TINJAUAN PUSTAKA
A. Kebutuhan Spiritualitas
1. Konsep Spiritual
a. Definisi
Maha Kuasa dan Maha Pencipta, sebagai contoh seseorang yang percaya
dengan menggunakan instrumen (medium) sholat, puasa, zakat, haji, doa dan
b. Aspek spiritualitas
akan harapan dan keyakinan hidup, dan kebutuhan akan keyakinan pada diri
sendiri, dan Tuhan. Ada 5 dasar kebutuhan spiritual manusia yaitu: arti dan
sebagai berikut:
7
1) Berhubungan dengan sesuatu yang tidak diketahui
atau
c. Dimensi spiritual
dan arti kehidupan, sedangkan dimensi agama lebih berfokus pada hubungan
dua dimensi. Dimensi vertikal adalah hubungan dengan Tuhan atau Yang
horizontal adalah hubungan seseorang dengan diri sendiri, dengan orang lain
dan dengan lingkungan. Terdapat hubungan yang terus menerus antara dua
mencari arti dan tujuan hidup, kebutuhan untuk mencintai dan dicintai, serta
a. Kebutuhan akan kepercayaan dasar (basic trust), kebutuhan ini secara terus-
ibadah.
b. Kebutuhan akan makna dan tujuan hidup, kebutuhan untuk menemukan makna
e. Kebutuhan akan bebas dari rasa bersalah dan dosa. rasa bersaiah dan
berdosa ini merupakan beban mental bagi seseorang dan tidak baik
yaitu pertama secara vertikal adalah kebutuhan akan bebas dari rasa
f. Kebutuhan akan penerimaan diri dan harga diri {self acceptance dan
self esteem), setiap orang ingin dihargai, diterima, dan diakui oleh
lingkungannya.
harapan masa depan. Bagi orang beriman hidup ini ada dua tahap
keimanannya.
Oleh karena itu, menjadi suatu hal penting bagi perawat untuk
(Hawari, 2002)
fisik) seperti dalam Kristen dan Islam. Keyakinan merupakan hal yang
dengan istilah agama. Di dunia ini, banyak agama yang dianut oleh
yang ada sesuai dengan makna dan filosofi yang diyakininya. Sebagai
pada diri seorang individu. Ada beberapa agama yang menerapkan pola
upsana. Beberapa praktik seni seperti astrologi atau obat atau tari
semua klien.
mulai dari bayi, anak-anak, pra sekolah, usia sekolah, remaja, desawa
muda, dewasa pertengahan, dewasa akhir, dan lanjut usia. Secara umum
(Carson, 2002)
individu yang berusia antara 0-18 bulan, yang sedang dalam proses
Anak adalah individu yang masih bergantung pada orang dewasa dan
lingkungan, artinya membutuhkan lingkungan yang dapat memfasilitasi
(Larson, 2009).
selanjutnya.
perkembangan spiritual yang baik pada bayi. Oleh karena itu, perawat
hal yang baik dan buruk untuk melanjuti peran kemandirian yang lebih
spiritual anak dapat dimulai dari kebiasaan yang sederhana seperti cara
berdoa sebelum tidur dan berdoa sebelum makan, atau cara anak
ego. Anak usia pra sekolah mulai memahami kebutuhan sosial, norma,
agama mereka. Minat anak sudah mulai ditunjukan dalam sebuah ide,
dan anak dapat diajak berdiskusi dan menjelaskan apakah keyakinan.
role model yang tidak konsisten. Pada tahap ini kepercayaan pada
yang diambil dari orang lain biasanya lebih mirip dengan keluarga,
walaupun mereka protes dan memberontak saat remaja. Bagi orang tua
ini merupakan tahap paling sulit karena orang tua melepas otoritasnya
keyakinan moral, agama dan etik sebagai dasar dari sistem nilai.
yang lain dari diri individu tersebut. Biasanya kebanyakan pada tahap
dan rasa berguna bagi orang lain. Riset membuktikan orang yang
lebih baik. Bagi lansia yang agamanya tidak baik menunjukkan tujuan
hidup yang kurang, rasa tidak berharga, tidak dicintai, ketidakbebasan
dan rasa takut mati. Sedangkan pada lansia yang spiritualnya baik ia
tidak takut mati dan dapat lebih mampu untuk menerima kehidupan.
2000).
B. Peran Perawat Dalam Pemenuhan Kebutuhan Spiritual
Dalam hal ini klien dianggap sebagai tokoh utama (central figure)
tokoh utama tadi. Usaha perawat menjadi sia-sia bila klien tidak mengerti,
untuk selalu peka terhadap ekspresi non verbal, berusaha mendorong klien
untuk mengekspresikan perasaannya, berusaha mengenal dan menghargai
klien.
selama 24 jam sehari menjalin kontak dengan pasien, sehingga dia sangat
pasien.
keperawatan. Hal ini perawat menjadi contoh peran spiritual bagi klienya.
tingkat perkembangannya.
Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga dalam
hak atas privasi, hak untuk menentukan nasibnya sendiri dan hak untuk
3. Peran Edukator
4. Peran Koordinator
kebutuhan klien.
5. Peran Kolaborator
kesehatan yang terdiri dari dokter, fiisoterapis, ahli gizi dan lain-lain
pelayanan selanjutnya.
6. Peran Konsultan
merupakan bagian dari peran dan fungsi perawat dalam pemberian asuhan
2000):
1. Pengkajian
pasien.
kekuatan dan harapan, (c) praktik agama dan ritual, dan (d)
2) Perilaku
3) Verbalisasi
4) Hubungan interpersonal
5) Lingkungan
dan tujuan hidup seseorang dihubungkan dengan din, orang lain, seni,
musik, literature, alam, atau kekuatan yang lebih besar dari dirinya
(NANDA,
2006).
Menurut North American Nursing Diagnosis Association
mengekspresikan terasing.
3) Berhubungan dengan seni, musik, literatur dan alam, meliputi; tidak
menulis musik), tidak ada ketertarikan kepada alam, dan tidak ada
lain.
3. Perencanaan
area beresiko, dan tanda-tanda disfungsi serta data objektif yang relevan.
cara yang lebih efektif untuk mengatasi situasi yang sedang dialami,
dihadapinya,
5) meningkatkan perasaan penuh harapan, dan