Anda di halaman 1dari 31

ASUHAN KEPERAWATAN

KEPADA PASIEN DENGAN


GANGGUAN PADA
HATI DAN GINJAL

Dosen : St. Nurbaya, S.Kep.,Ns.,M.Kes


Kelompok 4

 Audina Ismul Suliasni (NH0118012)


 Nurhalisah (NH0118058)
 Sofiyani W Salim (NH0118079)
 Sukma Wulandari (NH0118084)
 Susanti Marilalan (NH0118085)
 Widianto (NH0118091)
 Yuni Saraila (NH0118096)
Latar Belakang

Hati (Hepar) dan ginjal merupakan organ vital pada


tubuh manusia dimana memiliki peran penting dalam
proses hampir semua metabolisme dalam tubuh.
Hati (Hepar) dan ginjal merupakan organ tubuh
yang rentan mengalami kerusakan. Hal ini terjadi karena
hepar dan ginjal mempunyai peran penting dalam proses
metabolisme, konjugasi dan detoksifikasi, sehingga
pemaparan berbagai bahan toksik akan memperparah
kerusakan hepar maupun ginjal (Meutia, 2018).
Konsep Medis Hati
Definisi Hati
Hati yaitu organ yang terbesar yang terletak di
sebelah kanan atas rongga perut di bawah
diafragma, di kedua sisi kuadran atas, yang sebagian
besar terdapat pada sebelah kanan. Beratnya 1.500
gram atau 2,5% dari berat badan orang dewasa
normal (Hilda Lutfi, 2017).
Struktur (Anatomi) Hati
Menurut (Hilda Lutfi, 2017), Struktur Hepar (hati) terdiri dari
bagian yang penting yaitu sebagai berikut :
– Lobus
– Lobulus
– Penutup Peritoneum
– Sinusoid
– Vena centralisVena cava inferior
– Canaluci
– Vesica felea atau kantung empedu
Peran dan Fungsi Hati

Hati merupakan organ yang berperan dalam fungsi


metabolisme dan ekskresi di dalam tubuh. Di dalam hati
terdapat hepatosit yang mengandung banyak enzim yang
digunakan sebagai katalisator dalam metabolisme obat dan
makanan (Aried Eriadi, Ifora, 2019).
Sebagai organ tubuh yang paling besar, hati memiliki
berbagai fungsi penting, antara lain metabolisme protein,
glukosa dan lemak, proses detoksifikasi, pembentukan sampai
pengeluaran berbagai macam enzim dan bilirubin (Zuraida
Zulkarnain, Fajar Novianto, 2017).
Jenis dan Penyebab
Kerusakan Organ Hati

Hati (Hepar) dapat mengalami kerusakan yang


disebabkan virus, penggunaan obat dalam jangka
waktu lama ataupun karena gaya hidup yang tidak
sehat seperti konsumsi alkohol. Selain disebabkan oleh
virus, penyakit peradangan pada hati juga dapat
disebabkan oleh penggunaan obat-obatan dalam
jangka waktu panjang atau yang disebut drug induced
liver injury (Tiara Dewi, Muhammad Amir Masruhim, 2016).
Penyakit/Gangguan yang
Menyerang Organ Hati

Beberapa gangguan penyakit hati yang akan


timbul diantaranya (Latifatul Khairiah, Tursina, 2017) :
‒ Hepatitis A
‒ Hepatitis B
‒ Hepatitis C
‒ Hepatitis Alkoholik
‒ Sirosis Hati
‒ Kanker Hati
Konsep Medis Ginjal
Definisi Ginjal
Ginjal adalah organekskresi dalam vertebrata
yang berbentuk mirip kacang. Sebagai bagian dari
sistem urin, ginjal berfungsi menyaring kotoran
(terutama urea) dari darah dan membuangnya
bersama dengan air dalam bentuk urin (Putra, 2016).
Struktur (Anatomi) Ginjal
Manusia memiliki sepasang ginjal yang terletak di belakang perut atau abdomen.
Ginjal ini terletak di kanan dan kiri tulang belakang, di bawah hati dan limpa. Di bagian
atas (superior) ginjal terdapat kelenjar adrenal (juga disebut kelenjar suprarenal). Kedua
ginjal terletak di sekitar vertebra T12 hingga L3. Ginjal kanan biasanya terletak sedikit di
bawah ginjal kiri untuk memberi tempat untuk hati. Pada irisan sagital ginjal, tampak
bagian-bagian ginjal yaitu korteks ginjal dengan warna coklat gelap pada bagian luar
ginjal, dan medula ginjal dengan warna lebih terang daripada korteksginjal pada bagian
dalam. Medula renalis terdiri atas piramid renalis yang masing-masing memiliki basis
yang menghadap ke korteks ginjal dan apeks (papila renalis) yang menghadap ke medial
ginjal. Diantara piramid-piramid ginjal yang
berdekatan terdapat bagian korteks yang
meluas ke medula disebut kolumna renalis.
Setiap piramid ginjal dan korteks diatas
setiap basis piramid disebut sebagai lobus
ginjal.
Peran dan Fungsi Ginjal

Ada beberapa peran/fungsi ginjal menurut


(Verdiansah, 2016), sebagai berikut :
‒ Pembuangan Non-protein Nitrogen Compound
(NPN)
‒ Pengaturan Keseimbangan Air
‒ Pengaturan Keseimbangan Elektrolit
‒ Pengaturan Keseimbangan Asam Basa
‒ Fungsi Endokrin
Jenis dan Penyebab
Kerusakan Organ Ginjal

Faktor-faktor penyeban yang mempengaruhi


penyakit pada ginjal antara lain disebabkan oleh faktor
sosio demografi. Seperti: usia, jenis kelamin,
pendidikan dan pekerjaan, adanya penyakit lain, gaya
hidup dan faktor keturunan. Faktor psikologi seperti
stress, juga dapat mengurangi fungsi ginjal (Nur Safitri,
2016).
Penyakit/Gangguan yang
Menyerang Organ Ginjal
Adapu beberapa jenis-jenis penyakit atau gangguan
yang dapat menyerang ginjal menurut (Sitanggang et.al,
2017) antara lain adalah :

‒ Penyakit gagal ginjal akut


‒ Penyakit gagal ginjal kronik
‒ Penyakit batu ginjal
‒ Infeksi Ginjal
‒ Kanker Ginjal
‒ Kista Ginjal
Konsep Keperawatan
Pengkajian

Menurut (Kolloh, 2018), pengkajian pada pasien dengan sirosis hati


meliputi :
1. Identitas Pasien
Biasaanya meliputi nama, tempat tanggal lahir, jenis kelamin, status
kawin, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat, nomor MR, dan
Diagnosa medis.
2. Riwayat Kesehatan
-Keluhan utama
-Riwayat kesehatan sekarang
-Riwayat kesehatan Dahulu
-Riwayat kesehatan keluarga
3. Pemeriksaan Fisik
-Wajah -Mata -Mulut
-Hidung -Thorax
4. Pemeriksaan Penunjang
-Uji faal hepar -CT dan MRI
-USG -Analisis Gas Darah
Diagnosa Keperawatan
Menurut menurut (Nanda, 2015), diagnosa keperawatan dan prioritas masalah yang dapat di
muncul pada sirosis hati, adalah seperti sebagai berikut :

Masalah Penyebab Batasan Karakteristik


Ketidakefektifan pola napas Sindrom hipoventilasi Bradipnea,dispnea, penggunaan otot bantu
pernapasan, pola napas abnormal, takipnea

Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer Penurunan warna kulit pucat, Edema, perubahan tekanan
konsentrasi hemoglobin darah, waktu pengisihan darah kapiler >3 detik

Kelebihan volume cairan Gangguan mekanisme regulasi, kelebihan Asupan melebihi haluaran, dispnea, edema,
asupan cairan, kelebihan asupan natrium gangguan pola napas, penambahan berat
badan dalam waktu singkat, penurunan
hematokrit, penurunan hemoglobin,
perubahan berat jenis urin

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien Berat badan di bawah ideal, bising usus
kebutuhan tubuh hiperaktif, nyeri dan kram abdomen,
penurunan berat badan

Intoleransi aktivitas Imobilitas, ketidakseimbangan antara suplai Keletihan, dispnea, respon tekanan darah
oksigen dan kebutuhan oksigen abnormal terhadap aktivitas

Kerusakan integritas kulit Gangguan volume cairan, ikterus Kerusakan intergritas kulit
Intervensi
Diagnosa Goal dan objektif Intervensi Rasional
Ketidakefektifan pola napas Pasien akan meningkatkan pola napas Kaji dan catat status pernapasan 1. Untuk mendeteksi tanda awal
berhubungan dengan ekpansi yang efektif selama dalam perawtan. pasien setiap 4 jam terjadi gangguan pada system
paru yang terganggu   Auskultasi suara napas pernapasan
Objektif : Dalam jangka waktu 1x 15 Kaji kadar Analisa Gas Darah 2. Untuk mengetahui adanya suara
menit pasien akan menunjukkan Bantu pasien dalam posisi semi napas tambahan
1. Pasien tidak tampak sesak fowler 3. Untuk memantau status
2. Tidak ada pernapasan cuping Kolaborasi pemberian oksigen sesuai oksigenasi dan ventilasi
hidung kebutuhan pasien 4. Untuk meningkatkan ekspansi
3. Tidak ada retraksi dinding dada   paru
4. Frekuensi napas dalam batas 5. Untuk menurunkan distress
normal (16- 20 kali/ menit) pernapasan yang disebabkan
oleh hipoksemia

Ketidakefektifan perfusi Pasien akan meningkatkan perfusi 1. Kaji dan catat keluhan pasien 1. Untuk mengetahui keluhan
jaringan perifer berhubungan jaringan perifer yang efektif selama seperti pusing, sulit tidur pasien
dengan penurunan dalam perawatan. 2. Lakukan pengukuran dan catat 2. Untuk mengidentifikasi adanya
konsentrasi hemoglobin   suhu, frekuensi nadi, laju perubahan tanda-tanda vital
Objektif : Dalam jangka waktu 2 x 24 pernapasan dan tekanan darah 3. Untuk mengetahui perubahan
menit pasien akan menunjukkan detiap 4 jam hasil setelah dilakukan tindakan
1. Tidak ada tanda-tanda anemis : 3. Lakukan pemantauan hasil 4. Agar pasien dan keluarga
pasien tidak lemah, konjungtiva laboratorium (darah lengkap) mengetahui diet tepat untuk
merah merah muda 4. Beri informasi tentang diet bagi penderita anemia
2. Tekanan darah normal (120/ 80 penderita anemia 5. Untuk meningkatkan kadar
mmHg) 5. Lakukan Kolaborasi pemberian Hemoglobin darah pasien
tranfusi darah
Lanjutan...

Intervensi
Kelebihan volume cairan Pasien akan mempertahankan volume 1. Kaji pitiing udem 1. Untuk mengetahui adanya
berhubungan dengan cairan yang adekuat selama dalam   tanda kelebihan cairan
gangguan mekanisme perawatan. 2. Kaji asites pasien 2. Untuk mengetahui adanya
regulasi     kelebihan cairan
Objektif : Dalam jangka waktu 3x 24 3. Kaji dan catat masukan dan 3. Untuk mengetahui
jam pasien akan menunjukkan haluaran pasien/ 24 jam keseimbangan masukan
1. Pitting udem berkurang (misalnya setiap jam 6 pagi) dan haluaran
2. Masukkan dan haluaran sama 4. Lakukan observasi tanda-tanda 4. Untuk mengetahui tanda
3. Tekanan darah dalam batas vital awal komplikasi akibat
normal (120/80 mmHg) 5. Kolaborasi pemberian terapi kelebihan volume cairan
diuretic (misalnya furosemid) 5. Membantu pengeluaran
  garam dan air dalam
tubuh

Ketidakseimbangan nutrisi Pasien akan mempertahankan 1. Observasi dan catat asupan 1. Untuk mengetahui zat gizi dan
kurang dari kebutuhan tubuh keseimbangan nutris selama dalam nutrisi (cair dan padat) suplemen yang dikonsumsi
berhubungan dengan perawatan. 2. Tentukan makan yang di sukai pasien
ketidakmampuan pasien 2. Untuk meningkatkan napsu
mengabsorbsi nutrien Objektif : Dalam jangka waktu 2 x 24 3. Beri makanan sedkit tapi sering makan pasien
jam pasien akan menunjukka 4. Beri makanan yang hangat 3. Untuk memenuhi kebutuhan
1. Pasien tidak tampak lemah 5. Kolaborasi pemeberian nutrisi pasien
2. Tidak ada penurunan berat badan makanan tinggi kalori dan tinggi 4. Untuk meningkatkan napsu
3. Tidak ada tanda anemis: protein makan pasien
Konjungtiva dan merman mukosa 5. Untuk memnuhi kebutuhan
merah mudah tubuh pasien akan asupan kalori
dan protein
Lanjutan...

Intervensi
Intoleransi aktivitas Pasien akan meningkatkan toleransi 1. Dorong pasien untuk 1. Partisipasi pasien dalam
berhubungan dengan aktivitas selama dalam perawatan. mernecanakan peningkatan perencanaan dapat menguatkan
kelemahan   aktivitas keyakinannya
Objektif : Dalam jangka waktu 2x 24 2. Intruksi dan bantu pasien untuk 2. Menurunkan kebutuhan oksigen
jam pasien akan menunjukkan melakukan akvitas diselingi oleh tubuh dan mencegah
1. Bebas dari kelemahan dengan istirahat keletihan
2. Mampu melakukan aktivitas 3. Pantau respon pasien terhadap 3. Untuk mengetahui respon tubuh
secara mandiri setiap aktivitas pasien
3. Tanda- tanda vital dalam batas 4. Lakukan observasi Tanda-tanda 4. Untuk menilai respon tubuh
normal (TD : 120/ 80 mmHg, N : vital pasien
60- 100 X/ menit, RR : 16- 20 X/
menit)

Kerusakan integritas kulit Pasien akan mempertahakan integritas 1. Lakukan observasi luka setiap 1. Untuk mengetahui kondisi luka
berhubungan dengan edema, kulit yang adekuat selama dalam hari (luas luka) 2. Agar luka tetap bersih,
ikterus perawatan. 2. Lakukan perawatan luka mengangkat jaringan tidak
  3. Lakukan observasi tanda- tanda terjadi infeksi dan mempercepat
Objektif : dalam jangka waktu 1x24 infeksi pada luka : penyembuhan luka
jam pasien akan menunjukkan uhu tubuh pasien 3. Untuk mengetahui tanda-tanda
1. Kulit luka kering ada tidaknya nanah, infeksi pada luka
2. Kulit luka tampak merah mudah warna luka 4. Untuk menghindari ketegangan
3. Tidak ada tanda infeksi (tidak ada 4. Atur posisi pasien nyaman dan pada luka
nanah , tidak bengkak ) tidak ada penekanan pada luka 5. Untuk menghindari
4. Suhu tubuh pasien dalam batas 5. Atur reposisi pasien tiap 2 jam ketidakefektifan sirkulasi darah
normal 36,5- 37.5 C 6. Kolaborasi pemberian salep dan penekanan pada tempat
kulit sesuai indikasi yang sama dengan waktu lama
6. Untuk mempercepat proses
penyembuhan luka
Implementasi

Tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien


sirosis hati bertujuan untuk menyelesaikan masalah
keperawatan yang ada pada pasien.
Tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien
dengan sirosis hepatis adalah kaji dan catat status
pernapasan pasien setiap 4 jam jika pasien sesak
napas , auskultasi suara napas, mengatur posisi dan
pemberin O2, melakukan pengkajian pada masukan
dan haluaran pasien serta menghitung balance cairan,
penimbangan berat badan, menganjurkan pasien
membatasi asupan cairan dan natrium, pemberian
diuretik , melakukan perawatan luka dan melakukan
observasi tanda- tanda infeksi. pemberian tranfusi,
memberikan makanan tinggi protein dan rendah
natrium (Kolloh, 2018).
Evaluasi
Evaluasi keperawatan dilakukan untuk menilai
pencapaian tujuan dari pemberian asuhan keperawatan
pada pasien sirosis hepatis. Tujuan pemberian asuhan
keperawatan pada pasien sirosis hepatis antara lain
pola napas yang efektif selama dalam perawatan,
keseimbangan volume cairan, asupan nutrisi yang
adekuat, serta perfusi jaringan yang efektif (Kolloh, 2018).
Yang akan di lakukan berdasarkan hasil analisa
dengan cara membandingkan antara SOAP dengan
tujuan, kriteria hasil yang telah di tetapkan (Fandi, 2018) .
Asuhan Keperawatan
Pengkajian
1. Identitas Pasien
Nama : Tn. MS
Alamat : Jl.Cidodol No.34-Grogol selatan Kebayoran
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 41 Tahun
Agama    : Islam
Suku/Bangsa : Jawa barat/Indonesia
Pendidikan  : SMP
Pekerjaan : Buruh

2. Riwayat Kesehatan
‒ Keluhan Utama : Pasien mengatakan mual.
‒ Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien mengeluh perutnya sakit dan
begah seperti ditusuk-tusuk dan terasa penuh di perut bagian kanan
atas sehingga pasien sulit untuk bergerak dan berkurang rasa sakitnya
apabila dibuat duduk dalam posisi semifowler. Pasien juga mengeluh
mual. Nyeri pasien terkaji pada skala nyeri 7 (nyeri berat terkontrol).
Nyeri itu muncul saat pasien mulai kesulitan makan karena mual.
Pasien juga mengatakan saat malam sering sesak napas saat malam
hari karena perutnya yang semakin membesar sehingga sulit
digunakan untuk bernafas. Rasa sakitnya sangat dirasakan pasien
terutama di daerah dada dan paru-paru. Gejala di mulai sejak 2
minggu lalu sebelum pasien masuk rumah sakit.
Analisa Data

No. Pengelompokan Data Etiologi Masalah

1. Data Subyektif: Pengumpulan Gangguan ketidakefektifan


‐ Pasien mengatakan sulit untuk cairan intra pola nafas
bernapas
‐ Pasien mengatakan sesak napas abdomen,
penurunan
Data Obyektif: ekspansi paru
‐ Pola pernafasan pasien tidak akibat asites,
teratur dan bernafas dengan
frekuensi cepat (takipnea). akumulasi secret.
‐ Pasien tampak mengalami
pernapasan dangkal.
‐ Observasi TTV
RR : 24 X/menit.
TD :100/70 mmHg
N : 96 X/menit
S : 375 oC
Diagnosa Keperawatan

No Tanggal Dagnosa Keperawatan


1. 23 September 2020 Gangguan ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan
pengumpulan cairan intra abdomen, penurunan ekspansi paru
akibat asites ,akumulasi sekret berlebihan.

Data Subyektif:
• Pasien mengatakan sulit untuk bernapas
• Pasien mengatakan sesak napas
Data Obyektif:
• Pola pernafasan pasien tidak teratur dan bernafas dengan
frekuensi cepat (takipnea).
• Pasien tampak mengalami pernapasan dangkal.
• Observasi TTV
RR : 24 X/menit.
TD : 100/70 mmHg
N : 96 X/menit 
S : 375 oC
Intervensi
Dx. Tujuan Intervensi Rasional
Gangguan Jangka Pendek: 1. Awasi frekwensi, 1. Pernafasan dangkal/cepat
ketidakefektifan Dalam 1x24 jam perbaikan kedalaman dan kemungkinan ada
pola nafas status pernapasan dan upaya pernafasan. sehubungan dengan
berhubungan pengurangan gejala sesak 2. Ubah posisi sering hipoksia atau akumulasi
dengan napas. dorong nafas dalam cairan dalam abdomen.
pengumpulan latihan dan batuk. 2. Membantu ekspansi paru
cairan intra Jangka Panjang: 3. Berikan posisi semi dalam memobilisasi lemak.
abdomen, Dalam 2x24 jam pasien fowler. 3. Memudahkan pernafasan
penurunan dapat bernapas secara 4. Monitor jumlah dengan menurunkan
ekspansi paru normal kembali. pernapasan dengan tekanan pada diafragma
akibat asites, observasi TTV. dan meminimalkan  sekret.
akumulasi Kriteria Hasil: 5. Kolaborasi dengan 4. Mengetahui status
secret ‐ Memperlihatkan tim medis dalam perkembangan pernapasan
berlebihan. frekuensi respirasi yang pemantauan pasien.
normal (12-18/menit) perkembangan 5. Memberikan obat peroral
tanpa terdengarnya pasien dan parenteral pada pasien
suara pernapasan untuk kesembuhan pasien.
tambahan.
‐ Memperlihatkan
pengembangan toraks
yang penuh tanpa gejala
pernapasan dangkal.
Implementasi

Dx. Keperawatan Tanggal/Jam Implementasi

Gangguan 23 September 2020 1. Mengawasi frekwensi,


ketidakefektifan pola 08.00 kedalaman dan upaya
nafas berhubungan pernafasan
dengan pengumpulan 2. Memberikan posisi semi fowler
cairan intra abdomen, 3. Monitor jumlah pernapasan
penurunan ekspansi dengan observasi TTV
paru akibat asites, 4. Kolaborasi dengan tim medis
akumulasi secret dalam pemantauan
berlebihan. perkembangan pasien
Evaluasi

No Diagnosa Keperawatan Tanggal Evaluasi


1. Gangguan ketidakefektifan 24 September S : Pasien berkata Sesak napas sudah
pola nafas berhubungan 2020 berkurang
dengan pengumpulan cairan O : K/U cukup
intra abdomen, penurunan Observasi TTV
ekspansi paru akibat asites, RR : 20 X/menit.
akumulasi secret berlebihan. TD : 100/70 mmHg
N : 96 X/menit  S: 375 oC
A : masalah teratasi sebagian
P : Rencana dilanjutkan
1. Memberikan posisi semi fowler
2. Monitor jumlah pernapasan dengan
observasi TTV
A2/2028

Anda mungkin juga menyukai