I. Tinjauan Medis
A. Pengertian
Manusia adalah mahkluk biopsikososial dan unik dan menerapkan
sistem terbuka serta salinmg berinteraksi. Manusia selalu berusaha
untuk mempertahankan keseimbangan hidupnya. Kebutuhan
spiritual merupakan kebutuhan dasaryang dibutuhkan oleh setiap
manusia.[ CITATION Tar152 \l 1057 ].
Konsep diri (self concept) merupakan bagian dari masalah
kebutuhan psikososial yang tidak didapat sejak lahir, akan tetapi
dapat dipelajari sebagai hasil dari pengalaman seseorang terhadap
dirinya. Konsep diri berkembang secara bertahap sesuai dengan
tahap perkembangan psikososial seseorang. Secara umun konsep
diri adalah semua tanda, keyakinan dan pendirian yang merupakan
suatu pengetahuan individu tentang dirinya yang dapat memengaruhi
hubungannya dengan orang lain, termasuk karakter, kemampuan,
nilai, ide, dan tujuan. [ CITATION Hid14 \l 1057 ].
Menurut Stuart dan Sunden (1991), mengatakan bahwa harga diri
(self esteem) adalah penilaian individu terhadap hasil yang dicapai
dengan menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi ideal dirinya.
[ CITATION Has172 \l 1057 ].
Spiritual merupakan kompleks yang unik pada tiap individu dan
tergantung pada budaya , perkembangan, pengalaman hidup,
kepercayaan dan ide-ide tentang kehidupan seseorang. [ CITATION
Pot102 \l 1057 ].
Spiritualitas merupakan sesuatu yang dipercayakan oleh
seseorang dalam hubnungannya dengan kekuatan yang lebih tinggi
(Tuhan). [ CITATION Has172 \l 1057 ]
B. Komponen Konsep Diri
1. Citra Tubuh
Citra tubuh adalah sikap sesorang terhadap tubuhnya secara
sadar dan tidak sadar. Sikap ini mencangkup persepsi dan
perasaan tentang ukuran, bentuk, dan fungsi penampilan tubuh
saat ini dan masa lalu.
2. Ideal diri
Persepsi individu tentang bagaimana ia harus berperilaku
sesuai dengan standar perilaku. Ideal diri dapat mewujudkan cita-
cita dan harapan pribadi.
3. Harga diri
Harga diri adalah penilaian terhadap hasil yang dicapai dengan
analisis, sejauh mana perilaku memenuhi ideal diri. Jika individu
selalu sukses, maka harga dirinya cenderung akan tinggi dan jika
mengalami gagal harga dirinya cenderung menjado rendah. Harga
diri ini diperoleh dari diri sendiri dan orang lain.
4. Peran diri
Peran diri adalah pola sikap, perilaku nilai yang diharapkan dari
seeorang berdasarkan posisinya dimasyarakat.
5. Identitas diri
Identitas diri adalah kesadaran akan dirinya sendiri yang
bersumber dari observasi dan peniolaian yang merupakan sintesis
dari semua aspek konsep diri sebagai suatu kesatuan yang utuh.
[ CITATION Tar152 \l 1057 ].
C. Tahapan Perkembangan Kebutuhan
1. Psikososial ( konsep diri )
a. Usia 0-1 tahun
1) Menumbuhkan rasa percaya diri konsentrasi dalam
kinteraksi pengasuhan yang dilakukan oleh orang lain.
2) Membedakan dirinya dari lingkungan
b. Usia 1-3 tahun
1) Mulai menyatakan apa yang disukai dan yang tidak disukai.
2) Meningkatnya kemandirian dalam berfikir dan bertindak.
3) Menghargai penmpilan dan fungsi tubuh.
4) Mengembangkan diri dengan mencontoh orang yang
dikagumi, menuri, dan bersosialisasi
c. Usia 3-6 tahun
1) Memiliki inisiatif
2) Mengenali jenis kelamin
3) Meningkatkan kesadaran diri
4) Meningkatkan keterampilan berbahasa, termasuk
pengenalan akan perasaan seperti senang, kecewa, dan
sebagainya.
d. Usia 6-12 tahun
1) Menggabungkan umpan balik dari teman sebaya dan guru,
keluarga tidak lagi dominan.
2) Meningkatkan harga diri dengan penguasaan keterampilan
baru.
3) Menguatnya identitas seksual.
4) Menyadari kekuatan dan kelemahan
e. Usia 12-20 tahun
1) Menerima perubahan tubuh/ kedewsaan.
2) Belajatr tentang sikap, nuilai, dan keyakinan menentukan
tujuan masa depan.
3) Merasa positif atas perkembangannya konsep diri.
4) Berinteraksi dengan orang-orang yang menurutnya menarik
secara seksual dan intelektual
f. Usia 20-40 tahun
1) Memiuliki hubungan yang intim dengan keluarga dan orang
lain.
2) Memmiliki perasaan yang stabil dan positif mengenai diri.
3) Mengalami keberhasilan transisi peran dan meningkatnya
tanggung jawab.
g. Usia 40-60 tahun
1) Dapat menerima perubahan penamilan dan ketahuan fisik.
2) Mengevaluasi ulang tujuan hidup.
3) Merasa nyaman dengan proses penuaan
h. Usia diatas 60 tahun
1) Merasa positif mengenaihidup dan makna kehidupan.
2) Berkeinginann untuk meninggalkan warisan bagi generasi
berikutnya.[ CITATION Hid14 \l 1057 ].
2. Spiritual
Perkembanagn spiritual seseorang menurut westerhoff’s dibagi
kedalam empat tingkatan berdasarkan kategori umur, yatu :
2. Budaya
5. Stresor
Keadaan sakit dan trauma misalnya usia tua, keadaa sakit akan
mempengaruhi persepsi dirinya.[ CITATION Tar11 \l 1057 ]
F. Masalah Kebutuhan
1. Psikososial
a. Gangguan identitas diri
1) Perubahan perkembangan
2) Trauma.
3) Jenis kelamin yang tidak sesuai.
4) Budaya yang tidak sesuai
b. Gangguan citra tubuh
1) Hilangna bagian tubuh
2) Perubahan perkembangan
3) Kecacatan
c. Gangguan harga diri
1) Hubungan interpersonal yang tidak harmonis
2) Kegagalan perkembangan
3) Kegagalan mencapai tujuan hidup
d. Gangguan peran
1) Kehilangan peran
2) Peran ganda
3) Konflik peran
4) Ketidakmampuan menampilkan peran.[ CITATION Tar152 \l
1057 ]
2. Spiritual
a. Penyakit Akut. Penyakit yang mendadak yang tidak
diperkirakan, yang mengharapkan baik ancaman langsung atau
jangka panjang terhadap kesehatan dan kesejahteraan klien,
dapat menimbulkan stress spiritual yang bermakna.
b. Penyakit Kronis. Seseorang yang dengan penyakit kronis
sering menderita gejala yang melumpuhkan dan menganggu
kemampuan untuk melanjutkan gaya hidup normal mereka.
c. Penyakit Terminal, umunya menyebabkan ketakutan terhadap
nyeri fiisk, ketidaktahuan dan ancaman terhadapintegritas.
d. Individuasi. Ketika seseorang menjalani hidup mereka, sering
mengajukan pertanyaan untuk menemukan dan memahami diri
(mereka) sebagai hal yang berbeda tetapi juga dalam
hubungan dengan orang lain. Individuasi digambarkan sebagai
krisis pertengahan hidup, individuasi umum pada individu usia
baya.
e. Pengalaman Mendekati Kematian. Perawat atau bidan mungkin
menghadapi klien yang telah mempunyai pengalaman
mendekati kematian (NDE/ Near Death Experience). NDE telah
diidentifikasi sebagai fenomena psikologis tentang individu
yang baik telah sangat dekat dengan kematian secara klinis
atau mungkin telah pulih setelah dinyatakan mati.
f. Perubahan Dalam Keanggotaan Denominasi atau Perubahan
Religi. Melakukan perkawinan dengan seseorang yang
berbeda latar belakang agamanya atau berpindah ke suatu
lingkungan yang tidak mempunyai cabang dari kelompok
keagamaan tertentu, akan merasa kehilangan bagi individu.
g. Intensifikasi Kepatuhan terhadap Keyakinan. Intensifikasi
praktik keagamaan secara sukarela dapat menyebabkan
masalah ketika seseorang tidak merasa bebas atau tidak
mengetahui bagaimana harus membicarakan tentang aspek
keagamaan atau mengintensifikasi praktik keagamaan dalam
menghadapi rasa bersalah atau untuk menghadapi trauma
yang sulit atau kehilangan.
h. Kehilangan atau Mempertanyakan Kepercayaan. Kepercayaan
adalah cara menunjukkan diri seseorang, komunitas seseorang
dan kekuatan yang lebih tinggi sebagai pusat. [ CITATION Has172 \l
1057 ]
II. Tinjauan Keperawatan
1. Pengkajian psikologis
a. Status emosional
b. Konsep diri
c. Cara komunikasi
d. Pola inteksi
2. Pengkajian sosial
1) Pendidikan tekhir.
3) Pekerjaan klien.
4) Status keuangan
b. Hubungan sosial
c. Faktor sosiokultural
d. Pola hidup
e. Keluarga
3. Spiritual
1. Ansietas
a. Definisi
b. Penyebab
1) Krisis situasional
3) Krisis maturasional.
1) Subyektif
a) Merasa bingung
c) Sulit berkomunikasi
2) Obyektif
a) Tampak gelisah
b) Tampak tegang
c) Sulit tidur
1) Subyektif
a) Mengeluh pusing
b) Anoreksia
c) Palpitasi
2) Obyektif
d) Diaforesis
e) Tremor
i) Sering berkemih
2) Penyakit akut
3) Hospitalisasi
4) Rencana operasi
6) Penyakit neurologis
2. Distres spiritual
a. Definisi
b. Penyebab
1) Menjelang ajal
5) Kesepian
6) Pengasingan diri
7) Pengasingan sosial
8) Gangguan sosio-kultural
1) Subyektif
2) Obyektif
1) Subyektif
c) Merasa bersalah
d) Merasa terasing
2) Obyektif
3) Retardasi mental
7) Kemandulan
8) Gangguan psikiatrik
a. Definisi
b. Penyebab
6) Gangguan psikososial.
1) Subyektif
2) Obyektif
1) Subyektif
2) Obyektif
1) Mastektomi
2) Amputasi
3) Jerawat
5) Obesitas
7) Gangguan psikiatrik
a. Definisi
b. Penyebab
3) Ketidakadekuatan pemahaman
5) Riwayat kehilangan
6) Riwayat penolakan
7) Transisi perkembangan
1) Subyektif
b) Merasa malu/bersalah
2) Obyektif
c) Berjalan menunduk
1) Subyektif
a) Sulit berkonsentrasi
2) Obyektif
c) Pasif
2) Pembedahan
3) Kehamilan
4) Stroke
5) Penyalahgunaan zat
6) Demensia
5. Keputusasaan
a. Definisi
b. Penyebab
6) Pengasingan
1) Subyektif
a) Mengungkapkan keputusasaan
2) Obyektif
b) Afek datar
1) Subyektif
a) Sulit tidur
2) Obyektif
a) Berperilaku pasif
b) Kurang inisiatif
1) Penyakit kronis
2) Penyakit terminal
6. Ketidakbedayaan
a. Definisi
b. Penyebab
1) Program perawatan/pengobatan yang kompleks atau jangka
panjang
1) Subyektif
2) Obyektif
1) Subyektif
a) Merasa diasingkan
2) Objektif
b) Pengasingan
2) Peristiwa traumatis
3) Diagnosis penyakit kronis
5) Rawat inap
1. Reduksi Ansietas
a. Definisi
Meminimalkan kondisi individu dan pengalaman subyektif
terhadap objek yang tidak jelas dan spesifik akibat antisipasi
bahaya yang memungkinkan individu melakukan tindakan
untuk menghadapi ancaman.
b. Tindakan
1) Observasi
a) Identifikasi saat tingkat ansietas berubah
(mis.kondiis,waktu, stresor)
b) Identifikasi kemmapuan mengambil keputusan
c) Monitor tanda-tanda ansietas (verbal dan nonverbal)
2) Terapeutik
a) Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan
kepercayaan
b) Temani pasien untuk mengurangi kecemasan, jika
memunginkan
c) Pahami situasi yang membuat ansietas
d) Dengarkan dengan penuh perhatian
e) Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
f) Tempatkan barang pribadi yang memberikan kenyamanan
g) Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan
h) Diskusikan perencanaan realistis tentang peristiwa yang
akan datang
3) Edukasi
a) Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin
dialami
b) Informasikan secara faktual mengenai diagnosis,
pengobatan, dan prognosis
c) Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien, jika perlu
d) Anjurkan melakukan kegiatan yang tidak kompetitif, sesuai
kebutuhan
e) Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
f) Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi ketegangan
g) Latih penggunaan mekanisme pertahanan diri yang tepat
h) Latih teknik relaksasi
4) Kolaborasi
a) Kolaborasi pemberian obat antiansietas, jika perlu
2. Dukungan Spiritual
a. Definisi
Memfasilitasi penngkatan perasaan seimbang dan terhubung
dengan kekuatan yang lebih besar.
b. Tindakan
1) Observasi
a) Identifikasi perasaan khawatir, kesepian dan
ketidakberdayaan
b) Identifikasi pendangan tentang hubungan antara spiritual
dan kesehatan
c) Identifikasi harapan dan kekuatan pasien
d) Identifikasi ketaatan dalam beragama
2) Terapeutik
a) Berikan kesempatan mengekspresikan perasaan tentang
penyakit dan kematian
b) Berikan kesempatan mengekspresikan dan meredakan
marah secara tepat
c) Yakinkan bahwa perawat bersedia mendukung selama
masa ketidakberdayaan
d) Sediakan privasi dan waktu tenang untuk aktivitas spiritual
e) Diskusikan keyakinan tentang makna dan tujuan hidup,
jika perlu
f) Fasilitasi melakukan kegiatan ibadah
3) Edukasi
a) Anjurkan berinteraksi dengan keluarga, teman, dan/atau
orang lain
b) Anjurkan berpartisipasi dalam kelompok pendukung
c) Ajarkan metode relaksasi, meditasi, dan imajinasi
terbimbing
4) Kolaborasi
a) Atur kunjungan dengan rohaniawan (mis. ustadz, pendeta,
romo, biksu)
3. Gangguan Citra Tubuh
a. Definisi
Menignkatkan perbaikan perubahan persepsi terhadap fisik
pasien.
b. Tindakan
1) Observasi
a) Identifikasi harapan citra tubuh berdasarkan tahap
perkembangan
b) Identifikasi budaya, agama, jenis kelamin, dan umur
terkait citra tubuh
c) Identifikasi perubahan citra tubuh yang mengakibatkan
isolasi sosial
d) Monitor frekuensi pernyataan kritik terhadap diri sendiri
e) Monitor apakah pasien bisa melihat bagian tubuh yang
berubah
2) Terapeutik
a) Diskusikan perubahan tubuh dan fungsinya
b) Diskusikan perbedaan penampilan fisik terhadap harga
diri
c) Diskusikan perubahan akibat pubertas, kehamilan dan
penuaan
d) Diskusikan kondisi stres yang mempengaruhi citra tubuh
(mis.luka, penyakit, pembedahan)
e) Diskusikan cara mengembangkan harapan citra tubuh
secara realistis
f) Diskusikan persepsi pasien dan keluarga tentang
perubahan citra tubuh.
3) Edukasi
a) Jelaskan kepada keluarga tentang perawata perubahan
citra tubuh
b) Anjurkan mengungkapkan gambaran diri terhadap citra
tubuh
c) Anjurkan menggunakan alat bantu (mis.pakaian, wig,
kosmetik)
d) Anjurkan mengikuti kelompok pendukung (mis.kelompok
sebaya)
e) Latih fungsi tubuh yang dimiliki
f) Latih peningkatan penampilan diri (mis.berdandan)
g) Latih pengungkapan kemmapuan diri kepada orang lain
maupun kelompok
4. Orientasi Realita
a. Definisi
Meningkatkan kesadaran terhadap identitas diri, waktu, dan
lingkungan
b. Tindakan
1) Observasi
a) Monitor oerubahan orientasi
b) Monitor perubahan kognitif dan perilaku
2) Terapeutik
a) Perkenalkan nama saat emmulai interaksi
b) Orientasikan orang, tempat, dan waktu
c) Hadirkan realita (mis.beri penjelasan alternatif, hindari
perdebatan)
d) Sediakan lingkungan dan rutinitas secara konsisten
e) Atur stimulus sensorik dan lingkungan (mis.kunjungan,
pemandangan, suara, pencahayaan, bau dan sentuhan)
f) Gunakan simbol dalam mengorientasikan lingkingan
(mis.tanda, gambar, warna)
g) Libatkan dalam terapi kelompok orientasi
h) Berikan waktu istirahat dan tidur yang cukup, sesuai
kebutuhan
i) Fasilitasi akses informasi (mis.teelvisi, surat kabar, radio),
jika perlu
3) Edukasi
a) Anjurkan perawatan diri secara mandiri
b) Anjurkan penggunaan alat bantu (mis.kacamata, alat
bantu denganr, gigi palsu)
c) Ajarkan keluarga dalam perawatan orientasi realita
5. Promosi Harga Diri
a. Definisi
Menignkatkan penilaian perasaan/persepsi terhadap diri sendiri
atau kemampuan diri.
b. Tindakan
1) Observasi
a) Identifikasi budaya, agama, ras, jenis kelamin,dan usia
terhadap harga diri
b) Monitor verbalisasi yang merendahkan diri sendiri
c) Monitor tingkat harga diri setiap waktu,sesuai kebutuhan.
2) Terapeutik
a) Motivasi terlibat dalam verbalisasi positif untuk diri sendiri
b) Motivais menerima tantangan atau hal baru
c) Diskusikan pernyataan tentang harga diri
d) Diskusikan kepercayaan terhadap penilaian diri
e) Diskusikan pengalaman yang meningkatkan harga diri
f) Diskusikan persepsi negatif diri
g) Diskusikan alasan mengkritik diri atau rasa bersalah
h) Diskusikan penetapan tujuan realistis untuk mencapai
harga diri yang lebih tinggi
i) Diskusikan bersama keluarga untuk menetapkan harapan
dan batasan yang jelas
j) Berikan umpan balik positif atas peningkatan mencapai
tujuan
k) Fasilitasi lingkungan dan aktiivtas yang meningkatkan
harga diri
3) Edukasi
a) Jelaskan kepada keluarga pentingya dukungan dalam
perkembangan konsep posiitf diri pasien
b) Anjurkan mengidentifikasi kekuatan yang dimiliki
c) Anjurkan mempertahankan kontak mata sata
berkomunikasi dengan orang lain
d) Anjurkan membuka diri terhadap kritik negatif
e) Anjurkan megevaluasi perilaku
f) Ajarkan cara mengatasi bullying
g) Latih peningkatan tanggung jawab untuk diri sendiri
h) Latih pernyataan/kemampuan positif diri
i) Latih cara berfikir dan berprilaku positif
j) Latih menigkatka kepercayaan pada kemampuan dalam
menangani situasi
6. Dukungan Emosional
a. Definisi
Memfasilitasi penerimaan kondisi emosional selama masa
stres.
b. Tindakan
1) Observasi
a) Identifikasi fungsi marah, frustasi, dan amuk bagi pasien
b) Identifikasi hal yang memicu emosi
2) Terapeutik
a) Faislitasi mengungkapkan perasaan cemas, marah, atau
sedih
b) Buat pernyataan suportif atau empati selama fase berduka
c) Lakukan sentuhan utnuk memberikan dukungan (mis.
merangkul, menepuk-nepuk)
d) Tetap bersama pasien dan pastikan keamanan selama
ansietas, jika perlu
e) Kurangi tuntutan berpikir saat sakit atau lelah
3) Edukasi
a) Jelaskan konsekuensi tidak menghadapi rasa bersalah
dan malu
b) Anjurkan mengungkapkan perasaan yang dialami
(mis.ansietas, marah, sedih)
c) Anjurkan mengungkapkan pengalaman emosional
sebelumnya dan pola respons yang biasa digunakan
d) Ajarkan penggunaan mekanisme pertahanan yang tepat
4) Kolaborasi
a) Rujuk untuk konseling, jika perlu
7. Promosi Harapan
a. Definisi
Meningkatkan kepercayaan pada kemampuan untuk memulai
dan mempertahankan tindakan
b. Tindakan
1) Observasi
a) Identifikasi harapan pasien dan keluarga dalam
pencapaian hidup
2) Terapeutik
a) Sadarkan bahwa kodniis yang dialami memiliki nilai
penting
b) Pandu mengingat kembali kenangan yang menyenangkan
c) Libatkan pasien secara aktif dalam perawatan
d) Kembangkan rencana perawatan yang melibatkan tingkat
pencapaian tujuan sederhana sampai dengan kompleks
e) Berikan kesempatan kepada pasien dan keluarga terlibat
dengan dukungan kelompok
f) Ciptakan lingkungan yang memudahkan yang
memudahkan mempraktikkan kebutuhan spiritual
3) Edukasi
a) Anjurkan mengungkapkan perasaan terhadap kondiis
dengan realistis
b) Anjurkan mempertahankan hubungan (mis. menyebutkan
nama orang ang dicintai)
c) Anjurkan mempertahankan hubungan terapeutik dengan
orang lain
d) Latih menyusun tujuan yang sesuai dengan harapan
e) Latih cara mengembangkan spiritual diri
f) Latih cara mengenang dan menikmati masa lalu (mis.
prestasi, pengalaman)
D. Implementasi Keperawatan
E. Evaluasi Keparwatan.