DISUSUN OLEH :
SANG KOMANG PROKLAMASINDO MUKTI
P1337420617005
6. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang dalam mengetahui terdapat masalah ataukah tidak dalam urine
adalah dengan sebagai berikut :
1. Pielogram Intravena
Memvisoalisasi duktus dan pelvis renalis serta memperlihatkan ureter, kandung
kemih dan uretra. Prosedur ini tidak bersifat invasif. Klien perlu menerima
injeksi pewarna radiopaq secara intra vena.
2. Computerized Axial Tomography
Merupakan prosedur sinar X terkomputerisasi yang digunakan untuk
memperoleh gambaran terperinci mengenai struktur bidang tertentu dalam tubuh.
Scaner temografik adalah sebuah mesin besar yang berisi komputer khusus serta
sistem pendeteksi sinar X yang berfungsi secara simultan untuk memfoto
struktur internal berupa potongan lintang transfersal yang tipis.
3. Ultra Sonografi
Merupakan alat diagnostik yang noninvasif yang berharga dalam mengkaji
gangguan perkemihan. Alat ini menggunakan gelombang suara yang tidak dapat
didengar, berfrekuensi tinggi, yang memantul dari struktur jaringan.
4. Prosedur Invasif
a) Sistoscopy
Sistocopy terlihat seperti kateter urine. Walaupun tidak fleksibel tapi
ukurannya lebih besar sistoscpy diinsersi melalui uretra klien. Instrumen ini
memiliki selubung plastik atau karet. Sebuah obturator yang membuat skop
tetap kaku selama insersi. Sebuah teleskop untuk melihat kantung kemih
dan uretra, dan sebuah saluran untuk menginsersi kateter atau isntrumen
bedah khusus.
b) Biopsi Ginjal
Menentukan sifat, luas, dan progronosis ginjal. Prosedur ini dilakukan
dengan mengambil irisan jaringan korteks ginjal untuk diperiksa dengan
tekhnik mikroskopik yang canggih. Prosedur ini dapat dilakukan dengan
metode perkutan (tertutup) atau pembedahan (terbuka).
c) Angiography (arteriogram)
Merupakan prosedur radiografi invasif yang mengefaluasi sistem arteri
ginjal. Digunakan untuk memeriksa arteri ginjal utama atau cabangnya
untuk mendeteksi adanya penyempitan atau okulasi dan untuk mengefaluasi
adanya massa (cnth: neoplasma atau kista).
5. Sitoure Terogram Pengosongan (Volding Cystoureterogram)
Pengisian kandung kemih dengan zat kontras melalui kateter. Diambil foto
saluran kemih bagian bawah sebelum, selama dan sesudah mengosongkan
kandung kemih. Kegunaannya untuk mencari adanya kelainan uretra (misal,
stenosis) dan untuk menentukan apakah terdapat refleks fesikoreta.
6. Arteriogram Ginjal
Memasukan kateter melalui arteri femonilis dan aorta abdominis sampai melalui
arteria renalis. Zat kontras disuntikan pada tempat ini, dan akan mengalir dalam
arteri renalis dan kedalam cabang-cabangnya.
Indikasi :
a) Melihat stenosis renalis yang menyebabkan kasus hipertensi.
b) Mendapatkan gambaran pembuluh darah suatu neoplasma.
c) Mendapatkan gambaran dan suplai dan pengaliran darah ke daerah korteks,
untuk pengetahuan pielonefritis kronik.
d) Menetapkan struktur suplai darah ginjal dari donor sebelum melakukan
tranplantasi ginjal.
7. Pemeriksaan Urine
Hal yang dikaji adalah warna,kejernihan, dan bau urine. Untuk melihat
kejanggalan dilakukan pemeriksaan protein, glukosa, dll.
8. Tes Darah
Hal yang di kaji BUN, bersih kreatinin nitrogen non protein, sistoskopi,
intravenus, pyelogram.
III. PATHWAYS
Normalnya urine tesusun dari bahan
organik dan anorganik
Resiko infeksi
Nyeri akut
Ansietas
(A.Aziz, 2008).
V. PERENCANAAN TINDAKAN
Masalah Tujuan dan
No
Keperawatan Kriteria Hasil Intervensi
Brunner, Suddarth. (2014). Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12. Jakarta : ECG.
Hidayat, A. Aziz Alimul, 2008, Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, Jakarta:
Salemba Medika.
Baradero, Mary, dkk. 2009. Seri Asuhan Keperawatan Gangguan Eliminasi Urine.
Jakarta : ECG.
Nanda International. (2015). Diagnosa Keperawatan : Panduan Diagnosa Keperawatan
Defnisi dan Klasifkasi 2015-2017 (10th ed.). Jakarta: EGC.
Moorhead, S., Jhonson, M., Maas, M., & Swanson, L. (2008). Nursing Outcomes
Classsifcation (NOC) (5th ed.). United States of America: Mosby Elsavier.
Bulechek G, dkk.2008. Nursing Interventions Clarification (NIC). Fifth Edition. Mosby :
Lowa city.