protein, Hb dan
- Bising usus berlebih kadar Ht
- Konjungtiva pucat - Monitor mual dan muntah
- Denyut nadi lemah - Monitor pucat, kemerahan, dan
kekeringan jaringan konjungtiva
- Monitor intake nuntrisi
- Informasikan pada klien dan
keluarga tentang manfaat
nutrisi
- Kolaborasi dengan dokter
tentang kebutuhan suplemen
makanan seperti NGT/ TPN
sehingga intake cairan yang
adekuat dapat dipertahankan.
- Atur posisi semi fowler atau
fowler tinggi selama makan
- Kelola pemberan anti
emetik:.....
- Anjurkan banyak minum
- Pertahankan terapi IV line
- Catat adanya edema,
hiperemik, hipertonik papila
lidah dan cavitas oval
b. Diagnosa B
Diagnosa Rencana keperawatan
Keperawatan/ Masalah
Tujuan dan Kriteria Intervensi
Kolaborasi
Hasil
Ketidakseimbangan NOC : NIC :
nutrisi lebih dari Nutritional Status : Weight Management
kebutuhan tubuh food and Fluid Intake Diskusikan bersama pasien
Berhubungan dengan : Nutritional Status : mengenai hubungan antara
Intake yang berlebihan nutrient Intake intake makanan, latihan,
terhadap kebutuhan Weight control peningkatan BB dan
metabolisme tubuh Setelah dilakukan penurunan BB
tindakan keperawatan Diskusikan bersama pasien
DS : selama …. Ketidak mengani kondisi medis yang
- Laporan adanya seimbangan nutrisi lebih dapat mempengaruhi BB
sedikit aktivitas atau teratasi dengan kriteria Diskusikan bersama pasien
tidak ada aktivitas hasil: mengenai kebiasaan, gaya
DO: Mengerti factor yang hidup dan factor herediter
- Lipatan kulit tricep > meningkatkan berat yang dapat mempengaruhi
25 mm untuk wanita badan BB
dan > 15 mm untuk pria Mengidentfifikasi Diskusikan bersama pasien
- BB 20 % di atas tingkah laku dibawah mengenai risiko yang
ideal untuk tinggi dan kontrol klien berhubungan dengan BB
kerangka tubuh ideal
34
- Makan dengan Memodifikasi diet berlebih dan penurunan BB
respon eksternal dalam waktu yang Dorong pasien untuk
(misalnya : situasi lama untuk mengontrol merubah kebiasaan makan
sosial, sepanjang hari) berat badan Perkirakan BB badan ideal
- Dilaporkan atau Penurunan berat pasien
diobservasi adanya badan 1-2 pounds/mgg
disfungsi pola makan Menggunakan energy Nutrition Management
(misal : memasangkan untuk aktivitas sehari Kaji adanya alergi makanan
makanan dengan hari Kolaborasi dengan ahli gizi
aktivitas yang lain) untuk menentukan jumlah
- Konsentrasi intake kalori dan nutrisi yang
makanan pada dibutuhkan pasien.
menjelang malam Anjurkan pasien untuk
meningkatkan intake Fe
Anjurkan pasien untuk
meningkatkan protein dan
vitamin C
Berikan substansi gula
Yakinkan diet yang dimakan
mengandung tinggi serat
untuk mencegah konstipasi
Berikan makanan yang
terpilih ( sudah
dikonsultasikan dengan ahli
gizi)
Ajarkan pasien bagaimana
membuat catatan makanan
harian.
Monitor jumlah nutrisi dan
kandungan kalori
Berikan informasi tentang
kebutuhan nutrisi
Kaji kemampuan pasien
untuk mendapatkan nutrisi
yang dibutuhkan
35
4. Implementasi
Implementasi terdiri dari:
a. Pemberian nutrisi melalui oral
Pemberian nutrisi melaui oral merupakan tindakan keperawatan yang
dilakukan pada klien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi
secara sendiri dengan cara membantu memberikan makan.
b. Pemberian Nutrisi Melalui Pipa Penduga/Lambung
Pemberian nutrisi melalui pipa penduga/lambung merupakan tindakan
keperawatan yang dilakukan pada klien yang tidak mampu menelan
dengan cara memberi makan melalui pipa lambung atau pipa penduga.
Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan nutrisi klien.
c. Pemberian nutrisi melalui parenteral
Pemberian nutrisi melalui parenteral merupakan pemberian nutrisi
berupa cairan infuse yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui darah
vena, baik secara sentral (untuk nutrisi parenteral total) ataupun vena
perifer (untuk nutrisi parental parsial).
5. Evaluasi
a. Meningkatkan nafsu makan ditunjukkan dengan adanya kemampuan
dalam makan serta adanya perubahan nafsu makan apabila terjadi
kurang dari kebutuhan.
b. Terpenuhinya kebutuhan nutrisi ditunjukkan dengan tidak adanya tanda
kekurangan atau kelebihan berat badan.
c. Mempertahankan nutrisi melalui oral atau parenteral ditunjukkan dengan
adanya proses pencernaan makanan yang adekuat.
B. Saran
Kebutuhan nutrisi dalam tubuh setiap individu sangat enting untuk
diupayakan. Upaya untuk melakukan peningkatan kebutuhan nutrisi dapat
dilakukan dengan cara makan-makanan yang seimbang 4 sehat 5 sempurna
dengan di imbangi keadaan hidup bersih untuk setiap individu. Hal tersebut
harus dilakukan setiap hari, karena tanpa setiap hari maka tubuh manusia bisa
terserang penyakit akibat imune tubuh yang menurun.
36
DAFTAR PUSTAKA
A. Aziz alimul H,2009. Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan Proses
Keperawatan jilid 2. Jakarta: Salemba Medika
Brunner & Suddart, 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Vol.1 Jakarta:
EGC
Wahid Iqbal Mubarak, SKM & Ns. Nurul Chaygtin, S.Kep, 2007. Kebutuhan
Manusia Teori dan Aplikasi dalam Praktek. Gresik : Buku Kedokteran
Wahid Iqbal Mubarak, SKM & Ns. Nurul Chaygtin, S.Kep, 2010. Kebutuhan
Manusia Teori dan Aplikasi dalam Praktek. Gresik : Buku Kedokteran
http://askephima.blogspot.com/2012/09/asuhan-keperawatan-kebutuhan-
nutrisi.html (di akses tanggal : 30 September 2014)
http://naynawhoshimeilie.blogspot.com/2012/03/asuhan-keperawatan-gangguan-
kebutuhan.html (di akses tanggal : 30 September 2014)
http://kumpulanaskep-nurses.blogspot.com/2013/05/intervensi-nic-noc.html (di
akses tanggal : 1 Oktober 2014)
37