Oleh :
Hiperplasia prostat Obstruksi kandung kemih Batu kandung kemih Diabetes Melitus
(intervesikal) (vesikal) (supravesikal)
Kerusakan medulla
Penyempitan lumen spinal TH 12 - L1,–
uretra posterior kerusakan saraf simpatis
dan parasimpatis
Peningkatan tekanan
uretra Penyempitan lumen
uretra posterior
Retensi urin
4. Gejala klinis
Tanda dan gejala gangguan eliminasi urin menurut SDKI (2016):
a. Gejala dan tanda mayor
Subjektif : Sensasi penuh pada kandung kemih
Objektif : Disuria/anuria, distensi kandung kemih
b. Gejala dan tanda minor
Subjektif : Dribbling
Objektif : Inkontinensia berlebih, residu urin 150 ml atau lebih
5. Pemeriksaan diagnostic/penunjang
a. Pemeriksaan urine (urinalisis):
1. Warna (jernih kekuningan)
2. Kejernihan (jernih)
3. Bau (beraroma)
4. pH (4,6-8,0)
5. Berat jenis (1,010-1,030)
6. Glukosa (kondisi normal tidak ada)
7. Keton (kondisi normal tidak ada). (Potter & Perry, 2006)
b. Kultur urine (N: kuman patogen negatif). (Tarwoto & Martonah,
2010).
6. Penatalaksanaan Medis
Kebutuhan eliminasi urine :
a. Pengumpulan Urine untuk Bahan Pemeriksaan
Cara pengambilan urine antara lain: pengambilan urine biasa,
pengambilan urine steril, dan pengumpulan selama 24 jam.
1) Pengambilan urine biasa
2) Pengambilan urine steril
3) Pengambilan urine selama 24 jam
b. Menggunakan Urinal Untuk Berkemih
c. Melakukan Kateterisasi
d. Memasang Kondom Kateter
e. Pembedahan
( A. Aziz Alimul Hidayat, 2010)
a. Biodata
register.
b. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama
2) Olah raga
a. Apakah pasien biasa melakukan kegiatan olah raga? Jika
iya, jenis olah raga apa yang dilakukan pasien?
7. Konsep diri
Pola ini tidak menjadi focus pengkajian, dalam pola ini kaji pasien
mengenai:
1) Body image/gambaran diri
2) Role/peran
3) Identity/identitas diri
4) Self esteem/harga diri
5) Self ideals/ideal diri (tidak menjadi focus pengkajian)
2. Diagnosis keperawatan
Diagnosa keperawatan dengan gangguan eliminasi urin menurut SDKI
(2016) :
a. Gangguan Eliminasi Urin
3. NCP
Imobilisasi) kemih
(tidak tersedia)
Objektif
(tidak tersedia)