Bilirubin hasil pemecahan heme disebut bilirubin indirek, pada kadar >20 mg/dL
dapat menembus sawar darah otak dan bersifat toksik terhadap sel otak.Hiperbilirubinemia
berat dapat menekan konsumsi O2 dan menekan oksidasi fosforilasi yang menyebabkan
kerusakan sel otak menetap dan berakibat disfungsi neuronal, ensefalopati yang dikenal
sebagai kernicterus.(Halisanti, 2017)
Tingginya kadar biliribubin yang dapat menimbulkan efek patologi pada bayi
berbeda-beda, jika tidak dapat dikendalikan akan menjurus ke kernicterus. Kernicterus adalah
enselopati bilirubin yang biasanya ditemukan pada neonatus cukup bulan dengan ikterus
berat (bilirubin indirek lebih dari 20 mg%) dan disertai penyakit hemolitik berat dan pada
autopsi ditemukan bercak bilirubin pada otak.(Prasetyowati et al., 2016)
Daftar pustaka