Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN CAIRAN ELEKTROLIT DAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN GASTRITIS

Dosen Pembimbing:
Tika Sari Dewy, S.Kep.,Ns.,M.Kep

Oleh:

NELI SAFITRI
1114190640

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIKES DARUL AZHAR BATULICIN
TAHUN 2019/2020
LEMBAR PENGESAHAN

Mengetahui,

NELI SAFITRI
NIM 1114190640

Laporan ini untuk Memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Dasar I

Menyetujui
Dosen Pembimbing,

Tika Sari Dewy, S.Kep.,Ns.,M.Kep


NIK. 11 0313 020190 40
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Dialah satu-satunya Dzat yang memberikan perlindungan dunia dan akhirat kelak. Dialah
sesungguhnya Maha pemberi petunjuk yang tiada dapat menyesatkan. Pertama-tama marilah
kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah Swt yang senantiasa memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Laporan ini dapat tersusun dengan baik berkat bantuan, bimbingan, masukan, dan
motivasi dari banyak pihak. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasihkepada:
1. Tika Sari Dewy, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku Dosen pembimbing yang telah
memberikan masukan, dan bimbingan sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan ini dengan tepat waktu.
2. Orang tua serta saudara-saudara tercinta atas do’a, motivasi, dan harapannya
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan lancar.
3. Teman-teman yang telah memberikan motivasi dan masukan yang baik kepada
penulis sehingga bisa menyelesaikan laporan ini dengan lancar.
Mudah-mudahan amal baik mereka senantiasa mendapat pahala dan balasan yang
setimpal dari Allah Swt. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan
pembaca pada umumnya.Aamin.

Simpang Empat, Juli 2020

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Kebutuhan cairan elektrolit adalah suatu proses dinamik karna metabolisme tubuh
membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespons terhadap stressor fisiologis dan
lingkungan. Cairan elektrolit sanggat dibutuhkan dalam menjaga kondisi tubuh tetap sehat.
Keseimbangan cairan elektrolit dalam tubuh merupakan salah satu dari bagian fisiologi
homeosstatis. Keseimbangan cairan elektrolit melibatkan komposisi dan perpindahan
berbagai cairan tubuh. Cairan tubuhadalah larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan zat
tertentu (zat terlarut). Elektrolitadalah zat kimia yang mengjasilkan partikel-partikel
bermuatan listrik yang disebution jika berada dalam larutan. Cairan dan elektrolit
masuk ke dalam tubuh melaluimakanan, minuman, dan cairan intervena (IV) dan
distribusi ke seluruh bagian tubuh.Keseimbangan cairan dan elktrolit berarti adanya
distribusi yang normal dari air tubuhtotal dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh.

Keseimbangan cairan dan elektrolitsaling bergantung satu dengan yang lain. alam
keadaan normal kebutuhan cairanadalah 35 cc/KgBB/hr. namun bila dirata-ratakan,
kebutuhan intake (masukan) airpada orang dewasa adalah ingesti liquid 1500 cc,
dari makanan 700 cc, air dari oksidasi 200 cc sehingga totalnya menjadi 2400
cc/hari. Air menempati posisi yangbesar dalam tubuh dimana terbagi menjadi dua :
1. Cairan Intraseluler (CIS)
Cairan Intraseluler adalah cairan yang terdapat di dalam sel tubuh
danmenyusun sekitar 70% total cairan tubuh (TBW) CIS merupakan tempat
terjadinyaaktivitas sel kimia.
2. Cairan Eks tras eluler (CES )
Cairan Ektras eluler merupakan cairan yang terdapat diluar s el
dan menyusun sekitar 30% dari total cairan tubuh. CES meliputi cairan
intravaskuler,cairan inters titi al (terdapat dalam ruang antar s el,
plas ma darah dan cairan serebrospinal, limfe serta cairan rongga serosa serta
sendi), dan cairan transeluler.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Cairan Elektrolit ?
2. Apa saja factor-faktor yang mempengaruhi Cairan Elektrolit ?
3. Apakah manfaat Cairan Elektrolit?
4. Apa saja jenis-jenis Cairan Elektrolit?
1.3. Tujuan
1.3.1 Tujuan umum:
Laporan ini disusun dalam rangka menyelesaikan tugas mata kuliah Keperawatan
Dasar I, untuk memenuhi tugas laporan dan asuhan keperawatan terkait
Kebutuhan Dasar Manusia, dan sebagai salah satu sarana belajar mahasiswa.

1.3.2 Tujuan Khusus:


1. Untuk mengetahui definisi cairan Elektrolit
2. Untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi Cairan Elektrolit
3. Untuk mengetahui fisiologis Cairan Elektrolit
4. Untuk mengetahui macam-macam gangguan keseimbangan Cairan Elektrolit
5. Untuk mengetahui kebutuhan Cairan Elektrolit
6. Untuk mengetahui patofisiologi Cairan Elektrolit
7. Untuk mengetahui fungsi Cairan Elektrolit

1.4. Manfaat
Agar kami sebagai mahasiswa/i keperawatan dapat mendalami ilmu dan menerapkan
teori tentang Kebutuhan Dasar Manusia. Pada Berbagai Asuhan Keperawatan dalam
praktik keperawatan.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Definisi Cairan Elektrolit
Kebutuhan cairan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena metabolisme tubuh
membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespons terhadap stressor fisiologis dan
lingkungan. Cairan dan elektrolit saling berhubungan, ketidakseimbangan yang berdiri
sendiri jarang trjadi dalam bentuk berlebihan atau kekurangan.  Cairan dan elektrolit sangat
diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuhtetap sehat. Keseimbangan cairan dan
elektrolit di dalam tubuh adalah merupakan salah satu bagian dari fisiologi homeostatis.
Keseimbangan cairan elektrolit melibatkan komposisi dan perpindahan berbagai cairan tubuh.
Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air ( pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut).
Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang
disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui
makanan, minuman, dan cairan intravena (IV) dan didistribusi ke seluruh bagian tubuh.
Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total
dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit saling
bergantung satu dengan yang lainnya; jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh pada
yang lainnya.
2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Cairan Elektrolit
1. Umur
Kebutuhan intake cairan bervariasi tergantung dari usia, karena usia akan
berpengaruh pada luas permukaan tubuh, metabolisme, dan berat badan. Infant dan
anak-anak lebih mudah mengalami gangguan keseimbangan cairan dibanding usia
dewasa. Pada usia lanjut sering terjadi gangguan keseimbangan cairan di karenakan
gangguan fungsi ginjal ataw jantung.
2. Iklim
Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan kelembaban udaranya
rendah memiliki peningkatan kehilangan cairan tubuh dan elektrolit melalui keringat.
Sedangkan seseorang yang beraktifitas di lingkungan yang panas dapat kehilangan
cairan sampai dengan 5 L per hari.
3.    Diet
Diet seseorag berpengaruh terhadap intake cairan dan elktrolit. Ketika intake nutrisi
tidak adekuat maka tubuh akan membakar protein dan lemak sehingga akan serum
albumin dan cadangan protein akan menurun padahal keduanya sangat diperlukan
dalam proses keseimbangan cairan sehingga hal ini akan menyebabkan edema.
4.   Stress
Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah, dan pemecahan
glykogen otot. Mrekanisme ini dapat meningkatkan natrium dan retensi air sehingga
bila berkepanjangan dapat meningkatkan volume darah.
5. Kondisi sakit
Kondisi sakit sangat berpengaruh terhadap kondisi keseimbangan cairan dan
elektrolit misalnya: -          Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan kehilangan
air melalui IWL. -       Penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi
proses regulator keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh. -   Pasien dengan
penurunan tingkat kesadaran akan mengalami ganguan              pemenuhan intake
cairan karena kehilangan kemapuan untuk memenuhinya secara mandiri.
6. Tindakan medis
Banayak tindakan medis akan berpengaruh pada keseimbangan cairan dan elektrolit
tubuh seperti: suction, NGT dan lain-lain.
7.    Pengobatan
Pengobatan seperti pemberian dueretik, laksative dapat berpengaruh pada kondisi
cairan dan elektrolit tubuh.
8.   Pembedahan
Pasien dengan tindakan pembedahan memiliki resiko tinggimengalami gangguan 
keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh karena kehilangan darah selama
pembedahan.
2.3 Fisiologis Cairan Elektrolit
Cairan dan substansi yang ada di dalamnya berpindah dari cairan interstitial masuk
kedalam sel. Pembuluh darah kapiler dan membrane sel yang merupakan membran
semipermiabel mampu memfilter tidak semua substansi dan komponen dalam cairan
tubuh ikut berpindah. Metode perpindahan dari cairan dan elektrolit tubuh dengan
beberapa cara yaitu:
1. Difusi Merupakan proses di mana partikel yang terdapat di dalam cairan bergerak
dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah sampai terjadi keseimbangan. Cairan
dan elektrolit di difusikan menembus membrane sel. Klecepatan difusi di pengaruhi
oleh ukuran molekul, konsentarsi larutan dan temperature
2. Osmosis Merupakan bergeraknya pelarut bersih seperti air, melaui membran
semipermiabel dan larutan yang berkosentrasi lebih rendah ke kosentrsi yang lebih
tinggi yang sifat nya menarik.
3. Transport aktif Partikel bergerak dari konsentrasi rendah ke lebih tinggi karena
adanya daya aktif dari tubuh seperti pompa jantung.
2.4 Masalah Gangguan Cairan Elektrolit
1. Hipovolemik
Adalah suatu kondisi akibat kekurangan volume cairan ekstra seluler (CES) dan
dapat terjadi karena kehilangan melalui kulit, ginjal, gastrointestinal, pendarahan
sehingga menimbulkan syok hipovolemik. Mekanisme nya adalah peningkatan
rangsangan saraf simpatis (peningkatan frekuensi jantung, kontraksi jantung dan
tekanan vaskuler), rasa haus, pelepasan hormone ADH dan adosteron. Gejala: pusing,
lemah, letih, anoreksia, mual muntah, rasa haus, gangguan mental, konstipasi dan
oliguri, penurunan TD, HR meningkat, suhu meningkat, turgor kulit menurun, lidah
terasa kering dan kasar, mukosa mulut  kering. Tanda-tanda penurunan berat badan
dengan akut, mata  cekung, pengosongan vena jugularis. Pada bayi dan anak adanya
penurunan jumlah air mata.
2. Hipervolemi
Adalah penambahan/kelebihan volume CES dapat terjadi pada saat:
a. Stimulasi kronis ginjal untuk menahan natrium dan air.
b. Fungsi ginjal abnormal, dengan penurunan ekskresi natrium dan air.
c. Kelebihan pemberian cairan.
d. Perpindahan cairan interstisial ke plasma.
Gejala: sesak napas, peningkatan dan penurunan TD, nadi kuat, asites, adema,
adanya ronchi, kulit lembab, distensi vena leher, dan irama gallop.
2.5 Kebutuhan Cairan Elektroli
No Umur Kebutuhan cairan (ml)
1. 1 thun 1150-1300
2. 2 thun 1350-1500
3. 6 thun 1800-2000
4. 10 thun 2000-2500
5. 14 thun 2200-2700
6. 18 thun 2200-2700
Total jumlah volume cairan tubuh (total body water-TBW) kira-kira 60% dari berat
badan pria dan 50% dari berat badan wanita. Jumlah volume ini tergantung pada
kandungan lemak badan dan usia. Lemak jaringan sangat sedikit menyimpan cairan di
mana lemak pada wanita lebih banyak dari pria sehingga jumlah volume cairan lebih
rendah dari pria. Usia juga berpengaruh terhadap TBW di mana makin tua usia makin
sedikit kandungan airnya. Contoh: bayi baru lahir TBW nya 70-80% dari BB, usia 1
tahun 60% dari BB, usia puberitas sampai dengan 39 tahun untuk pria 60% dari BB dan
wanita 52% dari BB, usia 40-60 tahun untuk pria 55% dari BB dan wanita 47% dari BB,
sedangkan pada usia di atas 60 tahun untuk pria 52% dari BB dan wanita 46% dari BB.

2.6 Patofisiologi Cairan Elektrolit


Kekurangan cairan elektrolit dapat mengakibatkan demam, karena cairan elektrolit ini
mempengaruhi keseimbangan termoregulasi dihipotalamus anterior. Jika apabila terjadi
dehidrasai atau kekurangan cairan elektrolit maka keseimbangan termoregulasi
dihipotalamus anterior akan mengalami gengguan pada pasien.
2.7 Fungsi Cairan Elektrolit
a. Mempertahankan panas tubuh dan pengaturan temperature
b. Transport nutrisi ke sel
c. Transport hasil sisa metabolisme
d. Transport hormone
e. Pelumas antara organ
f. Mempertahannkan tekanan hidrostatik dalam system kardiovaskuler.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN N
DENGAN DIAGNOSA GASTRITIS

3.1 Pengkajian
1. Pengumpulan Data
a. Identitas
1) Identitas Pasien
Nama : Ny.S
Umur : 20 Tahun
Jenis kelamin : P
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Suku Bangsa : Jawa
Status perkawinan` : -
Golongan darah : B
No. CM :
Tanggal masuk :
Tanggal pengkajian : 13 Juli 2020
Diagnosa medis : Gastritis
Alamat : Ds. Banjarsari Rt.02 Kec. Angsana
2) Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. Y
Umur : 29 Tahun
Jenis kelamin : P
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Suku Bangsa : Sunda
Hubungan dg Klien : Saudara
Alamat : Ds. Banjarsari Rt. 02 Kec. Angsana
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama
Nyeri di ulu hati dan perut sebelah kanan bawah.
2) Riwayat Penyakit Sekarang (PQRST)
Rasa nyeri pada ulu hati dan perut dirasakan pasien sejak tanggal 10 juli 2020
sekarang secara terus menerus dan berulang. Rasa nyeri menusuk terus
dirasakan pasien sampai pagi hari disertai rasa mual dan mau muntah.
Menurut pasien pada siang hari sebelumnya ia tidak sempat makan karena
sibuk bekerja hingga ia lupa makan. Rasa nyeri akan bertambah parah bila
pasien mengkonsumsi makanan seperti roti dan akan merasa nyaman kembali
bila diberi minum air putih hangat dan sambal . Pasien ia diberi promag pada
malam hari , tetapi tidak ada perubahan rasa nyeri malah menjalar kepinggang
.
3) Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengatakan bahwa pasien sering mengalami sakit di bagian perut
setiap pasien terlambat makan.
4) Riwayat Penyakit Keluarga
Dikeluarga pasien mengatakan ada menderita yang sama seperti diderita
pasien.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
TTV : TD : 120/80
N : 79x/mnt
S : 36,3oC
R : 22x/mnt
1) Kepala
Bentuk : Simetris
Warna : Putih
Tekstur : Halus
Penyebaran :
Keadaan :
Nyeri tekan : -
Benjolan : -
Kebersihan : Tidak ada ketombe dan tidak ada bekas luka
dikepala.
2) Mata
Kesimetrisan : Kanan dan Kiri
Sclera : Ikteris
Konjunctiva : Anemis
Sekret : -
Bengkak : -
Benjolan : -
Lesi : -
Nyeri tekanan : -
Fungsi 0penglihatan : Normal dapat membedakan warna, dapat melihat
dengan jelas dalam jarak + 6 m
Reflek pupil : +
Kebersihan : Mata bersih tidak ada kotoran.
3) Telinga
Kesimetrisan : Simetris
Warna : Coklat
Sekret : -
Bengkak : -
Benjolan : -
Lesi : -
Nyeri tekanan : -
Fungsi Pendengaran : Normal kanan dan kiri tidak ada sumbatan.
4) Hidung
Kesimetrisan : Simetris
Sekret : -
Bengkak : -
Benjolan : -
Lesi : -
Nyeri tekanan : -
Fungsi Penciuman : Normal tidak terdapat secret atau gangguan pada
penciuman nya.
Kebersihan : Bersih tidak kotoran atau secret.
5) Mulut
Bibir
Kesimetrisan : Simetris
6) Leher
Bentuk : Simetris
JVP : -
Thyroid : Tidak ada pembengkakan
Bengkak : -
Benjolan : -
Lesi : -
Nyeri tekanan : -
Kebersihan : Bersih tidak ada luka pada leher
7) Dada
Bentuk : Simetris
Bunyi jantung :
Bunyi Paru :
Frekuensi napas : 24x/menit
Frekuensi jantung :
Otot-otot bantuan pernapasan :
Bengkak : -
Sekret : -
Kebersihan : Bersih tidak ada kotoran.
Benjolan : -
Lesi : -
Nyeri tekanan :
Perkusi jantung dan paru-paru :
Kebersihan :
8) Abdomen
Bentuk : Simetris
Tekstur : mulus
Bengkak :-
Benjolan :-
Lesi :-
Nyeri tekanan : Terdapat nyeri tekan di ulu hati
Bising Usus : 8x/menit
Distensi abdomen :-
Bunyi perkusi lambung : -
Kebersihan :-
9) Ekstremitas
Bentuk : Tangan dan kaki simetris
Warna : Sawo
Tekstur :-
Kelembaban : Teraba hangat
Turgor : >3detik
Bengkak :-
Benjolan :-
Lesi :-
Nyeri tekanan :-
Jumlah : Kaki dan tangan lengkap jumlah jari juga lengkap
Kekutan otot :-
Kebersihan : Bersih
a. Genetalia : Jenis kelamin perempuan, merarche usia 13thn, pola menstruasi
teratur.
b. Pola Aktivitas Sehari-Hari
No Jenis Pengkajian Di Rumah
1 Pola Nutrisi b. Makan terkadang 3x
a. Makan sehari dan 2x sehari
Frekuensi dengan menu bervariasi
Jenis terdiri lauk dan pauk
Porsi cara
Keluhan c. Minum air putih antara
b. Minum 5-7 gelas perhari, suka
Frekuensi minum air the hangat
Jenis Cara apalagi dipagi hari
Keluhan
2 Pola Eliminasi a. BAB 1x sehari,
a. BAB biasanya disore hari
Frekuensi dengan warna coklat
Konsistensi gelap dan berbau, tidak
Warna bau ada keluhan dalam
Cara eliminasi BAB
Keluhan b. BAK 6-7x sehari
b. BAK dengan warna
Frekuensi terkadang kekuningan,
Konsistensi tidak ada keluhan
Warna bau dalam eliminasi BAK
Keluhan
3 Pola istirahat tidur a. Istirahat malam sekitar
a. Malam 8 jam dimulai tidur
b. Siang malam jam 22.00 –
06.00 pagi
b. Istirahat siang jarang
karena kesibukan
dalam bekerja.
4 Personal hygine Pola mandi 2x sehari,
Mandi gosok gigi 2x sehari setelah
Gososk gigi mandi dan biasanya setelah
Ganti pakaian makan ganti pakaian 2x
Keluhan sehari. Tidak ada keluhan
dalam personal hygine
c. Data Psikologis, Sosial Dan Spiritual
1) Data Sosial
Saat mulai terjadi keluhan pasien selalu ditemani oleh sang kakak dan
sangat berpartisipasi terhadap penyakitnya.
2) Data Spiritual
Pasien beragama islam dan pasien percaya bahwa penyakitnya dapat
disembuhkan, setelah berobat ke puskesmas atas izin dari Tuhan YME
d. Data Penunjang
2) Pemeriksaan Laboratorium
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Hb P = 12,0 – 14,0 , L = 13,0 – 16,0 g/dL
Leukosit 5,0 – 10,0
LED P < 15 , L < 10
Trombosit 150 – 400
Hematokrit P = 40 – 50, L = 45 – 55
Kadar gula puasa 70 – 130 mg/dL
Ureum 6 – 20 mg/dL
Creatitin 0,17 – 1,5 mg/dL
SGOT /Asat 0 – 50 u/l
SGPT/Asat 0 – 50 u/l
3) Therapi
 Antasida tab 3 x 1 tab.
 B 6 tab 3 x 1 tab
 B Comp 3 x 1 tab.
 Paracetamol 3 x 1 tab
3.2 Analisa Data
No Symptom Etiologi Problem
1 Data subjektif : Iritasi Nyeri
- Pasien mengatakan adanya rasa mukosa
sakit pada bagian ulu hati gaster
sebelah kanan bawah.

Data objektif :
- Peristaltic usus meningkat
- Keadaan umum pasien tampak
lemah
2 Data subjektif: Intake yang Nutrisi
- Pasien mengatakan tidak ada tidak adekuat kurang dari
nafsu makan karena rasa mual kebutuhan
tubuh
Data objektif:
- Kelembaban kulit tampak
kering, mukosa bibir tampak
kering, K.U lemah
- Konjungtiva dan membram
mukosa pucat
3 Data subjektif: Kurang Cemas
- Pasien mengatakan pengetahuan
kekhawatirannya terhadap tentang
penyakitnya penyakitnya
Data objektif:
- Raut muka pasien terlihat
cemas dan gelisah

3.3 Diagnosa Keperawatan


1. Ketidak efektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan penumpukan secret.
2. Cemas berhubungan dengan ketidaktahuan pasien tentang penyakitnya ditandai
dengan raut muka tegang
1.2. Rencana Keperawatan

Nama : Ny. S No.CM : -


Umur : 20 Tahun DX : -
Jenis Kelamin : P Ruang : -

DX Perencanaan Implementasi
No
Keperawatan Tujuan Intervensi Rasionalisasi
1 Gangguan rasa Jangka 1. Puasakan 1. Mengurangi 1. Memberitahukan
nyaman nyeri pendek pasien pada 6 inflamasi pada kepada pasien
berhubungan pasien jam pertama usus untuk melakukan
dengan iritasi menyatakan persiapan puasa
mukosa gaster rasa nyeri pada 6 jam
karena pening- berkurang/h pertama.
katan asam ilang.
2. Identifikasi 2. Makanan 2. Mengidentifikasi
lambung Jangka
dan batasi khusus yang dan membatasi
ditandai dengan: Panjang
makanan yang menyebabkan makanan yang
- Pasien tidak terjadi
dapat distress dapat
mengatakan iritasi
menimbulkan bermacam – menimbulkan
mual dan berulang
ketidaknyama macam antar ketidak
muntah 1x
nan individu nyamanan.
- Peningkatan
3. Berikan 3. Mkanan 3. Menganjurkan
peristaltic
makanan mempunyai untuk makan
usus
sedikit tetapi efek penetralisir sedikit tapi
- Ku pasien
sering sesuai asam, juga sering sesuai
Nampak
indikasi pasien menghancurkan indikasi.
lemah
kandungan
gaster.
4. Therapi jenis 4. HE kepada
4. Berikan pasien
antasida dapat pasien mengenai
informasi
menurunkan therafi yang
tentang
keasaman gaster diberikan dan
therapy yang
indikasi dari
diberikan
pemberian obat -
indikasi dari
antasida obatan

2 Nutrisi kurang Jangka 1. Anjurkan 1. Menenangkan 1. Menyaran untuk


dari kebutuhan pendek istirahat peristaltik dan istirahat sebelum
tubuh Rasa mual sebelum meningkatkan makan.
berhubungan dapat makan.. energi untuk
dengan intake teratasi makan.
yang tidak 2. Dorong tirah 2. Menurunkan 2. Menyarankan
adekuat, Jangka baring dan kebutuhan tirah baring dan
ditandai dengan panjang pembatasan metabolik membatasi gerak
mukosa bibir Pasien aktivitas untuk selama fase akut.
dan kelembaban mampu selama fase mencegah
kulit kering menunjukan sakit akut. penurunan
BB stabil & kalori &
bebas tanda simpanan
malnutrisi energi. 3. Memberi
3. Dorong
3. Keragu-raguan penjelasan
pasien untuk
untuk makan tentang
menyatakan
mungkin pentingnya
perasaan
diakibatkan makanan
terhadap
oleh takut sehingga tidak
masalah
makan akan terjadi keragu –
tentang
menyebabkan raguan terhadap
makan.
eksaserbasi makanan yang
gejala. dapat
menyebabkan
eksaserbarsi
gejala.

3 Cemas Jangka 1. observasi 1. Dapat menjadi 1. Memantau


berhubungan pendek respon indikasi derajat respon fisiologis
dengan Pasien fisiologis, ancietas yang untuk mengindari
ketidaktahuan dapat misalnya dialami pasien. terjadi masalah.
pasien tentang mendiskusi takipnoe,
penyakitnya kan palpitasi,
ditandai dengan permasalaha pusing.
raut muka n yang 2. Catat 2. Indikator 2. Membuat catatan
tegang dihadapinya petunjuk derajat ancietas. perilaku seperti
. perilaku gelisah, mudah
seperti marah
Jangka gelisah, danmmudah
panjang mudah tersinggung.
Pasien marah,
dapat tersinggung 3. Membuat 3. Menciptakan
memecahka 3. Ciptakan hubungan hubungan saling
n masalah hubungan terapiutik, percaya dengan
dengan saling membantu sering melakukan
menggunak percaya klien menerima komunikasi yang
an sumber perasaan dan terafiutik.
yang menurunkan
efektif. ancietas yang
tidak perlu
tentang
ketidaktahuan.
4. Cara relaksasi
4. Membantu
dapat
pasien
4. Bimbing membantu
melakukan
tehnik menurunkan
latihan nafas
relaksasi takut dan
dalam.
latihan nafas ancietas.
dalam.
1.3. Catatan Perkembangan
Nama : Ny. S
Umur : 20 Thn
Jenis Kelamin :P

No Tanggal DP Catatan Perkembangan Pelaksana


1. Rabu, 13 Juli No 1 S : Pasien mengatakan rasa
nyeri pada ulu hati tidak
2020
terasa lagi.

O : Pasien mampu beraktifitas


seperti biasa tanpa ada
keluhan lagi.

A :Tidak terjadi iritasi


berlanjut.

P : Intervensi dihentikan

2. Rabu, 13 Juli No 2 S : Pasien mengatakan rasa


2020
mual sudah tidak terasa lagi.

O : BB dalam keadaan stabil


yaitu 49 kg.

A : Masalah teratasi.

P : Pertahankan keadaan
umum.
3. Rabu, 13 Juli No 3 S : Pasien menyatakan
2020
pemahamannya tentang

penyakit gastritis dan

pencegahannya.

O : Pasien mampu

mendiskusikan kembali

tentang gastritis.

A : Masalah dapat teratasi.


BAB IV

PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kebutuhan cairan elektrolit merupakan suatu proses dinamik karena metabolisme
tubuh merupakan perubahanan yang tetap dalam respon terhadap stressor fisiologis dan
lingkungan . ginjal merupakan organ yangbpaling berperan sebagai pengontrol volume
cairan ekstra sel dengan mempertahankan keseimbangan cairan dan mengontrol
osmotralitas ekstra sel dengan mempertahankan keseimbangan cairan.
4.2. Saran
Sebaiknya mahasiswa/i mampu mempelajari dan memahami tentang Asuhan
Keperawatan terkait Kebutuhan Dasar Manusia. Berdasarkan Nanda NOC dan NIC
Pada Berbagai Asuhan Keperawatan akan membuat kita menjadi lebih mengerti
pengertiannya secara mendalam. Kita akan mengetahui bagaimana seharusnya seorang
perawat memberi pelayanan kesehatan dengan baik bagi kesembuhan kliennya. Kita
juga akan memahami bagaimana melakukan pendokumentasian dalam keperawatan
yang kita berikan ini terhadap diri kita maupun pasien, semoga dengan pembuatan
laporan ini dapat bermanfaat yang akan menjadi informasi untuk kehidupan kita sehari-
hari.
DAFTAR PUSTAKA

Putri S. (2015). Definisi Cairan Elektrolit . (https://google.scholar). Diakses pada tanggal 13


Juli 2020.
N Saniatul Ilmi. (2019). Fungsi Cairan Elektrolit. (https://google.scholar). Diakses tanggal
13 Juli 2020.
Nanda NIC NOC (2018-2020). Nursing Outcomes Classification dan Nursing Intervensions
Classification:Editor MocoMedia.
Rismawati Y. (2016). Fisiologi dan Gangguan Keseimbangan Cairan Elektrolit.
(https://google.scholar). Diakses tanggal 13 Juli 2020.

Anda mungkin juga menyukai