Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN DASAR PROFESI

GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS


PADA Tn”R” DENGAN DIAGNOSA HEMIPARESIS
DI RUANG MERAK RS BHAYANGKARA
MAKASSAR

OLEH

Exal Kurniawan Manggas

4120005

CI LAHAN CI INSTITUSI

PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANGKATAN XVII

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

GEMA INSAN AKADEMIK

MAKASSAR

2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu tanda kesehatan adalah adanya kemampuan seseorang

melakukan aktivitas seseorang tidak terlepas dari keadekuataan sistem

persarafan dan muskuluskeletal.

Aktivitas adalah suatu energi atau keadaan bergerak dimana manusia

memerlukan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup .

B. Tujuan

1. Memenuhi kebutuhan dasar manusia

2. Mencegah terjadinya trauma

3. Mempertahankan interaksi social dan peran sehari-hari

4. Mempertahankan tingkat kesehatan

5. Mencegah hilangnya kemampuan fungsi tubuh


BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Definisi

Mobilisasi adalah kemampuan orang bergerak secara bebas, mudah

dan teraturyang bertujuan memenuhi kehidupan hidup sehat.

Suatu keterbatasan dalam dalam kemandirian pergerakan fisik yang

bermanfaat dari tubuh atau suatu ekstremitas atau lebih, dengan tingkatan:

1. Tingkat 0: mandiri penuh

2. Tingkat 1: memerlukan peralatan atau alat bantu

3. Tingkat 2: memerlukan bantuan dari orang lain untuk pertolongan,

pengawasan atau pembelajaran

4. Tingkat 3: memerlukan bantuan dari orang lain dan peralatan atau alat

bantu

5. Tingkat 4: ketergantungan, tidak berpartisipasi dalam aktifitas mobilisasi

sangat dipengaruhi oleh system neuromuscular, meliputi system otot,

skeletal, sendi, ligament, tendon, kartilago, dan saraf.

B. Etiologi

Postur abnormal:

1. Tortikolis : kepala miring pada satu sisi dimana adanya kontraktur

pada otot sternoklei domanstoid.

2. Lordosis : kurva spinal lumba yang terlalu cembung kedepan

(anterior)
3. Kifosis : peningkatan kurva spinal torakal

4. Kifolordosis : kombinasi dari kifosis dan lordosis

5. Skoliosis : kurva spinal yang miring ke samping, tidak samanya tinggi

hip atau pinggul dan bahu

6. Footdrap : plantar fleksi, ketidakmampuan menekuk kaki karena

kerusakan saraf peroneal

7. Gangguan perkembangan otot, seperti distropsi muscular, terjadi karena

gangguan yang disebabkan oleh degenerasi saraf otot skeletal

8. Kerusakan system saraf pusat

9. Trauma langsung pada system musculoskeletal: kontusio, salah urat dan

fraktur

C. Tanda dan Gejala

1. Respon fisiologik dari perubahan mobilisasi

a. Musculoskeletal seperti kehilangan daya tahan, penurunan massa otot,

atropi dan abnormalnya sendi (kontraktur) dan gangguan metabolism

kalsium

b. Kardiovaskuler seperti hipertensi ortostatik, peningkatan beban kerja

jantung dan pembentukan thrombus

c. Pernapasan seperti atelektasis dan pneumonia hipostatik , dispnea

setelah beraktifitas

d. Metabolisme dan nutrisi antara lain laju metabolic: metabolism

karbohidrat , lemak dan protein; ketidakseimbangan cairan dan


elektrolit; ketidakseimbangan kalsium; dan gangguan pencernaan

(konstipasi)

e. Eliminasi urine seperti statis urine meningkatkan resiko infeksi saluran

perkemihan dan batu ginjal

f. Integument seperti ulkus dekubitus adalah akibat iskemia dan anoksia

jaringan

g. Neurosensori : sensori deprivation

2. Respon psikososial dari perubahan mobilisasi

a. Respon emosional, intelektual, sensori dan sosiokultural. Perubahan

emosional yang paling umum adalah depresi, perubahan perilaku,

perubahan dalam siklus tidur dan gangguan koping

b. Keterbatasan rentan gerak sendi

c. Pergerakan tidak terkoordinasi

d. Penurunan waktu reaksi (lambat)

D. Komplikasi

1. Denyut nadi frekuensinya mengalami peningkatan, irama, tidak teratur

2. Tekanan darah biasanya terjadi penurunan tekanan systole (hipotensi

orthostatic)

3. Pernapasan terjadi peningkatan frekuensi, pernapasan cepat dangkal

4. Warna kulit dan suhu tubuh terjadi penurunan

5. Kecepatan dan posisi tubuh akan mengalami kecepatan aktivitas dan

ketidakstabilan posisi tubuh

6. Status emosi stabil


E. Pemeriksaan Diagnostik dan Lab

a. Labolatorium

1. Hitung darah lengkap.

2. Kimia klinik.

3. Masa protombin.

4. Urinalisis.

b. Diagnostik

1. SCAN KEPALA, menunjukkan secara spesifik letak edema, posisi

hematoma, adanya jaringan otak yang infark atau iskemia, serta

posisinya secara pasti.

2. Angiografi serebral, membantu menemukan penyebab dari stroke

secara spesifik seperti perdarahan arteriovena atau adanya ruptur dan

untuk mencari sumber perdarahan seperti aneurisma atau malformasi

vaskuler.

3. EEG, untuk melihat masalah yang timbul dan dampak dari jaringan

yang timbul dan dampak dari jaringan yang infark segingga

menurunnya inpuls listrik dalam jaringan otak.

4. Pungsi lumbal, tekanan yang meningkat dan disertai bercak darah pada

cairan lumbal menunjukkan adanya hemoragik pada subarakhnoid atau

perdarahan pada intrakranial.

5. MRI, dengan menggunakan gelombang magnetik untuk menentukan

posisi serta besar/luas terjadinya perdarahan otak.

6. X-Ray tengkorak
F. Penatalaksanaan Medik

a. Konservatif.

1. Pemenuhan cairan dan elektrolit dengan pemasangan infus.

2. Mencegah peningkatan TIK.

3. Antihipertensi.

4. Deuritika.

5. Vasodilator perifer.

6. Antikoagulan.

7. Diazepam bila kejang.

8. Anti tukak misal cimetidine.

9. Kortikosteroid : pada kasus ini tidak ada manfaatnya karena klien akan

mudah terkena infeksi, hiperglikemi dan stress ulcer/perdarahan

lambung.

10. Manitol : mengurangi edema otak.

b. Operatif.

Apabila upaya menurunkan TIK tidak berhasil maka perlu

dipertimbangkan evakuasi hematom karena hipertensi intrakranial yang

menetap akan membahayakan kehidupan klien.

c. Pada fase sub akut / pemulihan ( > 10 hari ) perlu :

1. Terapi wicara.

2. Terapi fisik.

3. Stoking anti embolisme.


BAB III

TINJAUAN ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

a. Biodata

Pengkajian biodata di fokuskan pada, umur : karena usia di atas

55 tahun merupakan resiko tinggi terjadinya serangan stroke.Jenis

kelamin : laki-laki lebih tinggi 30% di banding wanita.Ras : kulit hitam

lebih tinggi angka kejadiannya.

b. Keluhan Utama.

Biasanya klien datang ke rumah sakit dalam kondisi : penurunan

kesadaran atau koma serta disertai kelumpuhan dan keluhan sakit

kepala hebat bila masih sadar.

c. Riwayat Penyakit Dahulu

Perlu di kaji adanya riwayat DM, Hipertensi, Kelainan Jantung,

Pernah TIAs, Policitemia karena hal ini berhubungan dengan

penurunan kualitas pembuluh darah otak menjadi menurun.

d. Riwayat Penyakit Sekarang

Kronologis peristiwa CVA Bleeding sering setelah melakukan

aktifitas tiba-tiba terjadi keluhan neurologis misal : sakit kepala hebat,

penurunan kesadaran sampai koma.


e. Riwayat Penyakit Keluarga.

Perlu di kaji mungkin ada anggota keluarga sedarah yang pernah

mengalami stroke.

f. Pemenuhan Kebutuhan Sehari-Hari.

Apabila telah mengalami kelumpuhan sampai terjadinya koma

maka perlu klien membutuhkan bantuan dalam memenuhi kebutuhan

sehari-hari dari bantuan sebagaian sampai total.Meliputi :

1) mandi

2) makan/minum

3) bab / bak

4) berpakaian

5) berhias

6) aktifitas mobilisasi

g. Pemeriksaan Fisik Dan Observasi.

BI ( Breathing / pernafasan).

Perlu di kaji adanya :

1) Sumbatan jalan nafas karena penumpukan sputum dan kehilangan

refleks batuk.

2) Adakah tanda-tanda lidah jatuh ke belakang.

3) Auskultasi suara nafas mungkin ada tanda stridor.

4) Catat jumlah dan irama nafas


B2 ( Blood / sirkulasi ).

Deteksi adanya : tanda-tanda peningkatan TIK yaitu peningkatan

Tekanan Darah disertai dengan pelebaran nadi dan penurunan jumlah

nadi. TD biasanya terjadi peningkatan dan bisa terdapat adanya

hipertensi masif >200 mmHg.

B3 ( Brain / Persyarafan, Otak )

Kaji adanya keluhan sakit kepala hebat. Periksa adanya pupil

unilateral, Observasi tingkat kesadaran, kualitas kesadaran merupakan

parameter yang paling mendasar dan paling penting.

B4 ( Bladder / Perkemihan ).

Tanda-tanda inkontinensia uri.

B5 ( Bowel : Pencernaan )

Pola defekasi biasanya terjadi konstipasi akibat penurunan

peristaltik usus. Tanda-tanda inkontinensia alfi berkelanjutan

menunjukkan kerusakan neurologis yang luas.

B6 ( Bone : Tulang dan Integumen ).

Kaji adanya kelumpuhan atau kelemahan, tanda-tanda decubitus

karena tirah baring lama, kekuatan otot, disfungsi motor paling umum

adalah hemiplegia (paralisis pada salah satu sisi) karena adanya lesi

pada sisi otak yang berlawanan.


h. Sosial Interaksi.

Biasanya di jumpai tanda kecemasan karena ancaman kematian

diekspresikan dengan menangis, klien dan keluarga sering bertanya

tentang pengobatan dan kesembuhannya.

B. Diagnosa Yang Muncul.

1. Resiko peningkatan TIK berhubungan dengan penambahan isi otak

sekunder terhadap perdarahan otak .

2. Gangguan Mobilitas Fisik Berhubungan Dengan Hemiparese /

Hemiplegia

3. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan dan

kelumpuhan.

4. Gangguan nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh ) berhubungan

dengankesulitan menelan(disfagia), hemiparese dan hemiplegi.

5. Inkontinensia alfi berhubungan dengan kerusakan mobilitas dan

kerusakan neurologis.

6. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan efek dari

kerusakan pada area bicara pada hemisfer otak, kehilangan tonus

otot fasial atau oral, dan kelemahan secara umum.

C. Intervensi Keperawatan.

Rencana keperawatan dari diagnosa keperawatan diatas adalah :

1. Resiko Peningkatan Tik Berhubungan Dengan Penambahan Isi

Otak Sekunder Terhadap Hipoksia, Edema Otak.


Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan klien tidak

mengalami peningkatan tekanan intra kranial .

Kriteria hasil :

Tidak terdapat tanda peningkatan tekanan intra kranial :

1) Peningkatan tekanan darah.

2) Nadi melebar.

3) Pernafasan cheyne stokes

4) Muntah projectile.

5) Sakit kepala hebat.

Intervensi.

NO INTERVENSI RASIONAL
1. Pantau tanda dan gejala peningkatan TIK Deteksi dini peningkatan TIK

1) tekanan darah untuk melakukan tindakan

2) nadi lebih lanjut.

3) GCS

4) Respirasi

5) Keluhan sakit kepala hebat

6) Muntah projectile

7) Pupil unilateral
2. Tinggikan kepala tempat tidur 15-30 Meninggikan kepala dapat

derajat kecuali ada kontra indikasi.Hindari membantu drainage vena

mengubah posisi dengan cepat. untuk mengurangi kongesti

vena.
3. Hindari hal-hal berikut : Masase karotid
Masase karotid memperlambat frekuensi

jantung dan mengurangi

sirkulasi sistemik yang diikuti

peningkatan sirkulasi secara

Fleksi leher atau rotasi > 45 derajat. tiba-tiba.

Fleksi atau rotasi ekstrem

leher mengganggu cairan

cerebrospinal dan drainage

Rangsangan anal dengan jari(boleh tapi vena dari rongga intra kranial.

dengan hati-hati ) hindari mengedan, fleksi Aktifitas ini menimbulkan

ekstrem panggul dan lutut. manuver valsalva yang

merusak aliran balik vena

dengan kontriksi vena jugularis

dan peningkatan TIK.

4. Konsul dokter untuk mendapatkan pelunak Mencegah konstipasi dan

feces jika di perlukan. mengedan yang menimbulkan

manuver valsalva.
5. Pertahankan lingkungan tenang, sunyi dan Meningkatkan istirahat dan

pencahayaan redup. menurunkan rangsangan

membantu menurunkan TIK.


6. Berikan obat-obatan sesuai dengan

pesanan: 1) Menurunkan tekanan

1) Anti hipertensi. darah.

2) Mencegah terjadinya
2) Anti koagulan. trombus.

3) Mencegah defisit cairan.

3) Terapi intra vena pengganti cairan

dan elektrolit. 4) Mencegah obstipasi.

4) Pelunak feces. 5) Mencegah stres ulcer.

5) Anti tukak. 6) Meningkatkan daya

6) Roborantia. tahan tubuh.

7) Mengurangi nyeri.

7) Analgetika. 8) Memperbaiki sirkulasi

8) Vasodilator perifer. darah otak.

2. Gangguan Mobilitas Fisik Berhubungan Dengan Hemiparese /

Hemiplegia

Tujuan :Klien mampu melaksanakan aktivitas fisik sesuai dengan

kemampuannya

Kriteria hasil

1) Tidak terjadi kontraktur sendi

2) Bertambahnya kekuatan otot

3) Klien menunjukkan tindakan untuk meningkatkan mobilitas

INTERVENSI RASIONAL
1. Ubah posisi klien tiap 2 jam 1) Menurunkan resiko terjadinnya iskemia

jaringan akibat sirkulasi darah yang


jelek pada daerah yang tertekan

2. Ajarkan klien untuk 2) Gerakan aktif memberikan massa,

melakukan latihan gerak aktif tonus dan kekuatan otot serta

pada ekstrimitas yang tidak memperbaiki fungsi jantung dan

sakit pernapasan

3. Lakukan gerak pasif pada 3) Otot volunter akan kehilangan tonus

ekstrimitas yang sakit dan kekuatannya bila tidak dilatih untuk

4. Berikan papan kaki pada digerakkan

ekstrimitas dalam posisi

fungsionalnya

5. Tinggikan kepala dan tangan

6. Kolaborasi dengan ahli

fisioterapi untuk latihan fisik

klien

3. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan dan kelumpuhan.

Tujuan

Kebutuhan perawatan diri klien terpenuhi

Kriteria hasil

1) Klien dapat melakukan aktivitas perawatan diri sesuai dengan

kemampuan klien

2) Klien dapat mengidentifikasi sumber pribadi/komunitas untuk

memberikan bantuan sesuai kebutuhan.


INTERVENSI RASIONAL
1. Tentukan kemampuan dan tingkat 1. Membantu dalam

kekurangan dalam melakukan mengantisipasi /merencanakan

perawatan diri. pemenuhan kebutuhan secara

2. Beri motivasi kepada klien untuk individual

tetap melakukan aktivitas dan beri 2. Meningkatkan harga diri dan

bantuan dengan sikap sungguh semangat untuk berusaha terus-

3. Hindari melakukan sesuatu untuk menerus

klien yang dapat dilakukan klien 3. Klien mungkin menjadi sangat

sendiri, tetapi berikan bantuan ketakutan dan sangat tergantung

sesuai kebutuhan. dan meskipun bantuan yang

diberikan bermanfaat dalam

mencegah frustasi, adalah penting

bagi klien untuk melakukan

sebanyak mungkin untuk diri-

sendiri untuk mempertahankan

4. Berikan umpan balik yang positif harga diri dan meningkatkan

untuk setiap usaha yang pemulihan

dilakukannya atau keberhasilannya 4. Meningkatkan perasaan makna diri

5. Kolaborasi dengan ahli dan kemandirian serta mendorong

fisioterapi/okupasi klien untuk berusaha secara

kontinyu

5. Memberikan bantuan yang mantap

untuk mengembangkan rencana


terapi dan mengidentifikasi

kebutuhan alat penyokong khusus

4. Gangguan nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh ) berhubungan

dengankesulitan menelan(disfagia), hemiparese dan hemiplegi.

Tujuan

Tidak terjadi gangguan nutrisi

Kriteria hasil

1) Berat badan dapat dipertahankan/ditingkatkan

2) Hb dan albumin dalam batas normal

INTERVENSI RASIONAL
1. Tentukan kemampuan klien dalam 1. Untuk menetapkan jenis makanan

mengunyah, menelan dan reflek yang akan diberikan pada klien

batuk 2. Untuk klien lebih mudah untuk

2. Letakkan posisi kepala lebih tinggi menelan karena gaya gravitasi

pada waktu, selama dan sesudah 3. Membantu dalam melatih kembali

makan sensori dan meningkatkan kontrol

3. Stimulasi bibir untuk menutup dan muskuler

membuka mulut secara manual

dengan menekan ringan diatas 4. Memberikan stimulasi sensori

bibir/dibawah dagu jika dibutuhkan (termasuk rasa kecap) yang dapat

4. Letakkan makanan pada daerah mencetuskan usaha untuk

mulut yang tidak terganggu menelan dan meningkatkan

masukan
5. Klien dapat berkonsentrasi pada

5. Berikan makan dengan berlahan mekanisme makan tanpa adanya

pada lingkungan yang tenang distraksi/gangguan dari luar

6. Makan lunak/cairan kental mudah

6. Mulailah untuk memberikan makan untuk mengendalikannya didalam

peroral setengah cair, makan lunak mulut, menurunkan terjadinya

ketika klien dapat menelan air aspirasi

7. Anjurkan klien menggunakan 7. Menguatkan otot fasial dan dan

sedotan meminum cairan otot menelan dan menurunkan

resiko terjadinya tersedak

8. Anjurkan klien untuk 8. Dapat meningkatkan pelepasan

berpartisipasidalam program endorfin dalam otak yang

latihan/kegiatan. meningkatkan nafsu makan

9. Mungkin diperlukan untuk

9. Kolaborasi dengan tim dokter untuk memberikan cairan pengganti dan

memberikan ciran melalui iv atau juga makanan jika klien tidak

makanan melalui selang mampu untuk memasukkan segala

sesuatu melalui mulut

5. Inkontinensia alfi berhubungan dengan kerusakan mobilitas dan

kerusakan neurologis.

Tujuan :

Dalam waktu 2x24 jam pemenuhan eliminasi alvi terpenuhi.


Kriteria Hasil : klien dapat defekasi secara spontan dan lancar tanpa

menggunakan obat, konsistensi feses lembek berbentuk, tidak teraba

massa pada kolon ( scibala ).

INTERVENSI RASIONAL
1. Berikan penjelasan pada klien 1. Klien dan keluarga akan

dan keluarga pasien tentang mengerti penyebab dari

penyebab konstipasi. konstipasi.

2. Auskultasi bising usus 2. Bising usus menandakan sifat

3. Anjurkan untuk klien untuk aktivitas peristaltik.

makan makanan yang 3. Diet seimbang tinggi

mengandung serat. kandungan serat meransang

4. Bila klien mampu minum, peristalti dan eliminasi

berikan asupan cairan yang reguler.

cukup (2L/hari) jika tidak ada 4. Masukan cairan adekuat

kontraindikasi. membantu mempertahankan

5. Lakukan mobilisasi sesuai konsistensi feses yang pada

dengan keadaan klien. usus dan membantu eliminasi

6. Kolaborasi dengan tim dokter reguler.

dalam pemberian pelunak 5. Aktivitas fisik reguler

faces ( laksatif, supositoria, membantu eliminasi dengan

enema ) memperbaiki tonus otot

abdomen dan meransang

nafsu makan dan peristaltik.

6. Pelunak feses meningkatkan


efisiensi pembasahan air

usus, yang melunakkan

massa feses dan membantu

eliminasi.

6. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan efek dari kerusakan

pada area bicara pada hemisfer otak, kehilangan tonus otot fasial atau

oral, dan kelemahan secara umum.

Tujuan :

Dalam waktu 2x24 jam klien dapat menunjukkan pengertian terhadap

masalah komunikasi, mampu mengkomunikasikan perasaannya, mampu

menggunakan bahasa isyarat.

Kriteria Hasil :

Terciptanya suatu komunikasi dimana kebutuhan klien dapat terpenuhi,

klien dapat merespon secara verbal maupun isyarat.

INTERVENSI RASIONAL
1. Kaji tipe disfungsi misalnya 1. Membantu menentukan

klien tidak mengerti kata-kata kerusakanp pada area otak

atau masalah berbicara atau dan menentukan kesulitan

tidak mengerti bahasa yang klien dengan sebagian atau

digunakan. seluruh proses komunikasi,

2. Bedakan afasia dengan klien mungkin mempunyai

disatria. masalah dalam mengartikan

3. Lakukan metode percakapan kata-kata .

yang baik dan lengkap, beri 2. Dapat menentukan pilihat

kesemoatan klien untuk intervensi yang sesuai

mengklarifikasi. dengan tipe gangguan.

4. Katakan untuk mengikuti 3. Klien dapat kehilangan

perintah secara sederhana kemampuan untuk memantau

seperti tutup matamu dan ucapannya, komunikasinya

lihat ke pintu. secara tidak sadar, dengan

5. Ucapkan lansung kepada melengkapi dapat

klien berbicara pelan dan merealisasikan pengertian

tengan, gunakan pertanyaan klien dan dapt mengklarifikasi

yang jawabannya “ tidak” dan percakapan.

“ya” dan perhatikan respon 4. Untuk mengikuti afasia

klien. reseptif.

6. Kolaborasi : konsultasi 5. Mengurangi kebingungan

dengan ahli terapi bicara. atau kecemasan terhadap


banyaknya informasi.

Memajukan stimulasi

komunikasi ingatan dan kata-

kata.

6. Mengkaji kemampuan

individual dan sensorik

motorik dan funsi kognitif

untuk mengidentifikasi defisit

dan kebutuhan terapi.

D. Evaluasi

Evaluasi merupakan langkah akhir dalam proses keperawatan.

Evaluasi adalah kegiatan yang di sengaja dan terus-menerus dengan

melibatkan klien, perawat, dan anggota tim kesehatan lainnya. Dalam hal

ini diperlukan pengetahuan tentang kesehatan, patofisiologi, dan strategi

evaluasi. Tujuan evaluasi adalah untuk menilai apakah tujuan dalam

rencana keperawatan tercapai atau tidak dan untuk melakukan

pengkajian ulang. (Lismidar, 1990).

DAFTAR PUSTAKA
1. Muttaqin, Arif.2011.Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan

Sistem Persarafan.Salemba Medika; jakarta.

2. Kamus Keperawatan Sue Hinchliff

3. www.google.com

4. Brunner dan Suddarth, 2002. Hal 2130-2144

5. http://meliyanatandilawa.blogspot.co.id/2015/09/askep-

hemiparese.html

6. Aziz Alim Hidayat (2004). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan,

Salemba Medika, Jakarta.

7. Potter P. A, Perry Anne. P (1997).Fundamental Keperawatan

Konsep, Proses dan Praktik , Edisi 4, Volume 1,EGC, Jakarta.

8. Kusnanto, S.Kp, M. Kes (2004). Pengantar Profesi & Praktik

Keperawatan Profesional, EGC, Jakarta.

9. Mediana Dwiyanti, S.Kp, MSC (1998). Aplikasi Model Konseptual

Keperawatan, Akademi Keperawatan Depkes Semarang.

10. Lim Awim, Rabu, 17 Oktober 2007. Teori dan Model Konseptual

dalam Keperawatan, F:\WELCOME TO NURSING STUDENTS

BLOG.htm

11. http://saonone.blogspot.com/2011/11/model-konsep-tipologi-pola-

kesehatan.html

Anda mungkin juga menyukai