PRECEPTOR :
Hj. Sitti Rahmatia, S.Kep., M.Kes.
NIP. 197308032001122001
DI SUSUN OLEH:
KELOMPOK 5
RS. TADJUDDIN CHALID
B. Etiologi
1) Tingkat perkembangan dan kematangan
Perkembangan anak seperti perkembangan menta, perlakuan, dan
pertumbuhan anak akan mempengaruhi konsep dirinya.
2) Budaya
Pada usia anak-anak nilai-nilai akan diadopsi dari orang tuanya,
kelompoknya, dan lingkungannya. Orang tua yang bekerja seharian akan
membawa anak lebih dekat pada lingkungannya.
3) Sumber eksternal dan internal
Kekuatan dan perkembangan pada individu sangat berpengaruh terhadap
konsep diri. Pada sumber internal misalnya, orang yang humoris koping
individunya lebih efektif. Sumber eksternal misalnya adanya dukungan dari
masyarakat dan ekonomi yang kuat.
4) Pengamatan sukses dan gagal
Ada kecenderungan bahwa riwayat sukses akan meningkatkan konsep diri
demikian pula sebaliknya.
5) Sensor
Stresor dalam kehidupan misalnya perkawinan, pekerjaan baru, ujian dan
kekuatan. Jika koping individu tidak adekuat maka akan menimbulkan depresi,
menarik diri, dan kecemasan.
6) Usia, keadaaan sakit, dan trauma
Usia tua, keadaan sakit dan trauma yang dialami akan mempengaruhi
persepsi dirinya
C. Patofisiologi
Beberapa faktor yang berhubungan dengan distres spiritual seseorang
meliputu masalah- masalah fisiologis antara lain diagnosa penyakit terminal,
penyakit yang menimbulkan kecacatan atau kelemahan, nyeri, kehilangan organ
atau fungsi tubuh atau kematian bayi saat lahir, masalah terapi atau pengobatan
antara lain anjuran transfusi darah, aborsi, tindakan pembedahan, amputasi bagian
tubuh isolasi, masalah ituasional antara lain kematian atau penyakit pada orang
yang di cintai, ketidakmampuan melakukan praktek spiritual.
D. Manifestasi Klinis
Berbagai perilaku dan ekspresi yang dimanifestasikan klien seharusnya
diwaspadai oleh perawat, karena mungkin saja klien sedang mengalami masalah
spiritual.
1. Verbalisasi distress
Individu yang mengalami gangguan fungsi spiritual biasanya
memverbalisasikan distress yang dialaminya atau mengekspresikan kebutuhan
untuk mendapatkan bantuan. Peawat juga perlu peka terhadap keluhan klien
tentang kematian atau merasa tidak berharga dan kehilangan arti hidup.
Kepekaan perawat sangat penting dalam menarik kesimpulan dari verbalisasi
klien tentang distress yang dialami klien.
2. Perubahan perilaku
Perubahan perilaku juga dapat merupakan manifestasi gangguan fungsi
spiritual. Klien yang merasa cemas dengan hasil pemeriksaan atau
menunjukkan kemarahan setelah mendengar hasil pemeriksaan mungkin saja
sedang menderita distress spiritual. Ada yang bereaksi dengan mengintrospeksi
diri dan mencari alasan terjadinya suatu situasi dan berupaya mencari fakta
yang dapat menjelaskan situasi tersebut, tetapi ada yang bereaksi secara
emosional dan mencari informasi serta dukungan dari keluarga atau teman.
3. Perasaan bersalah, rasa takut, depresi, dan ansietas mungkin menunjukkan
perubahan fungsi spiritual.
E. Pathway
F. Penatalaksanaan
1. Menetapkan Kehadiran
Klien telah melaporkan bahwa kehadiran perawat dan aktivitas pemberi
perawatan menunjang adanya perasaan sejahtera dan memberikan harapan
untuk pemulihan (clark et al.1991). Perilaku pemberian perawatan spesifik yang
menunjukan kehadiran perawat meliputi member I perhatian, menjawab
pertanyaan, dan mempunyai sikap positif dan memberikan dorongan (tetapi
realistis). Perawat dapat menunjukan adanya rasa kehadiran dalam berbagai
cara yang tidak menyolok: melakukan pijat punggung dengan penyegaran,
sentuhan yang lembut; dengan hati-hati memposisikan klien tanpa
menimbulkan rasa nyeri; dengan halus memberikan perawatan mulut dan
bekerja bersama klien untuk dengan lambat dan berhati-hati bergerak dari tepi
tempat tidur ke kursi. Memberikan sentuhan yang menyegarkan dan
mendukung, menunjukan rasa percaya diri dan menyediakan waktubagi klien
ketika terapi diberikan akan membantu menciptakan kehadiran. Klien yang
sakit mengalami kehilangn control dan mencari seseorang untuk memberikan
arahan dan perawatan yang kompeten.
2. Mendukung Hubungan yang Menyembuhkan
Benner (1984) yang mendefiniskan tiga langkah yang ternyata terbukti
ketika hubungan yang menyembuhkan terbina antara perawat dank lien:
1) Mengerahkan harapan bagi perawat, demikian halnya bagi klien.
2) Menemukan interprestasi yang dapat diterima atau memahami tentang
penyakit, nyeri, ketakutan, ansietas, atau emosi yang mengangkan.
3) Membantu klien menggunakan dukungan sosial, emosional, atau spiritual.
Inti dari hubungan yang menyembuhkan adalah mengerahkan harapan klien.
Harapan adalah motivator untuk merangkul individu dengan strategi yang
dibutuhkan untuk mengahdapi segla tantangan dalam hidup. Perawat dapat
membantu klien menemukan hal-hal yang dapat diajdikan sebagai
harapan.Klien yang menderita penyakit terminal mungkin berharap data
menghadiri anak wisuda perempuanya atau untuk menjalani hidup setiap
hari dengan penuh makna.
Untuk mendukung lebih lanjut hubungan yang menyembuhkan perawat harus
tetap menyadari tentang kekuatan dan kebutuhan spiritual klien. Penting bagi
klien untuk mampu mengekspresikan dan menelaah keyakinannya. Perawat yang
menghargai kepercayaan klien dan mengenali pengaruh spiritualitas yang
diberikan terhadap penyembuhannya akan dirasakan oleh klien sebagai sumber
harapan (clark et al. 1991). Ketika penyakit atau pengobatan menimbulkan
kebingungan atau ketidakpastian bagi klien, maka perawat harus mengenali
dampak dari hal ini terhadap kesejahteraan klien. Sumber spiritual apa yang
dapat diperkuat? Perawat dapat memulai dari apa yang ingin klien ketahui dan
kemudian memberikan informasi terbaik untuk menghilangkan ketidakpastian
klien. Klien mungkin juga meminta kehadiran keluarga atau teman untuk
mempertahankan persahabatan yang diperlukan untuk penyembuhan.
3. Sistem Dukungan
Dalam studi yang melibatkan klien, yahudi dan Kristen, clark et al
(1991) mengetahui bahwa sistem pendukung member I mereka rasa sejahtera
terbesar selama perawatan di rumah sakit. Sistem pendukung berfungsi sebagai
hubungan manusia yang menghubungakan klien, perawat dan gaya hidup klien
sebelum terjadi penyakit. Bagian dari lingkungan pemberi perawatan klien adalah
kehadiran lingkungan pemberi perawatan klien adalah kehadiran teratur dari
keluarga dan teman yang dipandang oleh klien sebagai pendukung. Perawat
merencankan perawatan bersama klien dan jaringan pendukung klien untuk
meningktakan ikatan interp[ersonal yang sangat penting untuk penyembuhan.
Sistem pendukung sering memberi sumber penyembuhan. Sitem pendukung
member sumber kepercayaan yang memperbarui jati diri spiritual klien. Keluarga
dan teman mungkin juga menjadi sumber penting dalam melakukan ritual
kebiasaan keagamaan yang dianut klien.
4. Berdoa
Tindakan berdoa adalah bentuk “dedikasih diri” yang memungkinkan
individu untuk bersatu dengan Tuhan atau Yang Maha Kuasa
(McCullough,1995). Berdoa memberi kesempatan individu untuk memperbarui
kepercayaan dan keyakinannya kepada yang maha kuasa dalam cara yang lebih
formal. Bagi banyak orang, berdoa adalah suatu kesempatan untuk meninjau
kembali kelemahan yang mereka rasa dan untuk membuat komitmen hidup lebih
baik. Klien dapat berpartisipasi dalam berdoa secara pribadi atau mencari
kesempatan untuk kelompok berdoa dengan keluarga, teman, atau kelompok
rohaniawan. Berdoa telah ditemukan sebagai suatu sumber yang efektif bagi
seseorang untuk mengatasi nyeri, stress, dan distres. Seringkali berdoa
menyebabkan seorang merasakan perbaikan Susana hati dan merasakn
kedamaian dan ketenangan.
5. Terapi Diet
Makanan dan nutrisi adalah aspek penting dari asuhan keperawatan.
Makanan juga komponen dari kepatuhan keagamaan. Seperti halnya kultur atau
agama tertentu, makanan dan ritual sekitar persiapan dan penyajian makanan
dapat menjadi bagian penting dari spiritualitas seseorang. Agama hindu banyak
mempunyai pantangan diet. Beberapa sekte adalah penganut vegetarian,
mempercayai bahwa membunuh segala mahluk hidup adalah suatu tindakan
kriminal. Banyak orang beragama budha juga vegetarian. Sebagian penganut
gama budha mempraktikan moderasi dan tidak menggunakan alkohol ,
tembakau, atau obat-obatan dan berpuasa pada hari-hari khusus beragama.
Makan daging babi dan mengkonsumsi alkohol adalah larangan dalam agama
islam. Sebagai tradisi larangan Kristen, seperti hari ketujuh, mempunyai
peraturan diet. Kelompok lainya, seperti evangelikan melarang penggunaan
alcohol, kafein, dan tembakau. Sebagai penganut adven hari ketujuh mungkin
menolak makanan yang mengandung daging. Perawat dapat mengintrogasikan
pilihan diet klien ke dalam perawatan sehari-hari. Hal ini membutuhkan
konsultasi dengan ahli gizi dari institusi perawatan kesehatan. Pada situasi ketika
dapur rumah sakit atau rumah perawatan tidak dapat meyiapkan makanan dengan
cara yang dipilih, keluarga dizinkan untuk membawa makanan yang sesuai
dengan semua pantangan diet yang diberlakukan oleh kondisi klien
6. Mendukung Ritual
Bagi banyak klien, kemampuan untuk menelaah ritual keagamaan
adalah suatu sumber koping yan penting. Hal ini terutama benar bagi seorang
lansia. Perawat yang bertugas dilingkungan perawatan akut dan perawatan jangka
panjang ,menjadi aktif dalam perawatan spiritual klien, mereka membekali diri
dengan kebijakan rumah sakit mengenai kunjungan, pelayanan gereja, dan semua
hal-hal yang berkenan dengan itu seperti penggunaan lilin untuk berdoa. Selain
itu,perwat dapat berkonsul dengan dokter dan farmasi tentang penggunaan obat-
obat pribadi klien,ramuan tradisional,atau medikasi herbal,jika memungkinkan.
Karena kunjungan ke kapel atau musolah rumah sakit atau menghadiri suatu
layanan mungkin penting bagi klien yang dirawat dirumah sakit dan
keluarganya,pengarahan tentang kapel atau musolah harus dicakupkan selama
orientasi pada fasilitas medis. Pengaturan mungkin diperlukan dengan pastoran
dari departemen perawatan bagi klien dan keluarganya sehingga dapat menerima
sakramen. Perawat merencanakan perwatan pribadi,terapi,atau pemeriksaan
untuk memungkinkan pelayanan dari tempat ibadah , pembacaan keagamaan,atau
kunjungan spiritual
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/41147325/Pemenuhan_Kebutuhan_Psikososial
https://idoc.pub/documents/8-laporan-pendahuluan-spiritual-dan-psikososial-1430zdjvx94j
https://rizkichaerana.blogspot.com/2014/01/kebutuhan-psikososial.html
II. ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian Kebutuhan Dasar Manusia
A. IDENTITAS KLIEN
Nama : Tn. S
Umur : 36 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pendidikan terakhir : S1
Agama : Islam
Pekerjaan : Pns
Alamat : jln. Hamkam ujung aspal
Tgl masuk RS : 7 April 2021
Diagnose medic : Skizofrenia Paranoid (SP)
B. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan utama: Klien dibawa oleh keluarga (ibunya) dengan keadaan klien
gelisah sudah 4 hari, mulai ada perubahan perilaku, cemas berlebihan, sering
menyendiri dikamar, keluarga mengatakan klien suka marah-marah tidak
jelas. Klien merasa malu dan minder karena di usia 35 tahun belum menikah.
2. Riwayat keluhan utama
a. Faktor pencetus : Pengalaman tidak
menyenangkan yang diterima
b. Sifat keluhan : Gelisah
c. Lokasi & penyebarannya :-
d. Skala keluhan : Sedang
e. Mulai & lamanya keluhan : 4 Hari yang lalu
f. Hal-hal yang meringankan/memperberat : meringankan saat tidak
beraktifitas /memberatkan saat
beraktifitas
3. Riwayat kesehatan masa lalu
a. Pernahkah di rawat di RS : Tidak penyakit/keluhan : -
kapan : - lamanya : -
b. Pernah mengalami pembedahan : Tidak penyakit : -
lamanya di Rs : -
c. Riwayat alergi terhadap zat/ obat/ makanan/ minuman : -
d. Kebiasaan/ ketergantungan terhadap zat/ minuman/ obat/ kopi/ alcohol/
rokok : -
4. Riwayat keluarga
a. Genogram
PENGKAJIAN KEBUTUHAN
A. PEMERIKSAAN FISIK PADA ORGAN TUBUH
1. Kepala
a. Bentuk kepala : Bulat, normal
b. Keadaan rambut : Hitam dan bersih
c. Keadaan kulit kepala: Bersih
d. Nyeri kepala/pusing : Tidak ada
e. Komentar : Keadaan normal
2. Mata/penglihatan
a. Ketajaman penglihatan : Normal
b. Peradangan : Tidak ada
c. Sclera : Normal
d. Pupil, ukuran : Isokor
reaski/respon : Aktif
e. Gerak bola mata : Normal
f. Konjungctiva : Konjungctiva klien tidak anemis
g. Lapang pandang : Normal
h. Reflex kornea : Normal
i. Rasa nyeri : Tidak ada
j. Pemakaian alat bantu : - kaca mata : - lensa optic : -
k. Komentar : Keadaan normal
3. Hidung/penciuman
a. Struktur : Normal
b. Polip : Tidak ada
c. Sinus : Tidak ada
d. Perdarahan : Tidak ada
e. Fungsi penciuman : Normal
f. Komentar : Keadaan normal
4. Telinga / pendengaran
a. Struktur : Normal
b. Nyeri : Tidak ada
c. Cairan : Tidak ada pengeluaran cairan pada teliga
d. Tanda-tanda peradangan : Tidak ada
e. Fungsi pendengaran : Normal
f. Alat bantu : Tidak menggunakan alat bantu dengar
g. Komentar : Keadaan normal
5. Mulut
a. Keadaan gigi : Bersih
b. Problem menelan : Tidak ada
c. Bicara : Pelan dan lirih
d,. Rongga mulut : Bersih
e. Fungsi mengunyah : Normal
f. Fungsi pengecap : Normal
g. Komentar : Klien berbicara pelan dan lirih
6. Leher
a. Vena jugularis : Normal
b. Arteri karotis : Normal
c. Pembesaran tiroid : Tidak ada
e. Pembesaran kelenjar limfa : Tidak ada
f,. Komentar : Keadaan normal
7. Pernapasan
a. Bentuk dada : Simetris
b. Pergerakan/pengembangan thoraks : Normal
c. Batuk : iya
d. Sputum : Tidak ada
e. Vocal fremitas : Seimbang
f. Resonansi : Normal
g. Bunyi napas : Normal
h. Bunyi napas tambahan :Tidak ada
i. Komentar : Klien mengalami batuk
8. Jantung
a. Ukuran jantung : Normal
b. Denyut jantung : Normal
c. Nyeri dada : Tidak ada
d. Palpitasi : Tidak ada
e. Bunyi jantung : Normal
f. Bising jantung : Tidak ada
g. Komentar : Keadaan normal
9. Abdomen
a. Warna kulit : Sawo matang, normal
b. Bayangan peristaltic : Normal
c. Keadaan permukaan abdomen : Normal
d. Gerak abdomen : Normal
e. Pembesaran abdomen : Tidak ada pembesaran abdomen
f. Keadaan perkusi abdomen : Normal
g. Tekan : Tidak ada
h. Peristaltic : 10x/menit dan tidak ada suara tambahan
i. Komentar : Keadaan normal
10. Perkemihan
a. Edema kelopak mata : Tidak ada
b. Nyeri pinggang/punggung : Tidak ada
c. Keadaan kandung kemih : Normal
d. Bau mulut amoniak : Bau mulut tidak amoniak
e. Komentar : Keadaan normal
11. Reproduksi
a. Siklus menstruasi :-
b. Keadaan organ kelamin luar : Normal
c. Pembesaran prostat : Tidak ada pembesaran prostat
e. Kehamilan :-
f. Perdarahan : Tidak ada perdarahan
g. Komentar : Keadaan normal
12. Status Neurologis
a. Tingkat kesadaran : Composmetis
b. Koordinasi : Normal
c. Memori : Normal
d. Orientasi : Normal
e. Kelumpuhan (motorik) : Tidak ada
f. Gangguan sensasi : Tidak ada
g. Kejang-kejang : Tidak ada
h. Komentar : Keadaan normal
13. Musculoskeletal
a. Kekuatan otot : Normal
b. Tenus otot : Tidak ada tenus otot
c. Kekakuan sendi : Normal
d. Trauma : Tidak ada
e. Nyeri : Tidak ada nyeri
f. Pola aktivitas : Pasien hanya tidur di tempat tidur
g. Komentar : Pola aktivitas klien terganggu
14. Kulit
a. Tekstur : Lembut
b. Turgor : Normal
c. Warna : Sawo matang
e. Kelembaban : Lembab
f. Lesi : Tidak ada lesi
g. Komentar : Keadaan normal
15. Endokrin
a. Penonjolan bola mata : Tidak ada penonjolan
b. Pembesaran kelenjar tiroid : Tidak ada pembesaran
c. Aktivitas : Aktivitas hormon lancar
d. Perubahan suara : Tidak ada
e. Tremor : Tidak ada
f. Pigmentasi kulit : Tidak ada
g. Komentar : Keadaan normal
ANALISIS DATA
RENCANA KEPERAWATAN
Nama : Tn. S
Umur : 36 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
No
DX Tujuan/Kriteria hasil Intervensi Implementasi
Kep
001 a. Tujuan Umum: Klien
memiliki konsep diri yang
positif
b. Tujuan Khusus:
1. Klien dapat membina
hubungan saling
percaya dengan
a. Mengidentifikasi
perawat.
kemampuan dan aspek 1. Untuk
2. Klien dapat
positif yang dimiliki mengetahui
mengidentifikasi aspek
pasien. bagaimana
positif dan kemampuan
b. Membantu pasien megatasi masalah
yang dimiliki.
menilai kemampuan pada pasien saat ini
3. Klien dapat menilai
pasien yang masih dapat 2. Mengetahui
kemampuan yang
digunakan. pokok masalah
dimiliki untuk
c. Membantu pasien pada pasien
dilaksanakan.
memiliki kegiatan yang 3. Mendengarkan
4. Klien dapat
akan dilatih sesuai keluhan-keluhan
merencanakan kegiatan
dengan kemampuan pasien
sesuai dengan
pasien.
kemampuan yang
dimiliki.
5. Klien dapat melakukan
kegiatan sesuai rencana
yang dibuat.
6. Klien dapat
memanfaatkan sistem
pendukung yang ada.
CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN
Nama pasien : Tn. S Diagnosa Medis :Skizofrenia Paranoid (SP)
No. Reg : Ruangan :
Diagnosa Par
No Hari / tanggal Implementasi Evaluasi
keperawatan af
1 2 3 4 5 6
01 07/April /2021 Gangguan 1. Mengkaji S :Klien mengatakan
10.00 WITA Konsep Diri : masalah yang di rasa sedih berkurang
Harga Diri alami pasein O :Klien tampak
Rendah 2. Memonitor sudah mau
Situasional tanda-tanda vital berinteraksi dengan
T : 36,8°C orang lain dan sudah
TD: : 110/80mmHg tampak
RR :18x/menit bersemangat.
HR : 110 x/menit Tanda-tada Vital:
TB : 160cm Suhu tubuh :
BB : 70kg 36,5° C
3. Kolaborasi T:
dengan keluarga 110/80mmHg
untuk mendukung RR : 18
apapun kemauan kali/menit
pasien agar tidak HR : 110
terlalu patah kali/menit
semangat TB : 160cm
BB : 70kg
A : Tujuan tercapai
P :Mengakhiri
rencana tindakan