Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN ELIMINASI URINE

Oleh :

1. FAJAR DWI RAHMAT


2. ENI GUSTINI
3. FITRI FATIMAH
4. TESSY ANGGRAINI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


BINA HUSADA PALEMBANG
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
TAHUN 2022
A. Konsep Kebutuhan Dasar
1. Definisi
Eliminasi adalah proses pembungan sisa metabolisme tubuh baik
berupa urin atau bowel (feses). (Mubarak, 2015).
Gangguan eliminasi urin didefinisikan sebagai disfungsi
eliminasi urin. (SDKI, 2016)
2. Etiologi
Penyebab gangguan eliminasi urin menurut SDKI (2016) :
a. Penurunan kapasitas kandung kemih
b. Iritasi kandung kemih
c. Penurunan kemampuan menyadari tanda-tanda gangguan kandung
kemih
d. Efek tindakan medis dan diagnostic (mis. Operasi ginjal, operasi
saluran kemih, anestesi, dan obat-obatan)
e. Kelemahan otot pelvis
f. Ketidakmampuan mengakses toilet (mis. Imobilisasi)
g. Hambatan lingkungan
h. Ketidakmampuan mengkomunikasikan kebutuhan eliminasi
i. Outlet kandung kemih tidak lengkap (mis. Anomaly saluran kemih
kongenital)
j. Imaturitas (pada anak usia <3 tahun)
3. Patofisiologi
Gangguan Eliminasi Urin (Retensi Urin)

Hiperplasia prostat Obstruksi kandung kemih Batu kandung kemih Diabetes Melitus
(intervesikal) (vesikal) (supravesikal)

Kerusakan medulla
Penyempitan lumen spinal TH 12 - L1,–
uretra posterior kerusakan saraf simpatis
dan parasimpatis

Peningkatan tekanan
uretra Penyempitan lumen
uretra posterior

-Distensi kandung kemih


-Disuria/anuria
-Sensasi penuh pada
kandung kemih

Retensi urin
4. Gejala klinis
Tanda dan gejala gangguan eliminasi urin menurut SDKI (2016):
a. Gejala dan tanda mayor
Subjektif : Sensasi penuh pada kandung kemih
Objektif : Disuria/anuria, distensi kandung kemih
b. Gejala dan tanda minor
Subjektif : Dribbling
Objektif : Inkontinensia berlebih, residu urin 150 ml atau lebih

5. Pemeriksaan diagnostic/penunjang
a. Pemeriksaan urine (urinalisis):
1. Warna (jernih kekuningan)
2. Kejernihan (jernih)
3. Bau (beraroma)
4. pH (4,6-8,0)
5. Berat jenis (1,010-1,030)
6. Glukosa (kondisi normal tidak ada)
7. Keton (kondisi normal tidak ada). (Potter & Perry, 2006)
b. Kultur urine (N: kuman patogen negatif). (Tarwoto & Martonah,
2010).

6. Penatalaksanaan Medis
Kebutuhan eliminasi urine :
a. Pengumpulan Urine untuk Bahan Pemeriksaan
Cara pengambilan urine antara lain: pengambilan urine biasa,
pengambilan urine steril, dan pengumpulan selama 24 jam.
1) Pengambilan urine biasa
2) Pengambilan urine steril
3) Pengambilan urine selama 24 jam
b. Menggunakan Urinal Untuk Berkemih
c. Melakukan Kateterisasi
d. Memasang Kondom Kateter
e. Pembedahan
( A. Aziz Alimul Hidayat, 2010)

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian keperawatan

a. Biodata

Identitas klien : nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan,


agama, suku/ bangsa, pendidikan, pekerjaan, alamat dan nomor

register.

b. Riwayat kesehatan

1) Keluhan utama

2) Riwayat kesehatan dahulu

3) Riwayat kesehatan sekarang

Menurut pola fungsi Gordon 1982, terdapat 11 pengkajian pola fungsi


kesehatan :
1. Pola Persepsi dan Pemeliharaan Kesehatan
Pola akan menjadi fokus pengkajian, pada pola persepsi dan
pemeliharaan kesehatan kaji pasien mengenai:
1) Apakah pasien pernah menjalani tindakan bedah yang dapat
mengganggu pola berkemihnya?
2) Apakah pasien pernah menderita penyakit yang mempengaruhi
sistem urogenetalnya?
2. Pola nutrisi
Pola ini akan menjadi fokus pengkajian, dalam pola nutrisi kaji
pasien mengenai:
1) Pola makan
a. Bagaimana nafsu makan pasien selama sakit?
b. Apakah klien bergantung pada obat-obatan yang dapat
mempengaruhi pola berkemihnya?
2) Pola minum
a. Berapakah frekuensi minum pasien selama sakit?
b. Apakah minuman yang biasa dikonsumsi pasien?
c. Adakah pantangan minuman selama pasien sakit? Jika
ada, apa pengaruhnya bagi kesehatan pasien?
3. Pola eliminasi
Pola ini akan menjadi fokus pengkajian, dalam pola eliminasi kaji
pasien mengenai:
1) Pola berkemih
a. Berapakah frekuensi urine pasien dalam sekali berkemih?
Kemudian berapakah frekuensi urin dalam 24 jam?
b. Kapan saja pasien berkemih dalam 24 jam?
c. Bagaimana keluarnya urin saat berkemih? Apakah lancar
atau tersedat-sedat?
d. Bagaimana warna urin saat pasien berkemih? Apakah keruh
atau kuning bening?
4. Aktivitas dan Latihan
Pola ini akan menjadi fokus pengkajian, dalam pola aktivitas dan
latihan kaji pasien mengenai:
1) Aktivitas sehari-hari
a. Apakah kegiatan yang paling sering lakukan dalam
kesehariannya? Jika pasien sudah bekerja, jenis pekerjaan
apakah itu? Apakah pasien bekerja didalam atau diluar
ruangan?

2) Olah raga
a. Apakah pasien biasa melakukan kegiatan olah raga? Jika
iya, jenis olah raga apa yang dilakukan pasien?

5. Tidur dan Istirahat


Pola ini akan menjadi fokus pengkajian, dalam pola ini kaji pasien
mengenai:
1) Pola tidur
Bagaimanakah pola tidur pasien selama sakit? Yang
digambarkan dengan pukul berapa pasien mulai tidur dan
sampai pukul berapa pasien tidur saat malam hari? Apakah
pasien terbangun di malam hari karena keinginan berkemih?
2) Frekuensi tidur
Bagaimana frekuensi tidur pasien selama sakit? Yang
digambarkan dengan berapa lama pasien tidur malam?
3) Intensitas tidur
a. Apakah pasien mengalami pola tidur NREM (Non-Rapid Eye
Movement)? Ataukah pasien mengalami pola tidur REM
(Rapid Eye Movement)?

6. Sensori, Presepsi dan Kognitif


Pola ini akan menjadi fokus pengkajian, pola ini akan mengkaji
pasien mengenai:
1) Apakah pasien mengalami nyeri saat berkemih? Jika iya, apakah
nyeri yang dirasakan pasien mempengaruhi pola berkemih?
Jika iya, lakukan pengkajian dengan menggunakan:
P (provoking atau pemacu) : factor yang memperparah atau
meringankan nyeri
Q (quality atau kualitas) : kualitas nyeri (misalnya, tumpul,
tajam, merobek)
R (region atau daerah) : daerah penjalaran nyeri
S (severity atau keganasan) : intensitasnya
T (time atau waktu) : serangan, lamanya, frekuensi,
dan sebab

7. Konsep diri
Pola ini tidak menjadi focus pengkajian, dalam pola ini kaji pasien
mengenai:
1) Body image/gambaran diri
2) Role/peran
3) Identity/identitas diri
4) Self esteem/harga diri
5) Self ideals/ideal diri (tidak menjadi focus pengkajian)

8. Seksual dan Repruduksi


Pola ini tidak menjadi focus pengkajian

9. Pola Peran Hubungan


Pola ini tidak menjadi focus pengkajian, pola peran hubungan
pasien mengenai:
1) Apakah pekerjaan pasien?
2) Bagaimanakah kualitas pekerjaan pasien?
3) Bagaimanakah pasien berhubungan dengan orang lain?

10. Manajemen Koping Setress


Pola ini akan menjadi fokus pengkajian, dalam pola ini kaji pasien
mengenai:
1) Apakah pasien mengalami stress yang berkepanjangan atau
singkat?
2) Tetapkan stress apa yang dialami pasien serta bagaimana pasien
menerimanya?
3) Koping apa yang pasien gunakan dalam menghadapi stress?
4) Bagaimana respon pasien terhadap stress? Positif atau negatif?
b.
11. Sistem Nilai Dan Keyakinan
Pola ini tidak menjadi focus pengkajian, pola ini menggambarkan
bagaimana keyakinan serta spiritual klien terhadap penyakitnya

2. Diagnosis keperawatan
Diagnosa keperawatan dengan gangguan eliminasi urin menurut SDKI
(2016) :
a. Gangguan Eliminasi Urin
3. NCP

N DIAGNOSA KEPERAWATAN (SDKI) RENCANA KEPERAWATAN (SIKI)


O
Tujuan (SLKI) Intervensi (SIKI)

1. Eliminasi Urine (L. 04034) Manajemen Eliminasi Urine ( I.04152)


Gangguan Eliminasi Urin
Setelah dilakukan intervensi Definisi :
(D.0040)
keperawatan 3x 24 jam masalah
Kategori : Fisiologis Mengidentifikasi dan mengola gangguan pola
terhadap eliminasi urin dapat
eliminasi urine
Subkategori : Eliminasi diatasi dengan indicator :
Tindakan
Definisi : Disfungsi 1. Desakan berkemih (3)
eliminasi urin 2. Urin menetes (dribbling) Observasi

Penyebab : (4) 1. Identifikasi tanda gejala retensi atau


3. Nokturia (3) inkontinensia urine
1. Penurunan kapasitas
4. Mengompol (4) 2. Identifikasi faktor yang menyebabkan
kandung kemih
5. Enuresis (3) retensi atau Inkontinensia urine
2. Iritasi kandung kemih
3. Monitor eliminasi Urine
3. Penurunan kemampuan
menyadari tanda-tanda
gangguan kandung kemih Keterangan: Terapeutik
4. Efek tindakan medis dan
1. Sedang 1. Catat waktu-waktu dan haluaran
diagnostic (mis. Operasi
2. Cukup menurun berkemih
ginjal, operasi saluran
3. Sedang 2. Batasi asupan cairan,jika perlu
kemih, anestesi, dan obat-
4. Cukup menurun 3. Ambil sampel urine tengah (mid stream)
obatan)
5. sedang atau kultur
5. Kelemahan otot pelvis
Edukasi
6. Ketidakmampuan
mengakses toilet (mis. 1. Ajarkan tanda dan gejal infeksi saluran

Imobilisasi) kemih

7. Hambatan lingkungan 2. Ajarkan mengukur asupan cairan dan

8. Ketidakmampuan haluaran urine

mengkomunikasikan 3. Ajarkan mengambil spesimen urine mid

kebutuhan eliminasi stream

9. Outlet kandung kemih 4. Ajarkan mengenali tanda berkemih dan

tidak lengkap (mis. waktu yang tepat untuk berkemih

Anomaly saluran kemih 5. Ajarkan terapi modalitas penguatan otot-

kongenital) otot panggul/berkemihan


6. Anjurkan minumyang cukup, jikat tidak
10. Imaturitas (pada anak usia ada kontraindikasi
<3 tahun) 7. Anjurkan mengurangi minum menjelang
Gejala dan Tanda Mayor tidur
Kolaborasi
Subjektif :
- Pemberian obat supositoria uretra, jika
1. Desakan berkemih
perlu
(Urgensi)
2. Urin menetes (dribbling)
3. Sering buang air kecil
4. Nokturia
5. Mengompol
6. Enuresis
Objektif :
1. Distensi kandung kemih
2. Berkemih tidak tuntas
(hesitancy)
3. Volume residu urin
meningkat
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif

(tidak tersedia)

Objektif

(tidak tersedia)

Kondisi Klinis Terkait


1. Infeksi ginjal dan saluran
kemih
2. Hiperglikemi
3. Trauma
4. Kanker
5. Cedera/tumor/infeksi
medulla spinalis
6. Neuropati diabetikum
7. Neuropati alkoholik
8. Stroke
9. Parkinson
10. Skeloris multipel
Obat alpha adrenergic
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, A. Aziz Alimul. 2010. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi


Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Potter & Perry. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Volume 2 Edisi
4. Jakarta : Buku Kedokteran EGC
PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. PPNI: Jakarta.
PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Dewan Pengurus
Pusat PPNI: Jakarta Selatan.
PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Denifisi dan Kriteria
Hasil Keperawatan. Dewan Pengurus Pusat PPNI: Jakarta Selatan
Tarwoto & Wartonah. (2006). Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses
Keperawatan. Edisi 4. Salemba Medika. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai