Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN DASAR PASIEN (KDP)


GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktik Keperawatan Profesi Ners
Stase Kebutuhan Dasar Pasien (KDP)

Dosen Pembimbing :
Asri Aprilia Rohman, S.Kep.,Ners.,M.Kes

Disusun Oleh :

SRI ELIA NURAENI., S.Kep


NIM : 1490120026

PROGRAM STUDY ILMU KEPERAWATAN ( S-1 )


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS GALUH
CIAMIS
2020
A. Pengertian Nutrisi

Tubuh memerlukan energi dan fungsi-fungsi organ tubuh, pergerakan


tubuh, mempertahankan, fungsi enzim, pertumbuhan dan pergantian sel yang
rusak. Metabolisme merupakan semua proses biokimia pada sel tubuh. Proses
metabolisme dapat berupa anabolisme (membangun) dan katabolisme
(pemecahan).

Nutrisi adalah zat-zat dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan
dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk
menerima makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan
menggunkan bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuhnya
serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi dapat dikatakan sebagai ilmu tentang
makanan, zat-zat gizi dan zat lain yang terkandung aksi, reaksi, dan
keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit (Tarwoto
Wartonah, 2006:26).

Nutrisi juga dapat dikatakan sebagai elemen yang dibutuhkan untuk proses
dan fungsi tubuh. Kebutuhan energi didapatkan dari berbagai nutrisi seperti
karbohidrat, protein, lemak, air, vitamin, dan mineral.

B. Fisiologi

Makanan akan diproses tubuh melalui tahap-tahap : ingesti, digesti,


absorpsi, metabolisme, dan ekskresi.

1. Ingesti

Proses masuknya makanan kedalam tubuh yang terdiri dari :


dimulai dari koordinasi otot-otot lengan dan tangan untuk membawa
makanan ke mulut, proses mengunyah proses pemecahan, penyederhanaan
makanan dari ukuran besar menjadi kecil, proses mengunyah melibatkan
gigi dan kontrol volunter otot-otot mulut bila makanan berada pada gigi,
gusi, palatum keras & lidah, maka akan terjadi refleks mengunyah yang
volunter (disadari) yang diatur oleh seseorang.

Proses menelan merupakan tahap terakhir dari pristiwa ingesti,


yaitu bergeraknya makanan dari mulut ke esofagus, & masuk lambung.
Proses ini terjadi secara refleks sebagai akibat adanya penekanan pada
bagian faring & mulai sejak makanan sudah dikunyah secara adekuat, serta
refleks ini akan menahan proses respirasi.

2. Digesti

a. Merupakan rangkaian kegiatan fisik dan kimia pada makanan yang


dibawa ke dalam tubuh.
b. Terjadi penyederhanaan zat makanan sehingga dapat diabsorpsi oleh
saluran intestinal
c. Saluran yang berperan antara lain : mulut, paring, esopagus, lambung,
usus halus, usus besar

Prose kimiawi pada digesti diantara nya :


a. Karbohidrat
b. Protein
c. Lemak
3. Absorpsi
Proses dimana nutrien yang telah terbentuk paling sederhana
diserap oleh usus nutrien diserap berupa : (glukosa karbohidrat), asam
amino (protein), asam lemak dan gliserol (lemak), tanpa kecuali vitamin,
mineral dan air. Setelah diserap oleh usus nutrien akan dilanjutkan ke
saluran darah dan getah bening masuk ke hati melewati vena porta.
Tempat temapt absorpsi nutrisi :
 Vitamin yang larut dalam air, asam lemak/gliserol, natrium kalsium,
besi dan klorida, diusus halus bagian atas monosakarida, asam
amino, dan zat lain, usus halus bagian tengan garam empedu, vit
B12 dan natrium usus bagian bawah air, hidrogen, natrium, colon.
4. Metabolisme
Merupakan bagian akhir dalam penggunaan makanan di tubuh.
Proses ini meliputi semua perubahan kimia yang dialami zat makanan sejak
diserap oleh usus hingga dikeluarkan oleh tubuh sebagai sampah.
5. Ekskresi
Ekskresi atau eliminasi merupakan pekerjaan tubuh untuk membuang zat
sisa dari metabolisme yang tidak terpakai lagi untuk keperluan tubuh. Proses
ini terjadi dalam bermacam-macam bentuk, antara lain : defekasi (zat sisa
dari saluran cerna), miksi (zat sisa dari saluran kemih), diaporesis
(pengeluaran keringat), dan ekspirasi (pengeluaran air dan CO2).

B. Faktor Yang Mempengaruhi

Beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi, diantaranya


perkembangan, jenis kelamin, kesehatan, dan umur.

1. Perkembangan
Individu yang sedang dalam masa pertumbuhan yang cepat (pada
bayi & remaja) memiliki kebutuhan nutrisi yang meningkat. Disisi lain,
lansia memerlukan sedikit kalori dan perubahan diet mengingat risiko
penyakit jantung korononer, osteoporosis, dan hipertensi.

2. Jenis Kelamin
Kebutuhan nutrisi berbeda bagi pria dan wanita karena komposisi
tubuh dan fungsi reproduksi. Masa otot yang lebih besar pada pria
menjelaskan besarnya kebutuhan kalori dan protein. Karena menstruasi,
wanita memerlukan lebih banyak zat besi dibandingkan pria sebelum
menopause.

Wanita hamil dan menyusui memiliki peningkatan kebutuhan


kalori dan cairan.

3. Kesehatan
Status kesehatan individu sangat memengaruhi kebiasaan makan
dan status nutrisi. Gigi tanggal, gigi goyang, atau sariawan mempersulit
mengunyah makanan. Kesulitan menelan (disfagia) akibat inflamasi
tenggorokan yang menyakitkan atau karena struktur esofagus dapat
menghambat seseorang untuk mendapat nutrisi yang memadai (Kozier,
dkk. 2010).

4. Umur
Kebutuhan nutrisi pada usia muda lebih tinggi dari pada usia tua.
Waktu lahir akan meningkat kebutuhan nutrisi hingga umur dua tahun dan
akan berangsur menurun untuk meningkat lagi pada saat remaja
(Almatsier, 2001)

D. Karakteristik Status Nutrisi


Karaktristik status nutrisi ditentukan dengan adanya Body Mass Index
(BMI) dan Ideal Body Image Weight (IBW).
a. Body Mass Index (BMI)
Body Mass Index atau indeks masa tubuh merupakan ukuran dari
gambaran berat badan seseorang dengan tinggi badan. BMI dihubungkan
dengan total lemak dalam tubuh dan sebagai panduan untuk mengkaji
kelebihan berat badan (over weight) dan obesitas.

Indeks Masa Tubuh =

Tabel: batas ambang indeks masa tubuh (IMT) di Indonesia

Kategori IMT
Kurus Kekurangan berat badan tingkat berat < 17,0
Kekurangan berat badan tingkat sedang 17,0 ─ 18,5
Normal 18,5 ─ 25,0
Gemuk Kelebihan berat badan tingkat ringan >25,0 – 27,0
Kelebihan berat badan tingkat berat >27,0
(Sumber: Depkes 2002, dalam Asmadi, 2008)

b. Ideal Body Weight (IBW)


Ideal body weight atau berat badan ideal merupakan perhitungan
berat badan optimal dalam fungsi tubuh yang sehat. Berat badan ideal
adalah jumlah tinggi badan dalam sentimeter dikurangi dengan 100 dan
dikurangi 10% dari jumlah itu.

Berat badan ideal (kg) = [Tinggi badan (cm) – 100] –


[10% (Tinggi badan – 100)]

(Sumber: Repository USU)


E. Jenis Gangguan
Alimul, Aziz (2015) menuliskan secara umum, gangguan kebutuhan
nutrisi terdiri atas kekurangan dan kelebihan nutrisi, obesitas, malnutrisi,
diabetes militus, hipertensi, jantung coroner, kanker, dan anoreksia nervosa.
1) Kekurangan Nutrisi
Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam
keadaan yang dialami seseorang dalam keadaan tidak berpuasa
(normal) atau risiko penurunan berat badan akibat ketidakcukupan
asupan nutrisi untuk kebutuhan metabolisme.
2) Kelebihan Nutrisi
Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang
yang mempunyai risiko peningkatan berat badan akibat asupan
kebutuhan metabolisme secara berlebih.
3) Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai
lebih dari 20% berat badan normal.Status nutrisinya adalah melebihi
kebutuhan metabolisme karena kelebihan asupan kalori dan penurunan
dalam penggunaan kalori.
4) Malnutrisi
Malnutrisi adalah masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat
gizi pada tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan
zat gizi yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh.
5) Diabetes Melitus
Diabetes mellitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang
ditandai dengan adanya gangguan metabolisme karbohidrat akibat
kekurangan insulin atau penggunaan karbohidrat secara berlebihan.
6) Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh
berbagai masalah pemenuhan kebutuhan seperti penyebab dari
obesitas, serta asupan kalsium, natrium dan gaya hidup yang
berlebihan.
7) Penyakit Jantung Koroner
Penyakit jantung coroner merupakan gangguan nutrisi yang sering
disebabkan oleh adanya peningkatan kolesterol darah dan merokok.
Gangguan ini sering dialami karena adanya perilaku atau gaya hidup
yang tidak sehat, obesitas, dan lain-lain.
8) Kanker
Kanker merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang disebabkan oleh
konsumsi lemak secara berlebihan.
9) Anoreksia Nervosa
Anoreksia Nervosa merupakan penurunan berat badan secara
mendadak dan berkepanjangan, ditandai dengan adanya konstipasi,
pembengkakan badan, nyeri abdomen, kedinginan, letargi, dan
kelebihan energi.

F. Pengkajian Keperawatan
1. Riwayat keperawatan dan diet
a. Anggaran makan, makan kesukaan, waktu makan.
b. Apakah ada diet yang dilakukan secara khusus?
c. Adakah penurunan dan peningkatan berat badan dan berapa lama
periode waktunya?
d. Adakah toleransi makan/minum tertentu?

2. Faktor yang memengaruhi diet


a. Status kesehatan.
b. Kultur dan kepercayaan.
c. Status social ekonomi.
d. Faktor psikologis.
e. Informasi yang salah tentang makanan dan cara berdiet.

3. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan fisik: apatis, lesu.
b. Berat badan: obesitas, kurus (underweight).
c. Otot: flaksia/lemah, tonus kurang, tenderness, tidak mampu bekerja.
a) Sistem saraf: bingung, rasa terbakar, paresthesia, reflek menurun.
b) Fungsi gastrointestinal: anoreksia, konstipasi, diare, flatulensi,
pembesaran liver/lien.
c) Kariovaskuler: denyut nadi lebih dari 100 kali/menit, irama abnormal,
tekanan darah rendah/tinggi.
d) Rambut: kusam, kering, pudar, kemerahan, tipis, pecah/patah-patah.
e) Kulit: kering, pucat, iritasi, petekhie, lemak disubkutan tidak ada.
f) Bibir: kering, pecah-pecah, bengkak, lesi, stomatitis, membrane
mukosa pucat.
g) Gusi: pendarahan, peradangan.
h) Lidah: edema, hiperemis.
i) Gigi: karies, nyeri, kotor.
j) Mata: konjungtiva pucat, kering, exotalmus, tanda-tanda infeksi.
k) Kuku: mudah patah.
l) Pengukuran antropometri:
- Berat badan ideal : (TB-100) ± 10%
- Lingkar pergelangan tangan
- Lingkar lengan atas (MAC):
Nilai normal Wanita : 28,5 cm
Pria : 28,3 cm

- Lipatan kulit pada otot trisep (TSF):


Nilai normal Wanita : 16,5-18 cm
Pria : 12,5-16,5 cm
Atau dapat dilakukan dengan metode “A, B, C, D” yakni sebagai berikut:
a. Anthropometric measurement
Tujuan pengukuran ini adalah mengevaluasi pertumbuhan dan
mengkaji status nutrisi serta ketersediaan energi tubuh.Pengukuran
anthopometrik terdiri atas:

1. Tinggi badan
Pengukuran tinggi badan pada individu dewasa dan alita dilakukan
dalamposisi berdiri tanpa alas kaki, sedangkan pada bayi pada
posisi terbaring. Satuan tinggi badan adalah cm atau inchi.
2. Berat badan
Alat ukur berat badan yang lazim digunakan adalah timbangan
manual, meskipun ada alat ukur yang mengunakan sistem digital
elektrik. berat badan yang ideal: (TB-100)± 10% atau 0.9 x (tinggi
badan – 100). Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengukur
berat badan:
a) Alat ukur skala ukur yang digunakan tetap sama setiap kali
menimbang
b) Menimbang tanpa alas kaki
c) Pakaian diusahakan tidak tebal dan relatif sama beratnya
setiap kali menimbang
d) Waktu (jam) penimbangan relatif sama, misalnya sebelum
dan sesudah makan.
3. Tebal lipatan kulit
Bertujuan untuk menentukan presentase lemak pada tubuh,
mengkaji kemungkinan malnutrisi, berat badan normal, atau
obesitas. Area yang sering digunakan untuk pengukuran ini adalah
lipatan kulit trisep (trisep skinfold [TSF] skapula, dan
suprailiaka.Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengukuran
antara lain:
a) Anjuran klien unutk membuka baju guna mencegah
kesalahan pada hasil pengukuran.
b) Perhatikan selalu privasi dan rasa nyaman klien
c) Dalam pengukuran TSF, utamakan lengan klien yang tidak
dominan
d) Pengukuran TSF dilakukan pada titik tengah lengan atas,
antara akronim dan olekranon
e) Klien dianjurkan untuk rileks saat pengukuran
f) Alat ukur yang digunakan adalah kapiler.
g) Nilai normal wanita           : 16,5-18 cm
   Pria               : 12,5-16,5cm

h) Lingkar Tubuh
Umumnya area tubuh yang digunakan untuk pengukuran
ini kepala, dada, dan otot bagian lengan atas (LILA).
b. Biochemical data
Pengkajian status nutrisi klien ditunjang dengan pemeriksaan
laboratorium. Klien diperiksa darah dan urinnya yang meliputi
pemeriksaan hemoglobin, hemaktokrit, albumin. Albumin berfungsi
untuk memelihara kesembangan cairan dan elektrolit serta untuk
transportasi nutrisi dan hormone.

1. Hemoglobin normal
Pria            : 13-16 g/dl

Wanita       : 12-14 g/dl

2. Hematokrit normal
Pria            : 40-48 vol %

Wanita       : 37-43 vol%

3. Albumin normal
Pria dan wanita: 4-5,2 g/dl

c. Clinical sign of nutrional status


Klien dengan maslah nutrisi akan memperhatikan tanda-tanda
abnormal tersebut bukan saja pada organ-organ fisiknya tetapi juga
fisiologisnya. Tanda-tanda klinik untuk mengetahui status individu:

No Bagian Tubuh Tanda klinik Kemungkinan


kekurangan

1 Tanda umum Penurunan berat badan dehidrasi, Kalori,Air, dan vitamin A


haus pertumbuhan terhambat

2 Rambut Kekuningan Protein

kekurangan pigmen,kusut

3 Kulit Deatitis Niasin, riboflavin, biotin

Dermatosis pada bayi Lemak

Petechial hemorrhages Asam askorbat

Eksema
4 Mata Photopobia Riboflavin

Rabun senja Vitamin A

5 Mulut Stomatitis Riboflavin

Glositis Niasin, asam folik,


vitamin B12, zat besi

6 Gigi Karies Flour

7 Neuromoskuler Kejang otot Vitamin D

Lemah otot

8 Tulang Riketsia Vitamin D

9 Gastrointestinal Anoreksia Mual dan muntah Thiamin, garam dapur,


NaCl

10 Endokrin Gondok Iodium

11 Kardipovaskuler Pendarahan peny, Jantung, anemia Vitamin K, thiamin,


pyridoxine, zat besi

12 Sistem saraf Kelainan mental dan saraf Vitamin B12

Clinikal sign gangguan nutrisi di golongkan sebagai berikut:

1. Protein calorie malnutrision (PCM/PEM)


Suatu kondisi status nutrisi buruk akibat kekurangan
kualitas dan kuantitas konsumsi nutrisi, dengan kateggori sebagai
berikut:

a. PCM/PEM ringan
BB kurang dari  80% dari BB normal sesuai umur

b. PCM/PEM sedang
60% dari BB normal sesuai umur Sd 80% dari BB normal
c. PCM/PEM berat
BB kurang dari 60% dari BB normal sesuai umur

2. Kwashior
Malnutrisi yang terjadi akibat diet protein yang tidak
adekuat pada bayi ketika sudah tidak mendapatkan ASI. Defisiensi
protein dapat berakibat: retardasik metal, kemunduran, apatis,
edema, otot-otot tidak tumbuh dll. Tanda klinis kwashiokor:

a. Edema
b. Gangguan pertumbuhan
c. Perubahan kejiwaan
d. Otot tumbuh terlihat lemah
3. Maramus
Sindrom akibat defisiensi calorie d protein. Defisiensi
kalori dan protein berakibat: kelaparan, hilangnya jaringan-jaringan
tubuh, BB < dari normal, diarePCM juga berakibat kurang baiknya
penanganan klien selama menjalani proses perawatan di berbagai
fasilitas kesehatan

4. Obesitas
Status obesitas dapat ditegakkan apabila berat badan lebih
dari normal (20-30%>normal)

5. Over weight
Suatu keadaan berat badan 10% melebihi berat badan ideal

d. Dietery history
Masyarakat pada umumnya pernah melakukan diet. Akan tetapi
cara ini hanya merangsang pengeluaran cairan, bukan perubahan kebiasaan
makanan (Moore Courney, Mary, 1997). Pola makan dan kebiasaan makan
dipengaruhi oleh budaya, latar belakang, status sosial ekonomi, aspek
psikologi. Faktor yang perlu dikaji dalam riwayat konsumsi nutrisi/diet
klien:
Pola diet/makan Vegetarian, tidak makan ikan laut, dll

Pengetahuan tentang Penentuan tingkat pengetahuan klien


nutrisi mengenai kebutuhan nutrisi

Kebiasaan Makanan MI melihat bersama-sama, makan sambil


mendengarkan musik, makan sambil melihat
televisi

Makanan kesukaan Suka makan lalap, suka sambel, suka coklat,


suka roti

Pemasukan cairan Jumlah cairan tiap hari yang diminum, jenis


minuman, jarang minum

Problem diet Sukar menelan, kesulitan mengunyah

Tingkat aktivitas Jenis pekerjaan, waktu bekerja siang/malam,


perlu makanan tambahan atau tidak

Riwayat kesehatan/ Adanya riwayat penyakit diabetus melitus,


pengkomsumsian obat adanya alergi

G. Diagnosa Keperawatan

1. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh


2. Ketidakseimbangan Nutrisi: Lebih dari Kebutuhan Tubuh
H. Rencana keperawatan
1. Dx Kep : Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
Tujuan yang diharapkan:
1) Terjadi peningkatan berat badan sesuai batasan waktu
2) Peningkatan status nutrisi

(Tarwoto & Wartonah, 2006)


Intervensi Rasional
1. Tingkatkan intake makanan 1. Cara khusus untuk
melalui: meningkatkan nafsu
a. Mengurangi gangguan makan
dari lingkungan seperti
berisik, dan lain-lain.
b. Jaga privasi pasien
c. Jaga kebersihan
ruangan (barang-barang
seperti sputum pot,
urinal tidak berada
dekat dengan tempat
tidur)
d. Berikan obat sebelum
makan jika ada indikasi
2. Jaga kebersihan mulut 2. Mulut yang bersih
pasien meningkatkan nafsu
makan
3. Bantu pasien makan jika 3. Membantu pasien makan
tidak mampu
4. Sajikan makanan yang 4. Meningkatkan selera
mudah dicerna, dalam makan dan intake makan
keadaan hangat, tertutup,
dan berikan sedikit-sedikit
tapi sering
5. Selingi makan dengan 5. Memudahkan makanan
minum masuk
6. Hindari makanan yang 6. Mengurangi rasa nyaman
banyak mengandung gas
7. Ukur intake makanan dan 7. Observasi kebutuhan
timbang berat badan nutrisi
8. Lakukan latihan pasif dan 8. Menambah nafsu makan
aktif
9. Kaji tanda vital, sensori, 9. Membantu mengkaji
bising usus keadaan pasien
10. Monitor hasil lab, seperti 10. Monitor status nutrisi
glukosa, elektrolit,
albumin, hemoglobin,
kolaborasi dengan dokter
2. Dx Kep : Ketidakseimbangan nutrisi: lebih dari kebutuhan tubuh

Kriteria Hasil:
1) Teridentifikasi kebutuhan nutrisi dan berat badan yang terkontrol
2) Perencanaan kontrol berat badan untuk yang akan datang
3) Tidak terjadinya penurunan berat badan yang berlebihan

(Tarwoto & Wartonah, 2006)

Intervensi Rasional
1. Lakukan pengkajian 1. Informasi dasar untuk
kembali pola makan perencanaan awal dan
pasien validasi data
2. Diskusikan dengan pasien 2. Membantu mencapai tujuan
dengan kelebihan makan
3. Diskusikan motivasi 3. Membantu memecahkan
untuk menurunkan berat masalah
badan
4. Kolaborasi dengan ahli 4. Menentukan makanan yang
diet yang tepat sesuai dengan pasien
5. Ukur intake makanan 5. Mengetahui jumlah kalori
dalam 24 jam yang masuk
6. Buat program latihan 6. Meningkatkan kebutuhan
untuk olahraga energi
7. Hindari makanan yang 7. Makanan berlemak banyak
banyak mengandung menghasilkan energi
lemak
8. Berikan pengetahuan 8. Memberikan informasi dan
kesehatan tentang: mengurangi komplikasi
a. Program diet yang
benar
b. Akibat yang mungkin
timbul akibat
kelebihan berat badan
9.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/document/369327098/Fisiologi-Nutrisi

https://www.academia.edu/35597606/LAPORAN_PENDAHULUAN_KEBUTU
HAN_NUTRISI

Anda mungkin juga menyukai