A. PENGERTIAN
Spiritual merupakan kompleks yang unik pada tiap individu dan
tergantung pada budaya, perkembangan, pengalaman hidup, kepercayaan dan
ide-ide tentang kehidupan seseorang (Mauk dan Schmidt, 2004 cit Potter
Perry, 2009). Mickley (1992) menguraikan spiritualitas sebagai suatu yang
multidimensi, yaitu dimensi eksistensial dan dimensi agama. Stoll (1989)
menguraikan bahwa spiritualitas sebagai konsep dua dimensi yaitu dimensi
vertical dan dimensi horizontal.
Menurut Burkhardt (1993), spiritualitas meliputi aspek sebagai berikut :
1. Berhubungan dengan sesuatu yang tidak diketahui atau ketidakpastian
dalam kehidupan.
2. Menemukan arti dan tujuan hidup.
3. Menyadari kemampuan untuk menggunakkan sumber dan kekuatan
diri sendiri.
4. Mempunyai perasaan keterikatan dengan diri dan dengan Yang Maha
Tinggi
Kebutuhan spiritual adalah kebutuhan untuk mempertahankan atau
mengambalikan keyakinan dan memenuhi kewajiban agama, serta kbutuhan
untuk mendapatkan maaf atau pengampunan, mencintai, menjalin hubungan
penuh rasa percaya dengan tuhan
B. ETIOLOGI/FAKTOR PREDISPOSISI
Menurut Taylor & Craven (1997), faktor-faktor yang mempengaruhi
spiritual seseorang adalah
1.
2.
Keluarga
4.
6.
8.
distress
yang
dialaminya
atau
mengekspresikan
3.
D. POHON MASALAH
Faktor Predisposisi
Penyakit
akut, kronis,
terminal
Harga diri
rendah
Perasaan bersalah,
rasa takut, deperesi
ansietas
Perubahan perilaku
Ketidakefektifan
Distress
koping
spiritual
Isolasi sosial
Verbalisasi distress
keputusasaa
n
pembedahan
adalah
sesuatu
yang
sangat
mengkhawatirkan karena akan timbul perasaan antara hidup dan mati. Pada
saat itulah keberadaan pencipta dalam hal ini adalah tuhan sangat penting
sehingga pasien selalu membutuhkan bantuan spiritual.
4. Pasien yang harus mengubah gaya hidup
Perubahan
gaya
hidup
dapat
membuat
seseorang
lebih
F. PENATALAKSANAAN MEDIS
Jika klien mengalami distres spiritual atau mempunyai masalah kesehatan
yang menyebabkan keputusasaan, maka akan timbul perasaan kesepian. Klien
akan merasa terisolasi dari orang yang biasanya memberikan dukungan.
Apapun keragaman intervensi yang mungkin dipilih oleh perawat untuk klien,
hubungan mengasihi dan saling memahami penting. Baik klien dan perawat
harus merasa bebas utnuk merelakan dan menemukan bersama makna
penyakit yang dialami pasien dan dampaknya pada makna dan tujuan hidup
klien. Pencapain tingkat pemahaman ini bersama klien memampukan perawat
member perawatan dengan cara yang sensitif, kreatif, dan sesuai.
a. Menetapkan Kehadiran
Klien telah melaporkan bahwa kehadiran perawat dan aktivitas
pemberi perawatan menunjang adanya perasaan sejahtera dan memberikan
harapan untuk pemulihan (clark et al.1991). Perilaku pemberian perawatan
spesifik yang menunjukan kehadiran perawat meliputi member I perhatian,
menjawab pertanyaan, dan mempunyai sikap positif dan memberikan
dorongan (tetapi realistis). Perawat dapat menunjukan adanya rasa
kehadiran dalam berbagai cara yang tidak menyolok: melakukan pijat
punggung dengan penyegaran, sentuhan yang lembut; dengan hati-hati
memposisikan klien tanpa menimbulkan rasa nyeri; dengan halus
memberikan perawatan mulut dan bekerja bersama klien untuk dengan
lambat dan berhati-hati bergerak dari tepi tempat tidur ke kursi.
Memberikan sentuhan yang menyegarkan dan mendukung, menunjukan
rasa percaya diri dan menyediakan waktubagi klien ketika terapi diberikan
akan membantu menciptakan kehadiran. Klien yang sakit mengalami
kehilangn control dan mencari seseorang untuk memberikan arahan dan
perawatan yang kompeten.
b. Mendukung Hubungan yang Menyembuhkan
Benner (1984) yang mendefiniskan tiga langkah yang ternyata
terbukti ketika hubungan yang menyembuhkan terbina antara perawat dank
lien:
1) Mengerahkan harapan bagi perawat, demikian halnya bagi klien.
2) Menemukan interprestasi yang dapat diterima atau memahami tentang
penyakit, nyeri, ketakutan, ansietas, atau emosi yang mengangkan.
berdoa
adalah
bentuk
dedikasih
diri
yang
(1996) pada dasarnya, informasi awal yang perlu digali secara umum adalah
sebagai berikut.
Pertama, Afiliasi agama :
a) Partisipasi klien dalam kegiatan agama apakah dilakukan secaraaktif
atau tidak aktif .
b) Jenis patisipasi dalam kegiatan agama
Kedua, keyakinan agama tau spritual mempengaruhi :
a) Praktik kesehatan diet, mencari dan menerima terapi, ritual atau
upacara agama.
b) Persepsi penyakit hukuman cobaan terhadap keyakinan
c) Strategi koping
Ketiga, nilai agama atau spritual mempengauhi
a)
b)
c)
d)
1.
yang disusun oleh Stoll dalam Craven &Hirnle (1996) mencakup 4 area,
yaitu :
1) Konsep tentang tuhan atau ketuhanan
2) Sumber harapan dan kekuatan
3) Praktik agama dan ritual
4) Hubungan antara keyakinan spritual dan kondisi kesehatan. Pertayaan
yang dapat diajukan perawat untuk memperoleh informasi tentang
pola fungsi spritual klien antara lain , sebagai berikut :
a) Apakah agama atau tuhan merupakan hal penting dalm
kehidupan anda ?
b) Kepada siapa anda biasanya meminta bantuan ?
c) Apakah anda merasa kepercayaan ( agama ) membantu anda?
Jika ya ? jelaskan bagaimana dapat membantu anda ?
d) Apakah sakit ( atau kejadian penting lainnya yang pernah
anda alami) telah mengubah perasaan anda terhadap tuhan
atau praktik kepercayaan yang anda anut ?
Fish dan shelly dalam Creven dan Hirnle (1996) juga
menambahkan beberapa pertanyaan yang bermanfaat untuk mengkaji data
subjektif yaitu :
a) Mengapa anda berada di rumah sakit ?
Pengkajian
data
objektif.
Pengkajian
data
objektif
yang
tidak
sesuai
atau
mengekspresikan
arti
penderitaan
atau
implikasi
terhadap
nilai
normal/etik?
d) Hubungan interpersonal
1) Siapa pengunjung klien ?
2) Bagaimana klien berespon terhadap pengunjung ?
3) Apakah pemuka agama datang mengunjungi klien ?
4) Bagaimana klien berhubungan dengan klien yang lain dan
dengan tenaga keperawatan ?
e) Lingkungan
1) Apakah klien membawa kitab suci atau perlengkapan
sembahyang lainnya ?
2) Apakah klien menerima kiriman tanda simpati dari unsur
keagamaan ?
Pada umumnya karakteristik klien yang berpotensi mengalami distres spiritual
adalah sebagai berikut
1. Klien yang tampak kesepian dan sedikit pengunjung
2. Klien yang mengepresikan rasa takut dan cemas
3. Klien yang mengekspresikan keraguan terhadap sistem kepercyaan
/agama.
4. Klien yang mengepresikan rasa takut terhadap kematian
5. Klien yang akan dioperasi
6. Penyakit yang berhubungan dengan emosi atau implikasi sosial dan agama
7. Mengubah gaya hidup
8. Peokupasi tentang hubungan agama dengan kesehatan
9. Tidak dapat dikunjungi oleh pembuka agama
10. Tidak mampu atau menolak melakukan ritual spritual
11. Memverbalisasikan bahwa penyakit yang dideritannya merupakan
hukuman dari tuhan
12. Mengekspresikan kemarahannya rterhadap tuhan
13. Mempertayakan rencana terapi karena bertentangan dengan keyakinan
agama
14. Sedang mengadapi sakatul maut
H. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Distress Spiritual
a. Definisi
kedamain)
10) Merasa bersalah
11) Koping tidak efektif
Hubungan dengan orang lain
1) Mengungkapkan rasa terasing
2) Menolak interaksi dengan orang yang dianggap penting
3) Menolak interaksi dengan pemimpin spiritual
4) Mengungkapkan dengan kata-kata telah terpisah dengan
sistem pendukung
Hubungan dengan seni, musik, literature, alam
1) Tidak berminat pada alam
2) Tidak berminat membaca literature spiritual
3) Kertidakmampuan mengungkapkan kondisi krieatifitas
sebelumnya
(misalnya
menyanyi/mendengarkan
music/menulis)
Hubungan dengan kekuatan yang lebih besar dari pada
dirinya sendiri
1) Mengungkapkan kemarahan terhadap kekuatan yang lebih
1) Menjelang hajal
2) Ansietas
3) Sakit kronis
4) Kematian
5) Perubahan hidup
6) Kesepian
7) Nyeri
8) Keterasingan diri
9) Keterasingan sosial
10) Gangguan sosiolultural
2. Ansietas
a. Definisi
Perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai
respon autonom (sumber sering kali tidak spesifik atau tidak
diketahui oleh individu) perasaan takut yang disebabkan oleh
antisifasi terhadap bahaya. Hal ini merupakan isyarat kewaspadaan
yang
memperingatkan
individu
akan
adanya
bahaya
dan
peristiwa hidup
8) Agitasi
9) Mengintai
10) Tampak waspada
Afektif
1) Gelisah
2) Kesedihan yang mendalam
3) Distress
4) Ketakutan
5) Perasaan tidak adekuat
6) Berfokus pada diri sendiri
7) Peningkatan kewaspadaan iritabilitas
8) Gugup
9) Senang berlebihan
10) Rasa nyari yang meningkatkan ketidakberdayaan
11) Peningkatan rasa ketidakberdayaan yang persisten
12) Bingung
13) Menyesal
9) Lupa
10) Gangguan perhatian
11) Khawatir
12) Melamun
13) Cenderung menyalahkan orang lain
c. Faktor yang berhubungan
- Perubahan dalam
1) Status ekonomi
2) Lingkungan
3) Status kesehatan
4) Pola interaksi
5) Fungsi peran
6) Status peran
- Pemajanan toksin
- Terkait keluarga
- Heriditer
- Infeksi atau kontaminan interpersonal
- Krisis maturasi
- Krisis situasional
- Stress
- Penyalahgunaan zat
- Ancaman kematian
- Ancaman pada:
1) Status ekonomi
2) Lingkungan
3) Status kesehatan
4) Pola interaksi
5) Fungsi peran
6) Status peran
7) Konsep diri
8) Konflik yang tidak disadari mengenal tujuan penting hidup
9) Konflik yang tidak disadari mengenai nilai yang
esensial/penting
10) Kebutuhan yang tidak dipenuhi
3. Ketidakefektifan Koping
a. Definisi
Ketidakmampuan untuk membentuk penilian valid tentang stressor,
ketidakadekuatan
Diagnosa
Keperawatan
Distres Spiritual
Intervensi
2.
3.
4.
5.
6.
Rasional
langsung
status Agar dapat mengetahui
bagaimana status
spiritual pasien
spiritual pasien
2.
Komunikasikan
kebutuhan
nutrisi Agar pasien dapat
terpenuhi
status
dengan ahli gizi
gizinya
Buat peubahan yang
diperlukan
segera 3.
pasien
untuk
membantu Agar
mendapatkan
memenuhi kebutuhan
kebutuhan
pasien
nutrisinya
depat
Jaga privasi dan beri
cepat
waktu kepada pasien
untuk
mengamati
4.
praktik keagamaan
Agar
mengurangi
kesalahpahaman
antara
pasien
dengan tim medis
sehingga
dapat
Terbuka
terhadap
bekerjasama
ungkapan
pasien
dengan baik
tentang kesepian dan
5.
ketidakberdayaan
Ungkapkan
empati Agar pasien dapat
percaya dengan tim
terhadap
perasaan
medis
klien
6.
Agar pasien merasakan
bahwa tim medis
juga
dapat
merasakan
apa
7. Beri jaminan kepada
yang
dirasakan
pasien bahwa perawat
oleh pasien
selalu
ada
untuk
mendukung
pasien 7.
saat pasien merasakan Agar
pasientidak
penderitaan
merasa kesepian
8. Anjurkan kunjungan
pelayanan keagamaan
9. Beri
artikel
keagamaan
yang
diinginkan
8.
Agar
kebutuhan
spiritual
pasien
terpenuhi
9.
Agar pasien juga tetap
mempelajari
agamanya
2
Ansietas
1.
2.
Instrusikan
pasien
tentang penggunaan
teknik relaksasi
Berikan obat untuk
mengurangi ansietas
Gunakan pendekatan
yang tenang dan
meyakinkan
3.
4.
5.
6.
Nyatakan
dengan
jelas tentang harapan
terhadap
perilaku
pasien
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Agar mengetahui
kondisi pasien
Agar pasien merasa
lebih nyaman dan
tenang
Agar ansietas dapat
berkurang
Agar pasien tidak
merasa terganggu
dan bisa percaya
dengan tim medis
Agar pasien tidak
salah
paham
dengan penjelasan
yang diberikan
Agar pasien dapat
mengetahui tentang
ansietas
7.
8.
9.
Ketidakefektifan
Koping
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Menginformasikan
pasien
alternative
atau
solusi
lain
penanganan
Memfasilitasi pasien
untuk
membuat
keputusan
Bantu
pasien
mengidentifikasikan
keuntungan, kerugian
dari keadaan
Bantu pasien untuk
identifikasi bermacam
macam
nilai
kehidupan
Bantu
pasien
identifikasi strategi
positif
untuk
mengatur pola nilai
yang dimiliki
Anjurkan
pasien
untuk
mengidentifikasi
gambaran perubahan
peran yang realistis
Gunakan pendekatan
tenang
dan
meyakinkan
Hindari pengambilan
keputusan pada saat
pasien berada dalam
stress berat
9. Berikan
informasi
aktual yang terkait
dengan
diagnosis
terapi dan prognosis
10. Bantu
penyaluran
kemarahan dan rasa
bermusuhan
secara
konstruktif
4
Keputusasaan
Pantau
afek
dan
kemampuan membuat
keputusan
penyakitnya
11. Agar
pasien
mengerti
dan
paham
akan
prosedur
yang
diberikan
1. Agar tidak terpaku
dengan
satu
penanganan saja
2. Agar pasien tidak
merasa terkekang
3. Agar pasien paham
dengan kelebihan
dan
kekurangan
atas keadaannya
4. Agar pasien lebih
mengerti
dengan
nilai-nilai
kehidupan
5. Agar pasien dapat
memahami
lebih
jelas tentang pola
nilai
6. Agar pasien dapat
mengidentifikasi
secara nyata dan
objektif
7. Agar pasien juga
merasa tenang dan
yakin dengan apa
yang
akan
disampaikan
8. Agar pasien tidak
salah langkah
dalam
mengambil
keputusan
9. Agar informasi
yang diberikan
jelas dan dapat
dipercaya
10. Agar
pasien
dapat
berinteraksi dan
mendapatkan
masukan yang
membangun
1.
1.Untuk
mengetahui bahwa
keputusan
yang
diambil oleh pasien
1.
2.
3.
Menunjukkan
semangat
untuk hidup
Segera
menampilkan 2.
perilaku
yang
dapat
menurunkan
perasaan
keputusasaan
Percaya pada diri sendiri
dan orang lain
3.
4.
5.
Ajari
pengenalan
terhadap
realita
dengan
meninjau
situasi dan membuat
rencana
yang
mungkin
Dukung
partisipasi
aktif dalam aktivitas
kelompok
untuk
memberikan
kesempatan terhadap
dukungan social dan
penyelesaian masalah
Gali bersama pasien
factor
yang
berkontribusi
terhadap
perasaan
keputusasaan
Agar
pasien
mendapatkan
dorongan sosial
dari lingkungan
terdekatnya
4. Agar
5.
pasien
juga
mendapatkan
kesempatan
untuk
mengapresiasik
an keadaannya
saat ini
Agar
pasien
dapat berpikir
dengan
jelas,
jernih
dan
tenang dan tidak
dikuasai
oleh
hal-hal
yang
negatif
J. REFERENSI
Potter, Patricia A. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta :
EGC
Wilkinson, Judith M. 2011. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta :
EGC
Ambarawati, Fitri Respati dan Nita Nasution.2012. Buku Pintar Asuhan
Keperawatan JIwa. Yogyakarta : Cakrawala Ilmu
Herdman, T. Heather. 2012. Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC
Nurarif, Amin Huda dan Hardhi Kusuma. 2013. Aplikasi Asuhan
Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan nanda nic noc.
Yogyakarta : Mediaction Publishing