Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN KEBERSIHAN DIRI

Tugas ini disusun sebagai salah satu bentuk penugasan dalam praktik klinik
keperawatan dasar,
Dosen pembimbing : Siti Munawaroh, M.Kep

Disusun oleh :
Arifin Ramdhani
NIM 19613277

PRODI DIII KEPERAWATAN


FALKUTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
2021
LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Arifin Ramdhani


NIM : 19613277
Judul Askep : Asuhan Keperawatan pada Tn. S dengan Gangguan Kebutuhan
Kebersihan diri di ruang Flamboyan

Telah diterima dan disahkan oleh pembimbing institusi atas Asuhan Keperawatan yang
telah diikuti selama Praktik Klinik Keperawatan Dasar yakni pada tanggal 25-30
Januari 2021.

Ponorogo, 25 Januari 2021

Pembimbing Institusi Mahasiswa

(Siti Munawaroh, M.Kep) ( Arifin Ramdhani)


A. KONSEP DASAR

1) Definisi
Kebersihan diri maupun lingkungan merupakan hal yang fundamental,
dan tidak terlepas dari kehidupan kita sehari – hari, begitu pula kita sering kali
diingatkan dengan slogan “ Kebersihan sebagian dari pada iman “ yang
berarti bahwa kebersihan mencerminkan kekuatan iman seseorang,
kembali lagi hal tersebut merupakan hal dasar yang perlu kita pahami dan kita
lakukan secara berkesinambungan dari kita lahir sampai kita tutup usia pada
nantinya. Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat
penting dan harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi
kesehatan dan psikis seseorang. Kebersihan itu sendiri sangat dipengaruhi
oleh nilai individu dan kebiasaan. Hal-hal yang sangat berpengaruh itu
di antaranya kebudayaan, sosial, keluarga, pendidikan, persepsi
seseorang terhadap kesehatan, serta tingkat perkembangan. Jika
seseorang sakit, biasanya masalah kebersihan kurang diperhatikan, hal ini
terjadi karena kita menganggap masalah kebersihan adalah masalah sepele,
padahal jika hal tersebut dibiarkan terus dapat mempengaruhi kesehatan secara
umum.

Pemenuhan kebutuhan kebersihan diri dan lingkungan merupakan bagian


dari kebutuhan dasar manusia . ini berarti bahwa setiap manusia membutuhkan
kenyamanan pada diri dan lingkungan. dalam memberikan suasana atau
memenuhi kebutuhan tersebut bukan berarti perawat harus membersihkan
lingkungan, tetapi bagaimana perawat tersebut menciptakan lingkungan yang
nyaman bagi pasien. kebutuhan kebersihan diri dan lingkungan sangat penting
karena akan berdampak pada proses penyembuhan. Hal ini dapat dilihat pada
klien yang mempunyai lingkungan nyaman., tenang, dan klien tersebut
merasakan kedamaian sehingga stres yang terdapat pada dirinya akan hilang.
Maka, proses pemulihan tubuh akan lebih cepat dibandingkan dengan kondisi
lingkungan yang tidak nyaman..
Terpenuhinya kebutuhan kebersihan dapat membangkitkan motivasi
klien untuk bekerja sama dalam program perawatan. pelaksanaan pemenuhan
kebersihan diri dan lingkungan pada klien dilakukan pada pasien yang tidak
mampu secara sendiri dalam memenuhi kebutuhan kebersihan diri dan
lingkungan. prosedur pemenuhan kebutuhan diri dan lingkungan dalam
pelayanan keperawatan dapat meliputi  menyiapkan tempat tidur tertutup dan
terbuka, merawat kulit pada daerah yang tertekan, merawat rambut, merawat
gigi dan mulut, merawat kuku, higiene vulva, dan memandikan pasien.

1) Menyiapkan Tempat Tidur Terbuka dan Tertutup


Menyiapkan tempat tidur merupakan prosedur pemenuhan kebutuhan
diri dan lingkungan dengan memberikan tempat tidur yang sesuai dengan
kebutuhan klien. Dikatakan tempat tidur terbuka apabila tempat tidur dalam
keadaan terbuka atau tidak tertutup dengan seprai besar setelah dipasang
seprai , perlak, selimut, dan sarung bantal. Dapat juga dijelaskan bahwa
tempat tidur terbuka merupakan tempat tidur setelah dipasang seprai, perlak,
selimut, dan sarung bantal yang tidak ditutup secara keseluruhan oleh seprai
besar (dalam kondisi terbuka). Tempat tidur tertutup adalah tempat tidur
yang setelah dipasang seperangkat alat, seperti seprai, perlak, dan selimut
kemudian ditutup secara keseluruhan dengan seprai besar sehingga
semuanya dalam kondisi tertutup.
2) Merawat Kulit Pada Daerah Tertekan
Perawatan kulit daerah tertekan merupakan tindakan keperawatan
untuk mempertahankan integritas kulit untuk mencegah kerusakan jaringan
lebih lanjut. Daerah yang sering terjadi luka tekan (dekubitus) antara lain
tonjolan tulang dan daerah mana saja mendapat atau mengalami tekanan.
3) Merawat Rambut
Merawat rambut merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan
pada pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan untuk mencuci dan
menyisir rambut.
4) Merawat Gigi dan Mulut
Merawat gigi dan mulut merupakan tindakan keperawatan yang
dilakukan pada klien yang dihospitalisasi. Tindakan ini dapat dilakukan oleh
pasien yang sadar secara mandiri atau dengan bantuan perawat. Untuk pasien
yang tidak mampu mempertahankan kebersihan mulut dan gigi secara
mandiri harus dibantu sepenuhnya oleh perawat.
5) Merawat Kuku
Merawat kuku merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan
pada klien yang tidak mampu merawat kuku secara mandiri.
6) Higiene Vulva 
Higiene vulva merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada
klien yang tidak mampu secara mandiri dalam membersihkan vulva.
7) Memandikan Pasien
Memandikan pasien merupakan tindakan keperawatan yang
dilakukan pada pasien yang tidak mampu mandi secra mandiri atau
memerlukan bantuan.

2) Klasifikasi

Higiene personal / kebersihan diri merupakan salah satu tindakan


keperawatan dasar yang rutin dilakukan oleh perawat setiap hari di rumah
sakit. Tindak tersebut meliputi sebagai berikut.

1. Perawatan kulit kepala dan rambut serta seluruh tubuh.
2. Perawatan mata.
3. Perawatan hidung.
4. Perawatan telinga
5. Perawatan gigi dan mulut.
6. Perawatan kuku tangan dan kaki.
7. Perawatan genitalia.
8. Perawatan tubuh (memandikan).
9. Perawatan pakaian

Menurut Wahit Iqbal Mubarak dkk (2015) terdapat beberapa jenis Personal
Hygiene , yaitu:

a. Berdasarkan Waktu Pelaksanaan


Personal hygiene dapat dibagi menjadi 4 (empat) :
1) Perawatan dini hari
Merupakan perawatan dari yang dilakukan pada waktu bangun
tidur, untuk melakukan tindakan seperti persiapan dalam pengambilan
bahan pemeriksaan (urine/feses) dan mempersiapkan pasien melakukan
sarapan.
2) Perawatan pagi hari
Perawatan yang digunakan setelah melakukan sarapan pagi,
perawat melakukan pertolongan dalam pemenuhan kebutuhan eliminasi
(mandi,bab, dan bak) sampai merapihkan tempat tidur pasien.
3) Perawatan siang hari
Setelah makan siang melakukan pearwatan diri antara lain,
mencuci piring, membersihkan tangan dan mulut. Setelah itu, Perawatan
diri yang dilakukan setelah melakukan berbagai tindakan pengobatan
serta membersihkan tempat tidur pasien.
4) Perawatan menjelang tidur
Perawatan yang dilakukan saat menjelang tidur agar pasien dapat
beristirahat dengan nyaman seperti, mencuci tangan, membersihkan
wajah dan menyikat gigi.

b. Berdasarkan Tempat
1. Personal Hygiene pada kulit
Kulit merupakan salah satu bagian penting dari tubuh yang dapat
melindungi tubuh dari berbagai kuman, sehingga diperlukan perawatan
yang baik dan bermanfaat sebagai:
a) Mengatur keseimbangan tubuh dan membantu produksi keringat
serta penguapan.
b) Sebagai indra peraba yang membantu tubuh menerima rangsangan.
c) Membantu keseimbangan cairan dan elektrolit yang mencegah
pengeluaran cairan tubuh secara berlebihan.
d) Menghasilkan minyak untuk menjaga kelembapan kulit.
e) Menghasilkan dan menyerap vitamin D sebagai penghubung atau
pemberian vitamin D dari sinar ultraviolet matahari.

Faktor yang mempengaruhi perubahan dan kebutuhan pada kulit:

(1) Umur
Perubahan kulit dapat ditentukan oleh umur seseorang.
Seperti pada bayi yang kondisi kulitnya masih sensitif sangat
rawan terhadap masuknya kuman. Sebalikan pada orang dewasa
kondisi kulit sudah memiliki kematangan sehingga fungsinya
sebagai pelindung sudah baik
(2) Jaringan kulit
Perubahan kulit dapat di pengaruhi oleh struktur jaringan
kulit. Apabila jaringan kulit rusak maka terjadi perubahan pada
struktur kulit.
(3) Kondisi atau keadaan lingkungan
Keadaan lingkungan dapat mempengaruhi keadaan kulit
secara utuh adalah keadaan panas, adanya nyeri akibat sentuhan
atau tekanan.

2. Personal hygiene pada kuku dan kaki


Perawatan kaki dan kuku sering kali memerlukan perhatian
khusus untuk mencegah infeksi, bau kaki, dan cedera jaringan lunak.
Akan tetapi sering kali orang tidak sadar akan masalah kaki dan kuku
sampai terjadi nyeri atau ketidak nyamanan. Menjaga kebersihan kuku
penting dalam mempertahankan personal hygiene karena berbagai
kuman dapat masuk kedalam tubuh melalui kuku. Perawatan dapat di
gabungkan saat mandi atau pada waktu yang terpisah. Tujuan perawatan
kaki dan kuku penting dalam mempertahankan perawatan diri agar klien
memiliki kulit utuh dan permukaan kulit yang lembut, klien merasa
nyaman dan bersih, klien akan memahami dan melakukan metode
perawatan kaki dan kuku dengan benar.

Gangguan pada kuku:


a) Ingrown nail: kuku tangan yang tidak tumbuh dan dirasakan sakit
pada daerah tersebut.
b) Paronychia: radang di sekitar jaringan kuku.
c) Ram’s horn nail: gangguan kuku yang ditandai dengan pertumbuhan
kuku yang lambat disertai dengan kerusakan dasar kuku yang
berlebihan.
d) Tinea pedis: terdapat garutan kekuningan pada lempengan kuku yang
pada akhirnya menyebabkan seluruh kuku menjadi tebal, berubah
warna dan rapuh. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi jamur
epidermophyon, trichopyton, microporium dan C. Albicans dikaki.
e) Bau tidak sedap: reaksi mikro organisme yang menyebabkan bau
tidak sedap

3. Personal hygiene pada rambut


Rambut merupakan bagian dari tubuh yang memiliki fungsi
sebagai proteksi dan pengantar suhu. Inikasi perubahan status kesehatan
diri juga dapat dilihat dari rambut. Perawatan ini bermanfaat mencegah
infeksi daerah kepala. Tujuan membersihkan kepala agar menghilangkan
debu dan kotoran yng melekat di rambut dan kulit kepala.

Fungsi rambut:
a) Sebagai proteksi dan pengantar suhu (melindungi dari panas)
b) Keindahan atau mempercantik penampilan.
Gangguan pada rambut:
a. Ketombe yaitu pelepasan kulit kepala yang disertai rasa gatal
b. Kutu (Pediculotis Cepitis) yaitu kutu ini menghisap darah dan
menyebabkan rasa gatal.
c. Sebor heic dermatitis yaitu merupakan radang pada kulit kepala
yang ditumbuhi rambut.
d. Alopeia (kehilangan rambut) dapat disebabkan oleh penggunaan
alat pelurus atau pengeriting rambut, pengikat rambut yang
terlalu kuat dan pemakaian produk perawatan rambut yang tidak
cocok.

4. Personal hygiene gigi dan mulut


Gigi dan mulut merupakan bagian pertama dari sistem
pencernaan dan merupakan bagian sistem tambahan dari sistem
pernafasan. Dalam rongga mulut terdapat gigi dan lidah yang berperan
penting dalam proses pencernaan awal. Selain gigi dan lidah, adapula
saliva yang penting utuk membersihkan mulut secara mekanis mulut
merupakan rongga yang tidak bersih dan penuh dengan bakteri,
karenanya harus selalu dibersihkan adapun salah satu tujuan perawatan
gigi dan mulut adalah untuk mencegah penyebaran penyakit yang
ditularkan melalui mulut.

Gangguan pada gigi dan mulut:

a) Halitosis
Yaitu bau nafas yang tidak sedap, biasanya dikarenakan oleh kuman
atau hal lain.
b) Periodonatala Disease
Yaitu gigi yang mengalami pendarahan dan membengkak.
c) Glositis
Adalah radang yang terjadi pada lidah.
d) Kilosis
Kilosis adalah bibir yang pecah-pecah, hal ini dapat terjadi karena
Hipersalivasi, nafsu mulut dan defisiensi riboflavin.

5. Personal hygiene pada genetalia


Perawatan diri pada genetalia adalah untuk mencegah infeksi,
mencegah kerusakan kulit, meningkatkan kenyamanan serta
mempertahankan kebersihan diri (potter dan perry, 2000 dalam buku
mubarak, 2015). Perawatan genetalia perempuan pada eksterna yang
terdiri atas mons veneris, labia mayora, labia minora, klitoris, uretra,
vagina, perineum dan anus. Sedangkan pada laki-laki pada daerah ujung
penis untuk mencegah penumpukan sisa urine.

Tujuan :
1) Mencegah dan mengontrol infeksi
2) Mempertahankan kebersihan genetalia
3) Meningkatkan kenyamanan dan mempertahankan personal hygiene
4) Mencegah kerusakan kulit

3) Etiologi
Menurut Depkes (2000), penyebab kurang perawatan diri adalah:
1) Faktor Predisposisi
a. Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga
perkembangan inisiatif terganggu.
b. Biologis
penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu
melakukan perawatan diri.
c. Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri
lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan
kemampuan dalam perawatan diri.
2) Faktor presipitasi
Menurut Wartonah (2006) ada beberapa faktor persipitasi yang dapat
menyebabkan seseorang kurang perawatan diri. Antara lain:
a. Body image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi
kebersihan diri misalnya karena adanya perubahan fisik sehingga
individu tidak peduli terhadap kebersihannya.
b. Praktik sosial
Pada anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka
kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
c. Status sosial-ekonomi.
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun,
pasta gigi, sikat gigi, shampoo, alat mandi yqang semuanya
memerlukan uang untuk menyediakannya.
d. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting, karena
pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya
pada pasien penderita Diabetes Millitus ia harus selalu menjaga
kebersihan kakinya.

4) Faktor-faktor yang mempengaruhi

Menurut hidayat (2008), pemenuhan perawatan diri di pengaruhi oleh


beberapa faktor, diantaranya budaya, nilai sosial pada individu atau
keluarga, pengetahuan terhadap perawatan diri, serta persepsi terhadap
perawatan diri.

Faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang melakukan personal hygiene


(Perry dan Potter, 2005), yaitu :

a. Citra tubuh
Penampilan umum pasien dapat menggambarkan pentingnya
higiene pada orang tersebut. Citra tubuh merupakan konsep subjektif
seseorang tentang penampilan fisiknya. Citra tubuh ini dapat sering
berubah. Citra tubuh mempengaruhi cara mempertahankan hygiene.
Citra tubuh dapat berubah akibat adanya pembedahan atau penyakit fisik
maka harus membuat suatu usaha ekstra untuk meningkatkan higiene.

b. Praktik sosial

Kelompok-kelompok sosial wadah seseorang pasien berhubungan


dapat mempengaruhi praktik higiene pribadi. Selama masa kanakkanak,
kanak-kanak mendapatkan praktik hygiene dari orang tua mereka.
Kebiasaan keluarga, jumlah orang dirumah, dan ketersediaan air panas
dan atau air mengalir hanya merupakan beberapa faktor yang
mempengaruhi perawatan kebersihan.

c. Status sosio ekonomi

Sumber daya ekonomi seseorang mempengaruhi jenis dan tingkat


praktik kebersihan yang dilakukan. Apakah dapat menyediakan bahan-
bahan yang penting seperti deodoran, sampo, pasta gigi, dan kosmestik
(alat-alat yang membantu dalam memelihara higiene dalam lingkungan
rumah)

d. Pengetahuan

Pengetahuan tentang pentingnya higiene dan implikasinya bagi


kesehatan mempengaruhi praktik higiene. Kendati demikian,
pengetahuan itu sendiri tidak cukup, harus termotivasi untuk memelihara
perawatan diri.

e. Kebudayaan

Kepercayaan kebudayaan pasien dan nilai pribadi mempengaruhi


perawatan higiene. Orang dari latar kebudayaan yang berbeda mengikuti
praktek perawatan diri yang berbeda.

f. Pilihan pribadi

Kebebasan individu untuk memilih waktu untuk perawatan diri,


memilih produk yang ingin digunakan, dan memilih bagaimana cara
melakukan higiene.

g. Kondisi fisik

Pada keadaan sakit tertentu kemampuan untuk merawat diri


berkurang sehingga perlu bantuan untuk melakukan perawatan diri.

Menurut Notoatmodjo 2007, teori yang mempengaruhi perilaku,


khususnya perilaku yang berhubungan dengan kesehatan, antara lain teori
Lawrence Green (1980). Menurut Lewrence Green dalam perilaku kesehatan
di pengaruhi oleh tiga faktor yaitu :

1. Faktor predisposisi

Termasuk di dalamnya adalah pengetahuan, sikap, kepercayaan,


tradisi, nilai budaya atau norma yang diyakini seseorang

2. Faktor pendukung

Yaitu faktor lingkungan yang memfasilitasi perilaku seseorang.


Faktor pendukung di sini adalah ketersediaan sumber-sumber atau
fasilitas. Misalnya puskesmas, obat-obatan, alat- alat kontrasepsi,
jamban, air bersih dan sebagainya

3. Faktor pendorong atau penguat

Faktor yang menentukan apakah tindakan kesehatan


memeperoleh dukungan atau tidak. Faktor ini terwujud dalam sikap dan
perilaku. Perilaku orang lain yang berpengaruh (tokoh masyarakat, tokoh
agama, guru, petugas kesehatan, keluarga, pemegang kekuasaan) yang
dapat menjadi pendorong seseorang untuk berperilaku.

5) Tujuan
Tujuan personal hygiene adalah untuk memelihara kebersihan diri,
menciptakan keindahan, serta meningkatkan derajat kesehatan individu
sehingga dapat mencegah tinbulnya penyakit pada diri sendiri maupun orang
lain, sementara secara khusus tujuan perawatan personal hygiene adalah :
a. Menghilangkan bau badan yang berlebihan.
b. Memelihara integritas permukaan kulit
c. Menghilangkan keringat, sel-sel kulit yang mati dan bakteri.
d. Menciptakan keindahan.
e. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang.
6) Dampak dari masalah
a. Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak
terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang
sering terjadi adalah gangguan integritas kulit, gangguan membran
mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga, dan gangguan fisik pada
kuku.
b. Gangguan psikososial
Maslah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah
gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai,
aktualisasi diri menurun, dan gangguan dalam interaksi sosial.

B. ASUHAN KEPERAWATAN
1) Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah awal dalam asuhan keperawatan melalui
pendekatan proses keperawatan yang bertujuan untuk pengumpulan data atau
informasi, analisis data dan penentuan permasalahan atau diagnosis
keperawatan. Manfaat pengkajian keperawatan adalah membantu
mengidentifikasi status kesehatan, pola pertahanan klien, kekuatan serta
merumuskan diagnosa keperawatan yang terdiri dari tiga tahap yaitu
pengumpulan, pengelompokan dan pengorganisasian serta menganalisa dan
merumuskan diagnosa keperawatan.
a. Anamnesa
- Identitas pasien dan penanggung jawab
Nama, umur, alamat, agama, pekerjaan, dan pendidikan.
- Keluhan Utama
Merupakan pernyataan pasien mengenai masalah atau penyakit yang
mendorong pasien memeriksakan diri atau keluhan yang paling dirasakan
klien, yang membawa klien datang ke RS.
- Riwayat penyakit sekarang
Merupakan tahapan yang penting karena melalui kegiatan ini akan diperoleh
gambaran secara kronologis mengenai mulai pertama keluhan dirasakan dan
hal-hal yang terkait termasuk lokasi, durasi, hubungannya dengan fungsi
fisiologis maupun pengobatan yang pernah dialami.
- Riwayat kesehatan dahulu
Riwayat penyakit dulu yang pernah diderita oleh pasien
- Riwayat kesehatan keluarga
Riwayat penyakit yang diderita oleh keluarga baik itu penyakit menular, dan
menurun
b. Pola kesehatan sehari-hari
- Pola nutrisi
Pola asupan makanan pasien meliputi, pola makan, minum, dan kecukupan
gizi pasien
- Pola eliminasi
Pola pasien dalam BAK dan BAB yang meliputi, warna, frekuensi,
konsistensi.
- Pola aktivitas
Gerakan pasien meliputi, pekerjaan pasien yang dapat mengendorkan otot,
kebiasaan tidur dan istirahat pasien
- Personal hygiene
Kebiasaan pasien menjaga kebersihan tubuh, kulit kepala, rambut, gigi, dan
genetalia, dengan cara mandi, keramas, menggosok gigi, dan lain-lain.
c. Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik kaji personal hygiene individu, mulai dari ekstremitas
atas sampai bawah.

1) Rambut
Amati kondisi rambut (warna, tekstur, kuantitas) apakah tampak kusam,
Apakah ditemukan kerontokan.
2) Kepala
Amati dengan saksama kebersihan kulit kepala. Perhatikan adanya
ketombe, kebotakan atau tanda-tanda kemerahan.
3) Mata
Amati adanya tanda-tanda ikterius, konjungtiva pucat, sekret pada kelopak
mata, kemerahan atau gatal-gatal pada mata.
4) Hidung
Amati kondisi kebersihan hidung, kaji adanya sinusitis, perdarahan
hidung, tanda-tanda pilek yang tidak kunjung sembuh, tanda-tanda alergi
atau perubahan pada daya penciuman.
5) Mulut
Amati kondisi mukosa mulut dan kaji kelembapannya. Perhatikan adanya
lesi, tanda-tanda radang gusi atau seriawan, kekeringan, atau pecah-pecah.
6) Gigi
Amati kondisi kebersihan gigi. Perhatikan adanya tanda-tanda karang gigi,
karies, gigi pecah-pecah, tidak lengkap, atau gigi palsu.
7) Telinga
Amati kondisi dan kebersihan telinga. Perhatikan adanya serumen atau
kotoran pada telinga, lesi, infeksi atau perubahan daya pendengaran.
8) Kulit
Amati kondisi kulit (tekstur, turgor, kelembapan) dan kebersihannya.
Perhatikan adanya perubahan warna kulit, stria, kulit keriput, lesi atau
pruritus.
9) Kuku tangan dan kaki
amati bentuk dan kebersihan kuku. Perhatikan adanya kelainan atau luka.
10) Genetalia
Amati kondisi dan kebersihan genetalia berikut area perineum. Perhatikan
pola pertumbuhan rambut pubis. Pada laki-laki perhatikan kondisi skrotum
dan testisnya.
11) personal hygiene secara umum
Amati kondisi dan kebersihan kulit secara umum. Perhatikan adanya
kelainan pada kulit atau bentuk tubuh.

d. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang merupakan bagian dari pemeriksaan medis yang
dilakukan oleh dokter untuk mendiagnosis penyakit tertentu. Pemeriksaan ini
umumnya dilakukan setelah pemeriksaan fisik dan penelusuran riwayat keluhan
atau riwayat penyakit pada pasien.
e. Penatalaksanaan
Beberapa macam penatalaksana personal hygiene, yaitu:
a. Personal hygiene pada kulit
Cara merawat kulit sebagai berikut:

1) Mandi minimal dua kali sehari/ setelah beraktifitas

2) Gunakan sabun yang tidak bersifat iritatif

3) Jangan gunakan sabun mandi untuk wajah

4) Menyabuni seluruh tubuh terutama daerah lipatan kulit, misalnya sela-


sela jari, ketiak dan belakang telinga.

5) Mengeringkan tubuh dengan handuk yang lembut dari wajah, tangan,


badan, hingga kaki.

b. Personal hygiene pada kuku dan kaki


Cara merawat kuku:

1) Kuku jari tangan dapat di potong dengan pengikir atau memotong


dalam bentuk oval(bujur) atau mengikuti bentuk jari.

2) Jangan memotong kuku terlalu pendek karena bisa melukai selaput


kulit dan kulit di sekitar kuku.

3) Jangan membersihkan kotoran di balik kuku dengan benda tajam,


sebab akan merusak jaringan di bawah kuku.

4) Potong kuku seminggu sekali atau sesuai kebutuhan.

5) Khusus untuk jari kaki sebaiknya kuku di potong segera setelah mandi
atau di rendam dengan air hangat terlebih dahulu.

6) Jangan menggigiti kuku karena akan merusak bagian kuku.


c. Personal hygiene pada rambut
Cara merawat rambut:

1) Cuci rambut 1-2 kali seminggu (sesuai kebutuhan) dengan memakai


sampo yang cocok.

2) Pangkas rambut agar terlihat rapih.

3) Gunakan sisir yang bergigi besar untuk merapikan rambut keriting dan
olesi rambut dengan minyak.

4) Jangan gunakan sisir yang bergigi tajam karena bisa melukai kulit
kepala.

5) Pijat-pijat kulit kepala pada saat mencuci rambut untuk merangsang


pertumbuhan rambut.

6) Pada jenis rambut ikal dan kriting, sisir rambut mulai dari bagian ujung
hingga ke pangkal dengan pelan dan hati-hati.

d. Personal hygiene pada mata


Cara merawat mata:

1) Usaplah kotoran mata dari sudut mata bagian dalam kesudut bagian
luar

2) Saat mengusap mata gunakanlah kain yang paling bersih dan lembut

3) Lindungi mata dari kemasukan debu dan kotoran

4) Bila menggunakan kacamata, hendaklah selalu dipakai

5) Bila mata sakit cepat periksakan kedokter

e. Personal hygiene pada hidung


Cara merawat hidung:
1) Jaga agar lubang hidung tidak kemasukan air atau benda kecil
2) Jangan biarkan benda kecil masuk kedalam hidung
3) Sewaktu mengeluarkan debu dari lubang hidung, hembuskan secara
perlahan dengan membiarkan lubang hidung terbuka.
4) Jangan mengeluarkan kotoran dari lubang hidung dengan menggunakan
jari karena dapat mengiritasi mukosa hidung.

f. Personal hygiene pada gigi dan mulut


Cara merawat hidung dan mulut :
1) Tidak makan-makanan yang terlalu manis dan asam
2) Tidak menggunakan gigi atau mencongkel benda keras.
3) Menghindari kecelakaan seperti jatuh yang menyebabkan gigi patah.
4) Menyikat gigi sesudah makan dan khususnya sebelum tidur.
5) Menyikat gigi dari atas kebawah dan seterusnya
6) Memakai sikat gigi yang berbulu banyak, halus dan kecil.
7) Memeriksa gigi secara teratur setiap enam bulan.

g. Personal hygiene pada telinga


Cara merawat telinga :
1) Bila ada kotoran yang menyumbat telinga keluarkan secara perlahan
dengan menggunakan penyedot telinga
2) Bila menggunakan air yang disemprotkan lakukan dengan hati-hati agar
tidak terkena air yang berlebihan
3) Aliran air yang masuk hendaklah diarahkan kesaluran telingan dan bukan
langsung kegendang telinga.
4) Jangan menggunakan alat yang tajam untuk membersihkan telinga
karena dapat merusak gendang telinga.

h. Personal hygiene pada genetalia


Cara merawat genetalia:

1) Wanita: perawatan perineum dan area genetalia eksterna di lakukan


pada saat mandi 2x sehari
2) Pria: perawatan di lakukan 2x sehari pada saat mandi. Pada pria
terutama yang belum di sirkumsisi karena adanya kulup pada penis
yang menyebabkan urine mudah terkumpul di sekitar gland penis yang
lama kelamaan dapat menyebabkan timbulnya berbagai penyakit
seperti kanker penis.
2) Pathway

Nyeri, Gangguan muskulosketal, Gangguan Neuromuskuler, kelemahan,


penurunan kesehartan, penurunan motivasi, penurunan psikogis

Hambatan atau ketidakmampuan melakukan aktivitas perawatan diri

Ketidakmampuan Ketidakmampuan Ketidakmampuan Ketidakmampuan


Membasuh tubuh - Memakai pakaian - Menyiapkan alat - BAK/BAB
Mengambil air dan - melepas pakaian Makan secara mandiri
Perlengkapan mandi - Menelan makanan
Mengeringkan tubuh - memegang alat

Defisi Perawatan Mandi Defisit Perawatan Defisit Perawatan Defisit perawatan


Berpakaian makan BAB/BAK

Defisit Perawatan Diri


3) Perencanaan
Perencanaan merupakan suatu proses penyusunan berbagai intervensi
keperawatan yang dibutuhkan untuk mencegah, menurunkan atau mengurangi
masalah-masalah klien. Perencanaan ini merupakan langkah ketiga dalam
membuat suatu proses keperawatan.

No DIAGNOSA (SDKI) KRITERIA HASIL (SLKI) INTERVENSI(SIKI)

1. D.0109 L.11103 l.11352


Defisit perawatan diri setelah dilakukan tindakan 1 x 24 Dukungan perawatan diri : mandi
berhubungan dengan penurunan jam bisa mencapai status  Observasi
status kesehatan sehingga tidak kemampuan gerak dan peningkatan 1. Identifikasi usia dan budaya
mampu melakukan perawatan kekuatan muskular dengan kriteria dalam membantu
diri secara mandiri hasil: kebersihan diri
- Kemampuan mandi 2. Identifikasi jenis bantuan
Penyebab meningkat yang dibutuhkan

1. Gangguan - Kemampuan mengenakan 3. Monitor kebersihan tubuh


pakaian meningkat (misal : rambut, mulut, kulit,
muskuloskeletal
- Kemampuan makan kuku)
2. Gangguan
meningkat 4. Monitor integritas kulit
neuromuskuler
- Kemampuan ke toilet  Terapeutik
3. Kelemahan
(BAB/BAK) meningkat 1. Sediakan peralatan mandi
4. Gangguan psikologis - Verbalisasi keinginan (mis. Sabun, sikat gigi,
5. Penurunan melakukan perawatan diri shampo, pelembap kulit)
motivasi/minat - Minat perawatan diri 2. Sediakan lingkungan yang
- Mempertahankan aman dan nyaman
kebersihan diri 3. Fasilitas menggosok gigi,
mempertahankan sesuai kebutuhan
kebersihan mulut 4. Fasilitas mandi, sesuai
kebutuhan
5. Pertahankan kebersihan diri
6. Berikan bantuan sesuai
tingkat kemandirian
 Edukasi
1. Jelaskan manfaat mandi
dan dampak tidak mandi
terhadap kesehatan
2. Ajarkan keluarga cara
memandikan pasien, jika
perlu
I. 11351
Dukungan perawatan diri
makan/minum
Observasi
 Identifikasi diet yang
dianjurkan
 Monitor kemampuan
menelan
Terapeutik
 Ciptakan lingkungan yang
aman saat makan
 Atur posisi
 Siapkan makanan dengan
suhu yang pas
 Berikan bantuan saat
makan dan minum
Edukasi
 Jelaskan posisi makan
makanan
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian obat
I. 11350
Dukungan perawatan dirri
berpakaian
Observasi
 Identifikasi budaya pasien
saat berpakaian
Terapeutik
 Sediakan lingkungan yang
nyaman
 Siapkan keperluan pribadi
 Mendampingi saat
perawatan
 Fasilitasi kemandirian
 Jadwalkan rutinitas
Edukasi
 Anjurkan melakukan
perawatan diri secara
konsisten
l.11349
Dukungan perawatan diri BAB/BAK
Observasi
 Identifikasi kebiasaan
BAK/BAB
 Monitor integritas kulit
Terapeutik
 Buka pakaian untuk
mempermudah eliminasi
 Dukung penggunaan toilet
 Jaga privasi klien
 Bersihkan alat bantu
eliminasi
 Latih Bab/Bak sesuai
jadwal
Edukasi
 Anjurkan Bab/Bak secara
rutin
DAFTAR PUSTAKA

PPNI. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator


Diagnosis, Edisi I . Jakarta : DPP PPNI. 2017

PPNI. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan


Keperawatan , Edisi I. Jakarta : DPP PPNI. 2018

PPNI. Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria hasil


Keperawatan, Edisi I. Jakarta : DPP PPNI. 2018

Rosdahl, C., & Kowalski, M. (2014). Buku ajar keperawatan dasar. Vol. 2 Edisi 10.
Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai